PENATALAKSANAAN
Penatalaksa Penatalaksanaan naan pada CKD bersifat bersifat konservati konservatif. f. Penatalaksa Penatalaksanaan naan ini lebih bermanfaat bila bila penurun penurunan an fungsi fungsi ginjal ginjal masih masih ringan. ringan. Pengoba Pengobatan tan konserv konservati atiff ini terdir terdirii dari dari 3 strategi, yaitu : 1. Memper Memperlam lambat bat laju laju penuru penurunan nan fungs fungsii ginjal ginjal a. Pengobatan Pengobatan hiperte hipertensi. nsi. Target Target penurunan penurunan tekanan tekanan darah darah yang dianjurkan dianjurkan < 140/90 mmHg. b. Pemb Pembat atas asan an asup asupan an prot protei ein, n, bertu bertuju juan an untu untuk k mengu mengura rangi ngi hipe hiperf rfil iltr tras asii glomerulus dengan demikian diharapkan progresifitas akan diperlambat. c. Retriksi Retriksi fosfor, fosfor, untuk untuk mencegah mencegah hiperpar hiperparatiro atirodism dismee sekunder sekunder d. Meng Mengur uran angi gi prot protei einu nuri ria. a. Terd Terdap apat at kore korela lasi si anta antara ra prot protei einu nuri riaa dan dan penur penurunan unan fungsi fungsi ginjal ginjal teruta terutama ma pada glomer glomerulo ulonef nefrit ritis is kronik kronik dan diabetes. Dalam hal ini ACE inhibitor biasanya digunakan. e. Mengendalika Mengendalikan n hiperlipi hiperlipidemia. demia. Telah Telah terbukt terbuktii bahwa hiperlipid hiperlipidemia emia yang yang tida tidak k terk terken enda dali li dapa dapatt meme memepe perc rcep epat at prog progre resi sifi fita tass gaga gagall ginj ginjal al.. Pengobatan meliputi diet dan olahraga. Pada peningkatan yang berlebihan diberikan obat-obat penurun lemak darah. 2. Menceg Mencegah ah kerusa kerusakan kan ginj ginjal al lebih lebih lanj lanjut ut a. Pence Pencega gaha han n kekur kekuran anga gan n caira cairan n Dehidrasi dan kehilangan elektrolit dapat menyebabkan gangguan prerenal yang masih dapat dapat diperbaiki. diperbaiki. Oleh sebab itu perlu ditanyakan ditanyakan mengenai mengenai keseimbangna keseimbangnan n cairan cairan ( muntah, keringat, keringat, diare, asupan cairan seharihari), hari), penggunaanobat penggunaanobat (diuretik, (diuretik, manitol, manitol, fenasetin) fenasetin),, dan penyakit penyakit lain (DM, kelaian gastrointestinal, ginjal polikistik) b. Sepsis Sepsis dapat disebabkan berbagai macam infeksi, terutama infeksi saluran kemih. kemih. Penatalaks Penatalaksanaan anaan ditujukan ditujukan untuk mengkoreksi mengkoreksi kelainan kelainan urologi urologi dan antibiotik yg telah terpilih untuk mengobati infeksi. c. Hipert Hipertens ensii yang yang tidak tidak terkend terkendali ali Tekanan Tekanan darah darah umumny umumnyaa mening meningkat kat sesuai sesuai dengan dengan perbur perburuka ukan n fungsi fungsi ginjal. Kenaikan tekanan darah ini akan menurunkan fungsi ginjal. Akan tetapi penurunan tekanan darah yang berlebihan juga aka menyebabkan perfusi ginjal menurun. Obat yang dapat diberikan diberikan adalah furosemid, beta beta blocker, vasodilator, calsium antagonis dan alfa blocker. Golongan tiazid kura kurang ng berm berman anfa faat at.. Spir Spiron onol olak akto ton n tida tidak k dapa dapatt digu diguna naka kan n kare karena na meningkatkan kalium. d. Obat Obat-o -obat bat nefr nefrot otok oksi sik k Obat-obat aminoglikosida, OAINS, kontras radiologi, dan obat-obat yang dapat menyebabkan nefritis interstitialis harus dihindari. e. Kehamilan Kehamilan dapat memperburuk fungsi ginjal, hipertensim meningkatkan terjadinya eklamsia dan menyebabkan retardasi pertumbuhan intrauterine. 3. Pengel Pengelola olaan an uremi uremiaa dan komp komplik likasi asinya nya
a. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit Pasien dengan CKD sering mengalami peningkatan jumlah cairan ekstrasel karenan retensi cairan dan natrium. Peningkatan cairan intravaskular menyebabkan hipertensi, sementara ekspansi cairan ke interstitial menyebabkan edema. Hiponatremia sering juga dijumpai. Penatalaksanaan yang tepat meliputi retriksi asupan cairan dan natrium, dan pemberian terapi diuretik. Asupan cairan dibatasi < 1 liter/hari, pada keadaan berat < 500ml/hari. Natrium diberikan <2-4 gr/hari, tergantung dari beratnya edema. Jenis diuretik yang menjadi pilihan adalah furosemid. Karena efek furosemid tergantung dari sekresi aktifnya di tubulus proksimal, pasien dengan CKD umumnya membutuhkan dosis yang tinggi (300-500 mg), namun hati-hati terhadap efek sampinya. Apabila tindakan ini tidak membantu harus dilakukan dialisis. b. Asidosis metabolik Penurunan kemampuan sekresi acid load pada CKD menyebabkan terjadinya asidosis metabolik, umumnya bila GFR < 25 ml/mnt. Diet rendah protein 0.6 gr/hr dapat membantu mengurangi asidosis. Bila bikarbonat turun sampai < 15-17 mEq/L harus diberikan stubtitusi alkali. c. Hiperkalemia Hiperkalemia dapat menyebabkan aritmia kordis yang fatal. Untuk mengatasi ini, dapat diberikan : Kalsium glukonas 10% 10 ml dalam 10 menit IV Bikarbonas natrikus 50-150 IV dalam 15-30 menit Insulin dan glukosa 6U insulin dan glukosa 50g dalam waktu 1 jam Kayexalate (resin pengikat kalium) 25-50 gr oral atau rektal Bila hiperkalemia tidak dapat diatasi, maka sudah merupakan indikasi untuk dialisis d. Diet rendah protein Diet rendah protein dianggap akan mengurangi akumulasi hasil akhir metabolisme protein yaitu ureum dan toksik uremik lainya. Selain itu telah terbukti bahwa diet tinggi protein akan mempercepat timbulnya glomerulosklerosis sebagai akibat meningkatnya beban kerja glomerulus dan fibrosis interstitial.kebutuhan kalori harus dipenuhi supaya tidak terjadi pemecahan protein dan merangsang pengeluaran insulin. Kalori yang diberikan adalah sekitar 35 kal/kgBB, protein 0.6gr/ kgBB/ hari dengan nilai biologis tinggi (40% as.amino esensial). e. Anemia Penyebab utama anemia pada CKD adalah terjadinya defisiensi eritropoeitin. Penyebab lainya adalah perdarahan gastrointestinal, umur eritrosit yang pendek, serta adanya fakotr yang menghambat eritropoiesis (toksin uremia), malnutrisi dan defisiensi besi. Transfusi darah hanya diberikan bila perlu dan apabila trasnfusi tersebut dapat memperbaiki keadaan klinis secara nyata.Terapi terbaik apabila Hb <8 g% adalah pemberian eritropoietin, tetapi pengobatan ini masih terbatas karena mahal. f. Kalsium dan fosfor
Terdapat 3 mekanisme yang saling berhubngan yaitu hipokalsemia dengan hipoparatiroid sekunder, retensi fosfor oleh ginjal, gangguan pembentukan 1,25 dihidroksikalsiferol metabolit aktif vitamin D. Pada keadaan ini dengan GFR < 30 mL/mnt diperlukan pemberian fosfor seperti kalsium bikarbonat atau kalsium asetat yang diberikan pada saat makan. Pemberian vitamin D juga perlu diberikan untuk meningkatkan absorbsi calcium di usus. g. Hiperurisemia Alopurinol sebaiknya diberikan 100-300 mg, apabila kadar asam urat > 10 mg/dl atau apabila terdapat riwayat gout. Inisiasi dialisis
Penatalaksanaan konservatif dihentikan bila pasien sudah memerlukan dialisi tetap atau transplantasi. Pada tahap ini biasanya GFR sekitar 5-10 ml/mnt. Dialisis juga diiperlukan bila : Asidosis metabolik yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan • Hiperkalemia yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan • Overload cairan (edema paru) • Ensefalopati uremic, penurunan kesadaran • Efusi perikardial • Sindrom uremia ( mual,muntah, anoreksia, neuropati) yang memburuk. •