I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Penanganan pasca panen padi merupaka rupakan n upaya upaya sanga sangatt st strat rategi egis s dalam dalam rang rangka ka mend menduk uku ung peni pening ngka kata tan n proproduks duksii padi padi.. Kons Konstr trib ibus usii pena penang ngan anan an pasca panen terhadap dap peningkatan produksi padi dapat tercermin dari pen penurun urunan an kehi kehila lang ngan an hasi hasill dan dan ter tercapai painya mutu gabah/ beras sesuai persyaratan mutu. Dal Dalam pen penanga angan nan pas pasca pan panen padi padi,, sal alah ah sat atu u per permas masal alah ahan an yang ang sering dihadapi adalah masih kurangnya kesadaran dan pemahaman petani terhadap penanganan pasca panen yang baik sehingga mengakibatka tkan masi masih h ting tinggi giny nya a kehi kehila lang ngan an hasi hasill dan dan rendah rendahnya nya mutu mutu gabah/ gabah/ber beras. as. Untuk Untuk mengatasi masalah ini maka perlu dilakukan pen penanganan pasca panen yang yang dida didasa sark rkan an pada pada prin prins sip-p ip-pri rins nsip ip Good Good Hand Handli ling ng Prac Practi tice ces s (GHP (GHP)) agar agar dapa dapatt menek enekan an kehi kehila lang ngan an hasi hasill dan dan memp memper erta taha hank nkan an mutu mutu hasi hasill gaba gabah h/ beras. Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
1
Sehu ehubungan ngan dengan ngan hal hal di ata tas s, dal dalam rangk angka a memb emberi erikan pan panduan duan pen penanga angan nan pas pasca pan panen yang ang bai baik kepada petani dan pelaku pasca panen lainnya telah disusun pedoman penanganan pasca panen yang didasarkan pada pada prin prinsi sip-p p-pri rins nsip ip Goo ood d Hand Handlling Practices (GHP). Dengan adanya pedo pedoma man n ini ini diha dihara rapk pkan an peta petani ni dapa dapatt mela melaku kuka kan n pena penang ngan anan an pas pasca pane panen n padi sesuai prinsip-prinsip GHP sehing hingga ga mampu ampu meng mengha hasi silk lkan an gaba gabah h/ beras yang memenuhi persyaratan mutu dan kemanan pangan. B.
Tujuan
Pedoman ini disusun dengan tujuan untuk tuk member mberiikan pan panduan duan kepad epada a par para peta petan ni dan dan pel pelaku aku pas pasca pan panen lainnya agar dapat melakukan cara-cara pen penanga angan nan pas pasca pan panen padi padi yang ang berd berdas asar arka kan n prin prinsi sipp-pr prin insi sip p Good Hand Handli ling ng Prac Practi tice ces s (GH (GHP) sehing hingga ga petani dapat : 1)
Menekan tingkat kehilangan hasil padi.
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
2
2)
Memproduk Memproduksi si gabah/bera gabah/beras s persyaratan mutu (SNI).
C.
Ruang Lingkup
sesuai sesuai
Penanganan pasca panen padi merupa rupaka kan n kegi kegiat atan an se seja jak k padi padi dipa dipane nen n sampai mpai meng enghas hasilk ilkan prod produ uk antar ntara a (inte interm rmed edia iate te prod produc uct t ) yang siap dipasarkan. Dengan demikian, kegiatan penanganan pasca panen padi meliputi beberapa tahap kegiatan yaitu pemanenan, penumpukan dan pengumpulan, la n, pero peront ntok okan an,, pemb pember ersi siha han, n, peng peng-angk angkut utan an,, peng penger erin inga gan, n, peng pengem emas asan an dan penyimpanan, serta penggilingan. penggilingan. D. Pengertian
1)
Padi adalah tanaman yang bernama Oryzae sativa L.
2)
Gaba Gabah h adal adalah ah hasi hasill ta tana nama man n padi padi yang telah dilepas dari tangkainya dengan cara perontokkan, dikeringkan, dan dibersihkan.
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
3
3)
Gabah Kering Panen (GKP) adalah hasil tanaman padi yang telah dilepas dari tangkainya dengan cara peron-to -tokkan, dikeringkan, dan dibersihkan yang memiliki kadar air maksimum 25 %, butir hamp hampa/ a/ko koto tora ran n maks maksim imum um 10 %, butir kuning/rusak maksimum 3 %, butir hijau/mengapur maksimum 10 % dan butir merah maksimum 3 %.
4)
Gabah Gabah Kering Kering Gili Giling ng (GKG) (GKG) adalah adalah hasil tanaman padi yang telah dilepas dari tangkainya dengan cara peron-to -tokkan, dikeringkan, dan dibersihkan yang memiliki kadar air maksimum 14 %, butir hampa ampa/k /kot otor ora an mak maksimum mum 3 %, butir kuning/rusak maksimum 3 %, butir hijau/mengapur maksimum 5 % dan butir merah maksimum 3 %.
5)
Beras adalah hasil utama dari pros proses es pengg enggiilingan gan gaba gabah h has hasil tanaman padi yang seluruh lapisan sekamnya terkelupas atau sebagian lembaga dan katul telah dipisahkan.
6)
Pasca Panen adalah semua kegiatan mulai ulai dari dari pan panen sampa ampaii deng dengan an
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
4
menghasilkan produk setengah jadi (intermediate intermediate product ). ).
7)
Produk setengah jadi adalah produk yang yang tida tidak k meng mengal alam amii peru peruba baha han n sifat dan komposisi kimia.
II.
PROSES PENANGANAN PASCA PANEN PADI
Penanganan pasca panen padi meliputi beberapa tahap kegiatan yaitu pen penent entuan saa aatt pan panen, en, pema peman nena enan, penumpukan sementara sementara di d i lahan sawah, pengumpulan padi di tempat pero peront ntok okan an,, penun enunda daa an pero peron nto toka kan, n, pero peront ntok okan an,, peng penga angku ngkuta tan n gaba gabah h ke rumah petani, pengeringan gabah, penge pengemas masan an dan dan penyi penyimpa mpanan nan gabah, gabah, penggilingan, pengemasan dan penyimpanan beras.
A.
Penentuan Saat Panen
Penentu Pene ntuan an saat saat panen panen merup merupaka akan n taha ta hap p awal awal dari dari kegi kegiat atan an pena penang ngan anan an
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
5
pas pasca pan panen en padi padi.. Ketida tidakt ktep epat atan an dalam penentuan saat panen dapat meng mengak akib ibat atka kan n kehi kehila lang ngan an hasi hasill yang yang tinggi dan mutu gabah/beras yang rendah rendah.. Pe Penen nentua tuan n sa saat at panen panen dapat dapat dil dilakuk akukan an berda erdas sark arkan peng pengam amat ata an visual dan pengamatan teoritis. 1) Penga ngamata atan Visual Pengamatan visual dilakukan deng dengan an ca cara ra meli meliha hatt kena kenamp mpak akan an padi pada hamparan lahan sawah. Berda erdasa sark rkan an kena kenamp mpak akan an visu visual al,, umur umur pane panen n opti optima mall padi padi dica dicapa paii apabila 90 sampai 95 % butir gabah pada pada mal alai ai padi padi sudah dah ber berwar warna kuning atau kuning keemasan. Padi yang dipanen dipanen pada kondisi tersebut tersebut akan menghasilkan gabah berkuali kualitas tas baik baik se sehi hingg ngga a mengh menghasi asillkan rendemen giling yang tinggi. 2) Pengam ngama atan Teo Teoritis Pengam Peng amat atan an teor teoriitis tis dila dilaku kuka kan n deng dengan an meli meliha hatt desk deskri ripsi psi vari variet etas as padi dan mengukur kadar air dengan moisture moisture tester tester . Berdasarkan kan desk deskri rips psii vari variet etas as padi padi,, umur umur pane panen n padi padi yang yang tepa tepatt adal adalah ah 30 sampa ampaii 35 hari ari se settelah elah berb berbu unga nga Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
6
merata atau antara 135 sampai 145 hari hari setel setelah ah ta tanam nam.. Berda Be rdasar sarkan kan kadar air, umur panen optimum dicapai setelah kadar air gabah mencapai 22 – 23 % pada musim kemarau, dan antara 24 – 26 % pada musim penghujan (Dama (Damardj rdjati ati,, 1974; 1974; Damar Damardja djati ti et al , 1981).
B.
Pemanenan
Peman emanen enan an padi padi harus arus dil dilakuk akukan an pada umur panen yang tepat, men menggun gguna akan kan ala latt dan dan mesin pane panen n yang ang memen menuhi uhi pers ersyarat aratan an tek teknis nis, kese keseha hata tan, n, ekon ekonom omii dan dan ergo ergon nomis omis,, sert se rta a mene menera rapk pkan an si sist stem em pane panen n yang yang tepat. Ketidaktepatan dalam melakukan pemanenan pemanenan padi dapat mengakib mengakibatkan atkan kehilangan hasil yang tinggi dan mutu has asiil yan yang ren rendah dah. Pada ada taha tahap p ini ini, kehi kehila lang ngan an hasi hasill dapa dapatt menc mencap apai ai 9, 9,52 52 % apabila pemanen padi dilakukan secara tidak tepat. 1) Umur Panen Padi
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
7
Pemanenan padi harus dila dilaku kuka kan n pada pada umur umur pane panen n yang yang memenuhi persyarata tan n sebagai berikut : (a) 90 – 95 % gabah dari malai tampak kuning. (b) Malai berumur 30 – 35 hari setelah berbunga merata.
(c)
Kadar air gabah 22 – 26 % yang diukur dengan moisture tester . 2) Alat Padi
dan
Mesin
Pemanen
Pemane Pema nena nan n padi padi haru harus s meng meng-gunakan alat dan mesin yang memenuhi persyaratan teknis, kesehatan, ekon ono omis dan dan ergonomis. Alat dan mesin yang digu diguna nak kan untuk tuk mema meman nen padi padi harus sesuai dengan jenis varietas padi yang akan dipanen. Pada saat ini, alat dan mesin untuk memanen padi padi tela telah h berk berkem emba bang ng meng mengik ikut utii berkembangnya varietas baru yang dihasilkan. Alat pemanen padi telah berk berkem emba bang ng dari dari aniani-an anii menja enjadi di sabit biasa kemudian menjadi sabit Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
8
bergerigi dengan bahan baja yang sangat tajam dan terakhir telah diintroduksikan reaper , stripper dan stripper dan comb co mbin ine e harv harves este ter r . Berikut ini adalah cara-cara pemanen padi dengan menggunakan ani-ani, sabit biasa/bergerigi, reaper dan reaper dan stripper .
(a)
Cara Pemanenan Padi dengan Ani-ani. Ani-ani merupakan alat pane panen n padi padi yang yang terb terbua uatt dari dari bambu diameter 10 – 20 mm, panjang ± 10 cm dan pisau baja tebal 1,5 – 3 mm. Ani-ani dianjurkan digunakan untuk memo memoton tong g padi padi vari variet etas as lo loka kall yang berpostur ti tinggi. Pemane manena nan n padi padi deng dengan an aniani-an anii dilakukan dengan cara sebagai berikut : Tekan mata pisau pada malai padi yang akan dipotong.
o
o
Tempatkan malai diantara jar jarii telu telunj njuk uk dan dan jari jari mani manis s tangan kanan.
o
Deng Dengan an kedu kedua a jari jari ters terseb ebut ut tarik malai padi ke arah
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
9
pisau, sehingga potong. o
malai
ter-
Kumpulkan di tangan kiri atau atau masuk masukkan kan kedala kedalam m kekeranjang.
Gambar 1. Panen padi dengan ani-ani
Gambar 2. Alat Panen Ani-ani
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
10
(b)
Cara Pemanen Padi dengan Sabit Sabit merupakan alat panen manual untuk memotong padi secara cepat. Sabit terdiri 2 jenis yaitu sabit biasa dan sabi sa bitt ber berge geri rigi gi.. Sabi Sa bitt bia biasa sa// bergerigi pada umumnya digunakan untuk memotong padi varietas unggul baru yang berpostur pendek seperti IR-64 dan dan Cis Cisadan adane. e. Peng Pe nggu guna naan an sabit sabit berger bergerigi igi sa sanga ngatt dianju dianjurrkan karena dapat menekan kehi kehila lang ngan an hasi hasill se sebe besa sarr 3 % (Damardjati et al, 1989; Nugraha et al, 1990). Spes Spesiifik fikas asii sabit bit berge ergerrigi yaitu: Gagang terbuat dari kayu bulat diameter ± 2 cm dan panjang 15 cm. o
Mata pisau terbuat dari baja keras yang satu sisinya bergerigi antara 12 – 16 gerigi sepanjang 1 inci. o
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
11
Pemot Pem oton onga gan n padi padi deng dengan an sabi sa bitt dapa dapatt dila dilaku kuka kan n deng dengan an cara potong atas, potong tengah dan potong bawah ter tergan gantun tung cara ara pero peront ntok okan an.. Pemotongan dengan cara poto potong ng bawa bawah h dila dilaku kuk kan bil bila perontokan dengan cara diba dibant ntin ing/ g/di dige gebo bott at atau au mengmengguna gunaka kan n peda pedall thre thresh sher er.. Pe-Pe motongan dengan cara potong atas atau tengah dilakukan bila perontokan menggunakan pow power er thre thresh sher er . Berikut ini cara ca ra pane panen n padi padi deng dengan an sa sabi bitt biasa/bergerigi: Pegang rumpun padi yang akan dipotong dengan tang ta nga an kiri, ri, kira-k a-kira 1/3 bagian tinggi tanaman.
o
Tempatk Tempatkan an mata mata sabit sabit pada bagian batang bawah atau tengah atau atas tanam tanaman an (terga (tergantu ntung ng ca cara ra perontokan) dan tarik pisau tersebut dengan tangan kanan hingga jerami terputus. o
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
12
Gambar 3. Pemotongan padi dengan sabit
(c)
Cara Pemanenan Padi dengan Reaper Reap Reaper er meru merupa paka kan n mesi mesin n pemanen untuk memotong padi sangat sangat cepat. cepat. Prinsip Prinsip kerjanya kerjanya mirip dengan cara kerja orang panen menggunakan sabit. Mesin ini sewaktu bergerak maju akan menerjang dan memo memoto tong ng tega tegak kan ta tana nama man n dan menjatuhkan atau merobohkan tanaman ter tersebut kear kearah ah sa samp mpin ing g mesi mesin n reaper dan ada pula yang mengikat tanaman yang terpotong menjadi seperti berbentuk sapu lidi ukuran besar. Pada saat ini
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
13
terdapat 3 jenis tipe mesin reaper yaitu reaper 3 row, reaper 4 row dan reaper 5 row . Bagian komponen mesin reaper adalah sebagai berikut : o
Kera Kerang ngka ka utam utama a terd terdir irii dari dari pegangan kemudi yang terbuat dari pipa baja dengan diameter ± 32 mm, dilengkapi dengan tu a s kopl ko pliing, ng, tuas pen pengatu gaturr kecepa ce pata tan, n, tuas uas ko kopl plin ing g pisa pisau u pemo pemoto tong ng yang yang mer merupak upakan an kawat baja.
o
Unit transmisi tenaga merupakan rangkaian gigi tran transm smis isii yang yang terbu erbua at dari dari baja keras dengan jumlah gigi dan diameter bermacam-macam sesuai dengan ngan tena tenaga ga dan dan kece kecepa pata tan n putar yang diinginkan.
o
Unit pisau pemotong ter-letak dalam rangka pisau pemo pemoto tong ng yang yang terb terbua uatt dari dari pipa besi, besi strip, besi lembaran yang ukurannya bermacam-macam.
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
14
o
o
o
Pisau Pisa u pemo pemoto tong ng meru merupa paka kan n rangkaian mata pisau berbentuk segitiga yang panjangnya 120 cm. Unit roda dapat diganti-ganti anta antarra ro roda da karet aret dan dan roda oda besi/keranjang. Motor penggerak bensin 3 HP – 2200 RPM.
Penggunaan reaper dianju anjurk rkan an pada pada daer daerah ah-d -dae aera rah h yang kekurangan tenaga kerja dan dioperasikan di lahan dengan kondisi baik (tidak tergenang, tidak berlumpur dan tidak becek). Menurut hasil peneli penelitia tian, n, penggu penggunaa naan n reaper reaper dapat menekan kehilangan hasil sebesar 6,1 %. Berikut ini cara pengoperasian mesin reaper : reaper : o
Sebelum mengoperasikan mesin reaper , terlebih dahulu poto potong ng/p /pan ane en padi padi denga engan n sabit pada ke 4 sudut petakan sawah dengan ukuran ± 2 m x 2 m sebagai
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
15
temp tempat at reaper . o
o
o
ber berputa putarn rnya ya
mes mesin
Sebelu Sebe lum m mesi mesin n dihi dihidu dupk pkan an,, arahkan mesin pada tanaman padi yang akan dipanen. Pema Pe mane nena nan n dimu dimula laii dari dari si sisi si sebelah kanan petakan. Pemot emoto ongan ngan dil dilaku akukan sekaligus untuk 2 atau 4 baris tanaman dan akan terlempar satu tertumpuk di sebelah kanan mesin tersebut. Pemanenan dilakukan dengan cara berkeliling dan selesai di tengah petakan.
Gambar 4. Reaper Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
16
Gambar 5. Panen padi dengan reaper
(d)
Cara Pemanenan Reaper padi dengan Binder Reaper binder merupakan jenis mesin reaper untuk memotong padi dengan cepat dan mengikat tana ta nama man n yang ang ter terpot oton ong g menja menjadi di se seper perti ti berben berbentuk tuk sapu lidi ukuran besar. Bagian komponen mesin reaper binder adalah sebagai berikut : o
Kerangka utama yang terd terdiiri dar dari pegan eganga gan n
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
17
kemudi yang terbuat dari pipa baja dengan diameter ± 32 mm, dil dilengk engkap apii deng dengan an tuas tuas kopli kopling ng pisau pisau pemo-t pemo-ton ong g yang yang merup erupak akan an kawa kawatt baja terserot. o
o
o
Unit transmisi tenaga merupakan rangkaian gigi transmisi yang terb terbua uatt dari dari baja baja kera eras deng dengan an juml jumlah ah gigi gigi dan dan diameter bermacammacam sesuai dengan reduksi tenaga dan kecepatan putar yang diinginkan. Unit pisau pemotong merupakan rangkaian mata pisau mata pisau berb berben entu tuk k se segi giti tiga ga yang yang panjangnya antara 40-60 cm. Pisau pengikat terbuat dari besi plat baja, kawat baja, dan besi bulat yang ukurannya bermacammacam.
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
18
o
o
o
Unit pengikat ini dilengkapi dengan tali yang ang terbu erbuat at dari dari yute berbentuk gulungan. Unit Unit ro roda da dapa dapatt diga digant ntiigant gantii anta antara ra roda oda kare karett dan roda besi/keranjan b esi/keranjang. g. Motor peng Motor pengge gera rak k bens bensin in 3 HP – 2200 RPM.
Beriku Beri kutt ini ini ca cara ra peng peng-oper operas asiian mes esiin reaper binder : binder : o
o
Sebelum mengoperasikan mengoperasikan mesin pemanen, terlebih dahulu potong / panen padi padi denga engan n sa sabi bitt pada pada ke 4 sudut petakan sawah dengan ukuran ± 2 m x 2 m sebagai tempat berputarnya mesin stripper . Sebelu Sebe lum m mesi mesin n dihi dihidu duppkan, arahkan mesin pada tanaman padi yang akan dipanen. Pemanenan
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
19
dila dilaku kuka kan n mula mulaii dari dari si sisi si sebelah kanan petakan. o
o
Pemot oto ongan dilakukan sekaligus untuk 1 atau 2 baris baris ta tanam naman an sekali sekaligus gus dan akan ter terlempar ke sisi si si kana kanan n al alat at,, se sebe belu lum m terlempar, batang jerami yang sudah terpotong diik diikat at deng dengan an ta tali li peng peng-ikat ikat mela melalu luii meka mekani nism sme e pengikat pada mesin tersebut. Pemanenan dilakukan deng dengan an ca cara ra berk berkel elil ilin ing g dan selesai di tengah petakan.
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
20
Gambar 6. Panen padi dengan reaper binder 3) Sistem Panen Sistem panen harus dibuat berdasarkan perencanaan yang memenuhi persyarata tan n sebagai berikut :
(a)
Pemane Pema nena nan n dila dilaku kuka kan n deng dengan an sistem beregu/kelompok. beregu/kelompok.
(b)
Pemanenan dan perontokan dilakukan oleh kelompok pemanen.
(c) Jum Jumlah pemanen antara 5 – 7 orang yang dilengkapi dengan 1 unit unit pedal edal thre thresh sher er at atau au 15 – 20 orang yang dilengkapi 1 unit power thresher.
C.
Penumpukan dan Pengumpulan
Penumpukan dan pengumpulan meru merupa paka kan n ta taha hap p pena penang ngan anan an pasc pasca a panen panen se setel telah ah padi padi dipane dipanen. n. Ketid Ketidakaktepa tepata tan n dal dalam pen penump umpukan ukan dan dan pepengumpu ngumpulan lan padi padi dapat dapat menga mengakib kibatk atkan an
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
21
kehi ehilanga angan n has asiil yang yang cuku ukup ting tinggi gi.. Untu Untuk k mengh enghin inda dari ri at atau au meng enguran urangi gi terj terjad adin inya ya kehi kehila lang ngan an hasi hasill se seba baik ikny nya a pada waktu penumpukan dan pengangkutan padi menggunakan alas. Penggunaan alas dan wadah pada saat penump penumpuka ukan n dan penga pengangk ngkuta utan n dapat dapat menekan kehilangan hasil antara 0,94 – 2,36 %.
Gambar 7. Penumpukan dengan menggunakan alas
D. Perontokan
Perontokan merupakan tahap penanganan pasca panen setelah Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
22
pemotongan, penumpukan dan peng pengum um-p -pul ulan an padi padi.. Pada Pa da ta taha hap p ini ini,, kehil kehilang angan an hasil hasil akibat akibat ketida ketidakte ktepa patan tan dal dalam mel melakuk akukan an pero peron nto tok kan dapa dapatt mencapai lebih dari 5 %. Cara perontokan padi telah mengalami perkembangan dari cara digebot menja menjadi di mengg mengguna unakan kan pedal pedal thresher dan power dan power thresher . 1) Perontokan padi dengan cara digebot Gebotan merupakan alat perontok padi tradisionil yang mas asiih bany banyak ak digu digun nakan akan peta petani ni.. Bagian komponen alat gebotan terdiri dari: (a) (a) Rak Rak peron eronto tok k yang yang terb terbua uatt dari dari bambu/kayu dengan 4 kaki berdiri di atas tanah, dapat dipindah-pindah. (b) (b) Meja Meja rak rak pero peron nto tok k terb terbua uatt dari dari belahan bambu/kayu membujur atau at au meli melin nta tang ng deng dengan an jara jarak k renggang 1 – 2 cm. (c) Di bagian belakang, samping kan kanan dan dan kiri dibe diberri din dinding ding penutup dari tikar bambu,
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
23
pla plastik tik lemba mbaran ran ata tau u terpa erpall sedangkan bagian depan terbuka. Berikut ini cara perontokan padi dengan alat gebot : (a) (a) Mal Malai padi padi diam diambi bill sec ecu ukupny upnya a lalu la lu dipu dipuku kulk lkan an/d /dig igeb ebot ot pada pada meja rak perontok ± 5 kali dan hasil rontokannya akan jatuh di terpal yang ada di bawah meja rak perontok. (b) Hasil rontokan berupa gabah kemudian dikumpulkan.
Gambar 8. Perontokan padi dengan cara gebot
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
24
2) Perontokan padi dengan pedal thresher Pedal thresher merupakan alat pero peron nto tok k padi padi deng denga an ko kons nstr truk uksi si seder ederh hana ana dan dan dige digerrakan akan mengenggunakan te tenaga ma manusia. Kelebihan alat ini dibandingkan deng dengan an al alat at gebo gebott adal adalah ah mamp mampu u menghemat tenaga dan waktu, mudah diperasikan dan mengurangi kehilangan hasil, kapasitas kerja 75 – 100 kg per jam dan cukup dioperasi dioperasikan kan oleh 1 orang. orang. Bagian Bagian komp ko mpon onen en peda pedall thresher terdiri dari : (a) Kerangka utama terbuat dari kayu kaso atau pipa besi dengan ukuran kes keseluruh uruhan an unit ber bervari arias asii, biasanya 120 cm x 120 cm.
(b)
Silinder perontok ter terbuat uat dar dari lepen epenga gan n papa papan n berjajar berkeli-ling membentuk tuk silinder dengan diameter 36 – 38 cm dan lebar 42 – 45 cm. Di sisi kiri dan kanan ditutup dengan pipa bulat setebal 2 – 3 cm. Pada
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
25
lempengan papan tersebut ditancapkan gigi perontok yang terbuat dari kawat baja berbentuk huruf V terbalik. Ukuran lempengan kayu, tebal 10 – 15 mm, lebar 90 mm dengan jarak antar lempengan 15 mm. Tinggi perontok ± 50 mm dengan lebar kaki-ka -kaki sebe se besa sarr 25 mm denga engan n jara jarak k antar gigi 40 mm. Jumlah gigi perontok pada satu lempengan 10 buah dan jumlah lempengan papan 12 buah. Cara pemasa pemasang ng-an -an gigi gigi peron perontok tok 20 mm diberi bantalan ball bearing yang posisinya duduk pada rangka utama. (c) Unit transmisi tenaga melalui rantai sepeda dan spoc spocke kett yang yang prin prinsi sip p kerj kerjan anya ya sama seperti mesin jahit. (d) Tutup penahan gabah terb terbua uatt dari dari lemb lembar aran an plas plasti tik k atau terpal dengan ukuran > 0 cm x 40 cm x 35 cm. Bagian ini dapat dilepas dari kerangka utama.
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
26
Penggunaan pedal thresher dalam dalam peron perontok tokan an dapat dapat menek menekan an kehilangan hasil padi sekitar 2,5 %. Beri erikut ini cara ara pero ron nto tok kan padi padi dengan pedal thresher : (a)
Pedal perontok diinjak dengan kaki naik turun.
(b)
Putaran po poros pe pemutar memutar silinder perontok.
(c)
Putaran silinder peronto tok k yang memiliki gigi perontok dimanfaatkan dengan memukul gabah yang menempel pada jerami sampai rontok.
(d)
Arah putaran perontok berlawanan dengan posisi operator (men-jauh dari operator).
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
27
Gambar 9. Perontokan padi dengan pedal thresher
3) Perontokan padi dengan power thresher Power thresher merupakan mesin perontok yang menggunakan sumbe umberr tena tenaga ga pengg engger erak ak enji enjin. n. Kelebihan mesin perontok ini dibandingkan dengan alat perontok lainnya adalah kapasitas kerja lebih besar dan efisiensi kerja lebih ting tinggi gi.. Bagi Ba gian an ko komp mpon onen en power thresher terdiri thresher terdiri dari: (a)
Kerangka utama terb terbua uatt dari dari bes besi si siku ku,, uk. uk. 40
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
28
mm x 40 mm x 4 mm dan plat lembaran baja lunak tebal 1 – 3 mm, merupakan kedudukan komponen lainnya. (b)
Silinder perontok terbu terbuat at dari dari besi besi strip trip deng dengan an dia diamet meter ber berjaj jajar ber berkeli eliling ing membentuk tuk silinder dengan diameter 30 – 40 cm dan lebar 40 – 60 cm. Di sisi kiri dan kanan ditutup dengan lembaran bulat tebal 2 – 3 mm. Pada besi stri st rip p yang yang meli melint ntan ang g ters terseb ebut ut terp terpas asan ang g gigi gigi pero peron nto tok k yang yang terbuat dari besi as baja 10 mm, panjang 50 – 60 mm diperkuat dengan mur. Jumlah gigi perontok 30 – 88 buah. Dia Diameter poros per peronto tok k 25 mm, mm, pada pada ked kedua ujun ujung g por oros os diberi bantalan ball bearing yang posisinya duduk pada kerangka utama.
(c)
Dalam ruang silinder terdapat sirip pembawa, saringan peronto tok k dan pelat pendorong jerami. Sirip pembawa terletak di bagian atas silinder perontok, terletak
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
29
menempel pada tutup atas perontok. Sirip ini mengarah ke pintu pengeluaran jerami di sebelah belakang mesin perontok. Terbuat dari plat lemba embara ran n deng dengan an teba teball 1 – 2 mm. Jaringan perontok terletak di sebelah bawah silinder pero peron nto tok k, ter terbuat dar dari kawa awat baja atau besi baja 0,6 – 8 mm bersusun menjajar, membentuk membentuk setengah lingkar-an, jarak antar besi baja adalah 18 – 20 mm dan jarak antara ujung gigi perontok dan jaringan minimal 15 mm. Pelat pendorong jerami terpasang pada silinder pero peron nto tok k yang yang ta tak k terp terpas asan ang g gigi perontok. Bagian ini terbuat dari besi plat tebal 2 – 3 mm denngan ukuran 15 – 15 mm. (d)
Ayakan terletak di sebelah bawah saringan pero peron nto tok k, ukura kuran n ayak ayakan an 45 mm x 390 mm, terbuat dari plat lembaran tebal 1,5 – 2 mm. Ayakan terdiri dari 2 tingkat. Bagian atas berlubanglubang dengan ukuran 13 mm x
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
30
13 mm dan bagian bawah rata. Ayakan ini bergerak maju mundur dan naik turun melalui sitem as nocken. (e)
Kipas angin terbuat dari plastik dengan jumlah daun kipas 5 – 7 buah.
(f)
Unit transmisi tenaga tenaga,, melalu melaluii puller dan V belt dari motor penggerak sili si lind nder er pero peront ntok ok,, kipa kipas s angi angin n dan gerakan ayakan type V belt yang digunakan adalah tipe B. Putaran silinder perontok untuk merontokan padi adalah 500 – 600 RPM.
Penggunaan po power wer thr thresher her dalam dalam peron perontok tokan an dapat dapat menek menekan an kehilangan hasil padi sekitar 3 %. Beri erikut ini cara ara pero ron nto tok kan padi padi dengan power dengan power thresher : thresher : (a)
Pemotongan tangkai pendek disarankan untuk merontok dengan mesin perontok tipe “throw in” dimana semua bagian yang akan dirontok masuk ke dalam ruang perontok.
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
31
(b)
Pemotongan tangkai panjang disarankan untuk merontok secara manual denngan alat atau mesin yang mempunyai tipe “Hold on” dimana tangki jerami dipegang, hanya bagian ujung padi yang ada butirannya ditekankan kepada alat perontok.
(c)
Setelah mesin dihidupkan, atur putaran silinder perontok sesuai dengan yang diinginkan untuk merontok padi
(d)
Putaran silinder perontok akan mengisap jerami padi yang di-masukkan dari pintu pemasuk-kan. pemasuk-kan.
(e)
Jerami akan berputarputar di dalam ruang perontok, tergesek terpukul dan terbawa oleh gigi perontok dan sirip pembwa menuju pintu pengeluaran jerami.
(f)
Butiran padi yang rontok dari jerami akan jatuh melalui saringan perontok, sedang
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
32
jerami akan terdorong oleh plat pendorong ke pintu pengeluaran jerami. (g)
Butiran pa p adi, po p otongan jer jeram amii dan dan ko koto tora ran n yang yang lo lolo los s dari saringan perontok akan jatuh ke ayakan dengan bergoyang dan juga terhembus oleh kipas angin.
(h)
Butiran hampa atau benda-benda ringan lainnya akan akan tert tertiu iup p terb terbua uang ng mela melalu luii pintu pengeluaran kotoran ringan.
(i)
Benda yang lebih besar dari butiran padi akan terpisah melalui ayakan yang berlubang, sedangkan butir padi akan jatuh dan tertampung pada pintu pengeluaran padi bernas.
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
33
Gambar 10. Perontokan padi dengan power thresher
E.
Pengeringan
Pengeringan merupakan pros ose es penurunan kadar air gabah sampai menc mencap apai ai nila nilaii tert terten entu tu se sehi hing ngga ga si siap ap untuk untuk diolah diolah/di /digil giling ing atau atau aman aman untuk untuk disimpan dalam waktu yang lama. Kehilang Kehilangan an hasil hasil akibat akibat ketidakt ketidaktepatan epatan dala dalam m mela melaku kuka kan n pros proses es peng penger erin inga gan n dapat mencapai mencapai 2,13 %. Pada saat ini cara pengeringan padi telah berkembang dari cara penjemuran menjadi pengering buatan. Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
34
1) Pengeringan Padi dengan Cara Penjemuran Penjemur Penjemuran an merupakan merupakan proses proses peng penger erin inga gan n gaba gabah h basa basah h deng dengan an memanfaatkan panas sinar matahari. Untuk mencegah bercampur bercampurnya nya kotoran, kotoran, kehilanga kehilangan n buti butira ran n gaba gabah, h, mem memudah udahka kan n pengumpulan gabah dan menghasi hasilk lkan an penye enyeba bara ran n pana panas s yang yang mera merata ta,, maka maka penj penje emura muran n haru harus s dil dilaku akukan kan denga engan n menggun ggunak aka an alas. Penggunaan al alas un untuk penjemuran telah berkembang dari anyaman bambu kemudian menjadi lembaran plastik/terpal dan terakhir lantai dari semen/beton. Berikut ini cara penjemuran gabah basah. (a)
Cara penjemuran dengan lantai jemur Dari berbagai alas pen jem jemur uran an terse ersebu but, t, la lant ntai ai dari dari semen merupakan alas penjemuran terbaik. Permukaan lantai dapat dibuat rata atau berg bergel elom omba bang ng.. Lant La ntai ai jemu jemurr rata pembuatannya lebih mudah dan murah, namun
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
35
tidak dapat mengalirkan air huja hujan n sec ecar ara a cepat pat bahk bahkan an adakalanya menyebabkan genangan air yang dapat meru merus sakka akkan n gaba gabah. h. Lan La nta taii jem jemur ur berg bergel elom omba bang ng lebi lebih h didianjurk anjurkan, an, karena karena dapat dapat mengmengalir al irka kan n si sisa sa ai airr hujan ujan deng dengan an cepat. Berikut iin ni c ca ara penjemuran dengan lantai jemur : Jemur gabah di atas lantai jemur dengan ketebalan 5 cm – 7 cm untuk musim kemarau dan 1 cm – 5 cm untuk musim penghujan. o
Lakukan pembalikan setiap 1 – 2 jam atau 4 – 6 kal kali dal dalam sehar eharii den dengan gan meng menggu gun nakan akan garu garuk k dari dari kayu. o
Waktu penjemuran : pagi jam 08.00 – jam 11.0 11.00, 0, si sian ang g jam jam 14.0 14.00 0 – 17.0 17.00 0 dan dan temp temper erin ing g time time jam 11.00 – jam 14.00. o
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
36
Lakuka Lakukan n pengu pengumpu mpulan lan de-ng de-ngan an garuk, garuk, sekop sekop dan dan sapu. o
Gambar 11. Pengeringan padi dengan lantai jemur (b)
Cara penjemuran dengan alas terpal/plastik Alas ter Alas terpal pal/pl /plas asti tik k dapa dapatt juga dipakai untuk alas penjemuran. Beberapa keunt keuntung ungan an pengg penggun una-a a-an n alas alas terpal/plastik adalah : Memudahkan pengumpulan untuk peng pengar arun unga gan n gaba gabah h pada pada akhir penjemuran. o
Memudahkan peny penyel elam ama ata tan n gaba gabah h o
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
bila bila
37
pada waktu penjemuran hujan turun secara tibabatiba. Dapat mengurangi tenaga kerja buruh di lapangan. o
Beri erikut kut cara penj penjem emu uran ran dengan alas terpal/plastik : Jemur gabah di atas alas al as terp terpal al/p /pla last stik ik deng dengan an ke-tebalan 5 – 7 cm untuk musim kemarau atau 1 – 5 cm untuk musim penghujan. o
Lakukan pembalikan secara teratur setiap 1 – 2 jam sekali atau 4 – 6 kali dalam sehari. sehari. Pembalik Pembalikan an di-anjurkan tanpa mengguna-kan garuk karena dapat mengakibatkan alas sobek. o
Waktu penjemuran : pagi jam 08.00 – jam 11.0 11.00, 0, si sian ang g jam jam 14.0 14.00 0 – 17.00, dan tempering time jam 11.00 – jam 14.00. o
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
38
Lakuka Lakukan n pengu pengumpu mpulan lan de-ng de-ngan an cara cara langsu langsung ng digulung. o
2) Pengeringan Padi Pengering Buatan
dengan
Pengeringan buatan merupakan alternatif cara pengeringan padi bila penjemuran dengan matahari tidak dapat pat di dilakukan. Secara ga garis besa besarr peng penger erin inga gan n buata uatan n diba dibagi gi atas 3 bentuk, yaitu tumpukan datar (Flat Bed) , Sirkulasi (Recircul Recirculation ation Batch Batch) dan dan kon onti tiny nyu u (Continuous-Flow (Continuous-Flow Dryer). (a)
Flat Bed Dryer Flat Bed Dryer merupakan mesi mesin n peng penger erin ing g yang yang terd terdir irii dari: Kotak pengering terbuat dari plat lembaran, berber-b bent entuk ko kota tak k pers perseg egii panjang dengan ukuran berv bervar ariias asii ses esua uaii deng dengan an kebu kebutu tuha han. n. Pa Pada da kira kira-ki -kira ra bagian kotak terdapat sekat/lantai yang berlubang terbuat dari plat baja o
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
39
lembar lembaran, an, terba terbagi gi menja menjadi di 2 ruangan, atas dan bawah. Blower/kipas dan komp ko mpor or pan panas terl erleta etak di sebelah luar kotak pengering, dihubungkan dengan cerobong. o
Kompor pemanas memakai bahan bakar minyak tanah. o
Pengeringan dengan menggunakan Flat Bed Dryer dilakukan dengan cara sebagai berikut : Padi yang akan dike dikeri ring ngka kan n di temp tempat atka kan n pada kotak pengering. o
Api dari sumber panas akan dihembuskan ke bagian/ ruangan bawah dari kota tak k pegering ol ole eh blower yang digerakkan motor peng-gerak. o
Udara panas naik ke ruang atau kotak pengering
o
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
40
yang berisi padi melalui sekat yang berlubang. Udara panas akan menurunkan kadar air padi. o
Gambar 12. Flat bed dryer (b)
Con onttinuou ous s Flow Dr Dryer Continuous Flow Dryer merupakan mesin pengering dengan bagian komponen mesi mesin n yeng yeng terdi erdiri ri dari dari ko kota tak k pengering, komponen pemanas seperti kompor, kipas / blower , motor penggerak, dan screw conveyor conveyor discharge discharge.. Ruangan plenum terletak di bagian tengah butiran padi yang akan dikeringkan. Tingi kotak
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
41
pengering 3 – 5 m. Bagian ini terbuat dari plat baja lembaran dan tebalnya 2 – 3 mm. Pengeringan dengan continuous flow flow drye dryer r dila dilaku kuka kan n deng dengan an ca cara ra sebagai berikut : o
Cara Cara kerj kerja a sa sama ma deng dengan an drie drierr lainnya, namun padi yang akan dike dikeri ring ngka kan n diad diaduk uk posi posisi siny nya a oleh screw conveyor .
o
Alat ini terdiri dari kotak peng penger eriing verti ertik kal al,, pema pemana nas s dan dan dile dileng ngka kapi pi deng dengan an screw conveyor dischange. dischange.
o
o
Gaba Gabah h yang yang akan akan dike dikeri ring ngka kan n dim dimas asuk ukan an pada pada bagi bagian an at ata as kotak pengering. Udara pema peman nas dih dihemb embusk uskan pada pada salah satu sisi kotak pengering dan keluar lewat sisi yang lain. Pada sa Pada saat at peng penger erin inga gan n gaba gabah h terus turun ke bawah dan dikeluarkan pada bagian bawah “Sc “Screw rew Con onv veyor eyor Di Dis schan hange” ge” yang terletak pada bagian bawah kotak pengering.
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
42
Besarn Besarnya ya kecepa kecepatan tan keluar keluarnya nya gabah dapat diatur.
Gambar 13. Pengeringan padi dengan continuous flow dryer
F.
Penyimpanan
Penyimpa Penyi mpanan nan merup merupaka akan n tindak tindakan an untu untuk k memp memper erta taha hank nkan an gaba gabah/ h/be bera ras s agar agar teta tetap p dala dalam m kead keadaa aan n baik baik dala dalam m jan jangk gka a wak waktu tu tert ertent entu. Kes esal alah ahan an dalam melakukan penyimpanan gabah/ beras beras dapat dapat menga mengakib kibatk atkan an terja terjadin dinya ya respirasi, tumbuhnya jamur, dan serangan serangga, binatang mengerat
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
43
dan kutu beras yang dapat menurunkan mutu mutu gabah/ gabah/ber beras. as. Cara Cara penyi penyimpa mpanan nan gabah/beras dapat dilakukan dengan : (1) sistem curah, yaitu gabah yang suda sudah h keri kering ng dicu dicura rahk hkan an pada pada suatu uatu tempat yang dianggap aman dari gangguan hama maupun cuaca, dan (2) cara penyimpanan menggunakan kemasan/wadah seperti karung plastik, karung goni, dan lain-lain. 1)
Penyimpanan Sistem Curah
Gabah
dengan
Penyimpanan gabah dengan sistem curah dapat dilakukan deng dengan an meng mengg gunak unakan an si silo lo.. Silo Si lo merupakan tempat menyimpan gabah/beras dengan kapasitas yang sanga sa ngatt besar. besar. Be Bentu ntuk k dan bagia bagian n komponen silo adalah sebagai berikut : (a)
Silo biasanya berbentuk silin si linder der at atau au kotak kotak segi-e segi-empa mpatt yang terbuat dari plat lembaran atau papan.
(b)
Silo dilengkapi dengan sistem aerasi, pengering dan elevator.
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
44
(c)
Sistem aerasi terdiri dari kipas-kipas angin aksial dengan lubang saluran pemasukan dan pengeluaran pada dinding silo.
(d)
Penger Peng erin ing g terd terdir irii sumb sumber er pepemanas/kompor dan kipas penghembus.
(e)
Elevator biasanya berbentuk mangkuk yang berjalan terbuat dari sabuk karet atau kulit serta plat lembaran.
Penyi Penyimpa mpanan nan gabah gabah/be /beras ras dedengan gan silo dil dilakuka kukan n dengan ngan cara ara sebagai berkut : (a)
Gabah yang disimpan dial dialir irka kan n mela melalu luii bagi bagian an at atas as silo dengan menggunakan elevator, dan dicurahkan ke dalam silo.
(b)
Ke dalam tumpukan gabah gabah terse tersebut but diali dialirka rkan n udara udara panas yang dihasilkan oleh kompor pemanas dan kipas yang terletak di bagian bawah silo.
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
45
(c)
Kondisi dipertahankan mengatur suhu dan aerasi.
gabah dengan udara panas
Gambar 14. Penyimpanan gabah dengan silo 2) Penyimpanan Gabah Kemasan/Wadah
dengan
Penyimpanan gabah dengan kema kemasa san n dapa dapatt dila dilaku kuka kan n deng dengan an menggun ggunak aka an karun arung. g. Beber eberap apa a aspek penting yang perlu dipe diperh rhat atik ikan an dala dalam m peny penyim impa pana nan n gabah dengan karung adalah :
(a)
Karung harus dapat melindungi produk dari kerusakan dalam pengangkutan dan atau penyim-panan.
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
46
(b)
Karung tidak boleh meng-akibatkan kerusakan atau atau penpen-ce cema mara ran n ol oleh eh baha bahan n kema kemasa san n dan dan tida tidak k memb membaw awa a OPT.
(c)
Karung harus kuat, dapat menahan beban tumpukan dan melindungi fisik dan tahan terhadap goncangan sert se rta a dapa dapatt memp memper erta taha hank nkan an ke-s ke-ser erag agam aman an.. Karu Karung ng haru harus s diberi label berupa tulisan yang dapat menjelaskan tentang produk yang dikemas.
G. Penggilingan
Penggilingan merupakan proses untuk mengubah gabah menjadi beras. Pros oses es pen penggi ggilingan gan gaba gabah h mel meliputi puti pengupas pengupasan an sekam, sekam, pemisahan pemisahan gabah, penyosohan, pengemasan dan penyimp nyimpana anan. n. Bagian Bagian kompon komponen en mesin mesin penggiling terdiri dari : 1)
Motor penggerak
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
47
2)
Pengupas sekam biasanya dipakai tipe roll karet. karet. Terdapat Terdapat 2 buah roll karet yang berputar berlawanan dengan kecepatan putar yang berbeda. Jarak antara 2 roll karet karet dapat dapat diatur diatur terga tergant ntung ung jenis gabah yang akan dikupas, biasanya 2/3 besarnya gabah. Diam Diamet eter er kedu kedua a roll karet aret sama ama bervariasi 300 – 500 mm dan lebar 120 – 500 mm. 3) Pemisah ga gabah me mempunyai 3 tipe yaitu :
(a)
separator tipe kompartmen, kompartmen, merupakan kotak oscilator terdiri dari 1, 2, 3 atau 4 lapis/dek.
(b)
separator tipe dek, terdiri dari 3 sampai 7 rak dengan posisi miring, rak disusun dengan jarak 5 cm.
(c)
Separator type Separator type saringan, ter terdiri dari ayakan saringan yang bergetar berjumlah 6 – 15 ayakan.
4)
Penyosoh
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
48
(a)
tipe mesin penyosoh yang dipakai untuk rice milling unit adalah unit adalah tipe jet tipe jet parlour .
(b)
udara dialirkan melalui poros yang tipis dan lubang dari tabung.
(c)
Dinding heksagonal yang yang berl berlub uban ang g memb membun ungk gkus us tabung besi yang berputar. Jarak renggang dinding heksagonal dan tabung besi dapat diatur dengan sekrup.
(d)
Unit pembawa/conveyor pembawa/conveyor .
Proses penggilingan gabah dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1)
Hidupkan mesin
2) Masukkan ga gabah ya yang akan akan diku dikupa pas s ke dala dalam m ho hope perr mela melalu luii bagi bagian an at atas as kemu kemudi dian an masuk diantara kedua rol karet. 3)
Atur renggang rol.
4)
Hasil pengupasan berkisar 90% beras pecah kulit dan 10% gabah, ter tergantung
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
49
perbedaaan kecepatan putaran rol. Sekam yang terkupas terpe terpeca cah h menj menjad adii 2 dan dan utuh utuh.. Beras pecah kulit yang diha dihasi silk lkan an tida tidak k bany banyak ak yang yang retak sehingga bila disosoh akan akan memp memper erol oleh eh pers persen enta tase se beras kepala yang relatif tinggi.
Gambar 15. Mesin Pengupas Kulit Gabah
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
50
Gambar 16. Mesin Penyosoh
Gamabr 17. Pengemasan dan penyimpanan beras
III.
POLA KERJA KELOMPOK DALA DALAM M PENA PENANG NGAN ANAN AN PASC PASCA A PANEN PADI
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
51
Pola kerja kelompok dalam pena penang nga anan nan pasc pasca a pan panen padi padi haru harus s dibuat dibuat berdas berdasark arkan an peren perencan canaan aan yang yang memenuhi persyaratan teknis dan ekonomis sebagai berikut : 1)
Pemanenan dan perontokan dilakukan oleh regu/kelompok pemanen.
2)
Jumla Jumlah h peman pemanen en harus harus dibata dibatasi si 1 regu/kelompok pemanen terdiri dari 5 – 7 or oran ang g dil dilengk engkap apii den dengan gan 1 pedal thresher atau 15 – 20 orang dilengkapi dengan 1 power thresher. Pemanenan dan peronto tok kan pad padi dengan gan sistem kelompok perlu terus diso disosi sial alis isas asik ikan an kepa kepada da pema pemane nen n dan petani. Penerapan pemanenan padi dengan sistem kelompok dapat menekan ekan kehi ehilanga angan n has asiil pas pasca panen pa padi. Menurut ha hasil penel peneliti itian, an, kehil kehilang angan an hasi hasill panen panen pada pada si sist stem em kelo kelomp mpok ok jauh jauh lebi lebih h rendah dibandingkan dengan sistem kroyokan dan ceblokan.
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
52
IV.
STANDARISASI
A.
Standar Mutu Gabah
Standar mutu gabah meliputi persy persyara aratan tan kuali kualitati tatiff dan dan persy persyara aratan tan kuantitatif. 1)
Persyaratan ku kualitatif
a)
Bebas hama dan penyakit
b)
Bebas bau busuk, asam atau bau-bau lainnya
c)
Bebas dar dari bah bahan kim kimia sep seperti sisa-s a-sisa pupuk puk, ins insekti ektis sida, da, fungisida dan bahan kimia lainnya
d)
Gabah tidak boleh panan
2) Persyaratan kuantitatif gabah sesuai SNI
mutu
Tabel 1. Mutu Gabah Kualitas
Komponen Mutu Kadar air ( % maksimum ) Gabah hampa ( %
Pedoman Penanganan
Pasca
I 14, 0 1,0
Panen Padi
II 14, 0 2,0
III 14, 0 3,0
53
maksimum ) Butir rusak + Butir kuning ( % maksimum ) Butir mrngapur + Gabah muda ( % maksimum ) Butir merah ( % maksimum ) Benda asing ( % maksimum ) Gabah Varietas lain ( % maksimum )
2,0
5,0
7,0
1,0
5,0
10, 0
1,0 2,0
2,0 0,5 5,0
10, 0 4,0 1,0
Keterangan : Tingkat mutu gabah rendah (sample grade) adalah tingkat mutu gabah tidak memenuhi persyaratan tingkat mutu I, II dan II dan tidak memenuhi persyaratan kualitatif
B.
Persyaratan Mutu Beras
Ses esua uaii deng dengan an SNI, NI, mutu beras mencakup : 1)
pers persya yarrat atan an
Persyaratan ku kualitatif
(a)
Bebas ha hama da dan pe penyakit
(b)
Bebas bau busuk, asam atau bau-bau lainnya
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
54
(c)
Bebas dari bekatul
(d)
Bebas dari tanda-tanda adanya bahan kimia yang membahayakan
2) Persyaratan kuantitatif mutu bera beras s gili giling ng se sesu suai ai SNI SNI 01-6 01-612 12881999
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
55
Tabel 2. Mutu Beras No .
Kompon en Mutu
MUTU Satua n
I
II
III
IV
V
1
Derajat sosoh
%
100
10 0
10 0
95 min
85 min
2
Kadar air maksim um
%
14
14
14
14
15
3
Beras kepala
%
100
95 mi n
84 mi n
73 min
60 min
4
Butir utuh min
%
60
50
40
35
35
5
Butir patah
%
0
5
15
25
35
6
Butir menis
%
0
0
1
2
5
7
Butir merah
%
0
0
1
3
3
8
Butir kuning/r usak maks
%
0
0
1
3
5
9
Butir
%
0
0
1
3
5
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
56
mengap ur 10
Benda asing
%
0
0
0.0 2
0.0 5
0.2
11
Butir gabah
Btr/
0
0
1
2
3
V.
A.
100g
SARANA DAN PRASARANA PENA PENANG NGAN ANAN AN PASC PASCA A PANE PANEN N YANG BAIK Lokasi
Lokasi bangunan tempat penanganan pasca panen harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1)
Bebas dari pe pencemaran ;
- Bukan di daerah pembuangan sampah/kotoran cair maupun padat. -
Jauh da dari pe peternakan, in industri yang yang meng mengel elua uark rkan an polu polusi si yang yang tida tidak k dik dikelol elola a sec ecar ara a bai baik dan dan tempa empatt lai ain n yang sudah tercemar.
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
57
2)
Pada tempat yang layak dan tidak di daerah yang saluran pembuangan airnya buruk.
3)
Dekat dengan sentra produksi sehingga menghemat biaya transportasi dan menjaga kesegaran hasil.
4)
Sebaiknya tidak dekat perumahan penduduk. B.
dengan
Bangunan
Bangunan untuk penanganan pasca panen harus dibuat berdasarkan perencanaan yang memenuhi persyaratan teknik dan kesehatan sesuai dengan : 1)
Jenis produk yang ditangani, sehingga mudah dibersihkan, mudah dilaksanakan tindak sanitasi dan mudah dipelihara.
2)
Tata letak diatur sesuai dengan urutan proses penanganan, sehingga lebih efisien.
3)
Penerangan dalam ruang kerja harus cukup sesuai dengan
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
58
keperluan dan persyaratan kesehatan serta lampu berpelindung. 4)
Tata letak pencurian
C. Sanitasi
yang
aman
dari
Fasilitas
1)
Bangu anguna nan n untu untuk k pen penanga angan nan pas pasc ca panen harus dilengkapi dengan fasilitas sanitasi yang dibuat berdasarkan perencanaan yang memen memenuhi uhi persy persyara aratan tan tekni teknik k dan kesehatan. Bangunan harus dilengkapi dengan sarana penyediaan air bersih.
2)
Bangu anguna nan n haru harus s dile dileng ngk kapi api den dengan gan sarana pembuangan yang memenuhi ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan perundang-undangan yang berlaku.
3)
Bangu anguna nan n haru harus s dil dilengk engka api saran rana toilet :
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
59
(a) Letaknya tidak terbuka langsung ke ruang proses produksi beras. (b) Dilengkapi dengan tangan (wastafel).
D.
bak
cuci
Alat dan Mesin
Alat dan mesin yang dipergunakan dalam penanganan pasca panen harus dibuat dibuat berdas berdasark arkan an peren perencan canaan aan yang yang memenuhi persyaratan teknis, kese keseha hata tan, n, ekon ekonom omis is dan dan ergon ergonom omis is.. Persyaratan peralatan dan mesin yang digu diguna nak kan dal dalam pen penanga angan nan pas pasca panen harus meliputi : 1)
Sesuai dengan jenis produk yang akan dihasilkan
2)
Permukaan yang berhubungan dengan bahan yang diproses tida tidak k bole boleh h berk erkarat arat dan dan tidak dak mudah mengelupas.
3)
Muda Mudah h dibe dibers rsih ihka kan n dan dan diko dikon ntrol trol
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
60
4)
Tida Tidak k men mence cema mari ri has asil il sep seper erti ti uns unsur ur atau fragmen logam yang lepas, miny minyak ak pelu peluma mas, s, baha bahan n baka bakar, r, tida tidak k ber berea eak ksi den dengan gan prod produk uk,, jasad renik dll
5)
Muda Mudah h dik diken enak akan an ti tindak ndakan an sa sani nita tasi si..
E.
Wadah dan pembungkus
Wadah dan pembungkus yang digu diguna nak kan dal dalam pen penanga angan nan pas pasca panen harus : 1)
Dapat melindungi dan mempertahankan mutu isinya terhadap pengaruh dari luar.
2)
Dibuat dari bahan yang tidak mel melepas epask kan bagi bagia an at atau au unsu nsur yang dapat mengganggu kese keseha hata tan n at atau au memp mempen enga garu ruhi hi mutu produk.
3)
Tahan/tidak berubah selama pengangkutan dan peredaran.
4)
Sebelum digunakan wadah harus dibersihkan dan dikenakan tindakan sanitasi.
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
61
5)
Wadah dan bahan pengemas disimpan pada ruangan yang keri kering ng dan dan vent ventil ilas asii yang yang cuku cukup p dan dicek kebersihan dan infestasi jasad pengganggu sebelum digunakan.
F.
Tenaga Kerja
Tenag enaga a kerj kerja a untuk ntuk pena enangan nganan an pasca panen harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1)
Tena Tenaga ga kerj kerja a har harus us berba erbada dan n seh sehat at..
2)
Memiliki keterampilan sesuai dengan bidang pekerjaannya. pekerjaannya.
3)
Mempunyai tugasnya.
4)
Sesuai dengan Tenaga Kerja
komitmen
Pedoman Penanganan
dengan
Undang-Undang
Pasca
Panen Padi
62
VI.
PELESTARIAN LINGKUNGAN
A.
Rencana Penan Penangg ggul ulang angan an Pen-c Pen-cem emar aran an Lingkungan Setia etiap p usaha aha penan enanga gan nan pas pasca panen harus harus menyusun menyusun rencana rencana caracaracara ca ra penan penanggu ggulan langan gan pencem pencemara aran n dan kele kelest star aria ian n ling lingku kung ngan an se seba baga gaim iman ana a diatur dalam : 1)
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.
2)
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
3)
Peraturan Mengenai (AMDAL).
Pelaksanaan Analis Dampak Lingkungan
B. Pencegahan Lingkungan Pedoman Penanganan
Upaya Pencemaran
Pasca
Panen Padi
63
Dalam upaya pencegahan pencemaran lingkungan diperlukan perhatian khusus terhadap beberapa hal seperti : 1)
Mencegah timbulnya erosi membantu penghijauan di usaha.
serta areal
2)
Menghindari timbulnya polusi dan gang ganggu gua an lai ain n yan yang beras erasal al dari dari lokasi usaha yang dapat menggan ggangg ggu u lingk ngkunga ungan n ber berupa upa bau bau busu busuk, k, se sera rang ngga ga,, tiku tikus s se sert rta a pencemaran air sungai/sumur. sungai/sumur.
3)
Setiap usaha penanganan panen hasil pertanian memb membua uatt unit unit peng pengol olah ahan an (pad (padat at,, ca cair ir dan dan gas) gas) yang yang dengan dengan kapasi kapasitas tas produk produksi si yang dihasilkan.
pasca harus limb limbah ah sesu se suai ai limba limbah h
VII. SISTEM PENGAWASAN
1)
A.
Pengawasan
Usaha harus
penanganan pasca panen menerapkan sistem
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
64
pengawasan secara baik pada titik kritis dalam proses produksi untuk meman manta tau u kem kemungk ngkinan nan adan adany ya kon onta tami mina nas si dan dan ata tau u keru erusakan akan mutu.
2)
Insta tan nsi yang berwen wenang dalam bidang pertanian, melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pengawasan manajemen mutu terpadu yang dilakukan. B.
Sertifikasi
1)
Usaha penanganan pasca untuk tujuan ekspor dilengkapi dengan sertifikat.
2)
Serti ertifi fik kat dik dikelua eluark rkan an ole oleh lemba embaga ga yang ang ber berwen wenang ang setel telah melal elalui ui penilaian dan rekomendasi.
C. 1)
panen harus
Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan Evaluasi dilakukan oleh ol eh lemb lembag aga a yang yang berw berwe enang nang di bidang pertanian di Kabupaten/Kota.
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
65
2)
Eval Evalua uasi si dila dilaku kuka kan n se seca cara ra berk berkal ala a berd berdas asar arka kan n dat data a da dan info inform rmas asii yang dikumpulkan serta peng pengec ecek ekan an// kunj kunjun unga gan n ke usah usaha a penanganan pascapanen hasil pertanian. D.
Pencatatan
Usaha pena enangan nganan an pas pasca pane panen n hendaknya melakukan pencatatan (recording) recording) data data yang ang ter terkait kait denga engan n pros proses es prod produk uksi si yang yang se sewa wakt ktuu-wa wakt ktu u dibu dibutu tuh hkan. an. Dat ata a yang ang perl perlu u dic dicata tatt adalah sebagai berikut : 1)
Data bahan pendukung
2)
Jenis produksi
3)
Kapasitas produksi
4)
Permasalahan yang dihadapi dan rencana tindak lanjut
E.
baku
dan
bahan
Pelaporan
1)
Setiap usaha penanganan pasca panen wajib membuat
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
66
laporan baik teknis maupun administratif secara berkala (6 bulan dan tahunan) untuk keper eperlluan uan pen pengawa gawas san intern, sehingga gga apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, dapat mengadak mengadakan an perbaika perbaikan/per n/perubaha ubahan n berdasarkan pelaporan yang ada. 2) Setiap usaha penanganan pasca panen harus membuat lapor la poran an tert tertul ulis is se seca cara ra berk berkal ala a (6 bulan dan tahunan) kepada instansi yang berwenang.
VIII III. PENU PENUTU TUP P Penanganan pasca panen merupakan kegiatan strategis yang memerlukan partisipasi seluruh masyarak masyarakat. at. Untuk Untuk mengimpl mengimplemen ementasi tasi-kan penanganan pasca panen dibutuhkan kemampuan teknis dan manajemen yang baik. Pedoman ini disusun dalam rangka memberikan panduan kepada para petani agar dapat melaksanakan pena penang ngan anan an pasc pasca a pane panen n se seca cara ra baik baik Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
67
dan benar. Pedoman ini masih bersifat umum umum sehing sehingga ga perlu perlu dijaba dijabarka rkan n lebih lebih lanjut lanjut sesuai sesuai potens potensii dan karakt karakteri eristi stik k loka lo kasi si menj menjad adii Pros Prosed edur ur Oper Operas asio iona nall Standar (POS).
Pedoman Penanganan
Pasca
Panen Padi
68