PATOGENESIS Spondil Spondiliti itis s tuberku tuberkulos losa a merupak merupakan an suatu suatu tuberku tuberkulos losis is tulang tulang yang yang sifatny sifatnya a sekunder dari TBC tempat lain di dalam tubuh. Penyebarannya secara hematogen, diduga terjadinya penyakit ini sering karena penyebaran hematogen dari infeksi traktu traktus s urinar urinarius ius melalu melaluii pleksu pleksus s Batson. Batson. Infeks Infeksii TBC verteb vertebra ra ditand ditandai ai dengan dengan proses destruksi tulang progresif tetapi lambat di bagian depan anterior vertebral body !. !. Penyebar Penyebaran an dari dari jaring jaringan an yang yang mengal mengalami ami perkeju perkejuan an akan akan mengha menghalan langi gi prose proses s pemb pemben entu tuka kan n tula tulang ng sehi sehing ngga ga berbe berbent ntuk uk tuberculos tuberculos squestra squestra. Sedan Sedang g jaringan granulasi TBC akan penetrasi ke korteks dan terbentuk abses para parave vert rteb ebra rall yang yang dapa dapatt menj menjal alar ar ke atas atas atau atau ba"a ba"ah h le"a le"att liga ligame ment ntum um longit longitudi udinal nal anteri anterior or dan posteri posterior. or. Sedang Sedangkan kan diskus diskus interve interverte rtebra bralis lis karena karena avaskular lebih resisten tetapi akan mengalami dehidrasi dan penyempitan karena dirusak dirusak oleh jaringan granulasi TBC. #erusakan progresif bagian anterior anterior vertebra vertebra akan menimbulkan kifosis Savant, $%%&!. Perjalanan penyakit spondilitis tuberkulosa terdiri dari lima stadium yaitu' (. Stad Stadiu ium m impl implan anta tasi si Sete Setela lah h bakt bakteri eri bera berada da dala dalam m tula tulang ng,, apab apabil ila a daya daya tahan tahan tubu tubuh h pend pender erit ita a menurun, bakteri akan berduplikasi membentuk koloni yang berlangsung selama )*+ minggu. #eadaan ini umumnya terjadi pada daerah paradiskus dan pada anak*anak pada daerah sentral vertebra. $. Stad Stadiu ium m dest destru ruksi ksi a"al a"al Selanjutnya terjadi destruksi korpus vertebra dan penyempitan yang ringan pada diskus. Proses ini berlangsung selama *) minggu. . Stad Stadiu ium m destr destruks uksii lanju lanjutt Pada stadium ini terjadi destruksi yang massif, kolaps vertebra, dan terbentuk massa massa kaseosa kaseosa serta serta pus yang berbentuk berbentuk cold abses, abses, yang tejadi $* bulan setelah stadium destruksi a"al. Selanjutnya dapat terbentuk sekuestrum dan kerusakan diskus intervertebralis. Pada saat ini terbentuk tulang baji terutama di depan wedgin wedging g anteri anterior or ! akib akibat at keru kerusa saka kan n korp korpus us vert verteb ebra ra sehi ehingga ngga menyebabkan terjadinya kifosis atau gibbus. -. Stadiu Stadium m ganggua gangguan n neuro neurolog logis is angguan neurologis tidak berkaitan dengan beratnya kifosis yang terjadi tetapi ditentukan oleh tekanan abses ke kanalis spinalis. /ertebra torakalis mempunyai kanalis spinalis yang kecil sehingga gangguan neurologis lebih mudah terjadi di daerah ini. 0pabila 0pabila terjadi terjadi gangguan gangguan neurologis, neurologis, perlu dicatat dicatat derajat derajat kerusakan kerusakan paraplegia yaitu' i. 1erajat I #elema #elemahan han pada pada anggot anggota a gerak gerak ba"ah ba"ah setela setelah h berakti beraktivit vitas as atau atau berjala berjalan n jauh. Pada tahap ini belum terjadi gangguan saraf sensoris. ii. 1erajat II II #ele #elema mahan han pada pada anggo anggota ta gerak gerak ba"a ba"ah h teta tetapi pi pende penderi rita ta masi masih h dapat dapat melakukan pekerjaannya. iii. ii. 1era 1eraja jatt II III #elemahan pada anggota gerak ba"ah yang membatasi gerak atau aktivitas penderita disertai dengan hipoestesia atau anestesia. iv. iv. 1era 1eraja jatt I/
angguan saraf sensoris dan motoris disertai dengan gangguan defekasi dan miksi. TBC paraplegia atau Pott paraplegia dapat terjadi secara dini atau lambat tergantung dari keadaan penyakitnya. Pada penyakit yang masih aktif, paraplegia terjadi karena tekanan ekstradural dari abses paravertebral atau kerusakan langsung sumsum tulang belakang oleh adanya granulasi jaringan. Paraplegia pada penyakit yang tidak aktif atau sembuh terjadi karena tekanan pada jembatan tulang kanalis spinalis atau pembentukan jaringan fibrosis yang progresif dari jaringan granulasi tuberkulosa. TBC paraplegia terjadi secara perlahan dan dapat terjadi destruksi tulang disertai dengan angulasi dan gangguan vaskuler vertebra. 2. Stadium deformitas residual Stadium ini terjadi kurang lebih *2 tahun setelah stadium implantasi. #ifosis atau gibbus bersifat permanen karena kerusakan vertebra yang massif di depan Savant, $%%&!. PATOFISIOLOGI Kuman yg ”bangun” kembali dari paru-paru akan menyebar mengikuti aliran darah ke pembuluh tulang belakang dekat dengan ginal! #uman berkembang biak umumnya di tempat aliran darah yg menyebabkan kuman berkumpul banyak ujung pembuluh!. Terutama di tulang belakang, di sekitar tulang thorakal dada! dan lumbal pinggang! kuman bersarang. #emudian kuman tersebut akan menggerogoti badan tulang belakang, membentuk kantung nanah abses! yg bisa menyebar sepanjang otot pinggang sampai bisa mencapai daerah lipat paha. 1apat pula memacu terjadinya deformitas. ejala a"alnya adalah perkaratan 3 umumnya disebut pengapuran 3 tulang belakang, sendi*sendi bahu, lutut, panggul. Tulang ra"an ini akan terkikis menipis hingga tak lagi berfungsi. Persendian terasa kaku dan nyeri, kerusakan pada tulang ra"an sendi, pelapis ujung tulang yg berfungsi sebagai bantalan dan peredam kejut bila dua ruang tulang berbenturan saat sendi digerakkan. Terbentuknya ab"e" dan badan tulang belakang yg han#ur$ bisa menyebabkan tulang belakang jadi kolaps dan miring ke arah depan. #edua hal ini bisa menyebabkan penekanan syaraf*syaraf sekitar tulang belakang yg mengurus tungkai ba"ah, sehingga gejalanya bisa kesemutan, baal*baal, bahkan bisa sampai kelumpuhan. %adan tulang belakang yg k&lap" dan miring ke depan menyebabkan tulang belakang dapat diraba dan menonjol di belakang dan nyeri bila tertekan, sering sebut sebagai gibbus %ahaya yg terberat adalah kelumpuhan tungkai ba'ah$ karena penekanan batang syaraf di tulang belakang yg dapat disertai lumpuhnya syaraf yg mengurus organ yg lain, seperti saluran kencing dan anus saluran pembuangan!. Tuberkul&"i" tulang adalah "uatu pr&"e" peradangan yg kr&nik dan de"trukti( yg di"ebabkan ba"il tuberkul&"i" yg menyebar "e#ara hemat&gen dari (&ku" auh, dan hampir selalu berasal dari paru*paru. Penyebaran basil ini dapat terjadi pada "aktu infeksi pri*mer atau pasca primer. Penyakit ini sering ter*jadi pada anak*
anak. Basil tuberkulosis biasanya menyangkut dalam spongiosa tulang. Pada tempat infeksi timbul osteitis, kaseasi clan likuifaksi dengan pembentukan pus yg kemudian dapat mengalami kalsifikasi. Berbeda dengan osteomielitis piogenik, maka pembentukan tulang baru pada tuberkulosis tulang sangat sedikit atau tidak ada sama sekali. 1i samping itu, periostitis dan sek"ester hampir tidak ada. Pada tuberkulosis tulang ada kecenderungan terjadi perusakan tulang ra"an sendi atau diskus intervertebra. Dari pemeriksaan fisik Pada pemeriksaan refleks fisiologis normal. Ditemukan hipestesia (raba) setinggi VT. Tidak ditemukan adanya refleks patologis. Pada pemeriksaan nervi cranialis tidak ditemukan adanya kelainan.
PATOLOGI Tuberkulosa pada tulang belakang dapat terjadi karena penyebaran hematogen atau penyebaran langsung nodus limfatikus para aorta atau melalui jalur limfatik ke tulang dari fokus tuberkulosa yang sudah ada sebelumnya di luar tulang belakang. Pada penampakannya, fokus infeksi primer tuberkulosa dapat bersifat tenang. Sumber infeksi yang paling sering adalah berasal dari sistem pulmoner dan genitourinarius. Pada anak*anak biasanya infeksi tuberkulosa tulang belakang berasal dari fokus primer di paru*paru sementara pada orang de"asa penyebaran terjadi dari fokus ekstrapulmoner usus, ginjal, tonsil!. Penyebaran basil dapat terjadi melalui arteri intercostal atau lumbar yang memberikan suplai darah ke dua vertebrae yang berdekatan, yaitu setengah bagian ba"ah vertebra diatasnya dan bagian atas vertebra di ba"ahnya atau melalui pleksus !atson"s yang mengelilingi columna vertebralis yang menyebabkan banyak vertebra yang terkena. 4al inilah yang menyebabkan pada kurang lebih &%5 kasus, penyakit ini dia"ali dengan terkenanya dua vertebra yang berdekatan, sementara pada $%5 kasus melibatkan tiga atau lebih vertebra. Berdasarkan lokasi infeksi a"al pada korpus vertebra dikenal tiga bentuk spondilitis' (. Peridiskal 6 paradiskal Infeksi pada daerah yang bersebelahan dengan diskus di area metafise di ba"ah ligamentum longitudinal anterior 6 area subkondral!. Banyak ditemukan pada orang de"asa. 1apat menimbulkan kompresi, iskemia dan nekrosis diskus. Terbanyak ditemukan di regio lumbal. $. Sentral Infeksi terjadi pada bagian sentral korpus vertebra, terisolasi sehingga disalahartikan sebagai tumor. Sering terjadi pada anak*anak. #eadaan ini sering menimbulkan kolaps vertebra lebih dini dibandingkan dengan tipe lain sehingga menghasilkan deformitas spinal yang lebih hebat. 1apat terjadi kompresi yang bersifat spontan atau akibat trauma. Terbanyak di temukan di regio torakal. . 0nterior Infeksi yang terjadi karena perjalanan perkontinuitatum dari vertebra di atas dan diba"ahnya. ambaran radiologisnya mencakup adanya scalloped karena erosi di bagian anterior dari sejumlah vertebra berbentuk baji!. Pola ini diduga disebabkan karena adanya pulsasi aortik yang ditransmisikan melalui abses prevertebral diba"ah ligamentum longitudinal anterior atau karena adanya perubahan lokal dari suplai darah vertebral. -. Bentuk atipikal 1ikatakan atipikal karena terlalu tersebar luas dan fokus primernya tidak dapat diidentifikasikan. Termasuk didalamnya adalah tuberkulosa spinal dengan keterlibatan lengkung syaraf saja dan granuloma yang terjadi di canalis spinalis tanpa keterlibatan tulang tuberkuloma!, lesi di pedikel, lamina, prosesus transversus dan spinosus, serta lesi artikuler yang berada di sendi intervertebral posterior. Insidensi tuberkulosa yang melibatkan elemen posterior tidak diketahui tetapi diperkirakan berkisar antara $5*(%5.
. Sidharta P, Spondilitis Tuberculosa, in Lazuardi S, Hok TS, Sudibjo AI, at all eds, Neurologi Klinik dala Praktek !u,"ian #ak$at, %akarta &'''()*& +. "ei LK, -di A, Suarthana -, Spondilitis Tuberkulosa, in ansjoer A, Suprohaita, /ardhani /I, Setioulan /, eds, Kapita Selekta Kedokteran edia Aesculapius %akarta 0111 ( 23