MAKALAH TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
OLEH : MAIKEL SIMBAWA 09 312 O41
UNIVERSITAS NEGERI MANADO FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI EKONOMI MANAJEMEN 2012
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena kuasa dan rahmatnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Banyak kesulitan yang saya hadapi dalam membuat makalah ini, tetapi dengan semangat sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini membahas tentang teori pengambilan keputusan dimana terdapat 3 teori pengambilan keputusan yang sering di bicarakan dalam kebijaksanaan Negara dll. kiranya dapat membantu pembaca mengetahui tentang teori p engambilan keputusan.
Saya juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dan pada intinya untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan agar di masa yang akan dating lebih baik.
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar.. i Daftar isi. ii BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar belakang.. 1 BAB II PEMBAHASAN2
2.1 Tiga teori pengambilan keputusan yang sering di bicarakan dalamKebijaksanaan Negara.2 -5 2.2 Kriteria pengambilan keputusan. 6 2.3 pola dasar berpikir dalam konteks organisasi.. 7 BAB III PENUTUP..8
3.1 Kesimpulan. 8 DAFTAR PUSTAKA9
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pengambilan keputusan merupakan proses berurutan yang memerlukan penggunaan model secara tepat dan benar. Model yang membantu para manajer memperoleh pengertian dan pemahaman yang mendalam, tetapi mereka tidak dapat membuat keputusan. Pengambilan keputusan merupakan suatu tugas yang sulit dalam kaitan dengan: 1. ketidak pastian masa depan 2. konflik nilai-nilai atau hasil tujuan
Para ilmuwan politik dan para ilmuwan sosial pada umumnya telah banyak mengembangk an model, pendek atan, konsep dan rancangan untuk menganalisis pembuatan kebijaksanaan negara dan komponennya, yaitu pengambilan/ pembuatan keputusan. Sek alipun demikian, pada umumnya ahli-ahli ilmu politik lebih ser ing menun jukk an hasrat yang tebih besar dalam mengembangk an teor i mengenai kebijaksanaan negara dar ipada mempela jar i praktek kebijaksanaan negara itu sendir i. Walaupun begitu, har uslah diakui bahwa konsep-konsep dan model-model ter sebut amat penting dan ber manfaat guna dijadik an pedoman dalam analisis kebijaksanaan, k ar ena konsep-tonsep dan model-model ter sebut da pat memper jelas dan mengarahan pemahaman kita tcrhada p pembuatan kebijaksanaan negara¶ memper mudah ar us komunik asi dan member ik an pen jelasan yang memadai bagi tindak an kebijaksanaan. Jelasnya, jik a kita ber maksud mempela jar i atau meneliti kebijaksanaan ter tentu mak a kita membutuhk an suatu pedoman dan k r iter ia yang r elevan dengan a pa yang sedang men jadi pusat perhatian kita. Seba b, a pa yang kita temuk an dalam r ealita sebetulnya bergantung pada a pa yang kita car i, dan dalam hubungan ini konsep-konsep dan teor i-teor i kebijaksanaan yang ada da pat member ik an arah pada penelitian yang sedang kita lakuk an.
1
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Tiga teori pengambilan keputusan yang sering di bicarakan dalam kepustakaan kebijaksanaan negara
Secara tipik al pembuatan kebijaksanaan mer upak an tindak an yang ber pola, yang dilakuk an sepan jang waktu dan melibatk an banyak keputusan yang di antaranya ada yang mer upak an keputusan r utin, ada yang tidak r utin. Dalam praktek pembuat kebijaksanaan sehar i-har i amat jarang kita jumpai suatu kebijaksanaan yang hanya ter dir i dar i keputusan tunggal. Dalam tulisan ini ak an dibahas 3 (tiga) teor i pengambilan keputusan yang diangga p paling ser ing dibicarak an dalam pelbagai kepustak aan kebijaksanaan negara. Teor i-teor i yang dimaksud ialah : teor i R asional kompr ehensif , teor i Ink r emental dan teor i Pengamatan ter padu. Teori Rasional Komprehensif Teor i pengambilan keputusan yang paling dikenal dan mungkin pula yang banyak diter ima oleh k alangan luas ialah teor i rasional kompr ehensif. Unsur -unsur utama dar i teor i ini da pat dikemuk ak an sebagai ber ikut : 1. Pembuat keputusan dihada pk an pada.suatu masalah ter tentu yang da pat dibedak an dar i masalah-masalah lain atau setidak nya dinilai sebagai masalah-masalah yang da pat diper bandingk an satu sama lain. 2. Tujuan-tujuan, nilai-nilai, atau sasaran yang mempedomani pembuat keputusan amat jelas dan da pat diteta pk an rangkingnya sesuai dengan ur utan kePentingannya. 3. Pelbagai altenatif untuk memecahk an masalah ter sebut diteliti secara saksama. 4. Akibat-akibat (biaya dan manfaat) yang ditmbulk an oleh setia p altenatif Yang diPilih diteliti. 5. Setia p alternatif dan masing-masing akibat yang menyer tainya, da pat diper bandingk an dengan alternatif -altenatif lainnya. 6. Pembuat keputusan ak an memilih alternatif¶ dan akibat-akibatnya¶ yang da pat memaksimasi terca painya tujuan, nilai atau Sasaran yang telah digar isk an.
Teor i rasional kompr ehensif banyak menda patk an k r itik dan k r itik yang paling ta jam berasal dar i seorang ahli Ekonomi dan Matematik a Char les Lindblom (1965 , 1964 1959 )¶ Lindblom secara tegas menyatak an bahwa para pembuat keputusan itu sebenarya tidaklah berhada pan dengan masalah-masalah yang konk r it dan ter umusk an dengan jelas.
2
Teori Inkremental
Teor i ink r emental dalam pengambilan keputusan mencer mink an suatu teor i pengambilan keputusan yang menghindar i banyak masalah yang har us diper timbangk an (seper ti daram teor i rasional kompr ehensif) dan, pada saat yang sama, mer upak an teor i yang lebih banyak menggambar ka n cara yang ditempuh oleh peja bat-peja bat pemer intah dalam mengambil kepur usan sehar i-har i. Pokok-pokok teor i ink r emental ini da pat diuraik an sebagai ber ikut.
a. Pemilihan tujuan atau sasaran dan analisis tindak an empir is yang diper luk an untuk menca painya dipandang sebagai sesuatu hal yang saling ter ka it dar ipada sebagai sesuatu hal yang saling ter pisah. b. Pembuat keputusan diangga p hanya memper timbangk an bebera pa altematif yang langsung berhubungan dengan pokok masalah dan altematif -alternatif ini hanya dipandang ber beda secara ink r emental atau marginal bila dibandingk an dengan kebijaksanaan yang ada sek arang. c. Bagi tia p altematif hanya sejumlah kecil akibat-akibat yang mendasar sa ja yang ak an dievaluasi. d. Masalah yang dihada pi oleh pembuat keputusan ak an didedif inisik an secara terar ur. Pandangan ink r ementalisme member ik an kemungkin untuk memper timbangk an dan menyesuaik an tujuan dan sarana ser ta sarana dan tujuan sehingga men jadik an dampak dar i masalah itu lebih da pat ditanggulangi. e. Bahwa tidak ada keputusan atau cara pemecahan yang tepat bagi tia p masalah. Batu uji bagi keputusan yang baik ter letak pada keyakinan bahwa ber bagai analisis pada ak hirnya ak an sepak at pada keputusan ter tentu meskipun tan pa menyepak ati bahwa keputusan itu adalah yang paling tepat sebagai sarana untuk menca pai tujuan. f. Pembuatan keputusan yang ink r emental pada hakik atnya ber sifat per baik an-per baik an kecil dan hal ini lebih diarahk an untuk memper baiki ketidaksempunaan dar i upaya-upaya konk r it dalam mengatasi masalahsosial yang ada sek arang dar ipada sebagai upaya untuk menyodor ka n tujuan-tujuan sosial yang sama sek ali bar u di masa yang ak an datang-
3
Keputusan-keputusan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan pada hakik atnya mer upak an pr oduk dar i saling member i dan mener ima dan saling percaya di antara pelbagai pihak yang ter libat dalam pr oses keputusan ter sebut. Dalam masyarak at yang str ukturnya ma jemuk paham lnk r emental ini secara politis lebih aman k ar ena ak an lebih gampang untuk menca pai kesepak atan a pa bila masalatr -masalah yang diper debatk an oleh pelbagai kelompok yang ter libat hanyalah ber sifat upaya untuk memodif ik asi terhada p pr ogram-pr ogram yang sudah ada dar ipada jik a hal ter sebut menyangkut isu-isu kebijaksanaan mengenai per ubahan per ubahan yang radik al yang memiliki sifat ´ ambil semua atau tidak sama sek ali. K ar ena para pembuat keputusan itu berada dalam keadaan yang ser ba tidak pasti k hususnya yang menyangkut akibat-akibat dar i tindak an-tindak an mer ek a di masa datang, mak a keputusan yang ber sifat ink r emental ini ak an da pat mengurangi r esiko dan biaya yang ditimbulk an oleh suasana ketidakpastian itu Paham ink r emental ini juga cukup rcalistis k ar ena ia menyadar i bahwa para pembuat keputusan sebenamya kurang waktu, kurang pengalaman dan kurang sumber -sumber lain yang diper luk an untuk melakuk an analisis yang kompr ehensif terhada p semua altematif untuk memecahk an masalah-masalah yang ada.
Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scanning Theory) Pengan jur teor i ini adalah ahli sosiologi organisasi Amitai Etzioni. Etzioni setuju terhada p k r itik-k r itik para teor itisi ink r emental yang diarahk an pada teor i rasional kompr ehensif , ak an teta pi ia juga menun jukk an adanya bebera pa kelemahan yang ter da pat pada teor i ink r emental. Misatnya, keputusan-keputusan yang dibuat oleh pembuat keputusan penganut model ink r emental ak an lebih mewakili atau mencer mink an kepentingan-kepentingan dar i kelompok-kelompok yang kuat dan ma pan ser ta kelompok-kelompok yang mampu mengorganisasik an kepentingannya dalam masyarak at, sementara itu kepentingankepentingan dar i kelompok-kelompok yang lemah dan yang secara politis tidak mampu mengorganisasik an kepentingannya praktis ak an tera baik an. Iebih lan jut´ dengan memusatk an perhatiannya pada kepentingan/tujuan jangk a pendek dan hanya ber usaha untuk memperhatik an var iasi yang ter batas dalam kebijaksanaan-kebijaksanaan yang ada sek arang, mak a model ink r emental cender ung menga baik an peluang bagi per lunya pembar uan sosial (social inovation) yang mendasar.
Oleh k ar ena itu, menur ut Yehezkel Dr or (1968) gaya ink r emental dalam pembuatan keputusan cender ung menghasilk an kelambanan dan ter peliharanya status quo, sehingga mer intangi upaya menyempurnak an pr oses pembuatan keputusan itu sendir i. Bagi sar jana seper ti Dr or± yang pada dasamya mer upak an salah seorang pengan jur teor i rasional yang ter kemuk a ² model ink r emental ini justr u diangga pnya mer upak an strategi yang tidak cocok untuk ditera pk an di negara-negara sedang ber kembang, seba b di negara-negara ini per ubahan yang kecil-kecilan (ink r emental) tidaklah memadai guna terca painya hasil ber upa per baik an per baik an besar -besaran-
4
Model pengamatan ter padu juga memperhitungk an tingk at kemampuan para pembuat keputusan yang ber beda-beda. Secara umum da pat dik atak an, bahwa semakin besar kemampuan para pembuat keputusan untuk memobilisasik an kekuasaannya guna mengimplementasik an keputusan-keputusan mer ek a, semakin besar keper luannya untuk melakuk an scanning dan semakin menyelur uh scanning itu, semakin ef ektif pengambilan keputusan µter sebul Dengan demikian, moder pengamatan ter padu ini pada hakik atnya mer upak an pendek atan kompr omi yang mengga bungk an pemanfaatan model rasional kompr ehensif dan moder ink r emental dalam pr oses pengambilan keputusan.
5
2.2 Kriteria pengambilan Keputusan Menur ut konsepsi Ander son, nilai-nilai yang kemungkinan men jadi pedoman per ilaku para pembuat keputusan itu da pat dikelompokk an men jadi 4 (empat) k ategor i, yaitu: Nilai-nilai Politik. Pembuat keputusan mungkin melakuk an penilaian atas altematif kebijaksanaan yang dipilihnya dar i sudut pentingnya altematif -altematil itu bagi par tai politik nya atau bagi kelompok-kelompok klien dar i badan atau organisasi yang dipimpinnya. Keputusankeputusan yang lahir dar i tangan para pembuat keputusan seper ti ini buk an mustahil dibuat demi keuntungan politik ¶ dan kebijaksanaan dengan demikian ak an dilihat sebagai instr umen untuk memper luas pengar uh-pengar uh politik atau untuk menca pai tujuan dan kepentingan dar i par tai politik atau tujuan dar i kelompok kepentingan yang ber sangkutan. Nilai-nilai organisasi. Para pembuat keputusan, k hususnya bir ok rat (sipil atau militer), mungkin dalam mengambil keputusan dipengar uhi oleh nilai-nilai organisasi di mana ia ter libat di dalamnya¶ Organisasi, semisal badan-badan administrasi, menggunak an ber bagai bentuk gan jaran dan sanksi dalam usahanya untuk memaksa para anggotanya mener ima, dan ber tindak sejalan dengan nilainilai yang telah digar isk an oleh organisasi. Sepan jang nilai-nilai semacam itu ada, orangorang yang ber tindak selaku pengambil keputusan dalam organisasi itu kemungkinan ak an dipedomani oleh per timbangan-per timbangan semacam itu sebagai per wujudan dar i hasrat untuk melihat organisasinya teta p lestar i, unuk teta p ma ju atau untuk memper lancar pr ogram pr ogram dan kegiatan-kegiatannya atau atau untuk memper tahank an kekuasaan dan hak-hak istimewa yang selama ini dinikmati. Nilai-nitai Pribadi. Hasrat untuk melindungi atau memenuhi kesejateraan atau kebutuhan f isik atau kebutuhan f inansial¶ r eputasi dir i, atau posisi histor is kemungkinan juga digunak an- oleh para pembuat teputusan sebagai k r iter ia dalam pengambilan keputusan. Para politisi yang mener ima uang sogok untuk membuat kepur usan ter tentu yang menguntungk an si pember i uang sogok, misalnya sebagai hadiah pember ian per izinan atau penandatanganan kontrak pembangunan pr oyek ter tentu, jelas mempunyai kepentingan pr ibadi dalam benak nya. Nilai-nilai Kebijaksanaan. Dar i per bincangan di atas, satu hal hendaklah dicamk an, yak ni janganlah kita mempunyai angga pan yang sinis dan kemudian menar ik kesimpulan bahwa para pengambil keputusan politik inr semata-mata hanyalah dipengar uhi oleh per timbangan-penimbangan demi keuntungan politik, organisasi atau pr ibadi. Seba b, para pembuat keputusan mungkin pula ber tindak ber dasar ka n atas penepsi mer ek a terhada p kepentingan umum atau keyakinan ter tentu mengenai kebijaksanaan negara a pa yang sekiranya secara moral tepat dan benar. Nilai-nilai Ideologis. Ideologi pada hakik atnya mer upak an serangk aian nilai-nilai dan keyakinan yang secara logis saling ber ka itan yang mencer mink an gambaran sederhana mengenai dunia ser ta berf ungsi sebagai pedoman benindak bagi masyarak at yang meyakininya.
6
2.3 Pola dasar berpikir dalam konteks organisasi
1. penilaian situasi (situational approach) untuk menghadapi pertanyaan apa yang terjadi ? 2. analisis persoalan (problem analisis) dari pola pikir sebab akibat. 3. analisis keputusan (decisions analisis) di dasarkan pada pola berpikir mengambil pil ihan. 4. analisis persoalan potensial (potential problem analisis) di dasarkan pada perhatian kita mengenai peristiwa masa depan, mengenai peristiwa yang mungkin terjadi dan dapat terjadi.
Manajemen science dalam pengambilan keputusan.
1. pengambilan keputusan berdasarkan tujuan 2. pengambilan keputusan berdasarkan informasi dan analisis. 3. pengambilan keputusan untuk tujuan ganda. 4.penekanan yang meningkat pada produktivitas - produktivitas SDM - manajemen modal dan material yang efektif - proses pengambilan keputusan yang efisien 5. peningkatan perhatian pada periaku kelompok 6. manajemen modal,energy dan material yang efisien 7. manajemen tentang segala kemungkinan yang l ebih sistematis 8. lebih beraksi dengan factor eksternal (pemerintah, situasi internasional, factor social, ekonomi, lingkungan perubahan situasi pasar, selera konsumen, pesaing dll.
7
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Def inisi Pembuatan Kebijaksanaan Negara sebagai keselur uhan pr oses yang menyangkut pengar tikulasian dan pendef inisiaan masalah, per umusan kemungkinan-kemungkinan pemecahan masalah dalam bentuk tuntutan-tuntutan politik, penyaluran tuntutan-tuntutan ter sebut ke dalam sistem politik, pengupayaan pember ian sanksi-sanksi atau legitimasi dar i arah tindak an yang dipilih, pengesahan dan pelaksanaan /implementasi, monitor ing dan penin jauan kembali (umpan balik ). 2. Ter da padat bebera pa teor i pengambilan keputusan yang diangga p paling ser ing dibicarak an dalam pelbagai kepustak aan kebijak an negara diantaranya ; Teor i R asional Kompr ehensif , Teor i Ink r emental, Teor i Pengamatan Ter padu (Mixed Scanning Theory). 3. Menur ut konsepsi Ander son, nilai-nilai yang kemungkinan men jadi pedoman per ilaku para pembuat keputusan itu da pat dikelompokk an men jadi 4 (empat) k ategor i, yaitu : Nilai-nilai Politik, Nilai-nilai organisasi, Nilai-nitai Pr ibadi, Nilai-nilai Kebijaksanaan, Nilai-nilai Ideologis.
8
DAFTAR PUSTAKA
Teori pengambilan keputusan, Ir.M.iqbal Hasan. M.M. 2002 Pengantar bisnis cetakan pertama, ghalia I ndonesia Yogyakarta http//www.scribd.com/13564315/ teori pengambilan-keputusan-analisis-keputusan
9