ETIKA BISNIS DAN PROFESI STUDI KASUS KEBANGKRUTAN ENRON CORPORATION Dosen Pengampu : Yogy Budi Yuda W, SE, M.Si
Oleh: 1. Alfi Maftukhah
(12.23.0005)
2. Angga Apyus Gurnita
(12.23.0009)
3. Nova Vita Febiana
(12.23.0053)
4. Shinta Ayu Kartika
(12.23.0066)
PRODI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERDEKA MADIUN MARET 2015 1
KATA PENGANTAR Segala rasa puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan limpahan rahmat dan karunianya-Nya, kami dapat menyelesaikan Makalah Etika Bisnis dan Profesi dengan judul “Studi Kasus Kebangkrutan Enron Corporation”. Makalah yang kami susun merupakan salah satu tugas mata kuliah Etika Bisnis dan Profesi.. Sebagai manusia biasa,kami tidak lepas dari kesalahan dan kekhilafan dalam menyusun makalah ini. Untuk menyempurnakannya, kami dengan senang hati akan menerima kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Sehingga di kemudian hari kami dapat menyempurnakan makalah selanjutnya dengan lebih baik. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi semua pihak yang berkepentingan. Amin.
Madiun, Maret 2015
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
2
BAB I PENDAHULUAN
4
BAB II PEMBAHASAN
6
BAB IV KESIMPULAN
14
DAFTAR PUSTAKA
15
3
BAB I PENDAHULUAN A.
LATAR BELAKANG MASALAH Hampir seluruh Negara di belahan dunia ini menjadikan Amerika sebagai kiblat
perekonomian mereka. Amerika dikenal sebagai Negara super power di segala bidang, salah satunya adalah dalam kehidupan ekonomi. Banyak industri besar yang tumbuh di Negara Paman Sam tersebut. Amerika juga dikenal sebagai salah satu Negara yang sukses mempraktikan Good Corporate Governace dengan sangat baik. Tapi bagaimanapun sempurnanya perekonomian Amerika, tetap saja skandal bisnis terjadi secara diam-diam. Banyak kecurangan bisnis yang terjadi, antara lain manipulasi laporan keuangan, penyelundupan pajak, penyuapan terhadap auditor independen, hingga munculnya perusahaan bayangan yang dijadikan sebagai salah satu daya tarik oleh sebagaian perusahaan yang beretika buruk untuk menaikan popularitas mereka sehingga harga saham mereka di Wall Street akan semakin meningkat. Menurut teori Fraud ada 3 komponen utama yang menyebabkan orang melakukan kecurangan, menipulasi, korupsi dan sebangsanya (perilaku tidak etis), yaitu opportunity, pressure, dan rationalization. Ketiga faktor tersebut akan dapat diminimalisir dengan meningkatkan moral, akhlak, etika, perilaku, prinsip kejujuran dan lain sebagainya. Dengan menjalankan bisnis yang sehat dan beretika, maka publik akan menaruh kepercayaan kepada kita. Salah satu skandal bisnis yang paling pahit yang harus ditelan oleh Amerika adalah skandal kebangkrutan Enron Corporation. Enron merupakan perusahaan terbesar ke tujuh dari lima ratus perusahaan bonafit di Amerika Serikat, sekaligus merupakan perusahaan energi terbesar di Amerika. Enron mengumumkan kebangkrutan mereka secara tiba-tiba pada tanggal 2 Desember 2001. Perusahaan energi terbesar ini jatuh bangkrut dengan meninggalkan hutang lebih dari satu milyar dollar. Dan tanpa sepengetahuan publik, sebenarnya selama kurun waktu tujuh tahun terakhir, Enron menyembunyikan kerugian dan melebih-lebihkan laba perusahaan hingga enam ratus dollar. Hal ini dimaksudkan agar investor tetap tertarik pada saham Enron. Berdasarkan uraian-uraian diatas, kami tertarik untuk membahasnya lebih dalam mengenai sejarah berdirinya Enron Corporation, bagaimana Enron bisa bangkrut, hingga dampak 4
dari kebangkrutan Enron Corporation dalam sebuah makalah yang berjudul “Studi Kasus Kebangkrutan Enron Corporation”.
B.
RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana sejarah berdirinya Enron Corporation? 2. Bagaimana latar belakang kasus Enron Corporation? 3. Apa pelanggaran yang dilakukan oleh Enron Corporation? 4. Bagaiamana peran Arthur Andersen dalam kasus Enron Corporation? 5. Bagaimana peran Gedung Putih dalam kasus Enron Corporation? 6. Bagaimana dampak dari kasus Enron Corporation?
C.
TUJUAN 1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah berdirinya Enron Corporation. 2. Untuk mengetahui latar belakang kasus Enron Corporation. 3. Untuk mengetahui apa pelanggaran yang dilakukan oleh Enron Corporation. 4. Untuk mengetahui bagaimana peran Arthur Andersen dalam kasus Enron Corporation. 5. Untuk mengetahui bagaimana peran Gedung Putih dalam kasus Enron Corporation. 6. Untuk mengetahui bagaimana dampak dari kasus Enron Corporation.
5
BAB II PEMBAHASAN A.
SEJARAH PERUSAHAAN Enron didirikan pada tahun 1985 oleh sebuah perusahaan “Houston Natural Gas” dengan
“Internorth”, sebuah perusahaan lain dalam pemipaan minyak sebagai hasil merger yang diwajibkan oleh peraturan perundangan Pemerintah Federal Amerika. Di tahun 1997, Enron membeli perusahaan pembangkit listrik “Portland General Electric Corp” senilai $ 2 milyar. Masih di tahun yang sama, manajemen mengubah nama perusahaan menjadi “Enron Capital and Trade Resources” yang menjadi perushaan Amerika terbesar yang komoditas utamanya adalah gas alam dan listrik. Pendapatan Enron meningkat tajam dari $ 2 milyar menjadi $ 7 milyar dengan jumlah karyawan sebanyak 2.000 tenaga kerja, yang awalnya hanya 200 tenaga kerja. Tidak cukup hanya dengan prestasi tersebut, Enron kemudian membentuk Enron Online “EOL” pada bulan Oktober 1999. Dalam waktu sekejab, EOL berhasil melaksanakan transaksi sebesar $ 335 milyar pada tahun 2000. Januari 2000, Enron mengumumkan sebuah rencana yang sangat ambisius, yaitu membuat jaringan elektronik broadbrand yang berkecepatan tinggi (high speed broadbrand). Enron membiayai ratusan juta dollar guna melaksanakan program ini walaupun keuntungannya belum Nampak sama sekali, namun harga saham Enron di Wall Street melonjak menjadi $ 40, bahkan meningkat menjadi $ 90,56, sehingga Enron dinyatakan oleh majalah Fortune maupun media lain sebagai “One of the Most Admired and Innovative Companies in the World”. Komoditas utama Enron adalah energi, kemudian melakukan diversifikasi usaha yang sangat luas hingga pada bidang yang tidak ada kaitannya dengan industri energi. Diversifikasi usaha tersebut, antara lain future transaction, trading commodity non energy dan kegiatan bisnis keuangan.
6
B.
PEMBAHASAN MASALAH
1.
LATAR BELAKANG KASUS ENRON Pada tanggal 2 Desember 2001, dunia perekonomian dikejutkan dengan munculnya berita
yang berasal dari Houston di Texas, Amerika. Enron, industry terbesar ketujuh di Amerika, yang sekaligus merupakan perusahaan energi perdagangan terbesar di Amerika menyatakan kebangkrutannya. Yang lebih memprihatinkan, kebangkrutan tersebut bukan dikarenakan perekonomian dunia yang sedang melemah, melainkan disebabkan oleh kesalahan fatal dalam sistem akuntan mereka. Selama tujuh tahun terakhir, Enron melebih-lebihkan laba dan menutupi hutanghutang mereka. Hal ini dimaksudkan agar investor tetap melirik saham Enron yang sempat menjadi primadona perekonomian dunia. Effrey Skilling menjelaskan kebangkrutan Enron disebabkan terganggunya proses bisnis akibat credit rating perusahaan menurun pada November 2001. Hal ini dikarenakan sebagai perusahaan trading, membutuhkan rating nilai investasi untuk melakukan perdagangan dengan perusahaan lain. Tidak ada nilai yang baik, maka tidak akan ada perdagangan (Eiteman, dkk, 2007). Terjadinya penurunan nilai rating investasi perusahaan disebabkan hutangnya yang terlalu besar, yang sebelumnya tidak tercatat dalam neraca (off balance sheet) kemudian diklasifikasikan ulang sehingga tercatat dalam neraca (on balance sheet). Hutangnya tidak hanya sebesar $ 13 juta tetapi bertambah hingga sebesar $ 38 juta. Klasifikasi ulang dilakukan karena terdapat banyak special purpose entity (SPEs) dan kerjasama yang tidak tercatat dalam neraca yang memiliki banyak hutang. Sehingga terjadi ketidakcocokan saat dilakukan konsolidasi ulang yang kemudian menyebabkan nilai ekuitas perusahaan jatuh (Eiteman, dkk, 2007). Auditor independen, Arthur Andersen ikut berperan penting dalam menyusun pembukuan kreatif Enron. Lebih buruk lagi, kantor hukum yang merupakan penasihat Enron, Vinson & Eikins, juga dituduh ikut andil dalam korupsi skala dunia ini karena telah membantu membuka partnershippartnership kontroversial yang dianggap sebagai awal dari kehancuran Enron. Dan yang terakhir adalah bank investasi besar di Wallstreet seperti Salomon Smith Barney unit, Credit Suisse First Boston, Merrill Lynch, Goldman Sachs, J.P. Morgan Chase and Lehman Bros, ikut meraup $ 214 juta dalam komisi sebagai penjual saham dan obligasi dari Enron. Titik
awal
jatuhnya
Enron
adalah
dibukanya
partnership-partnership “special purspose vehicle” yang 7
bertujuan untuk menambah keuntungan. Enron mendirikan kongsi dengan seorang partner dagang. Partner dagang biasanya hanya satu untuk setiap partnership dan kongsi dagang ini menyumbang modal yang sangat sedikit, sekitar 3% dari jumlah modal keseluruhan. Secara hukum perusahaan di Amerika, apabila induk perusahaan berpartisipasi dalam partnership dimana partner dagang menyumbang sedikitnya 3% dari modal keseluruhan, maka neraca partnership ini tidak perlu dikonsolidasi dengan neraca dari induk perusahaan, tetapi dijabarkan pada laporan tersendiri dan terbuka. Lalu dari mana Enron membiayai partnership-partnership tersebut? Enron mendanai mereka dengan "meminjamkan" saham Enron (induk perusahaan) kepada Enron (anak perusahaan) sebagai modal dasar partnership-partnership tersebut. Secara singkat, Enron sebenarnya mengaakan transaksi dengan dirinya sendiri, namun secara tertutup. Enron tidak pernah mengungkapkan operasi dari partnership-partnership tersebut dalam laporan keuangan yang ditujukan kepada pemegang saham dan Security Exchange Commission (SEC), badan tertinggi pengawasan perusahaan publik di Amerika. Lebih jauh lagi, Enron bahkan memindahkan utang-utang sebesar $ 690 juta yang ditimbulkan induk perusahaan ke partnership partnership tersebut. Akibatnya, laporan keuangan dari induk perusahaan terlihat sangat atraktif, menyebabkan harga saham Enron melonjak menjadi $ 90 pada bulan Februari 2001. Perhitungan menunjukkan bahwa dalam kurun waktu tersebut, Enron telah melebih-lebihkan laba mereka sebanyak $ 650 juta.
2.
PELANGGARAN YANG DILAKUKAN ENRON Untuk memenuhi persyaratan Moody’s dan S&P s, Enron menjaga leverage rationya.
Kegagalan untuk meningkatkan credit ratingnya mendorong Enron untuk meningkatkan margin dengan memperbesar paper profit dan penurunan nilai assets ditransfer ke Special Purpose Vehicle (SPV). Untuk meningkatkan modal dan melindungi risiko, Enron memanfaatkan SPV, bekerjasama dengan pihak luar sebagai “ keranjang sampah” untuk menambah Assets dan Liabilities, termasuk tempat pembuangan asset yang mengalami penurunan nilai, lindung nilai untuk meng-offset kerugian Enron dan memanfaatkan derivatives. Karena tidak dikonsolidasikan, maka laporan keuangan Enron tidak terganggu. Kerugian yang diderita SPV tertutup dengan saham Enron. Tiga dari 2000 SPV dipimpin Festow dari 1999 sampai July 2001, membayar Festow lebih dari $ 30 juta untuk management fees. Jauh lebih besar dari pendapatannya di Enron 8
dengan persetujuan top management dan BOD Enron. Suatu SPV juga melakukan investasi ke SPV lain. November 2001, 75% saham di Mariner Engine Inc. meningkat menjadi $ 350 Juta, hampir 2 kali lipat nilai initial investment. Penilaian deposito deep well oil reserve, long term future contracts dan derivatives yang tidak memiliki quoted market price membuka peluang untuk windows dressing melalui discretionary valuation models sesuai dengan metode dan asumsi yang digunakan. 3.
PERANAN ARTHUR ANDERSEN Pada bulan september 2001, pemerintah mulai mencium adanya ketidakberesan dalam
laporan pembukuan Enron. Satu bulan kemudian, Enron mengumumkan kerugian sebesar $ 600 juta dan nilai asset Enron menyusut $ 1,2 triliun. Pada laporan keuangan yang sama diakui, bahwa selama tujuh tahun terakhir, Enron selalu melebih-lebihkan laba bersih mereka. Akibat laporan mengejutkan ini, nilai saham Enron mulai turun drastis dan saat Enron mengumumkan bahwa perusahaan harus gulung tingkar, 2 Desember 2001, harga saham Enron hanya 26 sen. Hukum perusahaan Amerika menyatakan bahwa setiap perusahaan terbuka Amerika, harus diperiksa pembukuannya oleh auditor independen dari Certified Public Accounting Firm. Tidak jarang, akuntan publik menerima uang lebih banyak dari jasa konsultasi daripada jasa audit, seperti kasus Enron di mana Arthur Andersen menerima $ 27 juta dari konsultasi dan $ 25 juta dari audit. Akibatnya, timbul kesangsian akan kejujuran dan kejernihan dari laporan audit mereka terhadap pumbukuan Enron. Yang lebih mengejutkan dunia akuntan adalah peristiwa penghancuran dokumen yang dilakukan oleh David Duncan, ketua partner dari Arthur Andersen untuk Enron. Panik karena menerima undangan untuk diminta kesaksiannya di Dewan Perwakilan Rakyat Amerika (Congress), Duncan memerintahkan anak buahnya untuk menghancurkan ratusan kertas kerja (work papers) dan e-mail yang berhubungan dengan Enron. Kertas kerja adalah dukumen penting dalam dunia profesi akuntan yang berhubungan dengan laporan keuangan dari klien. Secara umum, setiap kertas kerja, komunikasi dan laporan keuangan harus di dokumentasikan dengan baik selama 6 tahun. Baru setelah 6 tahun, dokumen tersebut bisa dihancurkan. Peristiwa penghancuran dokumen ini memberi keyakinan pada publik dan kongres bahwa Arthur Andersen sebenarnya mengetahui bisnis buruk dari Enron, tetapi tidak mau mengungkapkannya dalam laporan audit mereka, karena takut kehilangan Enron sebagai klien.
9
4.
PERANAN GEDUNG PUTIH Yang menambah kompleks kasus Enron ini adalah keterlibatan Gedung Putih. Sejak tahun
1989, Enron "menyumbang dana" pada Washington sebesar $ 5,7 juta, dengan pembagian $ 4,1 juta untuk Partai Republik dan sisanya untuk golongan yang lain. Lebih lanjut, seperti yang diketahui publik sekarang ini, hubungan Presiden George W. Bush dengan Kenneth Lay, Komisaris dan Chief Executive Officer Enron sangatlah mesra. Ken Lay adalah kontributor terbesar selama kampanye kepresidenan dengan menyumbang sebesar $ 625.000 menyebabkan President Bush memanggil Ken Lay dengan nama kesayangan, "Kenny Boy." Lalu darimana Enron mengalokasikan dana sebanyak itu untuk disumbangkan kepada calon presiden dan partainya? Jawabannya terletak pada kompleksitas hukum perpajakan Amerika. Selama lima tahun terakhir, walaupun memiliki laba bersih miliaran dolar, Enron tidak membayar pajak sepeser pun. Hukum perpajakan Amerika menegaskan bahwa stock option atau opsi kepemilikan perusahaan bisa dikategorikan sebagai "gaji/upah" pegawai. Karena Enron selama ini memberikan bonus dan kompensasi kepada pegawainya dalam bentuk stock option, maka walau dalam bentuk fisik hanyalah kertas, Enron mampu mengurangi nilai laba mereka dengan nilai opsi tersebut di pasar bebas. Bila keuntungan Enron dikurangi dengan nilai opsi tersebut, maka sebagai hasil akhir Enron tidak memiliki laba sama sekali dan perusahaan yang tidak memiliki laba tidak diwajibkan untuk membayar pajak. Lebih buruk lagi, Enron memiliki lebih dari 90 perusahaan off shore atau perusahaan yang didirikan di negara kepulauan yang bebas pajak atau berpajak rendah yang tujuan utamanya untuk memindahkan pendapatan dari Amerika ke negara kepulauan tersebut.
5.
BERAKHIRNYA KASUS ENRON Berakhirnya kasus Enron menimbulkan adanya perubahan dari segi hukum di Amerika.
Presiden Bush mengesahkan Rancangan Undang-Undang yang diajukan oleh anggota senat Paul Sarbanes dan Michael Oxley pada tanggal 30 Juli 2002. Ikthisar Sarbanes Oxley act 2002 adalah: 1. Memberi kejelasan dan kepastian atas: Dewan
pengawas
Independen
yang
bertugas
sepenuhnya untuk mengawasi pelaku pasar modal. Dewan ini akan diawasi SEC. 2. Menetapkan tanggung jawab baru terhadap komite audit dan pejabat perusahaan. 10
3. Menetapkan aturan dan keharusan baru untuk pelaporan perusahaan. 4. Mendefinisikan jasa non Audit yang dapat diberikan oleh KAP kepada Klien Audit yaitu melarang KAP melakukan 8 jenis jasa audit kepada klien audit : pembukuan, design dan sistem informasi keuangan, jasa penilai, jasa aktuaris, outsorcing jasa internal audit, fungsi management SDM, broker pialang atau penasehat investasi, jasa hukum dan jasa professional lainnya yang tidak berhubungan dengan audit. 5. Memperberat hukuman atas kecurangan yang dilakukan perusahaan 6. Mengharuskan adanya peraturan yang mengatur benturan kepentingan 7. Meningkatkan secara signifikan tanggung jawab dan anggaran SEC 8. Mengijinkan pemberian jasa lainnya dengan persetujuan terlebih dahulu dari komite audit
6.
DAMPAK KASUS ENRON 1. Dampak bagi Enron Enron mengalami kebangkrutan dengan meninggalkan hutang hampir senilai US $ 31,2 milyar. Serta sertifikat saham mereka tak memiliki nilai sehingga para investor tidak tertarik untuk menanamkan modalnya di Enron lagi.
2. Dampak bagi Seluruh Manajemen Perusahaan di Amerika Dengan diterbitkan Undang-Undang Sarbanes Oxley, maka dampaknya bagi manajemen adalah : 1. Mengharuskan adanya sertifikasi CEO/CFO atas laporan berkala yang disampaikan SEC. 2. Setiap laporan tahunan diharuskan untuk melampirkan laporan dari management mengenai penaksiran internal control. 3. Auditor independent diharuskan melakuakan atestasi dan melaporkan penaksiran manajemen. 4. Pengungkapan yang harus dilakukan antara lain : a. Keharusan bagi direktur, pejabat perusahaan dan pihak yang memiliki saham perusahaan dengan jumlah minimum 10% untuk menyampaikan perubahan ekuitas yang dimiliki. b. Pengungkapan tambahan untuk keuangan off balance sheet dan kontijensi. c. Pengungkapan oleh perusahaan secara real time. 11
3. Dampak bagi KAP Arthur Andersen Arthur Andersen yang dianggap turut campur tangan dalam kasus kebangkrutan Enron juga terkena imbasnya. Member Arthur Andersen di beberapa negara seperti, Jepang dan Thailand, telah membuat kesepakatan merger dengan KPMG, Australia dan Selandia Baru dengan Ernst & Young, dan Spanyol dengan Deloitte Touche Tohmatsu. Di Amerika sendiri, aktivitas seluruh member Andersen dibekukan pemerintah. Akibatnya, menurut Asian Wall Street Journal klien-klien Andersen LLP beralih ke berbagai auditor. Antara lain Delotte and Touche (10 persen), KPMG (11 persen), PriceWaterhouseCooper (20 persen), dan Ernst & Young (28 persen). Dan yang berpindah ke auditor-auditor kecil lainnya atau mengaku belum tahu berpindah kemana sebanyak 40 persen. Hal ini menunjukkan bahwa KAP Andersen terus menerima konsekwensi negatif dari kasus Enron berupa kehilangan klien, pembelotan afiliasi yang bergabung dengan KAP yang lain dan pengungkapan yang meningkat mengenai keterlibatan pegawai KAP Andersen dalam kasus Enron.
4. Dampak bagi Akuntan Publik Setelah kasus Enron berakhir, pemerintah Amerika menerbitkan Undang-Undang Sarbanes Oxley yang berdampak bagi akuntan publik. Dampak tersebut antara lain : 1. Membentuk Public Accounting Oversight Board (PCAOB) yang bertujuan untuk mengawasi audit atas perusahaan publik dan melindungi kepentingan investor. 2. Melarang jasa non audit- Hukum secara spesifik telah melarang KAP untuk melakukan 8 jenis jasa non Audit . 3. Perputaran partner- pemimpin (Lead) atau coordinating partner audit atau concurring reviewer tidak dapat memberikan jasa audit kepada klien yang sama lebih dari 5 tahun berturut-turut. 4. Laporan kepada komite audit – Auditor diharuskan untuk melaporkan kepada komite audit perihal semua kebijakan akuntasi yang berlaku, perlakuan informasi keuangan dan informasi penting lainnya yang telah didiskusikan dengan management. 5. Penugasan auditor dibutuhkan 1 tahun cooling of period.
12
5. Dampak bagi Perekonomian di Amerika Akibat kebangkrutan Enron pada tahun 2001 sedikitnya 4.000 tenaga kerja kini menjadi pengangguran. Kolapsnya Enron juga mengguncang neraca keuangan para kreditornya yang telah mengucurkan milyaran dolar (JP Morgan Chase dan Citigroup adalah dua kreditor terbesarnya). Para karyawan Enron dan investor kecil-kecilan juga dirugikan karena simpanan hari tua mereka yang musnah. Sebagian besar dana pensiun dan tabungan 20.000 karyawan Enron terikat dalam saham yang kini tanpa nilai. Banyak lembaga keuangan internasional juga ikut menderita kerugian akibat bangkrutnya Enron, sehingga membuat mereka semakin berhati-hati dalam membidik peluang investasi.
13
BAB III KESIMPULAN
Enron merupakan salah satu perusahaan terbesar di Amerika yang mengalami kebangkrutan pada bulan desember 2001 karena sistem akuntansi internal perusahaan. Untuk memenuhi persyaratan Moody’s dan S&P, Enron diwajibkan untuk menjaga leverage rationya tetap stabil. Namun pada kenyataannya, Enron telah gagal meningkatkan credit ratingnya sehingga terpaksa merekayasa laporan keuangan dengan menyembunyikan kerugian dan memperbesar laba. Hal ini juga dimaksudkan agar investor semakin tertarik untuk menanamkan modalnya pada saham Enron. Sebagai perusahaan terbuka, pembukuan Enron wajib diperiksa oleh auditor independen. Dan Arthur Andersen adalah salah satu KAP terbesar di Amerika, yang saat itu menangani pemeriksaan keuangan Enderson. Sebagai salah satu KAP terbaik di Amerika, seharusnya Arthur Andersen menjunjung tinggi kode etik profesi akuntan, salah satunya mengungkap jika ada ketidakwajaran dalam laporan keuangan perusahaan. Namun, Arthur Andersen justru melanggarnya dengan membantu Enron untuk menyusun rekayasa pembukuan kreatif yang merugikan banyak pihak.
14
DAFTAR PUSTAKA http://id.wikipedia.org/wiki/Enron Diakses tanggal 24 MAret 2015, pukul 19:07 http://the-johan.blogspot.com/2008/10/tragedi-enron-corporation.html Diakses tanggal
25 Maret
2015, pukul 08:00 http://ade-hsl.blogspot.com/2009/11/etika-bisnis-dan-profesional-akuntan.html Diakses tanggal 25 Maret 2015, pukul 08:09 http://www.scribd.com/doc/29073146/Kasus-Enron-Corporation https://mukhsonrofi.wordpress.com/2008/09/04/fraudtriangle-segitiga-fraud
Diakses tanggal 26
Maret 2015, pukul 12:18.
15