BAB I PENDAHULUAN
Istilah Istilah abortus abortus dipakai dipakai untuk menunjukkan menunjukkan pengeluaran pengeluaran hasil konsepsi konsepsi sebelum sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. kandungan. Sampai saat ini janin yang terkecil yang dilaporkan dapat hidup diluar kandungan, mempunyai berat badan 297 gram waktu lahir. Akan tetapi karena jarangnya janin yang dilahirkan dengan berat badan dibawah 5 gram dapat hidup terus, maka abortus ditentukan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 5 gram atau kurang dari 2 minggu. Abortus yang berlangsung tanpa tindakan disebut abortus spontan. Abor Abortu tuss buat buatan an adal adalah ah peng pengak akhi hira ran n keha kehami mila lan n sebelu sebelum m 2 ming minggu gu akib akibat at tindakan. Abortus terapeutik ialah abortus buatan yang dilakukan atas indikasi medik !. "eneli "enelitian tian#pen #peneli elitia tian n terdah terdahulu ulu menye menyebutk butkan an bahwa bahwa angka angka kejadia kejadian n abortus sangat tinggi. Sebuah penelitian pada tahun !99$ memperkirakan total kejadian abortus di Indonesia berkisar antara 75.. dan dapat mencapai ! juta per tahun dengan rasio !% abortus per ! konsepsi. Angka tersebut mencakup abortus spontan maupun buatan. Abortus inkomplit sendiri merupakan salah satu bentuk klinis dari abortus spontan maupun sebagai komplikasi dari abortus pro&okatus kriminalis ataupun medisinalis. Insiden abortus inkompit sendiri belum diketahui secara pasti namun yang penting diketahui adalah sekitar ' ( dari dari wanita wanita hamil hamil yang yang mengal mengalami ami abortu abortuss inkom inkompli plitt memerlu memerlukan kan perawa perawatan tan rumah sakit akibat perdarahan yang terjadi 2,$,). Abor Abortu tuss
inko inkomp mpli litt
memi memili liki ki
komp kompli lika kasi si
yang ang
dapa dapatt
meng mengan anca cam m
keselamatan ibu karena adanya perdarahan yang masi* yang bisa menimbulkan kematian akibat adanya syok hipo&olemik apabila keadaan ini tidak mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat. Seorang ibu hamil yang mengalami abortus inkomplit dapat mengalami guncangan psikis. tidak hanya pada ibu namun juga pada keluarganya, terutama pada keluarga keluarga yang sangat menginginkan anak. +engenal lebih dekat tentang abortus inkomplit menjadi penting bagi para pelayan kesehatan agar mampu menegakan diagnosis kemudian memberikan penatalaksanaan yang sesuai dan akurat, serta mencegah komplikasi.
!
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Abort Abortus us inkomp inkomplit lit adalah adalah pengel pengeluar uaran an sebagi sebagian an hasil hasil konsep konsepsi si pada pada kehami kehamilan lan sebelu sebelum m 2 minggu minggu dan masih masih ada sisa yang tertin tertingg ggal al di dalam dalam uterus!.
2.2 Epidemiologi
Insiden abortus inkomplit belum diketahui secara pasti, namun demikian disebutkan sekitar ' persen dari wanita hamil dirawat dirumah sakit dengan perdarahan akibat mengalami abortus inkomplit. Inisiden abortus spontan secara umum disebutkan disebutkan sebesar !( dari seluruh seluruh kehamilan. kehamilan. Angka#angk Angka#angkaa tersebut tersebut berasal dari data#data dengan sekurang#kurangnya ada dua hal yang selalu berubah, kegagalan untuk menyertakan abortus dini yang tidak diketahui, dan pengikutsertaan abortus yang ditimbulkan secara ilegal serta dinyatakan sebagai abortus spontan5. ebih dari %( abortus terjadi dalam !2 minggu pertama kehamilan dan angka tersebut kemudian menurun secara cepat pada umur kehamilan selanjutnya. Anomali kromosom menyebabkan sekurang#kurangnya separuh dari abortus pada trimester pertama, kemudian menurun menjadi 2#$( pada trimester kedua dan 5#! ( pada trimester ketiga 5. -esiko abortus spontan semakin meningkat dengan bertambahnya paritas di samping dengan semakin lanjutnya usia ibu serta ayah. rekuensi abortus yang dikenali secara klinis bertambah dari !2( pada wanita yang berusia kurang dari 2 tahun, menjadi 2'( pada wanita yang berumur di atas ) tahun. /ntuk usia paternal yang sama, s ama, kenaikannya adalah dari !2( menjadi 2(. Insiden I nsiden abortus bertambah pada kehamilan yang belum melebihi melebihi umur $ bulan 5,'.
2
2.3 Etiologi
+ekanisme pasti yang bertanggungjawab atas peristiwa abortus tidak selalu tampak jelas. "ada beberapa bulan pertama kehamilan, ekspuisi hasil konsepsi yang terjadi secara spontan hampir selalu didahului kematian embrio atau janin, namun pada kehamilan beberapa bulan berikutnya, sering janin sebelum ekspuisi masih hidup dalam uterus. 0ematian janin sering disebabkan oleh abnormalitas pada o&um atau 1igot atau oleh penyakit sistemik pada ibu, dan kadang#kadang mungkin juga disebabkan oleh penyakit dari ayahnya 5.
2.3.1 Pe!em"#ng#n $igot %#ng A"nom#l
Abnormalitas kromosom merupakan penyebab dari abortus spontan. Sebuah penelitian meta#analisis menemukan kasus abnormalitas kromosom sekitar )9( dari abortus spontan. risomi autosomal merupakan anomali yang paling sering ditemukan 352(4, kemudian diikuti oleh poliploidi 32! (4 dan monosomi 3!$(4 76% .
2.3.2 !to '#ten#l
iasanya penyakit maternal berkaitan dengan abortus euploidi. "eristiwa abortus tersebut mencapai puncaknya pada kehamilan !$ minggu, dan karena saat terjadinya abortus lebih belakangan, pada sebagian kasus dapat ditentukan etiologi abortus yang dapat dikoreksi. Sejumlah penyakit, kondisi kejiwaan dan kelainan perkembangan pernah terlibat dalam peristiwa abortus euploidi 5. #.Infe!si
8rganisme seperti Treponema pallidum, Chlamydia trachomatis, Neisseria gonorhoeae, Streptococcus agalactina, &irus herpes simpiek, cytomegalovirus Listeria monocytogenes dicurigai berperan sebagai penyebab abortus. ooplasma juga disebutkan dapat menyebabkan abortus. Isolasi Mycoplasma hominis dan Ureaplasma urealyticun dari traktus genetalia sebagaian wanita yang mengalami abortus telah menghasilkan hipotesis yang menyatakan bahwa in*eksi mikoplasma yang menyangkut traktus genetalia dapat menyebabkan abortus. :ari kedua
$
organisme tersebut, Ureaplasma Urealyticum merupakan penyebab utama5. ".Pen%#!it(Pen%#!it Konis %#ng 'elem#)!#n
"ada awal kehamilan, penyakit#penyakit kronis yang melemahkan keadaan ibu misalnya penyakit tuberculosis atau karsinomatosis jarang menyebabkan abortus 569. ;ipertensi jarang disertai dengan abortus pada kehamilan sebelum 2 minggu, tetapi keadaan ini dapat menyebabkan kematian janin dan persalinan prematur 569. :iabetes maternal pemah ditemukan oleh sebagian peneliti sebagai *aktor predisposisi abortus spontan, tetapi kejadian ini tidak ditemukan oleh peneliti lainnya5. *. Peng#+) Endo!in
0enaikan insiden abortus bisa disebabkan oleh hipertiroidisme, diabtetes
mellitus,
dan
de*esiensi
progesteron569.
:iabetes
tidak
menyebabkan abortus jika kadar gula dapat dikendalikan dengan baik. :e*esiensi progesteron karena kurangnya sekresi hormon tersebut dari korpus luteum atau plasenta mempunyai hubungan dengan kenaikan insiden abortus. 0arena progesteron ber*ungsi mempertahankan desidua, de*esiensi hormon tersebut secara teoritis akan mengganggu nutrisi pada hasil konsepsi dan dengan demikian turut berperan dalam peristiwa kematiannya5. d. N+tisi
"ada saat ini, hanya malnutrisi umum sangat berat yang paling besar kemungkinanya menjadi predisposisi meningkatnya kemungkinan abortus.
erbagai macam 1at dilaporkan berhubungan dengan kenaikan insiden abortus.
)
f. !to(f#!to Im+nologis
aktor imunologis yang telah terbukti signi*ikan dapat menyebabkan abortus spontan yang berulang antara lain = antikoagulan lupus 3A>4 dan antibodi anti cardiolipin 3A>A4 yang mengakibatkan destruksi &askuler, trombosis, abortus serta destruksi plasenta. g. -#met %#ng 'en+#
aik umur sperma maupun o&um dapat mempengaruhi angka insiden abortus spontan. Insiden abortus meningkat terhadap kehamilan yang berhasil bila inseminasi terjadi empat hari sebelum atau tiga hari sesudah peralihan temperatur basal tubuh, karena itu disimpulkan bahwa garnet yang bertambah tua di dalam traktus genitalis wanita sebelum *ertilisasi dapat menaikkan kemungkinan terjadinya abortus. eberapa percobaan binatang juga selaras dengan hasil obser&asi tersebut5,7. ). L#p#otomi
rauma
akibat
laparotomi
kadang#kadang
dapat
mencetuskan
terjadinya abortus. "ada umumnya, semakin dekat tempat pembedahan tersebut dengan organ panggul, semakin besar kemungkinan terjadinya abortus. +eskipun demikian, sering kali kista o&arii dan mioma bertangkai dapat diangkat pada waktu kehamilan apa mengganggu gestasi. "eritonitis dapat menambah besar kemungkinan abortus. i. T#+m# &isi! d#n T#+m# Emosion#l
0ebanyakan abortus spontan terjadi beberapa saat setelah kematian embrio atau kematian janin. ?ika abortus disebabkan khususnya oleh trauma, kemungkinan kecelakaan tersebut bukan peristiwa yang baru terjadi tetapi lebih merupakan kejadian yang terjadi beberapa minggu sebelum abortus. Abortus yang disebabkan oleh trauma emosional bersi*at spekulati*, tidak ada dasar yang mendukung konsep abortus dipengaruhi oleh rasa ketakutan marah ataupun cemas 5,7,9. . Kel#in#n Ute+s
0elainan uterus dapat dibagi menjadi kelainan akuisita dan kelainan yang timbul dalam proses perkembangan janin,de*ek duktus mulleri yang dapat terjadi secara spontan atau yang ditimbulkan oleh pemberian
5
dietilstilbestrol 3:@S45,7. Cacat uterus akuisita yang berkaitan dengan abortus adalah leiomioma dan perlekatan intrauteri. eiomioma uterus yang besar dan majemuk sekalipun tidak selalu disertai dengan abortus, bahkan lokasi leiomioma tampaknya lebih penting daripada ukurannya. +ioma submokosa, tapi bukan mioma intramural atau subserosa, lebih besar kemungkinannya imtuk menyebabkan abortus.
0ejadian abortus pada uterus dengan ser&iks yang inkompeten biasanya terjadi pada trimester kedua. @kspuisi jaringan konsepsi terjadi setelah membran plasenta mengalami ruptur pada prolaps yang disertai dengan balloning membran plasenta ke dalam &agina.
2.3.3 !to P#ten#l
;anya sedikit yang diketahui tentang peranan *aktor paternal dalam proses timbulnya abortus spontan. ang pasti, translokasi kromosom dalam sperma dalam menimbulkan 1igot yang mendapat bahan kromosom terlalu sedikit atau terlalu banyak, sehingga terjadi abortus 5,7.
'
2.0. P#togenesis
"roses abortus inkomplit dapat berlangsung secara spontan maupun sebagai komplikasi dari abortus pro&okatus kriminalis ataupun medisinalis. "roses terjadinya
adalah berawal
dari pendarahan pada desidua
basalis
yang
menyebabkan nekrosis jaringan diatasnya. Selanjutnya sebagian atau seluruh hasil konsepsi terlepas dari dinding uterus. ;asil konsepsi yang terlepas menjadi benda asing terhadap uterus sehingga akan dikeluarkan langsung atau bertahan beberapa waktu. "ada kehamilan kurang dari % minggu hasil konsepsi biasanya dikeluarkan seluruhnya karena &illi korialies belum menembus desidua secara mendalam. "ada kehamilan antara % minggu sampai !) minggu &illi koriales menembus desidua lebih dalam sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna yang dapat menyebabkan banyak perdarahan. "ada kehamilan lebih dari !) minggu umumnya yang mula#mula dikeluarkan setelah ketuban pecah adalah janin, disusul kemudian oleh plasenta yang telah lengkap terbentuk. "erdarahan tidak banyak jika plasenta segera terlepas dengan lengkap!,5,9.
2.. -#m"##n Klinis
Bejala umum yang merupakan keluhan utama berupa perdarahan derajat sedang sampai berat disertai dengan kram pada perut bagian bawah, bahkan sampai ke punggung. ?anin kemungkinan sudah keluar bersama#sama plasenta pada abortus yang terjadi sebelum minggu ke#!, tetapi sesudah usia kehamilan ! minggu, pengeluaran janin dan plasenta akan terpisah. ila plasenta, seluruhnya atau sebagian tetap tertinggal dalam uterus, maka pendarahan cepat atau lambat akan terjadi dan memberikan gejala utama abortus inkompletus. Sedangkan pada abortus dalam usia kehamilan yang lebih lanjut, sering pendarahan berlangsung amat banyak dan kadang#kadang masi* sehingga terjadi hipo&elemis berat567.
7
2.. Di#gnosis
:iagnosis abortus inkomplit ditegakkan berdasarkan gambaran klinis melalui
anamnesis
dan
hasil
pemeriksaan
*isik, setelah
menyingkirkan
kemungkinan diagnosis banding lain, serta dilengkapi dengan pemeriksaan penunjang. "emeriksaan *isik mengenai status ginekologis meliputi pemeriksaan abdomen, inspikulo dan vaginal toucher. "alpasi tinggi *undus uteri pada abortus inkomplit dapat sesuai dengan umur kehamilan atau lebih rendah. "emeriksaan penunjang berupa /SB akan menunjukkan adanya sisa jaringan. idak ada nyeri tekan ataupun tanda cairan bebas seperti yang terlihat pada kehamilan ektopik yang terganggu. "emeriksaan dengan menggunakan spekulum akan memperlihatkan adanya dilatasi ser&iks, mungkin disertai dengan keluarnya jaringan konsepsi atau gumpalan#gumpalan darah. imanual palpasi untuk menentukan besar dan bentuk uterus perlu dilakukan sebelum memulai tindakan e&akuasi sisa hasil konsepsi yang masih tertinggal. +enentukan ukuran sondase uterus juga penting dilakukan untuk menentukan jenis tindakan yang sesuai ).
2.. Di#gnosis B#nding
Abortus inkomplit dapat di diagnosis banding dengan abortus iminens, abortus insipien, abortus komplit, kehamilan ektopik tuba, dan abortus mola. !)
2.4. Pen#t#l#!s#n##n
erlebih dahulu dilakukan penilaian mengenai keadaan pasien dan diperiksa apakah ada tanda#tanda syok. "enatalaksanaan abortus spontan dapat dilakukan dengan menggunakan teknik pembedahan maupun medis. eknik pembedahan dapat terdiri dari dilatasi ser&iks yang diikuti dengan pengosongan isi uterus baik dengan cara kuretase, aspirasi &akum, dilatasi dan e&akuasi, maupun dilatasi dan ekstrasi, teknik induksi haid, dan laparotomi yang dapat dilakukan dengan histerotomi maupun histerektomi. Induksi abortus dengan tindakan medis menggunakan preparat antara lain = oksitosin intra&enus, lamtan hiperosmotik intraamnion seperti larutan salin 2( atau urea $(, prostaglandin @1, 2a dan analog prostaglandin yang dapat berupa injeksi intraamnion, injeksi ekstraokuler, insersi &agina, injeksi parenteral maupun per oral, antiprogesteron #
%
-/ )%' 3me*eriston4, atau berbagai kombinasi tindakan tersebut diatas. "ada kasus#kasus abortus inkomplit, dilatasi ser&iks sebelum tindakan kuretase sering tidak diperlukan. "ada banyak kasus, jaringan plasenta yang tertinggal terletak secara longgar dalam kanalis ser&ikalis dan dapat diangkat dari ostium ekstema yang sudah terbuka dengan memakai *orsep o&um atau *orsep cincin. ila plasenta seluruhnya atau sebagian tetap tertinggal di dalam uterus, induksi medis ataupun tindakan kuretase untuk menge&akuasi jaringan tersebut diperlukan untuk mencegah terjadinya perdarahan lanjut. "erdarahan pada abortus inkomplit kadang#kadang cukup berat, tetapi jarang berakibat *atal5. @&akuasi jaringan sisa di dalam uterus untuk menghentikan perdarahan dilakukan dengan cara !$. !. ?ika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang dari !' minggu, e&akuasi dapat dilakukan secara digital atau cunam o&um untuk mengelaurkan hasil konsepsi yang keluar melalui ser&iks. ?ika pendarahan berhenti, beri ergometrin ,2 mg intramuskular atau misoprostol ) mcg per oral. 2. ?ika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan kurang dari !' minggu, e&akuasi hasil konsepsi dengan= C Aspirasi Dakum merupakan metode e&akuasi yang terpilih. @&akuasi dengan kuret tajam sebaiknya dilakukan jika aspirasi &akum manual tidak tersedia. C ?ika e&akuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrin ,2 mg intramuskular 3diulangi setelah !5 menit jika perlu4 atau misoprostol ) mcg per oral 3dapat diulangi setelah ) jam jika perlu4. $. ?ika kehamilan lebih dari !' minggu= C erikan in*us oksitosin 2 unit dalam 5 ml cairan intra&ena 3garam *isiologis atau -inger aktat4 dengan kecepatan ) tetes per menit sampai terjadi ekspuisi hasil konsepsi. C ?ika perlu berikan misoprostol 2 mcg per&aginam setiap ) jam sampai terjadi ekspuisi hasil konsepsi 3maksimal % mcg4. C @&akuasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus.
eknik kuretase dengan penyedotan 3aspirasi &akum4 sangat berman*aat
9
untuk mengosongkan uterus, dilakukan dengan menyedot isi uterus menggunakan kanula yang terbuat dari bahan plastik atau metal dengan tekanan negati*. ekanan negati* dapat menggunakan pompa &akum listrik atau dengan syringe pump ' ml. Aspirasi &akum merupakan prosedur pilihan yang lebih aman jika dibandingkan dengan teknik kuretase tajam, digunakan pada kehamilan kurang dari !2 minggu, dapat dilakukan hanya dengan atau tanpa analgesia lokal pada ser&iks maupun analgesia sistemik sedang. Aplikasi aspirasi &akum bahkan dapat dilakukan sampai pada umur kehamilan !5 minggu, tergantung pada ketrampilan dan pengalaman operator. Complete abortion rate aspirasi &akum berkisar antara 95 # !(. +etode ini merupakan metode pilihan untuk mengatasi abortus inkomplit. @&akuasi jaringan sisa dapat dilakukan secara lengkap dalam waktu $#! menit56$. Sebelum melakukan tindakan kuretase, pasien, tempat dan alat kuretase disiapkan terlebih dahulu. "ada pasien yang mengalami syok, atasi syok terlebih dahulu. 0osongkan kandung kencing, selanjutnya dapat diberikan anestesi 3jika diperlukan4. akukan pemeriksaan ginekologik ulang untuk menentukan besar dan bentuk uterus, kemudian lakukan tindakan antisepsis pada ginitalia ekstema, &agina dan ser&iks. Spekulum &agina dipasang dan selanjutnya ser&iks dipresentasikan dengan tenakulum. /terus disoride dengan hati#hati untuk menentukan besar dan arah uterus. +asukan kanula yang sesuai dengan dalam ka&um uteri melalui ser&iks yang telah berdilatasi 3tersedia ukuran kanula dari ) mm sampai !2 mm4. Selanjutnya kanula dihubungkan dengan aspirator 3' ;g pada aspirator listrik atau ,' atm pada syringe. 0anula digerakkan perlahan# lahan dari atas kebawah dan sebaliknya, sambil diputar $'E. ila ka&um uteri sudah bersih dari jaringan konsepsi, akan terasa dan terdengar gesekan kanula dengan miometrium yang kasar, sedangkan dalam botol penampung jaringan akan timbul gelembung udara. "asca tindakan tanda#tanda &ital diawasi selama !5#$ menit tanpa anestesi dan selama ! # 2 jam bila dengan anestesi umum. "emeriksaan lanjut dapat dilakukan ! # 2 minggu kemudian !$.
erbagai kemungkinan komplikasi tindakan kuretase dapat terjadi, seperti
!
per*orasi uterus, laserasi ser&iks, perdarahan, e&akuasi jaringan sisa yang tidak lengkap dan in*eksi. 0omplikasi ini meningkat pada umur kehamilan setelah trimester pertama, dengan demikian, tindakan e&akuasi yang dilakukan pada kehamilan diatas trimester pertama berupa dilatasi dan e&akuasi. "anas bukan merupakan kontraindikasi untuk kuretase apabila pengobatan dengan antibiolik yang memadai segera dimulai5. "enatalaksanaaan abortus dengan teknik medis dibuktikan aman dan e*ekti*. @*ikasi terapi mi*epriston dengan misoprostol dilaporkan sebesar 9%( pada kehamilan trimester pertama awal.
ekspuisi
spontan
yang
lengkap
dengan
terapi
prostaglandin
3misoprostol4 diperlukan waktu rata#rata selama 9 hari. -egimen me*epriston, antiprogesteron digunakan secara luas, bekeria dengan cara mengikat reseptor prigesteron, sehingga terjadi inhibisi e*ek progesteron untuk menjaga kehamilan. :osis yang digunakan 2 mg. 0ombinasi selanjutnya 3$' # )% jam4 dengan pemberian prostaglandin %
μg
insersi &agina mengakibatkan kontraksi uterus
lebih lanjut yang kemudian diikuti dengan ekspuisi jaringan konsepsi. @*ek yang terjadi pada terapi dengan obat#obatan ini berupa kram pada perut yang disertai dengan perdarahan yang menyerupai menstruasi namun dengan *ase yang memanjang, selama 9hari bahkan dapat terjadi selama )5 hari. 0ontraindikasi penggunaan obat#obat tersebut adalah pada keadaan dengan gagal ginjal akut, kelainan *imgsi hati, perdarahan abnormal, perokok berat dan alergi $.
2.5. Pognosis
0ecuali adanya inkompetensi ser&iks, angka kesembuhan yang terlihat sesudah mengalami tiga kali abortus spontan akan berkisar antara 7 dan %5( tanpa tergantung pada pengobatan yang dilakukan. Abortus inkomplit yang di e&akuasi lebih dini tanpa disertai in*eksi memberikan prognosis yang baik terhadap ibu5,9.
2.16. Kompli!#si
!!
Abortus inkomplit yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan syok akibat perdarahan hebat dan terjadinya in*eksi akibat retensi sisa hasil konsepsi yang lama didalam uterus5. Sinekia intrauterine dan in*ertilitas juga merupakan komplikasi dari abortus. 0omplikasi juga dapat terjadi akibat tindakan kuretase antara lain6 = !. :apat terjadi re*leks &agal yang menimbulkan muntah#muntah, bradikardi dan cardiac arrest . 2. "er*orasi uterus yang dapat disebabkan oleh sonde atau dilatator. ila per*orasi oleh kanula, segera diputuskan hubungan kanula dengan aspirator. Selanjutnya ka&um uteri dibersihkan sedapatnya. "asien diberikan antibiotika dosis tinggi. iasanya pendarahan akan berhenti segera. ila ada keraguan, pasien dirawat. $. Ser&iks robek yang biasanya disebabkan oleh tenakulum. ila pendarahan sedikit dan berhenti, tidak perlu dijahit. ). "endarahan
yang
biasanya
disebabkan
sisa
jaringan
konsepsi.
"engobatannya adalah pembersihan sisa jaringan konsepsi. 5. In*eksi dapat terjadi sebagai salah satu komplikasi. "engobatannya berupa pemberian antibitoka yang sensiti* terhadap kuman aerobik maupun anaerobik. ila ditemukan sisa jaringan konsepsi, dilakukan pembersihan ka&um uteri setelah pemberian antibiotika pro*ilaksis minimal satu hari.
BAB III
!2
LAP,7AN KASUS
3.1 Identit#s Pendeit#
= F@A
/mur
= 2) tahun
?enis 0elamin
= "erempuan
Agama
= ;indu
Alamat
= "eninjoan angli
"endidikan
= S"
"ekerjaan
= Ibu rumah tangga
Status "erkawinan
= +enikah
anggal +-S
= 5 +aret 27
3.2 An#mnesis
!. 0eluhan /tama "asien datang dengan keluhan perdarahan per&aginam sejak sore hari sebelum masuk rumah sakit 3Gpk !'., 5H$H74 dan dikatakan bahwa perdarahan berupa *lek#*lek yang warnanya merah kecoklatan. "asien juga mengeluh nyeri pada perut bagian bawah bawah sejak siang hari 3Gpk !)., 5H$H74. disangkal. 2. -iwayat menstruasi •
+enarche umur !) tahun, dengan siklus teratur setiap 2% hari, lamanya $#5 hari tiap kali menstruasi.
•
•
;ari pertama haid terakhir )H!2H'
$. -iwayat perkawinan "asien menikah satu kali dengan suami yang sekarang selama G % bulan. ). -iwayat persalinan !. ini 5. -iwayat Ante are 3A<>4
!$
:i bidan sebanyak 2 kali '. -iwayat 0 "enderita tidak memakai 0. 7. "asien tidak memiliki riwayat penyakit terdahulu dan riwayat penyakit dalam keluarga seperti asma, penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus.
3.3 Pemei!s##n &isi!
!. Status "resent 0eadaan umum = baik
0esadaran
= @)D5+'3>+4
ekanan :arah = !!H7 mm;g
= % Hmenit
-espirasi
= 2 Hmenit
Suhu tubuh
= $',) E>
inggi badan
= !5% cm
erat badan
= )9 kg
2. Status Beneral 0epala
= +ata = anemia #H#, ikterus #H#, isokor
?antung
= S!S2 tunggal, reguler, murmur 3#4
"ulmo
= Desikuler H, rhonki #H#, whee1ing #H#
Abdomen
= J status ginekologi
@kstremitas
= oedema tidak ada pada keempat ekstremitas
$. Status Binekologi Abdomen
= undus uteri tidak teraba, nyeri tekan tidak ada, tanda cairan bebas tidak ada, massa tidak ada
D
= l 34, *l 3#4, pK 3#4, porsio mencucu, jaringan 3#4,stolsel 3#4, perdarahan akti* 3#4, corpus uteri ante*leksi, ca&um douglasi dalam batas normal.
3.0 Di#gnosis
Abortus iminens 3B! " !2#!$ minggu4
3. Pen#t#l#!s#n##n
!)
"d
= :, /SB
= # bed rest # ID: - 2 tetesHmenit # "reabor 2I tab
+
= keluhan, &ital sign, tanda#tanda syok
0I@
= pasien dan keluarga
3. Pe!em"#ng#n P#sien Sel#m# Pe#8#t#n T#ngg#l '#et 2669 p+!+l 6.66 :ITA
S = "erdarahan per&aginam 34 bergumpal#gumpal, nyeri perut betambah keras 8 = Status present = 0eadaan umum
= baik
ekanan darah = !!H7 mm;g
= % Hmenit
-espirasi
= 2 Hmenit
emperatur aksila
= $',$ E>
Status general = dbn Status Binekologi Abdomen = *undus uteri tidak teraba, nyeri perut diatas kemaluan 34 nyeri tekan suprasimpisis 3#4 Dagina
= *l 34, *l3#4, perdarahan akti* 3#4
D
= tidak dikerjakan
"emeriksaan /SB= terdapat sisa jaringan :iagnosis = Abortus Iminens " = "ro 0uretase dengan BA : 3;b !,9 L F> !5,5 L " !'' 4 0ie pasien dan keluarga P!l 16.66 3'H$H74 "enderita dipersiapkan untuk kuretase 3"asien telah
dipuasakan sejak malam harinya4 P!l 16.36 M elah dilakukan kuretase. erhasil dikeluarkan sisa jaringan G 5
gram, perdarahan G 2cc. Ass = "ost kuretase ok Abortus Inkomplit ;ari
!5
erapi= >e*at $5mg "ospargin $5mg +e*inal $5mg -ob !I 8bser&asi paska kuretase &ollo8(+p P#sien 7 +aret
St."resent "ost curretage ec = 9H7 mm;g abortus inkomplit < = 7' Hmenit ;ari I - = 2 Hmenit ta= $7,7> St. Beneral dbn St ginekologi Abd = * ut ttb Dag = perdarahan sedikit
"d = # = >e*at $! +e*inal $! "ospargin $! -ob !I A** in*us +obilisasi + = keluhan, &ital sign0I@ = pasien dan keluarga
% +aret 27
St."resent = 9H' mm;g "ost curretage ec < = '% Hmenit abortus inkomplit - = 2 Hmenit ;ari II ta= $' > St. Beneral dbn St ginekologi Abd = * ut ttb Dag = perdarahan sedikit
" = >e*at $! +e*inal $! "ospargin $! -ob !I
"anas badan nyeri perut 3#4
3#4,
N
BAB I;
!'
PE'BAHASAN
0.1 Di#gnosis
Seorang pasien 2) tahun, ;indu, ali, datang dengan keluhan perdarahan per&aginam sejak sore hari sebelum masuk rumah sakit 3Gpk !'., 5H$H74 dan dikatakan bahwa perdarahan berupa *lek#*lek yang warnanya merah kecoklatan. "asien juga mengeluh nyeri pada perut bagian bawah bawah sejak siang hari 3Gpk !)., 5H$H74. disangkal. "ada pemeriksaan *isik didapatkan status present dan general normal, pemeriksaan abdomen *undus uteri tidak teraba, nyeri tekan tidak ada, tanda cairan bebas tidak ada, massa tidak ada. :ari pemeriksaan dalam didapatkan *l 34, *l 3#4, pK 3#4, porsio mencucu, jaringan 3#4, stolsel 3#4, perdarahan akti* 3#4, corpus uteri ante*leksi, ca&um douglasi dalam batas normal. :ari anamnesis dan pemeriksaan *isik diagnosa sementara ditegakkan sebagai Abortus iminens. Selama perawatan di -S, tgl 'H$H7 pasien mengeluh sakit perutnya bertambah keras dan darah yang keluar makin banyak dan bergumpal#gumpal. 0emudian dilakukan pemeriksaan dalam, dengan hasil adanya pembukaan serta teraba sisa jaringan, diperkuat dengan /SB yang menunjukkan adanya sisa jaringan di dalam rahim, sehingga ditegakkan diagnosa sebagai abortus inkomplit.
0.2 !to pedisposisi #t#+ etiologi
+ekanisme pasti yang bertanggungjawab atas peristiwa abortus tidak selalu tampak jelas. 0ematian janin sering disebabkan oleh abnormalitas pada o&um atau 1igot atau oleh penyakit sistemik pada ibu, dan kadang#kadang mungkin juga disebabkan oleh *aktor paternal seperti translokasi kromosom. erdasarkan anamnesis kejadian abortus ini adalah kejadian yang pertama kalinya. "enyebab terjadinya abortus inkomplit pada pasien ini belum dapat dipastikan. aktor yang mungkin menyebabkan terjadinya abortus adalah *aktor in*eksi dikarenakan adanya peningkatan sel darah putih. "enyebab lain yang dapar
!7
dipertimbangkan adalah *aktor nutrisi, *aktor paternal, serta paparan obat#obatan dan toksin lingkungan.
0.3 Pen#t#l#!s#n##n
"enatalaksanaan kasus tersebut berupa kuretase sebagai terapi pilihan. +engingat komplikasi tindakan ini cukup banyak, maka perlu dilakukan dengan prosedur yang benar dan hati#hati untuk mengurangi resiko tersebut seminimal mungkin. Adapun penanganan kasus ini adalah dengan= •
0uretase
•
+edikamentosa >e*at $I "ospargin $I +e*inal $I -ob !i
"ost 0uretase hari ke =
-
"asien stabil
-
Amosan à mencegah in*eksi
-
+e*inal à mengurangi nyeri
-
+etergin à untuk mempertahankan kontraksi uterus
-
In*us - à untuk memperbaiki keadaan umum pasien
0.0 Pognosis
"rognosis pada pasien ini adalah dubius ad bonam mengingat tidak ada *aktor resiko yang berat pada pasien yang mungkin menyebabkan terjadinya abortus berulang.
!%
BAB ; KESI'PULAN
elah diuraikan kasus wanita 2) tahun, hamil muda !2#!$ minggu yang mengalami perdarahan per&aginam. :ari hasil pemeriksaan klinis didiagnosa dengan abortus inkomplit. Setelah dilakukan kuretase dan post kuretase keadaan penderita baik dan dipulangkan 2) jam setelah kuretase. "enderita diberikan obat oral yaitu >e*at $5 mg, "ospargin $5mg, +e*inal $5 mg, -ob !I tablet. "enderita disarankan untuk kontrol ke poliklinik satu minggu kemudian untuk mengetahui perkembangan penderita. Abortus inkomplit adalah berakhirnya kehamilan sebelum &iable disertai dengan pengeluaran sebagian hasil konsepsi dan sebagian lagi masih tertinggal dalam uterus pada usia kehamilan kurang dari 2 minggu atau berat janin kurang dari 5 gram. Insiden abortus inkomplit belum diketahui secara pasti, namun demikian disebutkan sekitar ' persen dari wanita hamil dirawat dirumah sakit dengan perdarahan akibat mengalami abortus inkomplit Insiden abortus spontan secara umum disebutkan sebesar !( dari seluruh kehamilan. Secara garis besar penyebab terjadinya abortus dapat dibagi menjadi *aktor *etal, maternal dan paternal. "atogenesis terjadinya abortus inkomplit, berawal terjadinya perdarahan dalam desidua basalis yang diikuti nekrosis jaringan sekitamya. "ada umur kehamilan % sampai !) minggu &ili korealis telah menembus desidua terlalu dalam, sehingga sebagian keluar dan sebagian lagi akan tertinggal, maka terjadilah abortus inkomplit. Sisa abortus yang tertahan di dalam rahim mengganggu kontraksinya sehingga menyebabkan terjadinya perdarahan. "enatalaksanaan awal pada kasus abortus adalah melakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum pasien dan selanjutnya diperiksa apkah ada tanda#tanda syok. /ntuk mengurangi resiko perdarahan dan komplikasi lain yang mungkin timbul, maka pada kasus abortus inkomplit ini dilakukan pengeluaran sisa jaringan dengan kuretase, kemudian diberikan medikamentosa seperti golongan uterotonika, antibiotika dan analgetik. Abortus inkomplit yang di e&akuasi lebih dini tanpa disertai in*eksi memberikan prognosis yang baik.
!9
DA&TA7 PUSTAKA
!. Fibowo . Fiknjosastro B;. 0elainan dalam amanya 0ehamilan. :alam = Fiknjosastro B;, Sai*uddin A, -achimhadhi , editor. ;mu 0ebidanan. @disi 5. ?akarta = ayasan ina "ustaka Sarwono "rawirohardjo L 22 = hal. $2 # $!2. 2. +inistry o* ;ealth -epublic o* Indonesia. Indonesia -eproducti&e ;ealth "ro*ile 2$. 2$.A&ailable at= http=Hw$.whosea.orgHinkilesH-eproduc# ti&eO;ealthOO"ro*ileO-;"#Indonesia.pd*. Accessed ?anuary %,2'. $. "edoman :iagnosis P erapi :an agian Alir "elayanan "asien, abHS+ 8bstetri dan Binekologi akultas 0edokteran /ni&ersitas /dayana -S Sanglah :enpasar. 2$ ). Abortion. In = >unningham B, e&eno 0?, loom S, ;auth ?>, ilstrap >, Fenstrom 0:, editors. Filliam 8bsetrics. 22 nd ed. /SA = he +cBraw#;ills >ompanies, Inc L 25 = p. 2$!#2)7. 5. Abortion. In= e&eno 0?, et all. Filliams +anual o* 8bstetrics. /SA= +cBraw# ;ill >ompanies, 2$ = p. )5 P 55 '. Sto&all B. @arly "regnancy oss and @ctopic "regnancy. In = erek ?S, et all. ", Dorsen ?;, Bolemon , :ay AA. +anagement o* Spontaneus Abortion. AA" ;ome "ageQ
9. :isorder o* @arly "regnancy 3ectopic, miscarriage, BI4 In = >ampbell S, +onga A, editors. Bynaecology. ondon = Arnold, 2 L p. !2#'. !. indsey.?.. Missed !bortion. A&ailable *rom htpp =HH www.emedicine.comHmedHtopic last update = ?uli !%, 25
!!. Sai*udin A, Fiknjosastro B;, A**andi , Faspodo :. uku "anduan "raktis "elayanan 0esehatan +aternal dan
2