DAFTAR ISI
Daftar Isi
1
Kata Pengantar
2
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
3
1.2 Rumusan Masalah
3
1.3 Tujuan Penelitian
3
1.4 Manfaat Penelitian
4
BAB II
Status Obstetri dan Ginekologi
5
BAB II I
Tinjauan Pustaka
BAB III
A Definisi
11
B Epidemiologi
11
C. Etiologi
11
D. Klasifikasi
13
E. Patofisiologi
14
F. Manifestasi Klinis
14
G. Diagnosis
14
H. Pemeriksaan penunjang
16
I. Penatalaksanaan
16
J. Komplikasi
18
K. Prognosis
19
Penutup 4.1 Kesimpulan & saran
Daftar pustaka
23 24
KATA PENGANTAR 1
Assalamualaikum wr wb, Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah swt atas segala nikmat dan karunia-Nya. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah saw, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya. Atas kehendak Allah sajalah, sehingga penulis dapat menyelesaikan lapor laporan an kasu kasuss deng dengan an judu judull “ GIII GIII P200 P2002 2 Ab00 Ab000 0 UK 12-1 12-14 4 ming minggu gu deng dengan an Abor Abortu tuss Inkomplit”. Laporan kasus ini dibuat untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik Ilmu obstetri dan ginekologi, penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari sempurna. Kritik dan saran untuk penyempurnaan kami perlukan, semoga telaah ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi kita semua. Amin. Wassalamualaikum wr wb,
Malang, 23 Juni 2011
Penulis
BAB I PENDAHULUAN I.1
L A T A R BE BE L A K A N G 2
Setia Setiap p tahun tahunny nyaa di Indo Indone nesi sia, a, berju berjuta ta-ju -juta ta perem perempu puan an meng mengala alami mi keham kehamila ilan n yang yang tidak tidak direncan direncanakan akan,, dan sebagi sebagian an besar besar dari perempu perempuan an tersebu tersebutt memilih memilih untuk untuk mengak mengakhiri hiri kehamil kehamilan an mereka, walaupun dalam kenyataanya aborsi secara umum adalah illegal. Seperti di negara-negara berkembang lainnya dimana terdapat stigma dan pembatasan yang ketat terhadap aborsi, perempuan Indo Indone nesi siaa serin sering g kali kali mencar mencarii bant bantuan uan untu untuk k abor aborsi si melalu melaluii tenaga tenaga-te -tena naga ga nonm nonmed edis is yang yang meng menggu gunak nakan an cara-c cara-cara ara antar antaraa lain lain denga dengan n memin meminum um
ramua ramuan-r n-ram amuan uan yang yang berb berbah ahaya aya dan
melakukan pemijatan penguguran kandungan yang membahayakan. Abortus Abortus adalah ancaman ancaman atau pengeluara pengeluaran n hasil hasil konsep konsepsi si sebelum sebelum janin dapat dapat hidup hidup di luar kandungan kandungan.. Sebagai Sebagai batasan batasan adalah kehamilan kehamilan kurang kurang dari 20 minggu minggu atau berat janin kuran kur ang g dari dar i 500 500 gram gram.. Angk Angkaa kejadi kejadian an abort abortus us suka sukarr diten ditentu tuka kan n karen karenaa bany banyak ak kasu kasuss abort abortus us provokatus tidak dilaporkan, kecuali bila sudah terjadi komplikasi. Abortus spontan dan tidak jelas umur kehamilannya hanya sedikit memberikan gejala atau tanda sehingga biasanya ibu tida ti dak k mela me lapo porr atau at au berobat berobat.. Sebagian Sebagian besar besar kegagal kegagalan an kehamila kehamilan n ini disebab disebabkan kan oleh oleh kegagalan kegagalan gamet (misalnya sperma dan disfungsi oosit). Di Indonesia saat ini hukum tentang aborsi didasarkan pada hukum kesehatan tahu ta hun n 1992 19 92.Walaup .Walaupun un bahasa yang digunaka digunakan n untuk untuk aborsi aborsi adalah adalah samar-samar samar-samar,, secara secara umum hukum tersebut mengiz mengizink inkan an aborsi aborsi bila bila peremp perempuan uan yang yang akan akan melaku melakukan kan aborsi aborsi mempun mempunyai yai surat surat dokter dokter yang yang mengat mengataka akan n bahwa bahwa kehami kehamilan lannya nya membah membahaya ayakan kan kehidupannya, surat dari suami atau anggota kelu keluar arg ga yang ang mengijin jinkan penguguran ran kandungannya, test laboratorium yang menyatakan perempuan tersebut positif dan pernyataan yang menjamin bahwa setelah melakukan aborsi perempuan tersebut akan menggunakan kontrasepsi.
I.2
I.3
I.4
RUMUSAN MASALAH
I.2.1 I.2.1
Bagaim Bagaimana ana etio etiolog logii dan patofi patofisio siolog logii abortu abortuss inkom inkompli plit? t?
I.2.2
Bagaimana diagnosis dan penatalaksanaan abortus inkomplit?
TUJUAN
I.3.1 I.3.1
Menget Mengetahu ahuii etiolo etiologi gi dan dan patofi patofisio siolog logii abortu abortuss inkomp inkomplit lit..
I.3.2 I.3.2
Menget Mengetahu ahuii cara mendiag mendiagnos nosis is dan penata penatalak laksan sanaan aan abortu abortuss inkompl inkomplit. it.
MANFAAT
I.4. I.4.1 1
Mena Menamb mbah ah wawasa wawasan n meng mengen enai ai ilmu ilmu kedokt kedokter eran an pada pada umumn umumnya ya,, dan dan ilmu ilmu kebidanan dan kandungan pada khususnya
3
I.4. I.4.2 2
Seba Sebaga gaii pros proses es pemb pembel elaj ajar aran an bagi bagi dokt dokter er muda muda yang yang seda sedang ng meng mengik ikut utii kepaniteraan klinik bagian ilmu kebidanan dan kandungan
BAB II STATUS PASIEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI II.1 IDENTITA IDENTITAS S PASIEN PASIEN
No. Reg : 257441 4
Identitas pribadi :
Nama penderita
: Ny. N
Nama Suami : Tn.K
Umur penderita
: 38 tahun
Umur suami : 49 tahun
Alamat
: Sanankerto 03/01 Turen
Pekerjaan penderita
: IRT
Pend Pendid idik ikan an pend pender erit itaa : SD (6 tah tahun) un)
Pekerjaan suami : Swasta (Pedagang) Pend endidik idikan an suami uami : SMP (tam (tamat at))
Anamnesa : 1.
Masuk rumah sakit tanggal : 20 Juni 2011
2.
Pasien dikirim oleh : Puskesmas Turen
3.
Keluhan utama : Perdarahan dari jalan lahir 1 jam sebelum MRS, perdarahan berwarna merah segar dan mengalir banyak, serta keluar jaringan berwarna putih.
4.
Keluhan penyerta : Sakit pada perut bagian bawah dan terasa kenceng-kenceng seperti mau melahirkan. Pasien juga sempat pingsan saat terjadi perdarahan.
5.
Riwayat menstruasi : menarche umur 12 tahun, HPHT 30-03-2011
6.
Riwayat perkawinan : pasien menikah 1 x, lamanya 8 tahun, umur pertama menikah 30 tahun.
7.
Riwayat persalinan sebelumnya : Partus 1 spontan di bidan tahun 2004, tidak ada penyulit, Partus 2 spontan dibidan tahun 2009, tidak ada penyulit.
8.
Riwayat penggunaan kontrasepsi : Suntik 1 bulanan selama 2 bulan
9.
Riwayat penyakit sistemik yang pernah dialami : -
10.
Riwayat penyakit penyakit keluarga keluarga : -
11.
Riwayat Kehamilan: Hamil awal pasien mual muntah selama 1 minggu, ANC 1x di bidan
12.
Riwayat kebiasaan dan sosial : sosial menengah ke bawah, Riwayat coitus semalam sebelum MRS (22.00)
13.
Riwayat pengobatan yang telah dilakukan : pasien mengkonsumsi obat penambah darah dan antimual dari bidan
Pemeriksaan fisik
Status present
A.
Keadaan umum : kesadaran compos c ompos mentis Tekanan darah : 90/60
Nadi : 68 x/menit
Suhu: 36°C
Jumlah pernapasan : 20x/menit 5
Pemeriksaan umum
B.
Kulit
: normal
Kepala
: Mata
: anemi (-/ (-/-)
ikterik rik (-/-)
Wajah
: simetris
Mulut
: kebersihan gigi geligi kurang hiperemi fa faring (-)
Leher
odem palpebra (-/ (-/-)
stomatitis (-)
pembesaran tonsil (-)
: pembesaran kelenjar limfe di leher (-) pembesaran kelenjar tiroid (-)
Thorax
: Paru : Insp Inspek eksi si
: hiper iperp pigm igmenta entasi si areo areola la mam mammae mae (-), (-), ASI ASI (-) (-) pergerakan pernapasan simetris tipe pernapasan normal retraksi costa -/-
Palpasi
: teraba massa abnormal -/-
Perk Perkus usii
: sono sonorr +/+ +/+
Auskultasi
: vesikuler +/+
pembesaran kelenjar axila -/-
hipe hipers rson onor or -/-/-
wheezing -/-
peka pekak k -/-/-
suara nafas menurun -/ronki -/-
Jantung : Inspeksi
: iktus kordis tidak terlihat
Palpasi
: thrill -/-
Perkusi
: batas jantung normal
Auskultasi
: denyut jantung
Abdomen
S1
S2
:
Inspeksi
: flat -/-, distensi -/-, gambaran pembuluh darah kolateral -/-
Palpasi
: pembesaran organ -/-
nyeri tekan -/-
teraba massa abnormal -/Perkusi
: timpani
Ausku uskult ltas asii
: suara uara bis bising ing usus sus +/+ +/+
Ekstremitas C.
metallic sound -/-
: odem -/Status obstetri
Pemeriksaan luar 6
Leop Leopol old dI
: Tin Tingg ggii fund fundus us uter uterii : 2 jar jarii di atas atas sym symph phis isis is pubi pubiss
Leopold II
:-
Leopold III
:-
Leopold IV
:-
Buny Bunyii jant jantu ung jan janin
:-
Ukuran panggul luar (jika diperlukan) : Pemeriksaan Dalam
Pengeluaran pe pervaginam
:-
Vulva / vagina
: Blood (+)
Pembukaan
: 2 cm teraba jaringan
Penipisan portio
:-
Ketuban
:-
Bagian terdahulu
:-
Bagian Bagian tersam tersampin ping g terdahul terdahulu u :Bagian terendah
:-
Hodge
:-
Molase
:-
Ukuran panggul dalam (kalau diperlukan) : -
Ringkasan
:
Anamnesa : Perdarahan dari jalan lahir 1 jam sebelum MRS, perdarahan berwarna merah segar dan mengalir banyak. Pasien juga mengeluh sakit pada perut bagian bawah dan terasa kenceng-kenceng seperti mau melahirkan. Pasien juga sempat pingsan saat terjadi perdarahan. Pemeriksaan fisik : keadaan umum : kesadaran compos mentis, tekanan darah : 90/60, nadi : 68x/menit, suhu: 36°C, jumlah pernapasan : 20x/menit
Pemeriksaan obstetric luar
:
Leop Leopol old dI
: Tin Tingg ggii fund fundus us uter uterii : 2 jar jarii di atas atas sym symph phis isis is pubi pubiss
Leopold II
:-
Leopold III
:-
Leopold IV
:-
Pemeriksaan obstetric dalam : Vulva / vagina : Blood, Pembukaan: Pembukaan: 2 cm teraba jaringan
7
Diag Diagno nose se
: GII GIIII P20 P2002 02 Ab00 Ab000 0 UK UK 1212-14 14 ming minggu gu deng dengan an Abor Abortu tuss Ink Inkom ompl plit it
Rencana tindakan
:
1. Infus RL 2. Antibiotik tik 3.
Kuretase
Lembar Follow Up
Nama pasien
: Ny. N
Ruang kelas
: IRNA B
Dignose
: GIII P2002 Ab000 UK 12-14 minggu dengan Abortus Inkomplit
Tanggal/jam 20 Juni 2011
Catatan Observasi S : keluhan nyeri pada perut
Paraf/Nama terang
bagian bawah dan perdarahan 8
masih terasa mengalir O : T : 90/60, N :68x/menit, S : 36°C, RR: 20 x/menit A : GIII P2002 Ab000 UK 12-14 minggu dengan Abortus Inkomplit P : Infus RL Injeksi ceftazidine 2x1 Injeksi kalnex 2 amp Pro: Kuretase
21 Juni 2011
S : Nyeri sudah berkurang, perdarahan juga sudah berkurang (tidak mengalir) O : T : 100/60, N : 78x/menit, S : 36°C, RR: 20x/menit A : GIII P2002 Ab000 UK 12-14 minggu dengan Abortus Inkomplit P : Injeksi ceftazidine 2x1 Pro: Kuretase (hari ini)
21 Juni 2011
S : Nyeri sudah tidak ada, perdarahan juga sudah tidak ada (hanya flek-flek sedikit) O : Observasi post kuret T : 120/70, N : 80x/menit, S : 36°C, RR: 20 x/menit A : GIII P2002 Ab000 UK 12-14 minggu dengan Abortus Inkomplit P : Infus di aff CoAmoxiclav 3x1 B.Comp 3x1
9
BAB III TINJAUAN PUSTAKA A.
DEF INI SI
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan kandungan.. Sebagai Sebagai batasan batasan adalah kehamilan kehamilan kurang kurang dari 20 minggu minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
B.
EPIDEMIOLOGI
Insidensi dari aborsi bervariasi tergantung dari variabel yang digunakan untuk menentukan status aborsi dari suatu kehamilan.
10
Menu Menuru rutt penel penelit itia ian n yang yang dila dilaku kuka kan n Aan Gutt Guttma mach cher er Institu Inst itute, te, angka angk a kejadi kej adian an aborsi abor si di Amerika Serikat adalah 1.287.000 kasus pada tahun 2003 deng dengan an ras rasiio 20.8 20.8 per per 10 1000 kelahiran pada wanita usia produktif (15-49 tahun). Di Indonesia sendiri, sebuah penelitian menunjukkan angka kejadian aborsi sebesar 2.000.000 kasus pada tahun 2000 dengan rasio 37 per 1000 kelahiran pada wanita usia produktif (15-49 tahun). Penelitian ini dilakukan pada fasilitas kesehatan dari 6 wilayah. Dari penelitian yang telah dilakukan, terbukti sebagian besar perempuan yang melakukan aborsi memiliki profil khusus yaitu mereka cenderung sudah menikah dan hampir dua pertiga sudah pernah duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. Hal ini bertentangan dengan kenyataan bahwa hanya38% dari perempuan pernah kawin yang pernah duduk di bangku Sekolah Menengah. Selanjutnya ditemukan bahwa hampir setiap klien klie n yang yan g melakuka mela kukan n aborsi abor si berusi ber usiaa lebih leb ih dari 20 tahu tahun n (58% (58% beru berusi siaa lebi lebih h dar darii 30 30 tahu tahun) n).. Dan hampir separuh dari perempuan-perempuan tersebut sudah memiliki paling sedikit dua anak. Hampir sebagian besar dari mereka yang melakukan praktek aborsi mengaku karena sudah tidak ingin memiliki anak lagi. C.
ETIOLOGI
Aborsi memiliki banyak faktor penyebab, tetapi beberapa studi menunjukkan 60% disebabkan oleh kelainan kromosom. Berikut adalah penyebab yang umum didapatkandalam kasus aborsi: 1. Fakt Fakto or jan janin in:: a.
Aborsi aneuploidi
95% dari kelainan kromosom yang berkaitan dengan aborsi disebabkan oleh kesalahan game gameto toge gene nesi sis. s. Tris Trisom omii auto autoso soma mall pali paling ng seri sering ng dite ditemu muka kan n berk berkai aita tan n dengan deng an kela kelain inan an krom kromos osom om pada pada abor aborsi si pada pada trime trimest ster er pert pertam ama. a. Seda Sedang ngka kan n monosomy monosomy X adalah kelainan kromosom tunggal spesifik yang paling sering ditemukan b. b.
Aborsi eupliodi
Janin dengan kromosom normal cenderung untuk aborsi lebih jauh di kemudian hari dibandingkan dengan aborsi aneuploidi. Angka kejadian dari aborsi euploidi berkurang dramatis setelah umur ibu lebih dari 35 tahun. 2. Faktor ib ibu: a.
Infeksi
Infeksi tidak umum menyebabkan aborsi. Studi yang dilakukan Simpson dan temanteman (1996) tidak menemukan bukti aborsi akibat infeksi. Studi lain yang 11
dilak dil akuka ukan n Oaksh Oakshet et dan temanteman-tem teman an (2002) (2002) menun menunjuk jukkan kan hubun hubungan gan antara antara abors aborsii pada trimester kedua dengan bakterial vaginosis b.
Hipotiroid
Defisiensi tiroid yang berat mungkin berkaitan dengan aborsi. Efek dari hipotiroid send sendir irii
terh terhad adap ap abor aborsi si belu belum m
bany banyak ak dite diteli liti ti namu namun n
peni pening ngka kata tan n
autoantibodi terhadap tiroid berkaitan dengan peningkatan angka kejadian dari aborsi. c.
Diabetes Me Mellitus
Kadar Kadar gula gula darah darah yang yang tidak tidak terkont terkontrol rol mening meningkat kataka akan n angka angka kejadi kejadian an aborsi d.
Merokok
Kebias Kebiasaan aan meroko merokok k berkai berkaitan tan dengan dengan mening meningkat katnya nya resiko resiko dari dari aborsi aborsi eupl eu ploi oidi di.. Resiko Resiko ini meningkat meningkat sesuai sesuai dengan peningka peningkatan tan frekuensi frekuensi dan dosis dosis dari merokok itu sendiri. e.
Alkohol
Kons Konsum umsi si alko alkoho holl pada pada 8 ming minggu gu pert pertam amaa keha kehami milan lan berk berkai aita tan n erat erat deng dengan an peningkata angka kejadian aborsi f. Kafein Peningkatan resiko aborsi baru terjadi pada mereka yang mengkonsumsi kafein lebih dari 500 mg per hari. g. Defe Defek k ute uteru russ Resiko aborsi meningkat pada sindrom Asherman h. Serv Servix ix inko inkomp mpet eten en Servix inkompeten adalah terjadinya dilatasi servix yang tidak sakit pada trimester kedua. Kejadian tersebut bisa diikuti oleh prolap dan penggembungan dari membran ke vagina sehingga terjadi expulsi dari janin prematur. D.
KLASIFIKASI
Secara umum aborsi dibagi menjadi: 1.
Abortus Spontan:
a. Abortu Abortuss yang yang mengan mengancam cam (imine (iminens) ns) Ditandai oleh terjadinya perdarahan pada awal kehamilan yang tidak disertai dengandilatasi servix dan pengeluaran janin b.
Abortus insipiens 12
Dita Ditand ndai ai oleh oleh terja terjadi diny nyaa perd perdar arah ahan an pada pada awal awal keha kehami mila lan n yang yang dise diserta rtaii deng de ngan andila dilatasi tasi servix servix dan nyeri nyeri c. Abor Abortu tuss ink inkom ompl plit it Ditandai oleh pengeluaran sebagian hasil konsepsi dari kavum uteru d. Abort bortu us ko komplit lit Ditandai oleh pengeluaran seluruh hasil konsepsi e. Abort bortu us ter tertu tun nda Ditandai oleh kematian janin tanpa disertai pengeluaran hasil konsepsi f.
Abortus Habitualis Ditandai oleh abortus yang berlangsung selama 3 kali atau lebih secara berurutan
g. Abort bortu us Sep Septik tik Abortus yang disertai dengan infeksi pada uterus
2.
Abor Abortu tuss yan yang g dii diind nduk uksi si:: Aborsi yang dicetuskan karena pertimbangan medis atau secara elektif.
E.
PATOFISIOLOGI
Walau Walau sebagi sebagian an besar besar kasus kasus abortu abortuss sponta spontan n diseba disebabka bkan n oleh oleh karena karena kelain kelainan an krom kr omos osom om,, pada praktekny prakteknyaa banyak banyak ditemukan ditemukan anak lahir lahir dengan dengan kelainan kelainan kromosom kromosom tersebut tersebut.. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami proses terjadinya abortus secara umum. Dalam sebagian sebagian besar besar dari kasus kasus aborsi, aborsi, terdapat terdapat plasentas plasentasii yang tidak adekuat adekuat sehingga sehingga menyebabkan menyebabkan kegagalan kegagalan dari sel-se sel-sell trofobla trofoblast st untuk untuk masuk masuk dalam dalam arteri arteri spirali spiralis. s. Kegagala Kegagalan n dari da ri selse l-se sell trof tr ofob obla last st tersebut tersebut mengakibat mengakibatkan kan terjadinya terjadinya peredarahan peredarahan dari dari ibu ke anak yang pre prematur. Masuk Masuknya nya darah darah ibu terseb tersebut ut lama-k lama-kela elamaa maan n menyeb menyebabk abkan an terjad terjadiny inyaa ekspu ekspulsi lsi dari dari kantun kantung g kehamilan. Selain hal tersebut, kegagalan sel-sel trofoblast di atas mengakibatkan penin peningkatan gkatan tekanan oksigen di ruang intervili sehingga terjadi peningkatan stres dan berkurangnya fungsi dari plasenta.
F.
MANIFESTASI KL KLINIS
Gejala klinis pada abortus pada umumnya sama, antara lain: a. Perdarahan Perdarahan atau bercak bercak darah darah dari dari jalan jalan lahir lahir pada pada trimest trimester er pertama pertama b. Juml Jumlah ah dar darah ah umu umumn mnya ya sed sedik ikit it 13
c. Warna Warna darah darah bervaria bervariasi si dari dari kecok kecoklatan latan hingga hingga merah merah segar segar d. Perdarahan Perdarahan bisa berlangs berlangsung ung hingga hingga beberapa beberapa hari e. Biasa Biasa didahu didahului lui oleh mulas-mu mulas-mulas las atau atau sakit sakit pingg pinggang ang
G.
DIAGNOSA
a. Abortus iminens: Anamnesis: •
Perdarahan pada trimester pertama kehamilan
•
Biasa berupa bercak-bercak
•
Bisa atau tidak disertai dengan mulas atau nyeri pinggang
•
Tidak ada riwayat keluarnya jaringan dari jalan lahir Pemeriksaan Fisik: •
Inspe Inspeku kulo: lo: ditemu ditemukan kan bercak bercak darah darah di sekita sekitarr dindin dinding g vagina vagina,, portio portio tertut tertutup up,, tidak tidak
ditemukan jaringan
b. b . Abortus insipiens:
Anamnesis: o
Perdarahan pada trimester pertama kehamilan
o
Biasa berupa darah segar yang mengalir
o
Disertai dengan mulas atau nyeri pinggang
o
Tidak ada riwayat keluarnya jaringan dari jalan lahir
Pemeriksaan Fisik:
Inspekulo: ditemukan darah segar di sekitar dinding vagina, portio terbuka, tidak ditemukan
o
jaringan
c. Abor Abortu tuss inkom inkompl plit it:: •
Anamnesis:
Perdarahan pada trimester pertama kehamilan
Biasa berupa darah segar yang mengalir
Disertai dengan mulas atau nyeri pinggang 14
Ada riwayat keluarnya jaringan dari jalan lahir Pemeriksaan Fisik:
•
Inspekulo: ditemukan darah segar di sekitar dinding vagina, portio terbuka, bisa ditemukan jaringan di jalan lahir
d. Abor Abortu tuss kompl komplit it::
Anamnesis: •
Perdarahan pada trimester pertama kehamilan
•
Darah biasa berupa bercak-bercak
•
Disertai dengan mulas atau nyeri pinggang
•
Ada riwayat keluarnya jaringan dari jalan lahir Pemeriksaan Fisik:
Inspekulo: ditemukan bercak darah di sekitar dinding vagina, portio tertutup, tidak ditemukan
•
jaringan
e. Abor Abortu tuss tert tertun unda da:: Anamnesis: o
Uterus yang berkembang lebih rendah dibandingkan usia kehamilannya
o
Bisa tidak ditemukan perdarahan atau hanya bercak-bercak
o
Tidak ada riwayat keluarnya jaringan dari jalan lahir Pemeriksaan Fisik:
o
Inspekulo: Inspekulo: bisa ditemukan bercak darah di sekitar dinding vagina, portio tertutup, tidak ditemukan jaringan
f.
Abortus septik:
•
Anamnesis:
Ditemukan satu atau lebih tanda-tanda abortus di atas Riwayat sedang menggunakan IUD Riwayat percobaan aborsi sendiri •
Pemeriksaan Fisik:
Demam > 38 °C 15
Inspekulo: ditemukan salah satu tanda abortus seperti di atas Inspekulo:
H.
PEMER EMERIK IKS SAAN AAN PENUN ENUNJ JANG ANG
Pemeriksaan Penunjang: o
Serum β – hCG
Serum Serum β - hCG > 2500 IU per mL m L disert disertai ai dengan dengan USG transva transvagin ginal al merefle merefleks ksika ikan n 90% 90% kehamilan intrauterine Serum β - hCG > 6500 IU per mL disertai dengan USG abdomen merefleksikan 90%kehamilan intrauterine o
USG
Gerakan jantung janin harusnya sudah bisa dilihat sejak masa gestasi 6 - 7 minggu
I.
PENATALAKSANAAN
Secara umum tatalaksana aborsi dibagi 2, yaitu: a.
Terapi medikasi Terapi Terapi medikasi medikasi menggunak menggunakan an mifepristone mifepristone yang disusul disusul dengan dengan penggunaan penggunaan miso mi sopr pros osto toll atau mungkin mungkin hanya hanya misoprosto misoprostoll saja. Terapi Terapi medikasi medikasi ini digunakan digunakan pada aborsi dengan masa gestasi 4-9 minggu dan lebih dari 14 minggu. Terapi bedah cenderung digunakan pada masa gestasi 9-14 minggu. Regimen lain seperti methotrexate disusul dengan misroprostol juga sering digunakan. Indikasi penggunaan penggunaan terapi medikasi: •
Pilihan pasien
•
Masa gestasi yang kecil
•
Obesitas (BMI > 30) tanpa kelainan kardiovaskular
•
Fibroma uterus
•
Malformasi uterus
•
Riwayat bedah sevik sebelumnyaKontraindikasi sebelumnyaKontraindikasi terapi medikasi;
•
Riwayat alergi mifepristone, misoprostol atau obat terapi medikasi lainnya
•
Mendapat terapi kortikosteroid jangka panjang
•
Gagal ginjal kronik
•
Kelainan pembekuan darah
•
IUD yang masih terpasang
•
Infeksi daerah panggul yang berat 16
Rekomendasi WHO dan IPPF: o
Mifepr Mifepros oston tonee 200mg 200mg oral oral diiku diikuti ti mispro misprosto stoll 800µ 800µg g 36-48 36-48 jam setela setelahn hnya ya (oral, (oral, sublingual, bukal atau intravaginal) dalam satu dosis atau dibagi menjadi dua dosis 400µg yang diberikan selang 2 jam
Rekomendasi Rekomendasi FDA Amerika Serikat: o
Hari pertama: Mifepristone 600mg per oral dalam satu kali minum
o
Hari kedua: Rh-imunoglobin 50µg tidak lebih dari 48 jam sesudah terjadinya tandatanda aborsi pada pasien dengan Rh -
o
Hari ketiga: bila proses aborsi belum selesai dan dikonfirmasi dengan USG, berikanmisoprostol 400µg
o
Hari keempat belas: cek kembali keadaan aborsi pasien dengan USG atau serum hCG. hCG. Serum Serum β - hCG seharus seharusny nyaa berada berada di bawah bawah 1.000I 1.000IU/L U/L setela setelah h 2 minggu minggu pemberian mifepristone. Bila proses aborsi belum selesai, dilanjutkan dengan aspirasi vakum.
b. b. Tera Terapi pi bed bedah Indikasi terapi bedah:
Pilihan pasien
Sterilisasi
Terdapat kontraindikasi pada pemakaian terapi medikasi
Pasien tidak mampu datang untuk kontrol setelah terapi medikasi
Pendekatan terapi bedah yang umum dilakukan yaitu: 1. Aspir spiraasi Vaku Vakum m Aspira Aspirasi si vakum vakum adalah adalah prosed prosedur ur yang yang aman aman dan efektif efektif dan menjad menjadii terapi terapi pilihan sebelum teknik dilatasi dan kuretase. Teknik ini bisa digunakan hingga masa gestasi gestas i 12 ming minggu gu dan dan 99,5 99,5% % efek efekti tif. f. Komp Kompli lika kasi si tekn teknik ik ini ini lebi lebih h rend rendah ah dibandingkan teknik dilatasi dan kuretase, dilatasi servik yang dibutuhkan lebih kecil, harga yang lebih murah, tidak diperlukan anastesi umum. 2. Dila Dilata tasi si dan dan Kur Kuret etas asee Teknik ini lebih berbahaya dan lebih sakit dibandingkan teknik aspirasi vakum sehingga pemilihan teknik ini umumnya dibatasi bila aspirasi dan terapi medikasi tidak bisa diberikan. Teknik ini bisa digunakan hingga masa gestasi 12 mingguan 99% efektif. 17
J.
KOMPLIKASI
Komplikasi pada aborsi dibagi dua antara lain: a.
Komplikasi akut Komplikasi ini terjadi selama prosedur atau 3 jam sesudah proses abortus selesai: selesai: •
Perdarahan
•
Luka Lu ka serviks serviks
•
Perforasi uterus
•
Hematometra
b. b . Komplikasi lanjut:
K.
o
Infeksi
o
Jaringan sisa
o
Sensitisasi Rh
PROGNOSIS
Resiko dari kematian atau komplikasi medis yang serius lebih banyak terjadi pada wanita dengan kehamilan cukup bulan dibandingkan aborsi, kesehatan secara umum lebih baik pada pasien pasien aboertus aboertus dibanding dibandingkan kan kelahiran kelahiran cukup cukup bulan. bulan. Resiko Resiko kematian kematian yang berkaitan dengan dengan kehamilan kehamilan dan kelahiran kelahiran berkisar 7 - 8 per 100.000 100.000 kelahiran sedangkan sedangkan bila dikaitkan dikaitkan dengan dengan abortus, abortus, berkisar berkisar kurang kurang dari 1 per 100.000 100.000 kelahiran kelahiran.. Beberapa Beberapa studi tidak menu me nunj njuk ukka kan n hubung hubungan an yang yang signif signifika ikan n antara antara aborsi aborsi dengan dengan penuru penurunan nan kesubu kesuburan ran atau atau resiko resiko terjad terjadiny inyaa kehami kehamilan lan ektopi ektopik. k. Sebuah Sebuah studi studi di Cina Cina berkai berkaitan tan dengan dengan pemaka pemakaian ian mifepristone dan misoprostol menunjukkan menunjukkan tidak adanya hubungan antara pemakaian obat tersebut dengan peningkatan resiko kehamilan prematur
18
BAB III PENUTUP III.1 III.1 KES KESIM IMPUL PULAN AN
Dari pembahasan makalah diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Abortus hanya dipraktikkan dalam klinik atau fasilitas kesehatan yang ditunjuk ditunjuk oleh pemerintah dan organisaso-organisasi profesi medis. 2. Aborsi Aborsi hanya dilakukan dilakukan oleh tenaga profesion profesional al yang terdaftar dan memperoleh memperoleh izin untuk itu, yaitu dokter spesialis kebidanan dan genekologi atau dokter umum yang mempunyai kualifikasi untuk itu. 3. Aborsi hanya boleh dilakukan pada usia kehamilan kurang dari 12 minggu (untuk usia diatas 12 minggu bila terdapat indikasi medis). 4. Harus disediakan konseling bagi perempuan perempuan sebelum dan sesudah abortus. abortus. 5. Harus ditetapkan tarif baku yang terjangkau oleh segala lapisan masyarakat.
III. III.2 2 SARA SARAN N 1.
Dilakukan penelitian tentang komplikasi dan bahaya abortus di Indonesia
2.
Mahasiswa diharapkan lebih mengenalkan kepada masyarakat tentang bahaya abortus
19
DAFTAR PUSTAKA
1.
Guttmatcher Institute. Aborsi di Indonesia. Guttmatcher Institue. 2008
2.
Prawirohardjo, Sarwono. Ilm Ilmu u Kebid ebidan anan.P.T an.P.T Bina Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.20 Prawirohardjo.2009
3.
Norma Norman n F. Gant Gant MD, MD, Kenn Kennet eth h J., J., Md Leven Leveno, o, Larry Larry C., Iii, Iii, Md Gilst Gilstra rap, p, John John C., C., MdHauth MdHauth,, Katharine D., Md Wenstrom, John C.Hauth, J. Whitridge Obstetrics Williams(Editor), StevenL. Clark, Katharine D. Wenstrom.Williams Obstetrics 23rd Ed: McGraw-Hill Professional
4.
McBrid McBride, e, Doro Dorothy thy E. Abort Abortion ion in Unite United d State. State. ABCABC-CLIO.20 CLIO.2008 08
5.
Evans, Evans, Arthur Arthur T.Manual of Obste Obstetric tric 7th ed .Lippinco . Lippincott William Williamss and and Willki Willkins. ns. 2007
6.
Morgan, Morgan, Mark. Mark. Siddighi Siddighi,, Sam.Obst Sam.Obstetric etricss and Gynecol Gynecology ogy Volume Volume 1.LippincotW 1.LippincotWilliam illiamss and Willkins Willkins.. 2004
7.
R. James. James. Scoot, Scoot, Md. Md. S. Ronald Ronald et al.Danf al.D anfort orth’s h’s Obste Obstetri tricc and Gyneco Gynecolog logy y 9thEdit 9thEdition.Lippi ion.Lippinco ncott tt Williams & Wilkins. 2003
8.
Keeling, Keeling, Jean W. Khong Khong T Yee.Fet Yee.Fetal al and and Neonatal Patho Pathology logy.. Spring Springer. er. 2007 2007
9.
World World Health H ealth Organizati Organization. on. Safe Safe Abortio Abortion: n: Technic Technical al and Policy Policy Guidan Guidance ce for HealthSystem HealthSystems. s. World World Health Organization. 2003
10. 10 . Hatcher, Robert Robert A. Trussell, Trussell, James.Nelson, James.Nelson, Anita Anita L. Contraceptice Contraceptice Technolo Technology. gy.Arden Ardentt Media. 2008 2008
20