LAPORAN PENDAHULUAN LUMBAL CANAL STENOSIS
A. Pengerti Pengertian an
Lumbal Lumbal spinal canal stenosis atau stenosis stenosis kanal lumbal lumbal adalah merupakan merupakan penyempitan osteoligamentous kanalis vertebralis vertebra lis dan atau foramen intervertebralis yang ang meng mengha hasi silk lkan an pene peneka kana nan n pada pada akar akar sara saraff sums sumsum um tula tulang ng bela belaka kang ng.. Penyempitan kanal tulang belakang atau sisi kanal yang melindungi saraf sering mengakibatkan penekanan dari akar saraf sumsum tulang belakang. Saraf menjadi semakin terdesak karena diameter kanal menjadi lebih sempit. Prevalensinya 5 dari 1000 orang diatas usia 50 tahun di Amerika. Amerika. Pria lebih tinggi insidennya insidennya daripada anita! dan paling banyak mengenai L"#L5 dan L$#L". Stenosis tulang belakang lumbal %penyempitan pada ruang saraf& adalah penyakit yang terutama mengenai usia paruh baya dan usia lebih tua! dan terjadi akibat akibat penyemp penyempita itan n kanal kanal spinal spinal secara secara perlah perlahan! an! mulai mulai dari dari ganggu gangguan an akibat akibat penebalan ligamen kuning! sendi faset yang membesar! dan diskus yang menonjol. 'iasanya 'iasanya seseorang seseorang dengan dengan stenosis stenosis tulang tulang belakang belakang memiliki memiliki keluhan keluhan khas nyeri
nyeri kaki dan kelemahan. Artritis! jatuh! kecelakaan! dan keausan pada tulang tulang belakang dan sendi juga dapat menyebabkan lumbar spinal stenosis.
B. Etiologi Etiologi
Ada $ faktor yang berkontribusi terhadap lumbal spinal canal stenosis! antara lain+ 1. Pertum Pertumbuh buhan an berle berlebih bih pada pada tulan tulang. g. ,. Ligame Ligamentu ntum m flavum flavum hipertr hipertrofi ofi $. Prola rolaps ps disk disku us Sebagian besar kasus stenosis kanal lumbal adalah karena progresif tulang dan pertumbuhan berlebih jaringan lunak dari arthritis. -isiko terj adinya stenosis tulang belakang meningkat pada orang yang+ yang+ 1. erlahi erlahirr dengan dengan kana kanall spinal spinal yang yang semp sempit it ,. /enis /enis kelamin kelamin anit anitaa lebih lebih beresik beresiko o daripad daripadaa pria $. sia sia 50 tahu tahun n atau atau lebi lebih h %ost %osteo eofi fitt atau atau tonj tonjol olan an tula tulang ng berk berkai aita tan n deng dengan an pertambahan usia&
hidrasi yang lebih tinggi dengan memelihara cairan! membuat nucleus mampu melaan beban tekan dan deformitas. Annulus terdiri dari kolagen tipe#44 dan kolagen tipe#4 dalam jumlah yang sama! namun pada orang yang memasuki usia 50 tahun atau lebih tua dari 50 tahun kolagen tipe#4 meningkat jumlahnya pada diskus. Proteoglikan pada diskus intervertebralis jumlahnya lebih kecil dibanding pada sendi kartilago! proteinnya lebih pendek! dan jumlah rantai keratin sulfat dan kondroitin sulfat yang berbeda. *emampatan diskus berkaitan dengan proteoglikan! pada nuleus lebih padat daripada di annulus. Sejalan dengan penuaan! jumlah proteoglikan menurun dan sintesisnya juga menurun. Annulus tersusun atas serat kolagen yang kurang padat dan kurang terorganisasi pada tepi perbatasannya dengan nukleus dan membentuk jaringan yang renggang dengan nukleus pulposus. Patofisiologi nyeri tidak semata#mata diakibatkan oleh kompresi akar saraf spinalis atau cauda euina! beberapa penelitian menyebutkan baha nyeri diakibatkan oleh klaudikasi neurogenik. (arus ada inflamasi dan iritasi pada akar saraf agar gejala muncul pada ekstremitas baah. *ompresi pada akaf saraf normal memunculkan gejala paraestesia! defisit sensoris! penurunan motorik! dan refle6 abnormal! tapi nyeri biasanya tidak timbul. 4ritasi dan inflamasi bisa juga terjadi
*arena lumbar stenosis lebih banyak mengenai populasi lanjut usia maka kemungkinan terjadi komplikasi pasca operasi lebih tinggi daripada orang yang lebih muda. Selain itu juga lebih banyak penyakit penyerta pada orang lanjut usia yang akan mempengaruhi proses pemulihan pasca operasi. *omplikasi dibagi menjadi empat grup yaitu ! infeksi! vaskuler! kardiorespirasi! dan kematian. *ematian berkorelasi dengan usia dan penyakit komorbid. Peningkatan resiko komplikasi yang berkaitan dengan fusi meliputi infeksi luka! 9: %deep vein thrombosis& atau emboli paru! kerusakan saraf. *omplikasi pada graft! dan kegagalan pada instrumen. *omplikasi laminektomi bisa terjadi fraktur pada facet lumbar! dan spondilolistesis postoperatif.
#. Peeri"saan Pen$n%ang
9iagnosis spinal stenosis biasanya ditegakkan secara klinis. Penting selama evaluasi klinis untuk menyingkirkan adanya penyakit pembuluh darah perifer %berkurangnya
aliran
darah ke tungkai&
sebagai kemungkinan
Pemeriksaan untuk memastikan stenosis tulang belakang mencakup + 1. Sensasi kulit! kekuatan otot! dan refleks
diagnosis.
=. >)7 %>lektromiogram&. 9ilakukan jika ada kekhaatiran tentang masalah neurologis. 4ni dilakukan untuk memeriksa apakah jalur motor saraf bekerja dengan benar. 8. Somatosensori %SS>P& tes. es ini dilakukan untuk mencari lebih tepatnya di mana saraf tulang belakang tertekan. SS>P digunakan untuk mengukur sensasi saraf. 4mpuls sensorik perjalanan saraf! menginformasikan tentang sensasi tubuh seperti rasa sakit! suhu! dan sentuhan. ?. es darah untuk menentukan apakah gejala disebabkan dari kondisi lain! seperti arthritis atau infeksi.
&. Penatala"sanaan
1. erapi *onservatif Apabila tidak terdapat keterlibatan saraf berat atau progresif! kita dapat menangani stenosis tulang belakang menggunakan tindakan konservatif berikut ini+ a. @bat
antiinflamasi
menghilangkan nyeri
nonsteroid
untuk
mengurangi
inflamasi
dan
f. Akupuntur dapat menstimulasi lokasi#lokasi tertentu pada kulit melalui berbagai teknik! sebagian besar dengan memanipulasi jarum tipis dan keras dari bahan metal yang memenetrasi kulit.
,. erapi operatif 4ndikasi operasi adalah gejala neurologis yang bertambah berat! defisit neurologis yang progresif! ketidakamampuan melakukan aktivitas sehari#hari dan menyebabkan penurunan kualitas hidup! serta terapi konservatif yang gagal. Prosedur yang paling standar dilakukan adalah laminektomi dekompresi. indakan operasi bertujuan untuk dekompresi akar saraf dengan berbagai tekhnik sehingga diharapkan bisa mengurangi gejala pada tungkai baah dan bukan untuk mengurangi L'P %lo back pain&! alaupun pasca operasi gejala L'P akan berkurang secara tidak signifikan.
H. Konse! Ke!era'atan (. Peng"a%ian Ke!era'atan
9ata yang diperoleh atau dikaji tergantung pada tempat terjadinya! beratnya! apakah akutkronik! pengaruh terhadap struktur di sekelilingnya dan banyaknya akar saraf yang terkompresi %tertekan&. Adapun pengkajian keperaatan meliputi+ a. Aktivitas 4stirahat
c. 4ntegritas >go 1& 7ejala a& *etakutan akan timbulnya paralisis! ansietas masalah pekerjaan! finansial keluarga ,& anda a& ampak cemas! depresi! menghindar dari keluargaorang terdekat d. 3eurosensori 1& 7ejala a& *esemutan! kekakuan! kelemahan dari tangankaki ,& anda a& Penurunan refle6 tendon dalam! kelemahan otot! hipotonia. 3yeri tekanspasme otot paravertebralis. Penurunan persepsi nyeri %sensori&. e. 3yeri *enyamanan 1& 7ejala a& 3yeri seperti tertusuk pisau! yang akan semakin memburuk dengan adanya batuk! bersin! membengkokkan badan! mengangkat!
). Diagnosis Ke!era'atan
a. 3yeri %akutkronis& berhubungan dengan agen pencedera fisik+ *ompresi saraf! spasme otot. b. *erusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri dan ketidak nyamanan! spasme otot! terapi restriktif %tirah baring! traksi&! kerusakan neuromuscular c. Ansietas %uraikan tingkatan&koping! individual tidak efektif %kronis& berhubungan dengan krisis situasi d. *urang pengetahuan %kebutuhan belajar& mengenai kondisi! prognosis! dan tindakan berhubungan dengan kesalahan onformasikurang pengetahuan! kesalahan interpretasi informasi kurang mengingat! tidak mengenal sumber#sumber informasi. e. *onstipasi berhubungan dengan imobilisasi! penurunan aktivitas fisik! perubahan stimulasi saraf! ileus. f.
-esiko inkontinensia urine berhubungan dengan kebutuhan terhadap tetap berbaring di tempat tidur! perubahan stimulasi saraf
3. Ren*ana Ke!era'atan N O 1
DIA&NOSA
TU,UAN
TINDAKAN - INTERENSI
RASIONAL
KEPERA+ATAN 3yeri %akutkronis&
ujuan + Setelah
berhubungan dengan
dilakukan tindakan
lokasi! lamanya serangan! faktor
intervensi dan memberikan dasar untuk
agen pencedera fisik+
keperaatan diharapkan
pencetusyang memperberat. )inta
perbandingan dan evaluasi terhadap
*ompresi saraf!
klien dapat
pasien untuk menetapkan pada skala
terapi
spasme otot
a. )elaporkan nyeri
0#10
hilang atau terkontrol
a. *aji adanya keluhan nyeri! catat
b. Pertahankan tirah baring lama selama
a. )embentu menentukan pilihan
b. irah baring dalam posisi yang nyaman memungkinkan pasien untuk
fase akut. Letakkan pasien pada
menurunkan spasme otot! menurunkan
posisi semi foler dengan tulang
penekanan pada bagian tubuh tertentu
metode
spinal! pinggang dan lutut dalam
dan memfasilitasi terjadinya reduksi
penghilangan
keadaan fleksiB posisi telentang
dan tonjolan diskus
b. )engungkapkan
c. )endemonstrasikan
dengan atau tanpa meninggikan
penggunaan
kepala 10#$0 derajat atau pada posisi
intervensi terapeutik
lateral.
%misalnya! keterampilan
c. 7unakan Logroll %papan& selama melakukan perubahan posisi
c. )enurukan fleksi! perputaran! desakan pada daerah belakang tubuh d. 'erguna selama fase akut dari rupture diskus untuk memberikan sokongan dan membatasi fleksiterpelintir.
relaksasi! modifikasi
d. 'antu pemasangan bracekorset.
Penggunaan dalam aktu panjang
perilaku& untuk
e. 'atasi aktivitas selama fase akut
dapat menambah kelemahan otot dan
menghilangkan nyeri
sesuai dengan kebutuhan f. Letakkan semua kebutuhan! termasuk bel panggil dalam batas yang mudah
lebih lanjut menyebabkan degenerative e. )enurunkan gaya gravitasi dan gerak yang dapat menghilangkan spasme otot
N
DIA&NOSA
O
KEPERA+ATAN
TU,UAN
TINDAKAN - INTERENSI
RASIONAL
dijangkaudiraih oleh pasien.
dan menurunkan edema dan tekanan
g. 4nstruksikan pasien untuk melakukan
pada struktur sekitar diskus
teknik relaksasivisualisasi h. 4nstruksikananjurkan untuk
invertebralis yang terkena. f. )enurunkan resiko peregangan saat
melakukan mekanika tubuhgerakan yang tepat i.
j.
meraih g. )emfokuskan perhatian pasien!
'erikan kesempatan untuk
membantu menurunkan tegangan otot
berbicaramendengarkan masalah
dan meningkatkan proses
pasien.
penyembuhan.
'erikan tempat tidur ortopedik atau
h. )enghilangkanmengurangi stress pada
letakkan papan di baah kasurmatras.
otot dan mencegah trauma lebih lanjut. i.
k. *olaborasi pemberian terapi sesuai
l.
:entilasi rasa takutcemas dapat membantu untuk menurunkan faktor#
indikasi
faktor stress selama dalam keadaan
Sokongan anatomisstruktur berguna
sakit dan diraat. *esempatan untuk
untuk menurunkan
memberikan informasimembetulkan
keteganganspasme otot dan
informasi yang kurang tepat.
menurunkan nyeri
j.
)emberikan sokongan dan menurunkan fleksi spinal! yang menurunkan spasme
k. )embantu menurunkan gejala yang
N
DIA&NOSA
O
KEPERA+ATAN
TU,UAN
TINDAKAN - INTERENSI
RASIONAL
timbul l.
Sokongan anatomisstruktur berguna untuk menurunkan keteganganspasme
,
ujuan + Setelah
fisik berhubungan
diberikan tindakan
dengan nyeri dan
keperaatan diharapkan
kurang berhati#hati akan meningkatkan
ketidak nyamanan!
klien mampu
kerusakan spinal.
spasme otot! terapi
a. )engungkapkan
a. 'erikan tindakan pengamanan sesuai
otot dan menurunkan nyeri. a. ergantung pada bagian tubuh yang
*erusakan mobilitas
indikasi dengan situasi yang spesifik.
b.
terkenajenis prosedur! aktivitas yang
b. 4mobilitas yang dipaksakan dapat
restriktif %tirah baring!
pemahaman tentang
pada imobilisasi. 'erikan aktivitas
memperbesar kegelisahan! peka
traksi&! kerusakan
situasifaktor risiko
yang disesuaikan dengan pasien.
rangsang. Aktivitas pengalihan
neuromuscular.
dan aturan
membantu dalam memfokuskan kembali
pengobatan
perhatian pasien dan meningkatkan
individual
koping dengan keterbatasan tersebut.
b. )endemonstrasikan
c. 4kuti aktivitasprosedur dengan
c. meningkatkan penyembuhan dan
teknikperilaku yang
periode istirahat. Anjurkan pasien
membentuk kekuatan otot dan
mungkin
untuk tetap ikut berperan serta dalam
kesabaran. Partisipasi pasien akan
aktivitas sehari#hari dalam
meningkatkan kemandirian pasien dan
keterbatasan individu.
perasaan control terhadap diri.
c. )empertahankan meningkatkan kekuatan dan fungsi bagian tubuh yang
d. 'erikanbantu pasien untuk melakukan latihan rentang gerak
d. )emperkuat otot abdomen dan fleksor tulang belakang. )emperbaiki
N
DIA&NOSA
O
KEPERA+ATAN
TU,UAN
TINDAKAN - INTERENSI
sakit danatau kompensasi.
RASIONAL
pasif dan aktif e. Anjurkan pasien untuk melatih kaki
mekanika tubuh e. Stimulasi sirkulasi venaarus balik vena
bagian baahlutut. 3ilai adanya
menurunkan keadaan vena yang statis
edema! eritema pada ekstremitas
dan kemungkinan terbentuknya
baah.
thrombus.
f. 'antu pasien dalam melakukan
f. *eterbatasan aktivitas tergantung pada
aktivitas ambulasi progresif.
kondisi yang khusus tetapi biasanya berkembang dengan lambat sesuai toleransi.
g. 9emonstrasikan penggunaan alat
g. )emberikan stabilitas dan sokongan
penolong! seperti alat bantu jalan!
untuk mengkompensasi gangguan
tongkat.
tonuskekuatan otot dan keseimbangannya.
h. 'erikan peraatan kulit dengan baik!
h. )enurunkan risiko iritasikerusakan
masase titik yang tertekan setelah
pada kulit
setiap perubahan posisi. Periksa keadaan kulit di baah brace dengan periode aktu tertentu. i.
*olaborasi pemberian obat untuk analgetik
i.
Antisipasi terhadap nyeri dapat meningkatkan ketegangan otot. @bat dapat merelaksasikan pasien!
N
DIA&NOSA
O
KEPERA+ATAN
TU,UAN
TINDAKAN - INTERENSI
.
RASIONAL
meningkatkan rasa nyaman dan kerjasama pasien selama melakukan aktivitas.
$.
Ansietas %uraikan
Setelah dilakukan
tingkatan&koping!
tindakan keperaatan
bagaimana pasien menangani
kekuatan dan keterampilan yang
individual tidak efektif
diharapkan klien
masalahnya dimasa yang lalu dan
mungkin membantu pasien mengatasi
%kronis& berhubungan
mampu +
bagaimana pasien melakukan koping
keadaannya sekarang danatau
dengan krisis situasi
a. ampak rileks dan
dengan masalah yang dihadapinya
kemungkinan lain untuk memberikan
sekarang.
bantuan yang sesuai.
melaporkan ansietas berkurang pada tingkat dapat diatasi.
a. *aji tingkat ansietas pasien. entukan
b. 'erikan informasi yang akurat dan jaab dengan jujur.
b. )engidentifikasi ketidakefektifan
a. )embantu dalam mengidentifikasikan
b. )emungkinkan pasien untuk membuat keputusan yang didasarkan atas pengetahuannya.
c. 'erikan kesempatan pasien untuk
c. *ebanyakan pasien mengalami masalah
perilaku koping dan
mengungkapkan masalah yang
yang perlu untuk diungkapkan dan
konsekuensinya.
dihadapinya! seperti kemungkinan
diberi respons dengan informasi yang
c. )engkaji situasi
paralisis! pengaruh terhadap fungi
akurat untuk meningkatkan koping
terbaru dengan
seksual! perubahan dalam
terhadap situasi yang sedang
akurat.
pekerjaanfinansial! perubahan peran
dihadapinya.
d. )endemonstrasikan
dan tanggung jaab.
N
DIA&NOSA
O
KEPERA+ATAN
TU,UAN
keterampilan pemecahan masalah.
TINDAKAN - INTERENSI
d. *aji adanya masalah sekunder yang
RASIONAL
d. Pasien mungkin secara tidak sadar
mungkin merintangi keinginan untuk
memperoleh keuntungan! seperti+
sembuh dan mungkin untuk
terlepas dari tanggung jaab! perhatian
rencana untuk
menghalangi proses
dan control dari yang lain. 4ni perlu
perubahan gaya
penyembuhannya.
untuk dikerjakan secara positif untuk
e. )engembangkan
hidup yang perlu.
meningkatkan penyembuhan. e.
e. @rang terdekatkeluarga mungkin secara
terdekatkeluarga yang meningkatkan
tidak sadar memungkinkan pasien
Cperan sakitD pasien.
mempertahankan ketergantungannya dengan melakukan sesuatu yang pasien sendiri mampu melakukannya tanpa bantuan orang lain.
f. -ujuk pada kelompok penyokong
".
f. )emberikan dukungan untuk
yang ada! pelayanan sosial! konselor
beradaptasi pada perubahan dan
finansialkonselor kerja! psikoterapi
memberikan sumber#sumber untuk
dan sebagainya.
mengatasi masalah.
*urang pengetahuan
Setelah dilakukan
a. /elaskan kembali proses penyakit dan
a. Pengetahuan dasar yang memadai
%kebutuhan belajar&
tindakan keperaatan
prognosis dan pembatasan kegiatan!
memungkinkan pasien untuk membuat
mengenai kondisi!
diharapkan klien mampu+
seperti hindari mengemudikan
pilihan yang tepat. 9apat meningkatkan
N O
DIA&NOSA KEPERA+ATAN prognosis! dan
TU,UAN
a. )engungkapkan
tindakan berhubungan
pengetahuan tentang
dengan kesalahan
kondisi! prognosis!
informasikurang
dan tindakan.
pengetahuan!
TINDAKAN - INTERENSI
RASIONAL
kendaraan dalam periode aktu yang
kerjasama pasien mengenai program
lama.
pengobatan dan mendapatkan penyembuhan yang optimal.
b. 'erikan informasi tentang berbagai
b. )enurunkan resiko terjadinya trauma
b. )elakukan kembali
hal dan instruksikan pasien untuk
berulang dari leherpunggung dengan
kesalahan interpretasi
perubahan gaya
melakukan perubahan Cmekanika
menggunakan otot#otot bokong.
informasi kurang
hidup
tubuhD tanpa bantuan dan juga
mengingat! tidak mengenal sumber#
c. 'erpartisipasi dalam
melakukan latihan. ermasuk
aturan tindakan
informasi mengenai mekanika tubuh
sumber informasi.
sendiri untuk berdiri! mengangkat! dan menggunakan sepatu penyokong.
c.
9iskusikan mengenai pengobatan
c. )enurunkan resiko komplikasitrauma.
dan juga efek sampingnya! seperti halnya beberapa obat yang menyebabkan kantuk yang sangat berat %analgetik! relaksasi otot&! yang lain dapat memperberat penyakit ulkus %3SA49&. d. Anjurkan untuk menggunakan
d. 9apat menurunkan regangan otot melalui dukungan structural dan
N
DIA&NOSA
O
KEPERA+ATAN
TU,UAN
TINDAKAN - INTERENSI
RASIONAL
papanmatras yang kuat! bantal kecil
pencegahan terhadap hiperekstensi dari
yang agak datar dibaah leher! tidur
tulang belakang.
miring dengan lutut difleksikan! hindari posisi telungkup. e. 9iskusikan mengenai kebutuhan diet.
e. 9iet tinggi serat dapat mengurangi konstipasi! kalori yang dibatasi dapat meningkatkan pengontrolanpenurunan berat badan yang dapat menurunkan tekanan pada diskus intervertebralis f. 9apat meningkatkan kongesti pada
f. (indari pemakainan pemanas dalam aktu lama.
jaringan lokal! penurunan sensasi panas dapat menimbulkan trauma karena panas. g. )engevaluasi perkembangan proses
g. Anjurkan pasien untuk melakukan evaluasi medis secara teratur
degenerative! memantau perkembangan dari bagian tubuh yang terkena komplikasi dari efek samping obatB mungkin juga menandakan adanya kebutuhan untuk mengubah aturan pengobatan h. Perkembangan dari proses penyakit
h. 'erikan informasi mengenai tanda#
mungkin memerlukan
N
DIA&NOSA
O
KEPERA+ATAN
TU,UAN
TINDAKAN - INTERENSI
tanda yang perlu dilaporkan pada
RASIONAL
tindakanpembedahan lebih.
evaluasi berikutnya! seperti nyeri tusuk! kehilangan sensasikemampuan untuk berjalan. 5.
*onstipasi
Setelah dilakukan
a.
berhubungan dengan
tindakan keperaatan
imobilisasi! penurunan
diharapkan klien mampu
hilang yang kemungkinan berhubungan
aktivitas fisik!
a. )embuat kembali
dengan kehilangan persarafan
auskultasi peristaltik usus.
a. 9istensi! hilangnya Eeristaltic usus merupakan tanda baha fungsi defekasi
perubahan stimulasi
pola yang normal
parasimpatik usus besar dengan tiba#
saraf! ileus.
dari fungsi usus.
tiba.
b. )engeluarkan feses
b. 7unakan bedpan ukuran kecil sampai
lunakkonsistensi
pasien mampu untuk defekasi turun
agak berbentuk tanpa
dari tempat tidur %ke toilet&.
mengejan.
c. 'erikan privasi.
b. )eningkatkan rasa nyaman dan menurunkan ketegangan pada otot.
c. )eningkatkan kenyamanan secara psikologis.
d. Anjurkan untuk melakukan pergerakanambulasi sesuai kemampuan. e. *olaborasi peningkatan diet pasien sesuai toleransi.
d. )enstimulasi Eeristaltic yang memfasilitasi kemungkinan terbentuknya flatus. e. )akanan padat akan dimulai
N
DIA&NOSA
O
KEPERA+ATAN
TU,UAN
TINDAKAN - INTERENSI
RASIONAL
pemberiannya sampai Eeristaltic kembali timbulsampai ada flatus dan adanya kemungkinan bahaya ileus f. *olaborasi pemberian selang rectal! supositoria! dan enema jika diperlukan.
paralitik dapat dipastikan tidak ada. f. )ungkin perlu untuk menghilangkan distensi abdomen! meningkatkan
g. *olaborasi pemberian obat laksatif!
kebiasaan defekasi yang normal.
pelembek feses sesuai kebutuhan.
g. )elembekkan feses! meningkatkan fungsi defekasi sesuai kebiasaan!
=.
-esiko inkontinensia
Setelah diberikan
urine berhubungan
tindakan keperaatan
dengan kebutuhan
diharapkan pasien
terhadap tetap
mampu+
berbaring di tempat
a. )engosongkan
a. @bservasi dan catat jumlahfrekuensi berkemih.
menurunkan ketegangan. a. )enentukan apakah kantung kemih dikosongkan dan saat kapan intervensi itu diperlukan.
b. Lakukan palpasi terhadap adanya
b. 9apat menandakan adanya retensi urine.
distensi kandung kemih.
tidur! perubahan
kandung kemih
c. ingkatkan pemberian cairan
c. )empertahankan fungsi ginjal.
stimulasi saraf
secara adekuat sesuai
d. 'erikan stimulasi terhadap
d. )eningkatkan proses perkemihan
kebutuhan individu.
pengosongan urine dengan mengalirkan air! letakkan air hangat dan dingin secara bergantian pada daerah suprapubis! letakkan tangan
dengan merelaksasikan sfingter urine.
N
DIA&NOSA
O
KEPERA+ATAN
TU,UAN
TINDAKAN - INTERENSI
RASIONAL
dalam air hangat sesuai kebutuhan. e. *olaborasi tindakan kateterisasi
e. *ateter intermiten atau yang terus#
terhadap residu urine setelah
menerus mungkin diperlukan selama
berkemih sesuai kebutuhan.
beberapa hari pascaoperasi sampai
Pasangpertahankan kateter ;olley
terjadi penurunan pada proses
sesuai kebutuhan.
pembengkakan.