Ti nj auan Pusta Pustaka ka
H ERNI A N UCLE US PUL POSUS OSUS
LUMBAL
Oleh
Erna Yulida
I1A009008
Ririn Setianingrum
I1A009015
Mohammad Fariz
I1A009019
Irzal Rakhmadhani
I1A009020
Riza Adi Saputra
I1A009028
Puga Sharaz Wangi
I1A009032
Pembimbing
dr. Muhammad Shiddiq, Sp.KFR
Bagian/SMF Ilmu Rehabilitasi Medik FK Unlam-RSUD Ulin Banjarmasin
Juni, 2013 STATUS PENDERITA
I.
II.
DATA PRIBADI
Nama
: Ny. RL (869896) (869896)
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 52 tahun
Bangsa
: Indonesia
Suku
: Banjar
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Status
: Menikah
Alamat
: Jl. Tanjung berkat RT.07 RW.02 Teluk dalam
MRS
: 15 September 2012
No. RMK
: 86-98-96
Status
: Jamkesmas
ANAMNESIS Keluhan Utama : nyeri punggung bawah Perjalanan Penyakit :
1
Juni, 2013 STATUS PENDERITA
I.
II.
DATA PRIBADI
Nama
: Ny. RL (869896) (869896)
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 52 tahun
Bangsa
: Indonesia
Suku
: Banjar
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Status
: Menikah
Alamat
: Jl. Tanjung berkat RT.07 RW.02 Teluk dalam
MRS
: 15 September 2012
No. RMK
: 86-98-96
Status
: Jamkesmas
ANAMNESIS Keluhan Utama : nyeri punggung bawah Perjalanan Penyakit :
1
Nyeri punggung bawah dirasakan pasien sejak ± 20 hari yang lalu. Nyeri terasa setelah pasien bangun dari posisi duduk di ayunan depan rumah. Nyeri terasa
dipunggung bawah dan menjalar sampai ke bokong. Nyeri
bersifat hilang timbul, timbul/bertambah pada saat s aat pasien duduk atau berdiri dan hilang pada saat pasien tidur. Keesokan harinya pasien dibawa ke RSUD Ulin dan dirawat selama 5 hari. Pasien kemudian disarankan untuk melakukan pemeriksaan CT Scan Lumbal Spine. Dari hasil pemeriksaan, didapatkan gambaran adanya kelainan pada tulang belakang dan penderita di konsulkan ke dokter bagian saraf. Namun karena pasien merasa tidak ada perubahan dari nyerinya tersebut pasien memutuskan me mutuskan untuk pulang kerumah sebelum diperiksa oleh dokter spesialis saraf. Tanggal 31 Mei pasien dibawa ke Instalasi Rawat Darurat Medik RSUD Ulin karena keluhan nyeri belakangnya bertambah hebat. Saat pasien batuk dan bersin nyeri dirasakan bertambah. Riwayat panas, batuk-batuk lama dan penurunan berat badan disangkal penderita. Riwayat jatuh terduduk juga disangkal penderita. BAK normal tapi pasien sudah ± 10 hari tidak BAB.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat hipertensi (-) , DM (-), Serupa (-)
Intoksikasi :
Tidak ditemukan riwayat keracunan obat, zat kimia, makanan dan minuman.
2
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada riwayat penyakit hipertensi pada keluarga . Stroke tidak ada. Ada riwayat diabetes melitus.
Keadaan Psikososial dan pekerjaan :
Pasien tinggal bersama dengan suami dan ketiga orang anaknya. Pekerjaan ibu rumah tangga.
STATUS INTERNUS SINGKAT Keadaan Umum : Keadaan sakit
: tampak sakit sedang
Kesadaran
: 4-5-6
Tensi
: 100/70 mmHg
Nadi
: 84 kali /menit
Respirasi
: 20 kali/menit
Suhu
: 36,5 oC
Kepala/Leher :
- Mata
: Konjungtiva anemis (-/-), sklera tidak ikterik
- Leher
: JVP meningkat (-/-), pembesaran KGB (-/-)
- Hidung
: mimisan (-)
- Telinga
: berdengung (-/-)
Thoraks - Pulmo
: I Pa
: Simetris : Fremitus vokal simetris
3
Per
: sonor
A
: Suara napas vesikuler, wheezing (-/-), ronki (-/-).
- Cor
: S1S2 tunggal
Abdomen
:I
Ekstremitas
: Tampak datar, retraksi (-)
A
: Bising usus (+) normal
Pa
: Hepar, lien, massa tidak teraba, nyeri tekan (-)
Pe
: Timpani
: edema ka/ki(-/-), parese ka/ki (-/-), akral hangat
IV. STATUS PSIKIATRI SINGKAT
V.
Emosi dan afek
: Normal
Proses berpikir
: baik
Kecerdasan
: sesuai dengan usia
Penyerapan
: baik
Kemauan
: baik
Psikomotor
: normoaktif
NEUROLOGIS A. Kesan Umum:
Kesadaran
: GCS 4 5 6
Pembicaraan
: Disartri Monoton
(-) (-)
4
Scanning
(-)
Afasia :
Kepala : Besar
Muka
B.
Motorik
(-)
Sensorik
(-)
Anomik
(-)
: Normal
Asimetris
: (-)
Sikap Paksa
: (-)
Torticolis
: (-)
: Mask/topeng
: (-)
Miophatik
: (-)
Fullmoon
: (-)
Pemeriksaan Khusus : 1. Rangsangan Selaput Otak
Kaku Tengkuk
: (-)
Kernig
: (-)/(-)
Laseque
: (+)/(+)
Bruzinski I
: (-)/(-)
Bruzinski II
: (-)/(-)
5
2. Saraf Otak
Kanan
Kiri
Hyposmia
(-)
(-)
Parosmia
(-)
(-)
Halusinasi
(-)
(-)
N. Optiku s
Kanan
Kiri
Visus
normal
normal
Yojana Penglihatan
normal
normal
tdl
tdl
N. Olfaktoriu s
Funduskopi
N. Occul omotori us, N. Tr ochleari s, N. Abducens
Kedudukan bola mata
Kanan
Kiri
tengah
tengah
Pergerakan bola mata ke Nasal
:
normal
normal
Temporal :
normal
normal
Atas
:
normal
normal
Bawah
:
normal
normal
normal
normal
Temporal bawah : Eksopthalmus
:
(-)
(-)
Celah mata (Ptosis)
:
(-)
(+)
Pupil
6
Bentuk
bulat
Lebar Perbedaan lebar
bulat
3 mm isokor
3 mm isokor
Reaksi cahaya langsung
(+)
(+)
Reaksi cahaya konsensuil
(+)
(+)
Reaksi akomodasi
(+)
(+)
Reaksi konvergensi
(+)
(+)
N. Tri geminu s
Kanan
Kiri
Otot Maseter
normal
normal
Otot Temporal
normal
normal
Otot Pterygoideus Int/Ext
normal
normal
Cabang Motorik
Cabang Sensorik I.
N. Oftalmicus
normal
menurun
II. N. Maxillaris
normal
menurun
III. N. Mandibularis
normal
menurun
Refleks kornea langsung
(+)
(+)
Refleks kornea konsensuil
(+)
(+)
N. Faciali s
Waktu Diam
7
Kerutan dahi
Sama tinggi
Tinggi alis
Sama tinggi
Sudut mata
Sama tinggi
Lipatan nasolabial
Sama tinggi
Waktu Gerak Mengerutkan dahi
: sama tinggi
Menutup mata
: +/+
Bersiul
: normal
Memperlihatkan gigi
: normal
Pengecapan 2/3 depan lidah
: normal
Sekresi air mata
: tdl
Hyperakusis
: (-)
N. Vesti bul ocochl eari s
Vestibuler Vertigo
: (-)
Nystagmus
: (-)
Tinitus aureum : (-) (-) Cochlearis : tdl
N. Gl ossopharyn geus dan N . Vagus
8
Bagian Motorik: Suara
: bicara jelas (+)
Menelan
: normal
Kedudukan arcus pharynx
: normal
Kedudukan uvula
: di tengah
Pergerakan arcus pharynx
: normal
Detak jantung
: S1 S2 tunggal
Bising usus
: (+) normal
Bagian Sensorik: Pengecapan 1/3 belakang lidah
: normal
Refleks muntah
: (+)
Refleks palatum mole
: (+)
N. A ccesor iu s
Kanan
Kiri
Mengangkat bahu
(+)
(+)
Memalingkan kepala
(+)
(+)
N. H ypoglossus
Kedudukan lidah waktu istirahat
: di tengah
Kedudukan lidah waktu bergerak
: di tengah
Atrofi
: (-)
Kekuatan lidah menekan pada bagian
: kurang kuat
9
Fasikulasi/Tremor pipi (kanan/kiri)
: (-/-)
3. Sistem Motorik
Kekuatan Otot 5
5
5
5
Besar Otot : Atrofi
:-
Pseudohypertrofi
:-
Palpasi Otot : Nyeri
:+
Kontraktur
:-
Konsistensi
:-
Tonus Otot :
Lengan
Tungkai
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Hipotoni
-
-
-
-
Spastik
-
-
-
-
Rigid
-
-
-
-
Rebound
-
-
-
-
phenomen
Gerakan Involunter
10
Tremor :
Waktu Istirahat
: -/-
Waktu bergerak
: -/-
Chorea
: -/-
Athetose
: -/-
Balismus
: -/-
Torsion spasme
: -/-
Fasikulasi
: -/-
Myoklonik
: -/-
Koordinasi
: tdl
Gait dan station : tdl
4. Sistem Sensorik
Rasa eksteroceptik
Lengan
Tungkai
Tubuh
Nyeri superficial
:
N/N
N/N
N/N
Suhu
:
N/N
N/ N
N/N
Raba ringan
:
N/N
N/ N
N/N
Rasa propioceptik
Rasa getar
:
tdl
Rasa tekan
:
Nyeri tekan Rasa gerak/posisi
tdl
tdl
N/N
N/ N
N/N
:
N/N
N/ N
N/N
:
N/N
N/ N
Rasa enteroceptik
11
Referred pain
:N
Rasa Kombinasi
Stereognosis
:N
Barognosis
:N
Graphesthesi
:N
Two point tactil discrimination
:N
Sensory extinction
: (-)
Loss of body image
: (-)
Fungsi Luhur
5.
Apraxia
: (-)
Alexia
: (-)
Agraphia
: (-)
Fingerosesthesia
: (-)
Membedakan kanan dan kiri
: (-)
Acalculia
: (-)
Refleks-refleks
Refleks kullit
Refleks dinding perut
-
-
-
-
-
-
Refleks cremaster
: tdl
Refleks interscapularis
: tdl
12
Refleks gluteal
: tdl
Refleks anal
: tdl
Refleks Tendon
Refleks biceps
: ++ / ++
Refleks triceps
: ++ / ++
Refleks patella
: ++ / ++
Refleks achilles
: ++ / ++
Refleks Patologis Tungkai
Refleks Babinsky
: (-) / (-)
Refleks Chaddock
: (-) / (-)
Refleks Rossolimo
: (-) / (-)
Refleks Gordon
: (-) / (-)
Refleks Schaefer
: (-) / (-)
Refleks Mendel Bacterew
: (-) / (-)
Refleks Stransky
: (-) / (-)
Refleks Gonda
: (-) / (-)
Refleks Hoffman Tromer
: (-) / (-)
Reflaks Leri
: (-) / (-)
Reflaks Meyer
: (-) / (-)
Lengan
Refleks Primitif
Graps refleks
: (-)
13
Snout refleks
: (-)
Sucking refleks
: (-)
Palmomental
: (-)/(-)
6. Susunan Saraf Otonom
- Miksi
: normal (+)
- Defekasi
: konstipasi (-),
- Sekresi keringat : normal - Salivasi
: normal
- Gangguan tropik : Kulit, rambut, kuku : (-)
7. Columna Vertebralis Kelainan Lokal -
Skoliosis
: tidak ada
-
Khypose
: tidak ada
-
Khyposkloliosis
: tidak ada
-
Gibbus
: tidak ada
-
Nyeri tekan/ketuk
: ++ daerah L5-S1,2
Gerakan Servikal Vertebra : - Fleksi
: tdl
- Ekstensi
: tdl
- Lateral deviation
: tdl
- Rotasi
: tdl
14
- Gerak Tubuh
: tdl
Rangsangan Spinal
- Lasegue (+) - Bragard (+) - Sicard (+) - Patrick (+) - Kontra Patrick (+) Keterangan : -
Tde : Tidak dapat dievaluasi
-
Sde : Sulit dievaluasi
-
Tdl : tidak dilakukan
-
N : normal
8. Pemeriksaan Tambahan
-
Hasil laboratorium tanggal 15 September 2012 DARAH RUTIN Hasil
Nilai Normal
Pemeriksaan
Perempuan
Hemoglobin
10,3
14,0-18,0 g/dl
Leukosit
9,4
4,0-10,5 Ribu/ul
Eritrosit
3,84
4,5-6,0 juta/ul
Hematokrit
33,1
40-50%
Trombosit
404
150-450 ribu/ul
RDW-CV
12,7
11.5-14.7%
Parameter
15
MCV
86,2
80,0-97,0 fL
MCH
26,8
27.0-32.0 pg
MCHC
31,1
32,0-38,0 %
GDS
101
<200
SGOT
27 U/L
8-38U/L
SGPT
44 U/L
8-41 U/L
Creatinin
42 mg/dl
0,7-1,2 mg/dl
Ureum
0,7 mg/dl
10-45 mg/dl
Natrium
145,1
135-146 mmol/l
Kalium
4,3
3,4-5,4 mmol/l
Klorida
109,7
95-120 mmol/l
Foto lumbosacral AP/LAT: -
Spondilosis deformans Lumbal spine 3-4-5
-
Gambaran Protrusio disc / HNP pada potongan disc L5-S1 bagian Medial Lateral dengan pembengkakan lig. Flavum dan penyempitan Canalis spinalis.
RESUME 1.
ANAMNESIS
Perempuan, 52 tahun, keluhan utama nyeri hilang timbul pada punggung bawah kanan, menjalar sampai ke bokong. Nyeri punggung bawah dirasakan pasien sejak ± 20 hari yang lalu. Nyeri terasa setelah pasien bangun dari
16
posisi duduk di ayunan depan rumah. Nyeri terasa dipunggung bawah dan menjalar sampai ke bokong. Nyeri bersifat hilang timbul, timbul/bertambah pada saat pasien duduk atau berdiri dan hilang pada saat pasien tidur. Keluhan semakin memberat. Saat pasien batuk dan bersin nyeri dirasakan bertambah. BAK normal tapi pasien sudah ± 10 hari tidak BAB.
2. PEMERIKSAAN Interna
Kesadaran
: komposmentis
GCS
:456
Tekanan darah
: 100/70 mmHg
Nadi
: 84 kali/menit
Respirasi
: 20 kali/menit
Suhu
: 36,5 o C
Kepala/Leher
: Tidak ada peningkatan JVP, pembesaran KGB (-/-)
Thorax
: Tidak ada kelainan
Abdomen
: Tidak teraba massa, bising usus normal
Ekstremitas
: Tidak ada edema dan ada parese ekstremitas tungkai bawah kiri
Status psik iatr i
: dbn
Status Neur ologis
-
Kesadaran : GCS 4-5-6
17
-
Pupil
: pupil bulat, isokor 3mm/3mm, refleks cahaya +/+
Meningeal sign: kaku kuduk (-), Brudzinski I & II (-) Motorik
Sensorik
: 5
5
5
5
: N N N
Tonus
N
:N
N
N
N
Refleks fisiologis : BPR TPR
++
++
++ ++
KPR
++ + +
APR
++ ++
BHR
+ + + + + +
Refleks patologis
Babinsky (-)/(-), Chaddock (-)/(-), H/T (-)/(-)
ANS
: Inkontinensia uri (-), inkontinensia alvi (-)
CV
: Dalam batas normal
Rangsangan Spinal
Lasegue (+) Bragard (+) Sicard (+) Patrick (+) Kontra Patrick (+)
3. DIAGNOSIS
Diagnosis klinik
: Low Back Pain
Diagnosis etiologis
: Hernia Nukleus Pulposus (HNP)
Diagnosis topis
: Regio L5-S1
18
Diagnosis Banding
: LBP et causa Spondilitis TB
Lab: Hemoglobin
10,3
14,0-18,0 g/dl
Leukosit
11,7
4,0-10,5 Ribu/ul
Eritrosit
3,84
4,5-6,0 juta/ul
Hematokrit
33,1
40-50%
RDW-CV
12,6
11.5-14.7%
4. PENATALAKSANAAN
Terapi umum: 1. Menjaga jalan nafas dan pemberian oksigen. 2. Monitoring tingkat kesadaran, tekanan darah, irama jantung, temperatur, glukosa darah, saturasi oksigen, dan status hidrasi. 3. Pemberian nutrisi dan pengaturan konsistensi diet yang aman dalam proses menelan. 4. Perubahan posisi untuk mencegah kontraktur, nyeri, dekubitus, dan komplikasi respiratori. Terapi Medikamentosa 1.Lyrica 3x 75 mg 2. Fitbon 1x1 3. Na Diclofenac 2x50mg
19
4. Amlodipine 5mg 1-0-0 5. Diazepam 2mg 3x1/2 6. Ranitidine 2x150mg
Rehabilitasi Medik Problem Rehabilitasi Medis
1. Nyeri punggung bawah kanan (VAS= 9) 2. Gangguan AKS (sulit untuk duduk maupun berdiri, hanya bisa berbaring di tempat tidur) 3. Kecemasan yang dialami penderita karena merasa sakitnya tidak ada perubahan bahkan menganggap penyakitnya ini adalah guna-guna dari orang. Penanganan Rehabilitasi Medis
1. Fisioterapi Problem :
Nyeri punggung bawah kanan (VAS= 9)
Program:
Transcutaneus Electrical Nerve Stimulating (TENS) di regio L5-S1.
2. Okupasi Terapi Problem :
- Nyeri punggung bawah kanan (VAS= 9) - Gangguan AKS (sulit untuk duduk maupun berdiri, hanya bisa berbaring di tempat tidur)
Program:
- Proper back mechanism untuk AKS (latihan cara duduk, cara tidur, dan cara berdiri yang benar).
20
3. Ortotik Prostetik Problem:
- Nyeri punggung bawah kanan (VAS= 9) - Gangguan AKS(sulit untuk duduk maupun berdiri, hanya bisa berbaring di tempat tidur)
Program:
- Rencana penggunaan korset LSO (Lumbo Sacral
Orthose).
4. Psikologis Problem :
- Pasien memiliki motivasi berobat yang baik. - Pasien menganggap penyakitnya tersebut merupakan “kiriman” dari orang jahat. - Pasien tidak ada masalah baik dengan anggota keluarga lain, dengan masyarakat maupun dengan lingkungan.
Program:
- Memberikan dukungan mental kepada penderita. - Memberikan bimbingan konseling kepada penderita. - Meyakinkan pasien bahwa penyakitnya tersebut karena sebab medis dan bukan merupakan hal-hal yang gaib.
5. Sosial medik Problem :
- Biaya berobat ditanggung sendiri (Umum).
-Penderita seorang pedagang, biaya sehari-hari cukup.
- Masih menggunakan WC duduk.
21
Program:
- Home visit - MenggantiWC jongkok dengan WC duduk.
6. Home programs -Menghindari mengangkat bebanyang berat. - Back exercise - Proper body mechanism : (cara berdiri, cara berjalan, cara duduk, cara tidur yang benar) * Cara Berdiri : Jangan memakai sepatu dengan tumit terlalu tinggi. Bila berdiri dalam waktu lama, selingilah dengan periode duduk sebentar. Bila ingin mengambil sesuatu di tanah, jangan membungkuk, tapi tekuklah pada lutut. * Cara Duduk : Busa jangan terlalu lunak. Punggung kursi mempunyai kostur bentuk S, seperti kostur tulang punggung. Kursi jangan terlalu tinggi sehingga bila duduk, lutut lebih rendah dari paha. Bila duduk seluruh punggung harus sebanyak mungkin kontak dengan punggung kursi. *Cara Tidur : Tidur ditempat tidur yang memiliki alas yang keras dan rat a.
22
Anjuran : Sebaiknya Pasien memperbanyak makan buah dan sayur atau makanan yang memiliki kandungan serat yang tinggi untuk memperlancar BAB nya.
PROGNOSIS
Ad Vitam
: bonam
Ad Sanationam
: dubia ad bonam
Ad Functionam
: dubia ad bonam
23
PEMBAHASAN
Nyeri punggung bawah(NPB)/ Low Back Pain(LBP) adalah gejala yang paling sering timbul di masyarakat kita. Sekitar 60-80% dari seluruh penduduk dunia pernah mengalami paling tidak satu episode nyeri pungung bawah selama hidupnya (lifetime prevalence) tanpa mengenal perbedaan umur dan jenis kelamin. Nyeri dapat bervariasi dari berat dan berlangsung lama sampai sedang dan sebentar. Ini akan membaik dalam beberapa minggu bagi kebanyakan orang. Kelompok Studi Nyeri (Pokdi Nyeri) PERDOSSI (Persatuan Dokter Spesialis Saraf Indonesia) melakukan penelitian pada bulan Mei 2002 di 14 rumah sakit pendidikan, dengan hasil menunjukkan bahwa kejadian NPB meliput 18,37% dari seluruh kasus nyeri yang ditangani.
Penelitian mengemukakan bahwa LBP adalah konsekuensi logis dari perkembangan manusia dari kuadripedal menjadi bidpedal sehingga walaupun etiologi LBP dapat bervariasi dari yang paling ringan misalnya kelemahan otot sampai yang paling berat misalnya tumor ganas tetapi sebagian besar LBP dalam masyarakat adalah akibat adanya faktor mekanik yang tidak menguntungkan tulang punggung bagian bawah dalam fungsinya untuk menjaga posisi tegak tubuh maupun selama pergerakan tubuh. Anamnesa dan pemeriksaan fisik memegang peranan penting untuk bisa mengetahui penyebab dari terjadinya nyeri punggung bawah ini seperti, riwayat trauma, demam, riwayat kanker, penggunaan steroid yang lama, dan lain-
24
lain.Banyak klasifikasi LBP yang dapat ditemukan dalam literatur namun tidak ada
yang
benar-benar
memuaskan.
Sangat
beragamnya
klasifikasi
ini
menunjukkan betapa banyaknya penyakit atau kelainan yang dapat menyebabkan LBP. Salah satu penyebab timbulnya keluhan nyeri punggung bawah adalah Hernia Nukleus Pulposus (HNP). Nyeri punggung bawah pada HNP dapat berupa nyeri tumpul maupun tajam, selain memberikan keluhan klinis berupa nyeri punggung bawah, HNP juga dapat bermanifestasi menjadi keluhan kram otot, kelemahan kaki, hilangnya fungsi kaki, hilangnya control bladder dan bowel. Prevalensi HNP berkisar antara 1-2% dari populasi. HNP lumbalis paling sering (90%) mengenai diskus intervertebratalis lumbal (L)5-sacrum(S)1 atau L4L5. Biasanya LBP oleh karena HNP lumbalis akan membaik kira-kira dalam waktu 6 minggu. HNP paling sering terjadi pada pria dewasa dan pada individu dengan pekerjaan yang banyak membungkuk dan mengangkat beban berat.
Definisi
Sakit pinggang atau biasa dikenal dengan sebutan “low back pain” (LBP) merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan gejala utama berupa rasa nyeri atau perasaan lain yang tidak enak yang terjadi di daerah punggung bagian bawah dan dapat menjalar ke kaki terutama bagian belakang dan samping luar, umumnya merupakan masalah yang terjadi karena gangguan pada otot bagian belakang. Keluhan ini dapat demikian hebatnya sehingga seringkali pasien mengalami kesulitan dalam setiap pergerakan dan pasien harus beristirahat. LBP termasuk
25
salah satu gangguan muskuloskeletal, gangguan psikologis dan akibat dari mobilisasi yang salah. LBP menyebabkan timbulnya rasa pegal, linu, ngilu, atau tidak enak pada daerah lumboskaral dan sakroiliaka yang dapat ditimbulkan oleh berbagai sebab, kadang-kadang disertai dengan penjalaran nyeri kearah tungkai dan kaki.Nyeri punggung bawah lebih sering terjadi pada pekerja yang sehariharinya melakukan kegiatan mengangkat, memindahkan, mendorong atau menarik benda berat. HNP adalah suatu keadaan dimana keluarnya sebagian atau seluruh bagian dari nukleus pulposus ke dalam kanalis vertebralis akibat degenerasi anulus fibrosus korpus intervetebral dan menekan radiks spinalis sehingga menimbulkan gangguan. Degenerasi diskus dan herniasi diskus intervetebra merupakan kelainan yang sering dijumpai pada orang dewasa. Diskus intervetebra bertugas rangkap, yaitu untuk artikulasi (memberikan fleksibilitas kepada tulang belakang dan sebagai peredam kejut (shock absorber). Diskus intervetebralis terdiri dari dua bagian utama yaitu : 1. Anulus Fibrosus, terbagimenjadi 3 lapis :
Lapisan terluar terdiri dari lamelafibro kolagen yang berjalan menyilang konsentris mengelilingi nukleus pulposus sehingga bentuknya seakan-akan menyerupai gulungan per (coiled spring).
Lapisandalam terdiri dari jaringan fibrokartilagenus.
Daerah Transisi.
2. Nukleus pulposus adalah suatu gel yang viskus terdiri dari proteoglican
(hyaluronic long chain) mengandung kadar air yang tinggi (80%) dan
26
mempunyai sifat sangat higroskopis. Nukleus pulposus berfungsi sebagai bantalan
dan
berperan
menahan
tekanan/beban.
Pada diskus yang sehat, bila mendapat tekanan maka nukleus pulposus menyalurkan gaya tekan ke segala arah dengan sama besar. Penurunan kadar air nukleus mengurangi fungsinya sebagai bantalan, sehingga bila ada gaya tekan maka akan disalurkan ke anulus secara asimetris aksibatnya bisa terjadi cedera atau robekan pada anulus. Etiologi
Etiologi low back pain (LBP) dapat dihubungkandengan hal-hal sebagai berikut :
1. Proses Degeneratif
Proses degeneratif, meliputi: spondilosis, spondilolistesis, HNP, stenosis spinalis, osteoartritis.Perubahan degeneratif pada vertebrate lumbosakralis dapat terjadi pada korpusvertebrae berikut arkus dan prosessusartikularis serta ligamenta yangmenghubungkan bagian-bagian ruas tulangbelakang satu dengan yang lain. Dulu proses inidikenal sebagai osteoartrosis deforman, tapikini dinamakan spondilosis. Perubahandegeneratif ini juga dapat menyerang annulus fibrosis diskus intervertebralis yang bilatersobek dapat disusul dengan protusio diskusintervertebralis yang akhirnya menimbulkanhernia nukleus pulposus (HNP). Unsur tulangbelakang lain yang sering dilanda prosesdegeneratif ini adalah kartilago artikularis yangdikenal sebagai osteoartritis.
2. Penyakit Inflamasi
27
LBP akibat inflamasi terbagi 2 yaitu arthritis rematoid yang sering timbul sebagai penyakit akut dengan ciri persendian keempat anggotagerak terkena secara serentak atau selisihbeberapa hari/minggu, dan yang kedua adalah pada spondilitis angkilopoetika, dengan keluhan sakit punggung dan sakit pinggang yang sifatnyapegal-kaku dan pada waktu dingin dan sembab linu dan ngilu dirasakan.
3. Osteoporotik
Sakit pinggang pada orang tua dan jompo,terutama kaum wanita, seringkali disebabkanoleh osteoporosis.Sakit bersifat pegal, tajamatau radikular.
4. Kelainan Kongenital
Anomali kongenital yang diperlihatkan oleh foto rontgen polos dari vertebrae lumbosakralis sering dianggap sebagai penyebab LBP meskipun tidak selamanya benar.Contohnya adalah lumbalisasi atau adanya 6 bukan 5 korpus vertebrae lumbalis merupakan variasi anatomik yang tidak mengandung artipatologik. Demikian pula pada sakralisasi, yaitu adanya 4 bukan 5 korpus vertebrae lumbalis.
5. Gangguan Sirkulatorik
Aneurisma aorta abdominalis dapatmembangkitkan LBP yang hebat dan dapat menyerupai sprung back atau HNP. Gangguan sirkulatorik yang lain adalah trombosis aortaterminalis yang perlu mendapat perhatian karena mudah
28
didiagnosa
sebagai
HNP.
Gejalanya
disebut
sindrom
Lerichie.
Nyeri
dapatmenjalar sampai bokong, belakang paha dan tungkai kedua sisi.
6. Tumor
Dapat
disebabkan
oleh
tumor
jinak
seperti
osteoma,
penyakit
Paget,
osteoblastoma, hemangioma, neurinoma,meningioma. Atautumor ganas yang primer seperti myeloma multipel maupun sekunder seperti macam-macam metastasis.
7. Toksik
Keracunan logam berat, misalnya radium.
8. Infeksi
Akut disebabkan oleh kuman piogenik (stafilokokus, streptokokus) dan kronik contohnya pada spondilitis tuberculosis (penyakit Pott), jamur, osteomielitis kronik.
9. Problem Psikoneurotik
Histeria atau depresi, malingering, LBP kompensatorik. LBP yang tidak mempunyai dasar organik dan tidak sesuai dengan kerusakan jaringan atau batas batas anatomis.
Etiologi dari HNP sendiri adalah:
Degenerasi diskus intervertebralis.
29
Trauma minor pada pasien tua dengan degenerasi.
Trauma berat atau terjatuh.
Mengangkat atau menarik benda berat.
Faktoresiko : 1. Faktor Resiko yang tidak dapat dirubah yakni umur, jenis kelamin, dan riwayat trauma sebelumnya 2. Faktor resiko yang dapat diubah diantaranya pekerjaan dan aktivitas, olah raga tidak teratur, latihan berat dalam jangka waktu yang lama, merokok, berat badan berlebih, batuk lama dan berulang.
PATOFISIOLOGI
HNP dapat terjadi tiba-tiba ataupun perlahan-lahan. Empat langkah terjadinya HNP adalah: 1) Degenerasi discus: perubahan kimia yang terkait dengan usia menyebabkan discus menjadi lemah. 2) Prolapse : bentuk ataupun posisi dari diskus dapat berubah yang ditunjukkan dengan adanya penonjolan ke spinal canal. Hal ini sering pula disebut dengan bulge atau protrusion. 3) Extrusion: nucleus pulposus keluar melalui robekan dari annulus fibrosus. 4) Sequestration atau Sequestered Disc : nukleus pulposus keluar dari annulus fibrosus dan menempati sisi luar dari discus yaitu padaspinal canal.
30
Gambar 1. 4 langkah terjadinya HNP
Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya HNP : 1. Aliran darah ke discus berkurang 2. Beban berat 3. Ligamentum longitudinalis posterior menyempit.
Jika beban pada discus bertambah, annulus fibrosus tidak kuat menahan nucleus pulposus (gel) akan keluar, akan timbul rasa nyeri oleh karena gel yang berada di canalis vertebralis menekan radiks. Bangunan peka nyeri mengandung reseptor nosiseptif (nyeri) yang terangsang olehberbagai stimulus lokal (mekanis, termal, kimiawi). Stimulus ini akan direspon dengan pengeluaran berbagai mediator inflamasi yang akan menimbulkan persepsi nyeri. Mekanisme
31
nyeri merupakan proteksi yang bertujuan untuk mencegah pergerakan sehingga prosespenyembuhan dimungkinkan. Salah satu bentuk proteksi adalah spasme otot, yang selanjutnya dapat menimbulkan iskemia.Nyeri yang timbul dapat berupa nyeri inflamasi pada jaringan dengan terlibatnyaberbagai mediator inflamasi; atau nyeri neuropatik yang diakibatkan lesi primer pada system saraf.
Iritasi neuropatik pada serabut saraf dapat menyebabkan 2 kemungkinan. Pertama,penekanan hanya terjadi pada selaput pembungkus saraf yang kaya nosiseptor dari nervinevorum yang menimbulkan nyeri inflamasi.Nyeri dirasakan sepanjang serabut saraf dan bertambah dengan peregangan serabut saraf misalnya karena pergerakan.Kemungkinan kedua, penekanan mengenai serabut saraf.Pada kondisi ini terjadi perubahan biomolekuler di mana terjadi akumulasi saluran ion Na dan ion lainnya.Penumpukan ini menyebabkan timbulnya mechano-hot spot yang sangat peka terhadap rangsang mekanikal dan termal.Hal ini merupakan dasar pemeriksaan laseque.
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis LBP berbeda-beda sesuaidengan etiologinya masing-masing sepertibeberapa contoh dibawah ini : 1. LBP akibat sikap yang salah Sering dikeluhkan sebagai rasa pegal yangpanas pada pinggang, kaku dan tidak enak namun lokasi tidak jelas.Pemeriksaan fisik menunjukkan ototototparaspinal agak spastik di daerah lumbal,namun motalitas tulang belakang bagianlumbal masih sempurna, walaupun hiperfleksidan hiperekstensi dapat
32
menimbulkan perasaantidak enak.Lordosis yang menonjol.Tidak ditemukan gangguan sensibilitas, motorik,dan refleks pada tendon.Foto rontgen lumbosakral tidakmemperlihatkan kelainan yang relevan. 2. Pada Herniasi Diskus Lumbal Nyeri punggung yang onsetnya perlahan-lahan,bersifat tumpul atau terasa tidak
enak,
seringintermiten,
wala
kadang
onsetnya
mendadakdan
berat.Diperhebat oleh aktivitas atau pengerahantenaga serta mengedan, batuk atau bersin.Menghilang bila berbaring pada sisi yang tidakterkena dengan tungkai yang sakit difleksikan.Sering terdapat spasme refleks otot-ototparavertebrata yang menyebabkan nyerisehingga membuat pasien tidak dapat berdiritegak secara penuh.Setelah periode tertentu timbul skiatika atauiskialgia. 3. LBP pada Spondilosis Kompresi radiks sulit dibedakan dengan yangdisebabkan oleh protrusi diskus, walaupun nyeribiasanya kurang menonjol pada spondilisis.Dapat muncul distesia tanpa nyeri pada daerahistribusi radiks yang terkena.Dapat disertai kelumpuhan otot dan gangguan reflex.Terjadi pembentukan osteofit pada bagiansentral dari korpus vertebra yang menekanmedula spinalis.Kauda ekuina dapat terkena kompresi padadaerah lumbal bila terdapat stenosis kanallumbal. 4. LBP pada Spondilitis Tuberkulosis Terdapat gejala klasik tuberkulosis sepertipenurunan berat badan, keringat malam,demam subfebris, kakeksia.Gejala ini seringtidak menonjol.Pada lokasi infeksi sering ditemukan nyerivertebra/lokal dan menghilang bila istirahat.Gejala dan tanda kompresi radiks atau medulla spinalis terjadi pada 20% kasus (akibat
33
absesdingin)Onset penyakit dapat gradual atau mendadak(akibat kolaps vertebra dan kifosis)Diawali nyeri radikular yang mengelilingi dadaatau perut, diikuti paraparesis yang lambat launmakin memberat, spastisitas, klonus,hiperrefleksia dan refleks Babinsky bilateral.Dapat ditemukan deformitas dan nyeri ketoktulang vertebra.Penekanan mulai dari bagian anterior sehinggagejala klinis yang muncul terutama gangguanmotorik. 5. LBP pada Spondilitis Ankilopoetika Biasanya dirasakan pada usia 20 tahun.Tidak hilang dengan istirahat dan tidakdiperberat oleh gerakan.Pemeriksaan fisik menunjukkan pembatasangerakan di sendi sakrolumbal dan seluruhtulang belakang lumbal.Laju endap darah meninggi.Terjadi osifikasi ligamenta interspinosa. L BP Pada H NP
Manifestasi klinis yang timbul pada HNP tergantung lokasi lumbal yang terkena. HNP dapat terjadi kesegala arah, tetapi kenyataannya lebih sering hanya pada 2 arah, yang pertama ke arah postero-lateral yang menyebabkan nyeri pinggang, sciatica, dan gejala dan tanda-tanda sesuai dengan radiks dan saraf mana yang terkena. Berikutnya ke arah postero-sentral menyebabkan nyeri pinggang dan sindroma kauda equina.Kedua saraf sciatic (N. Ischiadicus) adalah saraf terbesar dan terpanjang pada tubuh.Masing-masing hampir sebesar jari. Pada setiap sisi tubuh, saraf sciatic menjalar dari tulang punggung bawah ,di belakang persendian pinggul, turun ke bokong dan dibelakang lutut. Di sana saraf sciatic terbagi dalam beberapa cabang dan terus menuju kaki.
34
Ketika saraf sciatic terjepit, meradang, atau rusak, nyeri sciatica bisamenyebar sepanjang saraf sciatic menuju kaki.Sciatica terjadi sekitar 5% pada orangIschialgia, yaitu suatu kondisi dimana saraf Ischiadikus yang mempersarafi daerah bokongsampai kaki terjepit. Penyebab terjepitnya saraf ini ada beberapa faktor, yaitu antara lainkontraksi atau radang otot-otot daerah bokong, adanya perkapuran tulang belakang atauadanya Herniasi Nukleus Pulposus (HNP), dan lain sebagainya.
Sciatica merupakan nyeri yang terasa sepanjang perjalanan nervus ischiadicus sampai ke tungkai, biasanya mengenai hanya salah satu sisi. Nyeri dirasakan seperti ditusuk jarum,sakit nagging, atau nyeri seperti ditembak. Kekakuan kemungkinan dirasakan pada kaki.Berjalan, berlari, menaiki tangga, dan meluruskan kaki memperburuk nyeri tersebut, yangdiringankan dengan menekuk punggung atau duduk.
Diagnosis
Seperti
lazimnya,
diagnosis
LBP
ditegakkan
berdasarkan
anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan pendukung seperti pemeriksaan radiologis. a. Anamnesa Dalam menegakkan diagnosa perludiperhatikan hal – hal seperti derajat nyeri,stadium penyakit, lokasi nyeri dan faktormekanik, derajat disfungsi, faktor resiko danpekerjaan, ada tidaknya trauma dan hasilpemeriksaan penunjang. Kapan mulai sakit, sebelumnya pernah tidak? Apakah nyeri diawali oleh suatu kegiatan fisik tertentu? Apa pekerjaan sehari-hari? Adakah suatu trauma? Dimana
35
letak nyeri? (sebaiknya penderita sendiri yang disuruh menunjukkan dimana letak nyerinya). Ada tidak penjalaran? Bagaimana sifat nyeri? Apakah nyeri bertambah pada sikap tubuh tertentu? Apakah bertambah pada kegiatan tertentu? Apakah nyeri berkurang pada waktu istirahat? Adakah keluarga dengan riwayat penyakit serupa? Ada tidak perubahan siklus haid, atau perdarahan pervaginam? Ada tidak gangguan miksi dan defekasi atau penurunan libido? Gambaran klinis Nyeri punggung (back pain) pada regio yang terkena merupakan gejala khas.Umumnya nyeri yang timbul berhubungan dengan aktivitas. Aktivitas membuat nyeri makin bertambah buruk dan istirahat akan dapat menguranginya. Spasme otot dan kekakuan dalam pergerakan tulang belakang merupakan ciri spesifik. Gejala neurologis seperti nyeri pada bokong dan otot hamstring tidak sering terjadi kecuali jika terdapatnya bukti adanya subluksasi vertebra. Keadaan umum pasien biasanya baik dan masalah tulang belakang umumnya tidak berhubungan dengan penyakit atau kondisi lainnya. b. Pemeriksaan fisik 1. Inspeksi · Pada penderita dengan low back pain biasanya ditemukan antalgic gait (cara berjalan seperti orang yang kesakitan), berdiri tidak tegak, tidak bisa duduk lama. · Inspeksi daerah punggung. Perhatikan jika ada lurus ti daknya, lordosis, ada tidak jalur spasme otot para vertebral, deformitas, kifosis, gibus. 2. Palpasi
36
Palpasi sepanjang columna vertebralis (ada tidaknya nyeri tekan pada salah satu procesus spinosus, atau gibus/deformitas kecil dapat teraba pada palpasi atau adanya spasme otot para vertebra). Pemeriksaan Neurologik Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk memastikan apakah kasus nyeri pinggang bawah adalah benar karena adanya gangguan saraf atau karena sebab yang lain. 1. Pemeriksaan sensorik Bila nyeri pinggang bawah disebabkan oleh gangguan pada salah satu saraf tertentu maka biasanya dapat ditentukan adanya gangguan sensorik dengan menentukan batas-batasnya, dengan demikian segmen yang terganggu dapat diketahui. 3. Pemeriksaan motorik Dengan mengetahui segmen otot mana yang lemah maka segmen mana yang terganggu akan diketahui, misalnya lesi yang mengenai segmen L4 maka musculus tibialis anterior akan menurun kekuatannya. 3. Pemeriksaan refleks Refleks tendon akan menurun pada atau menghilang pada lesi motor neuron bawah dan meningkat pada lesi motor atas. Pada nyeri punggung bawah yang disebabkan oleh HNP maka reflex tendon dari segmen yang terkena akan menurun atau menghilang 4. Tes-tes a. Tes lasegue (straight leg raising). Tungkai difleksikan pada sendi coxae sedangkan sendi lutut tetap lurus. Saraf ischiadicus akan tertarik. Bila nyeri
37
pinggang dikarenakan iritasi pasa saraf ini maka nyeri akan dirasakan pada sepanjang perjalanan saraf ini, mulai dari pantat sampai ujung kaki. b. Crossed lasegue. Bila tes lasegue pada tungkai yang tidak sakit menyebabkan rasa nyeri pada tungkai yang sakit maka dikatakan crossed lasegue positif. c. Tes kernig. Sama dengan lasegue hanya dilakukan dengan lutut fleksi, setelah sendi coxae 90o dicoba untuk meluruskan sendi lutut. d. Patrick sign (FABERE sign). FABERE merupakan singkatan dari fleksi, abduksi, external, rotasi, extensi. Pada tes ini penderita berbaring, tumit dari kaki yang satu diletakkan pada sendi lutut pada tungkai yang lain. Setelah ini dilakukan penekanan pada sendi lutut hingga terjadi rotasi keluar. Bila timbul rasa nyeri maka hal ini berarti ada suatu sebab yang non neurologik misalnya coxitis. e. Kontra Patrick sign. Cara melakukan tes ini yaitu tungkai dalam posisi fleksi sendi lutut dan sendi panggul, kemudian lutut didorong ke medial, bila di sendi sakroiliaka ada kelainan, maka di situ akan terasa nyeri. f.
Bragard’s sign. Bragard’s sign merupakan tes lanjutan dari tes Lasegue (LSR). Jika LSR positif (nyeri), turunkan kaki sedikit di bawah titik ketika LSR + (nyeri) dan secara cepat dorsofleksikan pada pergelangan kaki. Jika nyeri (+) atau bertambah maka Bragard’s sign (+).
g. Sicard’s sign. Sicard’s sign merupakan tes lanjutan dari tes Lasegue (LSR). Jika LSR positif (nyeri), turunkan kaki sedikit di bawah titik ketika LSR +
38
(nyeri) dan secara cepat dorsofleksikan ibu jari kaki tersebut. Jika nyeri (+) atau bertambah maka sicard’s sign (+). h. Tes Naffziger. Dengan menekan kedua vena jugularis, maka tekanan LCS akan meningkat, hal ini menyebabkan tekanan pada radiks bertambah, sehingga timbul nyeri radikuler. i.
Tes Valsava. Penderita disuruh menutup mulut dan hidung kemudian meniup sekuatnya.
Dengan melakukan tes-tes ini, maka kita dapat menyingkirkan diagnosis banding yang lain.
Postur pasien biasanya normal, bilamana subluksasio yang terjadi bersifat ringan.Dengan subluksasi berat, terdapat gangguan bentuk postur.Pergerakan tulang belakang berkurang karena nyeri dan terdapatnya spasme otot. Penyangga badan kadang-kadang memberikan rasa nyeri pada pasien, dan nyeri umumnya terletak pada bagian dimana terdapatnya pergeseran/keretakan, kadang nyeri tampak pada beberapa segmen distal dari level/tingkat dimana lesi mulai timbul. 2 Ketika pasien diletakkan pada posisi telungkup (prone) di atas meja pemeriksaan, perasaan tidak nyaman atau nyeri dapat diidentifikasi ketika palpasi dilakukan secara langsung diatas defek pada tulang belakang. Nyeri dan kekakuan otot adalah hal yang sering dijumpai. Pada banyak pasien, lokalisasi nyeri disekitar defek dapat sangat mudah diketahui bila pasien diletakkan pada posisi lateral dan meletakkan kaki mereka keatas seperti posisi fetus (fetal position). Defek dapat diketahui pada posisi tersebut. Fleksi tulang belakang seperti itu membuat massa
39
otot paraspinal lebih tipis pada posisi tersebut. Pada beberapa pasien, palpasi pada defek tersebut kadang-kadang sulit atau tidak mungkin dilakukan.Pemeriksaan neurologis terhadap pasien dengan spondilolistesis biasanya negatif.Fungsi berkemih dan defekasi biasanya normal, terkecuali pada pasien dengan sindrom cauda equina yang berhubungan dengan lesi derajat tinggi.
Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin : tidak spesifik
Urine rutin : tidak spesifik
Liquor cerebrospinalis : biasanya normal. Jika terjadi blok akan didapatkan peningkatan kadar protein ringan dengan adanya penyakit diskus. Kecil manfaatnya untuk diagnosis.
Myelogram mungkin disarankan untuk menjelaskan ukuran dan lokasi darihernia. Bila operasi dipertimbangkan maka myelogram dilakukan untukmenentukan tingkat protrusi diskus.
MRI tulang belakang: bermanfaat untuk diagnosis kompresi medula spinalisatau kauda ekuina. Alat ini sedikit kurang teliti daripada CT scan dalam halmengevaluasi gangguan radiks saraf.
Foto : foto rontgen tulang belakang. Pada penyakit diskus, foto ini normal ataumemperlihatkan perubahan degeneratif dengan penyempitan sela invertebrate dan pembentukan osteofit.
EMG : untuk membedakan kompresi radiks dari neuropati perifer
Myelo-CT untuk melihat lokasi HNP
40
Penatalaksanaan
Langkah pertama adalah pemberian obat-obatan untuk mengurangi nyeri tanpa menghiraukan penyebab dasar LBP.Sering dokter menggunakan satu pengobatan atau kombinasi beberapa jenis pengobatan dalam rencana terapi pada pasien, dengan pemberian analgetik untuk mengontrol nyeri. Hal tersebut bervariasi dari pemberian ibuprofen hingga acetaminofen, akan tetapi pada beberapa kasus berat, NSAIDs digunakan untuk mengurangi pembengkakan dan inflamasi yang dapat terjadi. Penanganan HNP dapat dilakukan dalam beberapa langkah penatalaksanaan diantaranya adalah: 1. Perawatan non-farmakologis. Bed Rest mutlak di tempat tidur yang padat dengan posisi yang relaks, lutut agak ditekuk dan di bawah pinggang untuk HNP lumbalis selama 2-3 minggu tergantung keparahannya. 2. Perawatan farmakologi
Pemberian obat analgesic
Obat-obatan NSAID
Obat-obatan pelemas otot (muscle relaxant)
Penenang minor atau major bila diperlukan.
3. Pembedahan
Discectomy : Membuang sebagian aataupun keseluruhan intervertebral dics.
41
Laminotomy : Beberapa bagian lamina dibuang untuk mengurangi tekanan pada saraf.
Laminectomy:Membuang keseluruhan lamina.
4. Perubahan gaya hidup
Melakukan pekerjaan sehari-hari secara ergonomic.
Menurunkan berat badan
Program Rehabilitasi Medik
a. Medikamentosa -
Analgetik
-
Transquilizer
- Neuroroborantia b. Program Rehabilitasi Medik Fisioterapi -
Terapi panas seperti : Infra red/hot packs Diatermi : MWD, SWD, USD
-
Terapi listrik : TENS
-
Traksi
Okupasi Terapi -
Latihan AKS
-
Proper Body Mechanism
-
Latihan dengan aktivitas
42
Ostetis Prostetis -
Pemakaian korset LSO (Lumbal Sacral Orthose). Fungsinya untuk mengontrol postur spinal, mengurangi nyeri, mencegah cedera lebi h lanjut, menghindarkan gerakan yang berbahaya bagi spinal.
Psikolog Mengadakan evaluasi dan mengobati gangguan mental akibat penyakit, untuk meningkatkan motivasi serta berusaha mengatasi penyakitnya. Evaluasi : - Gaya hidup penderita sebelum sakit - Respons penderita terhadap stress sehari-hari - Respons penderita terhadap penyakit Petugas Sosial Medik Petugas yang memberikan bantuan kepada penderita demi menghadapi masalah social yang mempengaruhi penderita dalam hubungan dengan penyakit dan penyembuhan. Prognosis
Kebanyakan pasien penderita HNP 80-90% akan membaik keadaannya kepada aktivitas normal tanpa terapi yang agresif, dan dapat sembuh sempurna dalam hitungan kira-kira 1-2 bulan. Tetapi sebagian kecil akan berlanjut menjadi kronik nyeri punggung bawah walaupun telah menjalani terapi. Dan bila berlanjut dengan adanya keluhan pada kontrol bowel dan bladder maka perlu dipikirkan kembali untuk dilakukan tindakan bedah. Pencegahan
43
Bekerja atau melakukan aktifitas dengan aman, menggunakan teknik yang aman. Mengontrol berat badan bisa mencegah trauma punggung atau pinggang pada beberapa orang.
44