LAPORAN PENDAHULUAN TONSILITIS KRONIS
A. Peng Penger erti tian an
Tonsillitis adalah peradangan tonsila palatina yang merupakan bagian dari cincin Waldeyer ldeyer.. Sedangka Sedangkan n Tonsil onsiliti itiss kronis kronis merupa merupakan kan radang radang pada pada tonsi tonsila la palati palatina na yang yang sifatnya menahun. Penyebaran infeksinya melalui udara (air (air borne droplets), droplets), tangan dan ciuman. Dapat terjadi pada semua umur, terutama pada anak. !dapun yang dimaksud kronik adalah apabila terjadi perubahan histologik pada tonsil, tonsil, yaitu didapatkannya didapatkannya mikroabses mikroabses yang diselimuti diselimuti oleh dinding dinding jaringan jaringan fibrotik fibrotik dan dikelilingi oleh "ona sel # sel radang. Tonsi Tonsilit litis is kronis kronis umumny umumnyaa terjad terjadii akibat akibat kompli komplikas kasii tonsil tonsiliti itiss akut akut yang tidak tidak mendapat terapi adekuat$ mungkin serangan mereda tetapi kemudian dalam %aktu pendek kambuh kembali dan menjadi laten. Proses ini biasanya diikuti dengan pengobatan dan serangan yang berulang setiap enam minggu hingga & # ' bulan. Seringnya serangan merupakan faktor prediposisi timbulnya tonsilitis kronis yang merupakan infeksi fokal. aktor predisposisi lain timbulnya tonsillitis kronis ialah rangsangan yang menahun dari dari rokok, rokok, beberap beberapaa jenis jenis makanan makanan,, hygien hygienee mulut mulut yang buruk, buruk, pengar pengaruh uh cuaca, cuaca, dan kelelahan fisik. *uman penyebabnya sama dengan tonsillitis akut tetapi kadang kuman berubah menjadi kumah golongan gram negatif.
B. Etiol iologi
+akteri +akteri penyebab penyebab tonsiliti tonsilitiss kronik kronik sama halnya dengan tonsilitis tonsilitis akut yaitu kuman Stre Strept ptok okok okus us beta beta hemo hemoli liti tiku kuss grup grup A, Pneu Pneumok mokok okus us,, Stre Strept ptok okoku okuss viri viridia dian n dan Streptokok Streptokokus us piogenes, piogenes, Stafilokokus Stafilokokus,, Hemophilus Hemophilus influenza, influenza, namun terkadang ditemukan bakteri golongan gram negatif.
1
C. Patogenesis dan patofisiologi
Terjadinya tonsilitis dimulai saat kuman masuk ke tonsil melalui kriptekriptenya, sampai disitu secara aerogen (melalui hidung, droplet yang mengandung kuman terhisap oleh hidung kemudian nasofaring terus ke tonsil), maupun secara food-orn yaitu melalui mulut bersama makanan. ungsi tonsil sebagai pertahanan terhadap masuknya kuman ke tubuh baik yang melalui hidung maupun mulut. *uman yang masuk kesitu dihancurkan oleh makrofag, Sel sel polimorfonuklear. /ika tonsil berulang kali terkena infeksi maka pada suatu %aktu tonsil tidak bisa membunuh kumankuman semuanya, akibatnya kuman bersarang di tonsil. Pada keadaan inilah fungsi pertahanan tubuh dari tonsil berubah menjadi sarang infeksi (tonsil sebagai fokal infeksi). Se%aktu # %aktu kuman bisa menyebar ke seluruh tubuh misalnya pada keadaan umum yang menurun. okal infeksi adalah sumber kuman di dalam tubuh dimana kuman dan produk produknya dapat menyebar jauh ke tempat lain dalam tubuh itu dan dapat menimbulkan penyakit. *elainan ini han ya menimbulkan gejala ringan atau bahkan tidak ada gejala sama sekali, tetapi akan menyebabkan reaksi atau gangguan fungsi pada organ lain yang jauh dari sumber infeksi. Penyebaran kuman atau toksin dapat melalui beberapa jalan. Penyebaran jarak dekat biasanya terjadi secara limfogen, sedangkan penyebaran jarak jauh secara hematogen. okal infeksi secara periodik menyebabkan bakterimia atau toksemia. +akterimia adalah terdapatnya kuman dalam darah. *umankuman yang masuk ke dalam aliran darah dapat berasal dari berbagai tempat pada tubuh. Darah merupakan jaringan yang mempunyai kemampuan dalam batasbatas tertentu untuk membunuh kumankuman karena adanya imun respon. 0aka dalam tubuh sering terjadi bakterimia sementara. +akterimia sementara berlangsung selama 12 menit sampai beberapa jam setelah tindakan.
D. anifestasi Klinis dan Diagnosis
Pasien mengeluh ada penghalang3mengganjal di tenggorokan, tenggorokan terasa kering dan pernafasan berbau. Pada pemeriksaan tampak tonsil membesar dengan permukaan yang tidak rata. 4ejala tonsillitis kronis dibagi menjadi 5
2
1) gejala lokal, yang ber-ariasi dari rasa tidak enak di tenggorok, sakit tenggorok, sulit sampai sakit menelan ) gejala sistemik, rasa tidak enak badan atau malaise, nyeri kepala, demam subfebris, nyeri otot dan persendian &) gejala klinis tonsil dengan debris di kriptenya atau hipertrofi tonsil terjadi pembengkakan kelenjar limfe regional.6 Tonsilitis A!"t
Tonsilitis Kronis
Tonsilitis Kronis
7iperemis dan edema
E!saser#asi a!"t 7iperemis dan edema
0emebesar3 mengecil tapi
*ripte tak melebar Detritus (8 3 ) Perlengketan () !ntibiotika,
tidak hiperemis *ripte melebar *ripte melebar Detritus (8) Detritus (8) Perlengketan (8) Perlengketan (8) Sembuhkan radangnya, /ika perlu +ila mengganggu lakukan
analgetika,
lakukan tonsilektomi # minggu Tonsilektomi
obat kumur
setelah peradangan tenang
+erdasarkan rasio perbandingan tonsil dengan orofaring, dengan mengukur jarak antara kedua pilar anterior dibandingkan dengan jarak permukaan medial kedua tonsil, maka gradasi pembesaran tonsil dapat dibagi menjadi5 • • • • •
T9 T1 T T& T'
5 tonsil masuk di dalam fossa atau sudah diangkat 5 :;< -olume tonsil dibandingkan dengan -olume orofaring 5 ;;2< -olume tonsil dibandingkan dengan -olume orofaring 5 ;2;< -olume tonsil dibandingkan dengan -olume orofaring 5 = ;< -olume tonsil dibandingkan dengan -olume orofaring
E. Penatala!sanaan
Pengobatan pasti untuk tonsillitis kronis adalah pembedahan dengan pengangkatan tonsil. Tindakan ini dilakukan pada kasuskasus dimana penatalaksanaan medis atau yang konser-atif gagal untuk meringankan gejalagejala. Penatalaksanaan medis termasuk
3
pemberian penisilin yang lama, irigasi tenggorokan seharihari dan usaha untuk membersihkan kripte tonsil dengan alat irigasi gigi (oral). >kuran jaringan tonsil tidak mempunyai hubungan dengan infeksi kronis maupun berulang. ,6 ?ndikasi tonsilektomi menurut !merican !cademy of 9tolaryngology # 7ead and @eck Surgery Alinical ?ndicators Aompendium tahun 1BB; menetapkan 5 ?ndikasi tonsilektomi menurut The American Academy of Otolaryngology,Head and Neck Surgery5,B a) ?ndikasi absolut5 i) Pembesaran tonsil yang menyebabkan sumbatan jalan nafas atas, gangguan tidur atau komplokasi kardiopulmunar. ii) Tonsil hipertrofi yang menimbulkan maloklusi gigi dan menyebabkan gangguan pertumbuhan orofacial iii) Chinitis dan sinusitis yang kronis, peritonsilitis, abses peritonsil yang tidak hilang dengan pengobatan. 9titis media efusi atau otitis media supuratif. i-) Tonsilitis yang menimbulkan febris dan kon-ulsi -) +iopsi untuk menentukan jaringan yang patologis (dicurigai keganasan) b) ?ndikasi relatif 5 i) Penderita dengan infeksi tonsil yang kambuh & kali atau lebih dalam setahun meskipun dengan terapi yang adekuat ii) +au mulut atau bau nafas yang menetap yang menandakan tonsilitis kronis tidak responsif terhadap terapi media iii) Tonsilitis kronis atau rekuren yang disebabkan kuman streptococus yang resisten terhadap antibiotik betalaktamase i-) Pembesaran tonsil unilateral yang diperkirakan neoplasma c) *ontra indikasi 5 i) Diskrasia darah kecuali di ba%ah penga%asan ahli hematologi ii) >sia di ba%ah tahun bila tim anestesi dan ahli bedah fasilitasnya tidak mempunyai pengalaman khusus terhadap bayi iii) ?nfeksi saluran nafas atas yang berulang i-) Perdarahan atau penderita dengan penyakit sistemik yang tidak terkontrol. -) Aelah pada palatum
4
Tonsilektomi memiliki banyak keuntungan pada pasien tonsilitis kronis. 0engingat fungsi tonsil dalam pertahanan tubuh dan perubahan tonsil menjadi fokus infeksi pada tonsilitis kronik, tindakan tonsilektomi dapat menurunkan angka kejadian sakit tenggorok, meningkatkan kualitas hidup pasien, penurunan kunjungan ke pelayanan kesehatan, dan penurunan kejadian nefropati ?g!. Tindakan tonsilektomi tidak mempengaruhi daya tahan tubuh, kadar sel inflamasi dan sitokin pada pasein yang telah menjalani tonsilektomi tidak berbeda secara bermakna pada kontrol.
$. Pe%eri!saan Diagnosti!
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk memperkuat diagnosa tonsilitis kronis adalah pemeriksaan laboratorium meliputi 5 •
eukosit 5 terjadi peningkatan
•
7emoglobin 5 terjadi penurunan
•
>sap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri dan tes sensitifitas obat
•
Tes Schick atau tes kerentanan di ptori
•
!udiometri 5 adenoid terinfeksi
&. Ko%pli!asi
Cadang kronik tonsil dapat menimbulkan komplikasi ke daerah sekitarnya berupa rhinitis kronik, sinusitis, abses peritonsil, atau otitis media secara perkontinuitatum. *omplikasi jauh terjadi secara hematogen atau limfogen dan dapat timbul endokarditis, arthritis, miositis, nefritis, u-eitis, iridosiklitis, dermatitis, pruritus, urtikaria, dan furunkolosis.,12
H. As"'an Kepera(atan ). Identitas Pasien Eang dikaji berupa nama pasien, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan dan tanggal pemeriksaan *. Ana%nesis
5
•
*eluhan utama5 apakah ada nyeri dan sulit menelan
•
Ci%ayat penyakit sekarang5 apakah ada keluhan napas berbau kadang dirasakan
•
Ci%ayat penyakit dahulu5 tanyakan pasien apakah penyakit seperti ini sudah sering dirasakan sejak dulu, kirakira lebih dari tahun yang lalu.
•
Ci%ayat penyakit keluarga3sosial5
•
Tanyakan apakah ada keluarga yang mengalami keluhan dan penyakit seperti pasien.
•
Ci%ayat pengobatan5
•
Ci%ayat alergi5
•
Tanyakan apakah pasien memiliki ri%ayat alergi makanan, obatobatan, atau pernah meler dan bersinbersin saat terkena debu atau dingin.
+. Peng!a,ian Dasar Klien
Data dasar pengkajian klien 5 •
!kti-itas istirahat 4elaja 5 kelemahan dan keletihan
•
Sirkulasi 4ejala 5 palpitasi, nyeri, dada pada pengarahan kerja. *ebiasaan 5 perubahan pada TD
•
?ntegritas ego 4ejala 5 alopesia, lesi cacat pembedahan Tanda 5 menyangkal, menarik diri dan marah
•
Fliminasi 4ejala 5 perubahan pada pola defekasi misalnya 5 darh pada feces, nyaeri pada defekasi. Perubahan eliminasi urunarius misalnya nyeri atau ras terbakar pada saat berkemih, hematuria, sering berkemih. Tanda 5 perubahan pada bising usus, distensi abdomen.
•
0akanan3cairan 4ejala 5 kebiasaan diet buruk ( rendah serat, tinggi lemak, aditif bahan penga%et). !noreksisa, mual3muntah.
6
?ntoleransi makanan Perubahan pada berat badan$ penurunan berat badan hebat, berkuranganya massa otot. Tanda 5 perubahan pada kelembapan3tugor kulit, edema. •
@eurosensori 4ejala 5 pusing, sinkope.
•
@yeri3kenyamanan 4ejala 5 ketidaknyamanan ringan sampai berat (dihubungkan dengan proses penyakit)
•
Pernafasan 4ejala
5
merokok(tembakau,
mariyuana,
hidup
denan
sesoramh
yang
merokok.)Pemajanan asbes. •
*eamanan 4ejala 5 pemajanan bahan kimia toksik. *arsinogen
•
Pemajanan matahari lama3berlebihan. Tanda 5 demam, ruam kulit, ulserasi.
•
Seksualitas 4ejala 5 masalah seksualitas misalnya dampak pada hubungan perubahan pada tingkat kepuasan.
•
?nteraksi social 4ejala 5 ketidakadekuatan3kelemahan sistem pendukung
-. Diagnosa Kepera(atan Pre operasi
1. !nsietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan. . @yeri (akut) berhubungan dengan saat menelan dan proses penyakit Intra Operasi
1. Cesiko Perdarahan berhubungan dengan perdarahan aktif dan tindakan pembedahan Post operasi
1. @yeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan operasi.
7
. Cesiko infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi.
. Inter/ensi Kepera(atan Pre Operasi 1. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
Tujuan5 setelah dilakukan tindakan kepera%atan &G' ja m rasa kecemasan klien berkurang *riteria hasil 5 a. berkurangnya rasa takut b. Tampak rileks ?nter-ensi a. *aji penyebab dari kecemasan klien. b. Dorong klien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan. c. +erikan lingkungan terbuka dimana klien merasa aman untuk mendiskusikan perasaannya. d. Pertahankan kontak sesering mungkin dengan klien. e. +antu klien3keluarga dalam mengenali dan mengklasifikasikan rasa takut untuk memulai mengembangkan strategi koping.
Casional a. 0empermudah pera%at melakukan inter-ensi yang tepat. b. 0emberikan kesempatan untuk memeriksa takut realistis serta kesalahan konsep tentang diagnosis. c. 0embantu klien untuk merasa diterima pada adanya kondisi tanpa perasaan dihakimi dan meningkatkan rasa terhormat. d. 0emberikan keyakinan bah%a klien tidak sendiri atau ditolak. e. Dukungan dan konseling sesering diperlukan untuk memungkinkan indi-idu mengenal dan menghadapi rasa takut.
2. Nyeri berhubungan dengan saat menelan dan proses penyakit
8
Tujuan5 setelah dilakukan tindakan kepera%atan &G' ja m rasa kecemasan klien berkurang 7asil yang diharapkan 5 a. 0elaporkan nyeri yang dirasakan menurun atau menghilang b. Fkspresi %ajah tampak rileks ?nter-ensi a. Tentukan ri%ayat nyeri
Casional misalnya
a. ?nformasi memberikan data dasar
lokasi, durasi dan skala
untuk menge-aluasi kebutuhan 3
b. +erikan tindakan kenyaman dasar misal5
massage
punggung
dan b. Dapat meningkatkan relaksasi
akti-itas hiburan misalnya music. c.
keefektifan inter-ensi.
c. 0emungkinkan klien untuk
Dorong penggunaan keterampilan
berpartisipasi secara aktif dalam
manajement nyeri misalnya relaksasi napas dalam. d. *olaborasi
meningkatkan rasa control. d. !nalgetik dapat menghambat
pemberian
analgetik
stimulus nyeri.
sesuai indikasi Intra Operasi 1. Resiko Perdarahan berhubungan dengan perdarahan aktif dan tindakan pembedahan
Tujuan *riteria
5 Cesiko perdarahan tidak terjadi 5 *lien tidak kehilangan darah.
?nter-ensi 1. *aji pasien untuk menemukan bukti
Casional 1.
bukti perdarahan atau hemoragi
tingkat keparahan perdarahan pada
. Aatat kadar hemoglobin3hematokrit
klien sehingga dapat menentukan
sebelum dan sesudah pendarahan &. Pantau koagulasi darah pasien (prothrombin, thromboplastin, fibrinogen, fibrin, dan jumlah platelet) '. Pantau aliran ?H
>ntuk mengetahui
inter-ensi selanjutnya .
>ntuk mengetahui kadar hemoglobin3hematokrit pasien
&. >ntuk mengetahui kemampuan darah dalam melakukan proses pembekuan darah sehingga tidak
9
terjadi pendarahan '. >ntuk mengetahui kelancaran aliran ?H pasien Post Operasi 1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan operasi.
Tujuan 5 *riteria
@yeri dapat berkurang 5 *lien mengungkapkan nyeri berkurang dan ekspres %ajah normal.
?nter-ensi a. *aji nyeri meliputi lokasi, tempat, faktor pencetus, durasi, dan kualitas. b. 9bser-asi isyarat ketidaknyamanan non -erbal. c. !jarkan penggunaan teknik non farmakologis5 teknik relaksasi napas
Casional a. 0enge-aluasi kebutuhan3 keefektifan inter-ensi. b. +ermanfaat dalam menge-aluasi nyeri, menentukan pilihan inter-ensi, menentukan efekti-itas terapi c. 0embantu untuk memfokuskan
dalam selama akti-itas yang
kembali perhatian dan membantu
menyakitkan dan sebelum nyeri
pasien untuk mengatasi nyeri3rasa
meningkat.
tidak nyaman secara lebih efektif.
d. +erikan informasi tentang nyeri,
d. 0emberikan kesempatan untuk
seperti penyebab nyeri, seberapa lama
pemberian analgesik sesuai %aktu
akan berlangsung, dan antisipasi
(membantu dalam meningkatkan
ketidaknyamanan.
kemampuan koping pasien dan dapat menurunkan ansietas).
e. *olaborasi pemberian analgesik.
e. Ffek analgetik yaitu memblok stimulus nyeri disistem saraf pusat.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi.
Tujuan 5 Cesiko infeksi tidak terjadi.
10
*riteria5 uka sembuh dengan baik, -erband tidak basah dan tidak ada tandatanda infeksi (kalor, dolor, rubor, tumor). ?nter-ensi a.
Casional
Auci tangan sebelum melakukan a. tindakan.
Pengunjung
dianjurkan
melakukan
hal
juga
/aga
yang b.
personal
hygine
Peningkatan
d.
*aji semua sistem untuk melihat
d.
tandatanda infeksi
merupakan
0encegah3mengurangi terjadinya resiko infeksi
e.
0encegah terjadinya infeksi
7indarkan3batasi prosedur in-asif f. dan jaga aseptik prosedur
Segera dapat diketahui apabila terjadi infeksi.
*olaboratif
g.
0onitor A+A, W+A, granulosit, platelets. +erikan
suhu
tanda terjadinya infeksi
0onitor temperatur
g.
0enurunkan3mengurangi adanya
klien c.
c.
f.
infeksi
organisme hidup
dengan baik.
e.
terjadinya
silang.
sama b.
0encegah
antibiotik
bila
!danya
indikasi
yang
jelas
sehingga antibiotik yang diberikan dapat mengatasi organisme penyebab infeksi.
diindikasikan.
DA$TAR PUSTAKA
1. Cubin 0!, 4on"ales C, Sande 0!. 22;. nfections of the !pper "espiratory Tract . 7arrisonIs Principle of ?nternal 0edicine. 1th ed. @e% Eork, @E5 0c4ra% 7ill.
11
. Cusmarjono, Soepardi F!.221. Penyakit dan kelainan tonsil dan #aring . +uku !jar ?lmu T7T. /akarta 5 +alai Penerbit *>? &. @a-e 7, 4ebert !, Pabst. 221. $orphology and immunology of the human palatine tonsil . !natomy Fmbryology 22'5 &&&. '. +yron /., 221. %aringology& 7ead and @eck Surgery9tolaryngology &rd Fdition, @e% Eork 5 ippincott Williams and Wilkins (ADC90). ;. Seeley, Stephens, Tate. 22'. The Special Senses& !natomy and Physiology, Ah.1;, th Fd. The 0c4ra%J7ill Aompanies, @e% Eork . @urjanna K, 211. 'arakteristik Penderita Tonsilitis 'ronis di "S!P H& Adam $alik $edan
tahun
())*+()).
>S>
?nstitutonal
Cepository.
L!ccessed
from5
http533repository.usu.ac.id3M . !marudin, Tolkha et !nton Ahristanto. 22;. 'a-ian $anfaat Tonsilektomi, Aermin Dunia *edokteran. L!-ailable from 5 http533%%%.cerminduniakedoteran.comM 6. Dedya, et. !l. Tonsilitis 'ronis Hipertrofi dan Obstructive Sleep Apnea .OSA/ Pada Anak . +agian3Smf ?lmu Penyakit Tht k >nlam. 22B. B. Derake !, Aarr 00. Tonsillectomy. Dalam 5 4odsmith !/, Tala-era , !llen Fd. F0edicine.com.inc.22 5 1 # 12 10. Scottish
?ntercollegiate 4uidlines @et%ork. $anagement of Sore Throat and
ndications for Tonsillectomy0 A National 1linical 2uidline& S?4@5 212. Laccessed from5 http533%%%.sign.ac.uk3pdf3sign11.pdfM
12