LAPORAN PENDAHULUAN TONSILITIS
Disusun Oleh : Budi Santana 317146
Profesi Ners STIKEP PPNI Jawa Barat 2017-2018
I. KONSEP PENYAKIT A. Pengertian Tonsilitis adalah suatu peradangan pada hasil tonsil (amandel), yang sangat sering ditemukan, terutama pada anak-anak atau inflamasi dari tonsil yang disebabkan oleh infeksi. Tonsilitis akut adalah radang akut yang disebabkan oleh kuman streptococcus
beta
hemolyticus,
streptococcus
viridons
dan
streptococcus pygenes, dapat juga disebabkan oleh virus dan Tonsilitis kronik merupakan hasil dari serangan tonsillitis akut yang berulang (Mansjoer, A. 2000).
B. Etiologi Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptococcus atau infeksi virus.
Tonsil
berfungsi
membantu
menyerang
bakteri
dan
mikroorganisme lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi. Tonsil bisa dikalahkan oleh bakteri maupun virus, sehingga membengkak dan meradang, menyebabkan tonsillitis.
C. Pathway
D. Manifestasi Kinik Gejalanya berupa nyeri tenggorokan (yang semakin parah jika penderita menelan) nyeri seringkali dirasakan ditelinga (karena tenggorokan dan telinga memiliki persyarafan yang sama), gejala lain : 1. Demam, Sakit kepala 2. Muntah, Menurut Mans : a. Pasien
mengeluh
ada
penghalang
di
tenggorokan,
Tenggorokan terasa kering b. Pada pemeriksaan tonsil membesar dengan permukaan permukaan tidak rata, kriptus membesar dan terisi detritus c. Tidak nafsu makan, Mudah Mudah lelah, Nyeri abdomen, abdomen, Pucat, Pucat, Nyeri kepala, Disfagia (sakit saat menelan), Mual dan muntah
E. Pemeriksaan Penunjang 1. Tes Laboratorium Tes laboratorium ini digunakan untuk menentukan apakah bakteri yang ada dalam tubuh pasien merupkan akteri gru A, karena
grup
ini
disertai
dengan
demam
renmatik,
glomerulnefritis, dan demam jengkering. 2. Kultur dan dan uji resistensi resistensi bila diperlukan. diperlukan. 3. Terapi Dengan
menggunakan
antibiotic
spectrum
lebar
dan
sulfonamide, antipiretik, dan obat kumur yang mengandung desinfektan
F. Komplikasi Komplikasi tonsilitis akut dan kronik: 1. Abses pertonsil Terjadi diatas tonsil dalam jaringan pilar anterior dan palatum mole, abses ini terjadi beberapa hari setelah infeksi akut dan biasanya disebabkan oleh streptococcus group
2. Otitis media akut Infeksi dapat menyebar ke telinga tengah melalui tuba auditorius (eustochi) dan dapat mengakibatkan otitis media yang dapat mengarah pada ruptur spontan gendang telinga. 3. Mastoiditis akut Ruptur spontan gendang telinga lebih jauh menyebarkan infeksi ke dalam sel-sel mastoid. 4. Laringitis, Sinusitis, Rhinitis
G. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan Keperawatan 1. Penatalaksanaan tonsilitis akut: a. Antibiotik golongan penicilin atau sulfanamid selama 5 hari dan obat kumur atau obat isap dengan desinfektan, bila alergi dengan diberikan eritromisin atau klindomisin. b. Antibiotik yang adekuat untuk mencegah infeksi sekunder, kortikosteroid untuk mengurangi edema pada laring dan obat simptomatik. c. Pemberian antipiretik. 2. Penatalaksanaan tonsilitis kronik: a. Terapi lokal untuk hygiene hygiene mulut dengan dengan obat kumur / hisap. hisap. b. Terapi radikal dengan dengan tonsilektomi bila bila terapi medikamentosa medikamentosa atau terapi konservatif tidak berhasil. Tonsilektomi menurut Firman S (2006). 3. Perawatan Prabedah: Diberikan sedasi dan premedikasi, selain itu pasien juga harus dipuasakan, membebaskan anak dari infeksi pernafasan bagian atas. 4. Teknik Pembedahan: Anestesi umum selalu diberikan sebelum pembedahan, pasien diposisikan terlentang dengan kepala sedikit direndahkan dan leher dalam keadaan ekstensi mulut ditahan terbuka dengan
suatu penutup dan lidah didorong keluar dari jalan. Penyedotan harus dapat diperoleh untuk mencegah inflamasi dari darah. Tonsil diangkat dengan diseksi / quillotine. Metode apapun yang digunakan penting untuk mengangkat tonsil
secara
lengkap.
Perdarahan
dikendalikan
dengan
menginsersi suatu pak kasa ke dalam ruang post nasal yang harus diangkat setelah pembedahan. Perdarahan yang berlanjut dapat ditangani dengan mengadakan ligasi pembuluh darah pada dasar tonsil. 5. Penatalaksaaan Keperawatan a. Memantau tanda-tanda perdarahan b. Memberikan cairan bila muntah muntah telah reda c. Mendukung posisi untuk menelan potongan potongan makanan yang besar (lebih nyaman dari ada kepingan kecil). d. Hindari pemakaian sedotan (suction dapat menyebabkan perdarahan). e. Menawarkan makanan: makanan: Es cream, crustard dingin, sup krim, dan jus. f. Refined sereal dan dan telur setengah matang biasanya lebih lebih dapat dinikmati pada pagi hari setelah perdarahan. g. Hindari jus jeruk, minuman panas, makanan kasar, atau banyak bumbu selama 1 minggu. h. Menggunakan ice color color (kompres es) bila mau i.
Memberikan analgesic
j.
Melaporkan segera tanda-tanda tanda-tanda perdarahan
k. Minum 2-3 liter/hari sampai bau mulut hilang. hilang. l. Hindari latihan berlebihan, batuk, bersin, berdahak dan menyisi hidung segera selama 1-2 minggu.
II.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian Focus pengkajian: 1. Wawancara a. Kaji adanya adanya riwayat riwayat penyakit penyakit sebelumnya sebelumnya (tonsillitis) b. Apakah pengobatan adekuat c. Kapan gejala itu muncul d. Apakah mempunyai kebiasaan merokok e. Bagaimana pola makannya f.
Apakah rutin / rajin membersihkan mulut
2. Pengkajian system : Tonsilitis akan berdampak terhadap sistem tubuh lainnya dan kebutuhan dasar manusia (Nurbaiti, 2001) meliputi : a. Sistem Gastrointestinal Klien sering merasa mual dan muntah, nyeri pada tenggorokan sulit untuk menelan sehingga klien susah untuk makan dan sulit untuk tidur b. Sistem Pulmoner Klien sering mengalami sesak nafas karena adanya pembengkakan pada tonsil dan faring, klien. c. Sistem Imun Tonsil terlihat bengkak dan kemerahan, daya tahan tubuh klien menurun, klien mudah terserang demam d. Sistem Muskuloskeletal Klien mengalami kelemahan pada otot, otot terasa nyeri keterbatasan gerak, klien susah untuk melakukan aktivitas sehari-hari e. Sistem Endokrin Adanya pembengkakan kelenjar getah bening, adanya pembesaran kelenjar tiroid
f.
Sistem Gastointestinal 1) Nyeri pada pada tenggorokan, tenggorokan, adanya virus dan bakteri 2) Nyeri saat menelan, adanya pembengkakan pada tonsil 3) Anoreksia : mual dan muntah 4) Mulut berbau 5) Bibir kering 6) Nafsu makan berkurang
g. Sistem Pernafasan 1) Sesak nafas nafas karena adanya pembesaran pembesaran pada pada tonsil 2) Faring hiperimisis : terdapat terdapat detritus 3) Pernafasn bising 4) Edema faring 5) Batuk 6) Sistem Imun 7) Pembengkakan kelenjar limpah leher 8) Pembesaran tonsil 9) Tonsil 10) Hiperemia 11) Demam atau peningkatan seluruh tubuh 12) Sistem Muskuloskeletal 13) Kelemahan pada otot 14) Letargi 15) Nyeri pada otot 16) Malaise
B. Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri akut berhubungan dengan dengan pembengkakan jaringan jaringan tonsil. 2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
3. Hipertermi berhubungan berhubungan dengan proses penyakit 4. Gangguan persepsi sensori sensori : pendengaran berhubungan berhubungan dengan obstruksi pada tuba eustaki
C. Fokus Intervensi NO 1
DX KEP
NOC
NIC
Nyeri akut
Setelah dilakukan tindakan
.Kaji nyeri
b/d
keperawatan selama…
R/Mengetahui R/Mengetahui daerah nyeri,
pembengkak
Diharapkan nyeri berkurang
factor pencetus, berat ringan
an jaringan
atau hilang
nyeri yang dirasakan
tonsil
INDIKATOR Mampu mengontrol nyeri Melaporkan nyeri berkurang Mampu mengenali nyeri Menyatakan rasa nyaman TTV DBN
IR
ER
.Ajarkan teknik relaksasi R/Mengajarkan R/Mengajarkan apabila nyeri timbul .Obs TTV R/Untuk R/Untuk mengetahui KU klien .Berikan analgetik sesuai program R/Untuk R/Untuk mengurangi rasa nyeri . Jelaskan pada pasien tentang sebab-sebab
Keterangan :
timbulnya nyeri
. Kuat
R/ Pemahaman R/ Pemahaman pasien
. Berat
tentang penyebab nyeri yang
. Sedang
terjadi akan mengurangi
. Ringan
ketegangan
. Tidak ada
. Atur posisi pasien senyaman mungkin sesuai keinginan pasien R/ Posisi R/ Posisi yang nyaman akan membantu memberikan
kesempatan pada otot untuk relaksasi seoptimal mungkin . Bantu pasien dalam identifikasi faktor pencetus R/ nyeri R/ nyeri dipengaruhi oleh; kecemasan, ketegangan, suhu, distensi kandung kemih dan berbaring lama
2
Ketidakseimb
. Kaji nutrisi klien
angan nutrisi
Setelah dilakukan tindakan
kurang dari
keperawatan selama…
kebutuhan
Diharapkan nutrisi terpenuhi
tubuh b/d
INDIKATOR
pembengkak an pada tonsil
IR E R
Intake makanan dan cairan Energi Berat badan Keterangan : . Keluhan ekstrim . Keluhan berat . Keluhan sedang . Keluhan ringan . Tidak ada keluhan
R/Untuk R/Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi klien . Jelaskan pada klien tentang pentingnya nutrisi tubuh R/Menembah R/Menembah pengetahuan klien tantang nutrisi . Anjurkan makan sedikit tapi sering R/Meningkatkan R/Meningkatkan intake nutrisi klien . Anjurkan makan selagi hangat R/Meningkatkan R/Meningkatkan nafsu makan klien . Anjurkan hygiene mulut R/Meningkatkan R/Meningkatkan nafsu makan klien . Kolaborasi dengan ahli gizi R/Untuk R/Untuk mengetahui gizi
yang seimbang
3
Hipertermi
. Kaji factor penyebab
berhubungan
hipertermi
dengan
Setelah dilakukan tindakan
R/untuk R/untuk mengetahui
proses
keperawatan selama…
penyebab
penyakit
Diharapkan suhu tubuh DBN INDIKATOR
. Obs. TTV R/Dapat R/Dapat menentukan
IR E
perkembangan perawatan
R Intake makanan
. Pertahankan suhu tubuh normal
dan cairan Energi
R/Dapat R/Dapat dipengaruhi suhu
Berat badan
lingkungan, aktivitas
Suhu tubuh DBN
. Beri kompres hangat R/Perpindahan R/Perpindahan panas secara
Keterangan :
konduktif
Kuat Berat
. Berikan pakaian yang tipis
Sedang
yang menyerap keringat
Ringan
R/Proses R/Proses konveksi akan
Tidak ada
terhalang pakaian yang ketat. . Kolaboraso dalam pemberian antipiretik R/Menurunkan R/Menurunkan panas pada pusat hipotalamus
.
4
Gangguan
. Orientasi dengan kenyataan
persepsi sensori : pendengaran
R/Menimbulkan R/Menimbulkan mental klien Setelah dilakukan tindakan
yang positif . Memberikan dukungan
b/d obstruksi
keperawatan selama…
secara emosional
pada tuba
Diharapkan klien toleransi
R/Meyakinkan R/Meyakinkan klien bahwa
eustaki
terhadap aktivitas
klien tidak sendiri dan ada
INDIKATOR
IR E
yang memperhatikan nya
R
. Ajarkan klien perawatan telinga sesuai indikasi
Tidak ada distorsi
R/ Agar Agar tidak memperparah
pendengaran
penurunan pendengaran
Komunikasi yang
. Memperbaiki cara
dilakukan dapat
komunikasi dengan biacar
diterima
pelan didekat klien dan tidak berteriak
Keterangan : . Keluhan ekstrim
R/Kebisingan R/Kebisingan dapat
. Keluhan berat
mempengaruhi pendengaran
. Keluhan sedang
. Berikan posisi yang nyaman
. Keluhan ringan
dan tidak bising
. Tidak ada keluhan
R/ Agar R/ Agar telinga klien tidak tambah sakit karena kebisingan dapat menjadi faktor pencetus nyeri telinga dan penurunan pendengaran .
Observasi ketajaman pendengaran, catat apakah kedua telinga terlibat R/ Mengetahui R/ Mengetahui tingkat ketajaman pendengaran pasien dan untuk menentukan intervensi selanjutnya
. Anjurkan pasien dan keluarganya untuk mematuhi
program terapi yang diberikan R/ Mematuhi R/ Mematuhi program terapi akan mempercepat proses penyembuhan
DAFTAR PUSTAKA
http://duniailmukeperawatan.blogspot.com/2012/10/asuhan-keperawatantonsilitis.html di akeses tanggal 26/10/2014 Doenges, Marilynn E. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa I Made Kariasa. Ed. 3. Jakarta : EGC;1999