BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Latar Belakan Belakang g Skoliosis berasal dari kata Yunani yang berarti lengkungan, mengandung arti kondisi
patologik. Vertebra servikal, torakal dan lumbal membentuk kolumna vertikal dengan pusat vertebra berada pada garis tengah. Skoliosis adalah deformitas tulang belakang yang menggambarkan deviasi vertebra kearah lateral dan rotasional. Bentuk skoliosis yang paling sering dijumpai adalah deformitas tripanal dengan komponen lateral, anterior posterior dan rotasional. r otasional. Skoliosis dapat dibagi menjadi dua yaitu skoliosis struktural s truktural dan non struktu struktural ral (postu (postural ral). ). Pada Pada skolio skoliosis sis postur postural, al, deform deformita itass bersifa bersifatt sekunde sekunderr atau atau sebagai kompensasi terhadap beberapa keadaan diluar tulang belakang, misalnya dengan kaki yang pendek, atau kemiringan pelvis akibat kontraktur pinggul, bila pasien duduk atau dalam keadaan fleksi maka kurva tersebut menghilang. Pada skoliosis struktural terdapat deformitas yang tidak dapat diperbaiki pada segmen tulang tulang belaka belakang ng yang yang terkena terkena.. ompon omponen en pentin penting g dari dari deform deformita itass itu adalah adalah rotasi rotasi vertebra! prosessus spinosus memutar kearah konkavitas kurva. Skoliosis struktural dapat dibagi dibagi menjad menjadii tiga tiga katego kategori ri utama utama yaitu yaitu kongen kongenita ital, l, neurom neuromusk uskula ularr dan skolio skoliosis sis ideopatik. Sekitar "#$ skoliosis adalah ideopatik dengan kurva % derajat dilaporkan dengan prevalensi #,' per # # anak dan remaja. Prevalensi dilaporkan pada kurva %# derajat yaitu &,' per ## penduduk. *nsiden yang terjadi pada skoliosis ideopatik infartil bervariasi, namun yang paling banyak dilaporkan banyak menyerang lakilaki daripada perempuan. 1.2 Tujuan ujuan 1.2.1 +enjelaskan konsep penyakit skoliosis 1.2.2 +enjelaskan konsep keperaatan klien dengan penyakit skoliosis 1.2.3 +enjelaskan -suhan eperaatan Skoliosis 1.3 Rumusan Rumusan Masalah Masalah alam makalah ini penulis penulis akan membahas membahas khusus khusus mengenai mengenai penyakit skoliosis beserta
asuhan keperaatannya.
1
BAB II TINAUAN TE!RI
2.1 DE"INI DE"INI#I #I Skoliosis Skoliosis merupakan merupakan masalah masalah ortopedik ortopedik yang sering terjadi adalah pelengkungan pelengkungan lateral
dari medulla spinalis yang dapat terjadi di sepanjang spinal tersebut. Pelengkungan pada area toraks merupakan s/oliosis yang paling sering terjadi, meskipun pelengkungan pada area area servi servika kall dan dan area area lumb lumbal al adal adalah ah s/oli s/olios osis is yang yang pali paling ng para parah. h. 0adi, 0adi, skol skolio iosis sis mengandung arti kondisi patologik yaitu kelengkungan tulang belakang yang abnormal ke arah samping kiri atau kanan(+ion, 1osmaati, 2##3). 2.2 $LA#I"I$A $LA#I"I$A#I #I Skoliosis dibagi dalam dua jenis yaitu struktural dan bukan struktural. &. Skol Skolio iosis sis struk struktu tura rall Skoliosis tipe ini bersifat irreversibel ( tidak dapat di perbaiki ) dan dengan rotasi
dari dari tulan tulang g pung punggu gung ng omp ompon onen en pent pentin ing g dari dari defo deform rmit itas as itu itu adal adalah ah rotas rotasii vertebra, pro/essus spinosus memutar kearah konkavitas kurva. 4iga bentuk skosiliosis struktural yaitu 5 a. Skos Skosil ilio iosi siss *dio *diopa pati tik. k. adal adalah ah bent bentuk uk yang yang pali paling ng umum umum terj terjad adii dan dan diklasifikasikan menjadi kelompok 5 &) *nfant *nfantile ile 5 dari dari lahir lahir tahun tahun.. 2) -naka -nakanak nak 5 tahu tahun n 6 tahun tahun.. ) 1emaja 1emaja 5 +un/ul +un/ul setelah setelah usia tahun tahun ( usia usia yangpali yangpaling ng umum umum ). b. Skoliosis ongenital adalah skoliosis yang menyebabkan malformasi satu atau lebih badan vertebra. /. Skolio Skoliosis sis 7eurom 7euromusk uskule uler, r, anak yang mender menderita ita penyakit penyakit neuromus neuromuskul kuler er (seperti paralisis otak, spina bifida, atau distrofi muskuler) yang se/ara langsung menyebabkan deformitas. 2. Skolio Skoliosis sis nons nonstru truktu ktural ral (pos (postur tural) al) Skoliosis Skoliosis tipe ini bersifat reversibel (dapat dikembalika dikembalikan n ke bentuk semula), dan tanpa perputaran (rotasi) dari tulang punggung..Pada skoliosis postural, deformitas bersifat sekunder atau sebagai kompensasi terhadap beberapa keadaan diluar tulang tulang belaka belakang, ng, misaln misalnya ya dengan dengan kaki kaki yang yang pendek pendek,, atau kemirin kemiringan gan pelvis pelvis akibat kontraktur pinggul, bila pasien duduk atau dalam keadaan fleksi maka kurva tersebut menghilang. -da tiga tipetipe utama lain dari s/oliosis 5 &) 8un/ 8un/ti tion onal al
2
Pada tipe s/oliosis ini, spine adalah normal, namun suatu lekukan abnormal berkembang karena suatu persoalan ditempat lain didalam tubuh. *ni dapat disebabkan oleh satu kaki adalah lebih pendek daripada yang lainnya atau oleh kekejangankekejangan di punggung. 2) 7euromus/ular Pada tipe s/oliosis ini, ada suatu persoalan ketika tulangtulang dari spine terbentuk. Baik tulangtulang dari spine gagal untuk membentuk sepenuhnya, atau mereka gagal untuk berpisah satu dari lainnya.4ipe s/oliosis ini berkembang
pada
orangorang
dengan
kelainnkelainan
lain
termasuk
kerusakankerusakan kelahiran, penyakit otot (mus/ular dystrophy), /erebral palsy, atau penyakit +arfan. 0ika lekukan hadir aktu dilahirkan, ia disebut /ongenital. 4ipe s/oliosis ini seringkali adalah jauh lebih parah dan memerlukan peraatan yang lebih agresif daripada bentukbentuk lain dari s/oliosis. ) egenerative 4idak seperti bentukbentuk lain dari s/oliosis yang ditemukan pada anakanak dan remajaremaja, degenerative s/oliosis terjadi pada deasadeasa yang lebih tua. *a disebabkan oleh perubahanperubahan pada spine yang disebabkan oleh arthritis. elemahan dari ligamenligamen dan jaringanjaringan lunak lain yang normal dari spine digabungkan dengan spurspur tulang yang abnormal dapat menjurus pada suatu lekukan dari spine yang abnormal. 9) :ainlain -da penyebabpenyebab potensial lain dari s/oliosis, termasuk tumortumor spine seperti osteoid osteoma. *ni adalah tumor jinak yang dapat terjadi pada spine dan menyebabkan nyeri;sakit.7yeri menyebabkan orangorang untuk bersandar pada sisi yang berlaanan untuk mengurangi jumlah dari tekanan yang diterapkan pada tumor.*ni dapat menjurus pada suatu kelainan bentuk spine.
2.3 ETI!L!%I Penyebab terjadinya skoliosis belum diketahui se/ara pasti, tapi dapat diduga
dipengaruhi oleh diantaranya kondisi osteopatik, seperti fraktur, penyakit tulang, penyakit arthritis, dan infeksi.S/oliosis tidak hanya disebabkan oleh sikap duduk yang salah. Sedangkan menurut penelitian di -merika Serikat, memanggul beban yang berat seperti tas punggung, bisa menjadi salah satu pemi/u scoliosis . 4erdapat penyebab umum dari skoliosis5 1& ongenital (baaan), biasanya berhubungan dengan suatu kelainan dalam pembentukan tulang belakang atau tulang rusuk yang menyatuh. 3
2& 7euromuskuler, pengendalian otot yang buruk atau kelemahan otot atau
kelumpuhan akibat penyakit berikut 5
# ) bisa
>)
menyebabkan gangguan pernafasan. ebanyakan pada punggung bagian atas, tulang belakang membengkok ke kanan dan pada punggung bagian baah, tulang belakang membengkok ke kiri! sehingga bahu kanan lebih tinggi dari bahu kiri.Pinggul kanan juga mungkin lebih tinggi dari pinggul kiri. -alnya penderita mungkin tidak menyadari atau merasakan sakit pada tubuhnya karena memang skoliosis tidak selalu memberikan gejala6gejala yang mudah dikenali.0ika ada pun, gejala tersebut tidak terlalu dianggap serius karena kebanyakan mereka hanya merasakan pegal6pegal di daerah punggung dan pinggang mereka saja.
4
2.( PAT!"I#I!L!%I elainan bentuk tulang punggung yang disebut skoliosis ini beraal dari adanya syaraf
yang lemah atau bahkan lumpuh yang menarik ruasruas tulang belakang. 4arikan ini berfungsi untuk menjaga ruas tulang belakang berada pada garis yangnormal yang bentuknya seperti penggaris atau lurus. 4etapi karena suatu hal, diantaranya kebiasaan duduk yang miring, membuat sebagian syaraf yang bekerja menjadi lemah. Bila ini terus berulang menjadi kebiasaan, maka syaraf itu bahkan akan mati. *ni berakibat pada ketidakseimbangan tarikan pada ruas tulang belakang. =leh karena itu, tulang belakang penderita bengkok atau seperti huruf S.
5
2.) PATH*A+ ETIOLOGI
Posisi duduk yang salah
Faktor Genek
Faktor or!onal
"er#a otot $ada ruas tulang %elakang
"urangnya asa! &olat $ada i%u ha!il
'e&esiensi !elatonin
(esiko nggi sa!%ungan s$inal %ayi Tulang %elakang dak nor!al
)ekresi !elatonin saat !ala! "urangnya $rogresi*itas skoliosis
"etegangan otot Perke!%angan otot tulang %lkg terganggu
Otot Le!ah (uas tulang %lkg le!ah
Tlg %lkng !elengkung !iring ke salah satu sisi Tlg %lkg !elengkung dada kanan !enon#ol dan
)koliosis
Gangguan cira ubuh
ke$ala ta!$ak le%ih ggi 'e*iasi lateral +or$us s$inal
"elelahan tulang dan sendi
'era#at de*iasi se!akin %esar
"aku otot
Resiko tnggi gangguan nyeri
,enekan area $aru Eks$ansi $aru
Resiko tnggi gangguan mobilias
"lien ingin +e$at dio$erasi -enuh dan sedih la!a !enunggu
'is$nea Ansieas Rest gangguan pola nafas tdak efektf
6
2., $!MPLI$A#I &) erusakan paruparu dan jantung. *ni boleh berlaku jika tulang belakang membengkok melebihi ># derajat. 4ulang
rusuk akan menekan paruparu dan jantung, menyebabkan penderita sukar bernafas dan /epat /apai. 0ustru, jantung juga akan mengalami kesukaran memompa darah. alam keadaan ini, penderita lebih mudah mengalami penyakit paruparu dan pneumonia. 2) Sakit tulang belakang. Semua penderita, baik deasa atau kanakkanak, berisiko tinggi mengalami masalah sakit tulang belakang kronik. 0ika tidak diraat, penderita mungkin akan menghidap masalah sakit sendi. 4ulang belakang juga mengalami lebih banyak masalah apabila penderita berumur '# atau ># tahun. 2.- PEMERI$#AAN DIA%N!#TI$ Pemeriksaan dasar yang penting adalah foto polos (roentgen) tulang punggung yang
meliputi 5 &) 8oto -P dan lateral ada posisi berdiri 5 foto ini bertujuan untuk menentukan derajat pembengkokan skoliosis. 2) 8oto -P telungkup ) 8oto for/e bending 1 and : 5 bertujuan untuk menentukan derajat pembengkokan
2., $!MPLI$A#I &) erusakan paruparu dan jantung. *ni boleh berlaku jika tulang belakang membengkok melebihi ># derajat. 4ulang
rusuk akan menekan paruparu dan jantung, menyebabkan penderita sukar bernafas dan /epat /apai. 0ustru, jantung juga akan mengalami kesukaran memompa darah. alam keadaan ini, penderita lebih mudah mengalami penyakit paruparu dan pneumonia. 2) Sakit tulang belakang. Semua penderita, baik deasa atau kanakkanak, berisiko tinggi mengalami masalah sakit tulang belakang kronik. 0ika tidak diraat, penderita mungkin akan menghidap masalah sakit sendi. 4ulang belakang juga mengalami lebih banyak masalah apabila penderita berumur '# atau ># tahun. 2.- PEMERI$#AAN DIA%N!#TI$ Pemeriksaan dasar yang penting adalah foto polos (roentgen) tulang punggung yang
meliputi 5 &) 8oto -P dan lateral ada posisi berdiri 5 foto ini bertujuan untuk menentukan derajat pembengkokan skoliosis. 2) 8oto -P telungkup ) 8oto for/e bending 1 and : 5 bertujuan untuk menentukan derajat pembengkokan 9)
setelah dilakukan bending. 8oto pelvik -P Pada keadaan tertentu seperti adanya defisit neurologis, kekakuan pada leher, atau
sakit kepala. ') apat dilakukan pemeriksaan +1*. 2. PEN%!BATAN &) Pengobatan yang dilakukan tergantung kepada penyebab, derajat, dan lokasi
kelengkungan serta stadium pertumbuhan tulang. 0ika kelengkungan kurang dari 2# derajat, biasanya tidak perlu pengobatan, tetapi penderita harus menjalani pemeriksaan se/ara teratur setiap > bulan. 2) Pada anak anak yang masih tumbuh, kelengkungan biasanya bertambah sampai 2'#, karena itu biasanya dianjurkan untuk menggunakan bra/e (alat penyangga) untuk memperlambat progresivitas kelengkungan vertebra. Bra/e dari +ilaukee ? Boston efektif dalam mengendalikan progresivitas skoliosis, tetapi harus dipasang selama 2 jam;hari sampai masa pertumbuhan anak berhenti. ) Bra/e tidak efektif digunakan pada skoliosis kongenital maupun neuromuskular. 0ika kelengkungan men/apai 9# atau lebih, biasanya dilakukan pembedahan. 9) Pada pembedahan dilakukan perbaikan kelengkungan dan peleburan tulang tulang. 4ulang dipertahankan pada tempatnya dengan bantuan &2 alat logam yang .
terpasang sampai tulang pulih (kurang dari 2# tahun). Sesudah dilakukan pembedahan mungkin perlu dipasang Bra/e untuk menstabilkan tulang belakang. adang diberikan perangsangan elektrospinal, dimana otot vertebra dirangsang dengan arus listrik rendah untuk meluruskan vertebra. 2.1/ A#UHAN $EPERA*ATAN PADA $LIEN #$!LI!#I# A. PEN%$AIAN &. Pengumpulan ata a. Biodata b. 1iayat esehatan &) eluhan utama 5 2) 1iayat kesehatan sekarang 5 tulang kanan melengkung, dada kanan
posteroir menonjol diserati s/apula kanan tampak lebih tinggi dan menonjol. ) 1iayat kesehatan terdahulu 5 2. Pemeriksaan 8isik a. +engkaji Skelet tubuh -danya deformitas dan kesejajaran. Pertumbuhan tulang yang abnormal akibat tumor tulang. Pemendekan ekstremitas, amputasi dan bagian tubuh yang tidak dalam kesejajaran anatomis. -ngulasi abnormal pada tulang panjang atau gerakan pada titik selain sendi biasanya menandakan adanya patah tulang. Berdiri tegak, untuk melihat adanya 5 -simetris bahu, leher, tulang iga, pinggul, s/apula o Plim line (kesegarisan atara leher dan pinggul) o o Body arm distan/e (jarak antar lengan dengan badan). +embungkuk, untuk melihat adanya 5 1otasi (perputaran dari tulang punggung) o o erajat pembungkukan (kifosis) o +engukur perbedaan panjang tungkai baah
+en/ari o elenturan sendi Sinussinus pada kulit o @airy path/hes o o Palpable midline dete/ts
b. +engkaji tulang belakang Skoliosis (devisiasi kurvatura tulang belakang) ifosis (kenaikan kurvatura tulang belakang bagian dada) :ordosis (membebek, kurvatura tulang belakang bagian pinggang berlebihan) /
/. +engkaji sistem persendian :uas gerakan dievaluasi baik aktif maupun pasif, deformitas, stabilitas dan adanya bnejolan, adanya kekakuan sendi. d. +engkaji sistem otot emempuan mengubah posisi, kekuatan otot dan koordinasi dan ukuran masingmasing otot. :ingkar ekstrimitas untuk memantau adanya edema atau atrofi, nyeri otot. e. +engkaji /ara berjalan -danya gerakan yang tidak teratur dianggap tidak normal. Bila salah satu ekstrimitas lebih pendek dari yang lain. Berbagai kondisi neurologis yang berhubungan dengan /ara berjalan abnormal (mis.
terhadap tulang belakang dan krista iliaka dengan posisi tegak, untuk menilai derajat kurva dengan metode
2. Skoliometer (untuk mengukur kelengkungan tulang belakang). Skoliometer adalah sebuah alat untuk mengukur sudut kurvaturai.
pada pengukuran '#$ Crade 5 penulangan men/apai '&3'$ Crade 9 5 penulangan men/apai 3>$ Crade ' 5 menunjukan fusi tulang yang komplit. 0. DIA%N!#A $EPERA*ATAN &. etidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penekanan paru 2. 7yeri punggung berhubungan dengan posisi tubuh ke lateral . Cangguan mobilitas fisik berhubgan dengan postur tubuh yang tidak seimbang. 9. Cangguan konsep diri berhungan dengan postur tubuh mirik ke lateral D. REN0ANA A#UHAN $EPERA*ATAN &. A & 5 etidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penekanan paru 4ujuan 5 pola nafas kembali efektif *ntervensi 5 &) aji status pernapasansetiap 9 jam 2) Bantu dan ajarkan pasien melakukan napas dalam setiap & jam ) -tur posisi tidur semi foler untuk meningkatkan ekspansi pru 9) -uskultasi dada untuk mendengarkan bunyi napas setiap 2 jam ') Pantau tandatanda vital setiap 9 jam
2. D 2 5 7yeri punggung berhubungan dengan posisi tubuh ke lateral 4ujuan 5 7yeri berkurang sampai dengan hilang *ntervensi 5 1
&) 2) ) 9)
aji tipe, intensitas dan lokasi nyeri -tur posisi yang dapat meningkatkan rasa nyaman Pertahankan lingkungan yang tenang untuk meningkatkan kenyamnanan -jarkan teknik distraksi relaksasi untuk mengalihkan perhatian sehingga dapat
mengurangi rasa nyeri. ') -njurkan latihan postural se/ara rutin untuk memperbaiki posisi tubuh >) -jarkan dan anjurkan pemakaian bra/e untuk mengurangi nyeri saat beraktivitas. 3) olaborasi dalam pemberian analgetik untuk meredakan nyeri.
. D 5 Cangguan mobilitas fisik berhubungan dengan postur tubuh yang tidak seimbang 4ujuan 5 meningkatkan mobilitas fisik *ntervensi 5 &) aji tingkat mobilitas fisik 2) 4ingkatkan aktivitas jika nyeri berkurang ) Bantu dan ajarkan latihan rentang gerak sendi aktif 9) :ibatkan keluarga dalam melakukan peraatan diri ') 4ingkatkan kembali aktivitas normal 9. D 9 5Cangguan konsep diri berhungan dengan postur tubuh mirik ke lateral 4ujuan 5 meningkatkan /itra tubuh klien *ntervensi 5 &) -njurkan klien untuk mengungkapkan perasaan dan masalahnya 2) Beri lingkungan yang mendukung ) Bentu klien untuk mengidentifikasi gaya koping yang positif 9) Beri harapan yang realistik dan buat sasaran jangka pendek untuk memudahkan pen/apaian ') Beri penghargaan atas tugas yang telah dilakukan >) Beri dorongan untu melakukan komunikasi dengan orang terdekat dan memerlukan sosialisasi dengan keluarga serta teman 3) Beri dorongan untuk meraat diri sesuai toleransi E. IMPLEMENTA#I $EPERA*ATAN *mplementasi sesuai ren/ana tindakan keperaatan ". EALUA#I $EPERA*ATAN Setelah intervensi keperaatan, diharapkan 5 &. A & 5 etidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penekanan paru Evaluasi 5 &) +enunjukan bunyi nafas yang normal 2) 8rekuensi dan irama napas teratur 2. D 2 5 7yeri punggung berhubungan dengan posisi tubuh ke lateral Evaluasi 5 11
&) +elaporkan tingkat nyeri yang dapat diterima 2) +emperlihatkan sikap tenang dan rileks ) eseimbangan pola istirahat tidur . D 5 Cangguan mobilitas fisik berhubungan dengan postur tubuh yang tidak seimbang Evaluasi 5 &) +elakukan latihan rentang gerak se/ara adekuat 2) +elakukan mobilitas pada tingkat optimal ) Se/ara aktif ikut serta dalam ren/ana keperaatan 9) +eminta bantuan jika membutuhkan 9. D 9 5 Cangguan konsep diri berhungan dengan postur tubuh mirik ke lateral Evaluasi 5 &) +en/ari orang lain untuk membantu mempertahankan harga diri 2) Se/ara aktif ikut serta dalam peraatan dirinya ) +enggunakan ketrampilan koping dalam mengatasi /itra tubuh. BAB III A#UHAN $EPERA*ATAN PADA PA#IEN $EPERA*ATAN
3.1 Pengkajan A. DATA UMUM 7o. 1+ 5 #23 4anggal 5 #" 0anuari 2#&2 4empat 5 1uangan +aar 7ama 5 4n. 44: 5 Bau 6 Bau, 23 +ei &F>> Gmur 5 9' tahun 0enis kelamin 5 :aki 6 :aki -gama 5 *slam Status perkain 5 ain Pendidikan terakhir 5 S+Pekerjaan 5 Hirasasta :ama bekerja 5 &' 4ahun Suku bangsa 5 Bunton -lamat 5 0alan -.@ 7asution 4gl. +1S 5 #> 0anuari 2#&2 Sumber info 5 *stri D. +edis 5 Skoliosis B. RI*A+AT $E#EHATAN #AAT INI &. eluhan Gtama 5 lien mengatakan nyeri pada punggungnya
12
2. -lasan masuk 1S 5 lien masuk rumah sakit karena nyeri di pungggungnya semakin parah sehingga membuat klien susah untuk beraktivitas (aktivitas klien terganggu) . 1iayat Penyakit a. Provo/ative;Palliative 5 nyeri bertambah saat mengangkat barang yang berat b. /. d. e.
bekerja Iuality 1egion S/ale 4iming
5 nyeri seperti tertimpa beban berat 5 di bagian punggungnya 5 skala > 5 tidak menentu
0. RI*A+AT $E#EHATAN MA#A LALU &. Penyakit yang pernah dialami 5 tidak ada ke/uali hanya penyakit biasa seperti
demam, batuk dan pilek 2. 1iayat alergi . 1iayat immunisasi 9. :ain 6 :ain
5 tidak ada 5 imunisasi aktif 5 lien mengatakan pernah mengalami arthritis &
tahun yang lalu. D. RI*A+AT $E#EHATAN $ELUAR%A E. Genogra!
". RI*A+AT P#I$!#!#IAL#PIRITUAL
&. Pola koping 5 oping individu klien tidak efektif 2. @arapan klien terhadap keadaan penyakitnya 5 lien berharap nyerinya hilang agar /epat sembuh sehingga dapat beraktivitas kembali seperti semula. . 8aktor stressor 5 klien stres berat memikirkan penyakit yang dideritanya. 13
9. onsep diri 5 klien merasa sangat terganggu karena penyakit yang dideritanya. '. Pengetahuan klien tentang penyakitnya 5 klien tidak mengetahui tentang penyakitnya. >. -daptasi 5 lien kurang beradaptasi di 1S. 3. @ubungan dengan anggota keluarga 5 Baik ". @ubungan dengan masyarakat5 klien kurang berinteraksi dengan masyarakat . F. Perhatian thp orang lain ? laan bi/ara 5
5 6
&&. Bahasa yang sering digunakan
5 Bahasa *ndonesia
&2. eadaan lingkungan
5 Bersih
&. egiatan keagamaan ; pola ibadah
5 lien melaksanakan shalat '
aktueyakinan tentang kesehatan
5 lien menyerahkan kesembuhan
penyakitnya kepada -llah SH4 %. $EBUTUHAN DA#AR 4 P!LA $EBIA#AAN #EHARIHARI &. +akan Sebelum +1S 5 lien makan D sehari,nafsu makan klien meningkat. BB ''kg Setelah +1S 5 7afsu makan klien makan menurun 2D sehari porsi ke/il.
iberikan makanan /air. BB '#kg 2. +inum Sebelum +1S Setelah +1S
5 lien minum >" gelas sehari 5lien minum ' gelas sehari pada keadaan ini klien tidak
mengalami gangguan pola makan . 4idur Sebelum +1S Setelah +1S
5 lien tidak pernah tidur siang, tidur 9' jam sehari. 5 lien tidur 9 jam sehari pada keadaan ini klien mengalami
gangguan pola tidur. 9. Eliminasi Sebelum +1S Setelah +1S '. Eliminasi urine;B- Sebelum +1S Setelah +1S >. -kltifitas dan latihan Sebelum +1S Setelah +1S
5 B-B klien &D sehari 5lien kadang tidak B-B dalam sehari 5 lien B- '>D dalam sehari. 5 lien B- &2D sehari dengan volume sedikir 5 Setiap @ari minggu klien rekreasi bersam keluarga 5 lien tidak pernah melakukan aktifitas 14
3. Personal hygiene Sebelum +1S
5 lien mandi 2D sehari, men/u/i rambut &D sehari, & minggu
sekali klien memotong kuku. Setelah +1S 5 lien mandi 2D sehari. %. PEMERI$#AAN "I#I$ &. eadaan umum ehilangan BB 5 ' g elemahan 5 Sangat lemah Vital sign 5 4 5 &2#;"# mm@g 7 5 F3 D ;menit 11 5 2' D ; menit S 5 >,' J<
2. @ead to toe a. ulit;integuman 5 *nspeksi 5 arna kulit ke/oklatan Palpasi 5 4idak ada udema b. epala 5 *nspeksi 5 1ambut lurus hitam dan pendek, istribusi rambut merata, 4idak ada ketombe Palpasi 5 4idak ada udema, 4idak ada nyeri tekan /. uku 5 *nspeksi 5 agak kotor d. +ata;penglihatan 5 *nspeksi 5 simetris kiri dan kanan, konjungtiva 7ampak pu/at, kelopak mata tidak udema Palpasi e. @idung *nspeksi
5 tidak ada nyeri pada mata 5 5 skimetris kiri dan kanan, tidak ada pengeluaran se/ret,
fungsi pen/iuman baik Palpasi 5 tidak ada nyeri tekan f. 4elinga;pendengaran 5 *nspeksi 5 simeris kiri dan kanan, tidak ada pengeluaran se/ret, fungsi pendengaran baik Palpasi 5 tidak ada nyeri tekan g. +ulut dan gigi 5 *nspeksi 5 mukosa bibir kering, keadaan gigi baik dan lengkap, ada gangguan menelan h. :eher *nspeksi Palpasi i. ada *nspeksi
5 5 nampak miring kesamping 5 ada nyeri tekan pada leher 5 5 normal /hest, pegerakan dan pengembangan dada sama ketika ekspirsi
dan inspirasi Palpasi 5 tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa -uskultasi 5 inspirasi sama dengan ekspirasi 15
j.
-bdomen 5 *nspeksi 5 tidak 7ampak pembesaran pada abdomen Palpasi 5 tidak teraba pembesaran hati, distensi abdomen tidak ditemukan Perkusi 5 tidak ada penimbunan /airan dan masa -uskultasi 5 peristaltik usus k. EDtremitas atas5 *nspeksi 5 pergerakan klien terbatas, tidak ada hematom dan udem pada tangan Palpasi 5 tidak ada nyeri tekan EDtremitas baah5 *nspeksi 5 pergerakan klien tebatas Palpasi 5 tidak nyeri tekan dan tidak ada udema . Pengakajian ata 8okus (Pengakajian sistem) a. Sistem respiratory 5 *nspeksi 5 pernafasan /epat, -uskultasi 5 sonor b. Sistem kardiovaskuler5 *nspeksi 5 kesadaran baik, bentuk dada normal /hest, ajah 7ampak pu/at, tidak
/. d. e. f.
g. h.
ada udema pada tangan, kaki dan sendi Palpasi 5 tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada nyeri tekan Perkusi 5 -uskultasi 5 irama jantung tidak teratur Sistem gastrointestinal 5 6 Sistem urinaria 5 6 Sistem reproduksi 5 6 Sistem muskuloskeletal5 *nspeksi 5 kekuatan otot berkurang, pola aktivitas terganggu Palpasi 5 adanya lekukan atau adanya tulang yang menonjol. Sistem neurologi 5 *nspeksi 5 masih sadarkan diri Sistem penglihatan 5 *nspeksi 5 simetris kiri dan kanan, konjungtiva 7ampak pu/at, kelopak mata tidak udema Palpasi
i.
5 tidak ada nyeri pada mata
Sistem pendengaran 5 *nspeksi 5 simetris kiri dan kanan, tidak ada pengeluaran se/ret, fungsi
pendengaran baik Palpasi 5 tidak ada nyeri tekan 9. Pemeriksaan diagnostik 3 0anuari 2#&2 iagnosa medis 5 Skoliosis '. Penatalaksanaan +edis a. 1ontgen tulang belakang. urva stru/tural akan memperlihatkan rotasi vertebra ! pada proyeksi posterior anterior, vertebra yang mengarah ke pun/ak prosess us spinosus menyimpang kegaris tengah! ujung atas dan baah kurva diidentifikasi seaktu tingkat simetri vertebra diperoleh kembali. 16
H. LI) 'T
7= &.
-4- 8=GS S 5
+-S-:-@ etidakefektifan
lien mengeluh sesak bila pola nafas beraktivitas (bekerja)
E4*=:=C* 4ulang belakang membengkok melebihi ># derajat 4ulang rusuk akan menekan
= 5
4anda 6 tanda vital 5 11 2' D;menit 4erdapat retraksi dinding dada
2.
paru2 dan jantung
S 5
Ekspansi dada
7yeri
1 5 Provo/ative;Palliative 5
etidakefektifan pola napas Posisi tubuh miring ke lateral 4ulang menekan jaringan
nyeri bertambah saat
disekitar
mengangkat barang yang berat *mpuls saraf nyeri
bekerja
7yeri
I 5 nyeri seperti tertimpa beban berat 1 5 di bagian punggungnya S 5 skala > 4 5 tidak menentu = 5
.
lien terlihat meringis kesakitan lien terlihat memegang punggungnya 7adi 5 F3D;menit
S 5
Cangguan mobilitas fisik 1.
Posisi tubuh miring ke lateral
lien mengatakan lemah dan susah bergerak
= 5
posisi tubuh tidak seimbang
lien nampak bergerak lien bedrest
susah
gangguan mobilitas fisik
I. Dagn5sa ke6era7atan &. etidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penekanan paru. 2. 7yeri berhubungan dengan posisi tubuh miring ke lateral . Cangguan mobilitas fisik berhubungan dengan postur tubuh yang tidak seimbang. . REN0ANA A#UHAN $EPERA*ATAN PADA $LIEN Tn. $
7= A &.
4G0G-7
1*4E1*- @-S*: *74E1VE7S* 4upen 5 &. +enunjukkan &. aji status lien dapat menunjukkan jalan napas yang pernapasan setiap rektraksi dinding dada normal paten setelah dilakukan tindakan 2. 1etraksi dinding 9 jam keperaatan selama &D29 jam. dada normal 2. Bantu dan 4upan 5 . 1espirasi dalam ajarkan pasien lien dapat mempertahankan pola batas normal nafas adekuat setelah dilakukan 11 5 &> melakukan nafas tindakan keperaatan D29 jam 29D;menit dalam setiap & jam. . -tur posisi semi foler. 9. -uskutasi dada untuk mendengarkan bunyi napas setiap dua jam. '. Pantau tanda tanda vital setiap 9 jam.
1/
2.
4upen 5 lien dapat mendemonstrasikan teknik nafas dalam untuk mengurangi nyeri setelah dilakukan tindakan keperaatan &D29 jam 4upan 5 lien dapat melaporkan nyeri berkurang sampai dengan hilang setelah dilakukan tindakan keperaatan D29 jam
&. lien mampu mengontrol nyeri 2. lien melaporkan baha nyeri berkurang . lien menyatakan rasa nyaman 9. 7adi dalam rentang normal 7adi 5 ># #D;menit
&.
aji tipe, intensitas,
dan lokasi nyeri. 2. -tur posisi yang meningkatkan rasa nyaman. . Pertah ankan lingkungan yang tenang. 9.
-jark an relaksasi dan
teknik distraksi. '. -njur kan latihan postural se/ara rutin. >.
alob orasi pemberian analgetik.
10
BAB I PENUTUP '.1 $esm6ulan Skoliosis merupakan masalah ortopedik yang sering terjadi adalah pelengkungan
lateral dari medulla spinalis yang dapat terjadi di sepanjang spinal tersebut. Skoliosis dibagi dalam dua jenis yaitu struktural dan bukan struktural. Penyebab terjadinya skoliosis belum diketahui se/ara pasti, tapi dapat diduga dipengaruhi oleh diantaranya kondisi osteopatik, seperti fraktur, penyakit tulang, penyakit arthritis, dan infeksi.S/oliosis tidak hanya disebabkan oleh sikap duduk yang salah. omplikasi pada skoliosis meliputi erusakan paruparu, jantung dan sakit tulang belakang. '.2 #aran ami menyadari dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan. Penulis juga meminta kritik dan saran yang membangun dan mengembangkan laporan ini. Peraat harus banyak memba/a dan memperbanyak referensi sehingga meningkatkan pengalaman tentang skoliosis, oeraat harus teliti dan selalu memantau perkembangan pasien dan pasien membekali pasien dengan pengetahuan tentang skoliosis.
2