BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Latar Belak Belakang ang Fisioterapi merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang dituju ditujukan kan kepad kepada a indivi individu du atau atau kelom kelompok pok indivi individu du untuk untuk mempe memperba rbaiki iki,, meng mengem emba bang ngka kan n dan dan meme memeli liha hara ra gera gerak k dan dan kemam emampu puan an fungs fungsii yang yang maksi aksim mal sela selam ma per perjalan alanan an kehidu hidupa pan n indi ndividu vidu atau atau kelom elompo pok, k, dil dilaksa aksana nak kan deng dengan an ter terarah arah dan ber berorien rienttasi asi pada pada masal asalah ah dan menggunakan pendekatan ilmiah serta dilandasi dengan etika profesi (Muslihuddin (Muslihuddin !""#$. %koliosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang dimana terjad terjadii pemben pembengk gkok okan an tulang tulang belaka belakang ng ke arah arah sampin samping g kiri kiri atau atau kanan. kanan. Kelain elainan an skoli skoliosi osis s ini sepint sepintas as terli terlihat hat sangat sangat seder sederhan hana. a. Namun Namun apabil apabila a diamati lebih jauh sesungguhnya terjadi perubahan yang luar biasa pada tula tulang ng bela belaka kang ng akib akibat at peru peruba baha han n bent bentuk uk tula tulang ng bela belaka kang ng seca secara ra tiga tiga dime dimens nsi, i, yait yaitu u peru perubah bahan an stru strukt ktur ur peny penyok okon ong g tula tulang ng bela belaka kang ng sepe sepert rtii jaringan lunak sekitarnya dan struktur lainnya (Rahayussalim, (Rahayussalim, 200!. %koliosis adalah deformitas tulang belakang berupa deviasi vertebra ke arah samping atau lateral ("oetjaningsih, 200#!. &erapi Latihan untuk kasus skolios skoliosis is bertujuan bertujuan untuk memperbai memperbaiki ki atau atau menge mengemba mbalik likan an keara kearah h sikap sikap tubuh tubuh yang yang normal normal (core (corect ct postur posture!, e!, mengulur atau meregangkan otot $ otot yang tegang, untuk relaksasi otot. Infr Infra a 'e 'ed d (I'$ (I'$ pada pada skoli skoliosi osis s bertuj bertujuan uan untuk untuk mengur mengurang angii atau menghi nghila lang ngk kan nyer nyerii, rile ileksas ksasii otot otot,, mening ningk katk atkan su supl plai ai dar darah, ah, menghilangkan sisa%sisa hasil metabolisme ("ujatno, dkk. 2002!. &alam penulisan laporan klinik ini penulis akan membahas tentang, “Penatalaksanaan Fisioterapi pada Gangguan Postur Tubuh Akibat Scoliosis”. 'al 'al ini ini meli melipu puti ti penan penanga gana nan n pada pada gang ganggu guan an post postur ur sert serta a mencegah kecacatan lebih lanjut.
BAB II ANA&MI &E'APAN
A. ANA&MI )E'&EB'A
*a+,ar -. ! dan -. !/
*a+,ar -.
!#
*a+,ar -. ! dan -. !/ 0olu+na )erte,ralis 1 &ilihat dari ventral ( )ambar 2. *+! dan dorsal ( )ambar 2. *#! olumna -ertebralis membentuk sekitar #0 tinggi manusia, yang seperempat diantaranya disebabkan oleh &isci /ntervertebrales. olumna -ertebralis terdiri dari 2# vertebra prasakral ( -ertebrae cervicales, *2 -ertebrae thoracica, -ertebrae lumbales! serta dua bagian sinostotik, 1s sacrum dan 1s coccygis. -ertebrae thoracica berhubungan dengan *2 pasang ostae, sacrum bersendi dengan 1ssa coae. 3ada posisi tegak gaya 4sik meningkat dari cranial ke caudal sepanjang olumna vertebralis.
*Catatan Klinis: Sakralisasi merujuk kepada fusi : Vertebrae lumbalis V dengan Os sacrum (hanya 23 vertebrae prasakral yang tersisa). ika vertebra sacral teratas tetap terpisah dari Os sacrum lainnya (2! vertebra prasakral)" maka keadaannya disebut lubalisasi . #emeriksaan radi$graf memperlihatkan % vertebra lumbal dan & vertebra sacral. ika sacrum tetap memiliki ! vertebra" maka terdapat sakralisasi tambahan vertebra c$ccygis pertama. #enyatuan vertebra servical pertama ('tlas) dengan tengk$rak disebut asiilasi atlas.
*a+,ar -. !# 0olu+na )erte,ralis 1 &ilihat dari sisi kiri. 5ika dilihat dalam bidang sagital, olumna vertebralis memiliki lengkung khas 6 • • • •
7ordosis cervical (lengkung konveks ventral! Kifosis thoraks (lengkung konveks dorsal! 7ordosis lumbal (lengkung konveks ventral! Kifosis sacral (lengkung konveks dorsal!
7ordosis dan kifosis masing%masing adalah istilah medis untuk lengkung% lengkung konveks olumna vertebralis ke arah ventral dan dorsal. &alam beberapa bulan pertama kehidupan setelah lahir, semua bagian olumna vertebralis memperlihatkan lengkung konveks dorsal. 7ordosis cervical berkembang seiring dengan kemampuan untuk duduk tegak dan lordosis lumbal terbentuk ketika belajar berjalan. 7engkung%lengkung vertebra hanya terbentuk setelah pelvis condong ke depan akibat kemampuan berjalan dengan dua kaki yang dipelajari pada usia *%2 tahun. "ebelum adanya kemampuan berjalan tegak ini, semua bagian olumna vertebralis memperlihatkan lengkung konveks dorsal.
*Catatan Klinis: engkungan tulang belakang yang berlebihan dalam bidang fr$ntal !skoliosis" selalu pat$l$gik. ef$rmitas pertumbuhan tulang belakang ini menyebabkan lengkungan lateral yang menetap" t$rsi" dan r$tasi *$lumna vertebralis yang tidak dapat diluruskan secara +si$l$gik $leh pemakaian $t$t,$t$t. Sk$li$sis adalah salah satu penyakit $rt$pedik paling tua yang
diketahui. -eskipun telah dilakukan berbagai upaya ilmiah dan klinis" namun sampai saat ini" masalah yang berkaitan dengan sk$li$sis belum teratasi secara memuaskan. arena panjang tungkai yang tidak sama" maka sebagian p$pulasi mengalami sk$li$sis ringan.
BAB III PA&L*I &E'APAN
A. Pengertian %koliosis merupakan kelainan%kelainan pada rangka tubuh berupa melengkungnya tulang belakang, dimana terjadi pembengkokan tulang belakang kearah samping kiri atau kanan atau kelainan tulang belakang pada bentuk 0 atau %. Kelainan skoliosis ini sepintas terlihat sangat sederhana. Namun apabila diamati lebih jauh sesungguhnya terjadi perubahan yang luar biasa pada tulang belakang akibat perubahan bentuk tulang belakang secara tiga dimensi, yaitu perubahan struktur penyokong tulang belakang seperti jaringan lunak sekitarnya dan struktur lainnya (Rahayussalim, 200!. %koliosis adalah deformitas tulang belakang berupa deviasi vertebra ke arah samping atau lateral ("oetjaningsih, 200#!. 2oreksi postur bertujuan untuk memposisikan tubuh tetap dalam keadaan yang benar (8natomis! karena pada penderita skoliosis postur tubuh berubah sesuai dengan kebengkokan dan derajat kelengkungan yang abnormal. "ehingga pada penderita skoliosis dengan melakukan koreksi postur berarti tubuh memposisikan pada posisi anatomis. Prinsip terapi latihan pada skoliosis adalah mengembalikan mobilitas sendi%sendi yang telah hilang, meregangkan otot, meningkatkan kekuatan otot, memutar balik dari rotasi deformitas vertebra, mengembangkan musculatur seluruh badan supaya mampu memelihara curve yang telah di koreksi, memelihara keseimbangan dan keindahan sikap yang telah di koreksi semaksimal mungkin, dan membuat kompensasi apabila koreksi tidak mungkin. 9anyak tindakan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki derajat skoliosis berupa gips, bracing (bingkai penguat tulang punggung!, traksi (penarikan!, latihan, atau operasi untuk skoliosis yang derajat pembengkokannya besar lebih dari #0 derajat. 7atihan yang di berikan pada kasus skoliosis adalah s/iss ball e0ercise dan klapp e0ercise. :ujuan utama dari latihan adalah menghentikan peningkatan kurva dan memperkecil derajat skoliosis. S/iss ball e0ercise merupakan metode latihan menggunakan bola karena dengan bola akan menciptakan kestabilan antar tulang belakang dan
membuat otot punggung dan bahu menjadi lebih ;eksibel. "elain itu latihan ini juga meningkatkan kekuatan yang mana lebih efektif untuk melatih system muskuloskeletal. 7atihan kekuatan dengan bola sebagai penyangga dipercaya pada permukaan yang labil akan membuat tulang belakang mempunyai tantangan yang besar untuk menstabilkan otot antar vertebra dan meningkatkan keseimbangan dinamis dan melatih stabilitas tulang belakang untuk mencegah stabilitas berulang. "ehingga pada penderita skoliosis idiopatik dapat mempengaruhi derajat kurvanya menjadi lebih kecil. lapp e0ercise merupakan latihan dengan posisi merangkak yang mana juga dapat memperbaiki skoliosis. 3ada klapp e0ercise lebih ditekankan pada penguluran dan penguatan otot antar vertebra yang mana pada penderita skoliosis idiopatik terjadi ketegangan otot sehingga pada latihan ini otot menjadi rileks dan memperkecil derajat skoliosis. 3emeriksaan yang paling sederhana adalah 'dam 1$r/ard ending est dan memiliki sensiti4tas dan spesi4sitas yang baik untuk skrining skoliosis. ara melakukannya cukup dengan menyuruh pasien untuk menyentuh ujung jari kaki dari posisi berdiri. :etapi dengan tes ini tidak dapat melihat seberapa besar derajat skoliosis yang terjadi.
B. Etiologi %3oliosis ter,agi +en4adi dua 5aitu 1 !. Non struktural 6 fungsional s3oliosis adalah adanya curve ke lateral dari spine dan rotasi dari tulang belakang dimana terjadi karena kebiasaan, tanpa adanya kerusakan struktural. "coliosis non struktural dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah 6 3erbedaan panjang tungkai, "pasme otot belakang (splint back muscle! dapat terjadi oleh adanya injury pada jaringan lunak belakang, Kebiasaan postur yang asimetris, seperti 6 duduk dengan menumpu berat badan pada satu tungkai atau saat berdiri dengan bertumpu pada satu kaki, mengakibatkan ;eksibilitas yang asimetris. • •
•
-. %truktural s3oliosis adalah adanya kurve ke lateral dari spine dan rotasi dan perubahan anatomi dari tulang belakang ("antoso, *==#!. Berdasarkan pen5e,a,n5a skoliosis di,agi atas 1
!. %koliosis Idiopatik 8dalah tipe skoliosis yang paling umum terjadi. >tiologi atau penyebab dari tipe skoliosis ini tidak diketahui secara pasti. ?enurut penelitian, sekitar sepertiga penderita skoliosis idiopatik terkait faktor genetika. :ipe skoliosis ini lebih sering terjadi pada remaja. -. %koliosis Degeneratif "koliosis degeneratif terjadi akibat kerusakan bagian tulang belakang secara perlahan%lahan. Kondisi seperti ini kebanyakan terjadi pada orang de@asa, karena seiring bertambahnya usia beberapa bagian tulang belakang menjadi lemah dan menyempit. "elain itu ini juga dapat diakibatkan dari kondisi trauma, penyakit 3arkinson, motor neuron disease, sklerosis multiple, proses operasi tulang belakang, osteoporosis atau kondisi keausan dari tulang. "koliosis juga dapat berkembang dikemudian hari dan menyatu sebagai persendian tulang belakang yang mengalami kemerosotan tulang dan membentuk lengkungan di belakang. "tudi menunjukkan bah@a rotasi dari tulang belakang dapat terhjadi pada kasus seperti ini. . %koliosis 2ongenital "koliosis kongenital atau ba@aan disebabkan oleh tulang belakang yang tidak tumbuh dengan normal saat bayi dalam kandungan, tulang rusuk asimetris, atau terjadinya penggabungan tulang rusuk pada masa terbentuknya bayi dalam perut ibu. /. Neuro+uskuler 7aringan Penghu,ung dan %koliosis 2elainan 2ro+oso+ /ni muncul pada pasien dengan spina bi4da, cerebral palsy, do@n syndrome, marfan syndrome, paralysis atau orang%orang dengan berbagai jenis kondisi paralitik. 'al ini terjadi saat tulang belakang melengkung menyamping karena melemahnya otot tulang belakang atau masalah neuromuskuler. "koliosis seperti ini umum terjadi untuk individu yang tidak dapat berjalan karena kondisi neuromuskuler (seperti muscular dystrophy atau 3!. /ni dapat juga disebut sebagai skoliosis +5opathi3.
0. Pato8siologi Rangka atau tulang dapat mengalami kelainan. Kelainan ini dapat mengakibatkan perubahan bentuk tulang. Kelainan pada tulang belakang disebabkan oleh kebiasaan duduk dengan posisi yang salah. 8kibat kesalahan postur dan sikap antara lain menyebabkan trauma pada tulang belakang, seperti terjadinya deformitas misalnya skoliosis, kifosis maupun lordosis. Kebiasaan duduk dapat menimbulkan nyeri pinggang apabila
duduk terlalu lama dengan posisi yang salah, hal ini akan menyebabkan otot punggung menjadi tegang dan dapat merusak jaringan disekitarnya terutama bila duduk dengan posisi terus membungkuk atau menyandarkan tubuh pada salah satu sisi tubuh. 3osisi itu menimbulkan tekanan kuat pada saraf tulang, setelah duduk selama * sampai 20 menit otot punggung biasanya mulai letih maka mulai dirasakan nyeri punggung ba@ah namun orang yang duduk tegak lebih cepat letih, karena otot%otot punggungnya lebih tegang sementara orang yang duduk membungkuk kerja otot lebih ringan namun tekanan pada bantalan saraf lebih besar. 1rang yang duduk pada posisi miring atau menyandarkan tubuh atau salah satu sisi tubuh akan menyebabkan ketidak%seimbangan tonus otot yang menyebabkan skoliosis. &uduk dengan sikap miring ke samping akan mengkibatkan suatu mekanisme proteksi dari otot%otot tulang belakang untuk menjaga keseimbangan, manifestasi yang terjadi justru $veruse pada salah satu sisi otot yang dalam @aktu terus menerus dan hal yang sama yang terjadi adalah ketidakseimbangan postur tubuh ke salah satu sisi. 5ika hal ini berlangsung terus menerus pada sistem muskulosketal tulang belakang akan mengalami bermacam%macam keluhan antara lain6 nyeri otot, keterbatasan gerak (range $f m$ti$n! dari tulang belakang atau back pain, kontraktur otot, dan penumpukan problematik akan berakibat pada terganggunya aktivitas kehidupan sehari%hari bagi penderita, seperti halnya gangguan pada sistem pernapasan, sistem pencernaan, system saraf dan sistem kardiovaskuler. 3ertumbuhan merupakan faktor risiko terbesar terhadap memburuknya pembengkokan tulang belakang. 7engkungan skoliosis idiopatik kemungkinan akan berkembang seiring pertumbuhan. 9iasanya, semakin muda @aktu kejadian pada anak yang struktur lengkungannya sedang berkembang maka semakin serius porgnosisnya. 3ada umumnya struktur lengkungan mempunyai kecenderungan yang kuat untuk berkembang secara pesat pada saat pertumbuhan de@asa, dimana lengkungan kecil non struktur masih ;eksibel untuk jangka @aktu yang lama dan tidak menjadi semakin parah, tetapi skoliosis tidak akan memburuk dalam @aktu yang singkat. "koliosis dapat menyebabkan berkurangnya tinggi badan jika tidak diobati.
D. &anda dan *e4ala 3ada kebanyakan kasus, pada mulanya penderita tidak merasakan adanya gangguan, kemudian pada kondisi yang lebih parah baru dirasakan adanya ketidak seimbangan posisi thora, scapula yang menonjol pada satu sisi, posisi bahu yang tidak horiAontal, panggul yang tidak simetris, dan kadang%kadang penderita merasakan pegal%pegal pada daerah punggung (7iklukaningsih, 200=!.
:anda umum skoliosis antara lain6 9ahu asimetris, :ulang belikat yang menonjol, lengkungan tulang belakang yang nyata, panggul yang miring, perbedaan antara ruang lengan dan tubuh, "capula menonjol. • • • • • •
BAB I) %&A&U% 2LINI2 A Data Medis 'u+ah %akit * &iagnosa medis
6 "koliosis
2 atatan klinis
6
:ekanan darah 6
*20BC0 mm'g
:inggi badan
6
*D= cm
9erat badan
6
Kg
6
+D0
:emperatur
B Pe+eriksaan Fisioterapi !.
Ana+nesis •
8namnesis
6
5enis kelamin
•
"atria 6
7aki%laki
6
2* :ahun
8gama
6
/slam
8lamat
6
8s@ip 2, 3ampang.
3ekerjaan
6
?ahasis@a
8namnesis Khusus Keluhan
6 E + bulan yang lalu saat pemeriksaan untuk tes
tentara
pasien
dinyatakan
mengalami
skoliosis. "ebelumnya pasien tidak mengalami keluhan apapun. •
8namnesis "istem ?uskuloskeletal
6 8da spasme ?. Rhomboideus, ?.
>rector spine dan ?. "ubscapularis.
-. Inspeksi •
"tatis
6%
8nterior 8da bahu asimetris, dimana bahu kanan lebih tinggi dari bahu kiri. 3osterior
-
:ampak scapula kanan lebih tinggi dari scapula kiri 7ateral
-
:ampak ada @ing scapula sebelah kanan. •
&inamis 6
"aat berjalan p ostur t ubuh pasien
nampak tegak (normal!
. Palpasi 8da nyeri tekan dan spasme otot rhomboideus diseblah kanan dan kiri
/. Pe+eriksaan *erak Dasar *. 8ktif
-
Fleksi
6%
-
>kstensi
6%
-
Rotasi kanan
6%
-
Rotasi kiri
6%
2. 3asif % Fleksi % >kstensi
6% 6%
% Rotasi kanan % Rotasi kiri
6G 6%
#. Akti8tas Fungsional 3asien dapat melakukan akti4tas kegiatan sehari%harinya dengan baik
#. 9ui3k test •
'dam 1$r/ard ending est. :eknik 6 /nstruksikan pasien untuk menyentuh ujung jari kaki dari posisi berdiri. :etapi dengan tes ini tidak dapat melihat seberapa besar derajat skoliosis yang terjadi.
•
dapat diketahui besar derajat skoliosis. 'asil 6 vertebra nampak miring ke sisi kanan. 3inggang atas sisi kanan
nampak lebih
tinggi,
scapula
kanan nampak lebih
menonjol.
:. Pe+eriksaan %pesi8k Foto H%ray vertebra •
6 skoliosis (kearah detra tubuh!
3alpasi 6 ada spasme >rector spine, dan ?."ubscapularis.
?.
;. Diagnosa Fisioterapi )angguan postur tulang belakang akibat skoliosis. <. Pro,le+atik Fisioterapi :ulang belakang tidak sejajar "pasme otot ". Peren3anaan Fisioterapi
Rhomboideus,
?.
% %
:ujuan 5angka 3anjang tubuh :ujuan 5angka 3endek
6
?engembalikan postur normal
6 ?engurangi spasme
!=. Penatalaksanaan Fisioterapi >lectro :herapy /RR :ujuan 6 "ebagai pre%eliminary eercise dan melancarkan sirkulasi darah &osis 6 *Bminggu :ime 6 *0 menit 8rea 6 vertebra •
>ercise :herapy ?assage :ujuan 6 ?erileksasikan otot, mengurangi spasme. &osis 6 *Bminggu 8rea 6 9ack ?uscle (otot%otot belakang tubuh! •
•
•
!!. Iua Iua Iua Iua
"trengthening :ujuan 6 &iberikan pada sisi yang konveks untuk mengembalikan kekuatan otot yang lemah &osis 6 *Bminggu F 6 C hitungan, repetisi Koreksi 3ostur
Prognosis ad vitam ad sanam fungsionam 6 osmeticam 6
6 9aik 6 9aik 9aik 9aik
!-. E>aluasi >valuasi "esaat 6 "esaat setelah diterapi pasien nampak lelah. >valuasi berkala 6 "etelah diterapi beberapa kali masih belum ada perubahan pada postur tulang belakang. :etapi spasme otot berkurang. !.
Ho+e Progra+ 3asien dianjurkan untuk melakukan koreksi postur seperti, duduk tegak selama beberapa menit setiap harinya. 3asien dianjurkan untuk mengulangi latihan yang diajarkan oleh therapis dirumah.
!/. •
•
3ada saat duduk tasyahud akhir pasien diminta untuk tidak membengkokkan badan. "etiap habis shalat pasien diminta untuk melakukan gerakan seperti tasyahud akhir dengan berla@anan arah. "etiap inginBbangun tidur pasien diminta berbaring dengan keadaan badan dimiringkan kesisi berla@anan arah dengan skoliosis yang dideritanya (kiri! dan melakukan peregangan sambil gerakan ditahan selama beberapa menit. 3asien diminta tidur miring dengan posisi sisi tubuh bagian kiri diatas dan tangan diluruskan kedepan, kemudian pertahankan gerakan ini selama beberapa menit. Edukasi 3asien dilarang memakai tas yang membebankan berat pada satu sisi tubuh. 3asien dilarang duduk dalam posisi miringBbungkuk.
F1771J <3
N o. *.
Hari6&angga l 5umat, *C &esember 20*
Inter>ensi • • •
•
2.
"elasa, 22 &esember 20*
• • •
•
+.
"elasa, 2= &esember 20*
• • •
•
/R ?assage "trengthenin g Koreksi postur /R ?assage "trengthenin g Koreksi postur /R ?assage "trengthenin g Koreksi postur
E>aluasi "esaat 6 "etelah diterapi beberapa saat pasien nampak lelah. 9erkala 6 "etelah diterapi beberapa kali masih belum ada perubahan pada postur tulang belakang. "pasme berkurang. "esaat 6 "etelah diterapi beberapa saat pasien nampak lelah. 9erkala 6 "etelah diterapi beberapa kali masih belum ada perubahan pada postur tulang belakang. "pasme berkurang. "esaat 6 "etelah diterapi beberapa saat pasien nampak lelah. 9erkala 6 "etelah diterapi beberapa kali masih belum ada perubahan pada postur tulang belakang. "pasme •
•
•
•
•
•
berkurang.
LAMPI'AN 1 HA%IL F& )E'&EB'A
7831R8N 3R8K:>K K7/N/K R78?1N/8
3enatalaksanaan Fisioterapi pada )angguan 3ostur :ubuh 8kibat "coliosis
leh1 %E'NI A*U%&INA NIM. P ;!..-/!.!.!.=//
K>?>N:>R/8N K>">'8:8N R>3<97/K /N&1N>"/8 317/:>KN/K K>">'8:8N ?8K8""8R 3R1&/ &/// F/"/1:>R83/ :8'
7aporan
klinik
dengan
judul
“Penatalaksanaan
Fisioterapi
pada
Gangguan Postur Tubuh Akibat Scoliosis”. &i susun oleh6 ">RN/ 8)<":/N8, N/? 6 31.*.+.2#*.*+.*.0##. :elah di setujui untuk diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan praktek klinik di Rumkit :k. // 3elamonia. Lang dimulai pada tanggal 0#%2C &esember 20*.
#akassar$ % &eseber '()
#engetahui$ Pe+,i+,ing 2linik Akade+ik
Pe+,i+,ing
8ndi 8drianah, ",Ft.3hysio
Fahrul /slam, ".Ft.
3hysio. ?.Kes N/36 *=D0D20 200*220 0*
*==*0+*0 0+
N/3. *=D#0*0
2A&A PEN*AN&A'
8ssalamualaikum @arahmatullahi @abarakatuh, 3uji syukur saya panjatkan kehadirat :uhan Lang ?aha >sa atas berkat rahmat dan hidayah%Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan klinik ini dengan judul ?Penatalaksanaan Fisioterapi pada *angguan Postur &u,uh Aki,at %3oliosis@. 7aporan ini saya susun berdasarkan praktek klinik di Rumkit :k. // 3elamonia. :idak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada pembimbing klinik, pembimbing akademik serta teman%teman seperjuangan yang telah memberikan arahan selama penyusunan laporan ini. 7aporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan, sehingga dapat dijadikan bahan pembelajaran dalam penyusunan laporan selanjutnya. "emoga laporan ini dapat bermanfaat bagi saya pribadi dan mahasis@a 4sioterapi khususnya dan seluruh mahasis@a pada umumnya.
?akassar, &esember 20*