MAKALAH KEPERAWATAN MUSKULOSKLELETAL II ASUHAN ASUH AN KEPERAW KEPE RAWA ATAN TAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL KELAINAN BENTUK TULANG BELAKANG LORDOSIS, KIFOSIS, SKOLIOSIS
OLEH: KELOMPOK 4 HERI KARTONI
(13151112303!
ELISA YULIANTI
(131511123033!
MOH ZEN ARIFIN
(13151112303"!
RUM SETYOWATI
(131511123041!
NUR AFANDI
(131511123043!
MASRIFAH
(131511123045!
TUTUK NURWAHYUNI NURWAHYUNI
(13151112304!
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNI#ERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 201$
KATA KAT A PENGANTAR PENG ANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan hidayat-Nya, shalawat serta salam semoga semoga tetap terlimpahkan terlimpahkan kepada Nabi Muhammad Muhammad SAW SAW, keluarga dan para sahabatnya. Syukur Alhamdullila Alhamdullilah, h, kami telah berhasil menyelesaika menyelesaikan n makalah yang berjudul “Asuhan eperawatan !angguan Sistem Muskuloskeletal elai elaina nan n "ent "entuk uk Tulan ulang g "ela "elaka kang ng## $ord $ordos osis, is, i%o i%osi sis, s, Skol Skolio iosi sis&. s&. 'alam 'alam penyelesaian makalah ini kami ingin mengu(apkan terima kasih yang tak terhin terhingga gga kepada kepada dosen dosen pembim pembimbin bing g yang yang sudah sudah memberi memberikan kan masuka masukan n demi demi kelan(aran kelan(aran penyusunan penyusunan makalah makalah ini. Teman-t Teman-teman eman seperjuangan seperjuangan angkatan ")* yang telah memberikan kritik membangun demi terselesaikannya makalah ini. ami
meny enyada adari, ri,
bahwa
dalam lam
makala alah
ini
masih
jauh
dari ari
kesem kesempu purn rnaa aan, n, untu untuk k itu itu kepa kepada da para para pemb pemba(a a(a yang yang budi budima man n diha dihara rapk pkan an memaklumi adanya keberadaan penyusunan yang masih banyak kekurangannya. 'alam 'alam kesemp kesempatan atan ini pula pula kami kami mengha mengharap rapkan kan kesedi kesediaan aan pemba( pemba(aa untuk untuk memberi memberikan kan saran saran yang yang bersi%a bersi%att perbai perbaikan kan,, yang yang dapat dapat menyemp menyempurn urnaka akan n isi makalah ini dan dapat berman%aat dimasa yang akan datang. Akhir kata, semoga makalah ini dapat menambah wawasan, khususya bagi kami dan umumnya bagi para pemba(a yang budiman.
Surabaya, September +)
enulis
)
KATA KAT A PENGANTAR PENG ANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan hidayat-Nya, shalawat serta salam semoga semoga tetap terlimpahkan terlimpahkan kepada Nabi Muhammad Muhammad SAW SAW, keluarga dan para sahabatnya. Syukur Alhamdullila Alhamdullilah, h, kami telah berhasil menyelesaika menyelesaikan n makalah yang berjudul “Asuhan eperawatan !angguan Sistem Muskuloskeletal elai elaina nan n "ent "entuk uk Tulan ulang g "ela "elaka kang ng## $ord $ordos osis, is, i%o i%osi sis, s, Skol Skolio iosi sis&. s&. 'alam 'alam penyelesaian makalah ini kami ingin mengu(apkan terima kasih yang tak terhin terhingga gga kepada kepada dosen dosen pembim pembimbin bing g yang yang sudah sudah memberi memberikan kan masuka masukan n demi demi kelan(aran kelan(aran penyusunan penyusunan makalah makalah ini. Teman-t Teman-teman eman seperjuangan seperjuangan angkatan ")* yang telah memberikan kritik membangun demi terselesaikannya makalah ini. ami
meny enyada adari, ri,
bahwa
dalam lam
makala alah
ini
masih
jauh
dari ari
kesem kesempu purn rnaa aan, n, untu untuk k itu itu kepa kepada da para para pemb pemba(a a(a yang yang budi budima man n diha dihara rapk pkan an memaklumi adanya keberadaan penyusunan yang masih banyak kekurangannya. 'alam 'alam kesemp kesempatan atan ini pula pula kami kami mengha mengharap rapkan kan kesedi kesediaan aan pemba( pemba(aa untuk untuk memberi memberikan kan saran saran yang yang bersi%a bersi%att perbai perbaikan kan,, yang yang dapat dapat menyemp menyempurn urnaka akan n isi makalah ini dan dapat berman%aat dimasa yang akan datang. Akhir kata, semoga makalah ini dapat menambah wawasan, khususya bagi kami dan umumnya bagi para pemba(a yang budiman.
Surabaya, September +)
enulis
)
DAFTAR ISI
ATA /N!ANTA0 ...............................................................................................i ...............................................................................................i 'A1TA0 2S2....................... 2S2.............................................. .............................................. ............................................... .......................................ii ...............ii "A" ) /N'A34$4AN.......................................................................................) /N'A34$4AN .......................................................................................) ).)
$atar "e "elakang..........................................................................................)
).+
0umusan Masalah.....................................................................................+
).5
Tujuan.............................................. ..................................................................... .............................................. ...................................5 ............5
).5.)
Tujuan 4mum ....................................................................................5
).5.+
Tujuan husus ...................................................................................5
).6
Man%aat............................................ ................................................................... .............................................. ...................................5 ............5
"A" + T2N7A4AN 4STAA....................... 4STAA .............................................. .............................................. .................................8 ..........8 +.) +. )
Anat An atom omii 1isi 1isiol olog ogii Tu Tula lang ng "e "ela laka kang ng..........................................................8 ..........................................................8
+.+
$ordosis.....................................................................................................9
+.5
i%osis.....................................................................................................)*
+.6
Skoliosis..................................................................................................5
+.8
$ati $a tiha han n Akt kti: i:it itas as 1is isik ik ............................................................................6
"A" 5 /N4T4.................................................................................................6 /N4T4 .................................................................................................6 5.)
esimpulan............................................. .................................................................... .................................................6 ..........................6
5.+
Saran.............................................. ..................................................................... .............................................. ...................................6 ............6
'A1TA0 4STAA....................... 4STAA .............................................. .............................................. ...............................................6; ........................6;
+
BAB 1 PENDAHULUAN 1%1
L&'& B)*&+&-
Tulang belakang dibentuk dari tulang-tulang ke(il <:ertebra= yang tersusun kokoh bersama diskus. olumna :ertebra yang sehat ketika dilihat dari samping akan menunjukkan sedikit kur:a. ur:a tersebut membantu tula tulang ng bela belaka kang ng meny menyer erap ap beba beban n
perg perger erak akan an tubu tubuh h
dan dan
gra: gra:it itas asii
)
kebengkokkannya men(apai ) derajat sebanyak ),* ?, sedangkan yang lebih dari ) derajat sebanyak )? <0ahayu, +* dalam 0akhmad 0osadi, +9=. ondisi patologis pada tulang belakang yang meliputi lordosis, ki%osis, dan skoliosis dapat menyebabkan gangguan (itra tubuh, gangguan rasa nyaman yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan otot-otot yang melingkupinya. "ahkan bila derajad keparahan semakin tinggi, pasien seringkali merasakan sakit yang hebat, dan mengalami gangguan mobilisasi, sehingga tindakan penatalaksanaan tidak (ukup dengan konser:ati%, tetapi operati%. 4ntuk itu, agar tidak terjadi peningkatan derajad keparahan pada klien dengan gannguan tulang belakang tersebut maka penyusun merasa perlu
menyusun
makalah
ini
untuk memperdalam
konsep
asuhan
keperawatan pada klien dengan gangguan tulang belakang
1%2
R./.& M&&*&
). Apa yang dimaksud dengan lordosis, ki%osis, dan skoliosisB +. Apa klasi%ikasi dari lordosis, ki%osis, dan skoliosisB 5. Apa etiologi dari lordosis, ki%osis, dan skoliosisB 6. Apa mani%estasi klinis dari lordosis, ki%osis, dan skoliosisB 8. Apa pato%isiologi dari lordosis, ki%osis, dan skoliosisB . "agaimana penatalaksanaan dari lordosis, ki%osis, dan skoliosisB ;. Apa pemeriksaan diagnostik dari lordosis, ki%osis, dan skoliosisB *. Apa komplikasi dari lordosis, ki%osis, dan skoliosisB 9. Apa prognosis dari lordosis, ki%osis, dan skoliosisB ). "agaimana W> lordosis, ki%osis, dan skoliosisB )). "agaimana asuhan keperawatan pada klien dengan lordosis, ki%osis, dan skoliosisB
1%3 1%3%1
T..& T..& U/./
Setelah pembelajaran keperawatan muskuloskeletal 22 mahasiswa mampu memberi asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem +
muskuloskeletal kelainan bentuk tulang belakang <$ordosis, i%osis dan Skoliosis=se(ara komprehensi%
1%3%2
T..& K..
). +. 5. 6.
Mengidenti%ikasin pengertian lordosis, ki%osis, dan skoliosisB Mengidenti%ikasi klasi%ikasi dari lordosis, ki%osis, dan skoliosisB Mengidenti%ikasi etiologi dari lordosis, ki%osis, dan skoliosisB Mengidenti%ikasi mani%estasi klinis dari lordosis, ki%osis, dan
skoliosisB 8. Mengidenti%ikasi pato%isiologi dari lordosis, ki%osis, dan skoliosisB . Mengidenti%ikasi penatalaksanaan dari lordosis, ki%osis, dan skoliosisB ;. Mengidenti%ikasi pemeriksaan diagnostik dari lordosis, ki%osis, dan skoliosisB *. Mengidenti%ikasi komplikasi dari lordosis, ki%osis, dan skoliosisB 9. Mengidenti%ikasi prognosis dari lordosis, ki%osis, dan skoliosisB ). Mengidenti%ikasi W> lordosis, ki%osis, dan skoliosisB )). Mengidenti%ikasi asuhan keperawatan pada klien dengan lordosis, ki%osis, dan skoliosisB
1%4
M&&&'
Adapun man%aat yang ingin di(apai dengan adanya makalah ini adalah sebagai berikutC ). Mahasiswa Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami de%inisi, pato%isiologi, mani%estasi klinis, penatalaksanaan medis pada pasien dengan $ordosis, i%osis dan Skoliosis, serta dapat menerapkan asuhan keperawatan, khususnya untuk mahasiswa keperawatan.
+. 'osen Makalah ini dapat dijadikan tolak ukur sejauh mana mahasiswa mampu mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen dan sebagai bahan pertimbangan dosen dalam menilai mahasiswa.
5. Masyarakat umum
5
Masyarakat
umum
dapat
mengambil
man%aat
dengan
mengetahui de%inisi, pato%isiologi, mani%estasi klinis, penatalaksanaan medis dan asuhan keperawatan pada pasien dengan $ordosis, i%osis dan Skoliosis.
BAB 2 TINAUAN PUSTAKA
2%1
A&'/6 F66*-6 T.*&- B)*&+&-
olumna :ertebralis atau rangkaian tulang belakang adalah sebuah struktur lentur yang dibentuk oleh sejumlah tulang yang disebut :ertebra atau ruas tulang belakang. 'iantara tiap ruas tulang pada tulang belakang
6
terdapat bantalan tulang rawan. anjang rangkaian tulang tulang belakang pada orang dewasa dapat men(apai 8; @ ; (m. Seluruhnya terdapat 55 ruas tulang, +6 buah di antaranya adalah tulang-tulang terpisah dan 9 ruas sisanya bergabung membentuk + tulang <ear(e, +8=. Tulang belakang dibentuk dari tulang-tulang ke(il <:ertebra= yang tersusun kokoh bersama diskus. olumna :ertebra yang sehat ketika dilihat dari samping akan menunjukkan sedikit kur:a. ur:a tersebut membantu tulang belakang menyerap beban
pergerakan tubuh
dan
gra:itasi
Setiap :ertebra terdiri atas dua bagian, yang anterior disebut badan :ertebra danyang posterior disebut arkus neuralis yang melingkari kanalis neuralis <%oramen :ertebra atau saluran sumsum tulang belakang= yang dilalui sumsum tulang belakang <ear(e, +8=.
8
SumberC physiolearning.blogspot.(o.id
). Dertebra Ser:ikalis Dertebra ser:ikalis atau ruas tulang leher adalah yang paling ke(il. e(uali yang pertama dan kedua, yang berbentuk istimewa, maka ruas tulang leher pada umumnya mempunyai (iri# badannya ke(il dan persegi panjang, lebih panjang dari samping ke samping dibanding depan ke belakang. $engkungnya besar. rosesus spinosus atau taju duri di ujungnya meme(ah dua atau bi%ida. rosesus trans:ersanya atau taju sayap berlubang lubang karena banyak %oramina untuk lewatnya arteri :ertebralis. Dertebra ser:ikalis ketujuan adalah :ertebra pertama yang mempunyai prosesus spinosus tidak terbelah. rosesus ini mempunyai tuberkel pada ujungnya, membentuk gambaran yang jelas di tengkuk bagian bawah. arena (iri khusus ini maka tulang ini disebut :ertebra prominens.
+. Dertebra Torakalis Dertebra torakalis atau ruas tulang punggung lebih besar dari ser:ikal dan di sebelah bawah menjadi lebih besar. >iri khas :ertebra torakalis adalah sebagai berikut# badannya berbentuk lebar lonjong dengan %aset atau lekukan ke(il di setiap sisi untuk menyambung iga# lengkungnya agak ke(il, prosesus spinosus panjang dan mengarah ke bawah, sedangkan prosesus trans:ersus yang membantu mendukung iga adalah tebal dan kuat serta memuat %aset persendian untuk iga. 5. Dertebra $umbalis Dertebra lumbalis atau ruas tulang pinggang adalah yang terbesar. "adannya sangat besar dibanding dengan badan :ertebra lainnya. rosesus spinosusnya lebar dan berbentuk seperti kapak ke(il.. rosesus spinosusnya panjang dan langsing. 0uas keliama membentuk sendi dengan sakrum pada sendi lumbo sakral. 6. Sakrum Sarum atau atulang kelangkang berbentuk segitiga dan terletak pada bagian bawah kolumna :ertebralis, terjepit diantara kedua tulang inominata
. $engkung olumna Dertebralis alau dilihat dari samping
maka
kolumna
:ertebralis
memperlihatkan empat kur:a atau lengkung anteroposteriorC lengkung :ertikal pada daerah leher melengkung ke depan, daerah torakal melengkung ke belakang, daerah lumbal melengkung ke depan dan daerah pel:is melengkung ke belakang. ;
edua lengkung yang menghadap posterior, yaitu yang terakal dan pel:is disebut primer karena mereka mempertahankan lengkung aslinya ke belakang dari tulang belakang yaitu bentuk “>& sewaktu janin dengan kepala membengkok ke bawah sampai batas dada dan gelang panggul dimiringkan ke atas ke arah depan badan . edua lengkung yang menghadap ke anterior adalah sekunderlengkung ser:ikal berkembang ketika kanak -kanak mengangkat kepalanya untuk melihat sekelilingnya sambil menyelidiki dan lengkung lumbal di bentuk ketika ia merangkak, berdiri dan berjalan dan me mpertahankan tegak.
;. Sendi olumna Dertebralis
Sendi kolumna :ertebra. Sendi ini dibentuk oleh bantalan tulang rawan yang diletakkan di antara setiap dua :ertebra, di kuatkan oleh ligamentum yang berjalan di depan dan di belakang badan :ertebra sepanjang kolumna :ertebralis. Massa otot di seitap sisi membantu dengan sepenuhnya kestablian tulang belakang. 'iskus inter:ertebralis atau (akram antar ruas adalah bantalan tebal dari tulang rawan %ibrosa yang terdapat di antara badan :ertebra yang dapat bergerak. !erakan sendi yang terbentuk antara (akram dan :ertebra adalah persendian dengan gerakan yang terbatas saja dan termasuk sendi jenis simpisis, tetapi jumlahnya yang banyak memberi kemungkinan membengkok kepada kolumnanya se(ara keseluruhan. !erakannya yang mungkin adalah %leEi atau
membengkok ke depan, eEtensi, membengkok ke depan,
membengkok lateral ke setiap sisi dan rotasi atau berputar ke kanan dan ke kiri.
*. 1ungsi olumna Dertebralis
olumna :ertebralis bekerja sebagai pendukung badan yang kokoh
dan
sekaligus
juga bekerja
sebagai
penyangga
dengan
perantaraan tulang rawan (akram inter:ertebralis yang lengkungannya memberi %leksibilitas dan memungkinkan membengkok tanpa patah. >akramnya juga berguna untuk menyerap gon(angan yang terjadi bila menggerakkan berat badan seperti waktu berlaru dan melon(at, dan
*
dengan demikian otak dan sumsum belakang terlindung terhadap gon(angan. olumna :ertebralis juga memikul berat badan, menyediakan permukaan untuk kaitan otot dan mebentuk tapal batas posterior yang kukuh untuk rongga badan dan memberi kaitan pada iga <ear(e, +8=. 2%2
L76
a. engertian $ordosis
adalah
kelainan
pada
tulang
belakang
yang
menyebabkan punggung penderita terlalu masuk pada daerah pinggang. $ordosis disebabkan oleh sikap tubuh yang buruk, pembentukan tulang punggung yang kurang sempurna sejak lahir dan beberapa %aktor lain
SumberC www.spine.health.li%e
b. /tiologi 1aktor penyebab antara lainC ). 7enis kelamin $ordosis lebih sering terjadi pada perempuan, terutama saat dalam masa kehamilan. ada saat hamil, hormon kehamilan
9
merupakan relaksan yang meregangkan otot dan sendi daerah pinggul sehingga tulang punggung (enderung lebih melengkung ke depan mengikuti beban dari bayi
biasanya di bagian punggung bawah. steoporosis, dimana tulang menjadi rapuh dan mudah rusak. besitas. iposis. 'is(itis, yaitu in%lamasi diskus inter:ertebra yang paling sering mun(ul karena in%eksi. )
(. Mani%estasi linis ). ostur tubuh Swayback , dengan bokong menjadi lebih menonjol. +. Membentuk jarak yang jauh antara lantai dan pinggang bila berbaring. 5. Nyeri punggung dan rasa tidak nyaman. 6. Mengalami masalah dalam gerakan.
d. ato%isiologi ur:a anterior pada spinal lumbal yang melengkung berlebihan pada saat pertumbuhan di dalam janin dapat memi(u terjadinya lordosis, diskus inter:ertebralis akan mengalami perubahan si%at ketika usia bertambah tua. ada orang muda, diskus terutama tersusun atas %ibrokartiago dnegan matriks gelatinus. ada lansia akan menjadi %ibrokartilago yang padat dan tak teratur. 'iskus lumbal bawah, $6 @ $8 dan $8- S) dapat menderita stess mekanis paling berat dan perubahan degenerasi terberat apabila didukung oleh kesalahan akti:itas dan (ara duduk yang salah. enonjolan %aset dapat mengakibatkan penekanan pada akar sara% ketika keluar dari kanalis spinalis, yang dapat menyebabkan nyeri menyebar sepanjang sara% tersebut hee:er, +)=. $ordosis yang ekstrim akan menyebabkan swayba(k, dimana tulang belakang lumbosakral menunjukkan ki%osis. $ordosis umumnya berhubungan dengan bahu yang menururn, sudut pel:is yang menbesar dan rotasi tungkai kearah medial. 3iperlordosis pada anak yang muda dangadis pubertas merupakan masalah pen(itraan tubuh yang diduga berhubungan dengan pertumbuhan tulang belakang yang (epat dan tidak berhubungan dengan jaringan lunak <"la(k, +)6=. osisi duduk yang salah dapat menyebabkan pertumbuhan dan posisi tulang indi:idu mengalami kelainan. elainan tulang ini disebabkan oleh kebiasaan duduk yang salah. $ordosis ini paling sering terlewatkan diantara ketiga bentuk kelainan tulang punggung. "ahkan lordosis ringan (enderung memberikan penampilan gagah. Namun ))
penderita lordosis ini akan sering mengalami sakit pinggang <ri(e, +)+=.
e. emeriksaan diagnostik ). emeriksaan %isik dengan uji Adam 1orward "end. lien diminta membungkuk kedepan dengan lengan ekstensi dan lutut lurus. Setiap peningkatan dan penurunan lordosis dan kiposis diamati dari samping. +. 0adiologi menggunakan Spine H-0ay, M02 atau >T S(an. 4ntuk menilai derajat kur:a dengan metode >obb dan menilai maturitas skeletal dengan metode 0isser. %. enatalaksanaan 7ika diperlukan terapi terdiri dari alat penguat, %usi spinal atau osteotomi <"la(k, +)6=.
). onser:ati% "agi
kebanyakan
orang,
lordosis
tidak
menyebabkan
masalah kesehatan yang signi%ikan jika tidak ditangani. Namun, karena tulang belakang bertanggung jawab untuk banyak gerakan dan %leksibilitas maka sangat penting untuk menjaga tulang belakang yang sehat. eningkatan risiko masalah dengan tulang belakang, pinggul korset, kaki, dan organ internal dapat terjadi apabila penanganan tidak dilakukan. ). 7ika lordosis ringan,
maka
pengobatan biasanya
tidak
diperlukan. +. 7ika pasien mengalami gejala atau ketidaknyamanan, maka pasien dapat mengikuti program terapi %isik dimana latihan bisa
dilakukan,
di
bawah
bimbingan
terapis,
untuk
memperkuat otot-otot dan meningkatkan jangkauan gerak. 5. bat-obatan seperti NSA2' atau penghilang rasa sakit dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit atau bengkak jika ada.
)+
6. Menurunkan berat badan.
+. perati% Spinal instrumentasi, menggunakan kait, batang dan sekrup atau kawat untuk memperbaiki kur:a tulang (Spinal Fusion). Arti%i(ial 'is( 0epla(ement, diskus yang degenerati% diganti. Kiphoplasty, sebuah balon dimasukkan kedalam kolumna untuk meluruskan dan mentabilkan dan mengurangi nyeri
!ambarC 'is( repla(ement, kyphoplasty G Spinal %usion. SumberC %inspi.(om g. omplikasi ). >idera neurologis <6-8?= +. ebo(oran (erebrospinal
untuk
menggunakan
bra(e
penyangga=
untuk
)5
membantu memperlambat progresi:itas kelengkungan tulang belakang. rognosis pada umumnya baik pada kasus ringan dan dapat semakin memburuk bila terdapat herniasi pada sumsum tulang belakang. i.
W>
osteoporosis 1raktur kompresi
a(hondropla sia
dis(itis
ertumbuhan :ertebra terganggu
2n%lamasi diskus
i%osis, spondylolisthes is, sering menggunakan sepatu hak tinggi
obesitas
kehamilan
erubahan titik tumpu gra%itasi 'e%ormitas :ertebra eregangan otot, ligamen dan daerah sendi :ertebra
$0'S2S !agalnya segmentasi posterior :ertebra
/%ek relaksasi hormon kehamilan
posisi tubuh sering berdiri lama
$engkung yang berlebihan daerah lumbal
MC !angguan (itra tubuh
j.
Menekan sara% spinal
MC Nyeri kronik
MC 3ambatan mobilitas %isik
Asuhan eperawatan ). engkajian a= 'ata demogra%i. enyakit lordosis lebih sering ditemukan pada wanita, terutama saat hamil. b= eluhan utama. !ejala lordosis pada setiap orang berbeda, namun gejala yang paling sering mun(ul adalah pantat penderitanya terlihat sangat menonjol. Selain itu, penderitanya juga akan mengalami gangguan neuromuskular, distro%i otot dan gangguan displasia pinggul. !ejala lain yang sering dialami oleh seorang penderita lordosis adalah terjadinya perubahan pada kandung kemih, rasa sakit pada punggung, dan rasa nyeri pada kaki. (= 0iwayat penyakit sekarang.
)6
eluhan yang dirasakan, misalnya nyeri, karakteristik, sudah berapa lama keluhan dirasakan, %aktor pen(etus dan pemberat, penanganan yang telah dilakukan. d= 0iwayat perkembangan. e= 0iwayat pekerjaan. ekerjaan yang membutuhkan posisi berdiri lama dan atau yang meningkatkan tekanan pada tulang belakang, menggunakan sepatu hak tinggi dalam berkerja. %= ebiasaan yang berhubungan dengan kesehatan ebiasaan duduk dengan posisi yang salah. g= 0iwayat nutrisi. Nutrisi yang (ukup memberikan kekuatan pada tulang. h= 0iwayat kesehatan masa lalu. Tanyakan adanya riwayat trauma, riwayat operasi berhubngan dengan tulang belakang. i= 0iwayat psikososial spiritual. aji respon emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya, peran klien dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya
dalam
kehidupan
sehari-hari,
baik
dalam
keluarganya maupun dalam masyarakat.. j= emeriksaan %isik eriksa tanda-tanda :ital. ostur tubuh saat berdiri, bentuk tulang belakang daerah pinggang yang melengkung berlebihan ke dalam, pantat menonjol, perut terlihat lebih maju. bser:asi klien saat berjalan untuk melihat adanya gerakan abnormal, keterbatasan gerakan, ekspresi menahan nyeri. +. 'iagnosa eperawatan )= Nyeri kronik b.d penekanan sara% spinal. += 3ambatan mobilitas %isik b.d nyeri. 5= !angguan (itra tubuh b.d perubahan bentuk tubuh.
5. 0en(ana eperawatan
)8
N o )
+
'iagnosa eperawata N> n Nyeri kronik ut(omeC b.d ontrol nyeri penekanan sara% spinal riteria hasilC ). Mampu mengontrol nyeri# tahu penyebab, mampu menggunakan tehnik non %armakologi utk mengurangi nyeri +. Melaporkan nyeri berkurang dengan manajemen nyeri 5. Mampu mengenali nyeri# skala, intensitas, %rekuensi dan tanda nyeri. 6. Tanda :ital dalam rentang normal
N2>
Manajemen nyeriC ). $akukan pengkajian nyeri se(ara komperhensi% termasuk lokasi, karakteristik, durasi, %rekuensi, kualitas, dan %aktor presipitasi +. bser:asi reaksi non :erbal dari ketidaknyamanan 5. ontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu rungan, pen(ahayaan, dan kebisingan. 6. Ajarkan tentang teknik non %armakologi seperti relaksasi na%as dalam, relaksasi benson. 8. Tingkatkan istirahat. . oloborasi pemberian terapi non %armakologi. 3ambatan ut(omesC Ambulasi /E(er(ise Therapy mobilitas riteria3asilC ). "antu klien untu %isik b.d ).Mampu melakukan ambulasi awal untuk nyeri mobilitas di sekitar mendorong mobilisasi tempat tidur sesuai kemampuan klien +.Tidak terdapat kontraktur +. $atih atau ajarkan dan atropi penggunaan alat bantu 5.Mampu melakukan berjalan jika diperlukan latihan 0M se(ara 5. "antu pasien untuk pasi% Iakti% posisi atau pergerakan 6.Mampu melakukan se(ara optimal latihan berjalan pada <$akukan 0M pasi% jarak yang pendek atau akti%= sampai sedang
)
N o 5
2%3
'iagnosa eperawata n !angguan (itra tubuh b.d bentuk tubuh yang abnormal
N>
N2>
ut(omeC 3arga diri
eningkatan harga diriC ). "eri kesempatan klien mengungkapkan perasaannya. +. 'ukung upaya klien untuk memperbaiki (itra diriinya. 5. 'orong klien untuk bersosialisasi dengan orang lain. 6. aji adanya gangguan (itra diri
riteria hasilC ). Mampu berkomunikasi terbuka +. Memiliki keper(ayaan diri 5. Menunjukkan :erbal yang menerima kondisi 6. Manjaga kontak mata
K66
a. engertian iposis adalah suatu lengkung anteroposterior tulang belakang dimana punggung menjadi terlalu membungkuk, umumnya pada daerah toraks namun kadang pada daerah torakolumbal atau sakral <3agler, +)+=. i%osis adalah gangguan tulang belakang progresi% dimana punggung atas menunjukkan sebuah kelengkungan ke depan abnormal, mengakibatkan kelainan tulang yang kadang-kadang digambarkan sebagai bungkuk.
);
SumberC Medi(astorre.(om b. lasi%ikasi ). i%osis kongenital ada beberapa kasus, tulang belakang tidak berkembang dengan baik saat janin dalam kandungn. Tulang mungkin tidak terbentuk
sebagaimana
mestinya.
"eberapa
tulang mungkin
menyatu. ondisi ini dapat menyebabkan ki%osis progresi% ketika anak tumbuh.
i%osis kongenital. SumberC www.srs.org +. i%osis postural i%osis postural adalah yang paling umum. i%osis postural sering
berkaitan
dengan
posisi
membungkuk
yang
jarang
menyebabkan nyeri. i%osis postural biasanya terlihat selama masa remaja, dan lebih umum pada anak perempuan.
)*
"iasanya dapat sembuh dengan sendirinya maupun dengan terapi %isik untuk membantu memperkuat otot-otot punggung dan memperbaiki
postur
tubuh.
menyebabkan
komplikasi
"ungkuknya
yang
serius.
punggung
embedahan
tidak jarang
diperlukan untuk ki%osis postural.
SumberC www.r(hsd.or g 5. i%osis Sh(euermanJs Seperti halnya ki%osis postural, ki%osis Sh(euermanJs sering terlihat
jelas
selama
masa
remaja,
namun
pada
ki%osis
Sh(euermannJs kelainan signi%ikan lebih parah dibanding ki%osis lainnya. S(heuermann menggunakan istilah osteokondritis karena lempeng akhir epi%isis :ertebra mengalami osi%ikasi se(ara tak beraturan
)9
mengalami keluahan saklit punggung lebih dari )8 hari dan ;? dari siswa dengan sakit punggung didiagnosa skolios
e. ato%isiologi ada orang muda sudut lengkung thorakal berkisar )L-+8L. Nilai sudut ini ber:ariasi tergantung usia, jenis kelamin dan kondisi patologis. ada postur ki%osis dijumpai diskus mengalami pemipihan pada bagian :entral dan pelebaran pada bagian dorsal, akibatnya nukleus terdorong dan terjebak pada bagian dorsal, gerakan ekstensi terkun(i dan terjadi kontraktur pada posisi tersebut serta membuat iritasi pada ligamen longitudinal posterior. ada kapsul ligamen juga akan terjadi pemanjangan pada satu sisi dan sisi lain terjadi pemendekan sehingga memungkinkan terjadi ketegangan pada ligamen kapsul tersebut. Suatu (a(at pada lempeng-lempeng tulang rawan
akan
menyebabkan ketegangan pada bagian anterior dari korpus :ertebra. ergeseran traumatik dari lempeng epi%isis terjadi pada anak-anak karena bertambahnya kekuatan tulangnya selama pertumbuhan pada masa pubertas. Mungkin terdapat juga osteoporosis :ertebra dan diskus dapat mengalami herniasi kedalam tulang yang rapuh
+
'iagnosa ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan %isik. 7uga dilakukan pemeriksaan neurologis untuk mengetahui adanya kelemahan atau perubanan sensasi. 0ontgen tulang belakang dilakukan untuk mengetahui kondisi ki%osis. ada %oto lateral tulang belakang, ujung lempeng dari beberapa :ertebra yang berdekatan obb Angle.
!ambarC Mengukur >obb Angle SumberC www5.gehealth(ara.(om
g. enatalaksanaan engobatan
ki%osis
tergantung
penyebab,
kondisi
dan
mani%estasi klinis yang mun(ul. engobatan ki%osis bawaan umumnya dilakukan saat penderita masih balita. embedahan sebaiknya dilakukan seawal mungkin untuk men(egah kondisi ki%osis berta mbah parah. i%osis postural bisa disembuhkan dengan berbagai tehnik olahraga seperti berenang dengan gaya punggung atau dada. ur:a sebesar 6L atau kurang hanya membutuhkan latihan untuk memperkuat punggung dan latihan sikap tubuh. elengkungan pada anak yang masih mempunyai masa pertumbuhan beberapa tahun memberi respon yang baik terhadap pemakaian penyangga selama )++6 bulan
+)
enatalaksanaan pada kasus ki%osis meliputi <3agler, +)+=C ). "edrest pada matras keras
!ambarC enggunaan "ra(e SumberC www.ortotika.(F
++
N.6- 867)&'6: ). Setelah pembedahan, (ek neuromuskuler klien tiap +-6 jam selama
6* jam, laporkan setiap ada perubahan. 0ubah posisi dengan sering, +. 5. 6. 8. . ;. *. 9.
gunakan metode $ogroll Tawarkan analgetik 5-6 jam. ertahankan balan(e (airan dan monitor tanda ileus. ertahankan :entilasi dan oksigenasi adekuat. 'orong suport dari keluarga. 7ika klien membutuhkan bra(e, (ek kondisi bra(e setiap hari. $akukan perawatan kulit dengan teliti. Sediakan suport emosional dan dorong komunikasi. $ibatkan klien dan keluarga dalam mengambil keputusan dan
perawatan. ). "antu dalam pengangkatan jahitan dan penggunaan balutan
h. omplikasi ). Masalah body image. +. Nyeri punggung yang parah dan melumpuhkan. 5. enekanan rusuk pada paru-paru.
omplikasi pada penderita yang menjalani prosedur operasi
ematian. erusakan neurologis. egagalan alat. seudoarthrosis. omplikasi dari thora(otomy, (he(t-tube. "lood (lots. /mboli paru. 2n%eksi luka operasi. omplikasi karena anasthesi dan posisi.
rognosis ada penggunaan bra(e, bila penggunaannya tepat dapat memperbaiki 8? kerusakan. Namun bila bra(e bergeser, perbaikan
+5
kur:a tulang juga akan berangsur hilang. "erdasaarkan penelitian pada )+ penderita S(heuermann ki%osis yang dilakukan penilaian selama 8 tahun, 9? kur:e dapat bertahan paling kurang 5L. "ra(ing tidak berman%aat pada penderita ki%osis dengan kur:e lebih dari ;6L. Sepertiga penderita %ailed bra(ing dan memerlukan pembedahan. embedahan yang dilakukan pada S(heuermann ki%osis diperkirakan dapat memperbaiki ki%osi dan menghentikan progresi%itas kerusakan. 'alam
berbagai
laporan
juga
mengesankan bahwa
menghilangkan rasa nyeri dan mengembalikan akti:itas normal adalah termasuk alasan dilakukannya pembedahan.
j.
W>
+6
elainan kongenital steoporosis, artritis, in%eksi :ertebra
osisi tubuh yang kurang baik
Tumor
embentuka n :ertebra tidak sempurna
osteokondriti ts osi%ikasi
Menekan :ertebra
Spina bi%ida
erusakan struktur :ertebra
'e%ormitas :ertebra torakalis 21S2S
ur:e L
ur:e
onser:ati%
˃
L
perati%
MC Ansietas
emipihan bagian :entral diskus G pelebaran bagian dorsal Nukleus terdorong pada bagian dorsal, gerakan ekstensi terkun(i
ontraktur
MC 0esiko in%eksi
S(heuerman nJs 'esease erubahan titik tumpu gra%itasi om pensasi beban tubuh pada :ertebra lumbal ur:a lumbal melebar
lordosis
"entuk tubuh abnormal
MC !angguan (itra tubuh
ekakuan dan penekanan Spinal (ord MC Nyeri kronis
MC 3ambatan mobilitas %isik
k. Asuhan eperawatan ). engkajian a= 'ata demogra%i. i%osis kongenital dan S(heuermann biasa ditemukan sejak usia muda karena kelainan telah terjadi sejak dalam kandungan dimana pembentukan tulang belakang tidak sempurna. i%osis postural terjadi se(ara sekunder dan biasanya terjadi pada usia remaja dan dewasa. b= eluhan utama eluhan yang dirasakan biasanya nyeri punggung dan penat. (= 0iwayat penyakit sekarang Nyeri dikaji <0ST=. Sudah berapa lama keluahan dirasakan, progresi%itas, dan usaha penanganan yang telah dilakukan. d= 0iwayat perkembangan. ada ki%osis kongenital kelainan bentuk tubuh mungkin sudah bisa terlihat. Saat kehamilan, pertumbuhan dan perkembangan tuang belakang janin sudah bisa dilihat dengan 4S!.
+8
e= 0iwayat pekerjaan. i%osis postural bisa terjadi sebagai komplikasi dari (edera yang mungkin terjadi berhubungan dengan pekerjaan. %= ebiasaan yang berhubungan dengan kesehatan 0iwayat sering memikul beban berat dimasa lalu bisa menjadi penyebab ki%osis. g= 0iwayat nutrisi. emenuhan kebutuhan nutrisi yang baik, terutama kalsium dan %os%or
berperan
penting
untuk
kekuatan
tulang
dan
keseimbangan tubuh. h= 0iwayat kesehatan masa lalu. engalaman ke(elakaan atau trauma %isik, penyakit yang pernah diderita, seperti osteoporosis, riwayat pembedahan tulang belakang merupakan hal penting yang berhubungan dengan kejadian ki%osis. i= 0iwayat psikososial spiritual. aji respon emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya, peran klien dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya
dalam
kehidupan
sehari-hari,
baik
dalam
keluarganya maupun dalam masyarakat. j= 0iwayat penyakit keluarga i%osis S(heuerman merupakan penyakit idiopatik dimana penyebab utama belum diketahui se(ara jelas, namun ada kemungkinan penyakit ini bisa diturunkan. k= emeriksaan %isik Meliputi pemriksaan tanda-tanda :ital. ostur tubuh saat berdiri,
bentuk
lengkung
tulang
punggung.
aji
juga
kemungkinan adanya kompensasi lordosis. bser:asi klien saat berjalan untuk melihat adanya gerakan abnormal, keterbatasan gerakan. +. 'iagnosa eperawatan a= Nyeri kronik b.d kekakuan dan penekanan sara% spinal. b= 3ambatan mobilitas %isik b.d nyeri. (= !angguan (itra tubuh b.d bentuk tubuh yang abnormal. d= Ansietas b.d prosedur operasi. e= 0esiko in%eksi b.d luka operasi. 5. 0en(ana eperawatan
+
N o )
5
'iagnosa N> eperawatan Nyeri kronik ut(omeC b.d penekanan ontrol nyeri sara% spinal riteria hasilC ). Mampu mengontrol nyeri# tahu penyebab, mampu menggunakan tehnik non %armakologi utk mengurangi nyeri +. Melaporkan nyeri berkurang dengan manajemen nyeri 5. Mampu mengenali nyeri# skala, intensitas, %rekuensi dan tanda nyeri. 6. Tanda :ital dalam rentang normal
N2>
Manajemen nyeriC ). $akukan pengkajian nyeri se(ara komperhensi% termasuk lokasi, karakteristik, durasi, %rekuensi, kualitas, dan %aktor presipitasi +. bser:asi reaksi non :erbal dari ketidaknyamanan 5. ontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu rungan, pen(ahayaan, dan kebisingan. 6. Ajarkan tentang teknik non %armakologi seperti relaksasi na%as dalam, relaksasi benson. 8. Tingkatkan istirahat. . oloborasi pemberian terapi non %armakologi. 3ambatan ut(omesC /E(er(ise Therapy mobilitas %isik Ambulasi ). "antu klien untu b.d nyeri ambulasi awal untuk riteria3asilC mendorong mobilisasi ).Mampu melakukan sesuai kemampuan mobilitas di sekitar klien tempat tidur +. $atih atau ajarkan +.Tidak terdapat penggunaan alat bantu kontraktur dan berjalan jika diperlukan atropi 5. "antu pasien untuk 5.Mampu melakukan posisi atau pergerakan latihan 0M se(ara se(ara optimal pasi% Iakti% <$akukan 0M pasi% 6.Mampu melakukan atau akti%= latihan berjalan pada jarak yang pendek sampai sedang !angguan ut(omeC eningkatan harga diriC (itra tubuh b.d 3arga diri ). "eri kesempatan klien bentuk tubuh mengungkapkan yang riteria hasilC perasaannya. abnormal ). Mampu +. 'ukung upaya klien
+;
N o
'iagnosa eperawatan
N>
N2>
berkomunikasi terbuka +. Memiliki keper(ayaan diri 5. Menunjukkan :erbal yang menerima kondisi 6. Manjaga kontak mata
6
Ansietas b.d prosedur operati%
Ansietas
untuk memperbaiki (itra diriinya. 5. 'orong klien untuk bersosialisasi dengan orang lain. 6. aji adanya gangguan (itra diri
dengan kriteria hasil# ). lien mampu mengidenti%ikasi, mengungkapkan ke(emasannya +. lien mampu menunjukkan tehnik mengontrol (emas 5. /kspresi wajah dan bahasa tubuh menunjukkan berkurangnya ke(emasan
8
0esiko in%eksi b.d luka operasi
2n%eksi dapat di(egah,
). !unakan pendekatan yang menenangkan +. 2denti%ikasi tingkat ke(emasan 5. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap prilaku klien 6. ahami perspekti% klien terhadap situasi stress 8. 7elaskan semua prosedur . 'orong klien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi ;. 'engarkan dengan penuh perhatian *. Ajarkan tehnik relaksasi 9. olaborasi untuk %armakologi 2n%e(tion (ontrol
dengan kriteria hasil#
). >usi tangan setiap sebelum dan setelah ). lien bebas dari melakukan tindakan tanda-tanda keperawatan in%eksi +. ertahankan sterilitas +. 7umlah keukosit dalam perawatan luka dalam batas operasi normal 5. $akukan perawatan 5. roses luka operasi penyembuhan luka +*
N o
'iagnosa eperawatan
N>
N2> 6. bser:asi adanya tanda-tanda in%eksi 8. Tingkatkan intake nutrisi . Monitor hitung granulasit, W"> ;. "eri antibiotik sesuai program
2%4
S+*66
a. engertian ada Skoliosis, tulang belakang melengkung kearah lateral. 0otasi ini menyebabkan tulang rusuk menonjol disepanjang dada yang tulang belakang dan pinggangnya asimetri. Skoliosis dapat terjadi pada bagian mana saja, yang paling umum adalah tulang belakang bagian thoraE <3agler, +)+=. Seseorang dengan
skoliosis
mempunyai
kur:a
kolumna
:ertebralis kearah sisi tubuh. ur:a biasanya berbentuk S atau >
0ib 3ump Asimetris ThoraE Spine Asimetris Waistline
SumberC $ippin(ottJs Disual Nursing b. lasi%ikasi Menurut 3agler <+)+=, kalsi%ikasi skoliosis yaituC ). lasi%ikasi "erdasarkan Struktur a= Non Struktural Tulang belakang %leksibel. "ila klien dalam posisi baring miring, tulang belakang menjadi lurus. b= Struktural
+9
Merupakan (a(at tetap. Tulang belakang tidak menjadi lurus bila klien dalam posisi baring miring. Sebagian besar kasus tidak mempunyai penyebab yang jelas
5
Spasme otot disekitar kolumna :ertebra atau gangguan pada ligamen-ligamen penyangga mempengaruhi posisi kur:a tulang belakang, mungkin dipi(u kebiasaan postur tubuh yang salah atau duduk yang salah, juga kebiasaan memanggunl beban bera t. d. Mani%estasi linis ). enampilan garis tengah tubuh tidak rata, kaki (elana tidak sama panjang, satu pinggul naik lebih tinggi dari yang lain. +. Sakit punggung, kelelahan, dispnoe. 5. 0iwayat keluarga dengan skoliosis.
e. ato%isiologi ada skoliosis postural, de%ormitas bersi%at sekunder atau
sebagai kompensasi terhadap beberapa keadaan diluar tulang belakang, misalnya kaki yang pendek, kemiringan pel:is akibat kontraktur. Spasme otot lokal yang berhubungan denga prolaps diskus lumbalis dapat menyebabkan punggung miring. Anomali men(akup# hemivertebra,
wedged vertebra
dan
tiadanya rusuk atau rusuk menyatu. Meskipun skoliasis kongenital dapat menetap pada tingkat yang ringan, beberapa kasus berkembang kearah de%ormitas yang berat, terutama yang disertai %usi :ertebra unilateral
emeriksaan 'iagnostik 1. 0iwayat kesehatan keluarga. 2. emeriksaan %isik menggunakan
prosedur AdamJs 1orward
"ending Test. 3. Skoliometri. 4. 0ontgent.
5)
!ambaarC Skoliometer SumberC www5.gehealth(ara.(om T) A7&/9 F&7 B)76- T)'
emeriksaan dilakukan dengan melihat pasien dari belakang yaitu dengan menyuruhnya membungkuk 9O ke depan dengan lengan menjuntai ke bawah dan telapak tangan berada pada lutut. Temuan abnormal berupa asimetri ketinggian iga atau otot-otot para:ertebra pada satu sisi, menunjukan rotasi badan yang berkaitan dengan kur:atura lateral. Skoliosis torakalis kanan akan menunjukkan lengkung kon:eks ke kiri pada daerah torak yang merupakan tipe kur:a idiopatik yang umum. 'e%ormitas tulang iga dan asimetri garis pinggang tampak jelas pada kelengkungan 5O atau lebih. 7ika pasien dilihat dari depan asimetri payudara dan dinding dada mungkin terlihat. Tes ini sangat sederhana, hanya dapat mendeteksi kebengkokannya saja tetapi tidak dapat menentukan se(ara tepat kelainan bentuk tulang belakang. emeriksaan neurologis
5+
!ambarC rosedur AdamJs 1ordard "ending Test SumberC www5.gehealth(ara.(om
g. enatalaksanaan ). bser:asi bila kur:a skoliosis ringan, dengan penilaian tiap 6- bulan apakah perkembangan skoliosis kearah tidak baik. +. enggunaan bra(e, dengan penyesuaian bra(e tiap 5 bulan. 5. embedahan bila tidak ada kemajuan perbaikan lengkung tulang
rogram latihan, chiropractic treatment, electrical stimulasi dan suplemen tidak terbukti dapat men(egah skoliosis bertambah parah. 3al tersebut
hanya
mempertahankan
kekuatan
dan
%leksibilitas
sisa-sisa
metabolisme
<++=
dalam
1aturrahman, +)5=.
55
!ambaarC >hiropra(ti( SumberC olar(horopra(ti(.(om
!ambaarC ele(tri(al stimulation SumberC www.drgroman.(om h. ompilkasi embedahan yang dilakukan pada tulang belakang dapat menimbulkan komplikasi yang serius. omplikasi berupa nyeri dan kerusakan
setelahnya
memerlukan
pembedahan
ulangItambahan
<4ni:ersity o% Meryland Med. >enter, +)=. omplikasi yang dapat mun(ul setelah pembedahanC ). 1lat-ba(k 'e%ormity, yaitu suatu kondisi dimana tulang lumbal kehilangan lengkungnya
rognosis rognosis adalah kun(i untuk terapi, sasarannya
adalah
men(egah de%ormitas yang berat. 4mumnya, makin muda pasien dan j.
makin tinggi kur:anya, semakin buruk prognosisnya. W>
56
2diopatik
!angguan neuromuskular
ongenital
embentukan :ertebra tidak sempurna
enyakit jaringan ikat
etidakseimbang an tarikan ruas kolumna :ertebra
S$2S2S
erubahan postural kolumna :ertebra
ur:a berbentuk S atau >
ekakuan dan menekan sara% spinal
'e%ormitas kolumna :ertebra
ur:a
'isertai kelainan bentuk iga atau de:iasi iga
6L
MC Nyeri kronik
ur:a P6L
˂
onser%ati%
perrati%
Menekan ekspansi paru
'ispnoe
"entuk tubuh abnormal
Mudah lelah saat berakti:itas
MC !angguan (itra tubuh
MC 0esiko in%eksi
MC Ansietas
MC 2ntoleransi akti:itas
k. Asuhan eperawatan ). engkajian a= 'ata demogra%i. arena sebagian besar kasus dengan penyebab idiopatik dan kongenital, penderita yang ter(atat banyak yang berusia muda bahkan belia. b= 0iwayat perkembangan. erkembangan tulang belakang dapat dilihat sejak dalam kandungan. Se(ara sederhana orang tua dapat melihat ketidaksimetrisan garis tubuh dari arah belakang, walaupun pada kasus ringan kadang tidak terlihat. Semakin muda dan semakin besar kur:e skoliosis, semakin (epat progresi%itas kerusakan. "eberapa skoliosis kongenital juga disertai anomali organ lain seperti jantung, ginjal dan sebagainya.
58
(= 0iwayat kesehatan keluarga. Sebagian besar kasus idiopatik. Skoliosis dapat diturunkan se(ara %amilial. d= 0iwayat kesehatan dahulu. ernah menjalani pembedahan, khususnya berkaitan dengan tulang belakang. e= 0iwayat kesehatan sekarang. Nyeri dapat mun(ul atau juga tidak. 7ika ada nyeri dikaji area, penyebabIpen(etus, seberapa kuat nyeri dirasakan. 7uga perlu dikaji apakah ada nyeri yang menjalar
5
+. 'iagnosa eperawatan a= Nyeri kronik b.d kekakuan dan penekanan sara% spinal. b= 2ntoleransi akti:itas b.d dispnoe. (= !angguan (itra tubuh b.d bentuk tubuh yang abnormal. d= Ansietas b.d prosedur operati%. e= 0esiko in%eksi b.d luka operasi. 5. 0en(ana eperawatan N o )
+
'iagnosa N> N2> eperawatan Nyeri kronik ut(omeC Manajemen nyeriC b.d ontrol nyeri ). $akukan pengkajian penekanan nyeri se(ara sara% spinal riteria hasilC komperhensi% ). Mampu termasuk lokasi, mengontrol nyeri# karakteristik, durasi, tahu penyebab, %rekuensi, kualitas, mampu dan %aktor presipitasi menggunakan +. bser:asi reaksi non tehnik non :erbal dari %armakologi utk ketidaknyamanan mengurangi nyeri 5. ontrol lingkungan +. Melaporkan nyeri yang dapat berkurang dengan mempengaruhi nyeri manajemen nyeri seperti suhu rungan, 5. Mampu mengenali pen(ahayaan, dan nyeri# skala, kebisingan. intensitas, 6. Ajarkan tentang teknik %rekuensi dan non %armakologi tanda nyeri. seperti relaksasi na%as 6. Tanda :ital dalam dalam, relaksasi rentang normal benson. 8. Tingkatkan istirahat. . oloborasi pemberian terapi non %armakologi. 2ntoleransi ut(omeC Manajemen energiC akti%itas b.d $e:el kelelahan ). Monitoring respon dispnoe kardio-respirasi saat riteria hasilC berakti:itas. ). 00 dalam rentang +. >egah akti:itas yang normal <)*-+ membuat lelah. EImnt=. 5. "antu klien membuat +. lien melaporkan jadwal istirahat. tidak mmerasa 6. 0en(anakan periode lelah jika berjalan akti:itas ketika klien lama mempunai energi
5;
N o
5
6
'iagnosa eperawatan
N>
N2>
5. lien tidak lebih, misalnya setelah nampak lesu. istirahat, setelah 6. eseimbangan makan. antara akti:itas dan 8. Monitoring kualitas istirahat. pola tidur klien. 8. lien melaporkan kualitas tidur dan istirahat baik. !angguan ut(omeC eningkatan harga diriC (itra tubuh 3arga diri ). "eri kesempatan klien b.d bentuk mengungkapkan tubuh yang riteria hasilC perasaannya. abnormal ). Mampu +. 'ukung upaya klien berkomunikasi untuk memperbaiki terbuka (itra diriinya. +. Memiliki 5. 'orong klien untuk keper(ayaan diri bersosialisasi dengan 5. Menunjukkan orang lain. :erbal yang 6. aji adanya gangguan menerima kondisi (itra diri
N o
'iagnosa eperawatan
N>
N2> %armakologi
8
0esiko in%eksi b.d luka operasi
2n%eksi dapat di(egah,
2n%e(tion (ontrol
dengan kriteria hasil#
). >usi tangan setiap sebelum dan setelah melakukan tindakan keperawatan +. ertahankan sterilitas dalam perawatan luka operasi 5. $akukan perawatan luka operasi 6. bser:asi adanya tanda-tanda in%eksi 8. Tingkatkan intake nutrisi . Monitor hitung granulasit, W"> ;. "eri antibiotik sesuai program
). lien bebas dari tanda-tanda in%eksi +. 7umlah keukosit dalam batas normal 5. roses penyembuhan luka
2%5
L&'6& A+'6;6'& F66+
"eberapa gerakan latihan %isik untuk gangguan bentuk tulang belakang <4NK, n.d.=C ). Ne(k, "a(k and Shoulder 1lattener
Sasaran elaksanaan
C i%osis, lordosis. C ). Sikap awal telentang, lutut ditekuk, lengan di samping dengan telapak tangan ke bawah. +. Tarik na%as, kembangkan dada, leher menapak pada lantai dengan peregangan pendek, dorong dagu ke dada. 5. Mengetahui punggung dan leher lurus pada lantai, dan disertai pengeluaran
59
na%as. 6. inggang lurus pada lantai, luruskan kaki perlahan, rasakan pinggang terangkat sedikit menjauhi lantai. Se(ara normal jarak pinggang dan lantai tidak terlalu besar. +. "reaking >hain
Sasaran elaksanaan
C i%osis, lordosis. C ). "erdiri membelakangi sudut
gerakkan
bahu
bersama-sama
dengan menarik na%as. 5. $ipat panggul dan tekan
punggung
bagian bawah serapat mungkin dengan dinding. 6. Tahan posisi ini ) detik. 8. 0ileks dan keluarkan na%as. . $atihan boleh dilakukan dengan posisi duduk.
6
5. Abdominal >url
Sasaran elaksanaan
C $ordosis. C ). Sikap awal
telentang,
siku
ditekuk
disamping tubuh 9L, lutut ditekuk. +. Mulai dari kepala, tekuk tubuh perlahan kedepan
kurang
lebih
68L,
angkat
punggung sebagian dari lantai. 5. ontrol dan luruskan perlahan-lahan. 6. Mad >at
Sasaran elaksanaan
C $ordosis. C ). Sikap awal merangkak. +. Mendorong punggung keatas dengan otot perut dan bokong, tundukkan kepala sambil menarik na%as.
8. nee->hest >url
Sasaran elaksanaan
C $ordosis. C ). Sikap awal telentang, lutut ditekuk, lengan disisi badan ditekuk dengan telapak tangan keatas. +. 'orong lutut menyentuh dada dengan otot
perut
dan
menekuk
tulang
punggung. 5. Tahan dan luruskan kembali.
6)
. 1our >ount Wall Weight
Sasaran elaksanaan
C i%osis C ). Sikap awal berdiri menghadap beban, pegang beban kearah depan, bahu lurus. +. egang beban dengan jari, lengan lurus, tahan betis, taarik beban ke samping panggul. 5. embali, tarik beban kesamping luar, bahu lurus. 6. embali, tarik bebal lurus keatas kepala. 8. embali dan ulangi.
;. Tense and Stret(h
Sasaran elaksanaan
C Skoliosis C ). Sikap awal berdiri tegak
6+
>=, putar ujung tangan kiri kearah luar dan tekan dengan kuat sampai kesamping badan. 5. Tahan ) detik kemudian ambil posisi biasa. 6. 4langi latihan beberapa kali. *. /lbow Side 1alling
Sasaran elaksanaan
C Skoliosis C ). Sikap
awal
menghadap
kesamping
miring pada tulang punggung. +. Tahanlah dengan lutut kearah dalam, luruskan lengan yang berlawanan, bahu tinggi, dan angkat panggul. 5. Turunkan panggul pada lantai. 6. 4langi. 9. 3oriFontal $adder
Sasaran elaksanaan
C i%osis, skoliosis C ). Sikap awal
menggantung
dengan
pegangan selebar bahu. +. Menggantung dipertahankan. 5. $atihan dapat ditingkatkan
dengan
berayun.
65
BAB 3 PENUTUP 3%1
K)6/<.*&
Tulang belakang mempunyai peranan yang sangat penting. Selain membentuk struktur tubuh tulang belakang juga sebagai pendukung dalam hal mobilisasi. Ada tiga ma(am gangguan pada tulang belakang yaitu lordosis, ki%osis, dan skoliosis. etiga gangguan tersebut beberapa diantaranya tidak memerlukan penangan yang khusus, namun selama prognosisnya memburuk maka akan sangat %atal terhadap kelangsungan hidup penderita. $ordosis, ki%osis, dan skoliosis dapat menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak ke(il, remaja, bahkan dewasa dan lansia.
3%2
S&&
'iharapkan perawat mampu mengelola pasien dengan gangguan tulang belakang tersebut dengan baik. emampuan berpikir kritis yang baik, peduli terhadap pasien, (erdas, dan mampu mengelola emosional pasien merupakan sikap perawat yang perlu dikembangkan. Selain itu perawat juga diharuskan mampu untuk melakukan Qs(reeningQ
66
DAFTAR PUSTAKA
Apley, A. !. <)998=. Buku Aar !rthopedi.
0etrie:ed
%rom
httpCIIeprints.ums.a(.idI+*5*I))I+.RNASA3R4"$2AS2.pd% 3agler, '. <+)+=. %ippincott&s 'isual #ursingA uide to *eseases, Skills and +reatmens <+nd ed.=. hiladelphiaC $ippin(ot Williams G Wilkins. Meds(ape. <+)6=. S(heuermann yphosis. 0etrie:ed September +8, +), %rom emedi(ine.meds(ape.(omIarti(leI)+569-treatmentd9 Meds(ape.(om.
<+)=.
S(heuermannJs
'esease.
0etrie:ed
%rom
httpCIIemedi(ine.meds(ape.(omIarti(leI5))989-o:er:iew Middledit(h, A. <+8=. Functional Anatomy o +he Spine <+nd ed.=. /lse:ier. ear(e, /. >. <+8=. Anatomi dan Fisiologi untuk $aramedis. 7akartaC !ramedia. ediatrik.(om, 7. <+)=. S(oliasis, !angguan "entuk Tulang unggung. 0etrie:ed
September
+8,
+),
%rom
httpsCIIjurnalpediatri.(omI+)I5IIskoliosis-gangguan-bentuk-tulang punggungI ri(e, S. A. <+)+=. $atoisiologi < Dol +=. 7akartaC /!>. SmeltFer, S. >., 3inkle, 7. $., "are, ". !., G >hee:er, . 3. <+)=. Brunner Suddarth +etbook o "edical Surgical #ursing <)+th ed.=. hiladelphiaC $ippn(ott Williams G Wilkin.
68