LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS
OLEH: PUTU NIHITA TRISA TRISA 14.901.0970
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KESEHATAN WIRA MEDIKA PPNI PPNI BALI 2015
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK
I.
KONSEP DASAR PENYAKIT A. DEFINISI Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ket elinga tengah melalui tubaeustachius (Kusuma, Hardi & Amin Huda urarif, !"#$%. Otitis media supuratif kronik (O'K% adalah stadium dari penyakit telinga tengah dimana teradi peradangan kronis dari telinga tengah, mastoid dan membran timpani tidak intak (perforasi% dan ditemukan sekret (otorea%, purulen yang hilang timbul. )stilah kronik digunakan apabila penyakit ini hilang timbul atau menetap selama ! bulan atau lebih (*ung, K, !""+%. O'K adalah infeksi di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus-menerus atau hilang timbul. 'ekret mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah (fiaty, !""%.
B. EPIDEMIOLIGI re/alensi O'K pada beberapa negara antara lain disebabkan, kondisi sosial,
ekonomi, suku, tempat tinggal yang padat, higiene dan nutrisi yang elek. Kebanyakan melaporkan pre/alensi O'K pada anak termasuk anak yang mempunyai kolesteatom, tetapi tidak mempunyai data yang tepat, apalagi insiden O'K saa, tidak ada data yang tersedia. Otitis media kronis merupakan penyakit 0H0 yang paling banyak di negara sedang berkembang. 1i negara mau seperti )nggris sekitar ", 23 dan di )srael hanya ", ""$23. 1i negara berkembang dan negara mau pre/alensi O'K berkisar antara #-+43, dengan pre/alensi tertinggi teradi pada populasi di skimo (#!-+43%, sedangkan pre/alensi terendah terdapat pada populasi di Amerika dan )nggeris kurang dari #3 (5asminingrum 5, !"""%. C. ETIOLOGI Keadian O'K hampir selalu dimulai dengan otitis media berulang pada
anak, arang dimulai setelah dewasa. *aktor infeksi biasanya berasal dari nasofaring (adenoiditis, tonsilitis, rinitis, sinusitis%, mencapai telinga tengah melalui tuba ustachius. *ungsi tuba ustachius yang abnormal merupakan faktor predisposisi yang diumpai pada anak dengan cleft palate dan down’s syndrom. *aktor host yang berkaitan dengan insiden O'K yang relatif tinggi adalah defisiensi immun sistemik. enyebab O'K antara lain6
#. 5ingkungan Hubungan penderita O'K dan faktor sosial ekonomi belum elas, tetapi mempunyai hubungan erat antara penderita dengan O'K dan sosioekonomi, dimana kelompok sosioekonomi rendah memiliki insiden yang lebih tinggi. 0etapi sudah hampir dipastikan hal ini berhubungan dengan kesehatan secara umum, diet, tempat tinggal yang padat. !. 7enetik *aktor genetik masih diperdebatkan sampai saat ini, terutama apakah insiden O'K berhubungan dengan luasnya sel mastoid yang dikaitkan sebagai faktor genetik. 'istem sel-sel udara mastoid lebih kecil pada penderita otitis media, tapi belum diketahui apakah hal ini primer atau sekunder. $. Otitis media sebelumnya 'ecara umum dikatakan otitis media kronis merupakan kelanutan dari otitis media akut dan atau otitis media dengan efusi, tetapi tidak diketahui faktor apa yang menyebabkan satu telinga dan bukan yang lainnya berkembang menadi kronis. +. )nfeksi 8akteri yang diisolasi dari mukopus atau mukosa telinga tengah hampir tidak ber/ariasi pada otitis media kronik yang aktif menunukkan bahwa metode kultur yang digunakan adalah tepat. Organisme yang terutama diumpai adalah 7ramnegatif, flora tipe-usus, dan beberapa organisme lainnya. 9. )nfeksi saluran napas bagian atas 8anyak penderita mengeluh sekret telinga sesudah teradi infeksi saluran nafas atas. )nfeksi /irus dapat mempengaruhi mukosa telinga tengah menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh terhadap organisme yang secara normal berada dalam telinga tengah, sehingga memudahkan pertumbuhan bakteri. 4. Autoimun enderita dengan penyakit autoimun akan memiliki insiden lebih besar terhadap otitis media kronis. . Alergi enderita alergi mempunyai insiden otitis media kronis yang lebih tinggi dibanding yang bukan alergi. :ang menarik adalah diumpainya sebagian penderita yang alergi terhadap antibiotik tetes telinga atau bakteria atau toksintoksinnya, namun hal ini belum terbukti kemungkinannya. ;. 7angguan fungsi tuba eustacius ada otitis kronis aktif, dimana tuba eustachius sering tersumbat oleh edema tetapi apakah hal ini merupakan fenomen primer atau sekunder masih belum diketahui. ada telinga yang inaktif berbagai metode telah digunakan untuk
menge/aluasi fungsi tuba eustachius dan umumnya menyatakan bahwa tuba tidak mungkin mengembalikan tekanan negatif menadi normal. D. KLASIFIKASI #. 0ipe tubotimpani < tipe inak < tipe aman < tipe rhinogen. enyakit tubotimpani ditandai oleh adanya perforasi sentral atau pars tensa dan
geala klinik yang ber/ariasi dari luas dan keparahan penyakit. 8eberapa faktor lain yang mempengaruhi keadaan ini terutama patensi tuba eustachius, infeksi saluran nafas atas, pertahanan mukosa terhadap infeksi yang gagal pada pasien dengan daya tahan tubuh yang rendah, di samping itu campuran bakteri aerob dan anaerob, luas dan deraat perubahan mukosa, serta migrasi sekunder dari epitel skuamous. 'ecara klinis penyakit tubotimpani terbagi atas6 a. enyakit aktif ada enis ini terdapat sekret pada telinga dan tuli. 8iasanya didahului oleh perluasan infeksi saluran nafas atas melalui tuba eutachius, atau setelah berenang di mana kuman masuk melalui liang telinga luar. 'ekret ber/ariasi dari mukoid sampai mukopurulen. =kuran perforasi ber/ariasi dan arang ditemukan polip yang besar pada liang telinga luas. erluasan infeksi ke sel-sel mastoid mengakibatkan penyebaran yang luas dan penyakit mukosa yang menetap harus dicurigai bila tindakan konser/atif gagal untuk mengontrol infeksi. b. enyakit tidak aktif ada pemeriksaan telinga diumpai perforasi total yang kering dengan mukosa telinga tengah yang pucat. 7eala yang diumpai berupa tuli konduktif ringan. 7eala lain yang diumpai seperti /ertigo, tinitus, and atau suatu rasa penuh dalam telinga. !. 0ipe atikoantral < tipe ganas < tipe tidak aman < tipe tulang ada tipe ini ditemukan adanya kolesteatom dan berbahaya. enyakit atikoantral lebih sering mengenai pars flasida dan khasnya dengan terbentuknya kantong retraksi yang mana bertumpuknya keratin sampai menghasilkan kolesteatom. Kolesteatom adalah suatu massa amorf, konsistensi seperti mentega, berwarna putih, terdiri dari lapisan epitel bertatah yang telah nekrotis. Kolesteatom dapat dibagi atas ! tipe yaitu kolesteatom kongenital dan kolesteatom didapat. a. Kolesteatom kongenital Kriteria untuk mendiagnosa kolesteatom kongenital adalah6 #% 8erkembang dibelakang dari membran timpani yang masih utuh.
!% 0idak ada riwayat otitis media sebelumnya. $% ada mulanya dari aringan embrional dari epitel skuamous atau dari epitel undiferential yang berubah menadi epitel skuamous selama perkembangan. Kongenital kolesteatom lebih sering ditemukan pada telinga tengah atau tulang temporal, umumnya pada apeks petrosa. 1apat menyebabkan fasialis parese, tuli saraf berat unilateral, dan gangguan keseimbangan. b. Kolesteatom didapat #% Primary acquired cholesteatoma. Koelsteatom yang teradi pada daerah atik atau pars flasida !% Secondary acquired cholesteatoma. 8erkembang dari suatu kantong retraksi yang disebabkan peradangan kronis biasanya bagian posterosuperior dari pars tensa. Khasnya perforasi marginal pada bagian posterosuperior. 0erbentuknya dari epitel kanal aurikula eksterna yang masuk ke ka/um timpani melalui perforasi membran timpani atau kantong retraksi membran timpani pars tensa. Oleh karena tuba tertutup teradi retraksi dari membrane plasida, akibat pada tempat ini teradi deskuamasi epitel yang tidak lepas, akan tetapi bertumpuk di sini. 5ambat laun epitel ini hancur dan menadi kista. Kista ini tambah lama tambah besar dan tumbuh terus kedalam ka/um timpani dan membentuk kolesteatom. )ni dinamakan “primary acquired cholesteatom” atau genuines cholesteatom>. ula-mula belum timbul peradangan, lambat laun dapat teradi peradangan. Primary dan secondary acquired cholesteatom ini dinamakan uga ?pseudo cholesteatoma, oleh karena ada pula congenital kolesteatom. )ni uga merupakan suatu lubang dalam tenggorok terutama pada os temporal. 1alam lubang ini terdapat lamel konsentris terdiri dari epitel yang dapat uga menekan tulang sekitarnya. 8eda kongenital kolesteatom, ini tidak berhubungan dengan telinga dan tidak akan menimbulkan infeksi. 8entuk perforasi membran timpani akibat O'K antara lain6 #. erforasi sentral
5okasi pada pars tensa, bisa antero-inferior, postero-inferior dan posterosuperior, kadang-kadang sub total. !. erforasi marginal 0erdapat pada pinggir membran timpani dengan adanya erosi dari anulus fibrosus. erforasi marginal yang sangat besar digambarkan sebagai perforasi total. erforasi pada pinggir postero-superior berhubungan dengan kolesteatom $. erforasi atik 0eradi pada pars flasida, berhubungan dengan primary ac@uired cholesteatoma (8allenger , #22%. E. TANDA DAN GEALA
#. T!"#$%& '!(( (otorrhoe) 'ekret bersifat purulen (kental, putih% atau mukoid (seperti air dan encer% tergantung stadium peradangan. 'ekret yang mukus dihasilkan oleh akti/itas kelenar sekretorik telinga tengah dan mastoid. ada O'K tipe inak, cairan yang keluar mukopus yang tidak berbau busuk yang sering kali sebagai reaksi iritasi mukosa telinga tengah oleh perforasi membran timpani dan infeksi. Keluarnya sekret biasanya hilang timbul. eningkatnya umlah sekret dapat disebabkan infeksi saluran nafas atas atau kontaminasi dari liang telinga luar setelah mandi atau berenang. ada O'K stadium inaktif tidak diumpai adannya sekret telinga. 'ekret yang sangat bau, berwarna kuning abu-abu kotor memberi kesan kolesteatoma dan produk degenerasinya. 1apat terlihat keping-keping kecil, berwarna putih, mengkilap. ada O'K tipe ganas unsur mukoid dan sekret telinga tengah berkurang atau hilang karena rusaknya lapisan mukosa secara luas. 'ekret yang bercampur darah berhubungan dengan adanya aringan granulasi dan polip telinga dan merupakan tanda adanya kolesteatom yang mendasarinya. 'uatu sekret yang encer berair tanpa nyeri mengarah kemungkinan tuberkulosis. !. G&$%%)&$ *!$+!$%&(&$ )ni tergantung dari deraat kerusakan tulang-tulang pendengaran. 8iasanya di umpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran. 7angguan pendengaran mungkin ringan sekalipun proses patologi sangat hebat, karena daerah yang sakit ataupun kolesteatom, dapat menghambat bunyi dengan efektif ke fenestra o/alis. 8ila tidak diumpai kolesteatom, tuli konduktif kurang dari !" db ini ditandai bahwa rantai tulang pendengaran masih baik. Kerusakan dan fiksasi dari rantai tulang pendengaran menghasilkan penurunan pendengaran lebih dari $" db. 8eratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas sistem
pengantaran suara ke telinga tengah. ada O'K tipe maligna biasanya didapat tuli konduktif berat karena putusnya rantai tulang pendengaran, tetapi sering kali uga kolesteatom bertindak sebagai penghantar suara sehingga ambang pendengaran yang didapat harus diinterpretasikan secara hati-hati. enurunan fungsi kohlea biasanya teradi perlahan-lahan dengan berulangnya infeksi karena penetrasi toksin melalui endela bulat (foramen rotundum% atau fistel labirin tanpa teradinya labirinitis supuratif. 8ila teradinya labirinitis supuratif akan teradi tuli saraf berat, hantaran tulang dapat menggambarkan sisa fungsi kokhlea. $. O,&"%#& -$!(# ,!"#$%&/ yeri tidak laBim dikeluhkan penderita O'K, dan bila ada merupakan suatu tanda yang serius. ada O'K keluhan nyeri dapat karena terbendungnya drainase pus. yeri dapat berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret, terpaparnya durameter atau dinding sinus lateralis, atau ancaman pembentukan abses otak. yeri telinga mungkin ada tetapi mungkin oleh adanya otitis eksterna sekunder. yeri
merupakan
tanda
berkembang komplikasi O'K seperti
etrositis,
subperiosteal abses atau trombosis sinus lateralis. +. !(,#% Certigo pada penderita O'K merupakan geala yang serius lainnya. Keluhan /ertigo seringkali merupakan tanda telah teradinya fistel labirin akibat erosi dinding labirin oleh kolesteatom. Certigo yang timbul biasanya akibat perubahan tekanan udara yang mendadak atau pada panderita yang sensitif keluhan /ertigo dapat teradi hanya karena perforasi besar membran timpani yang akan menyebabkan labirin lebih mudah terangsang oleh perbedaan suhu. enyebaran infeksi ke dalam labirin uga akan meyebabkan keluhan /ertigo. Certigo uga bisa teradi akibat komplikasi serebelum.
F. PATOFISIOLOGI atofisiologi dari O'K masih belum diketahui secara pasti, tetapi dalam hal
ini diduga merupakan stadium kronis dari otitis media akut (OA% dengan perforasi yang sudah terbentuk diikuti dengan keluarnya sekret yang terus menerus. erforasi sekunder pada OA dapat teradi kronis tanpa keadian infeksi pada telinga tengah. Otitis media sering diawali dengan penyumbatan pada saluran eustasius yang teradi akibat infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah. enyumbatan ini uga dapat diakibatkan oleh tumor.
'aat bakteri melalui saluran ustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran tersebut sehingga teradi pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran, dan datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri. 'el-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka sendiri. 'ebagai hasilnya terbentuklah nanah dan menyumbat saluran eustasius. 'elain itu pembengkakan aringan sekitar saluran ustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di belakang gendang telinga. ika lendir bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran yang dialami umumnya sekitar !+ desibel (bisikan halus%. amun cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan gangguan pendengaran hingga +9 desibel (kisaran pembicaraan normal%. 'elain itu telinga uga akan terasa nyeri. 1an yang paling berat, cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya dapat merobek gendang telinga karena tekanannya.
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK #. Otoscope untuk melakukan auskultasi pada bagian telinga luar !. 0impanogram untuk mengukur kesesuaian dan kekakuan membran timpani $. Kultur dan ui sensitifitas D dilakukan bila dilakukan timpanosentesis (Aspirasi arum
dari telinga tengah melalui membrane timpani%. +. Otoskopi pneumatik (pemeriksaan telinga dengan otoskop untuk melihat gendang telinga yang dilengkapi dengan udara kecil%. =ntuk menilai respon gendang telinga terhadap perubahan tekanan udara H. KOMPLIKASI Otitis media supuratif mempunyai potensi untuk menadi serius karena
komplikasinya yang sangat mengancam kesehatan dan dapat menyebabkan kematian. 0endensi otitis media mendapat komplikasi tergantung pada kelainan patologik yang menyebabkan otorea. 8iasanya komplikasi didapatkan pada pasien O'K tipe maligna, tetapi suatu otitis media akut atau suatu eksaserbasi akut oleh kuman yang /irulen pada O'K tipe benigna pun dapat menyebabkan komplikasi. Komplikasi intra kranial yang serius lebih sering terlihat pada eksaserbasi akut dari O'K berhubungan dengan kolesteatom. Adam dkk mengemukakan klasifikasi sebagai berikut6 #. Komplikasi di telinga tengah yaitu perforasi persisten, erosi tulang pendengaran dan paralisis ner/us fasial. !. Komplikasi telinga dalam yaitu fistel labirin, labirinitis supuratif dan tuli saraf (sensorineural%. $. Komplikasi ekstradural yaitu abses ekstradural, trombosis sinus lateralis dan petrositis. +. Komplikasi ke susunan saraf pusat yaitu meningitis, abses otak dan hidrosefalus otitis. I. PENATALAKSANAAN P!$&$%&$&$ "&" meliputi pembersihan hati E hati telinga menggunakan
mikroskop dan alat penghisap. emberian tetes antibiotika atau pemberian bubuk antibiotika sering membantu bila da cairan purulen. Antibiotika sistemik biasanya tidak diresepkan kecuali pada kasus infeksi akut. T#3*&$*"&,#. 0uuan timpanoplasti adalah mengembalikan fungsi telinga tengah, menutup lubang perforasi telinga tengah, mencegah infeksi berulang, dan memperbaiki pendengaran.timpanoplasti dilakukan melalui kanalis auditorius eksternus, baik secara transkanal atau melalui insisi post aurikuler. embedahan biasanya dilakukan pada pasien rawat alan dengan anastesi yang umum.
M&,#+!,3#. 0uuan pembedahan mastoid adalah untuk mengangkat
kolesteatoma, mencapai struktur yang sakit, dan menciptakan telingan yang aman, kering dan sehat. astoidektomi biasanya dilakukan melalui insisi post aurikuler, dan infeksi dihilangkan dengan mengambil secara sempurna sel udara mastoid. astoidektomi ke dua mungkin diperlukan 4 bula setelah yang pertama untuk mengecek kekambuhan kolesteatoma
II.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN A. PENGKAIAN
1ata yang muncul saat pengkaian6 #. 'akit telingaFnyeri !. enurunanFtak ada ketaaman pendengaran pada satu atau kedua telinga $. 0initus +. erasaan penuh pada telinga 9. 'uara bergema dari suara sendiri 4. Certigo, pusing. . 0anda-tanda /ital (suhu bisa sampai +"o G%, demam ;. Kemampuan membaca bibir atau memakai bahasa isyarat 2. 0oleransi terhadap bunyi-bunyian keras #". Gairan telingaD hitam, kemerahan, ernih, kuning ##. Adanya riwayat infeksi saluran pernafasan atas, infeksi telinga sebelumnya. B. DIAGNOSA P(!*: #. erubahan sensori-persepsi6 pendengaran bFd gangguan penghantar bunyi pada
organ. !. yeri kronis bFd agen cedera biologis. $. Hipertermi bFd infeksi pada telinga tengah dan tuba eutachius ditandai dengan suhu tubuh meningkat. +. 7angguan citra diri b.d adanya penyakit kronis (keluarnya nanah dan paralisis ner/us facialis%. 9. Anietas bFd tindakan penanganan dan rencana oprasi. 4. Kurang pengetahuan bFd kurang terpaan terhadap informasi. P,*: #. yeri akut bFd agen cedera fisik akibat insisi pembedahan. !. Iisiko infeksi bFd pertahanan primer tidak adekuat. C. TINDAKAN KEPERAWATAN P(!*: #. 7angguan persepsi sensori6 pendengaran b.d gangguan penghantar bunyi pada
organ. 0uuan dan Kriteria Hasil6 'etelah diberikan asuhan keperawatan selama ... !+ am diharapkan gangguan komunikasi berkurang atau hilang dengan KH6 a. dapat mendengarkan dengan elas saat dilakukan tes pendengaran b. tidak mengalami kesulitan dalam berkomunikasi c. mengatakan telinganya tidak berdenging lagi d. dapat menerima pesan melalui metode pilihan misalnya komunikasi tulisan, bahasa lambang.
e. dapat berbicara dengan elas dan mendengar dengan baik. f. akan memakai alat bantu dengar (ika sesuai%
!.
)0IC') andang pasien ika sedang berbicara.
IA')OA5 enunukkan perhatian serta
y
8erbicara elas dan tegas pada pasien
penghargaan. empermudah pasien untuk menerima
tanpa perlu berteriak. 7unakan tanda-tanda non /erbal (mis.
stimulus. embantu pasien untuk
r
kspresi waah, menunuk, atau
mempersepsikan informasi.
e
i
menggerakkan tubuh% dan bentuk komunikasi lainnya. )ntruksikan kepada keluarga atau orang
0ehnik komunikasi efektif dapat
terdekat pasien tentang bagaimana
membantu keluarga dan pasien
teknik komunikasi yang efektif.
berkomunikasi.
Kolaborasi dalam penggunaan alat
Alat pendengaran dapat membantu
bantu pendengaran, bila pasien
pasien untuk mendengar.
menginginkan kronis b.d inflamasi pada aringan telinga tengah 0uuan dan Kriteria Hasil 6 'etelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... !+ am diharapkan nyeri p terkontrol atau hilang dengan KH6 a. tidak mengeluh nyeri pada telinga b. tidak meringis c. 00C normal (<4" - #""FmntD 0<#!"F;"mmHgD '<$4,+ "-$,9"GD II<#4d. e. f. g.
!"Fmnt% dapat berkonsentrasi dengan baik 'kala nyeri #-" terlihat rileks ada saat palpasi pada area mastoid tidak terasa nyeri, daun telinga ditarik
tidak nyeri. h. ada saat inspeksi dengan otoscope terlihat membrana thympani normal. )0IC') Kai keluhan nyeri dengan JI'0.
8erikan posisi yang nyaman pada pasien
IA')OA5 emberikan informasi untuk membantu dalam menentukan pilihan atau keefektifan inter/ensi 1apat mengurangi rasa nyeri pasien.
0ingkatkan periode tidur tanpa gangguan
1apat mengurangi rasa nyeri pasien
Aarkan pasien distraksi Kolaborasi6
eningkatkan relaksasi dan mengurangi nyeri 1iberikan untuk menghilangkan nyeri dan
teknik
relaksasi
dan
8erikan obat sesuai indikasi (Analgetik%
memberiakn relaksasi mental dan fisik.
$. Hipertermi b.d infeksi pada telinga tengah dan tuba eutachius 0uuan dan Kriteria Hasil6 'etelah diberikan asuhan keperawatan selama (......% diharapkan suhu tubuh pasien turun atau kembali normal dengan KH6 a. 'uhu p normal $4,9"-$,9"G b. Akral teraba hangat c. terlihat rileks d. adi normal (4" - #""Fmnt% )0IC') antau suhu pasien (deraat dan pola%, perhatikan menggigilFdiaphoresis antau 'uhu lingkungan, batasiFtambahkan linen tempat tidur, sesuai indikasi
IA')OA5 'uhu $;,2 -+#,#" menunukkan proses penyakit infeksi akut 'uhu ruangan atau umlah selimut harus diubah untuk mempertahankan suhu mendekati normal
8erikan kompres hangat pada bagian telinga luar, hindari penggunaan alcohol Kolaborasikan dengan dokter atau tenaga kesehatan lain utk pemberian paracetamol (penurun panas% sesuai indikasi
1apat membantu mengurangi demam
"
emberian paracetamol dapat menurunkan suhu tubuh klien
+. 7angguan citra diri b.d adanya penyakit kronis (keluarnya nanah dan paralisis ner/us facialis%. 0uuan dan Kriteria Hasil6 setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... !+ am
diharapkan
diharapkan
pasien
bisa
beradaptasi
terhadap
perubahan
tubuhnya.dengan KH6 a. asien dapat menerima kenyataan situasi dirinya b. asien mampu memasukan perubahan dalam konsep diri tanpa harga diri negatif )0IC') 1iskusikan arti perubahan dengan pasien, identifikasi persepsi situasiFharapan yang akan datang. Gatat bahasa tubuh non /erbal, peilaku negatif. Kai pengerusakan diri.
IA')OA5 Alat dalam mengidentifikasi masalah untuk memfokuskan perhatian dan inter/ensi secara konstruktif. 1apat menunukan depresi atau keputusasaan, kebutuhan untuk pengkaian lanut. Gatat reaksi emosi, contoh6 kehilangan, asien dapat mengalami depresi cepat atau depresi, marah. reaksi syok dan menyangkal. ertahankan tindakan tenang dan 1apat membantu menghilangkan takut meyakinkan. pasien akan kematian.
9. Ansietas bFd tindakan penanganan dan rencana oprasi. 0uuan dan Kriteria Hasil6 setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... !+ am diharapkan kecemasan p hilang atau terkontrol dengan KH6 a. asien dapat menerima secara nyata kondisi penyakit dengan positif. b. asien menunukkan rileks dan melaporkan penurunan ansietas sampai tingkat ditangani. c. engatakan perasaan dan cara yang sehat untuk menghadapi masalah. d. enunukkan keterampilan pemecahan masalah dan penggunaan sumber secara efektif. )0I') #. /aluasi tingkat ansietas, catat respon /erbal dan non /erbal pasien. 1orong ekspresi bebas akan emosi.
#.
!. elaskan prosedur atau asuhan yang !. diberikan. =langi penelasan dengan sering atas sesuai kebutuhan. $. 1orong menyatakan perasaan. 8erikan $. umpan balik. +. 0unukkan indikator positif pengobatan, contoh perbaikan nilai laboratorium, 01 stabil, berkurangnya kelelahan.
+.
IA')OA5 Ketakutan dapat teradi karena nyeri hebat, meningkatkan perasaan sakit, penting dalam prosedur diagnostik dan kemungkinan pembedahan. Iasa takut akan ketidaktahuan diperkecil dengan informasi atau pengetahuan dan dapat meningkatkan penerimaan dialisis. embuat hubungan terapeutik. embantu pasienF orang terdekat dalam mengidentifikasi masalah yang menyebabkan stress. eningkatkan perasaan berhasil atau mau
9. 8erikan lingkungan yang tenang pada pasien. 4. 8antu pasien belaar mekanisme koping baru, misal 6 tehnik mengatasi stress, keterampilan organisasi.
9. emindahkan pasien stress dari luar, meningkatkan relaksasi, membantu menurunkan ansietas. 4. 8elaar cara baru untuk mengatasi masalah dapat membantu dalam menurunkan stress dan ansietas, meningkatkan kontrol penyakit.
4. Kurang pengetahuan bFd kurang terpaan terhadap informasi 0uuan dan Kriteria Hasil6 setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... !+ am diharapkan kebutuhan informasi p dapat terpenuhi dengan KH6 a. tidak terlihat kebingungan b. tahu tentang penyakit dan penatalaksanaan penyakitnya c. kooperatif )0IC') Kai tingkat pengetahuan p tentang penyakit dan prosedur tindakan. Gari sumber untuk meningkatkan penerimaan informasi, spt keluarga. elaskan tentang terapi yang akan diberikan seperti miringotomi dan uga pepengobatan. 8erikan informasi pada p dan keluarga untuk menalani perawatan rumah meliputi pencegahan. 8erikan moti/asi dan dukungan moral
IA')OA5 =ntuk lebih terarah dalam memberikan pendidikan yang sesuai dengan tingkat kemampuan. Keluarga perlu dilibatkan untuk menurunkan resiko misinterpretasi thd informasi yg diberikan. emberikan p pengetahuan tentang penatalaksanaan penyakitnya sehingga dapat kooperatif dalam tindakan penanganan. enurunkan resiko komplikasi
=ntuk meningkatkan keinginan p untuk melaksanakan prosedur tindakan dan meningkatkan keyakinan p untuk sembuh.
P,*: #. yeri akut bFd agen cedera fisik akibat insisi pembedahan. 0uuan 1an Kriteria Hasil6 'etelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... !+
am diharapkan nyeri p hilang atau terkontrol dengan KH6 a. tidak mengeluh nyeri pada telinga b. tidak meringis c. 00C normal (<4" - #""FmntD 0<#!"F;"mmHgD '<$4,+ "-$,9"GD II<#4!"Fmnt% d. dapat berkonsentrasi dengan baik e. 'kala nyeri #-" f. terlihat rileks )0IC') IA')OA5 #. 8eri posisi tidur yang menyenangkan #. 1apat menurunkan intensitas nyeri . pasien. !. 7anti balutan setiap pagi sesuai tehnik !. elindungi pasien dari kontaminasi silang selama penggantian balutan. aseptic 8alutan basah bertindak sebagai penyerap kontaminasi eksternal dan menimbulkan rasa tidak nyaman.
$. Obser/asi apakah ada perdarahan +. Kolaborasi dalam pemberian obat analgetik.
$. erdarahan pada aringan, inflamasi lokal atau teradinya infeksi dapat meningkatkan rasa nyeri. +. engurangi nyeri pasien
!. Iesiko teradinya infeksi pada luka berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat. 0uuan 1an Kriteria Hasil6 'etelah dilakukan asuhan keperawatan selama ... !+ am diharapkan infeksi tidak teradi dengan KH6 a. 0idak terdapat tanda-tanda radang (kalor, rubor, dolor, tumor, fungsiolesa%. b. 5uka mengering. )0IC') #. Obser/asi tanda /ital tiap + am.
#.
!. Obserpasi balutan setiap ! E + am,
!.
periksa terhadap perdarahan dan bau.
$. 7anti balutan dengan teknik aseptic.
+. Kolaborasi dalam pemberian obat antibiotik
$.
+.
IA')OA5 Iespon autonomik meliputi 01, respirasi, nadi yang berhubungan denagan keluhan F penghilang nyeri . Abnormalitas tanda /ital perlu di obser/asi secara lanut. 1eteksi dini teradinya proses infeksi dan F pengawasan penyembuhan luka oprasi yang ada sebelumnya. encegah meluas dan membatasi penyebaran luas infeksi atau kontaminasi silang. Antibiotik dapat mencegah timbulnya infeksi
D. IMPLEMENTASI )mplementasi yang dilakukan sesuai dengan inter/ensi atau tindakan
keperawatan yang telah ditentukan sebelunya. E. EALUASI P(!*: #. 1. #6 a. 7angguan komunikasi berkurang atau hilang. b. dapat mendengarkan dengan elas saat dilakukan tes pendengaran c. tidak mengalami kesulitan dalam berkomunikasi d. mengatakan telinganya tidak berdenging lagi e. dapat menerima pesan melalui metode pilihan misalnya komunikasi
tulisan, bahasa lambang. f. dapat berbicara dengan elas dan mendengar dengan baik. g. akan memakai alat bantu dengar (ika sesuai% !. 1. !6 a. yeri p terkontrol atau hilang. b. tidak mengeluh nyeri pada telinga c. tidak meringis
d. 00C normal (<4" - #""FmntD 0<#!"F;"mmHgD '<$4,+ "-$,9"GD II<#4e. f. g. h. i. $. 1. $6 a. b. c. d. +. 1. +6 a.
!"Fmnt% dapat berkonsentrasi dengan baik 'kala nyeri #-" terlihat rileks ada saat palpasi pada area mastoid tidak terasa nyeri, daun telinga ditarik tidak nyeri. ada saat inspeksi dengan otoscope terlihat membrana thympani normal. 'uhu p normal $4,9"-$,9"G Akral teraba hangat terlihat rileks adi normal (4" - #""Fmnt% asien bisa beradaptasi terhadap perubahan tubuhnya.
b. asien dapat menerima kenyataan situasi dirinya c. asien mampu memasukan perubahan dalam konsep diri tanpa harga diri negatif 9. 1. 96 a. Kecemasan p hilang atau terkontrol. b. asien dapat menerima secara nyata kondisi penyakit dengan positif. c. asien menunukkan rileks dan melaporkan penurunan ansietas sampai tingkat ditangani. d. engatakan perasaan dan cara yang sehat untuk menghadapi masalah. e. enunukkan keterampilan pemecahan masalah dan penggunaan sumber secara efektif. 4. 1. 46 a. b. c. d.
Kebutuhan informasi p dapat terpenuhi. tidak terlihat kebingungan tahu tentang penyakit dan penatalaksanaan penyakitnya kooperatif
P,*: #. 1. #6 a. b. c. d.
yeri p terkontrol atau hilang. tidak mengeluh nyeri pada telinga tidak meringis 00C normal (<4" - #""FmntD 0<#!"F;"mmHgD '<$4,+ "-$,9"GD II<#4-
!"Fmnt% e. dapat berkonsentrasi dengan baik f. 'kala nyeri #-" g. terlihat rileks !. 1, !6 a. )nfeksi tidak teradi. b. 0idak terdapat tanda-tanda radang (kalor, rubor, dolor, tumor, fungsiolesa%.
c. 5uka mengering.
DAFTAR PUSTAKA
1oenges, .., arry, *.. and Alice, G.7., !""". Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman
Untuk
Perencanaan
an
Pendokumentasian
Perawatan
Pasien .
akarta6 7G fiaty, urbaiti, enny, Iatna. !"". !uku A"ar #lm Kesehatan $elinga %idung $enggorokan& Kepala dan 'eher (d) * . akarta6 *K=) *ung, K. !""+. +titis ,edia -ronik . http6FFwww.medline.com Kusuma, Hardi & Amin Huda urarif. !"#$. Aplikasi Asuhan Keperawatan .erdasarkan iagnosa ,edis / 0anda 0#- 0+- . akarta6 ediaction ublishing
anda, 0ursing iagnoses 1 efinition and -lassification !"#$-!"#+ 'metlBer, 'uBanne G. !""#. Keperawatan edikal 8edah, /ol. $ d ;. akarta6 7G