Laporan Pendahuluan Otitis Media Supuratif Kronik
BAB I KONSEP DASAR MEDIS
A. Anatomi Anatomi dan fsiolog fsiologii telinga telinga
Indera pendengaran merupakan bagian dari organ sensori khusus yang mampu mampu mendet mendeteks eksii sebagai sebagai stimul stimulus us bunyi. bunyi. Indera Indera pendeng pendengara aran n sangat sangat penting dalam percakapan dan komunikasi sehari-hari. Organ yang berperan dalam indera pendengaran adalah telinga. 1. Telinga inga Luar Luar Telin Telinga ga luar luar terdir terdirii dari dari daun telinga telinga (pinna / aurikula) aurikula) dan saluran telinga luar (meatus auditorius eksternus). Daun eksternus). Daun telinga terletak di dua sisi kepala setinggi mata. Tersusun oleh tulang rawan atau kartilago dan otot kecil yang di lapisi oleh kulit sehingga menjadi tinggi keras dan lentur. Daun telinga di persarafi oleh saraf fasialis. ungsi dari daun telinga adalah
Musrivah, S. Kep (7090011609!
Laporan Pendahuluan Otitis Media Supuratif Kronik
mengumpulkan gelombang suara untuk di teruskan kesaluran telinga luar yang selanjutnya ke gendang telinga. !alura !aluran n teling telingaa luar luar merupak merupakan an lintas lintasan an yang yang sempit sempit"" panjang panjangnya nya sekitar #"$ cm dari dauun telinga ke membran timpani. !aluran ini tidak beraturan dan di lapisi oleh kulit yang mengandung kelenjar khusus" glandula seruminosa yang menghasilkan serumen. !erumen ini berfungsi untuk melindungi kulit dari bakteri" menangkap benda asing yang masuk ke teling telinga. a. !erume !erumen n juga juga dapat dapat menggan mengganggu ggu pendenga pendengaran ran jika jika terlal terlalu u banyak. %atas telinga luar dengan telinga tengah adalah membran timpani atau gendang telinga. &embran timpani berbentuk kerucut dengan diameter sekitar 1 cm. Tersusun atas tiga lapisan" yaitu bagian luar adalah lapisan epitel" bagian tengah tengah lapisa lapisan n fibros fibrosaa dan lapisa lapisan n dalam dalam adalah adalah mukosa mukosa.. ungsi ungsi dari dari membr embran an
timpa impani ni
adal adalah ah
meli elindun ndungi gi
orga organ n
telin elinga ga
teng tengah ah
dan dan
mengha menghantar ntarkan kan fibri fibrilas lasii suara suara dari dari teling telingaa luar luar ke tulang tulang pendeng pendengara aran n (osi (osikel kel). ). 'ekuata 'ekuatan n getara getaran n suara suara mempeng mempengaru aruhi hi tegang tegangan" an" ukuran ukuran"" dan ketebalan membran timpani. #. Teling lingaa Te Tengah ngah Telingga Telingga tengah tengah merupakan rongga yang berisi berisi udara dalam bagian petrosus tulang temporal. (ongga tersebut di lalui oleh tiga tulang kecil yaitu meleus, inkus, dan stapes yang membentang membentang dari membran membran timpani timpani keforamen o)ale. !esuai dengan namanya tulang meleus bentuknya seperti palu dan menempel pada membran timpani. Tulang inkus mehubungkan meleus dengan stapes dan tulang stapes melekat pada jendela o)al di pintu masuk telinga telinga dalam. Tulang Tulang stapes di sokong oleh otot stapedius stapedius yang berperan menstabilkan hubungan antara stapes dengan jendela o)al dan mengatur hantaran suara. *ika telinga menerima suara yang keras" maka otot stapedius akan berkontraksi sehingga rangkaian tulang akan kaku " sehingga hanya sedikit suara yang di hantarkan. ungsi dari tulang-tulang pendengaran adalah mengarahkan getaran dari membran timpani ke
Musrivah, S. Kep (7090011609!
Laporan Pendahuluan Otitis Media Supuratif Kronik
fenesta vestibuli yang merupakan pemisah antara telinga tengah dengan telinga dalam. (ongga telinga tengah berhubungan dengan tuba eustachius yang menghubungkan telinga tengah dengan faring. ungsi tuba eustachius adalah untuk keseimbangan tekana antara sisi timpani dengan cara membuka atau menutup. +ada keadaan biasa tuba menutup" tetapi dapat membuka pada saat menguap" menelan atau mengunyah. ,. Telinga Dalam atau Labirin. Telinga dalam atau labirin mengandung organ-organ yang sensitif untuk pendengaran" keseimbangan dan saraf kranial ke delapan. Telinga dalam berisi cairan dan berada pada petrosa tulang temporal. Telinga dalam tersusun atas dua bagian yaitu labirin tulangg dan labiriin membranosa. a Labirin Tulang Labirin tulang merupakan ruang berisikan cairan menyerupai cairan serebrospinalis yang di sebut cairn perilimf. Labirin tulang tersusun atas vestibula, kanalis semisirkularis dan koklea. estibula menghubungkan koklea dengan kanalis semisirkularis. !aluran semisirkularis merupakan tiga saluran yang berisi cairan yang berfungsi menjaga keseimbangan pada saat kepala di gerakkan. /airan tersebut bergerak di salah satu saluran sesuai arah gerakan kepala. !aluran ini mengandung sel-sel rambut yang memberikan respon terhadap gerakan cairan untuk disampaikan pesan ke otak sehingga terjadi proses keseimbangan. 'oklea berbentuk seperti rumah siput" didalamnya terdapat duktus koklearis yang berisi cairan endolimf dan banyak reseptor pendengaran. 'oklea bagian labirin di bagi atas tiga ruangan 0skala yaitu bagian atas disebut skala vestibuli" bagian tengah disebut skala media" dan pada bagian dasar disebut skala timpani. ntara skala )estibuli dengan skala media dipisahkan oleh membran reisier dan antara skala media dengan skala timpani dipisahkan oleh membran basiler. b Labirin &embranosa.
Musrivah, S. Kep (7090011609!
Laporan Pendahuluan Otitis Media Supuratif Kronik
Labirin mengandung
membranosa cairan
terendam
endolimf.
dalam
'edua
cairan
cairan
perilimf
tersebut
dan
terdapat
keseimbangan yang tepat dalam telinga dalam sehingga pengaturan keseimbangan tetap terjaga. Labirin membranosa tersusun atas utrikulus" sakulus" dan kanalis semisirkularis" duktus koklearis" dan organ korti. 2trikulus terhubung dengan duktus semisirkularis" sedangkan sakulus terhubung dengan duktus koklearis dalam koklea. Organ korti terletak pada membrane basiler" tersusun atas sel-sel rambut yang merupakan reseptor pendengaran. da dua tipe sel rambut yaitu sel rambut baris tunggal interna dan tiga baris sel rambut eksterna. +ada bagian samping dan dasar sel rambut bersinap dengan jaringan ujung saraf koklearis. 3. &ekanisme +endengaran 4 5elombang suara dari luar dikumpulkan oleh daun telinga 0pinna" masuk ke saluran eksterna pendengaran 0meatus dan kanalis auditorius eksterna yang selanjutnya masuk ke membrane timpani. danya gelombang suara yang masuk ke membrane timpani menyebabkan membrane timpani bergetar dan bergerak maju mundur. 5erakan ini juga mengakibatkan tulang-tulang pendengaran seperti meleus" inkus" dan stapes ikut bergerak dan selanjutnya stapes menggerakkan foramen o)ale serta menggerakkan cairan perilimf pada skala )estibule. 5etaran selanjutnya melalui membrane reisner yang mendorong endolimf dan membrane basiler ke arah bawah dan selanjutnya menggerak perilimf pada skala timpani. +ergerakan cairan dalam skala timpani menimbulkan potensial aksi pada sel rambut yang selanjuttnya diubah menjadi inpuls listrik. Inpuls listrik selanjutnya dihantarkan ke nukleus koklearis" thalamus kemudian korteks pendengaran untuk diasosiasikan. 0Tarwoto" #667 4 #,3#$,. B. Definisi
Musrivah, S. Kep (7090011609!
Laporan Pendahuluan Otitis Media Supuratif Kronik
Otitis &edia !upuratif 'ronik 0O&!' ialah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan keluarnya sekret dari telinga tengah secara terus menerus atau hilang timbul. !ekret mungkin encer atau kental" bening" atau berupa nanah. %iasanya disertai gangguan pendengaran. 0rif &ansjoer" #661 4 8#. *adi" menurut saya Otitis &edia !upuratif 'ronik 0O&!' atau yang biasa disebut dengan istilah sehari-hari congek. Dalam perjalanannya penyakit ini dapat berasal dari O& stadium perforasi yang berlanjut" sekret tetap keluar dari telinga tengah dalam bentuk encer" bening ataupun mukopurulen. +roses hilang timbul atau terus menerus lebih dari # minggu berturut-turut. Tetap terjadi perforasi pada membran timpani. +erforasi yaitu membran timpani tidak intake 9 terdapat lubang pada membran timpani itu sendiri. C. Etiologi. !ebagian besar Otitis &edia !upuratif 'ronik 0O&!' merupakan
kelanjutan dari Otitis &edia kut 0O& yang prosesnya sudah berjalan lebih dari # bulan. %eberapa faktor penyebab adalah terapi yang terlambat" terapi tidak adekuat" )irulensi kuman tinggi" dan daya tahan tubuh rendah. %ila kurang dari # bulan disebut subakut. !ebagian kecil disebabkan oleh perforasi membran timpani terjadi akibat trauma telinga tengah. 'uman penyebab biasanya kuman gram positif aerob" pada infeksi yang sudah berlangsung lama sering juga terdapat kuman gram negatif dan kuman anaerob. 0rif &ansjoer" #661 4 8#. 'uman penyebab O&!' antara lain kuman !taphylococcus aureus 0#:;" +seudomonas aeruginosa
017",;" !treptococcus epidermidimis
016",;" gram positif lain 018"1; dan kuman gram negatif lain 0<"8;. %iasanya pasien mendapat infeksi telinga ini setelah menderita saluran napas atas misalnya influen=a atau sakit tenggorokan. &elalui saluran yang menghubungkan antara hidup dan telinga 0tuba uditorius" infeksi di saluran
Musrivah, S. Kep (7090011609!
Laporan Pendahuluan Otitis Media Supuratif Kronik
napas atas yang tidak diobati dengan baik dapat menjalar sampai mengenai telinga. D. Patofisiologi. O&!' dibagi dalam # jenis" yaitu benigna atau tipe mukosa" dan maligna
atau tipe tulang. %erdasarkan sekret yang keluar dari ka)um timpani secara aktif juga dikenal tipe aktif dan tipe tenang. 0rif &ansjoer" #661 4 8#. +ada O&!' benigna" peradangan terbatas pada mukosa saja" tidak mengenai tulang. +erforasi terletak di sentral. *arang menimbulkan komplikasi berbahaya dan tidak terdapat kolesteatom. 0rif &ansjoer" #661 4 8#. O&!' tipe maligna disertai dengan kolesteatom. +erforasi terletak marginal" subtotal" atau di atik. !ering menimbulkan komplikasi yang berbahaya atau fatal. 0rif &ansjoer" #661 4 8#. 'olesteotoma yaitu suatu k ista epiterial yang berisi deskuamasi epitel 0keratin. Deskuamasi terbentuk terus" lalu menumpuk. !ehingga kolesteotoma bertambah besar E. Tanda dan gejala +asien mengeluh otore" )ertigo" tinitus" rasa penuh ditelinga atau
gangguan pendengaran. 0rif &ansjoer" #661 4 8#. >yeri telinga atau tidak nyaman biasanya ringan dan seperti merasakan adanya tekanan ditelinga. 5ejala-gejala tersebut dapat terjadi secara terus menerus atau intermiten dan dapat terjadi pada salah satu atau pada kedua telinga. 0www.health central.com" #663.
1. Telinga berair 0otorrhoe !ekret bersifat purulen 0 kental" putih atau mukoid 0 seperti air dan encer tergantung stadium peradangan. !ekret yang mukus dihasilkan oleh akti)itas kelenjar sekretorik telinga tengah dan mastoid. +ada O&!' tipe jinak" cairan yang keluar mukopus yang tidak berbau busuk yang sering kali sebagai reaksi iritasi mukosa telinga tengah oleh perforasi membran timpani dan infeksi. 'eluarnya sekretbiasanya hilang timbul. &eningkatnya jumlah
Musrivah, S. Kep (7090011609!
Laporan Pendahuluan Otitis Media Supuratif Kronik
sekret dapat disebabkan infeksi saluran nafas atas atau kontaminasi dari liang telinga luar setelah mandi atau berenang. +ada O&!' stadium inaktif tidak dijumpai adanya sekret telinga. !ekret yang sangat bau" berwarna kuning
abu-abu
degenerasinya.
kotor
memberi
Dapat terlihat
kesan
kolesteatoma
keping-keping
kecil"
dan
berwarna
produk putih"
mengkilap. +ada O&!' tipe ganas unsur mukoid dan sekret telinga tengah berkurang atau hilang karena rusaknya lapisan mukosa secara luas. !ekret yang bercampur darah berhubungan dengan adanya jaringan granulasi dan polip telinga dan merupakan tanda adanya kolesteatom yang mendasarinya. !uatu sekret yang encer berair tanpa nyeri mengarah kemungkinan tuberkulosis. #. 5angguan pendengaran Ini tergantung dari derajat kerusakan tulang-tulang pendengaran. %iasanyadijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran. 5angguan pendengaran mungkin ringan sekalipun proses patologi sangat hebat" karena daerah yang sakit ataupun kolesteatom" dapat menghambat bunyi dengan efektif ke fenestra o)alis. %ila tidak dijumpai kolesteatom" tuli konduktif kurang dari #6 db ini ditandai bahwa rantai tulang pendengaran masih baik. 'erusakan dan fiksasi dari rantai tulang pendengaran menghasilkan penurunan pendengaran lebih dari ,6 db. %eratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga tengah. +ada O&!' tipe maligna biasanya didapat tuli konduktif berat karena putusnya rantai tulang pendengaran" tetapi sering kali juga kolesteatom bertindak sebagai penghantar suara sehingga ambang pendengaran yang didapat harus diinterpretasikan secara hati-hati. +enurunan fungsi kohlea biasanya terjadi perlahan-lahan dengan berulangnya infeksi karena penetrasi toksin melalui jendela bulat 0foramen rotundum atau fistel labirin tanpa terjadinya
Musrivah, S. Kep (7090011609!
Laporan Pendahuluan Otitis Media Supuratif Kronik
labirinitis supuratif. %ila terjadinya labirinitis supuratif akan terjadi tuli saraf berat" hantaran tulang dapat menggambarkan sisa fungsi kohlea. ,. Otalgia 0 nyeri telinga >yeri tidak la=im dikeluhkan penderita O&!'" dan bila ada merupakan suatu tanda yang serius. +ada O&!' keluhan nyeri dapat karena terbendungnya drainase pus. >yeri dapat berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret" terpaparnya durameter atau dinding sinus lateralis" atau ancaman pembentukan abses otak. >yeri telinga mungkin ada tetapi mungkin oleh adanya otitis eksterna sekunder. >yeri merupakan tanda berkembang komplikasi O&!' seperti +etrositis" subperiosteal abses atau trombosis sinus lateralis. 3. ertigo ertigo pada penderita O&!' merupakan gejala yang serius lainnya. 'eluhan)ertigo seringkali merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin akibat erosi dinding labirin oleh kolesteatom. ertigo yang timbul biasanya akibat perubahan tekanan udara yang mendadak atau pada panderita yang sensitif keluhan )ertigo dapat terjadi hanya karena perforasi besar membran timpani yang akan menyebabkan labirin lebih mudah terangsang oleh perbedaan suhu. +enyebaran infeksi ke dalam labirin juga akan meyebabkan keluhan )ertigo. ertigo juga bisa terjadi akibat komplikasi serebelum. istula merupakan temuan yang serius" karena infeksi kemudian dapat berlanjut dari telinga tengah dan mastoid ke telinga dalam sehingga timbul labirinitis dan dari sana mungkin berlanj ut menjadi meningitis. 2ji fistula perlu dilakukan pada kasus O&!' dengan riwayat )ertigo. 2ji ini memerlukan pemberian tekanan positif dan negatif pada membran timpani" dengan demikian dapat diteruskan melalui rongga telinga tengah. F. Pemeriksaan Diagnostik 2ntuk melengkapi pemeriksaan" dapat dilakukan pemeriksaan klinik
sebagaiberikut 4 1. +emeriksaan udiometri
Musrivah, S. Kep (7090011609!
Laporan Pendahuluan Otitis Media Supuratif Kronik
+ada pemeriksaan audiometri penderita O&!' biasanya didapati tuli konduktif. Tapi dapat pula dijumpai adanya tuli sensotineural" beratnya ketulian tergantung besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas sistim penghantaran suara ditelinga tengah. +aparela" %rady dan ?oel 017<6 melaporkan pada penderita O&!' ditemukan tuli sensorineural yang dihubungkan dengan difusi produk toksin ke dalam skala timpani melalui membran fenstra rotundum" sehingga menyebabkan penurunan ambang hantaran tulang secara temporer9permanen yang pada fase awal terbatas pada lengkung basal kohlea tapi dapat meluas kebagian apek kohlea. 5angguan pendengaran dapat dibagi dalam ketulian ringan" sedang" sedang berat" dan ketulian total" tergantung dari hasil pemeriksaan 0 audiometri atau test berbisik. Derajat ketulian ditentukan dengan membandingkan rata-rata kehilangan intensitas pendengaran pada frekuensi percakapan terhadap skala I!O 17:3 yang eki)alen dengan skala >!I 17:7. Derajat ketulian dan nilai ambang pendengaran menurut I!O 17:3 dan >!I 17:7. Derajat ketulian >ilai ambang pendengaran >ormal 4 -16 d% sampai #: d% Tuli ringan 4 #< d% sampai 36 d% Tuli sedang 4 31 d% sampai $$ d% Tuli sedang berat 4 $: d% sampai <6 d% Tuli berat 4 <1 d% sampai 76 d% Tuli total 4 lebih dari 76 d%. @)aluasi audimetri penting untuk menentukan fungsi konduktif dan fungsi kohlea. Dengan menggunakan audiometri nada murni pada hantaran udara dan tulang serta penilaian tutur" biasanya kerusakan tulang-tulang pendengaran dapat diperkirakan" dan bisa ditentukan manfaat operasi rekonstruksi telinga tengah untuk perbaikan pendengaran. 2ntuk melakukan e)aluasi ini" obser)asi berikut bias membantu 4 1 +erforasi biasa umumnya menyebabkan tuli konduktif tidak lebih dari 1$-#6 d% # 'erusakan rangkaian tulang-tulang pendengaran menyebabkan tuli konduktif,6-$6 d% apabila disertai perforasi Musrivah, S. Kep (7090011609!
Laporan Pendahuluan Otitis Media Supuratif Kronik
, Diskontinuitas rangkaian tulang pendengaran dibelakang membran yang masih utuh menyebabkan tuli konduktif $$-:$ d%. 3 'elemahan diskriminasi tutur yang rendah" tidak peduli bagaimanapun keadaan hantaran tulang" menunjukan kerusakan kohlea parah. +emeriksaan audiologi pada O&!' harus dimulai oleh penilaian pendengarandengan menggunakan garpu tala dan test %arani. udiometri tutur dengan maskingadalah dianjurkan" terutama pada tuli konduktif bilateral dan tuli campur. #. +emeriksaan (adiologi. +emeriksaan radiografi daerah mastoid pada penyakit telinga kronis nilaidiagnostiknya terbatas dibandingkan dengan manfaat otoskopi dan audiometri. +emerikasaan radiologi biasanya mengungkapkan mastoid yang tampak sklerotik" lebih
kecil
dengan pneumatisasi leb
ih sedikit
dibandingkan mastoid yang satunya atau yang normal. @rosi tulang" terutama pada daerah atik memberi kesan kolesteatom. +royeksi radiografi yang sekarang biasa digunakan adalah 4 1 +royeksi !chuller" yang memperlihatkan luasnya pneumatisasi mastoid dariarah lateral dan atas. oto ini berguna untuk pembedahan karena memperlihatkan posisi sinus lateral dan tegmen. +ada keadaan mastoid yang skleritik" gambaran radiografi ini sangat membantu ahli bedah untuk menghindari dura atau sinus lateral. # +royeksi &ayer atau Owen" diambil dari arah dan anterior telinga tengah. kantampak gambaran tulang-tulang pendengaran dan atik sehingga dapat diketahui apakah kerusakan tulang telah mengenai struktur-struktur. , +royeksi !ten)er"
memperlihatkan
gambaran
sepanjang
piramid
petrosusdan yang lebih jelas memperlihatkan kanalis auditorius interna" )estibulum dan kanalis semisirkularis. +royeksi ini menempatkan antrum dalam potongan melintang sehingga dapat menunjukan adanya pembesaran akibatkolesteatom.
Musrivah, S. Kep (7090011609!
Laporan Pendahuluan Otitis Media Supuratif Kronik
3 +royeksi /hause III" memberi gambaran atik secara longitudinal sehingga dapat memperlihatkan kerusakan dini dinding lateral atik. +olitomografi dan atau /T scan dapat menggambarkan kerusakan tulang oleh karena kolesteatom" ada atau tidak tulang-tulang pendengaran dan beberapa kasus terlihat fistula pada kanalis semisirkularis hori=ontal. 'eputusan untuk melakukan operasi jarang berdasarkan hanya dengan hasil A-ray saja. +ada keadaan tertentu seperti bila dijumpai sinus lateralis terletak lebih anterior menunjukan adanya pen yakit mastoid. G. Penatalaksanaan. &enurut rief &ansjoer" dkk. #661 halaman 8# - 8, 4 Terapinya sering
lama dan harus berulang-ulang karena 4 1. danya perforasi membran timpani yang permanen #. Terdapat sumber infeksi di faring" nasofaring" hidung" dan sinus paranasal" ,. Telah terbentuk jaringan patologik yang ire)ersibel dalam rongga mastoid 3. 5i=i dan kebersihan yang kurang. +rinsip terapi O&!' tipe benigna ialah konser)atif atau dengan medikamentosa. %ila sekret yang keluar terus menerus" maka diberikan obat pencuci telinga" berupa larutan ?#O# ,; selama ,-$ hari. !etelah sekret berkurang" maka terapi dilanjutkan dengan memberikan obat tetes telinga yang mengandung antibiotika dan kartikosteroid. %anyak ahli berpendapat bahwa semua obat tetes yang dijual di pasaran saat ini mengandung antibiotika yang bersifat ototoksik. Oleh sebab itu penulis menganjurkan agar obat tetes telinga jangan diberikan secara terus menerus lebih dari 1 atau # minggu atau pada O&!' yang sudah tenang. !ecara oral diberikan antibiotika dari golongan ampisilin" atau eritromisin" 0bila pasien alergi terhadap penisilin" sebelum tes resistensi diterima. +ada infeksi yang dicurigai karena penyebabnya telah resisten terhadap ampisilin dapat diberikan ampisilin asam kla)ulanat. %ila sekret telah kering" tetapi perforasi masih ada setelah diobser)asi selama # bulan" maka idealnya dilakukan miringoplasti atau timpanoplasti. Operasi
ini
bertujuan
untuk
Musrivah, S. Kep (7090011609!
menghentikan
infeksi
secara
permanen"
Laporan Pendahuluan Otitis Media Supuratif Kronik
memperbaiki membran timpani yang perforasi" mencegah terjadinya komplikasi atau kerusakan pendengaran yang lebih berat" serta memperbaiki pendengaran. %ila terdapat sumber infeksi yang menyebabkan sekret tetap ada" atau terjadinya infeksi berulang" maka sumber infeksi itu harus diobati terlebih dahulu" mungkin juga perlu melakukan pembedahan" misalnya adenoidektomi dan tonsilektomi. +rinsip terapi O&!' tipe maligna ialah pembedahan" yaitu mastoidektomi. *adi" bila terdapat O&!' tipe maligna" maka terapi yang tepat ialah dengan melakukan mastoidektomi dengan atau tanpa timpanopplasti. Terapi konser)atif dengan
medikamentosa
hanyalah merupakan terapi
sementara sebelum dilakukan pembedahan. %ila terdapat abses subperiosteal retroaurikuler" maka insisi abses sebaiknya dilakukan tersendiri sebelum kemudian dilakukan mastoidektomi. Infeksi telinga tengah dan mastoid. (ongga telinga tengah dan rongga mastoid berhubungan langsung melalui aditus adantrum. Oleh karena itu infeksi kronis telinga tengah yang sudah berlangsung lama biasanya disertai infeksi kronis di rongga mastoid. Infeksi rongga mastoid dikenal dengan mastoiditis. %eberapa ahli menggolongkan mastoiditis ke dalam komplikasi O&!'. *enis pembedahan pada O&!'. da beberapa jenis pembedahan atau tehnik operasi yang dapat dilakukan pada O&!' dengan mastoiditis kronis" baik tipe benigna atau maligna" antara lain adalah sebagai berikut 4 1 mastoidektomi sederhana 0simple mastoidectomy # mastoidektomi radikal" , mastoidektomi radikal dengan modifikasi" 3 miringoplasti" $ timpanoplasti" : pendekatan ganda timpanoplasti 0/ombined approach tympanoplasty. *enis operasi mastoid yang dilakukan tergantung pada luasnya infeksi atau koleasteatom" sarana yang tersedia serta pengalaman operator.!esuai dengan luasnya infeksi atau luasnya kerusakan yang sudah terjadi" kadang-kadang dilakukan kombinasi dari jenis operasi itu atau modifikasinya. 1 &astoidektomi sederhana.
Musrivah, S. Kep (7090011609!
Laporan Pendahuluan Otitis Media Supuratif Kronik
Operasi ini dilakukan pada O&!' tipe benigna yang dengan pengobatan konser)atif tidak sembuh. Dengan tindakan operasi ini dilakukan permbersihan ruang mastoid dari jaringan patologik. Tujuannya ialah supaya infeksi tenang dan telinga tidak berair lagi. +ada operasi ini fungsi pendengaran tidak diperbaiki. # &astoidektomi (adikal. Operasi ini dilakukan pada O&!' maligna dengan infeksi atau kolesteatom yang sudah meluas. +ada operasi ini rongga mastoid dan ka)um timpani dibersihkan dari semua jaringan patologik. Dinding batas antara liang telinga luar dan telinga tengah tengah dengan rongga mastoid diruntuhkan" sehingga ketiga daerah anatomi tersebut menjadi suatu ruangan. , &astoidektomi radikal dengan modifikasi 0operasi %ondy Operasi ini dilakukan pada O&!' dengan kolesteatom di daerah atik" tetapi belum merusak ka)um timpani. !eluruh rongga mastoid dibersihkan dan dinding posterior liang telinga direndahkan.Tujuan operasi ialah untuk membuang
semua
jaringan
patologik
dari
rongga
mastoid"
dan
mempertahankan pendengaran yang msih ada. 3 &iringoplasti Operasi ini merupakan jenis timpanoplasti yang paling ringan" dikenal juga dengan nama timpanoplasti tipe I. (ekonstruksi hanya dilakukan pada membran timpani. Tujuan operasi ialah untuk mencegah berulangnya infeksi telinga tengah pada O&!' tipe benigna dengan perforasi yang menetap. Operasi ini dilakukan pada O&!' tipe benigna yang sudah tenang dengan ketulian ringan yang hanya disebabkan oleh perforasi membran timpani. $ Impanoplasti Operasi ini dikerjakan pada O&!' tipe benigna dengan kerusakan yang lebih berat atau O&!' tipe benigna yang tidak bisa ditenangkan dengan pengobatan medikamentosa. Tujuan operasi ialah untuk menyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran. &enurut ung #663" terapi difokuskan kepada penghilangan gejala dan infeksi. ntibiotik mungkin
Musrivah, S. Kep (7090011609!
Laporan Pendahuluan Otitis Media Supuratif Kronik
dikesepkan untuk infeksi bakteri" terapi antibiotik biasanya untuk jangka panjang" yaitu melalui pemberian per oral atau tetes telinga jika ada perforasi membran tympani. : Timpanoplasti dengan
pendekatan
ganda
0/ombined
pproach
Tympanoplasty Operasi ini merupakan teknik operasi timpanoplasti yang dikerjakan pada kasus O&!' tipe maligna atau O&!' tipe benigna dengan jaringan granulasi yang luas. Tujuan operasi untuk menyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran tanpa melakukan teknik mastoidektomi radikal 0tanpa meruntuhkan dinding posterior ling telinga. H. Komplikasi &enurut ung" #663 komplikasi O&!' 1. 'erusakan yang permanen dari telinga dengan berkurangnya pandangan
#. ,. 3. $. :.
atau ketulian. &astuiditis /holesteatoma bses apidural 0peradangan disekitar otak +aralisis wajah Labirin titis &enurut rief &ansjoer" dkk. #661 halaman 8# 4 +aralisis ner)us fasialis"
fistula labirin" labirinitis" labirinitis supuratif" petrositis" tromboflebitis sinus lateral" abses ekstra dural" abses subdural" meningitis" abses otak" dan hidrosefalus otitis. I. Prognosis %iasanya O&/ berespon terhadap terapi dapat terjadi dalam beberapa
bulan. %iasanya kerusakan bukan merupakan suatu ancaman bagi kehidupan penderita tetapi dapat menyebabkan ketidak nyamanan dan dapat berakhir dengan komplikasi yang serius 0ung" #663.
Musrivah, S. Kep (7090011609!
Laporan Pendahuluan Otitis Media Supuratif Kronik
BAB II KO!EP DA!A" A!#HA KEPE"A$ATA
A. Pengkajian 1. namnesa 4 Tanda-tanda dan gejala utama infeksi ekstrena dan media
adalah nyeri serta hilangnya pendengaran. Data harus disertai pernyataan mengenai mulai serangan" lamanya" tingakt nyerinya. (asa nyeri timbul karena adanya tekanan kepada kulit dinding saluran yang sangat sensitif dan kepada membran timpani oleh cairan getah radang yang terbentuk didalam telinga tengah. !aluran eksterna yang penuh dan cairan di telinga tengah mengganggu lewatnya gelombang suara" hal ini menyebabkan pendengaran berkurang. +enderita dengan infeksi telinga perlu ditanya apakah ia mengerti tentang cara pencegahannya. #. +emeriksaan isik 4 Telinga eksterna dilihat apakah ada cairan yang keluar dan bila ada harus diterangkan. +alpasi pada telinga luar menimbulkan nyeri pada otitis eksterna dan media. +engkajian dari saluran luar dan gedang telinga 0membran timpani. 5endang telinga sangat penting d alam pengkajian telinga" karena merupakan jendela untuk melihat proses penyakit pada telinga tengah. &embran timpani yang normal memperlihatkan warna yang sangat jelas" terlihat ke abu-abuan. Terletak pada membran atau terlihat batas-batasnya. 2ntuk )isulaisasi telinga luar dan gendang telinga harus digunakan otoskop. ,. (iwayat 'esehatan 4 O& lebih dari # bulan" +engobatan O& yang tidak tuntas 3. Data !ubjektif 4 Telinga terasa penuh" >yeri pada telinga yang sakit" ertigo $. Data Objektif4 Terdapat abses atau kite retroaurikule" Terdapat polip" Terlihat 'olesteatoma pada epitimpan" Ottorho" !ekret terbentuk nanah dan berbau B. Diagnosa Kepera%atan 1. (esiko terjadi injuri 9 trauma berhubungan dengan ketidakseimbangan labirin 4 )ertigo
Musrivah, S. Kep (7090011609!
Laporan Pendahuluan Otitis Media Supuratif Kronik
#. 'urang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penatalaksanaan O& yang tepat. ,. /emas berhubungan dengan prosedur tindakan pembedahan 3. >yeri berhubungan dengan tindakan pembedahan mastoidektomi $. (esiko terjadi infeksi berhubungan dengan post operasi mastoidektomi :. "an#uan persepsi sensori pende#aran $erhu$un#an den#an
lian# telin#ah terasa tertutup karena respon in%a&asi atau peradan#an dan adan'a a&ur. C. Inter&ensi Kepera%atan
> o 1.
Diagnosa 'eperawatan (esiko terjadi injuri 9 trauma berhubungan dengan ketidakseimbangan labirin 4 )ertigo
Tujuan 0>O/ >oc4 'nowledge4 personal
Inter)ensi 0>I/
>ic4 @n)ironmental management safety safety 1. !ediakan lingkungan !afety beha)ior4 fall yang aman untuk pasien pre)ention #. Identifikasi kebutuhan !afety beha)ior4 kemamanaan pasien" physicial injury sesuai dengan kondisi Tissue integrity4 skin fisik dan fungsi kognitif and mucous membrane pasien dan riwayat 'riteria ?asil4 penyakit terdahulu 1. +asien terbebas dari pasien. trauma fisik ,. &enghindari lingkungan #. Lingkungan rumah yang berbahaya aman 3. &emasang slide rail ,. +erilaku pencegahan tempat tidur jatuh $. &enyediakan tempat 3. Dapat mendeteksi tidur yang nyaman dan resiko bersih $. +engendalian resiko4 :. &enempatkan saklar penggunaan alkohol lampu ditempat-tempat :. +engendalian resiko4 yang mudah dijangkau penggunaan narkoba pasien <. +engendalian resiko4 <. &embatasi pengunjung pencahayaan sinar 8. &emberikan penerangan matahari yang cukup 8. +engetahuaan
Musrivah, S. Kep (7090011609!
Laporan Pendahuluan Otitis Media Supuratif Kronik
#.
'urang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
keamaanan terhadap anak 7. +engetahuan personal sefety 16. Dapat meproteksi terhadap kekerasan.
7. &enganjurkan keluarga memahami pasien 16. &engontrol lingkungan dari kebisingan 11. &emindahkan barang barang yang dapat membahayakan 1#. %erikan penejelasan pada pasien keluarga atau pengunjung adanya perubahan status kesehatan dan penyebab penyakit.
NOC:
NIC :
informasi tentang penatalaksanaan O& yang tepat
Ko)l)d#e * disease Pro+ess Ko)led#e * health ehavior
1. Kai tin#kat pen#etahuan pasien dan keluar#a . elaskan patosiolo#i dari
Setelah dilakukan tindakan kepera)atan sela&a -/ a& pasien &enunukkan pen#etahuan tentan# proses pen'akit
pen'akit dan $a#ai&ana hal ini& $erhu$un#an den#an anato&i dan siolo#i, den#an +ara 'an# tepat. -. "a&$arkan tanda
den#an
dan #eala 'an#
Kriteria Hasil:
$iasa &un+ul pada
1. Pasien dan
pen'akit, den#an
keluar#a Men'atakan pe&aha&an
Musrivah, S. Kep (7090011609!
+ara 'an# tepat /. "a&$arkan proses pen'akit, den#an
Laporan Pendahuluan Otitis Media Supuratif Kronik
tentan# pen'akit, kondisi, pro#nosis dan pro#ra& pen#o$atan . Pasien dan keluar#a &a&pu &elaksanakan prosedur 'an# dielaskan se+ara $enar -. Pasien dan keluar#a &a&pu &enelaskan ke&$ali apa 'an# dielaskan pera)at2ti& kesehatan lainn'a
+ara 'an# tepat 3. 4dentikasi ke&un#kinan pen'e$a$, den#an +ara 'an# tepat 6. Sediakan infor&asi pada pasien tentan# kondisi, den#an +ara 'an# tepat 7. Sediakan $a#i keluar#a infor&asi tentan# ke&auan pasien den#an +ara 'an# tepat 5. iskusikan pilihan terapi atau penan#anan 9. ukun# pasien untuk &en#eksplorasi atau &endapatkan se+ond opinion den#an +ara 'an# tepat atau diindikasikan 10. ksplorasi ke&un#kinan su&$er atau dukun#an, den#an
Musrivah, S. Kep (7090011609!
Laporan Pendahuluan Otitis Media Supuratif Kronik
,
"an#uan persepsi
Komensasi
sensori pende#aran
!ing"a# $a"%
$erhu$un#an den#an
Pendengaran
lian# telin#ah terasa
Setelah dilakukan
tertutup karena respon
tindakan
in%a&asi atau
kepera)atan sela&a
peradan#an dan adan'a
113 &enit #an#uan
a&ur.
pende#aran sensori teratasi den#an kriteria hasil* 1. Pasien $isa &enden#ar den#an $aik . 8elin#ah $ersih -. Pantau #eala kerusakan pende#aran /. Posisi tu$uh untuk &en#untun#kan pende#aran 3. Men#hilan#kan #an##uan 6. Me&peroleh alat $antu penden#aran 7. Men##unakan la'anan pendukun#un
Musrivah, S. Kep (7090011609!
+ara 'an# tepat Comm%ni&ation En#an&ement: Hearing De'e&it 1. ersihkan seru&en den#an iri#asi,su+stion, spoelin# atau instru&entasi . Kuran#i ke#aduhan lin#kun#an -. ari klien untuk &en##unakan tanda non ver$al dan $antu ko&unikasi lainn'a (. Kola$orasi dala& pe&$erian terapi o$at ). eritahu pasien $ah)a suara akanterden#ar $er$eda den#an &e&akai alat $antu *. a#a ke$ersihan alat $antu +. Menden#ar den#an penuh
Laporan Pendahuluan Otitis Media Supuratif Kronik
untuk penden#aran 'an# le&ah
perhatian ,. Menahan diri dari $erteriak pada pasien 'an# &en#ala&i #an#uan ko&unikasi -. apatkan perhatian pasien
3.
(esiko Terjadi Infeksi %erhubungan Dengan +ost Operasi &astoidektomi
NOC :
4&&une Status Kno)led#e * 4nfe+tion :ontrol
;isk +ontrol
&elalui sentuhan. NIC : 1. Pertahankan teknik aseptif . atasi pen#unun# $ila perlu -. :u+i tan#an setiap se$elu& dan
Setelah dilakukan tindakan
sesudah tindakan kepera)atan /. "unakan $au,
kepera)atan sela&a
sarun# tan#an
113 &enit pasien
se$a#ai alat
tidak &en#ala&i infeksi den#an
pelindun# 3. "anti letak 4<
kriteria
perifer dan
hasil*
dressin# sesuai
1. Klien $e$as dari
den#an petunuk
tanda dan #eala infeksi . Menunukkan ke&a&puan untuk
Musrivah, S. Kep (7090011609!
u&u& 6. "unakan kateter inter&iten untuk &enurunkan
Laporan Pendahuluan Otitis Media Supuratif Kronik
&en+e#ah
infeksi kandun#
ti&$uln'a infeksi -. u&lah leukosit
ken+in# 7. 8in#katkan intake
dala $atas nor&al /. Menunukkan
nutrisi 5. erikan terapi
perilaku hidup sehat 3. Status i&un, #astrointestinal, #enitourinaria dala& $atas nor&al
anti$iotik 9. Monitor tanda dan #eala infeksi siste&ik dan lokal 10. Pertahankan teknik isolasi k2p 11. 4nspeksi kulit dan &e&$ran &ukosa terhadap ke&erahan, panas, drainase 1. Monitor adan'a luka 1-. oron# &asukan +airan 1/. oron# istirahat 13. arkan pasien dan keluar#a tanda dan #eala infeksi 16. Kai suhu $adan pada pasien neutropenia setiap
$.
/emas berhubungan dengan prosedur tindakan pembedahan
NOC :
Kontrol ke+e&asan Kopin#
Setelah dilakukan
Musrivah, S. Kep (7090011609!
/ a& NIC :
Aniet/ Red%&tion 0en%r%nan "e&emasan
Laporan Pendahuluan Otitis Media Supuratif Kronik
asuhan Sela&a 1 = 13 &enit klien ke+e&asan teratasi d#n kriteria hasil* 1. Klien &a&pu &en#identikasi dan &en#un#kapkan #eala +e&as . Men#identikasi, &en#un#kapkan dan &enunukkan tehnik untuk &en#ontol +e&as -.
1. "unakan pendekatan 'an# &enenan#kan . >'atakan den#an elas harapan terhadap pelaku pasien -. elaskan se&ua prosedur dan apa 'an# dirasakan sela&a prosedur /. 8e&ani pasien untuk &e&$erikan kea&anan dan &en#uran#i takut 3. erikan infor&asi faktual &en#enai dia#nosis, tindakan pro#nosis 6. Li$atkan keluar#a untuk &enda&pin#i klien 7. 4nstruksikan pada pasien untuk &en##unakan tehnik relaksasi 5. en#arkan den#an penuh perhatian 9. 4dentikasi tin#kat ke+e&asan 10. antu pasien
Musrivah, S. Kep (7090011609!
Laporan Pendahuluan Otitis Media Supuratif Kronik
&en#enal situasi 'an# &eni&$ulkan ke+e&asan 11. oron# pasien untuk &en#un#kapkan perasaan, ketakutan, perseps 1. Kelola pe&$erian o$at 6.
>'eri akut $erhu$un#an 'an# den#an
trau&a,
respon in%a&asi, ede&a,
NOC : Pain Level, pain +ontrol, +o&fort level
dan pe&$en#kakan karena $akteri atau a&ur.
Setelah dilakukan tindakan kepera)atan sela&a ?.Pasien tidak &en#ala&i n'eri, den#an kriteria hasil* 1. Ma&pu &en#ontrol n'eri (tahu pen'e$a$ n'eri, &a&pu &en##unakan tehnik nonfar&akolo#i untuk &en#uran#i n'eri, &en+ari $antuan! . Melaporkan $ah)a n'eri $erkuran# den#an
Musrivah, S. Kep (7090011609!
anti+e&as NIC : 1. Lakukan pen#kaian n'eri se+ara ko&prehensif ter&asuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi . O$servasi reaksi nonver$al dari ketidakn'a&anan -. antu pasien dan keluar#a untuk &en+ari dan &ene&ukan dukun#an /. Kontrol lin#kun#an 'an# dapat &e&pen#aruhi n'eri seperti suhu ruan#an, pen+aha'aan dan ke$isin#an
Laporan Pendahuluan Otitis Media Supuratif Kronik
-.
/.
3. 6.
Musrivah, S. Kep (7090011609!
&en##unakan &anae&en n'eri Ma&pu &en#enali n'eri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda n'eri! Men'atakan rasa n'a&an setelah n'eri $erkuran# 8anda vital dala& rentan# nor&al 8idak &en#ala&i #an##uan tidur
3. Kuran#i faktor presipitasi n'eri 6. Kai tipe dan su&$er n'eri untuk &enentukan intervensi 7. arkan tentan# teknik non far&akolo#i* napas dala, relaksasi, distraksi, ko&pres han#at2 din#in 5. erikan anal#etik untuk &en#uran#i n'eri??... 9. 8in#katkan istirahat 10. erikan infor&asi tentan# n'eri seperti pen'e$a$ n'eri, $erapa la&a n'eri akan $erkuran# dan antisipasi ketidakn'a&anan dari prosedur 11. Monitor vital si#n se$elu& dan sesudah pe&$erian anal#esik perta&a kali
Laporan Pendahuluan Otitis Media Supuratif Kronik
DA2!AR P3S!AKA noni&, 1995, Otitis Media Chronic, http*22))).health+entral.+o& ung" '." #663" Otitis Media Chronic" http499www.medline.com
Mansoer, rif, dkk. 00/. Kapita Selekta Kedokteran. akarta * Media es+ulapius @K Aniversitas 4ndonesia >urarif B ?ardi 'usuma. #61$. Aplikasi Keperaatan berdasarkan !iagnosa Medis "A"!A "#C$"OC . *ogjakarta. &ediaction +ublishing
S&eltBer, S. :. C are, . ". 00/. Buku ajar keperawatan Medikal Bedah.Vol 2. akarta*": ;othro+k, :. . 000. Peren+anaan suhan Kepera)atan Perioperatif. ": * akarta.Mansoer, rif. dkk. (001!. Kapita Selwkta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 1. akarta * Media es+ulapius @akultas Kedokteran A4.
Musrivah, S. Kep (7090011609!
Laporan Pendahuluan Otitis Media Supuratif Kronik
Tarwoto" ryani. (atna" Cartonah. 0#667. Anatomi !an %isiologi &ntuk Mahasisa Keperaatan. *akarta 4 Trans Info &edia.
Dilkinson
.M,
dan
hern
>.;.
01-.
Keperawatan Edisi !. akarta* ":.
Musrivah, S. Kep (7090011609!
Buku
Saku
iagnosa
Laporan Pendahuluan Otitis Media Supuratif Kronik
Musrivah, S. Kep (7090011609!