ASUHAN KEPERAWATAN PADA “NY. MM” DENGAN GASTRITIS AKUT DI RUANG CANDI BARONG RSUD PRAMBANAN Disusun untuk memenuhi tugas Mata Ajar Praktik Klinik Keperawatan II (Keperawatan Medikal Bedah I) Dosen Pembimbing : Surantana, APP., M.Kes.
Disusun oleh : Nelya Rhomi Kasanah
P07120215027
Theresia Sani Tratami
P07120215037
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA JURUSAN KEPERAWATAN 2017
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Asuhan Keperawatan pada “Ny. MM” dengan Gastritis Akut di Ruang Candi Barong RSUD Prambanan yang disusun untuk memenuhi Mata Ajar Praktik Klinik Keperawatan II telah disahkan pada : Hari
:
Tanggal
:
Tempat
:
Praktikan,
Praktikan,
Theresia Sani Tratami
Nelya Rhomi Kasanah
NIM. P07120215037
NIM. P07120215027
Mengetahui, Pembimbing Akademik,
Pembimbing Lapangan,
Surantana, APP., M.Kes.
Rahmawati K., Amd. Kep.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kasus dengan gastritis merupakan salah satu jenis kasus yang umumnya diderita oleh kalangan remaja, khususnya penyakit ini meningkat pada kalangan mahasiswa. disebabkan oleh berbagai faktor misalnya tidak teraturnya pola makan, gaya hidup yang salah dan meningkatnya aktivitas (tugas perkuliahan) sehingga mahasiswa tersebut tidak sempat untuk mengatur pola makannya dan malas untuk makan.(Fahrur, 2009). Penyebab dari gastritis menurut Herlan tahun 2001 yaitu asupan alkohol berlebihan (20%), merokok (5%), makanan berbumbu (15%), obat-obatan (18%) dan terapi radiasi (2%), sedangkan menurut Hasna dan Hurih tahun 2009 gastritis bisa juga disebabkan karena, infeksi bakteri, stress, penyakit autoimun, radiasi dan Chron’s Disease. Salah satu penyebab dari gastritis adalah infeksi dari bakteri Helicobacter bakteri Helicobacter pylori (H. pylori) dan merupakan satu-satunya bakteri yang hidup di lambung. Bakteri ini dapat menginfeksi lambung sejak anak-anak dan menyebabkan penyakit lambung kronis. Bahkan diperkirakan lebih dari 50% penduduk dunia terinfeksi bakteri ini sejak kecil. Jika dibiarkan, akan menimbulkan masalah sepanjang hidup (Soemoharjo, 2007). Menurut Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PGI) dan Kelompok Studi Helicobacter Pylori Indonesia (KSHPI) tahun 2001, menyatakan diperkirakan 20 % dari penduduk Negara Indonesia telah terinfeksi oleh H. Pylori (Daldiyono, 20 04). Penemuan infeksi Helicobacter Helicobacter pylori ini pylori ini mungkin berdampak pada tingginya kejadian gastritis, pada beberapa daerah di Indonesia menunjukkan angka kejadian gastritis yang cukup tinggi. Gejala yang umum terjadi pada penderita gastritis adalah rasa tidak nyaman pada perut, perut kembung, sakit kepala dan mual yang dapat menggangu aktivitas sehari-hari, rasa tak nyaman di epigastrium, nausea, muntah, Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih baik atau lebih buruk ketika makan, hilang selera makan, bersendawa, dan kembung. Dapat pula disertai demam, menggigil (kedinginan), cegukan (hiccups (hiccups). ). Bila penyakit gastritis ini terus dibiarkan, akan berakibat semakin parah dan akhirnya asam lambung akan membuat luka-luka (ulkus) yang dikenal dengan tukak lambung. Bahkan bisa juga disertai muntah darah (Arifianto, 2009). Menurut penelitian Surya dan Marshall pada tahun 2007 hingga 2008 mengatakan gastritis yang tidak ditangani dengan tepat akan menimbulkan komplikasi yang mengarah kepada keparahan.yaitu kanker lambung dan peptic dan peptic ulcer B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengertian, etiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, komolikasi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan medis dan masalah keperawatan kep erawatan yang lazim muncul dari Gastritis Akut ? 2. Bagaimana asuhan keperawatan pada “Ny. MM” dengan Gastritis Akut ? C. Tujuan 1. Memahami pengertian, etiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, komolikasi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan medis dan masalah keperawatan kep erawatan yang lazim muncul dari Gastritis Akut 2. Mampu memberikan asuhan keperawatan pada “Ny. MM” dengan Gastritis Akut
D. Manfaat 1. Manfaat Bagi Penulis a. Penulis mampu memahami konsep dasar pada Gastritis Akut b. Penulis mampu melaksanakan tindakan asuhan keperawatan secara nyata berkesinambungan mulai dari pengkajian sampai evaluasi c. memberikan pengalaman yang nyata pada penulis tentang gambaran keprofesiannya di lapangan 2. Manfaat Bagi Instansi Perguruan Tinggi a. Instansi Perguruan Tinggi mampu menjalin kerjasama dengan Instansi Rumah Sakit b. Mendapatkan informasi mengenai gambaran pelayanan keperawatan, sensus penyakit, kasus terbanyak, perkembangan IT, dan lain-lain di Rumah Sakit terkait.
BAB II LAPORAN PENDAHULUAN : PENYAKIT GASTRITIS AKUT
A. Pengertian Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Mansjoer dkk, 2007), sedangkan menurut (Wijaya dan Yessie, 2013) gastritis adalah peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung, yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain. Gastritis adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang bersifat akut, dengan kerusakan “Erosive” karena hanya pada bagian mukosa (Inaya, 2014). Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronik difus atau lokal, dengan karakteristik anoreksia, perasaan penuh di perut (begah), tidak nyaman pada epigastrium, mual, dan muntah (Ardiansyah, 2010). Dari beberapa pengertian diatas dapat di simpulkan gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik, diffus atau lokal dengan kerusakan “ Erosive” karena permukaan hanya pada bagian mukosa. Sedangkan gastritis akut adalah peradangan yang terjadi di permukaan mukosa lambung dan bersifat akut (secara tiba-tiba), disertai terjadinya kerusakan erosi. Untuk perjalanan penyakit umumnya bersifat ringan, walaupun terkadang bisa mengakibatkan keadaan darurat medis, yaitu pendarahan pada saluran cerna bagian atas. (Brunner & Suddart, 2008) B. Etiologi Menurut Muttaqin dan Sari (2011), mengatakan Etiologi dari gastritis ini adalah sebagai berikut: 1. Obat-obatan, seperti Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid/OAINS (Indimetasin, Ibuprofen, dan Asam Salisilat), Sulfonamide, Steroid, Kokain, Salisilat, dan Digitalis bersifat mengiritasi mukosa lambung. 2. Minuman beralkohol: seperti whisky, vodka, vodka, dan gin dan gin.. 3. Infeksi bakteri: seperti H.phlori H.phlori (paling sering), H. heilmanii, Streptococci, Staphylococci, Proteus species, Clostridium spesies, E.coli, Tuberculosis, dan secondary syphilis. 4. Infeksi virus oleh Sitomegalovirus 5. Infeksi jamur: seperti Candidiasis, Histoplasmosis, Histoplasmosis, dan Phycomycosis dan Phycomycosis 6. Stres fisik yang disebabkan oleh luka bakar sepsis, trauma, pembedahan, gagal pernapasan, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat, dan refluks usus-lambung. 7. Iskemia, hal ini berhubungan dengan akibat penurunan aliran darah ke lambung. 8. Trauma langsung lambung, berhubungan dengan keseimbangan antara agresi dan mekanisme pertahanan untuk menjaga integritas mukosa, yang menimbulkan respons peradangan pada mukosa lambung. Menurut Rendy dan Margareth (2012) penyebab dari gastritis di bagi menjadi dua yaitu: 1. Gastritis akut a. Pemakaian sering obat-obatan NSAID seperti aspirin yang tanpa pelindung selaput enterik b. Peminum alcohol c. Perokok berat d. Stres fisik (luka bakar) e. Keracunan makanan (entrotoksin)
2. Gatritis kronik a. Penderita dengan ulkus peptikum b. Hubungan dengan karsinoma lambung c. Pada penderita dengan anemia d. Pada penderita setelah gastrektomi e. Pada orang sehat terutama usia tua C. Klasifikasi Menurut Sharif (2012), Gastritis dibagi menjadi 2 jenis yaitu: 1. Gastritis akut Gastritis akut adalah proses peradangan jangan pendek dengan konsumsi agen kimia atau makanan mengganggu dan merusak mucosa gastrik. 2. Gastritis kronis Gastritis kronis dibagi dalam tipe A dan B. gastritis tipe A mampu menghasilkan imun sendiri, tipe ini dikaitkan dengan atropi dari kelenjar lambung dan penurunan mucosa. Penurunan pada sekresi gastrik mempengaruhi produksi antibody. Anemia antibody. Anemia Pernisiosa berkembang dengan proses ini. Sedangkan gastritis tipe B lebih lazim, tipe ini dikaitkan dengan infeksi bakteri helocobakter pylori, pylori, yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung. D. Manifestasi Klinis Menurut Wijaya dan Yessie (2013), manifestasi gastritis yaitu: 1. Manifestasi Klinis Akut a. Keluhan dapat bervariasi, kadang tidak ada keluhan tertentu sebelumnya dan sebagiab besar hanya mengeluh nyeri epigastrium yang tidak hebat b. Kadang disertai dengan nausea dan vomitus c. Anoreksia d. Gejala yang berat: 1) Nyeri epigastrium hebat 2) Pendarahan 3) Vomitus 4) Hematemisis 2. Manifestasi Klinis Kronik a. Perasaan penuh pada abdomen b. Anoreksia c. Distress epigastrik yang tidak nyata d. Nyeri ulu hati, nyeri ulkus peptik e. Keluhan-keluhan anemia E. Patofisiologi Lambung adalah sebuah kantong otot yang kosong, terletak dibagian kiri atas perut tepat dibawah d ibawah tulang iga. Lambung orang dewasa memiliki panjang berkisar antara 10 inci dan dapat mengembang untuk menampung makanan atau minuman sebanyak 1 galon. Bila lambung dalam keadaan kosong, maka ia akan melipat mirip seperti sebuah akordion. Ketika lambung mulai terisi dan dan mengembang, lipatan-lipatan tersebut secara bertahap membuka.
Ketika terjadi proses gastritis perjalanannya adalah sebagai berikut ini lambung yang terkena paparan baik oleh bakteri, obat-obatan anti nyeri yang berlebihan, infeksi bakteri atau virus, maka hal tersebut akan merusak epitel-epitel sawar pada lambung. Ketika asam berdifusi ke mukosa, dengan keadaan epitel sawar yang dihancurkan tadi akan terjadi penghancuran sel mukosa. Dengan sel mukosa yang hancur ini mengakibatkan fungsi dari mukosa tidak berfungsi yang akhirnya asam tidak bisa di control sehingga terjadi peningkatan asam hidroklorida di lambung dan ketika mengenal di dinding lambung akan menimbulkan nyeri lambung (perih) karena dinding lambung yang inflamasi tersebut, masalah keperawatan yang muncul adalah nyeri akut. Dalam penghancuran sel mukosa tadi oleh asam maka mengakibatkan peningkatan histamine sehingga meningkatkan permeabilitas terhadap terhadap protein meningkat kemudian plasma bocor ke intestinum terjadi edema edema dan akhirnya plasma bocor ke dalam lambung sehingga terjadi perdarahan (Syarif, 2012).
F. Pathway Obat-obatan (NSIAD, aspirin, sulfanomida
H. phylori
Kafein me me produksi bikoarbonat (HCO3-
Melekat pada epitel Mengganggu pembentukan sawar
Menghancurkan lapisan mukosa sel lambung
me me kemampuan protektif terhadap asam
me me barrier lambung terhadap asam dan pepsin Menyebabkan difusi kembali asam lambung &
Inflamasi
Erosi mukosa lambung
Nyeri epigastrium
MK: Gangguan rasa nyaman : nyeri
Mukosa lambung kehilangan me me sensori untuk makan integritas jaringan Anoreksia
Perdarahan
me me tonus & perisaltik Refluks isi deudenum ke
Mual
Dorongan ekspulsi isi lambung ke mulut Muntah
MK: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
MK: Difisit volume cairan
G. Komplikasi Jika diibaratkan tidak terawat gastritis akan dapat mengakibatkan Peptic Ulcers dan mengakibatkan resiko kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus menerus pada dinding lambung dan perubahan pada sel-sel dinding lambung Kebanyakan kanker lambung adalah Adenocarcinomas, yang bermula pada sel-sel kelenjar dalam mukosa. Kanker jenis lain yang terkait dengan infeksi akibat H.Pyloris adalah MALT (mukosa associated lympoihoid tissue), Lymphomas, kanker ini berkembang secara perlahan pada jaringan system kekebalan pada dinding lambung. Kanker jenis ini dapat disembuhkan bila ditemukan pada tahap awal (Sharif, 2012).
Sedangkan menurut Wijaya dan Yessie (2013), Komplikasi gastritis adalah: Perdarahan saluran cerna, Ulkus, Perforasi (jarang terjadi). Selain itu juga menurut Mansjoer dkk (2007) komplikasi gastritis yaitu: 1. Komplikasi gastritis akut Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai syok hemoragik. h emoragik. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran kelinis yang diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptik penyebab utamanya adalah infeksi Helicobacteri infeksi Helicobacteri pylori, pylori, sebab 100% pada tukak duodenum dan 60-90% pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan sebagai sitoprotektor, berupa sukralfat dan prostaglandin. 2. Komplikasi gastritis kronik Perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, perforasi, dan anemia karena gangguan absorpsi vitamin B12 H. Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan darah lengkap, yang bertujuan untuk mengetahui adanya anemia. 2. Pemeriksaan serum vitamin B12, yang bertujuan untuk mengetahui adanya defisiensi B12. 3. Analis feses, yang bertujuan untuk mengetahui adanya darah dalam feses. 4. Analis gaster, yang bertujuan untuk mengetahui kandungan HCI lambung. 5. Achlorhidria (kurang/tidak adanya produksi asam lambung) menunjukkan adanya gastritis atropi. 6. Uji serum antibody, yang bertujuan untuk mengetahui adanya antibody sel pariental dan faktor intrinsik lambung. 7. Endoscopy, biopsy dan pemeriksaan urine biasanya dilakukan bilaa ada kecurigaan berkembangnya ulkus peptikum. 8. Sitologi bertujuan untuk mengetahui adanya keganasan sel lambung (Adriansyah, 2012). I. Pemeriksaan Medis 1. Gastritis Akut Pemberian obat-obatan H2 blocking (Antagonis reseptor H2). Inhibitor pompa proton, ankikolinergik dan antasid (Obat-obatan alkus lambung yang lain). Fungsi obat tersebut untuk mengatur sekresi asam lambung. 2. Gastritis Kronik Pemberian obat-obatan atau pengobatan empiris berupa antasid, antagonis H2 atau inhibitor pompa proton. J. Diagnosis yang Lazim Muncul 1. Nyeri (akut) b/d inflamasi mukosa lambung. 2. Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat dan output cair yang berlebih (mual dan muntah) 3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anorexia 4. Intoleransi aktifitas b/d kelemahan fisik 5. Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang penyakit (Doenges, 2015)
K. Nursing Care Plan No. Diagnosa Intervensi 1. Nyeri (akut) 1. Puasakan pasien di 6jam berhubungan pertama, dengan inflamasi mukosa lambung. 2. Berikan makanan lunak sedikit demi sedikit dan Tujuan: berikan minuman hangat, Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam 3. Atur posisi yang nyaman - Nyeri klien bagi klien. berkurang atau hilang. - Skala nyeri 0. - Klien dapat relaks. - Keadaan umum 4. Ajarkan teknik distraksi dan klien baik. reklasasi.
Rasional 1. Mengurangi inflamasi pada mukosa lambung,
2. Dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makanan setelah puasa terlalu cepat,
3. Posisi yang tepat dan dirasa nyaman oleh klien dapat mengurangi resiko klien terhadap nyeri.
4. Dapat membuat klien jadi lebih baik dan melupakan nyeri.
5. Kolaborasi dalam pemberian analgetik. 5. Analgetik dapat memblok reseptor nyeri pada susunan saraf pusat.
2.
Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat dan output cair yang berlebih (mual dan muntah) - Tujuan :
1. Penuhi kebutuhan 1. Intake cairan yang individual. Anjurkan klien adekuat akan mengurangi untuk minum (dewasa : 40-60 resiko dehidrasi pasien cc/kg/jam). 2. menunjukkan status 2.Awasi tanda-tanda vital, dehidrasi atau evaluasi turgor kulit, pengisian kemungkinan kapiler dan membran mukosa peningkatan kebutuhan penggantian cairan 3. Pertahankan tirah baring, mencegah muntah dan 3.Aktivitas/muntah tegangan pada defekasi meningkatkan tekanan Setelah dilakukan intra abdominal dan tindakan dapat mencetuskan keperawatan 4. Berikan terapi IV line sesuai perdarahan lanjut. 1x24jam,masalah indikasi kekurangan 4. Mengganti kehilangan volume cairan cairan yang hilang dan pasien dapat 5. Kolaborasi pemberian memperbaiki teratasi. cimetidine dan ranitidine keseimbanngan cairan segera. 5. Cimetidine dan ranitidine berfungsi untuk menghambat Kriteria Hasil : sekresi asam lambung Mempertahankan volume cairan adekuat dengan dibuktikan oleh mukosa bibir lembab, turgor kulit baik, pengisian kapiler berwarna merah muda, input dan output seimbang.
3.
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anorexia
1. Anjurkan pasien untuk makan sedikit demisedikit dengan porsi kecil namun sering.
1. Menjaga nutrisi tetap terpenuhi dan mencegah terjadinya mual dan muntah yang berlanjut.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam kebutuhan nutrisi pasien dapat terpenuhi
2. Berikan makanan yang 2. Untuk mempermudah lunak dan makanan yang di pasien dalam mengunyah sukai pasien/di gemari. makanan. 3. kebersihan mulut akan 3. lakukan oral higyne 2x merangsang nafsu makan sehari pasien.
4. timbang BB pasien setiap 4. Mengetahui status Kriteria hasil : hari dan pantau turgor nutrisi pasien. Keadaan umum kulit,mukosa bibir dll 5. Mempercepat cukup pemenuhan kebutuhan -Turgor kulit baik 5. Konsultasi dengan tim ahli nutrisi dengan pemberian - BB meningkat gizi dalam pemberian menu. menu yang tepat sasaran. - Kesulitan menelan berkurang
4.
Intoleransi aktifitas b/d kelemahan fisik Tujuan : Klien dapat beraktivitas.
1. Observasi sejauh mana klien 1. Mengetahui aktivitas dapat melakukan aktivitas. yang dapat dilakukan klien. 2. Berikan lingkungan yang tenang. 2. Menigkatkan istirahat klien. Kriteria hasil : 3. Berikan bantuan dalam 3. Membantu bila perlu, - Klien dapat aktivitas. harga diri ditingkatkan beraktivitas tanpa bila klien melakukan bantuan, 4. Jelaskan pentingnya sesuatu sendiri. - Skala aktivitas beraktivitas bagi klien. 4. Klien tahu pentingnya 0-1 5. Tingkatkan tirah baring atau beraktivitas. duduk dan berikan obat sesuai 5.Tirah baring dapat dengan indikasi meningkatkan stamina tubuh pasien sehinggga pasien dapat beraktivitas kembali.
5.
Ansietas b/d perubahan status kesehatan,ancama n kematian dan nyeri.
1. Awasi respon fisiologi misalnya: takipnea, palpitasi, pusing, sakit kepala, sensasi kesemutan.
1. Dapat menjadi indikator derajat takut yang dialami pasien, tetapi dapat juga berhubungan dengan 2.Dorong pernyataan takut dan kondisi fisik atau status Tujuan : ansietas, berikan umpan balik. syok. Setelah dilakukan 3. Berikan informasi yang 2.Membuat hubungan tindakan akurat. terapeutik keperwatan
1x24jam pasien
4.Berikan lingkungan tenang untuk istirahat.
yang 3.Melibatkan pasien dalam rencana asuhan Kriteria hasil : dan menurunkan ansietas -Mengungkapkan 5. Dorong orang terdekat untuk yang tak perlu tentang perasaan dan tinggal dengan pasien. ketidaktahuan. pikirannya secara 6. Tunjukan teknik relaksasi. terbuka 4.Memindahkan pasien -Melaporkan dari stresor luar, berkurangnya meningkatkan relaksasi, cemas dan takut dapat meningkatkan -Mengungkapkan keterampilan koping. mengerti tentangpeoses 5.Membantu penyakit menurunkan takut -Mengemukakan melalui pengalaman menyadari menakutkan menjadi terhadap apa yang seorang diri. diinginkannya 6.Belajar cara untuk yaitu rileks dapat membantu menyesuaikan menurunkan takutdan diri terhadap ansietas perubahan fisiknya
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah. 2010. Patofisiologi 2010. Patofisiologi Penyakit Dalam. Dalam. Jakarta : Salemba Medika Brunner & Suddart. 2008. Keperawatan Keperawatan Medikal Bedah. Bedah. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG Doenges Marylin dkk. 2015. Rencana Tindakan Keperawatan. Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG Inaya. 2014. Buku 2014. Buku Saku Keperawatan. Jakarta : Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG Mansjoer.Arief,Triyanti.K.dkk.2001. Kapita Kapita Selecta Kedokteran edisi ketiga jilid 1 : Media Aesculapius fakultas Kedokteran UI Syaifudin.2006. Anatomi Anatomi fisiologi untuk mahasiswa keperawatan,edisi keperawatan,edisi 3.jakarta :Penerbit buku kedokteran EGC Wijaya & Yessie. 2013. Ilmu 2013. Ilmu Penyakit Dalam. Dalam. Jakarta : Salemba Medika