LAPORAN PENDAHULUAN TERAPI ELECTROCONVULSIVE THERAPY (ECT ) 1. PENGERTIAN ECT ( Electro Confulsive Terapy adalah ah tind tindak akan an deng dengan an meng menggu guna naka kan n alira aliran n listr listrik ik dan dan Terapy)) adal meni menimb mbul ulka kan n keja kejang ng pada pada pend pender erit itaa baik baik toni tonik k maupu aupun n klon klonik ik (Suj (Sujon ono, o, 2009 2009). ). Terapi rapi elektr elektroko okonvu nvulsi lsi mengin menginduk duksi si kejang kejang grand grand mal se!ara se!ara buatan buatan dengan dengan mengal mengalirk irkan an arus arus listrik listrik melalui elektroda "ang dipasang pada satu atau kedua pelipis (Stuart, 200#). 200#). $an menurut To%nsend To%nsend (&99') Terapi elektrokonvulsi (ECT) merupakan suatu jenis pengobatan somatik dimana arus listrik digunakan digunakan pada otak melalui elektroda elektroda "ang ditempatkan ditempatkan pada pelipis. rus rus tersebut !ukup untuk untuk menimbulkan kejang gran mal, "ang darin"a diharapkan eek "ang terapeutik ter!apai. ECT adalah suatu tindakan terapi dengan menggunakan aliran listrik dan menimbulkan kejang pada penderita baik tonik maupun klonik "aitu bentuk terapi pada klien dengan mengalirkan arus listrik melalui elektroda "ang ditempelkan pada pelipis klien untuk membangkitkan kejang grandmall (i"adi, 2009). Terapi rapi *ejan *ejang g +ist +istrik rik adala adalah h suat suatu u terap terapii dalam dalam ilmu ilmu psik psikia iatri tri "ang "ang dila dilaku kuka kan n deng dengan an !ara !ara meng mengal alir irka kan n listr listrik ik melal melalui ui suatu suatu elek elekkt ktro roda da "ang "ang dite ditemp mpel elka kan n di kepa kepala la pene peneri rita ta sehi sehing ngga ga menimbulkan serangan kejang umum (ursalin, 2009).Terapi elektrokonvulsi (ECT) merupakan suatu jenis pengobatan somatik dimana arus listrik digunakan pada otak melalui elektroda "ang ditemp ditempatk atkan an pada pada pelipi pelipis. s. rus rus tersebu tersebutt !ukup !ukup menimb menimbulk ulkan an kejang kejang grand grand mal, mal, "ang "ang darin" darin"aa diharap diharapkan kan eek eek "ang "ang terapeu terapeutik tik ter!ap ter!apai ai (Tau (Tauik ik,, 20&0). 20&0). Terapi erapi kejang kejang listrik listrik merupa merupakan kan alat elektrokonvulsi "ang mengeluarkan listrik sinusoid dan ada "ang meniadakan satu ase dari aliran sinusoid itu sehingga pasien menerima aliran listrik (aramis, 200-).
2. MEKA MEKANI NISM SME E KERJ KERJA A ekanisme kerja terapeutik ECT masih belum ban"ak diketahui. Salah satu teori "ang brkaitan dengan hal ini adalah teori neuroisiologi.Teori ini mempelajari aliran darh serebral, suplai glukosa dan oksig oksigen, en, serta serta permea permea bilita bilitass sa%ar sa%ar otak otak akan akan mening meningkat. kat. Setela Setelah h kejang, kejang, aliran darah darah dan metabolisme glukosa menurun. al ini paling jelas dilihat pada lobus rontalis. /eberapa penelitian mengatakan bah%a derajat penurunan metabolisme serebral berhubungan dengan respon terapeutik. Teori lain adalah teori neurokimia%i "ang memusatkan perhatian pad perubahan neurotrasmiter dan se!ond messenger .ampir semua pada sistem neurotrasmiter dipengaruhi oleh ECT.hir ahir ini mulai mulai berkem berkemban bang g neurop neuroplast lastisit isitas as "ang "ang berhub berhubung ungan an dengan dengan stimula stimulasi si kejang kejang listrik listrik.a .ada da per!obaan he%an,di jumpai plastisitas sinaps, dihipotalamus,"akni pertumbuhan serabut sara, peningkatan konektiitas jaras sara, dan terjadin"a neurogenesis 3. JENIS 1enis ECT ada 2 ma!am a. ECT ECT konv konven ensi sion onal al ECT konven konvensio sional nal ini men"eb men"ebabk abkan an timbul timbuln"a n"a kejang kejang pada pada pasien pasien sehing sehingga ga tampak tampak tidak tidak manusia%i.Terapi konvensional ini di lakukan tanpa menggunakan obat3obatan anastesi seperti pada ECT premedikasi. b. ECT pre3medikasi Terapi ini lebih manusia%i dari pada ECT konvensional,karena pada terapi ini di berikan obat3 obatan anastesi "ang bisa menekan timbuln"a kejang "ang terjadi pada pasien. 4. FREKUENSI 4rekuensi pemberian ECT tergantung pada keadaan pemberita "ang dapat di perlakukan dengan !ara sebagai berikut a. emberian emberian ECT se!ara se!ara blok 23- hari hari berturut3turut berturut3turut &32 kali kali sehari. b. $ua sampai tiga kali seminggu. !. ECT 5maintanan!e6 5maintanan!e6 sekali tiap tiap 23- minggu minggu.. b. asien dengan gangguan depresi depresi berat di berikan antara 73&0 kali.
!. 8ntuk pasien "ang mengalami gangguan di polar,mania,dengan gangguan skijo renia,pasien baru mendapat respon "ang maksimum setelah 20327 kali tindakan ECT. 5. INDIKASI a. asien dengan pen"akit depresi ma"or "ang tidak berespon terhadap antidepresan atau "ang tidak dapat meminum obat (Stuard, 200#). enurut Tomb (200-) gangguan aek "ang berat pasien dengan gangguan bipolar, atau depresi menunjukkan respons "ang baik dengan ECT. asien dengan gejala vegetati "ang jelas !ukup berespon. ECT lebih eekti dari antidepresan untuk pasien depresi dengan gejala psikotik. ania juja memberikan respon "ang baik pada ECT, terutama jika litium karbonat gagal untuk mengontrol ase akut. b. asien dengan bunuh diri akut "ang !ukup lama tidak menerima pengobatan untuk men!apai eek terapeutik (Stuard, 200#). enurut Tomb (200-), pasien unuh dibri "ang akti dan tidak mungkin menunggu antidepresan bekerja. *etika eek samping Ele!tro Convulsive Therap" "ang diantisipasi kurang dari eek samping "ang berhubungan dengan blok jantung, dan selama kehamilan (Stuard, 200#). !. angguan ski:orenia ski:orenia katatonik tipe stupor atau tipe e;!ited memberikan respons "ang baik dengan ECT. Cobalah antipsikotik terlebih dahulu, tetapi jika kondisin"a mengan!am kehidupan (del"rium h"pere;!ited), segera lakukan ECT. asien psikotik akut (terutama tipe ski:oakti) "ang tidak berespons pada medikasi saja mungkin akan membaik jika ditambahkan ECT, tetapi pada sebagian besar ski:orenia (kronis), ECT tidak terlalu berguna (Tomb, 200-). 6. KONTRAINDIKASI Tidak ada kontraindikasi "ang mutlak. ertimbangkan resiko prosedur dengan baha"a "ang akan terjadi jika pasien tidak diterapi. en"akit neurologik bukan suatu kontraindikasi a. esiko sangat tinggi &) eningkatan tekanan intrakranial (karena tumor otak, ineksi sistem sara pusat), ECT dengan singkat meningkatkan tekanan SS dan resiko herniasi tentorium. 2) )
2) +akukan pemeriksaan isik dan laboratorium untuk mengidentiikasi adan"a kelainan "ang merupakan kontraindikasi ECT. >) Siapkan surat persetujuan tindakan. -) *lien dipuasakan -3? jam sebelum tindakan. 7) +epas gigi palsu, lensa kontak, perhiasan atau jepit rambut "ang mungkin dipakai klien. ?) *lien diminta untuk mengosongkan kandung kemih dan deekasi. #) *lien jika ada tanda ansietas, berikan 7 mg dia:epam < &32 jam sebelum ECT. ') 1ika klien menggunakan obat antidepresan, antipsikotik, sedati hipnotik, dan antikonvulsan, harus dihentikan sehari sebelumn"a. +itium biasan"a dihentikan beberapa hari sebelumn"a karena beresiko organik. 9) remedikasi dengan injeksi S (sulatatropin) 0,?3&,2 mg setengah jam sebelum ECT. emberian antikolinergik ini mengendalikan aritmia vagal dan menurunkan sekresi gastrointestinal (i"adi, 2009). b. ersiapan alat &) erlengkapan dan peralatan terapi, termasuk pasta dan gel elektroda, bantalan kasa, alkohol, saling,elektroda elektroensealogram (EE), dan kertas graik. 2) eralatan untuk memantau, termasuk elektrokardiogram (E*) dan elektroda E*. >) anset tekanan darah, stimulator sara perier, dan oksimeter den"ut nadi. -) Stetoskop. 7) alu rele;. ?) eralatan intravena. #) enahan gigitan dengan %adah individu. ') elbet dengan kasur "ang keras dan bersisi pengaman serta dapat meninggikan bagian kepala dan kaki. 9) eralatan penghisap lender. &0) eralatan ventilasi, termasuk slang, masker, ambu bag, peralatan jalan naas oral, dan peralatan intubasi dengan sistem pemberian oksigen "ang dapat memberikan tekanan oksigen positi. =bat untuk keadaan darurat dan obat lain sesuai rekomendasi sta anastesi (Stuart, 200#). !. rosedur pelaksanaan enurut pendapat Stuart (200#) berikut prosedur pelaksanaan terapi kejang listrik &) /erikan pen"uluhan kepada pasien dan keluarga tentang prosedur. 2) $apatkan persetujan tindakan. >) astikan status puasa pasien setelah tengah malam. -) inta pasien melepaskan perhiasan, jepit rambut, ka!a mata, dan alat bantu pendengaran. Semua gigi palsu dilepaskan, tambahan gigi parsial dipertahankan. 7) akaikan baju "ang longgar dan n"aman. ?) *osongkan kandung kemih pasien. #) /erikan obat praterapi. ') astikan obat dan peralatan "ang diperlakukan tersedia dan siap pakai. 9) /antu pelaksanaan ECT. a) Tenangkan pasien. b) $okter atau ahli anastesi memberikan oksigen untuk men"iapkan pasien bila terjadi apnea karena relaksan otot. !) /erikan obat. d) asang spatel lidah "ang diberi bantalan untuk melindungi gigi pasien. e) asang elektroda. *emudian berikan s"ok. ) antau pasien selama masa pemulihan d. eran pera%at setelah ECT /erikut adalah hal3hal "ang harus dilakukan pera%at untuk membantu klien dalam masa pemulihan setelah tindakan ECT dilakukan "ang telah dimodiikasi dari pendapat Stuart (200#) dan To%nsen (&99'). enurut pendapat Stuart (200#) memantau klien dalam masa pemulihan "aitu dengan !ara sebagai berikut &) /antu pemberian oksigen dan pengisapan lendir sesuai kebutuhan. 2) antau tanda3tanda vital.
>) Setelah pernapasan pulih kembali, atur posisi miring pada pasien sampai sadar. ertahankan jalan napas paten. -) 1ika pasien berespon, orientasikan pasien. 7) mbulasikan pasien dengan bantuan, setelah memeriksa adan"a hipotensi postural. ?) <:inkan pasien tidur sebentar jika diinginkann"a. #) /erikan makanan ringan. ') +ibatkan dalam aktivitas sehari3hari seperti biasa, orientasikan pasien sesuai kebutuhan. 9) Ta%arkan analgesik untuk sakit kepala jika diperlukan. enurut To%nsend (&99'), jika terjadi kehilangan memori dan keka!auan mental sementara "ang merupakan eek samping ECT "ang paling umum hal ini penting untuk pera%at hadir saat pasien sadar supa"a dapat mengurangi ketakutanketakutan "ang disertai dengan kehilangan memori. . 1akarta enerbit /uku *edokteran EC.A