LP PERILAKU KEKERASAN PERILAKU KEKERASAN
A.
Pengertian
Perilaku kekerasan adalah keadaan dimana individu-individu beresiko menimbulkan bahaya langsung pada dirinya sendiri ataupun orang orang lain (Carpenito, 2000). Perilaku Perilak u kekerasa kekerasan n adalah adalah suatu bentu bentuk k perilaku perilaku yang bertu bertujuan juan untu untuk k melukai melukai seseorang secara isik maupun psikologis (!epkes, "#, 2000). Perilaku Perilak u kekera kekerasan san adalah suatu keadaan dimana seseora seseorang ng melaku melakukan kan tinda tindakan kan yang dapat membahayakan secara isik baik terhadap diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan dimana hal tersebut untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstrukti ($tuart dan $undeen, 200%). Perilaku Perilak u kekera kekerasan san adalah suatu keadaan dimana seseora seseorang ng melaku melakukan kan tinda tindakan kan yang dapat membahayakan secara isik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain (&osep, 200'). Perilaku kekerasan adalah tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut (Purba dkk, 200). Perilaku Perilak u kekera kekerasan san adalah suatu keadaan dimana seseora seseorang ng melaku melakukan kan tinda tindakan kan yang dapat membahayakan secara isik baik terhadap diri sendiri, orang lain disertai dengan amuk dan gaduh gelisah yang tidak terkontrol (usuma*ati dan +artono, 200).
B.
Faktor Predisposisi
da beberapa aktor yang mempengaruhi mempengaruhi terjadinya terjadinya perilaku kekerasan menur menurut ut teori biologik, teori psikologi, dan teori sosiokultural yang dijelaskan oleh (Purba dkk, 200) adalah 1. Teori Biologik
/eori /e ori biologik terdiri dari beberapa pandangan yang berpengaruh terhadap perilaku a. eurobiologik da 1 area pada otak yan yang g ber berpen pengar garuh uh terhadap terhadap pro proses ses impuls impuls agr agresi esi sist sistem em limbik, lobus rontal dan hypothalamus. eurotransmitter juga mempunyai peranan dalam memasilitasi atau menghambat proses impuls agresi. $istem limbik merupakan sistem inormasi, ekspresi, perilaku, dan memori. pabila ada gangguan pada sistem ini maka akan meningkatkan atau menurunkan potensial perilaku kekerasan. danya gangguan pada lobus
rontal maka individu tidak mampu membuat keputusan, kerusakan pada penilaian, perilaku tidak sesuai, dan agresi. eragam komponen dari sistem neurologis mempunyai implikasi memasilitasi dan menghambat impuls agresi. $istem limbik terlambat dalam menstimulasi timbulnya perilaku agresi. Pusat otak atas secara konstan berinteraksi dengan pusat agresi. b. Biokimia
erbagai neurotransmitter (epinephrine, norepinerine, dopamine, asetikolin, dan serotonin) sangat berperan dalam memasilitasi atau menghambat impuls agresi. /eori ini sangat konsisten dengan ight atau light yang dikenalkan oleh $elye dalam teorinya tentang respons terhadap stress. . !enetik
Penelitian membuktikan adanya hubungan langsung antara perilaku agresi dengan genetik karyotype 3&&. d. !angg"an #tak
$indroma otak organik terbukti sebagai aktor predisposisi perilaku agresi dan tindak kekerasan. /umor otak, khususnya yang menyerang sistem limbik dan lobus temporal4 trauma otak, yang menimbulkan perubahan serebral4 dan penyakit seperti ensealitis, dan epilepsi, khususnya lobus temporal, terbukti berpengaruh terhadap perilaku agresi dan tindak kekerasan.
$. Teori Psikologik a. Teori Psikoanalitik
/eori ini menjelaskan tidak terpenuhinya kebutuhan untuk mendapatkan kepuasan dan rasa aman dapat mengakibatkan tidak berkembangnya ego dan membuat konsep diri rendah. gresi dan tindak kekerasan memberikan kekuatan dan prestise yang dapat meningkatkan citra diri dan memberikan arti dalam kehidupannya. Perilaku agresi dan perilaku
kekerasan
merupakan
pengungkapan
secara
terbuka
terhadap
rasa
ketidakberdayaan dan rendahnya harga diri. b. Teori Pembela%aran
nak belajar melalui perilaku meniru dari contoh peran mereka, biasanya orang tua mereka sendiri. Contoh peran tersebut ditiru karena dipersepsikan sebagai prestise atau berpengaruh, atau jika perilaku tersebut diikuti dengan pujian yang positi. nak memiliki persepsi ideal tentang orang tua mereka selama tahap perkembangan a*al. amun, dengan perkembangan yang dialaminya, mereka mulai meniru pola perilaku guru, teman, dan orang lain. #ndividu yang dianiaya ketika masih kanak-kanak atau mempunyai orang tua yang mendisiplinkan anak mereka dengan hukuman isik akan cenderung untuk berperilaku
kekerasan setelah de*asa. &. Teori Sosiok"lt"ral
Pakar sosiolog lebih menekankan pengaruh aktor budaya dan struktur sosial terhadap perilaku agresi. da kelompok sosial yang secara umum menerima perilaku kekerasan sebagai cara untuk menyelesaikan masalahnya. 5asyarakat juga berpengaruh pada perilaku tindak kekerasan, apabila individu menyadari bah*a kebutuhan dan keinginan mereka tidak dapat terpenuhi secara konstrukti. Penduduk yang ramai 6padat dan lingkungan yang ribut dapat berisiko untuk perilaku kekerasan. danya keterbatasan sosial dapat menimbulkan kekerasan dalam hidup individu.
'.
Faktor Presipitasi
7aktor-aktor yang dapat mencetuskan perilaku kekerasan sering kali berkaitan dengan (&osep, 200') .
8kspresi diri, ingin menunjukkan eksistensi diri atau simbol solidaritas seperti dalam sebuah konser, penonton sepak bola, geng sekolah, perkelahian masal dan sebagainya.
2.
8kspresi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan kondisi sosial ekonomi.
1.
esulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu dalam keluarga serta tidak
membiasakan dialog untuk memecahkan masalah cenderung melalukan kekerasan dalam menyelesaikan konlik. 9.
etidaksiapan seorang ibu dalam mera*at anaknya dan ketidakmampuan dirinya
sebagai seorang yang de*asa. %.
danya ri*ayat perilaku anti sosial meliputi penyalahgunaan obat dan alkoholisme dan tidak mampu mengontrol emosinya pada saat menghadapi rasa rustasi.
:.
ematian anggota keluarga yang terpenting, kehilangan pekerjaan, perubahan tahap perkembangan, atau perubahan tahap perke mbangan keluarga.
(.
Tanda dan !e%ala
&osep (200') mengemukakan bah*a tanda dan gejala perilaku kekerasan adalah sebagai berikut 1. Fisik
a. 5uka merah dan tegang b. 5ata melotot6 pandangan tajam c. /angan mengepal
d. "ahang mengatup e. Postur tubuh kaku . ;alan mondar-mandir $. )erbal
a. icara kasar b. $uara tinggi, membentak atau berteriak c. 5engancam secara verbal atau isik d. 5engumpat dengan kata-kata kotor e. $uara keras . etus &. Perilak"
a. 5elempar atau memukul benda6orang lain b. 5enyerang orang lain c. 5elukai diri sendiri6orang lain d. 5erusak lingkungan e. muk6agresi *. Emosi
a.
/idak adekuat
b.
/idak aman dan nyaman
c.
"asa terganggu, dendam dan jengkel
d. /idak berdaya e.
ermusuhan
.
5engamuk, ingin berkelahi
g.
5enyalahkan dan menuntut
+. Intelekt"al
5endominasi, cere*et, kasar, berdebat, meremehkan, sarkasme. ,. Spirit"al
5erasa diri berkuasa, merasa diri benar, mengkritik pendapat orang lain, menyinggung perasaan orang lain, tidak perduli dan kasar.
-.
Sosial
5enarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan, sindiran. . Per/atian
olos, mencuri, melarikan diri, penyimpangan seksual.
E.
Akibat (ari Perilak" Kekerasan
lien dengan perilaku kekerasan dapat menyebabkan resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan. "esiko mencederai merupakan suatu tindakan yang kemungkinan dapat melukai6 membahayakan diri, orang lai n dan lingkungan. F.
Penatalaksanaan 1.Pengobatan medik
eberapa obat yang sering digunakan untuk mengatasi perilaku agresi antara lain a. b.
nti ansietas hipnotiksedati, contohnya dia
c.
5ood stabili
d.
ntipsikotik, contohnya Chlorproma
e.
>bat lain altre?one, Propanolol
.
8C/ (8lektro Convulsive /herapy), yaitu menenangkan klien bila mengarah pada keadaan amuk.
$.Penanganan Seara Kepera0atan
$trategi tindakan kepera*atan perilaku kekerasan disesuaikan sejauh mana
•
tindakan kekerasan yang dilakukan oleh klien. $trategi tindakan tersebut terdiri dari a.
$trategi preventi, terdiri dari penyuluhan klein dan latihan aserti
b.
$tartegi antisipasi, terdiri dari komunikasi, perubahan lingkungan, tindakan perilaku dan psikoarmakologi.
c.
$trategi pengekangan, terdiri dari manajemen krisis, pengasingan dan pengikatan. Penyuluhan
•
Penyuluhan yang diberikan pada klien untuk mencegah perilaku kekerasan berisi a.
antu klien mengidentiikasi marah
b.
erikan kesempatan untuk marah
c.
Praktekan ekspresi marah
d.
/erapkan ekspresi marah dalam situasi nyata
e.
#dentiikasi alternati cara mengekpresikan marah =atihan serti
•
dapun tujuan dari latihan aserti klien bisa berperilaku aserti yang ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut a.
erkomunikasi langsung dengan orang lain
b.
5engatakan tidak untuk permintaan yang tidak beralasan
c.
5ampu menyatakan keluhan
d.
5engekspresikan apresiasi yang sesuai
/ahap latihan meliputi ü !iskusikan bersama klien cara ekspresi marah selama ini ü
/anyakan apakah dengan cara ekspresi marah tersebut dapat menyelesaikan masalah atau justru menimbulkan masalah baru
ü njurkan klien untuk memperagakannya ü njurkan klien untuk menerapkan aserti dalam situasi nyata
!.
As"/an Kepera0atan
a.
!ata yang perlu dikaji pada masalah kepera*atan perilaku kekerasan 1.
Resiko menederai diri orang lain dan lingk"ngan
!ata $ubyekti lien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
•
lien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika
•
sedang kesal atau marah. "i*ayat perilaku kekerasan atau gangguan ji*a lainnya.
•
!ata >byekti 5ata merah, *ajah agak merah.
•
ada suara tinggi dan keras, bicara menguasai berteriak, menjerit,
•
memukul diri sendiri6orang lain.
$.
•
8kspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
•
5erusak dan melempar barang-barang.
Perilak" kekerasan
!ata $ubyekti •
•
lien mengatakan benci atau kesal pada seseorang. lien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal atau marah.
•
"i*ayat perilaku kekerasan atau gangguan ji*a lainnya.
!ata >byekti 4 •
5ata merah, *ajah agak merah.
ada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.
•
&.
•
8kspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
•
5erusak dan melempar barang-barang.
!angg"an /arga diri 2 /arga diri renda/
!ata $ubyekti lien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
•
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri. !ata >byekti lien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternati tindakan,
•
ingin mencederai diri 6 ingin mengakhiri hidup.
b.
!iagnosa epera*atan yang mungkin muncul a.
"esiko Perilaku kekerasan
b.
@angguan onsep !iri +arga !iri "endah
c.
"esiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
c.
"encana /indakan epera*atan
(iagnosa 1 2 "esiko Perilaku ekerasan T"%"anUm"m
lien terhindar dari mencederai diri, orang lain dan lingkungan. T"%"an K/"s"s
.
lien dapat membina hubungan saling percaya. Tindakan2 •
ina hubungan saling percaya salam terapeutik, empati, sebut nama pera*at dan jelaskan tujuan interaksi.
•
Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.
•
icara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.
2.
lien dapat mengidentiikasi penyebab perilaku kekerasan. Tindakan2 •
eri kesempatan mengungkapkan perasaan.
•
antu klien mengungkapkan perasaan jengkel 6 kesal.
•
!engarkan ungkapan rasa marah dan perasaan bermusuhan klien dengan
sikap tenang. 1.
lien dapat mengidentiikasi tanda-tanda perilaku kekerasan. Tindakan 2
njurkan klien
•
mengungkapkan yang
dialami
dan
dirasakan
saat
jengkel6kesal. •
>bservasi tanda perilaku kekerasan.
•
$impulkan bersama klien tanda-tanda jengkel 6 kesal yang dialami klien.
9.
lien dapat mengidentiikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan. Tindakan2 •
njurkan mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
•
antu bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
•
/anyakan Aapakah dengan cara yang dilakukan masalahnya selesaiBA
%.
lien dapat mengidentiikasi akibat perilaku kekerasan. Tindakan2 •
icarakan akibat6kerugian dari cara yang dilakukan.
•
ersama klien menyimpulkan akibat dari cara yang digunakan.
•
/anyakan apakah ingin mempelajari cara baru yang sehat.
:.
lien dapat mengidentiikasi cara konstrukti dalam berespon terhadap kemarahan. Tindakan 2 •
eri pujian jika mengetahui cara lain yang sehat.
•
!iskusikan cara lain yang sehat.$ecara isik tarik naas dalam jika sedang kesal, berolah raga, memukul bantal 6 kasur.
•
$ecara verbal katakan bah*a anda sedang marah atau kesal 6 tersinggung
•
$ecara spiritual berdoa, sembahyang, memohon kepada /uhan untuk diberi kesabaran.
'.
lien dapat mengidentiikasi cara mengontrol perilaku kekerasan. Tindakan2 •
antu memilih cara yang paling tepat.
•
antu mengidentiikasi manaat cara yang telah dipilih.
•
antu mensimulasikan cara yang telah dipilih.
•
eri reinorcement positi atas keberhasilan yang dicapai dalam simulasi.
•
njurkan menggunakan cara yang telah dipilih saat jengkel 6 marah.
.
lien mendapat dukungan dari keluarga. Tindakan 2
eri pendidikan kesehatan tentang cara mera*at klien melalui pertemuan
•
keluarga. eri reinforcement positi atas keterlibatan keluarga.
•
.
lien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program). Tindakan2
!iskusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis, rekuensi, eek dan eek
•
samping). antu klien mengunakan obat dengan prinsip % benar (nama klien, obat, dosis,
•
cara dan *aktu). njurkan untuk membicarakan eek dan eek samping obat yang dirasakan.
•
(iagnosa II 2 @angguan konsep diri harga diri rendah T"%"an Um"m
lien tidak melakukan kekerasan T"%"an K/"s"s
.
lien dapat membina hubungan saling percaya.
Tindakan2
ina hubungan saling percaya salam terapeutik, empati, sebut nama pera*at
•
dan jelaskan tujuan interaksi. •
Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.
•
icara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.
2.
lien dapat mengidentiikasi kemampuan dan aspek positi yang dimiliki. Tindakan2 •
!iskusikan kemampuan dan aspek positi yang dimiliki
•
+indari penilaian negati detiap pertemuan klien
•
Dtamakan pemberian pujian yang realitas
1.
lien mampu menilai kemampuan yang dapat digunakan untuk diri sendiri dan keluarga Tindakan2 •
!iskusikan kemampuan dan aspek positi yang dimiliki
•
!iskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah
9.
lien dapat merencanakan kegiatan yang bermanaat sesuai kemampuan yang dimiliki Tindakan 2 •
"encanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan.
•
eri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang klien lakukan.
•
/ingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
%.
lien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan Tindakan 2 •
eri klien kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
•
eri pujian atas keberhasilan klien
•
!iskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
:.
lien dapat memanaatkan sistem pendukung yang ada Tindakan 2 •
eri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara mera*at klien
•
antu keluarga memberi dukungan selama klien dira*at
•
antu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
•
eri reinorcement positi atas keterlibatan keluarga
(iagnosa III 2 Resiko menederai diri sendiri orang lain dan lingk"ngan T"%"an "m"m 2
-
Pasien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
T"%"an k/"s"s 2
-
Pasien mendapatkan perlindungan dari lingkungannya
-
Pasien mampu mengungkapkan perasaannya
-
Pasien mampu meningkatkan harga dirinya
-
Pasien mampu menggunakan cara penyelesaiaan masalah yang baik
Tindakan 2 •
5endikusikan cara mengatasi keinginan mencederai diri sendiri, orang laain dan lingkungan
•
5eningkatkan harga diri pasien dengan cara
o
5emberikan kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya
o
5emberikan pujian jika pasien dapat mengatakan perasaan yang positi
o
5eyakinkan pasien baha*a dirinya penting
o
5endiskusikan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh pasien
o
5erencanakan yang dapat pasien lakukan
•
/ingkatkan kemampuan menyelesaikan masalah dengan cara
o
5endiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalahnya
o
5endiskusikan dengan pasien eektitas masing-masing cara penyelesian masalah
o
5endiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalah yang lebih baik