LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN “Chronic Kidney Disease et Disease et causa Batu Ginjal dengan Hemdialisa!
Untu" #emenu$i Tugas %ndi&idu De'a(temen #edi"al di Ruang Hemdialisa RSUD D() Sai*ul An+a( #alang
LE#BAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWAT KEPERAWATAN AN
Chronic Kidney Disease et Disease et causa Batu Ginjal 'ada Pasien 6ang 6 ang di7e(i"an Te(a'i Hemdialisa Di Ruang Hemodialisa Rsud Dr. Saiful Anwar Malang Untuk Memenuhi Tugas Profesi Departemen Medikal
Ole$ , Risc$a -adilla$ N%#) ./00/010.....01
Telah diperiksa dan disetujui pada : Hari
:
.) De*inisi $agal ginjal adalah suatu keadaan diaman terdapat timunan %at padat &ang mematu pada ginjal' mengandung komponen kristal' dan matriks organik didalam pel(is' atau )al&)es ginjal' atau di saluran kemih "Pratomo' *++,#. 5) Etilgi -atu ginjal merupakan konsisi terdapatn&a kristal kalsium dalam ginjal' kristal terseut dapat erupa kalsium oksalat' kalsium fosfat maupun kalsium sitrat. Tidak ada pen&ea &ang isa diuktikan &ang sering menjadi predisposisi adalah infeksi saluran kemih hiperkasiuria' hiperpospaturia' hiper(itaminosis D dan hipertiroidism dan kean&akan intake kalsium serta alkali )enderung timul presipitasi garam kalsium dalam urine "Hari&anto' *++#. /aktor intrinsik' meliputi: 0. Herediter1 diduga dapat diturunkan dari generasi ke generasi. *. Usia1 paling sering didapatkan pada usia 2+34+ tahun 2. 5enis kelamin1 jumlah pasien pria 2 kali leih an&ak dianding wanita. /aktor ekstrinsik' meliputi: 0. $eografi1 pada eerapa daerah menunjukkan angka kejadian &ang leih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal seagai daerah stone elt "sauk atu# *. 6klim dan temperatur 2. Asupan air1 kurangn&a asupan air dan tinggin&a kadar mineral kalsium dapat meningkatkan insiden atu saluran kemih. 7. Diet1 diet tinggi purin' oksalat dan kalsium mempermudah terjadin&a atu di saluran kemih' serta pen&akit ini sering dijumpai pada orang &ang pekerjaann&a an&ak duduk atau kurang akti(itas fisik "sedentar& life#.
-atu &ang sudah menimulkan masalah pada saluran kemih harus segera dikeluarkan agar tidak menimulkan pen&ulit &ang leih erat. 6ndikasi untuk melakukan tindakan pada atu saluran kemih adalah telah terjadin&a ostruksi' infeksi atau indikasi sosial. -atu dapat dikeluarkan melalui prosedur medikamentosa' dipe)ahkan dengan =S@!' melalui tindakan endo3urologi' edah laparoskopi atau pemedahan teruka " Soeparman @aspadji: *++#. /) Km'li"asi $agal ginjal : Terjadin&a karena kerusakan neuron &ang leih lanjut dan pemuluh darah &ang diseut kompresi atu pada memrane ginjal oleh karena suplai oksigen terhamat. Hal in men&eakan iskemis ginjal dan jika diiarkan
men&eakan gagal ginjal. 6nfeksi : Dalam aliran urin &ang statis merupakan tempat &ang aik untuk perkemangiakan mi)roorganisme. Sehingga akan men&eakan infeksi pada
peritoneal. Hidronefrosis : >leh karena aliran urin terhamat men&eakan urin tertahan dan menumpuk diginjal dan lam3kelamaan ginjal akan memesar karena
penumpukan urin. A(askuler 6s)hemia : Terjadi karena aliran darah ke dalam jaringan erkurang sehingga terjadi kematian jaringan
B K
Chronic Kidney Disease ;
9ondisi klinis &ang memungkinkan dapat mengakiatkan gagal ginjal kronis isa diseakan dari ginjal sendiri dan dari luar ginjal "Arif MuttaEin' *+00# : Pen6a"it da(i Ginjal $lomerulonefritis' adalah salah satu jenis pen&akit ginjal erupa kerusakan
&ang terjadi pada glomeruli. 9erusakan ini akan men&eakan teruangn&a
darah serta protein melalui urin. 6nfeksi kuman: p&elonefritis' ureteritis. 6nfeksi ginjal atau pielonefritis terjadi karena erpindahn&a akteri dari kandung kemih ke ginjal' &ang dapat menimulkan rasa tidak n&aman atau n&eri dan au urine &ang tidak seperti
iasan&a. Polycystic Kidney Disease : Merupakan pen&akit kongenital atau genetik &ang dapat ditemukan pada fetus' a&i' dan anak ke)il. Terentukn&a kumpulan kista pada kedua ginjal "korteks dan medulla# &ang erkemang se)ara
progresif dapat men&eakan kerusakan fungsi ginjal. -atu $injal "8efrolitiasis# 8efrolitiasis merupakan sumatan &ang terjadi di sepanjang saluran kemih. Adan&a 8efrolitiasis akan men&eakan kerja ginjal erleih dalam proses
filtrasi. Pen&akit (askuler: iskemia ginjal akiat kongenital atau stenosis arteri ginjal'
hipertensi maligna atau hipertensi aksekrasi. >struksi: atu ginjal' foratis retroperi toneal' pemesaran prostat striktur
uretra' dan tumor. Menurut Da(id Ruenstein dkk. (2007), pen&ea $$9 diantaran&a: Pen&akit
1) #ani*estasi Klinis $amaran klinik gagal ginjal kronik erat disertai sindrom a%otemia sangat kompleks' meliputi kelainan3kelainan eragai organ seperti: kelainan hemopoeisis' saluran )erna' mata' kulit' selaput serosa' kelainan neuropsikiatri dan kelainan kardio(askular "Sukandar' *++#. G $ejala dini : lethargi' sakit kepala' kelelahan fisik dan mental' erat adan erkurang' mudah tersinggung' depresi G $ejala &g leih lanjut : anoreksia' mual disertai muntah' nafas dangkal $ejala erdasarkan organ &ang terkena' antara lain: a. 9ardio(askuler: -eerapa faktor seperti anemia' hipertensi' aterosklerosis' kalsifikasi sistem (askular' sering dijumpai pada pasien gagal ginjal kronik terutama pada stadium terminal dan dapat men&eakan kegagalan faal jantung. . Dermatologi : $atal sering mengganggu pasien' patogenesisn&a masih elum jelas dan diduga erhuungan dengan hiperparatiroidisme sekunder. 9eluhan gatal ini akan segera hilang setelah tindakan paratiroidektomi. 9ulit iasan&a kering dan ersisik' tidak jarang dijumpai timunan kristal urea pada kulit muka dan dinamakan urea frost. ). Pulmoner : 9rekels' sputum kental dan liat' nafas dangkal' dan pernafasan kussmaul. Dapat terjadi karena penumpukan )airan dalam tuuh karena komplikasi )kd sudah sampai ke sistem kardio(askular' sehingga regulasi )airan terganggu. d. $astrointestinal : Mual dan muntah sering merupakan keluhan utama dari
Penimunan atau deposit garam kalsium pada )onjun)ti(a men&eakan gejala red e&e s&ndrome akiat iritasi dan hiper(askularisasi. 9eratopati mungkin juga dijumpai j.
pada
eerapa
pasien
gagal
ginjal
kronik
akiat
pen&ulit
hiperparatiroidisme sekunder atau tersier. Sistem hematologi : 9elainan hemopoeisis' Anemia normokrom normositer dan normositer' 9elelahan dan lemah karena anemia atau akumulasi sustansi
uangan dalam tuuh. k. $angguan )airan elektrolit dan keseimangan asam asa: -iasan&a retensi garam dan air tetapi dapat juga kehilangan natrium' asidosis' hiperkalemia' l.
hipomagnesia' hipokalsemia. $ejala lain : $angguan penge)apan' erat adan turun dan lesu' gatal3gatal' gangguan tidur' )airan diselaput jantung dan paru3paru' otot3otot menge)il' $erakan3gerakan tak terkendali' kram' Sesak nafas dan )onfusion' Peruahan erkemih : Poliuria' nokturia' oliguria
8) Klasi*i"asi 9lasifikasi gagal ginjal kronik erdasarkan nilai laju glomerulus' &aitu stadium &ang leih tinggi menunjukkan nilai laju filtrasi glomerulus &ang leih rendah. Tabel Klasifikasi dari GFR (Clarkson, 2005 dan K. K. Zadeh (2011 dan !. Chan" (2010# Std +
Des"(i'si Risiko meningkat
L-G ;ml>mnt>.?/1m 5= ;+ dengan faktor risiko
,* J )reatini serum KPada wanita hasil terseut dikalikan dengan +'4
Stadium pen&akit gagal ginjal kronis seagai erikut : a. Stadium 0' dengan $/R normal (> 90 ml/min) Pada stadium 0 gagal ginjal kronik "$$9# iasan&a elum merasakan gejala &ang mengindikasikan adan&a kerusakan pada ginjaln&a. Hal ini diseakan ginjal tetap erfungsi se)ara normal meskipun tidak lagi dalam kondisi tidak lagi 0++ persen' sehingga an&ak penderita &ang tidak mengetahui kondisi ginjaln&a dalam stadium. b. Stadium *' dengan penurunan $/R ringan (60 s/d 9 ml/min) Pada stadium * juga dapat tidak merasakan gejala &ang aneh karena ginjal tetap dapat erfungsi dengan aik. c. Stadium 2' dengan penurunan $/R moderat ( !0 s/d "9 ml/min ) Pada tingkat ini akumulasi sisa L sisa metaolisme akan menumpuk dalam darah &ang diseut uremia. $ejala3 gejala juga terkadang mulai dirasakan seperti :
/atiEue : rasa lemah?lelah &ang iasan&a diakiatkan oleh anemia. 9eleihan )airan Peruahan pada urin : urin &ang keluar dapat erusa &ang menandakan adan&a kandungan protein di urin. Selain itu warna urin juga mengalami peruahan menjadi )oklat' orann&e tua' atau merah apaila er)ampurdengan darah. 9uantitas urin isa ertamah atau erkurang dan terkadang penderita sering terangun untuk uang air ke)il di tengah malam.
:) Peme(i"saan Penunjang Pemeriksaan !aoratorium !aju endap darah: meninggi
&ang
dipererat
oleh
adan&a
anemia
dan
hipoaluminemia. Hiponatremia: umumn&a karena keleihan )airan. Hiperkalemia: iasan&a terjadi pada gagal ginjal lanjut ersama dengan menurunn&a
diuresis. Hipoaluminemia
metaolisme dan diet rendah protein. Peninggian gula darah' akiat gangguan metaolisme karohidrat pada gagal ginjal'
"resistensi terhadap pengaruh insulin pada jaringan perifer#. Asidosis metaolik dengan kompensasi respirasi menunjukkan pH &ang menurun'
dan
hipokolesterolemia:
umumn&a
diseakan
gangguan
HB>2 &ang menurun' PB>* &ang menurun' semuan&a diseakan retensi asam3
asa organik pada gagal ginjal. H : menurun karena pasien mengalami anemia H ,3 gr?dl. -U8?9reatinin : meningkat' kadar kreatinin 0+ mg?dl diduga tahap akhir. Rasio
-U8 dan kreatinin I 0*:0 L *+:0. Protein alumin : menurun " 2'737' gr?dl#. 8atrium serum : rendah. " 00243042 m=E?!#. 9alium' magnesium : meningkat "Bl: 2'434'0 m=E?!' Mg: 0'43*'4 m=E?!#. 9alsium : menurun " '430+'4 m=E?!#. Pemeriksaan Urin olume : iasan&a 7++34++ml?*7 jam atau ahkan tidak ada urin "anuria# @arna : se)ara anormal urin keruh kemungkinan diseakan oleh %at &ang
keterangan &ang leih aik.Dehidrasi akan memperuruk keadaan ginjal oleh sea
itu penderita diharapkan tidak puasa. Renogram: untuk menilai fungsi ginjal kanan dan kiri' lokasi dari gangguan "(askuler'
parenkim' eksresi#' serta sisa fungsi ginjal. =9$ : untuk mengetahui kemungkinan hipertropi (entrikel kiri dan kanan' tanda3tanda
perikarditis' disritmia' gangguan elektrolit. Renal anterogram : mengkaji terhadap sirkulasi ginjal dan ekstra(askularisasi serta
adan&a masa. Rontgen thorak , mengetahui tanda3tanda kardiomegali dan odema paru. Pemeriksaan Patologi Anatomi -iops& ginjal : Dilakukan ila ada keraguan diagnosti) gagal ginjal kronik atau perlu
diketahui etiologi daru pen&akit ini /) Penatala"sanaan Te(a'i "nse(&ati* , tujuann&a men)egah memurukn&a faal ginjal se)ara progresif' meringankan
keluhan3keluhan
akiat
akumulasi
toksin
a%otemia'
memperaiki
metaolisme se)ara optimal dan memelihara keseimangan )airan dan elektrolit "Sukandar' *++#.
Pe(anan Diet, 0# Men)apai dan mempertahankan status gi%i optimal dengan memperhitungkan sisa fungsi ginjal' agar tidak memeratkan kerja ginjal. *# Men)egah dan menurunkan kadar ureum darah &ang tinggi "uremia#. 2# Mengatur keseimangan )airan dan elektrolit. 7# Men)egah atau mengurangi progresifitas gagal ginjal' dengan memperlamat turunn&a laju filtrasi glomerulus "Almatsier'
Asidsis
#eta7lic,
harus
dikoreksi
karena
meningkatkan
serum
kalium
"hiperkalemia#. Untuk men)egah dan mengoati asidosis metaolik dapat dierikan suplemen alkali. Terapi alkali "sodium i)aronat# harus segera dierikan intra(ena
ila pH ,'24 atau serum ikaronat *+ m=E?!. Anemia, Transfusi darah misaln&a' Paked Red Bell "PRB# merupakan salah satu
pilihan terapi alternatif' murah' dan efektif. Kelu$an Gast(intestinal, Anoreksi' )egukan' mual dan muntah' merupakan keluhan &ang sering dijumpai pada $$9. 9eluhan gastrointestinal ini merupakan keluhan utama ")hief )omplaint# dari $$9. Tindakan &ang harus dilakukan &aitu
program terapi dialisis adekuat dan oat3oatan simtomatik. Kelainan "ulit , Tindakan &ang dierikan harus tergantung dengan jenis keluhan
kulit. Kelainan neu(mus"ula(, -eerapa terapi pilihan &ang dapat dilakukan &aitu terapi hemodialisis
regular
&ang
adekuat'
medikamentosa
atau
operasi
sutotal
paratiroidektomi. Hi'e(tensi , Pemerian oat3oatan anti hipertensi. 9elainan sistem kardio(askular : Tindakan &ang dierikan tergantung dari kelainan
kardio(askular &ang diderita. Te(a'i #edis Terapi pengganti ginjal dilakukan pada pen&akit ginjal kronik stadium 4' &aitu pada !/$ kurang dari 04 ml?menit. Terapi terseut dapat erupa hemodialisis' dialisis peritoneal' dan transplantasi ginjal .
Dialisis 'e(itneal merupakan alternatif hemodialisa pada penanganan gagal
ginjal akut dan kronis. Pengoatan ini jarang dipakai untuk jangka panjang. 6ndikasi medik BAPD' &aitu pasien anak3anak dan orang tua "umur leih dari 4 tahun#' pasien3pasien &ang telah menderita pen&akit sistem kardio(askular' pasien3pasien &ang )enderung akan mengalami perdarahan ila dilakukan hemodialisis' kesulitan pemuatan A shunting' pasien dengan stroke' pasien $$T "gagal ginjal terminal# dengan residual urin masih )ukup' dan pasien nefropati diaetik disertai co%mor&idity dan co%mortality . 6ndikasi non3medik' &aitu keinginan pasien sendiri' tingkat intelektual tinggi untuk melakukan sendiri "mandiri#' dan di daerah &ang jauh dari pusat ginjal. 5) T(ans'lantasi Ginjal, Dengan pen)angkokan ginjal &ang sehat ke pasien $$9' maka seluruh faal ginjal diganti oleh ginjal aru. Pertimangan program transplantasi ginjal : Bangkok ginjal dapat mengamil alih seluruh 0++< fungsi dan faal ginjal 9ualitas hidup normal kemali Sur(i(al rate meningkat 9omplikasi "iasan&a dapat di antisipasi# terutama erhuungan dengan oat
imunosupresif untuk men)egah reaksi penolakan. Tindakan standar adalah dengan merotasi ginjal donor dan meletakkan pada fosa iliaka kontralateral resipien. Ureter kemudian leih mudah eranastomosis atau erimplantasi kedalam kemih resipien. Arteri renalis erimplantasi pada
<) Knse' Hemdialisa .) De*inisi Hemodialisis adalah suatu usaha untuk memperaiki kelainan iokimiawi darah &ang terjadi akiat terganggun&a fungsi ginjal' dilakukan dengan menggunakan mesin hemodialisis. Hemodialisis merupakan salah satu entuk terapi pengganti ginjal "renal repla)ement therap&?RRT# dan han&a menggantikan seagian dari fungsi ekskresi ginjal. Hemodialisis dilakukan pada penderita P$9 stadium 4 dan pada pasien dengan A96 "A)ute 9idne& 6njur &ang memerlukan terapi pengganti ginjal "Daurgirdas et al.'*++,#. 5) Tujuan Memuang produk sisa metaolisme protein seperti urea' kreatinin dan asam urat. Memuang keleihan air dengan mengetahui tekanan anding antara darah dan
*. 9era)unan akut "al)ohol' oat3oatan# &ang isa melewati memrane dial&sis
HD kronik "regular# : HD kronik merupakan hemodialisis &ang dikerjakan erkelanjutan seumur hidup penderita dengan menggunakan mesin hemodialisis. 8) Pe(alatan Hemdialisa a. Dialiser atau $injal -uatan : Terdiri dari memran semi permeael &ang memisahkan kompartemen darah dan dialisat. . Dialisat atau Bairan Dialisis : Bairan &ang terdiri dari air dan elektrolit utama dari serum normal. Dialisat ini diuat dalam sistem ersih dengan air kran dan ahan kimia saring. -ukan merupakan sistem &ang steril' karena akteri terlalu esar untuk melewati memran dan potensial terjadin&a infeksi pada pasien minimal. 9arena akteri dari produk sampingan dapat men&eakan reaksi pirogenik' khususn&a pada memran permeael &ang esar' maka air untuk dialisat harus aman se)ara akteriologis. 9onsentrat dialisat iasan&a disediakan oleh parik komersildan umumn&a digunakan oleh unit kronis. ). Sistem Pemerian Dialisat' &aitu alat &ang mengukur pemagian proporsi otomatis dan alat mengukur serta pemantau menjamin dengan tepat kontrol rasio konsentrat3air. d. Aksesori Peralatan Perangkat 9eras' terdiri dari : Pompa darah' pompa infus untuk mendeteksi heparin Alat pemonitor suhu tuuh apaila terjadi ketidakamanan konsentrasi dialisat'
Siapkan lood lines dan A fiskula sean&ak an&akn&a. $injal uatan dan lood lines diisi saline normal "priming#. Samungkan dialisatelines pada ginjal uatan. Samil mempersiapkan pasien slang inlet dan outlet disamungkan lalu
jalankan lood pump "sirkulasi tertutup#. . !angkah3!angkah HD : Timang dan )atat erat adan' serta ukur dan )atat tekanan darah. Tentukan akses darah &ang akan ditusuk. -ersihkan daerah &ang akan ditusuk dengan etadine 0+< lalu al)ohol ,+<
kemudian ditutup pakai duk steril. Sediakan alat3alat &ang steril didalam ak spuit ke)il : spuit *'4 )) sean&ak 0' spuit 0 )) 0 uah' mangkok ke)il erisi saline +';< dan kasa steril. Sediakan oat3oatan &ang perlu &aitu lidonest dan heparin. Pakai masker dan sarung tangan steril. !akukan anestesi lo)al didaerah akses darah &ang akan ditusuk. Tusuk dengan A fistula lalu erikan heparin sean&ak *+++ unit pada inlet sedangkan outlet sean&ak 0+++ unit. Siap samungkan ke sirkulasi tertutup &ang telah disediakan. Aliran darah permulaan sampai , menit ,4 ml?menit kemudian dinaikkan perlahan sampai *++ ml?menit. Tentukan TMP sesuai dengan kenaikkan erat adan. Segera ukur kemali tekanan darah' nadi' pernapasan' akses darah &ang
digunakan di)atat dalam status &ang telah tersedia. ). Perawatan Pasien Hemodialisa Perawatan Seelum Hemodialisa Mempersiapkan perangkat HD dan mesin HD Mempersiapkan )ara pemerian heparin
$injal uatan' slang darah' slang dialisat dikontrol setiap 0 jam. d. Perawatan Sesudah Hemodialisa : Ada * hal penting &ang perlu diperhatikan
&aitu : )ara menghentikan HD pada pasien dan mesin HD. :) P(insi' dan
0#
kompartemen
darah'
*#
kompartemen )airan pen)u)i "dialisat#' dan 2# ginjal uatan "dialiser#. Darah dikeluarkan dari pemuluh darah (ena dengan ke)epatan aliran tertentu' kemudian masuk ke dalam mesin dengan proses pemompaan. Setelah terjadi proses dialisis' darah &ang telah ersih ini masuk ke pemuluh alik' selanjutn&a eredar di dalam tuuh. Proses dialisis "pemurnian# darah terjadi dalam dialiser "Daurgirdas et al.'*++,#. Prinsip kerja hemodialisis adalah komposisi solute "ahan terlarut# suatu larutan "kompartemen darah# akan eruah dengan )ara memaparkan larutan ini dengan larutan lain "kompartemen
dialisat# melalui memran semipermeael "dialiser#.
Perpindahan solute melewati memran diseut seagai osmosis. Perpindahan ini terjadi melalui mekanisme difusi dan U/. Difusi adalah perpindahan solute terjadi akiat gerakan molekuln&a se)ara a)ak' utrafiltrasi adalah perpindahan molekul terjadi se)ara kon(eksi' artin&a solute erukuran ke)il &ang larut dalam air ikut erpindah
se)ara
eas
ersama
molekul
air melewati
porus
memran.
Perpindahan ini diseakan oleh mekanisme hidrostatik' akiat peredaan tekanan air
"transmemrane
pressure#
atau mekanisme
osmotik
akiat
peredaan
Hipoksia' hipotensi' penghentian oat antiaritmia selama dialisa' penurunan kalsium' magnesium' kalium dan ikaronat serum &ang )epat erpengaruh
terhadap aritmia pada pasien hemodialisa. Sindrom ketidakseimangan dialisa Sindrom ketidakseimangan dialisa diper)a&a se)ara primer dapat diakiatkan dari osmol3osmol lain dari otak dan ersihan urea &ang kurang )epat diandingkan dari darah' &ang mengakiatkan suatu gradient osmoti) diantara kompartemen3kompartemen
ini.
$radient
osmoti)
ini
men&eakan
perpindahan air ke dalam otak &ang men&eakan edema sereri. Sindrom ini tidak la%im dan iasan&a terjadi pada pasien &ang menjalani hemodialisa
pertama dengan a%otemia erat. Hipoksemia Hipoksemia selama hemodialisa merupakan hal penting &ang perlu dimonitor
pada pasien &ang mengalami gangguan fungsi kardiopulmonar. Perdarahan Uremia men&eakan gangguan fungsi tromosit. /ungsi tromosit dapat dinilai dengan
mengukur
waktu
perdarahan.
Pengguanaan
heparin
selama
hemodialisa juga merupakan fa)tor resiko terjadin&a perdarahan. $angguan pen)ernaan $angguan pen)ernaan &ang sering terjadi adalah mual dan muntah &ang diseakan karena hipoglikemi. $angguan pen)ernaan sering disertai dengan
sakit kepala. 6nfeksi atau peradangan isa terjadi pada akses (askuler. Pemekuan darah Pemekuan darah isa diseakan karena dosis pemerian heparin &ang tidak
D) Knse' Asu$an Ke'e(a+atan .) Data 6ang 'e(lu di"aji a. -iodata $agal $injal 9ronik terjadi terutama pada usia lanjut "4+3,+ th#' usia muda' dapat terjadi pada semua jenis kelamin tetapi ,+ < pada pria. . 9eluhan utama 9en)ing sedikit' tidak dapat ken)ing' gelisah' tidak selera makan "anoreksi#' mual' muntah' mulut terasa kering' rasa lelah dan lemas' pusing' nafas erau "ureum#' gatal pada kulit' sesak nafas. ). Riwa&at pen&akit
Sekarang
Diare' muntah' perdarahan' luka akar' rekasi anafilaksis' renjatan kardiogenik' hipertensi' anemia
Dahulu
Riwa&at pen&akit gagal ginjal akut' infeksi saluran kemih' atu ginjal' hipertensi' penggunaan oat3oat nefrotoksik' -enign Prostati) H&perplasia' prostatektomi' hipertensi.
$ejala Riwa&at hipertensi lama atau erat. Palpitasi n&eri dada atau angina dan sesak nafas' gangguan irama jantung' edema. Tanda Hipertensi' nadi kuat' oedema jaringan umum' piting pada kaki' telapak tangan' Disritmia jantung' nadi lemah halus' hipotensi ortostatik' fri)tion ru perikardial' pu)at' kulit )oklat kehijauan' kuning.ke)endrungan perdarahan. Pers&arafan "- 2 : -rain#
9esadaran: Disorioentasi' gelisah' apatis' letargi' somnolent sampai koma.
Perkemihan3=liminasi Uri "- 7 : -ladder# $ejala : Penurunan frekuensi urine "9en)ing sedikit "kurang dari 7++ ))?hari#' warna urine kuning tua dan pekat' tidak dapat ken)ing#' oliguria' anuria "gagal tahap lanjut# adomen kemung' diare atau konstipasi. Tanda : Peruahan warna urine' "pekat' merah' )oklat' erawan# oliguria atau anuria.
Pen)ernaan 3 =liminasi Al(i "- 4 : -owel# Anoreksia' nausea' (omiting' fektor uremi)um' hi))up' gastritis erosi(a dan Diare
Tulang3>tot36ntegumen "- : -one# $ejala :
Anoreksia' mual' muntah dan rasa pahit pada rongga mulut' intake minum &ang kurang. dan mudah lelah. 9eadaan terseut dapat mengakiatkan terjadin&a gangguan nutrisi dan metaolisme &ang dapat mempengaruhi status kesehatan klien. Peningkatan erat adan )epat "oedema#' penurunan erat adan "malnutrisi# anoreksia' n&eri ulu hati' mual muntah' au mulut "amonia#' Penggunaan diureti)' $angguan status mental' ketidakmampuan erkonsentrasi' kehilangan memori' ka)au' penurunan tingkat kesadaran' kejang' ramut tipis' kuku rapuh. 2#
Pola =liminasi 9en)ing sedikit "kurang dari 7++ ))?hari#' warna urine kuning tua dan pekat' tidak dapat ken)ing. Penurunan frekuensi urine' oliguria' anuria "gagal tahap lanjut# adomen kemung' diare atau konstipasi' Peruahan warna urine' "pekat' merah' )oklat' erawan# oliguria atau anuria.
7#
Pola Tidur dan 6stirahat : $elisah' )emas' gangguan tidur.
4#
Pola Akti(itas dan !atihan 9lien mudah mengalami kelelahan dan lemas men&eakan klien tidak mampu melaksanakan akti(itas sehari3hari se)ara maksimal' 9elemahan otot' kehilangan tonus' penurunan rentang gerak.
#
Pola Huungan dan Peran 9esulitan menentukan kondisi "tidak mampu ekerja' mempertahankan fungsi
memeri dampak pada proses ejakulasi serta orgasme. Penurunan liido' amenorea' infertilitas. 0+# Pola Mekanisme ? Penanggulangan Stress dan 9oping !aman&a waktu perawatan' perjalanan pen&akit &ang kronik' faktor stress' perasaan tidak
erda&a'
tak
ada
harapan' tak
ada
kekuatan'
karena
ketergantungan men&eakan reaksi psikologis &ang negatif erupa marah' ke)emasan' mudah tersinggung dan lain L lain' dapat men&eakan klien tidak mampu menggunakan mekanisme koping &ang konstruktif ? adaptif. /aktor stress' perasaan tak erda&a' tak ada harapan' tak ada kekuatan. Menolak' ansietas' takut' marah' mudah terangsang' peruahan kepriadian. 00# Pola Tata 8ilai dan 9eper)a&aan Adan&a peruahan status kesehatan dan penurunan fungsi tuuh serta gagal ginjal kronik dapat menghamat klien dalam melaksanakan iadah maupun mempengaruhi pola iadah klien.
5) Diagnsa Ke'e(a+atan Pre Hemodialisa 0. 8&eri akut erhuungan dengan peregangan dari terminal saraf sekunder dari
adan&a atu pada ginjal. *. $angguan eliminasi urin erhuungan dengan infeksi saluran kemih. 2. 9eletihan erhuungan dengan tidak mampu mempertahankan akti(itas fisik pada
6ntra Hemodialisa 0. 8&eri akut erhuungan dengan agen )edera di daerah insersi *. $angguan rasa n&aman erhuungan dengan proses hemodialisa. 2. Resiko s&ok hipo(olemik erhuungan dengan proses hemodialisa 7.
&ang
mengerluarkan )airan dari dalam tuuh. Risiko kekurangan (olume )airan erhuungan dengan gangguan mekanisme regulasi "mekanisme peredaran darah?)airan tidak efektif saat proses dial&sis
erlangsung#. Post Hemodialisa 0. Risiko infeksi erhuungan dengan tindakan in(asi(e erulang. *. Resiko perdarahan erhuungan dengan pemerian heparin. 2. $angguan keseimangan )airan dan elektrolit erhuungan dengan sindrom ketidak seimangan dialisa
Rencana %nte(&ensi Ke'e(a+atan N 0.
Diagnsa 8&eri Akut
Tujuan dan K(ite(ia Hasil %nte(&ensi Setelah dilakukan askep 2 jam N%<, Pain #anagement 9lien merasa n&erin&a 3 !akukan pengkajian n&eri se)ara erkurang komprehensif "lokasi' karakteristik' 9riteria Hasil: durasi' frekuensi' kualitas dan faktor pen)etus#. Mengenali kapan n&eri terjadi. 3 >ser(asi ekspresi non (eral Mengenali tanda dan ejala mengenai ketidakn&amanan. n&eri terjadi. Menggunakan tindakan 3 9olaorasi dengan dokter terkait pengurangan n&eri dengan pemerian terapi farmakologi.
3
2.
Monitor status pernafasan dan oksigenasi sesuai keutuhan 3 Auskultasi un&i nafas 3 -ersihhkan skret jika ada dengan atuk efektif ? su)tion jika perlu. 9eleihan olume Setelah dilakukan askep 2 jam -luit manajemen: Bairan keseimangan )airan pasien 3 Monitor status hidrasi "kelemaan memaik dengan kriteria hasil: memran mukosa' nadi adekuat# -eas dari edema anasarka' 3 Monitor tnada (ital 3 Monitor adan&a indikasi efusi o(erload?retraksi Suara paru ersih 3 9aji daerah edema jika ada Tanda (ital dalam atas normal -luit mnit(ing: 3 Monitor intake?output )airan 3 Monitor serum alumin dan protein total 3 Monitor RR' HR 3 Monitor turgor kulit dan adan&a kehausan 3 Monitor warna' kualitas dan -5 urine 9etidakseimangan Setelah dilakukan askep 2 #anajemen Nut(isi 8utrisi 9urang Dari jam' klien menunjukan status3 kaji pola makan klien 9eutuhan Tuuh nutrisi adekuat dengan kriteria3 9aji makanan &ang disukai oleh klien. 3 9olaorasi dg ahli gi%i untuk pen&ediaan hasil: nutrisi terpilih sesuai dengan keutuhan tidak terjadi mal nutrisi' klien. tingkat energi adekuat' masukan nutrisi adekuat 3 Anjurkan klien untuk meningkatkan asupan nutrisin&a.
7.
5elaskan kondisi klien 5elaskan tentang program pengoatan dan alternatif pengoantan Diskusikan peruahan ga&a hidup &ang mungkin digunakan untuk men)egah komplikasi 3 Diskusikan tentang terapi dan pilihann&a 3 =ksplorasi kemungkinan sumer &ang isa digunakan? mendukung 3 instruksikan kapan harus ke pela&anan 3 Tan&akan kemali pengetahuan klien tentang pen&akit' prosedur perawatan dan pengoatan Setelah dilakukan askep 0 jam Knt(l in*e"si risiko infeksi terkontrol dengan3 Ajarkan tehnik men)u)i tangan 3 Ajarkan tanda3tanda infeksi kriteria hasil: -eas dari tanda3tanda 3 laporkan dokter segera ila ada tanda infeksi infeksi 3 Tingkatkan masukan gi%i &ang )ukup Angka leukosit normal 3 Anjurkan istirahat )ukup Pasien mengatakan tahu 3 -erikan P=839=S tentang risk infeksi. tentang tanda3tanda dan gejala infeksi P(te"si %n*e"si,
.
Resiko 6nfeksi
Mengenal keutuhan 3 perawatan dan pengoatan 3 tanpa )emas 9lien ? keluarga kooperatif 3 saat dilakukan tindakan
3 monitor tanda dan gejala infeksi 3 Pantau hasil laoratorium 3 Amati faktor3faktor &ang meningkatkan infeksi.
isa
Hung SB' !in P' Huang H!' Pu H/' Tarng DB. Aldosterone and mortalit& in hemodial&sis patients: role of (olume o(erload. P!oS >ne. *+021:e4,400. Mihaela Dora Don)iu ' !uminita oroneanu ' and Adrian Bo(i). 8olume :erload in 4KD Pato+ysioloy,
'ssessment
ecni;ues,
4onse;uences
and
reatment .
.
D>6:
0+.0++,?;,32320;3+;0*370*. Septemer *+04. 8ahas' Meguid =l Adeera !e(in. 4ronic Kidney Disease ' Practical Guide to 5nderstandin and anaement . USA : >Jford Uni(ersit& Press. *+0+ Purnomo' -asuki. -. *+00. Dasar < Dasar 5roloi$ -disi Ke ia . 5akarta :Sagung Seto Ri(andi' 5anis. Dkk. *+04. Huungan Diaetes MelitusDengan 9ejadian $agal $injal 9ronik. -agian 6lmu Pen&akit Dalam' /akultas 9edokteran' Uni(ersitas !ampung Sudo&o' Aru @.' dkk. 1u*u '=ar lmu Penya*it Dalam. ed. 6. 5akarta: /9U6. *++. Suwitra 9. *++. Penya*it Gin=al Kroni* . -uku Ajar 6lmu Pen&akit Dalam 5ilid 6 =disi 6. 5akarta: Pusat Peneritan Departemen 6lmu Pen&akit Dalam /9U6. 40347. Uni(ersitas
Sumatera
Utara.
*+00.
-a
*
Tinjuan
Pustaka.
http:??repositor&.usu.a).id?itstream?0*274,;?0,7*?7?Bhapter<*+66.pdf . diakses pada tanggal +; 5uli *+04