BAB I PENDAHULUAN 1.1. 1.1. Lata Latarr Be Bela laka kang ng
Batu ginjal merupakan masalah kesehatan yang cukup signifikan, baik di Indonesia maupun di dunia. Prevalensi penyakit ini diperkirakan 13% pada lakilaki de!asa dan "% pada perempuan de!asa, dengan puncak usia 3# tahun dan $# tahunan. ngka kejadian batu ginjal berdasarkan data yang dikumpulkan dari rumah sakit di seluruh Indonesia tahun #& adalah sebesar 3".'3' kasus baru,dengan jumlah kunjungan sebesar ().*(* orang. orang. +elain itu jumlah pasien yang dira!at mencapai 1*.#1) orang, dengan mortalitas 3") orang. -ully, . /harry.+. #. (&0 Batu ginjal menyebabkan obstruksi pada ginjal sehingga menjadi hidronefrosis, lalu apabil apabilaa hidron hidronefro efrosis sis tidak tidak ditang ditangani ani maka maka akan akan terjadi terjadi kompli komplikas kasik ikomp omplik likasi asi,, diantaranya adalah gagal ginjal, infeksi, hidronefrosis, avaskuler ischemia yang akhirnya dapat dapat menyeb menyebabk abkan an gagal gagal ginjal ginjal serta serta akan akan mengak mengakibat ibatkan kan ancama ancaman n kematia kematian n bagi bagi penderita.
1.2. 1.2. Rumu Rumusa san n Masa Masala lah h
1. Bagaim Bagaimana ana defin definisi isi peny penyakit akit Batu Batu inj injal2 al2 &. Bagaim Bagaimana ana etiolo etiologi gi Batu Batu inj injal2 al2 3. Bagaim Bagaimana ana pato patofisi fisiolo ologi gi Batu Batu inj injal2 al2 $. pa saja saja manif manifesta estasi si klini kliniss dari dari Batu Batu injal2 injal2 (. pa saja kompl komplikas ikasii dari dari Batu Batu injal injal22 '. pa saja saja pemeri pemeriksaa ksaan n diagnos diagnostic tic pada pada Batu Batu injal2 injal2 ". Bagaim Bagaimana ana pena penatala talaksa ksanaan naan Batu Batu injal2 injal2 ). Bagaim Bagaimana ana path path!ay !ay dari Batu Batu inja injal2 l2 *. Bagaim Bagaimana ana askep askep dari dari Batu Batu injal injal22
Sistem Perkemihan | 1
1.3. Tujuan 1.3. 1.3.1. 1. Tujuan juan Umu Umum m dapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas dalam
mata kuliah +istem Perkem Perkemihan ihan,, juga juga agar agar pembac pembacaa dan penyusun penyusun dapat dapat lebih lebih luas luas memahami memahami tentang tentang Batu injal , serta mendapatkan mendapatkan informasi atau !a!asaan !a!asaan mengenai mengenai skep 4eori 4eori dengan Batu injal 5. 1.3. 1.3.2. 2. Tujuan juan h hus usus us 1. enget engetahu ahuii tentan tentang g penyak penyakit it Batu Batu inja injall &. enget engetahu ahuii etiol etiologi ogi Batu Batu in injal jal 3. enget engetahu ahuii patof patofisio isiolog logii Batu Batu inja injall $. enget engetahu ahuii 4an 4anda da dan dan ejal ejal Batu inj injal al (. enget engetahu ahuii 6ompl 6omplika ikasi si Batu Batu injal injal '. enget engetahu ahuii pemerik pemeriksaan saan penu penunja njang ng Batu Batu injal injal ". enget engetahu ahuii Penatala Penatalaksa ksanaan naan edi ediss Batu inja injall ). enget engetahu ahuii penc pencega egahan han Batu Batu inj injal al *. enget engetahu ahuii Path!ay Path!ay Batu Batu inja injall 1#. engetahui suhan 6epera!atan Batu injal
Sistem Perkemihan | 2
Sistem Perkemihan | 3
BAB II TIN!AUAN PU"TAA
2.1. De#$n$s$ Batu ginjal adalah suatu keadaan terdapat satu atau lebih batu di dalam pelvis atau
calyces ginjal atau di saluran kemih Pratomo, #"0. Batu ginjal didalam saluran kemih kalkulus uriner0 adalah masa keras seperti batu yang terbentuk disepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Batu ginjal adalah istilah umum batu ginjal disembarang tempat. Batu ini terdiri atas garam kalsium, asam urat, oksalat, sistin, 7antin, dan struvitPatofisiologi kepera!atan, ## 0. Batu ginjal adalah massa keras seperti batu yang berada di ginjal dan salurannya dan dapat menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih, atau infeksi. 8ugroho, 9itto. #*0 :rolithiasis adalah suatu keadaan terjadinya penumpukan oksalat, calculi batu ginjal0 pada ureter atau pada daerah ginjal. :rolithiasis terjadi bila batu ada di dalam saluran perkemihan. Batu itu sendiri disebut calculi. Pembentukan batu mulai dengan kristal yang terperangkap di suatu tempat sepanjang saluran perkemihan yang tumbuh sebagai pencetus larutan urin. ;alculi bervariasi dalam ukuran dan dari fokus mikroskopik sampai beberapa centimeter dalam diameter cukup besar untuk masuk dalam pelvis ginjal. ejala rasa sakit yang berlebihan pada pinggang, nausea, muntah, demam, hematuria. :rine ber!arna keruh seperti teh atau merah. Brunner and suddatrh, #&< 1$'#0.
Sistem Perkemihan | 4
2.2. Et$%l%g$ 1. =aktor intrinsik, meliputi< a. >erediter < diduga dapat diturunkan dari generasi ke generasi. b. :mur < paling sering didapatkan pada usia 3#(# tahun c. ?enis kelamin < ?umlah pasien pria 3 kali lebih banyak dibanding pasien
!anita. &. =aktor ekstrinsik, meliputi< a. eografi@ pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian yang lebih tinggi dari pada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone belt sabuk batu0 b. Iklim dan temperatur c. supan air@ kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih. d. 9iet@ diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu saluran kemih. e. Pekerjaan@ penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk atau kurang aktivitas fisik sedentary life0. 2.3. Pat%#$s$%l%g$ dapun pathofisiologis menurut +uddarth #&@ 1$'#0 adalah < Batu dalam perkemihan berasal dari obstruksi saluran kemih. Abstruksi mungkin
hanya persial atau lengkap. Abstruksi yang lengkap bisa menjadi hidronefrosis yang disertai tandatanda dan gejalagejalanya. Proses pathofisiologis dari batu perkemihan sifatnya mekanis. :rolithiasis merupakan kristalisasi dari mineral dari matrik seputar, seperti, pus, darah, jaringan yang tidak vital, tumor atau urat. 6omposisi mineral dari batu ginjal bervariasi kirakira tiga perempat bagian dari batu adalah kalsium, fosfat, sama urin dan custin. Peningkatan konsentrasi larutan urin akibat dari intake cairan rendah dan juga peningkatan bahanbahan organik akibat infeksi saluran kemih atau urin statis, mensajikan sarang untuk pembentukan batu. 9itambah adanya infeksi meningkatkan kebiasaan urin oleh produksi amonium0, yang berakibat presipitasi kalsium fosfat dan magnesium ammonium fosfat. :rolithiasis mengacu pada adanya batu kalkuli0 ditraktus urinarius. Batu berbentuk ditraktus urinarius ketika konsentrasi subtansi tertentu seperti kalsiumoksalat, kalsium fosfat dan asam urat meningkat. Batu juga dapat terbentuk ketika terdapat defisiensi substansi tertentu seperti sifat secara normal mencegah kristalisasi dalam urin. 6ondisi lain yang mempengaruhi laju pembentukan batu mencakup P> urin dan status cairan pasien batu cenderung jadi pada pasien yang dehidrasi0. Batu dapa ditemukan disetiap bagian ginjal sampai ke kandung kemih dan ukurannya bervariasi dan deposit granuler yang kecil, yang disebut pasir atau krikil, sampai batu membesar kandung kemih ber!arna orange.
Sistem Perkemihan | 5
=aktor tertentu yang mempengaruhi pembentukan batu, mencakup infeksi, status urin, periode immobilisasi drainase renal yang lambat dan perubahan metabolisme kalsium0. =aktofaktor ini mencetuskan peningkatan konsentrasi kalsium didalam darah dan urin, menyebabkan pembentukan batu kalsium. Pembentukan batu urinarius juga dapat terjadi pada penyakit inflamasi usus pada individu dengan ileustomi atau reseksi usus, karena individu ini mengabsorbsi oksalat secara berlebihan. 2.&. Man$#estas$ l$n$s anifestasi klinis adanya batu dalam traktus urinarius bergantung pada adanya
obstruksi, infeksi, dan edema. 6etiak batu menghambat aliran urin, terjadi obstruksi, menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik dan distensi piala ginjal serta ureter proksimal. Iritasi batu yang secara terusmenerus dapat mengakibatkan terjadinya infeksi yang sering disertai dengan keadaan demam, menggigil dan disuia. Beberapa batu menyebabkan ketidak nyamanan dan nyeri yang luar biasa Brunner +uddarth, #1 hal 1$'10 1. Batu di piala ginjal a. enyebabkan rasa sakit yang dalam dan terusmenerus di area kostovertebral. b. 8yeri yang berasal dari daerah renal menyebar secara anterior dan pada !anita mendekati kandung kemih sedangkan pada pria mendekati testis. c. 9apat dijumpai hematuria dan piuria. d. 6olik renal < bila nyeri mendadak menjadi akut, disertai nyeri tekan diseluruh area kostovertebral, dan muncul mual muntah. &. Batu yang terjebak pada ureter a. enyebabkan gelombang nyeri yang luar biasa, akut dan dan kolik yang menyebar ke pahan dan genetalia. b. +ering merasa ingin berkemih, namun hanya sedikit urin yang keluar, dan biasanya mengandung darah akibat aksi abrasi batu. 3. Batu yang terjebak di kandung kemih a. enyebabkan gejala iritasi dan berhubungan dengan infeksi traktus urinarius dan hematuri. b. Batu menyebabkan obstruksi pada leher kandung kemih sehingga akan terjadi retensi urin. c. ?ika infeksi berhubungan dengan adanya batu, maka kondisi akan lebih serius disertai sepsis.
Sistem Perkemihan | 6
2.'. %m(l$kas$ 1. agal ginjal 4erjadi kerusakan neuron yang lebih lanjut dan pembuluh darah yang disebut
kompresi batu pada membran ginjal oleh karena suplai oksigen terhambat. >al ini menyebabkan iskemik ginjal dan jika dibiarkan akan menyebabkan gagal ginjal. &. Infeksi 9alam aliran urin yang statis merupakan temapat yang baik untuk perkembangbiakan mikroorganisme. +ehingga akan menyebabkan infeksi pada peritoneal. 3. >idronefrosis Aleh karena aliran urin terhambat menyebabkan urin tertahan dan menumpuk di ginjal dan lamakelamaan ginjal akan membesar karena penumpukan urin. $. vaskuler Iskemia 4erjadi karena aliran darah ke dalam jaringan berkurang sehingga terjadi kematian jaringan. 2.). Pemer$ksaan Penunjang 1. Pemriksaan Caboratorum a. :rin lengkap b. B:8 +; c. :rine ;ultur d. :-I; cid 9iagnosis B4: I8?C dapat dilakukan dengan beberapa tindakan radiologis yaitu< 1. +inar D abdomen :ntuk melihat batu di daerah ginjal, ureter dan kandung kemih. 9imana dapat
menunjukan ukuran, bentuk, posisi batu dan dapat membedakan klasifikasi batu yaitu dengan densitas tinggi biasanya menunjukan jenis batu kalsium oksalat dan kalsium fosfat, sedangkan dengan densitas rendah menunjukan jenis batu struvit, sistin dan campuran. Pemeriksaan ini tidak dapat membedakan batu di dalam ginjal maupun batu diluar ginjal.
Sistem Perkemihan | 7
&. Intravenous Pyelogram IEP0 Pemeriksaan ini bertujuan menilai anatomi dan fungsi ginjal. ?ika IEP belum dapat menjelaskan keadaan sistem saluran kemih akibat adanya penurunan fungsi ginjal, sebagai penggantinya adalah pemeriksaan pielografi retrograd. 3. :ltrasonografi :+0 :+ dapat menunjukan ukuran, bentuk, posisi batu dan adanya obstruksi. Pemeriksaan dengan ultrasonografi diperlukan pada !anita hamil dan pasien yang alergi terhadap kontras radiologi. 6eterbatasn pemeriksaan ini adalah kesulitan untuk menunjukan batu ureter, dan tidak dapat membedakan klasifikasi batu. $. ;omputed 4omographic ;40 scan Pemindaian ;4 akan menghasilkan gambar yang lebih jelas tentang ukuran dan lokasi batu. 2.*. Penatalaksanaan 4ujuan dasar penatalaksanaan medis batu ginjal adalah untuk menghilangkan batu,
menentukan jenis batu, mencegah kerusakan nefron, mengendalikan infeksi, dan mengurangi obstruksi yang terjadi. Batu dapat dikeluarkan dengan cara medikamentosa, pengobatan medik selektif
dengan pemberian obatobatan, tanpa operasi,
dan
pembedahan terbuka. 1. Pengurangan 8yeri orfin untuk mencegah syok dan sinkop akibat nyeri yang luar biasa, mandi air panas atay hangat di area panggul, pemberian cairan kecuali untuk pasien mentah menderita gagal jantung kongestif. Pemberian cairan dibutuhkan mengurangi konsentrasi kristaloid urin, mengencerkan urin serta meningkatkan tekanan hidrostatik pada ruang dibelakang sehingga mendorong masase batu ke ba!ah. &. edikamentosa 4erapi medikamentosa ditujukan untuk batu yang berukuran lebih kecil yaitu dengan diameter kurang dari ( mm, karena diharapkan batu dapat keluar tanpa intervensi medis. 9engan cara mempertahankan keenceran urine dan diet makanan tertentu yang dapat merupakan bahan utama pembentuk batu misalnya kalsium0 yang efektif mencegah pembentukan batu atau lebih jauh meningkatkan ukuran batu yang telah ada. +etiap pasien batu ginjal harus minum paling sedikit ) gelas air sehari. 3. Pengobatan edik +elektif dengan Pemberian Abatobatan nalgesia dapat diberikan untuk meredakan nyeri dan mengusahakan agar batu dapat keluar sendiri secara spontan. Apioid seperti injeksi morfin sulfat yaitu petidin
Sistem Perkemihan | 8
hidroklorida atau obat anti inflamasi nonsteroid seperti ketorolac dan napro7en dapat diberikan tergantung pada intensitas nyeri. Propantelin dapat digunakan untuk mengatasi spasme ureter. Pemberian antibiotik apabila terdapat infeksi saluran kemih atau pada pengangkatan batu untuk mencegah infeksi sekunder. +etelah batu dikeluarkan, batu ginjal dapat dianalisis untuk mengetahui komposisi dan obat tertentu dapat diresepkan untuk mencegah atau menghambat pembentukan batu berikutnya. $. F+GC F7tracorporeal +hock!ave Cithotripsy0. erupakan tindakan noninvasif dan tanpa pembiusan, pada tindakan ini digunakan gelombang kejut eksternal yang dialirkan melalui tubuh untuk memecah batu. lat F+GC adalah pemecah batu yang diperkenalkan pertama kali oleh ;aussy pada tahun 1*)#. lat ini dapat memecah batu ginjal, batu ureter pro7imal, atau menjadi fragmenfragmen kecil sehingga mudah dikeluarkan melalui saluran kemih. F+GC dapat mengurangi keharusan melakukan prosedur invasif dan terbukti dapat menurunkan lama ra!at inap di rumah sakit. (. Fndourologi 4indakan endourologi adalah tindakan invasif minimal untuk mengeluarkan batu saluran kemih yang terdiri atas memecah batu, dan kemudian mengeluarkannya dari saluran kemih melalui alat yang dimasukan langsung kedalam saluran kemih. lat tersebut dimasukan melalui uretra atau melalui insisi kecil pada kulit perkutan0. Beberapa tindakan endourologi tersebut adalah < a. P8C Percutaneous 8ephro Citholapa7y0 adalah usaha mengeluarkan batu yang berada di dalam saluran ginjal dengan cara memasukan alat endoskopi ke sistem kalies melalui insisi pada kulit. Batu kemudian dikeluarkan atau dipecah terlebih dahulu menjadi fragmenfragmen kecil. b. Citotripsi adalah memecah batu bulibuli atau batu uretra dengan memasukan alat pemecah batu litotriptor0 ke dalam bulibuli. c. :reteroskopi atau ureterorenoskopi adalah dengan memasukan alat ureteroskopi peruretram. 9engan memakai energi tertentu, batu yang berada di dalam ureter
Sistem Perkemihan | 9
maupun
sistem
pelvikalises
dapat
dipecah
melalui
tuntunan
ureteroskopiHureterorenoskopi ini. d. Fkstrasi 9ormia adalah mengeluarkan batu ureter dengan menjaringnya melalui alat keranjang 9ormia. '. 4indakan Aperasi Penanganan batu ginjal, biasanya terlebih dahulu diusahakan untuk mengeluarkan batu secara spontan tanpa pembedahanHoperasi. 4indakan bedah dilakukan jika batu tidak merespon terhadap bentuk penanganan lainnya. da beberapa jenis tindakan pembedahan, nama dari tindakan pembedahan tersebut tergantung dari lokasi dimana batu berada, yaitu < a. 8efrolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu yang berada di dalam ginjal b. :reterolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu yang berada di ureter c. Eesikolitomi merupakan operasi tebuka untuk mengambil batu yang berada di vesica urinearia d. :retrolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu yang berada di uretra
2.+. Pen,egahan Batu -$njal Pencegahan batu ginjal terdiri dari pencegahan primer atau pencegahan tingkat
pertama, pencegahan sekunder atau pencegahan tingkat kedua, dan pencegahan tersier atau pencegahan tingkat ketiga. 4indakan pencegahan tersebut antara lain < 1. Pencegahan Primer 4ujuan dari pencegahan primer adalah untuk mencegah agar tidak terjadinya penyakit batu ginjal dengan cara mengendalikan faktor penyebab dari penyakit batu
Sistem Perkemihan | 10
ginjal. +asarannya ditujukan kepada orangorang yang masih sehat, belum pernah menderita penyakit batu ginjal. 6egiatan yang dilakukan meliputi promosi kesehatan, pendidikan kesehatan, dan perlindungan kesehatan. ;ontohnya adalah untuk menghindari terjadinya penyakit batu ginjal, dianjurkan untuk minum air putih minimal & liter per hari. 6onsumsi air putih dapat meningkatkan aliran kemih dan menurunkan konsentrasi pembentuk batu dalam air kemih. +erta olahraga yang cukup terutama bagi individu yang pekerjaannya lebih banyak duduk atau statis. &. Pencegahan +ekunder 4ujuan dari pencegahan sekunder adalah untuk menghentikan perkembangan penyakit agar tidak menyebar dan mencegah terjadinya komplikasi. +asarannya ditujukan kepada orang yang telah menderita penyakit batu ginjal. 6egiatan yang dilakukan dengan diagnosis dan pengobatan sejak dini. 9iagnosis Batu injal dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan fisik, laboraturium, dan radiologis. >asil pemeriksaan fisik dapat dilihat berdasarkan kelainan fisik pada daerah organ yang bersangkutan < a0 6eluhan lain selain nyeri kolik adalah takikardia, keringatan, mual, dan demam tidak selalu0. b0 Pada keadaan akut, paling sering ditemukan kelembutan pada daerah pinggul flank tenderness0, hal ini disebabkan akibat obstruksi sementara yaitu saat batu mele!ati ureter menuju kandung kemih. :rinalisis dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi infeksi yaitu peningkatan jumlah leukosit dalam darah, hematuria dan bakteriuria, dengan adanya kandungan nitrit dalam urine. +elain itu, nilai p> urine harus diuji karena batu sistin dan asam urat dapat terbentuk jika nilai p> kurang dari ',#, sementara batu fosfat dan struvit lebih mudah terbentuk pada p> urine lebih dari ",&. 3. Pencegahan 4ersier 4ujuan dari pencegahan tersier adalah untuk mencegah agar tidak terjadi komplikasi sehingga tidak berkembang ke tahap lanjut yang membutuhkan pera!atan intensif. +asarannya ditujukan kepada orang yang sudah menderita penyakit batu
Sistem Perkemihan | 11
ginjal agar penyakitnya tidak bertambah berat. 6egiatan yang dilakukan meliputi kegiatan rehabilitasi seperti konseling kesehatan agar orang tersebut lebih memahami tentang cara menjaga fungsi saluran kemih terutama ginjal yang telah rusak akibat dari batu ginjal sehingga fungsi organ tersebut dapat maksimal kembali dan tidak terjadi kekambuhan penyakit batu ginjal, dan dapat memberikan kualitas hidup sebaik mungkin sesuai dengan kemampuannya.
Sistem Perkemihan | 12
2.. Path/a0
=aktor internal < >erediter , :mur , ?enis kelamin =aktor eksternal < eografi, Iklim dan temperatur , supan air , 9iet, Pekerjaan 6erusakan pada nefron ginjal g. -eabsorbsi dan kebocoran ginjal Peningkatan mineral di ginjal Pengendapan mineral menjadi 6ristal Fndapan 6ristal membentuk nucleus menjadi batu :rolithiasis Batu injal0
:reter
Bladder
Pelvic -enal
Iritasi lumen :retra
obstruksi
hambatan
iritasi
diskontinuitas
eningkatkan
saluran
mukosa
jaringan local
49 hidrostatik
Sistem Perkemihan | 13
oliguriaH
>ematuria
anuria
urine
blader
local
kerusakan
infeksi
meningkatkan
Pembuluh
8yeri kut
-etensi :rine -egurgitasi
:rine ke pelvic renal >idronefrosis Peningkatan permeabilitas
darah hematuria Potensial 6omplikasi nemia
kumulasi uncompen sated Potensial 6omplikasi +epsis
compensated meningkatnya aktivitas pertahanan
8yeri kut
cairan
fungsi
interstisial
ginjal
distensi
agal
injal
refle7 renointestinal J
Pyrogen
pro7imili anatomic
6apiler renal
>iperpireksia
mual, muntah
=- menurun
-esiko Infeksi
angguan Fliminasi :rine
iskemia
9iare
-esiko kekurangan volume cairan
Sistem Perkemihan | 14
BAB III A"UHAN EPERAATAN TERITI" 2.1. Pengkaj$an
Pengkajan adalah data dasar utama proses kepera!atan yang tujuannya adalah untuk memberikan gambaran secara terus menerus mengenai keadaan kesehatan klien yang memungkinkan pera!at asuhan kepera!atan kepada klien . Identitas Pasien yaitu< mencakup nama, umur, agama, alamat, jenis kelamin, pendidikan, perkerjaan, suku, tanggal masuk, no. -, identitas keluarga, dll.
B. -i!ayat 6esehatan a. -i!ayat Penyakit +ekarang Biasanya klien mengeluh nyeri pinggang kiri hilang timbul, nyeri muncul dari pinggang sebelah kiri dan menjalar ke depan sampai ke penis. Penyebab nyeri tidak di ketahui. b. -i!ayat Penyakit 9ahulu 6emungkinan klien sering mengkonsumsi makanan yang kaya vit 9, klien suka mengkonsumsi garam meja berlebihan, dan mengkonsumsi berbagai macam makanan atau minuman dibuat dari susuH produk susu. c. -i!ayat Penyakit 6eluarga 9ikaji apakah keluarga klien mengalami batu ginjal atau penyakit lainnya.
;. Pemeriksaan =isik Pemeriksaan yang ditemukan pada klien ini adalah sebagai berikut < 1. 4andatanda vital 49, nadi, suhu, pernafasan0 normalHtidak
Sistem Perkemihan | 15
&. 6eadaan klien biasanya ;omposmentis 3. -ambut < uraikan bentuk rambut seperti hitam, pedek, lurus, alopsia $. 6ulit kepala < kotorHtidak kotor (. ata < 6esimetrisan < simetris ki dan ka 6onjungtiva < anemisHtidak anemis +clera < ikterikH tdk ikterik '. ulut dan gigi -ongga mulut < kotorHtdk Cidah < kotorHtdk ". 9ada dan thorak I < simetris kiri dan kanan P< tidak adanya pembengkakan dan nyeri tekan P< normalHtdk < normalHtdk ). bdomen I < adanya pembesaran pada abdomen ba!ah bagian belakang P < akan teraba massa bila keadaan sudah lanjut P < n< tympani < bising usus J0 n< (3(7Hi *. enetalia Abservasi adanya lesi, eritema, fisura, leukoplakia. Inspeksi skrotum untuk mengetahui ukuran, !arna dan bentuk kesimetrisan 1#. -ectum dan anus I< adanya hemoroid, lesi, kemerahan P< merasakan adanya massa 11. 6ulitH intagumen
Sistem Perkemihan | 16
I< amati adanya perubhan dan pengurangan pigmentasi, pucat, kemerahan, sianosis, lesi kulit, ikterik.
9. 6ebutuhan seharihari 1. akan dan minum akan < +ehat < 37Hhr, komposisi nasi J lauk, sayur +akit < 37Hhr, hanya menghabiskan setengah porsi inum< sehat < ') gelas sehari, air putih +akit < 1#1& gelas sehari, air putih &. Fliminasi< B6< sehat < ("7 sehari +akit < B6 melalui kateter BB< +ehat < 17 sehari,konsistensi lembek +akit < $7 sehari konsistensi encer 3. Personal hygiene< andi< sehat < &7 sehari pake sabun +akit < 17 sehari dibantu di ats tempat tidur $. Istirahat 4idur 4idur siang< sehat < &3 jam sehari, tidak ada gangguan +akit < '" jam, gelisah 4idur malam< sehat < ') jam, tidak ada gangguan +akit < ") jam, gelisah F. 9ata Psikologis Pada klien dengan urolitiasis biasanya akan cemas dengan kondisinya, apalagi eliminasi urine tidak teratur dan nyeri, akan menimbulkan kecemasan yang meningkat. =. 9ata +ocial Fkonomi
Sistem Perkemihan | 17
eliputi hubungan sosial klien dengan orang lain dan status ekonominya, urolitiasis dapat menyerang siapa saja baik dari golongan ekonomi rendah maupun tinggi . 9ata +piritual enyangkut kemampuan klien untuk dapat melakukan ibadah dengan baik untuk memenuhi kebutuhan spiritual dan meliputi adan ya keyakinan spiritual yang berhubungan dengan penyakitnya. >. Pemeriksaan 9iagnostik a. :rinalisa Garna< normal kekuningkuningan, abnormal merah menunjukkan hematuri kemungkinan obstruksi urine, kalkulus renalis, tumor,kegagalan ginjal0. p> < normal $,' K ',) ratarata ',#0, asam meningkatkan sistin dan batu asam urat0, alkali meningkatkan magnesium, fosfat amonium, atau batu kalsium fosfat0, :rine &$ jam < 6reatinin, asam urat, kalsium, fosfat, oksalat, atau sistin mungkin meningkat0, kultur urine menunjukkan Infeksi +aluran 6emih, B:8 hasil normal ( K mgHdl tujuan untuk memperlihatkan kemampuan ginjal untuk mengekskresi sisa yang bemitrogen. B:8 menjelaskan secara kasar perkiraan lomerular =iltration -ate. B:8 dapat dipengaruhi oleh diet tinggi protein, darah dalam saluran pencernaan status katabolik cedera, infeksi0. 6reatinin serum hasil normal lakilaki #,)( sampai 1(mgHdl perempuan #,"# sampai 1,&( mgHdl tujuannya untuk memperlihatkan kemampuan ginjal untuk mengekskresi sisa yang bemitrogen. bnormal tinggi pada serumHrendah pada urine0 sekunder terhadap tingginya batu obstruktif pada ginjal menyebabkan iskemiaHnekrosis. b. 9arah lengkap < >b, >t, abnormal bila pasien dehidrasi
berat atau
polisitemia. c. >ormon Paratyroid mungkin meningkat bila ada gagal ginjal P4> merangsang reabsorbsi kalsium dari tulang, meningkatkan sirkulasi serum dan kalsium urine.
Sistem Perkemihan | 18
d. =oto -ontgen < menunjukkan adanya calculi atau perubahan anatomik pada area ginjal dan sepanjang uriter. e. IEP < memberikan konfirmasi cepat urolithiasis seperti penyebab nyeri abdominal atau panggul. enunjukkan abnormalitas pada struktur anatomik distensi ureter0. f. +istoureteroskopi < visualisasi kandung kemih dan ureter dapat menunjukkan batu atau efek ebstruksi. g. :+ injal < untuk menentukan perubahan obstruksi dan lokasi batu. nalisa 9ata 9+ <
Pekerjaan yang monoton dengan lingkungan bersuhu tinggi
8yeri
-i!ayat I+6
6encing berdarah
Perubahan pola berkemih
ual, muntah
9emam
-i!ayat kalkulus dalam keluarga, penyakit ginjal, hipertensi, gout
-i!ayat penyakit sebelumnya < gangguan mebatolisme kalsium, bedah abdomen
Penggunaan antibiotika, antihipertensi, alupurinolol, natrium bicarbonate, fisfat, tia/id, vitamin, kalsium, dan atau fosfat
9iare
Sistem Perkemihan | 19
4idak minum air dengan cukup
Pola makan tinggi purin, kalsium, atau fosfat
-i!ayat minum alcohol
9A<
49 meningkat L 1H)#, nadi meningkat L *#7Hmnt
6ulit pucat
>ematuria
-etensi urin
untah
8yeri tekan abdomen
9istensi abdomen, bising usus M 1&7
enggigil
9iare
2.2. D$agn%sa e(era/atan
1. 8yeri akut b.d peningkatan frekuensi atau dorongan uretral &. Perubahan pola eliminasi b.d obstruksi mekanik inflamasi stimulasi kandung kemih oleh batu, tritasi ginjal atau ureter 3. 9efisisensi pengetahuan b.d salah intrepetasi informasi, kurang pajanan, kurang dapat mengingat
Sistem Perkemihan | 20
$. -esiko kekurangan volume cairan b.d factor resiko < kehilangan volume cairan aktif, kehilangan berlebihan melalui rute normal, factor yang mempengaruhi kebutuhan cairan (. -esiko infeksi b.d factor resiko < pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat
2.3. Interens$
1. 8yeri b.d peningkatan frekuensi atau dorongan uretral 8A; < pain level Pain control ;omvort level 6riteria >asil <
ampu mengontrol nyeri
8yeri berkurang
enyatakan perasaan nyaman
8I; < 10 6aji nyeri secara komprehensif PN-+40 &0 jarkan tehnik distraksi relaksasi 30 ;ontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri $0 Abservasi reaksi non verbal dan ketidaknyamanan
&. angguan eliminasi urin b.d obstruksi mekanik, inflamasi stimulasi kandung kemih oleh batu, tritasi ginjal atau ureter 8A; < urinary elimination :rinary continuence
Sistem Perkemihan | 21
6riteria hasil<
6andung kemih kosong secara penuh
4idak ada urine residu L 1###
Intake cairan dalam rentang normal #,(1 ccHkg BBHhari
8I; < 10 6aji kemih pasien dengan komprehensif &0 onitor efek obatobatan yang diresepkan 30 Pasang kateter $0 njurkan pasien dan keluarga untuk merekam output urin (0 Pantau asupan dan keluaran
3. 9efisisensi pengetahuan b.d salah intrepetasi informasi, kurang pajanan, kurang dapat mengingat 8A; < kno!l!dge < disease process 6no!ledge < health behavior 6riteria >asil
Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis, dan pengobatan.
Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan pera!at
8I; < 10 6aji pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik &0 ?elaskan patofisiologi dari penyakit
Sistem Perkemihan | 22
30 ambarkan tanda gejala, proses penyakit, dengan cara yang tepat. $0 Identifikasi kemungkinan penyebab dengan cara yang tepat (0 +ediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat '0 9iskusikan perubahan gaya hidup untuk mencegah komplikasi
Sistem Perkemihan | 23
BAB I4 PENUTUP &.1 es$m(ulan Batu ginjal adalah massa keras seperti batu yang berada di ginjal dan salurannya
dan dapat menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih, atau infeksi. Batu ini terdiri atas garam kalsium, asam urat, oksalat, sistin, 7antin, dan struvit . penyebab Batu ginjal ini di pengaruhi oleh =aktor intrinsik herediter, umur, jenis kelamin0 dan faktor ekstrinsik geografi, iklim, asupan air, diet, pekerjaan0. :ntuk mencegah terjadinya batu ginjal dianjurkan untuk minum air putih minimal & liter per hari, +erta olahraga yang cukup terutama bagi individu yang pekerjaannya lebih banyak duduk atau statis. &.2.
"aran 9alam penulisan askep ini masih kurang dari kesempurnaan karena kurang
updatenya referensi yang kami dapatkan. ?adi, kritik dan saran yang sifatnya membangun khususnya dari dosen pembimbing maupun dari rekanrekan pembaca sangat kami harapkan untuk kesempurnaan askep ini kedepannya.
Sistem Perkemihan | 24
DA5TAR PU"TAA
Bruner +udart.#&. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Eol. &, Fdisi ). F;< ?akarta uyton dan >all. #". Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi II . F;< ?akarta 8urarif,min >.dkk.
. Panduan Penyusunan Askep Profesional : Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & ADA I!"#! .Oogyakarta< ediaction Price, +ylvia , dkk. #(0. Patofisiologi Konsep Klinis Proses"Proses Penyakit 5, Fdisi ' Eol I. F;< ?akarta Purnomo, Basuki #. Dasar"dasar $rologi% edisi ketiga. +agung seto< ?akarta +jamsuhidayat. 9e jong, !im. Buku ajar ilmu Bedah. >lmn 1#&$1#3$. F; < ?akarta. +oeparman, dkk. #1. Ilmu Penyakit 9alam ?ilid II. >lmn 3"). Balai Penerbit =6:I < ?akarta http
Sistem Perkemihan | 25