LI LBM 4 BLOK 22 OSTEOMIELITIS
ISTIANAH/112110202 ISTIANAH/112 110202
Osteomielitis adalah inflamasi inflamasi yang terjadi pada tulang dan sumsum tulang, infeksi yang terjadi dapat disebabkan oleh infeksi odontogenik. Osteomielitis dibagi menjadi beberapa jenis yaitu akut, subakut dan kronis yang memiliki gambaran klinis yang berbeda, tergantung pada sifat alamiah alamiah penyakit tersebut. t ersebut. Ada beberapa jenis organisme yang terdapat pada lesi ini, yang paling umum adalah S . Aureus dan S. Albus S. Albus,, beberapa jenis streptococci streptococci atau dalam dalam beberapa jenis organisme. organisme. Infeksi spesifik spesifik dari osteomielitis osteomielitis ini adalah tuberkulosis, tuberkulosis, sifilis dan aktinomikosis. Etiologi Penyebab utama yang paling sering dari osteomielitis adalah penyakit-penyakit periodontal (seperti gingivitis, pyorrhea, atau periodontitis, tergantung seberapa berat penyakitnya). penyakitnya). Bakteri yang berperan terhadap proses terjadinya penyakit ini i ni yang tersering t ersering adalah Staphylococcus Staphylococcus aureus, kuman yang lain adalah Streptococcus dan pneumococcus. pneumococcus. Penyakit periodontal juga dapat menyebabkan penyakit jantung melalui perjalanan infeksinya. Kekurangan vitamin C dan bioflavanoid dapat menyebabkan sariawan yang merupakan awal dari salah satu penyakit periodontal, dapat dicegah dengan mengkonsumsinya secara cukup. Penyebab osteomielitis yang lain adalah tertinggalnya bakteri di dalam tulang rahang setelah dilakukannya pencabutan gigi. Ini terjadi karena kebersihan operasi yang buruk pada daerah gigi yang diekstraksi dan tertinggalnya t ertinggalnya bakteri di dalamnya. Hal tersebut menyebabkan menyebabkan tulang rahang membentuk membentuk tulang baru di atas lubang sebagai pengganti pengganti pembentukan pembentukan tulang baru di dalam lubang, dimana akan meninggalkan meninggalkan ruang kosong pada tulang rahang (disebut cavitas). Cavitas ini ditemukan jaringan iskemik (berkurangnya vaskularisasi), nekrotik, osteomielitik, gangren dan bahkan sangat sangat toksik. Cavitas tersebut tersebut akan bertahan, bertahan, memproduksi memproduksi toksin dan menghancurkan menghancurkan tulang di sekitarnya, sekitarnya, dan membuat toksin tertimbun dalam sistem imun. Bila sudah sampai keadaan seperti ini maka harus ditangani oleh ahli bedah mulut. Penyebab umum yang ketiga dari osteomielitis dental adalah gangren radix. Setelah gigi menjadi gangrene radix yang terinfeksi, akan memerlukan suatu prosedur pengambilan, tetapi seringnya tidak komplit diambil dan tertinggal di dalam tulang rahang, selanjutnya akan memproduksi memproduksi toksin yang merusak tulang di sekitarnya sampai gigi dan tulang nekrotik di sekitarnya hilang. Pada pembedahan gigi, trauma wajah yang melibatkan gigi, pemakaian kawat gigi, atau pemasangan alat lain yang berfungsi sebagai jembatan yang akan membuat tekanan pada gigi (apapun yang dapat menarik gigi dari socketnya) dapat menyebabkan bermulanya osteomielitis. Selain penyebab osteomielitis osteomielitis di atas, infeksi ini juga bisa di sebabkan trauma berupa patah tulang yang terbuka, penyebaran penyebaran dari stomatitis, tonsillitis, infeksi sinus, furukolosis maupun infeksi yang hematogen hematogen (menyebar (menyebar melalui aliran darah). Inflamasi yang disebabkan bakteri pyogenik ini meliputi seluruh struktur yang membentuk tulang, mulai dari medulla, kortex dan periosteum dan semakin parah pada keadaan penderita dengan daya tahan tubuh rendah. Patogenesis Osteomyelitis Rahang Invasi bakteri pada tulang spongiosa menyebabkan inflamasi dan edema di rongga sumsum sehingga menekan pembuluh darah darah tulang dan selanjutnya selanjutnya menghambat menghambat suplai suplai darah. Kegagalan Kegagalan mikrosirkulasi mikrosirkulasi pada tulang tulang spongiosa merupakan merupakan faktor utama terjadinya osteomyelitis, osteomyelitis, karena area yang terkena menjadi iskemik dan tulang bernekrosis. Selanjutnya bakteri berproliferasi karena mekanisme pertahanan yang banyak berasal dari darah tidak sampai pada jaringan dan osteomyelitis osteomyelitis akan akan menyebar menyebar sampai dihentikan dihentikan oleh tindakan tindakan medis. Pada regio maksilofasial, osteomyelitis terutama terjadi sebagai hasil dari penyebaran infeksi odontogenik atau sebagai hasil dari trauma. Pada orang dewasa, proses ini diinisiasi oleh suntikan bakteri ke dalam tulang rahang. Ini dapat terjadi dengan ekstraksi gigi, terapi saluran akar, atau fraktur mandibula oleh proses inflamasi. Dalam tubuh host yang sehat, proses ini dapat dapat di self-limiting dan komponen komponen dapat dapat dihilangkan. Terkadang Terkadang hal hal ini potensial untuk proses proses dalam kemajuannya kemajuannya untuk menuju patologik. Dengan inflamasi, terdapat hiperemia dan peningkatan aliran darah ke area yang terinfeksi. Tambahan leukosit didaptkan ke area ini untuk melawan infeksi. Pus dibentuk ketika suplai bakteri berlimpah dan debris sel tidak dapat dieliminasi oleh mekanisme mekanisme pertahanan tubuh. Ketika pus dan respon inflamasi yang berikutnya terjadi terjadi di sumsum tulang, tekanan intramedullary intramedullary ditingkatkan ditingkatkan dibuat dengan dengan menurunkan menurunkan suplai darah regio regio ini. Pus dapat berjalan melewati Kanal Haversian dan Volkmann untuk menyebar menyebar ke tulang medulla dan kortikal. Point terakhir yang terjadi adalah ketika pus keluar jaringan lunak dan intraoral dan ekstraoral fistula.
Patogenesis osteomielitis osteomielitis pada rahang biasanya ditandai dengan adanya eksudat inflamasi yang terdiri dari fibrin, polimorfonuklear leukosit dan makrofag. makrofag. Inflamasi Inflamasi terjadi di dalam rongga medula medula dalam tulang spongiosa dan dapat melibatkan trabekula spongiosa serta dapat mempenetrasi korteks dan mencapai periosteum. Daerah sumsum tulang dipenuhi oleh neutrofil, debris nekrotik dan mikroorganisme. Jaringan sumsum tulang yang berlemak dan sumsum hematopoetik menjadi nekrosis dan berganti menjadi eksudat inflamasi. Tekanan di dalam rongga medula meningkat dan pembuluh darah menjadi hancur. Akibatnya perfusi vaskular mengakibatkan mengakibatkan terjadinya nekrosis pada tulang spongiosa dan korteks. Pada tulang trabekula yang nekrosis terjadi hipereusinofilik. Osteosit membesar dengan tepi yang berwarna biru tua. Pembentukan sequester dapat terjadi. Sequester akan dikolonisasi oleh mikroorganisme dalam bentuk biofilm dan dan akan memperparah memperparah inflamasi. inflamasi.
Infiltrat inflamasi mengandung sel plasma, selain itu juga terdapat limfosit dan makrofag. Fibrosis pada sumsum tulang akan terjadi setelah faktor pertumbuhan fibroblas dilepas. Pembentukan tulang baru berlangsung dengan cepat dan memicu tulang penderita menjadi sklerosis. Aktivitas osteoblas meningkat yang mengakibatkan meningkatnya diameter intralesional dan trabekular medula. Klasifikasi Osteomielitis Osteomielitis secara umum dapat dibagi menjadi jenis piogenik dan nonpiogenik. Namun terdapat jenis pengklasifikasian lainnya, seperti berdasarkan perjalanan klinis, yaitu osteomielitis sub akut, akut, atau kronis (aktif dan tidak aktif), yang tergantung intensitas dari proses infeksi dan gejala yang terkait. Dari sudut pandang patologi anatomi, osteomielitis dapat dibagi menjadi osteomielitis bentuk diffuse dan lokal ( focal ), dengan yang kedua disebut sebagai abses tulang.(1) Osteomielitis Akut Biasanya osteomielitis akut disertai dengan gejala septikemia, seperti febris, malaise dan anoreksia. Infeksi dapat pecah ke subperiosteum, kemudian menembus subkutis dan menyebar menjadi selulitis, atau menjalar melalui rongga subperiosteum ke diafisis. Infeksi juga dapat pecah ke bagian tulang diafisis melalui kanalis medularis. Penjalaran subperiosteal ke arah diafisis akan merusak pembuluh darah yang ke diafisis sehingga menyebabkan nekrosis tulang yang disebut sekuester. Periosteum akan membentuk tulang baru yang menyelubungi tulang mati tersebut. Tulang baru yang menyelimuti tulang mati tersebut dinamakan involukrum. Perubahan jaringan lunak dapat terjadi secara nyata, terutama pada bayi. Pembengkakan, dengan edema dan timbunan lemak yang kabur dapat terlihat. Osteoporosis dapat dilihat antara hari kesepuluh sampai empat belas dari onset timbulnya penyakit. Pada anak-anak seringkali terjadi pada metafisis. Involucrum dapat terlihat setelah tiga minggu dan terjadi lebih banyak pada bayi dan anak-anak daripada orang dewasa. Tempat keluarnya dan dekompresi pus yang terjadi dapat mencegah kompresi vaskuler dan terjadinya infark, dan penyembuhan. CT yang konvensional tidak dapat mendeteksi sekuester. Sekuester terlihat sebagai fragmen-fragmen dari tulang padat diantara proses destruksi tulang lokal. Pengobatan dengan antibiotik dan/atau pembedahan, memberi pengaruh pada perjalanan penyakitnya dengan pembentukan tulang baru yang dapat ditemukan. Dengan terapi yang adekuat pada bayi dan anak-anak, harapan untuk kembali normal besar kecuali terjadi kerusakan pada lempeng epifisis dan epifisis, sehingga pertumbuhan tulang yang abnormal dapat terjadi. Pada orang dewasa, pengaruhnya tulang sering menyisakan daerah sklerotik dan bentuk yang ireguler. Gambaran radiografi tidak pernah bias kembali normal pada kasus yang terlambat diketahui. Osteomielitis Kronis Dengan pengobatan yang benar, <5%> Panjangnya gejala klinis, periode diam (quiescence) yang panjang, dan eksaserbasi berulang merupakan ciri khas dari osteomielitis kronis. Saluran sinus antara tulang dan kulit dapat menghasilkan material yang purulent dan kadangkadang membuat potongan-potongan tulang yang nekrotik. Peningkatan produksi material yang purulent, nyeri, atau bengkak sebagai tanda suatu eksaserbasi, disertai dengan peningkatan kadar C reactive protein (CRP) dan ESR. Demam jarang terjadi kecuali bila obstruksi dari saluran sinus menyebabkan infeksi jaringan lunak. Komplikasi akhir yang jarang ialah fraktur patologis, karsinoma sel skuamosa pada saluran sinus, dan amiloidosis Osteomielitis terjadi pada maksila maupun mandibula. Pada maksila biasanya lesi lebih terlokalisir dan tidak menyebar, tetapi pada mandibula lesi bersifat lebih menyebar. Klasifikasi osteomielitis kronis pada saat ini masih sangat membingungkan. Proses penyakit yang berbeda telah dideskripsikan oleh satu istilah ini dalam beberapa kasus. Osteomielitis kronis yang melibatkan tulang rahang dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu: supuratif dan nonsupuratif. Osteomielitis kronis supuratif Osteomielitis kronis supuratif disebut juga osteomielitis kronis sekunder . Osteomielitis kronis supuratif adalah ostemielitis yang paling umum terjadi, dimana sering terjadi oleh karena invasi bakteri yang menyebar. Sumber yang paling sering adalah dari gigi, penyakit periodontal, infeksi dari pulpa, luka bekas pencabutan gigi dan infeksi yang terjadi dari fraktur. Sering dijumpai pus, fistel dan sequester pada osteomielitis kronis supuratif. Gejala klinis osteomielitis kronis supuratif meliputi rasa sakit, malaise, demam, anoreksia. Setelah 10 – 14 hari setelah terjadinya osteomielitis supuratif, gigi-gigi yang terlibat mulai mengalami mobiliti dan sensitif terhadap perkusi, pus keluar di sekitar sulkus gingiva atau melalui fistel mukosa dan kutaneus, biasanya dijumpai halitosis, pembesaran dimensi tulang akibat peningkatan aktivitas periosteal, terbentuknya abses, eritema, lunak apabila dipalpasi. Trismus kadang dapat terjadi sedangkan limphadenopati sering ditemukan. Temperatur tubuh dapat mencapai 38 – 39oC dan pasien biasanya merasa dehidrasi. Osteomielitis kronis nonsupuratif Istilah osteomielitis nonsupuratif menggambarkan bagian yang lebih heterogenik dari osteomielitis kronis. Menurut Topazian yang termasuk jenis osteomielitis kronis supuratif ini antara lain osteomielitis tipe sklerosis kronis, periostitis proliferasi, serta aktinomikotik dan bentuk yang disebabkan oleh radiasi. Hudson menggunakan istilah ini untuk menggambarkan kondisi osteomielitis berkepanjangan akibat perawatan yang tidak memadai, atau meningkatnya virulensi dan resistensi antibiotik dari mikroorganisme yang terlibat. Oleh karena itu klasifikasi ini juga
menggabungkan beberapa kasus dan juga meliputi bentuk supuratif dari osteomielitis yang merupakan stadium lanjutan dari bentuk nonsupuratif. Gejala klinis yang biasanya dijumpai adalah rasa sakit yang ringan dan melambatnya pertumbuhan rahang. Gambaran klinis yang dijumpai adalah adanya sequester yang makin membesar dan biasanya tidak dijumpai adanya fistel. Tanda gejala osteomyelitis a. Osteomyelitis akut supuratif o Rasa sakit yang dalam dan terus menerus o Demam tinggi o Parestesia atau anestesi bibir bawah o Terdapat gigi penyebab yang biasanya memiliki lubang yang cukup besar o Pembengkakan mungkin ada tapi minimal o Ada lymphadenopathy o Gigi penyebab sakit saat di perkusi dan tekan (druk) o Kadang ditemukan pus dari marginal gigi b. Osteomyelitis kronik sekunder akut osteomyelitis yang kemudian menjadi kronik Indurasi dari jaringan yang lunak Fistula Penebalan/ wooden pada area yang terinfeksi dan lunak saat di palpasi Rasa sakit mereda c. Osteomyelitis kronik primer tanpa melewati fase akut hanya rasa sakit yang dirasakan setiap saat Perubahan ukuran rahang secara perlahan Sakit yang sedang Dapat tanpa disertai fistul d. Osteomyelitis sub akut supuratif : Sakit nyeri sangat Malaise Demam Anorexia Gigi mulai goyang dan sensitive terhadap perkusi Pus terkumpul disekitar sulkus gingiva (kemerahan, tenderness pada palpasi) Bau mulut Regional limfadenopathy Pemeriksaan 1. Identitas Pasien : nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, dan lain-lain. 2. Riwayat Kesehatan a. Riwayat Kesehatan Sekarang Kaji adanya riwayat trauma fraktur terbuka, riwayat operasi tulang dengan pemasangan fiksasi internal dan fiksasi eksternal dan pada osteomielitis kronis penting ditanyakan apakah pernah mengalami osteomielitis akut yang tidak diberi perawatan adekuat sehingga memungkinkan terjadinya supurasi tulang. b. Riwayat Kesehatan Dahulu Ada riwayat infeksi tulang, biasanya pada daeah vertebra torako-lumbal yang terjadi akibat torakosentesis atau prosedur urologis. Dapat ditemukan adanya riwayat diabetes melitus, malnutrisi, adiksi obat-obatan, atau pengobatan imunosupresif. c. Pemeriksaan Fisik 1) Keadaan Umum Tingkat kesadaran (apatis, sopor, koma, gelisah, kompos mentis yang bergantung pada keadaan klien). Kesakitan atau keadaan penyakit (akut, kronis, ringan, sedang, dan paa kasus osteomielitis biasanya akut) Tanda-tanda vital tidak normal 2) Sistem Pernafasan Pada inspeksi, didapatkan bahwa klien osteomielitis tidak mengalami kelainan pernafasan. Pada palpasi toraks, ditemukan taktil fremitus seimbang kanan dan kiri. Pada auskultasi, tidak didapatkan suara nafas tambahan. 3) Sistem Kardiovaskuler Pada inspeksi, tidak tampak iktus jantung. Palpasi menunjukkan nadi meningkat, iktus tidak teraba. Pada auskultasi, didapatkan suara S1 dan S2 tunggal, tidak ada murmur. 4) Sistem Muskuloskeletal Adanya osteomielitis kronis dengan proses supurasi di tulang dan osteomielitis yang menginfeksi sendi akan mengganggu fungsi motorik klien. Kerusakan integritas jaringan pada kulit karena adanya luka disertai dengan pengeluaran pus atau cairan bening berbau khas. 5) Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran biasanya kompos metis. 6) Sistem perkemihan Pengkajian keadaan urine meliputi warna, jumlah, karakteristik, dan berat jenis. Biasanya klien osteomielitis tidak mengalami kelainan pada sitem ini. 7) Pola nutrisi dan metabolism Evaluasi terhadap pola nutrisi klien dapat menentukan penyebab masalah muskuloskeletal dan mengantisipasi komplikasi dari nutrisi yang tidak adekuat. Masalah nyeri pada osteomielitis menyebabkan klien kadang mual atau muntah sehingga pemenuhan nutrisi berkurang. Gambaran Ro pada osteomyelitis Terdapat 3 gambaran : a. Gambaran moth eaten merupakan gambaran dari perluasan daerah tulang medulla serta pelebaran canal volksman hasil dari destruksi tulang dan digantikan oleh jaringan granulasi, gambaran radiolusen. b. Gambaran pulau radiopak merupakan squester dimana mungkin juga terdapat invulkrum (jaringan granulasi sekitar jaringan sehat dan jaringan nekrosis) sehingga seperti terpisahkan oleh daerah radiolusen, gambaran radiolusen yang terdapat gambaran radiopaq. c. Gambaran stippled/ granular densification merupakan hasil dari deposisi tulang baru di subperiosteal, gambaran radiolucent. Gambaran Foto Polos Radiologis Pada osteomielitis gambaran foto polos radiologi yang dapat ditemukan adalah hilangnya gambaran fasia, gambaran litik pada tulang (radiolusen), sequester dan involucrum. Namun gambaran-gambaran tersebut terhantung dari perjalanan penyakitnya. Tanda-tanda awal gambaran radiografi dari infeksi tulang ialah edema jaringan lunak dan hilangnya bidang fasia. Ini biasanya ditemui dalam waktu 24 hingga 48 j am dari onset infeksi. Perubahan paling awal pada tulang adalah bukti adanya lesi litik destruktif, biasanya dalam waktu 7 sampai 10 hari setelah terjadinya infeksi Dalam waktu 2 sampai 6 minggu, ada kerusakan progresif dari tulang kortikal dan medula, peningkatan sklerosis endosteal menunjukkan pembentukan tulang reaktif baru, dan reaksi periosteal. Dalam 6 sampai 8 minggu, adanya sequester menunjukkan daerah tulang nekrotik yang menjadi jelas, mereka dikelilingi oleh involucrum padat, menggantikan sarung tulang baru periosteal. Sequester dan involucrum berkembang sebagai hasil dari akumulasi eksudat inflamasi (nanah), yang menembus korteks dan menggundulinya dari periosteum, sehingga merangsang lapisan dalam untuk membentuk tulang baru. Tulang baru yang dibentuk pada gilirannya akan terinfeksi juga, dan barrier yang dihasilkan infeksi tersebut menyebabkan korteks dan spongiosa menjadi kehilangan pasokan darah dan menjadi nekrosis. Pada tahap ini, disebut osteomielitis kronis, sebuah saluran sinus sering bentuk. Sequester yang kecil secara bertahap akan diserap kembali, atau mungkin diekstrusi (extruded) melalui saluran sinus. CT (Computed Tomogr aphy ) Scan Deteksi osteomielitis ketika masih dalam tahap akut dini sangat penting untuk meningkatkan probabilitas kesembuhan dan menurunkan morbiditas. Disebabkan kurang sensitif dibandingkan MRI untuk osteomielitis akut, CT merupakan pemeriksaan terbaik untuk membimbing aspirasi atau biopsi, jika secara klinis diperlukan, untuk memastikan osteomielitis atau untuk dilakukannya uji kultur dan sensitivitas antibiotik organisme. CT juga berguna dalam pemeriksaan penunjang terhadap infeksi pasca operasi saat instrumen ortopedi yang luas dapat menghambat MRI. Gambaran CT dari osteomielitis tergantung stage-nya, yaitu akut, subakut atau kronis. Pada osteomielitis akut, edema sumsum tulang adalah kelainan yang ditemukan pertama kali pada pencitraan. Selanjutnya, peningkatan periosteal dapat terjadi, yang kasusnya lebih sering pada anak-anak dibandingkan pada orang dewasa, dengan bagian akhir yaitu pembentukan tulang subperiosteal yang baru. Abses subperiosteal juga dapat terjadi. Unenhanced CT (CT scan yang tidak ditingkatkan) kurang sensitif dibandingkan MRI dalam mendeteksi awal peradangan periosteal dari osteomielitis yang terjadi pada model hewan percobaan. Osteomielitis subakut lebih terlokalisasi. Contohnya adalah abses Brodie ( Brodie’s abscess), merupakan abses piogenik yang dikelilingi oleh daerah sklerosis dan meningkatnya jaringan granulasi. Osteomielitis kronis ditandai dengan tulang yang nekrotik. Fragmen dari fokus tulang yang nekrotik atau sequestrum dikelilingi oleh jaringan granulasi atau oleh involucrum dari pembentukan periosteal tulang yang tebal dan baru. CT menunjukkan gambaran sequestrum sebagai fragmen terisolasi yang dipisahkan dari tulang kortikal, yang bebas di dalam rongga medula atau saluran sinus.Gambaran CT dari osteomielitis kronis biasanya akan memperlihatkan sklerosis yang signifikan, kelainan tulang dan resorpsi dengan bekas luka jaringan lunak sekitar atau jaringan granulasi. Perubahan sumsum tulang pada osteomielitis tidak spesifik, karena dapat t erlihat juga pada neoplasma, trauma, beberapa anemia, dan gangguan sumsum tulang primer lainnya seperti myelofibrosis. Perbandingan dengan sisi kontralateralnya dapat membantu untuk melihat apakah proses pada sumsum tersebut adalah sistemik atau hanya unilateral saja. Gas dalam saluran medula secara konsisten terjadi pada osteomielitis, tetapi jarang. Hal ini dapat dilihat pada temuan radiografi sebelum kehancuran atau pembentukan tulang baru. Gas pada jaringan lunak yang bukan disebabkan trauma adalah ciri dari infeksi. Perubahan diabetes neuropatik sering dibedakan dari osteomielitis dan arthritis septik oleh CT. Dalam menilai osteomielitis pada diabetic foot , MRI dengan sinyal normal pada sumsum tulang memiliki nilai prediksi negatif yang lebih tinggi daripada CT normal. MR juga lebih sensitif untuk abses kecil dan untuk j aringan lunak yang nonviable,
terutama jika gadolinium diberikan. MR kadang-kadang dapat membedakan antara kronis, neuropatik osteoarthropathy yang stabil dan osteomielitis, ketika CT tidak bisa. (MRI) M agnetic Resonance I magin g MRI menunjukan osteomielitis seawal seperti pemeriksaan scan radioisotope, dan jika ada, merupakan pilihan utama dalam mendiagnosis infeksi musculoskeletal. Dengan menggunakan weightings, atau penguatan paramagnetic, perubahan yang terjadi pada tulang dan edema jaringan lunak dapat diketahui sejak awal, seperti terjadinya iskemia dan kerusakan dari kortex. Perluasan jaringan lunak dari pus dan abses paraosseus dapat terlihat. Nekrosis sentral dalam abses dapat diketahui. Gambaran dapat didapat dari berbagai sudut. Weighting yang sering digunakan ialah T1, T2, dan fat supresseion. Sumsum tulang tampak jelas pada sinyal T1, sedangkan korteks yang padat, yang memiliki cairan yang sedikit, memiliki sinyal yang lebih rendah.edema dan perubahan inflamasi meningkatkan sinyal secara dramatis pada T2-weightening dan khususnya short tau inversion recovery (STIR) sequences. Jaringan yang keras secara umum lebih baik ditunjukan oleh CT namun perubahan jaringan lunak lebih baik terlihat menggunakan MRI. Ketika terjadi perubahan kepadatan pada infeksi sumsum tulang, hal tersebut dapat diperiksa menggunakan CT, namun MRI lebih baik dalam menunjukkan perluasan patologis tulang dan j aringan lunak sekitarnya dan sangat sensitive seperti pemeriksaan scan radioisotop. Kelebihan terakhir yaitu MRI dapat menunjukkan focus infeksi diluar dari yang Menggunakan Radionuclide Scaning Scintigraphy skeletal pada orang yang diduga memiliki infeksi tulang harus didahului oleh pemeriksaan foto polos. Pada pemeriksaan terhadap foto polos tidak dapat terlihat sampai 10-14 hari infeksi, namun pada infeksi TBC perubahan dapat muncul pada presentasi pertama. Menggunakan scintigraphy, diagnosis dapat ditegakan pada 48 jam setelah onset penyakit, bahkan jika tanda-tanda klinis penyakit samar-samar. Pengobatan awal yang agresif dapat mencegah kerusakan tulang yang berat. Teknik standar menggunakan technetium 99m-labelled phosphate dan phosphate. Tambahan dari radionuclide pada tulang berhubungan dengan aliran darah pergantin tulang yang local. Hal ini membuat gambaran dua jenis yang terpisah yang didapatkan pada osteomielitis, yaitu: 1. Gambaran “kelompok darah” dari daerah yang nyeri segera setelah penyuntikan. Hal ini menunjukkan peningkatan radioaktif local, jika positif, pada daerah yang mengandung banyak darah. 2. Gambaran scintigraphy skeletal tertunda setelah 3-4 jam. Saat ini radionuclide telah diabsorbsi menjadi kristalkristal tulang. Hal ini memberikan gambaran skeletal dengan penekanan lokal pada daerah peningkatan aliran darah dan pergantian tulang. Hal ini juga yang membedakan antara osteomielitis dan selulitis. Dengan menggunakan teknik ini dapat dikatakan bahwa selain lebih sensitif dalam mendeteksi adanya fokal infeksi, juga pemeriksaan ini hampir akurat memberikan hasil positif atau negatif. Namun tidak spesifik karena tumor dan infeksi memberikan gambaran yang hampir sama. Ambilan technetium terbatas jika pembuluh darah tersumbat karena proses infeksi oleh tamponade atau thrombus, meskipun , pada neonatus, sampai 30% scan dapat negatif disebabkan hal tersebut. Pemeriksaan penunjang atau pencitraan yang dapat dilakukan adalah foto polos, CT scan, MRI, dan Radioisotop bone scan, yang memiliki keunggulan masing-masing. Pada pemeriksaan foto polos radiologi akan kita dapatkan hilangnya gambaran fasia, gambaran litik pada tulang (radiolusen), sequester dan involucrum. Pada CT scan pun akan didapatkan gambaran serupa, namun gambaran tampak lebih jelas, gambaran didapat dari segala arah dan CT scan adalah pemeriksaan terbaik untuk biopsy guiding . Jaringan yang keras secara umum lebih baik ditunjukan oleh CT scan. Gambaran MRI lebih jelas menunjukkan perluasan patologis tulang dan jaringan lunak sekitarnya. Sedangkan pemeriksaan scan radioisotop sensitif untuk osteomielitis disebabkan sifat radioisotop pada bone scan akan memperlihatkan daerah kerusakan sel tulang atau gambaran kehitaman yang memusat pada daerah sel-sel yang rusak, namun tidak spesifik, karena kerusakan sel tidak hanya ditunjukan oleh osteomielitis saja. Gambaran radiografi foto polos osteomyelitis sangat khas dan diagnosis dapat mudah dibuat disesuaikan dengan riwayat klinis, sehingga pemeriksaan radiologis tambahan lainnya seperti skintigrafi, CT, dan MRI jarang diperlukan. Diagnosa Banding Gambaran radiologik osteomielitis dapat menyerupai gambaran penyakit-penyakit lain pada tulang diantaranya yang terpenting adalah tumor ganas primer tulang. 1.Osteosarkoma Biasanya mengenai metafisis tulang panjang seperti osteomielitis sehingga stadium dini sangat sukar dibedakan dengan osteomielitis.Pada stadium yang lebih lanjut, kemungkinan untuk membadakan lebih besar karena pada osteosarkoma pembentukan tulang yang lebih banyak serta adanya infiltrasi tumor yang disertai penulangan patologik ke dalam jaringan lunak. Juga pada osteosarkoma ditemukan segitiga Codman. 2.Ewing sarkoma Ewing sarcoma biasanya mengenai diafisis,tampak destruksi tulang yang bersifat infiltratif, reaksi periosteal yang kadang-kadang menyerupai kulit bawang yang berlapis-lapis dan massa jaringan lunak yang besar. Hubungan DM dengan pencabutan gigi dengan kesemutan Pada penderita DM kadar AGE’s (advanced glycation end) lebih banyak dibandingkan orang normal, AGE’s dalam jumlah banyak mampu mengubah homeostatis dari pembentukan kolagen. Dengan adanya jumlah AGE’s yang banyak maka reaksi hiperresponsiveness dari monosit maupun makrofag dapat terjadi akibat dari stimulus tertentu
(bakteri) kemudian dikeluarkan produk inflamasi seperti sitokin dan growth factor yang berperan dalam proses inflamasi kronik terjadi peningkatan dari proses destruksi/ penghancuran jaringan sehingga menyebabkan proses penyembuhan berlangsung lama. Dengan adanya pus bakteri yang mengenai saraf akan menyebabkan rasa kesemutan Hubungan pencabutan dengan kasus skenario? Ada, pencabutan menjadi factor trigger/ pencetusnya, sedangkan DM menjadi factor predisposisinya dimana penyembuhan pasca pencabutan seharusnya normal menjadi lebih lama sehingga mudah terjadi infeksi yang kemudian dapat berkembang menjadi osteomyelitis. Terjadinya infeksi di RB lebih tinggi di bandingkan RA karena RA suplai darah sangat banyak, selain itu anatomi RA lebih memungkinkan apabila terjadi infeksi maka lebih beresiko mengenai jaringan lunak karena tulang kortikal dan meula RA labih tipis dan berongga, sedangkan pada RB tulang lebih kompak. Mengapa nyeri menjalar sampai wajah? Dan bagaimana ? Adanya keterlibatan dari nervus, dimana infeksi tersebut terdapat akumulasi pus yang kemudian menekan tulang intra medulla serta menyebar melalui canal haversian kemudian berkumpul dibawah periosteum sehingga memisahkannya dari tulang korteks tulang kortes tertekan. Pada tulang korteks terdapat volkman canals yang terisi jaringan komplek pembuluh darah dan saraf Komplikasi Osteomielitis Osteomielitis pada sendi temporomandibula kronis dapat menyebabkan terjadinya ankilosis pada sendi temporomandibula dan dapat mengganggu pergerakan mandibula terhadap maksila sehingga sendi temporomandibula tidak dapat dibuka dan ditutup. Penanganan a. Fase akut : - antibiotik spektrum luas,(metronidazole, gol.penicilin, clindamycin) sebelumnya dikultur untuk mengetahui bakterinya - Drainage bila didapatkan adanya kumpulan nanah paad pembengkakan (fluktuasi) b. Fase konik : - Sebaiknya dilakukan culture dan sensitivity test terlebih dahulu - debridement untuk mengeluarkan jaringan nekrotik di dinding ruang squester - squestrektomi pengambilan jaringan nekrosis tulang. - Penderita diberi O2 murni dengan masker - Pada osteomielitis sebaiknya pasien dirawat inap di rumah sakit. Penanganan penyakit ini adalah menyingkirkan faktor penyebabnya, gigi yang terinfeksi segera diekstraksi, squester-squester tulang matinya bila ada dibuang (squesterektomy) serta pemberian antibiotic adekuat. Prosedur ini membutuhkan tindakan operasi supaya terbentuk penulangan baru yang sehat. Perbaikan keadaan umum, nutrisi makanan, terapi vitamin, membantu mempercepat proses kesembuhan.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
DAFTAR PUSTAKA Archer. Oral and Maxillofacial Surgery 5th ed. WB Saunders.1975 Evy. Rahang Rontok Akibat Gigi Busuk. http://www.senyumsehat.wordpress.com/ George M.Kushner. Peterson’s Principles Oral and Maxillofacial Surgery 2nd ed. BC Decker. 2004 p:313-23 Kurt H.Thoma. Oral Pathology. St. Louis the CV Mosby Company,1990. Diseases of Jaws: Osteomyelitis of The Jaws. p.859-78 O’Sullivan, B. Dental Osteomyelitis. http://www.health.com/dental_osteomyelitis/ Poedjiastoeti, Wiwiek, 2008. Penatalaksanaan Osteomielitis pada Rahang, M.I. Kedokteran Gigi, 23(4) Richard G. Topazian., Morton H. Goldberg. Oral and Maxillofacial Infection 3rd ed. WB Saunders. 1994. p:251-79