1
BAB I PENDAHULUAN
Sistem muskuloskeletal manusia merupakan jalinan berbagai jaringan, b aik itu jaringan pengikat, tulang maupun otot yang saling berhubungan, sangat khusus, dan kompleks. Fungsi utama sistem ini adalah sebagai penyusun bentuk tubuh dan alat untuk bergerak.1 Oleh karena itu, jika terdapat kelainan pada sistem ini maka kedua fungsi tersebut juga akan terganggu. Infeksi muskuloskeletal merupakan penyakit yang umum terjadi dapat melibatkan seluruh struktur dari sistem muskuloskeletal dan dapat berkembang menjadi penyakit yang berbahaya bahkan membahayakan jiwa.2 Osteomielitis adalah infeksi tulang dan sumsum tulang. Osteomielitis akut terutama ditemukan pada anak-anak. ulang yang sering terkena ialah femur bagian distal, tibia bagian proksimal, humerus, radius dan ulna bagian proksimal dan distal, serta !ertebra. Osteomielitis masih merupakan permasalahan di negara kita karena hal-hal berikut.",# -
ingkat higienis yang masih rendah dan pengertian mengenai pengobatan
-
yang belum baik. $iag $iagno nosi siss yang yang seri sering ng terl terlam amba batt sehi sehing ngga ga bias biasany anyaa bera berakhi khirr denga dengan n
-
osteomielitis kronis. Fasilitas diagnostik yang belum memadai di puskesmas. %ngka kejadian tuberkulosis di Indonesia pada saat ini masih tinggi sehingga
-
kasus-kasus tuberkulosis tulang dan sendi juga masih tinggi. &engoba &engobatan tan osteom osteomiel ieliti itiss memerl memerlukan ukan waktu waktu yang yang 'ukup 'ukup lama lama dan biaya biaya
-
tinggi. (anyakny (anyaknyaa pender penderita ita dengan dengan fraktu frakturr terbuk terbukaa yang yang datang datang terlam terlambat bat dan
-
biasanya datang dengan komplikasi osteomielitis.
2
BAB II ISI 2.1. DEFINISI OSTEOMIELITIS Osteomiel Osteomielitis itis )berasal )berasal dari kata osteo osteo dan mielitis* mielitis* adalah adalah radang radang
tulang yang disebabkan oleh organisme piogenik, walaupun berbagai organ infeksi lain juga dapat menyebabkannya. Ini dapat tetap terlokalisasi atau dapat tersebar melalui tulang, melibatkan sumsum, korteks, jaringan kanselosa, dan periosteum."
3
+ambar 1. +ambaran patosiologi osteomielitis
2.2. KLASIFIKASI OSTEOMIELITIS Osteomielitis se'ara umum
dapat diklasifikasikan
berdasarkan
perjalanan klinis, yaitu osteomielitis akut, subakut, dan kronis. al tersebut tergantung dari intensitas proses infeksi dan gejala yang terkait.
2.2.1. Osteomielitis Hematogen Akt
Osteomielitis hematogen akut merupakan infeksi tulang dan sumsum tulang akut yang disebabkan oleh bakteri piogen di mana mikroorganisme berasal dari fokus di tempat lain dan beredar melalui sirkulasi darah. elainan ini sering ditemukan pada anak-anak dan sangat jarang pada orang dewasa. $iagnosis yang dini sangat penting oleh karena prognosis tergantung dari pengobatan yang tepat dan segera./ a* 0tiologi Sebanyak 3 disebabkan oleh Stafilokokus aureus hemoliticus )koagulasi positif* dan jarang oleh streptokokus hemolitikus. &ada anak umur di bawah # tahun sebanyak 3 disebabkan oleh Hemofilus influenza. %dapun
4
organisme lain seperti B. Colli, B. Aerogenus kapsulata, Pneumococcus sp, Salmonella tifosa, Pseudomonas aerogenus, Proteus mirabilis, Brucella sp, dan bakteri anaerobik yaitu Bakteroides fragilis juga dapat menyebabkan osteomielitis hematogen akut.2,,4 Faktor predisposisi osteomielitis akut adalah sebagai berikut. 5mur, terutama mengenai bayi dan anak-anak 6enis kelamin, lebih sering pada laki-laki daripada wanita
dengan perbandingan #71. rauma, hematogen akibat trauma pada daerah metafisis, merupakan
salah
satu
faktor
predisposisi
terjadinya
osteomielitis hematogen akut. 8okasi, osteomielitis hematogen akut sering terjadi pada daerah metafisis karena daerah ini merupakan daerah aktif
tempat terjadinya pertumbuhan tulang. 9utrisi, lingkungan dan imunitas yang buruk serta adanya fokus infeksi sebelumnya )seperti bisul, tonsilitis* merupakan
faktor predisposisi osteomielitis hematogen akut.2," b* &atologi dan &atogenesis &enyebaran osteomielitis terjadi melalui dua 'ara, yaitu sebagai berikut.,: 1. &enyebaran umum sirkulasi • ;elalui •
2.
darah
berupa
bakterimia
dan
septikemia ;elalui embolus infeksi yang menyebabkan infeksi
multifokal pada daerah-daerah lain. &enyebaran lokal Subperiosteal abses akibat penerobosan abses melalui •
•
periostium Selulitis akibat abses subperiosteal menembus sampai di
•
bawah kulit &enyebaran ke dalam sendi sehingga terjadi artritis septik.
5
•
&enyebaran ke medula tulang sekitarnya sehingga sistem sirkulasi dalam tulang terganggu. al ini menyebabkan
kematian
tulang
lokal
dengan
terbentuknya tulang mati yang disebut sekuestrum.
+ambar 2. Skema perjalanan penyakit osteomielitis2 +ambar skematis perjalanan penyakit osteomielitis a* Fokus infeksi pada lubang akan berkembang dan pada tahap ini menimbulkan edema periosteal dan pembengkakan jaringan lunak. b* Fokus kemudian semakin berkembang membentuk jaringan eksudat inflamasi yang selanjutnya terjadi abses subperiosteal serta selulitis di bawah jaringan lunak '* Selanjutnya terjadi ele!asi periosteum diatas daerah lesi, infeksi menembus periosteum dan terbentuk abses pada jaringan lunak di mana abses dapat mengalir keluar melalui sinus pada permukaan kulit. 9ekrosis tulang akan menyebabkan terbentuknya sekuestrum dan infeksi akan berlanjut kedalam ka!um medula.
6
&atologi yang terjadi pada osteomielitis hematogen akut tergantung pada umur, daya tahan penderita, lokasi infeksi serta !irulensi kuman. Infeksi terjadi melalui aliran darah dari fokus tempat lain dalam tubuh pada fase bakterimia dan dapat menimbulkan septikemia. 0mbolus infeksi kemudian masuk kedalam juksta epifisis pada daerah metafisis tulang panjang. &roses selanjutnya
terjadi
hiperemi
dan
edema
didaerah
metafisis
disertai
pembentukan pus. erbentuknya pus menyebabkan tekanan dalam tulang bertambah. &eninggian tekanan dalam tulang mengakibatkan terganggunya sirkulasi dan timbul trombosis pada pembuluh darah tulang yang akhirnya menyebabkan nekrosis tulang. $i samping itu pembentukan tulang baru yang ekstensif terjadi pada bagian dalam periosteum sepanjang diafisis )terutama anak-anak* sehingga terbentuk suatu lingkungan tulang seperti peti mayat yang disebut in!olu'rum dengan jaringan sekuestrum didalamnya. &roses ini terlihat jelas pada akhir minggu kedua. %pabila pus menembus tulang, maka terjadi pengaliran pus )discharge* dari in!olu'rum keluar melalui lubang yang disebut kloaka atau melalui sinus pada jaringan lunak dan kulit. &ada tahap selanjutnya akan berkembang menjadi osteomielitis kronis. &ada daerah tulang kanselosa, infeksi dapat terlokalisir serta diliputi oleh jaringan fibrosa yang membentuk abses tulang kronik yang disebut abses (rodie. ",
'* +ambaran linis Osteomielitis hematogen akut berkembang se'ara progresif atau 'epat. &ada keadaan ini mungkin dapat ditemukan adanya infeksi bakterial pada kulit dan saluran napas atas. +ejala lain dapat berupa nyeri yang konstan pada daerah infeksi, nyeri tekan, dan terdapat gangguan fungsi anggota gerak yang bersangkutan. +ejala-gejala umum timbul akibat bakterimia dan septikemia berupa panas tinggi, malaise serta nafsu makan yang berkurang. &ada pemeriksaan
7
fisik ditemukan adanya gejala nyeri tekan dan gangguan pergerakan sendi oleh karena pembengkakan sendi dan gangguan akan bertambah berat bila terjadi spasme lokal.
d* &emeriksaan
+ambar ". &royeksi %& pada tibia dan fibula proksimal= terlihat gambaran destruksi awal kortikal diafisis fibula11 +ambaran destruksi tulang dapat terlihat setelah sepuluh hari )2 minggu* berupa refraksi tulang yang bersifat difus pada daerah metafisis dan pembentukan tulang baru di bawah periosteum yang terangkat. Sedangkan pemeriksaan ultrasonografi dapat memperlihatkan adanya efusi pada sendi.
8
+ambar #.
&emberian antibiotik se'epatnya sesuai dengan penyebab utama yaitu Stafilokokus aureus sambil menunggu hasil biakan kuman. %ntibiotik diberikan selama "-/ minggu dengan melihat keadaan umum dan laju endap darah penderita. %ntibiotik tetap diberikan hingga 2 minggu
o
setelah laju endap darah normal. Istirahat dan pemberian analgesik
o
menghilangkan nyeri. %pabila setelah 2# jam pengobatan lokal dan sistemik antibiotik gagal
juga
diperlukan
untuk
)tidak ada perbaikan keadaan umum*, maka dapat dipertimbangkan drainase bedah. &ada drainase bedah, pus subperiosteal die!akuasi untuk
mengurangi
tekanan
intra-oseus
kemudian
dilakukan
pemerikasaan biakan kuman. $rainase dilakukan selama beberapa hari dengan menggunakan 'airan 9a>l ,3 dan dengan antibiotik.1,",
2.2.2. Osteomielitis Hematogen S!akt
9
+ejala osteomielitis hematogen subakut lebih ringan oleh karena organisme penyebabnya kurang purulen dan penderita lebih resisten. a* 0tiologi Osteomielitis hematogen subakut biasanya disebabkan oleh Stafilokokus aureus dan umumnya berlokasi di bagian distal femur dan proksimal tibia. b* &atologi (iasanya terdapat ka!itas dengan batas tegas pada tulang kanselosa dan mengandung 'airan seropurulen. a!itas dilingkari oleh jaringan granulasi yang terdiri atas sel-sel inflamasi akut dan kronik dan biasanya terdapat penebalan trabekula. '* +ambaran linis Osteomielitis hematogen subakut biasanya ditemukan pada anak-anak dan remaja. +ambaran klinis yang dapat ditemukan adalah atrofi otot, nyeri lokal, sedikit pembengkakan, dan dapat pula penderita menjadi pin'ang. erdapat rasa nyeri pada daerah sekitar sendi selama beberapa minggu atau mungkin berbulan-bulan. Suhu tubuh biasanya normal.2,, d* &emeriksaan
10
+ambar .
yang tidak terdiagnosis atau tidak diobati dengan baik. Osteomielitis kronis juga dapat terjadi setelah fraktur terbuka atau setelah tindakan operasi pada tulang. a* 0tiologi (akteri penyebab osteomielitis kronis terutama oleh Stafilokokus aureus )4 3*, atau E colli, Proteus sp atau Pseudomonas sp. b* &atologi Infeksi tulang dapat menyebabkan terjadinya sekuestrum yang menghambat terjadinya resolusi dan penyembuhan spontan yang normal pada tulang. Sekuestrum ini merupakan benda asing bagi tulang dan men'egah terjadinya penutupan kloaka )pada tulang* dan sinus )pada kulit*. Sekuestrum diselimuti oleh in!olu'rum yang tidak dapat keluar?dibersihkan dari tulang ke'uali dengan tindakan operasi. &roses selanjutnya terjadi destruksi dan sklerosis tulang yang dapat terlihat pada foto
11
&ada pemeriksan fisik ditemukan adanya sinus, fistel atau sikatriks bekas operasi dengan nyeri tekan. ;ungkin dapat ditemukan sekuestrum yang menonjol keluar melalui kulit. (iasanya terdapat riwayat fraktur terbuka atau osteomielitis pada penderita.", d* &emeriksaan
+ambar /. +ambaran sekuestrum pada tibia dengan osteomielitis kronis 2. > Scan dan ;
bermanfaat
untuk
membuat
ren'ana
pengobatan serta untuk melihat sejauh mana kerusakan tulang terjadi.
12
+ambar 4.
osteomielitis
antibiotik dan tindakan operatif. 1. &emberian 12antibiotik Osteomielitis kronis
kronis
tidak
terdiri
dapat
atas
pemberian
diobati
dengan
antibiotik semata-mata. &emberian antibiotik ditujukan untuk7 A men'egah terjadinya penyebaran infeksi pada tulang sehat= dan A mengontrol eksaserbasi akut.
2. indakan operatif indakan operatif dilakukan bila fase eksaserbasi akut telah reda setelah pemberian antibiotik yang adekuat. Operasi yang dilakukan bertujuan untuk7
13
A mengeluarkan seluruh jaringan nekrotik, baik jaringan
lunak maupun jaringan tulang )sekuestrum* sampai ke jaringan sehat sekitarnya. Selanjutnya dilakukan drainase dan dilanjutkan se'ara kontinu selama beberapa hari= dan A sebagai dekompresi pada tulang dan memudahkan antibiotik men'apai sasaran dan men'egah penyebaran osteomielitis lebih lanjut.2,
2.2.$. Osteomielitis %a&a Tlang Lain a' Tengko#ak
(iasanya osteomielitis pada tulang tengkorak terjadi sebagai akiebat perluasan infeksi di kulit kepala atau sinusitis frontalis. &roses destruksi setempat atau difus. Scan kepala pada pasien dengan osteomielitis tuberkulosis.
14
+ambar :. +ambaran radiologis osteomielitis pada tulang tengkorak 11 !' Man&i!la
(iasanya terjadi akibat komplikasi fraktur, abses gigi, atau ekstraksi gigi. 9amun, infeksi osteomielitis juga dapat menyebabkan fraktur pada mulut. Infeksi terjadi melalui kanal pulpa merupakan yang paling sering dan diikuti higienitas oral yang buruk dan kerusakan gigi. (' Pel)is
Osteomielitis pada tulang pel!is paling sering terjadi pada bagian sayap tulang ilium dan dapat meluas ke sendi sakroiliaka. Sendi sakroiliaka jarang
15
terjadi. &ada foto terlihat gambaran destruksi tulang yang luas, bentuk tak teratur, biasanya dengan sekuester yang multipel. Sering terlihat sklerosis pada tepi lesi. Se'ara klinis sering disertai abses dan fistula. (edanya dengan tuberkulosis, ialah destruksi berlangsung lebih 'epat, dan pada tuberkulosis abses sering mengalami kalsifikasi. $alam diagnosis diferensial perlu dipikirkan kemungkinan keganasan. Osteitis pubis merupakan infeksi bagian bawah yang sekitar simfisis pubis yang merupakan komplikasi dari operasi dari prostat dan kandung kemih atau, jarang akibat operasi pel!is lainnya.1,
+ambar . Osteomielitis pada tulang pel!is= pada ;
16
d) Osteomielitis %a&a Tlang Belakang
Certebra adalah tempat yang paling umum pada orang dewasa terjadi osteomielitis se'ara hematogen. Organisme men'apai badan !ertebra yang memiliki perfusi yang baik melalui arteri tulang belakang dan menyebar dengan 'epat dari ujung pelat ke ruang diskus dan kemudian ke badan !ertebra. Sumber bakteremia termasuk dari saluran kemih )terutama di kalangan pria di atas usia *, abses gigi, infeksi jaringan lunak, dan suntikan intra!ena yang terkontaminasi, tapi sumber bakteremia tersebut tidak tampak pada lebih dari setengah pasien. (anyak pasien memiliki riwayat penyakit sendi degeneratif yang melibatkan tulang belakang, dan beberapa melaporkan terjadinya trauma yang mendahului onset dari infeksi. 8uka tembus dan prosedur bedah yang melibatkan tulang belakang dapat menyebabkan osteomielitis !ertebral nonhematogen atau infeksi lokal pada diskus !ertebra. Osteomielitis pada !ertebra jarang terjadi, hanya 13 dari seluruh infeksi tulang dan dapat mun'ul pada seluruh usia. uman penyebab terbanyak ialah Staphylococcus aureus dan Eschericia coli. &asien yang menderita penyakit ini sering memiliki riwayat infeksi kulit atau pel!is. &enyebaran infeksi biasanya menuju badan !ertebra daripada bagian yang lainnya, dan pada bagian yang mengandung banyak darah. (adan !ertebrae memiliki banyak pembuluh darah, khususnya di bawah end plate di mana terdapat sinusoid yang besar dengan aliran pelan sehingga berpotensi untuk terjadi infeksi.",
17
+ambar 1.
DIA*NOSA BANDIN* (iasanya, gambaran radiografi osteomielitis sangat karakteristik dan diagno sis
mudah dibuat sesuai dengan riwayat klinis, dan pemeriksaan radiologis tambahan. 9amun demikian, osteomielitis dapat juga meniru kondisi lainnya seperti tumor tulang. 1. Osteo Sa#koma ;erupakan tumor ganas primer tulang yang paling sering dengan
prognosis yang buruk. ebanyakan penderita berumur antara 1-2 tahun. &aling sering ditemukan sekitar lutut, yaitu lebih dari 3. ulang D tulang yang sering terkena adalah femur distal, tibia proksimal, humerus proksimal,
18
dan pel!is. &ada tulang panjang, tumor biasanya mengenai bagian metafisis. +aris epifisier merupakan barrier dan tumor jarang menembusnya. +ambaran radiologik tampak destruksi tulang yang berawal pada medula dan terlihat sebagai daerah yang radiolusen dengan batas yang tidak tegas. &ada stadium dini terlihat reaksi periosteal seperti garis-garis tegak )Sunray appearance*.12 $engan membesarnya tumor, selain korteks juga tulang subperiosteal akan dirusak oleh tumor yang meluas ke luar tulang, berbentuk segitiga )segitiga >odman*. &ada stadium dini +ambaran tumor ini sukar dibedakan dengan osteomielitis.
+ambar 11.
2.
Sa#koma E+ing umor ganas primer ini paling sering mengenai tulang panjang.
ebanyakan diafisis. ulang yang juga sering terkena ad alah pel!is dan tulang
19
iga. 43 dari penderita di bawah umur 2 tahun, paling sering antara -1 tahun. +ambaran radiologik tampak lesi destruksi yang bersifat infiltrat yang berawal di medula, pada foto terlihat sebagai daerah-daerah radiolusen. umor 'epat merusak korteks dan tampak reaksi periosteal, sebagai garis-garis yang berlapis-lapis menyerupai kulit bawang )onion peel appearance*. umor membesar dengan 'epat, biasanya dalam beberapa minggu tampak destruksi tulang yang luas dan pembengkakan jaringan lunak yang besar karena infiltrasi tumor ke jaringan sekitar tulang.2,",
+ambar 12.
BAB III KESIMPULAN
20
Osteomielitis adalah infeksi tulang atau sumsum tulang. Osteomielitis dapat menyerang orang pada semua usia. &emeriksaan penunjang atau pen'itraan yang dapat dilakukan adalah foto polos, > Scan, dan ; Scan pun akan didapatkan gambaran serupa, namun gambaran tampak lebih jelas, gambaran didapat dari segala arah . 6aringan yang keras se'ara umum lebih baik ditunjukan oleh > Scan. +ambaran ; Scan dan ;
DAFTA, PUSTAKA
21
1.
Sjamsuhidajat <, $e 6ong E. (uku ajar ilmu bedah, edisi re!isi. 6akarta7 0+>. 14= 1:-/#.
2.
Eilson S'ott >. >hapter : D orthopedi' infe'tions. $alam7 >urrent diagnosis @ treatment in orthopedi's, fourth edition. 9ew Orleans7 he ;'+raw-ill >ompanies. 2/
".
>hairuddin.
&engantar
ilmu
bedah
ortopedi.
6akarta7
arsif
Eatampone. 24 #.
Sabiston $>. (uku ajar bedah bagian II. 6akarta7 0+>. 2.
.
>anale S, (eaty 6. >hapter 1/ D Osteomyelitis. $alam7 >ampbellGs operati!e orthopaedi's, 11th ed. &ennsyl!ania7 Saunders 0lse!ier &ublishing. 24.
/.
(rinker. ompany. 21.
4.
S'hwartH SI, Shires +, Spen'er F>. Intisari prinsip-prinsip ilmu bedah. 6akarta7 0+>. 2.
:.
hompson 6>. >hapter 4 D thigh and hip. $alam7 9etterGs 'on'ise atlas of orthopaedi' anatomy, 1st ed. &hiladelphia7 Saunders 0lse!ier &ublishing. 22.
.
Eittman $ietmar, >ondon
1.
Sjahriar <, dkk.
22
11.
hapter 1 D imaging approa'h to mus'uloskeletal infe'tions.
$alam7
$iagnosti'
imaging
of
mus'uloskeletal
diseases.
&hiladelphia7 Springer. 21. 12.
Sutton, $a!id. etbook of radiology and imaging, !olume 2, se!enth edition. &hiladelphia7 Springer. 21.