Laporan Kasus
TYPHOID FEVER
Oleh: Firdha Rosita, S.Ked I1A010080
Pe!i!i"#: dr. A#$s Y$%o"o, S&.PD, KE'D, FI(AS'
)A*IA(+S'F I'- PE(YAKIT DAA' FAK-TAS KEDOKTERA( -(A'+)-D RS -I( )A(AR'ASI( 'ARET, /01
1
E')AR PE(*ESAHA(
Laporan Kasus
TYPHOID FEVER
Oleh Firdha Rosita, S. Ked
Pembimbing dr. A#$s Y$%o"o, S&.PD, KE'D, FI(AS'
)a"arasi", 'aret /01
Telah setuju diajukan
.………………………. 2dr. A#$s Y$%o"o, S&.PD, KE'D, FI(AS'3
Telah selesai dipresentasikan
.……………………… 2dr. A#$s Y$%o"o, S&.PD 4 KE'D3
2
E')AR PE(*ESAHA(
Laporan Kasus
TYPHOID FEVER
Oleh Firdha Rosita, S. Ked
Pembimbing dr. A#$s Y$%o"o, S&.PD, KE'D, FI(AS'
)a"arasi", 'aret /01
Telah setuju diajukan
.………………………. 2dr. A#$s Y$%o"o, S&.PD, KE'D, FI(AS'3
Telah selesai dipresentasikan
.……………………… 2dr. A#$s Y$%o"o, S&.PD 4 KE'D3
2
DAFTAR ISI
3
DAFTAR TA)E
4
)A) I PE(DAH--A(
Penyakit Demam Tifoid bahasa !nggris" Typhoid fe#er$ yang biasa juga disebut typhus atau types dalam bahasa !ndonesianya% merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri &almonella enteri'a% khususnya turunannya yaitu &almonella Typhi terutama menyerang bagian saluran pen'ernaan. Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut yang selalu ada di masyarakat endemik$ di !ndonesia% mulai dari usia balita% anak(anak dan de)asa. 1 Demam Tifoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemi' di *sia% *frika latin% +aribia dan O'eania% termasuk !ndonesia. Penyakit ini tergolong penyakit menular yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. ,esarnya angka pasti kasus demam tifoid di dunia sangat sulit ditentukan karena penyakit ini dikenal mempunyai gejala dengan spektrum klinis yang sangat luas. Data -orld ealth Organi/ation -O$ tahun 2003 memperkirakan terdapat sekitar 1 juta kasus demam tifoid di seluruh dunia dengan insidensi 00.000 kasus kematian tiap tahun. Di negara berkembang% kasus demam tifoid dilaporkan sebagai penyakit endemis dimana 5 merupakan kasus ra)at jalan sehingga insidensi yang sebenarnya adalah 1(2 kali lebih besar dari laporan ra)at inap di rumah sakit. Di !ndonesia kasus ini tersebar se'ara merata di seluruh propinsi dengan insidensi di daerah pedesaan 367100.000 penduduk7tahun dan di daerah
perkotaan 07100.000 penduduk7 tahun atau sekitar 00.000 dan 1. juta kasus per tahun. 8mur penderita yang terkena di !ndonesia dilaporkan antara 3(1 tahun pada 15 kasus. ,eberapa faktor penyebab demam tifoid masih terus menjadi masalah kesehatan penting di negara berkembang meliputi pula keterlambatan penegakan diagnosis pasti.Penegakan diagnosis demam tifoid saat ini dilakukan se'ara klinis dan melalui pemeriksaan laboratorium. Diagnosis demam tifoid se'ara klinis seringkali tidak tepat karena tidak ditemukannya gejala klinis spesifik atau didapatkan gejala yang sama pada beberapa penyakit lain pada anak% terutama pada minggu pertama sakit. al ini menunjukkan perlunya pemeriksaan penunjang laboratorium untuk konfirmasi penegakan diagnosis demam tifoid. ,erbagai metode diagnostik masih terus dikembangkan untuk men'ari 'ara yang 'epat% mudah dilakukan dan murah biayanya dengan sensiti#itas dan spesifisitas yang tinggi. al ini penting untuk membantu usaha penatalaksanaan penderita se'ara menyeluruh yang juga meliputi penegakan diagnosis sedini mungkin dimana pemberian terapi yang sesuai se'ara dini akan dapat menurunkan ketidaknyamanan penderita% insidensi terjadinya komplikasi yang berat dan kematian serta memungkinkan usaha kontrol penyebaran penyakit melalui identifikasi karier. Demam tifoid dapat menimbulkan komplikasi yang dapat mengakibatkan mortalitas kematian$% yaitu sekitar 2 5 penderita demam tifoid mengalami perdarahan% jika terlambat tertangani dapat terjadi mortalitas kematian $ sekitar 10 9 32 5 bahkan ada yang melaporkan samapai 60 5% sedangkan mortalitas pada
miokarditis akibat demam tifoid sekitar 1( 5% dan tifoid pun dapat mengakibatkan tifoid toksin yang dapat menyebabkan kematian tetapi jarang sekali komplikasi ini terjadi. Dari data di atas nampak bah)a angka insiden penyakit demam tifoid 'ukup tinggi dan merupakan penyakit yang dapat menimbulkan komplikasi pada organ pen'ernaan.+ardio#askuler% pernapasan% tulang% ginjal dan hematolik serta gangguan neuropsikiatrik samapi dengan menyebabkan kematian bila tidak ditangani dengan seksama. ,erikut ini akan dilaporkan kasus seorang perempuan berusia 1 tahun yang didiagnosis thypoid fe#er dengan trombositopenia refrakter. Pasien dira)at selama 13 hari dari tanggal 2 :ebruari s7d 10 ;aret 2014 di bangsal Penyakit Dalam -anita <&8D 8lin ,anjarmasin.
)A) II TI(A-A( P-STAKA
*. Pengertian Demam Tifoid adalah penyakit sistemik yang disebabkan oleh bakteri ditandai dengan demam insidius yang berlangsung lama% sakit kepala% badan lemah% anoreksia% bradikardi relatif% serta splenomegali.2 Demam Tifoid adalah penyakit sistemik yang disebabkan oleh bakteri &almonella typhi &.typhi$ atau &almonella paratyphi &.paratyphi$ yang masuk ke dalam tubuh manusia. Dan merupakan kelompok penyakit yang mudah menular dan dapat menyerang banyak orang sehingga dapat menimbulkan )abah. 1 Demam tifoid% juga dikenal sebagai demam enterik% adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang disebut &almonella enteri'a serotype Typhi &almonella Typhi$. Orang yang terinfeksi dapat berkembang demam yang berkelanjutan hingga 104: 40=$% kelemahan% sakit perut% dan sakit kepala.
6
,. >tiologi *dapun penyebab dari penyakit demam Tifoid ini adalah ,akteri &almonella Typhi &. Typhi $ dan &almonella Paratyphi. 2
=. Patofisiologi 1. Proses perjalanan penyakit ,akteri &almonella typhi &.typhi$ dan &almonella paratyphi &.paratyphi$ masuk kedalam tubuh manusia melalui makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi oleh bakteri tersebut. &ebagian bakteri dimusnahkan di lambung oleh asam lambung% sebagian lolos masuk kedalam usus halus dan selanjutnya berkembang biak . ,ila respon imunitas humoral mukosa !g*$ usus halus kurang baik maka bakteri akan menembus sel(sel epitel dan selanjutnya ke lamina propia. Di lamina propia bakteri berkembang biak dan difagosit oleh sel(sel fagosit terutama oleh makrofag % kemudian bakteri yang hidup dan berkembang biak di dalam makrofag di ba)ah ke plague peyeri ileum distal selanjutnya ke kelenjar getah bening mesenterika. +emudian melalui duktus torasikus bakteri yang di dalam makrofag ini masuk ke dalam sirkulasi darah mengakibatan bakteremia pertama yang asimtomatik$ dan menyebar keseluruh organ retikuloendotelial tubuh terutama organ hati dan limpa. Di organ(organ ini bakteri meninggalkan sel(sel fagosit dan kemudian berkembang biak di luar sel dan selanjutnya masuk ke dalam sirkulasi darah lagi sehingga mengakibatkan bakteremia yang kedua kalinya dengan disertai tanda dan gejala penyakit infeksi sistemik. Di dalam hati
kuman masuk kedalam kandung empedu% berkembang biak bersama 'airan empedu diekskresikan se'ara ? intermittent ? kedalam lumen usus. &ebagian kuman dikeluarkan melalui feses dan sebagian masuk lagi kedalam sirkulasi setelah menembus usus% proses yang sama terulang kembali% berhubung makrofag telah terakti#asi dan hiperaktif maka saat fagositosis kuman &almonella terjadi pelepasan beberapa mediator imflamasi yang selanjutnya akan menimbulkan gejala reaksi imflamasi sistemik seperti" demam% malaise% mialgia% sakit kepala% sakit perut% instabilitas #askuler% gangguan mental dan koagulasi. 1
2. ;anifestasi klinik ;asa tunas demam Tifoid berlangsung antara 10 9 14 hari gejala(gejala klinis yang timbul sangat ber#ariasi dari ringan sampai dengan berat. a. Pada minggu ! ditemukan gejala klinis dan keluhan demam tifoid seperti@ Demam% nyeri kepala% pusing% nyeri otot% anoreksia% mual% muntah% obstipasi atau diare% perasaan tidak enak diperut% batuk% dan epistaksis. Pada pemeriksaan fisik biasanya hanya ditemukan peningkatan suhu tubuh. &ifat demam adalah meningkat perlahan(lahan% dan terutama pada sore hari hingga malam hari. b. Pada minggu ke !! ditemukan gejala(gejala yang lebih jelas seperti " Demam% bradikardi% lidah berselaput kotor di bagian tengah tepi dan ujung merah$% hepatomegali%
splenomegali%
meteorismus%
&omnolem% stuporkoma% delirium% atau psikosis. 1
10
gangguan
mental
berupa@
2. +omplikasi. ,eberapa komplikasi yang dapat terjadi pada demam Tifoid yaitu@ a. +omplikasi intestinal" Perdarahan usus% Perforasi usus% !leus paralitik% Pankreastitis b. +omplikasi >kstra(intestinal" +omplikasi kardio#akular gagal sirkulasi perifer% miokarditis%
tromboflebitis
%$trombositopenia%
trombosis
%$+omplikasi +omplikasi
darah paru
anemia
pneumonia%
hemolitik% empiema%
pleuritis$% +omplikasi hepatobilier hepatitis% kolesistitis$. +omplikasi ginjal glomerulonefritis% pielonefritis% perinefritis$. +omplikasi tulang ostemielitis% peritonitis% spondilitis% arthritis$. +omplikasi neuropsikiatrik7tifoid toksik.1
D. Penatalaksanaan ;edis 1. !stirahat dan pera)atan a. Tirah baring dengan pera)atan penuh di tempat tidur seperti makan% minum% mandi% buang air ke'il dan besar akan membantu dan memper'epat masa penyembuhan. b. Pera)atan dengan menjaga kebersihan tempat tidur% pakaian% dan perlengkapan yang dipakai% posisi tidur pasien perlu dia)asi men'egah terjadinya dekubitus dan pneumonia serta komplikasi lainnya% hygiene perorangan tetap perlu dijaga dan diperhatikan. 2. Diet Diet dengan pemberian bubur saring kemudian bubur kasar selanjutnya dengan nasi padat dini dengan lauk pauk rendah selulosa menghindari sayuran
11
yang berserat untuk sementara )aktu$% bertujuan untuk menghindari perdarahan saluran 'erna dan perforasi serta mengistirahatkan usus untuk sementara sampai usus kembali dalam keadaan baik. 3. Terapi penunjang Pemberian obat(obatan antimikroba yang sering digunakan untuk pengobatan demam tifoid yaitu @ a. +loramfenikol. ;erupakan obat yang diberikan se'ara oral atau intra#ena dengan dosis 4A00 mg% obat ini diberikan sampai dengan hari bebas panas. b. Tiamfenikol. Dosis dan efektifitas tiamfenikol pada demam Tifoid hampir sama dengan kloramfenikol% akan tetapi komplikasi hematologi seperti anemia aplastik lebih rendah dibandingkan dengan kloramfenikol. '. +otrimoksa/ol. >fekti#itas obat ini hampir sama dengan kloramfenikol% dosis untuk orang de)asa 2A2 tablet dan diberikan selama 2 minggu. d. *mpisilin dan amoksisillin. +emampuan obat ini untuk menurunkan demam lebih rendah dibandingkan dengan kloramfenikol% dosis yang dianjurkan berkisar antara 0(10 mg7kg ,, dan digunakan selama 2 minggu.
12
e. &eftriakson. Obat ini terbukti efektif untuk demam tifoid% dosis yang dianjurkan adalah 3(4 gram dalam deAtrose 100 '' diberikan selama B jam per infus sekali sehari% diberikan selama 3 hingga hari. f. +ombinasi obat antimikroba. +ombinasi 2 antibiotik atau lebih diindikasikan hanya pada keadaan tertentu saja antara lain toksik Tifoid% peritonitis atau perforasi% serta syok septik. g. Pengobatan demam Tifoid pada )anita hamil. Colongan obat yang dianjurkan pada )anita hamil adalah ampisilin% amoksisilin% dan seftriakson.1
13
)A) III APORA( KAS-S
5.1.
5./.
Ide"titas &asie"
ama
" n. <
8mur
" 1 tahun
*gama
" !slam
&uku
" ,anjar
Pendidikan
" &;*
Pekerjaan
" Pelajar
*lamat
" +uin 8tara
;<&
" 2 :ebruari 2014 pukul 12.4 -!T*
<;+
" 1(06(2(40
A(A'(ESIS
*namnesis dilakukan pada tanggal 26 :ebruari 2014. 5./.I
KE-HA( -TA'A
Demam. 5./,II RI6AYAT PE(YAKIT SEKARA(*
Pasien datang dengan keluhan demam sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam juga disertai menggigil mun'ul perlahan(lahan dan terus( menerus. Demam terjadi naik turun% sering pada sore dan malam hari dan menurun saat meminum obat para'etamol. Demam dirasakan di sekujur
14
tubuh. Pasien juga mengeluhkan ,*, lebih dari 3 kali sehari% konsistensi 'air berampas. +eluhan lain yang dirasakan pasien adalah nyeri perut% dan mual muntah. 5./.III RI6AYAT PE(YAKIT DAH--
Pasien tidak memiliki ri)ayat penyakit Diebetes ;elitus% ipertensi dan *sma. 5./.IV RI6AYAT PE(YAKIT KE-AR*A
Pasien mengaku di keluarganya tidak memiliki ri)ayat penyakit Diabetes ;eilitus% ipertensi% dan *sma.
5.5.
Peeri7saa" isi7
26 :ebruari 2014 Deskripsi 8mum +esan sakit
" &edang
Ci/i
" ,aik
,erat ,adan
" 3 kg
Tinggi ,adan
" 10 'm
Tanda #ital +esadaran
" =ompos mentis
Tekanan darah
" 10070 mm g
Eaju nadi
" 120 kali7menit
Eaju nafas
" 22 kali7menit
&uhu tubuh aksiler$
" 3%o=
1
C=&
" 4((
+epala dan leher +epala
" +onjungti#a anemis F$% sklera ikterik ($% edema periorbita (7($% konj. palpebra hiperemis (7($
Eeher
" Peningkatan GHP ($% pembesaran +C, (7($
Toraks Pulmo
! " Tarikan nafas simetris P " :remitus raba simetris P " &uara perkusi sonor F7F$ * " &uara nafas #esikuler% rhonkii (7($% )hee/ing (7($
Gantung
! " !'tus 'ordis F$ P " Ictus cordis teraba di !=& H linea mid'la#i'ula% getaran7 thrill ($ P " &uara perkusi pekak% batas kanan !=& !!!% !H% H linea parasternalis deAtra% batas kiri !=& H linea mid'la#i'ula sinistra * " &1 dan &2 tunggal% reguler% dan tidak terdengar suara bising
*bdomen !nspeksi
" =embung% distensi ($% #enektasi ($
*uskultasi
" ,ising usus F$ meningkat
Palpasi
" Turgor 'epat kembali% nyeri tekan epigastrik F$% hepar% lien% massa tidak teraba
Perkusi
" Timpani
1
>ksremitas *tas
" *kral hangat F7F$% edema (7($% parese (7($
,a)ah
" *kral hangat F7F$% edema (7($% parese (7($
5.. Peeri7saa" &e"$"a"# Ta!el 1. Hasil &eeri7saa" %idal slide test ta"##al /9 Fe!r$ari /01. A"ti#e"
&almonella typhi O &almonella typhi &almonella paratyphi * O$ &almonella paratyphi , O$
1+0
1+80
1+190
1+5/0
1+90
F F F F
F F F F
F F F eg
F F eg
eg eg
5.. Datar 'asalah
1. Demam ;enggigil 2. Diare 3. yeri perut 4. ;ual muntah 5.9. Re";a"a a%al
Demam menggigil% ,*, 'air berampas% nyeri perut% mual muntah" a. Assessment
" 1. Demam Tifoid 2. D:
b. Planning
" 1. Diagnostik " darah
rutin%
)idal
slide
test%
antibiotik%
obat
imunoserologi D: 2. Terapetik
" resusitasi
'airan%
simptomatis demam% nyeri% anti emetik$
1
3. ;onitoring " tanda
#ital%
perdarahan
epistaksis%
melena$% asupan 'airan 4. >dukasi
" tirah baring% perbanyak asupan 'airan% makanan gi/i seimbang% diet rendah serat% teratur minum obat
5.<. E=al$asi Ta"##al /< Fe!r$ari /01
a. Subjective
" Demam F$% Diare F$% yeri perut F$% ;ual ($% ;untah ($% afsu makan ($% &akit kepala I$
b. Objective
"
TD J 60740 mmg
<< J 20 kali7menit
J 0 kali7menit
T J 3%2o=
Eidah tifoid F$% konjungti#a anemis F$% ptekie ($% epistaksis ($ Ta!el /. Hasil &eeri7saa" darah r$ti" ta"##al /< Fe!r$ari /01. Peeri7saa"
emoglobin Eekosit >ritrosit ematokrit Trombosit ;=H ;= ;==
Hasil
(ilai R$$7a"
Sat$a"
6.6 1. 3.33 23.4 2 0.2 2.4 3.
11.00 9 1.00 4.0 9 10. 4.0 9 .0 32.00 9 44.00 10 9 40 60.0 9 .0 2.0 9 32.0 32.0 9 36.0
g7dE ribu7uE juta7uE #ol5 ribu7uE fl pg 5
'. Assessment " 1. Demam tifoid 2. D: 3. &usp. D&& dengan intra abdominal bleeding
16
d.
Planning " 1. Diagnostik " darah rutin% imunoserologi D:% &COT7 &CPT% ureum7'reatinin% urinalisis 2. Terapetik
" !H:D
3. ;onitoring " tanda
#ital%
perdarahan
epistaksis%
melena$% meteorismus% asupan 'airan 4. >dukasi
" tirah baring% perbanyak asupan 'airan% makanan gi/i seimbang% diet rendah serat% teratur minum obat
Ta"##al /8 Fe!r$ari /01
a. Subjective
" Demam ($% Diare F$% yeri perut F$% ;ual ($% ;untah ($% afsu makan ($% &akit kepala I$
b. Objective
"
TD J 120760 mmg
<< J 26 kali7menit
J 6 kali7menit
T J 3%1o=
1
Eidah tifoid F$% konjungti#a anemis F$% ptekie ($% epistaksis ($ Ta!el 5. Hasil &eeri7saa" ta"##al /8 Fe!r$ari /01 Peeri7saa" DARAH emoglobin Eekosit >ritrosit ematokrit Trombosit ;=H ;= ;== &COT &CPT 8reum =reatinin !gC *nti Dengue !g; *nti Dengue -RI(AISIS -arna(+ekeruhan ,G Ph +eton Protein(*lbumin Clukosa ,ilirubin Darah &amar itrit 8robilinogen Eeukosit
Hasil
(ilai R$$7a"
Sat$a"
. 2.4 3.1 24.4 43 .2 24. 32.3 16 3 22 0.6 egati#e egati#e
11.00 9 14.00 4.0 9 10. 4.0 9 .0 32.00 9 44.00 10 9 40 60.0 9 .0 2.0 9 32.0 32.0 9 36.0 0 9 4 0 9 4 10 9 0 0. 9 1.2 egati#e egati#e
g7dE ribu7uE juta7uE #ol5 ribu7uE fl pg 5 87! 87! mg7dE mg7dE
+uning(Gernih 1.010 .0 egati#e egati#e egati#e egati#e egati#e egati#e 0.1 egati#e
+uning(Gernih 1.00 9 1.030 .0 9 . egati#e egati#e egati#e egati#e egati#e egati#e 0.1 9 1.0 egati#e
'. Assessment " Demam tifoid d. Planning " 1. Diagnostik " 2. Terapetik
darah rutin% 8&C abdomen
" !H:D
20
PO. !munos 1A1 tablet *#iter 2A1 sa'het 3. ;onitoring " tanda
#ital%
perdarahan
epistaksis%
melena$% asupan 'airan 4. >dukasi " tirah baring% perbanyak asupan 'airan% makanan gi/i seimbang% diet rendah serat% teratur minum obat Ta"##al 1 'aret /01
a. Subjective " Demam ($% Diare ($% yeri perut F$% ;ual ($% ;untah ($% afsu makan ($% &akit kepala I$ b. Objective
"
TD J 10070 mmg
<< J 20 kali7menit
J 2 kali7menit
T J 3%0o=
Eidah tifoid F$% konjungti#a anemis ($% ptekie ($% epistaksis ($ Ta!el . Hasil &eeri7saa" darah r$ti" ta"##al 1 'aret /01 Peeri7saa"
emoglobin Eekosit >ritrosit ematokrit Trombosit ;=H ;= ;==
Hasil
(ilai R$$7a"
Sat$a"
11.4 .0 4.4 3.6 60.2 2. 31.6
11.00 9 14.00 4.0 9 10. 4.0 9 .0 32.00 9 44.00 10 9 40 60.0 9 .0 2.0 9 32.0 32.0 9 36.0
g7dE ribu7uE juta7uE #ol5 ribu7uE :l Pg 5
asil 8&C *bdomen (
epatosplenomegali inflamasi$
(
+oleksi 'airan intra abdominal
21
(
8&C abdomen lainnya tidak terdapat kelainan '. Assessment " Demam tifoid d. Planning " 1. Diagnostik
" darah rutin
2. Terapetik " !H:D
#ital%
perdarahan
epistaksis%
melena$% asupan 'airan 4. >dukasi " tirah baring% perbanyak asupan 'airan% makanan gi/i seimbang% diet rendah serat% teratur minum obat Ta"##al / 'aret /01
a. Subjective " Demam ($% Diare ($% yeri perut F$% ;ual ($% ;untah ($% afsu makan F$% &akit kepala I$ b. Objective
"
TD J 6070 mmg
<< J 20 kali7menit
J 66 kali7menit
T J 3%o=
Eidah tifoid F$% konjungti#a anemis ($% ptekie ($% epistaksis ($
22
Ta!el . Hasil &eeri7saa" darah r$ti" ta"##al / 'aret /01 Peeri7saa"
emoglobin Eekosit >ritrosit ematokrit Trombosit ;=H ;= ;==
Assessment
"
Hasil
(ilai R$$7a"
Sat$a"
10. 3. 3. 32 1 60. 2. 33.1
11.00 9 14.00 4.0 9 10. 4.0 9 .0 32.00 9 44.00 10 9 40 60.0 9 .0 2.0 9 32.0 32.0 9 36.0
g7dE ribu7uE juta7uE #ol5 ribu7uE :l Pg 5
Demam tifoid
'. Planning " 1. Diagnostik
" darah rutin
2. Terapetik " !H:D
#ital%
perdarahan
epistaksis%
melena$% asupan 'airan 4. >dukasi
" tirah baring% perbanyak asupan 'airan% makanan gi/i seimbang% diet rendah serat% teratur minum obat
Ta"##al 5 'aret /01
a. Subjective"Demam ($% Diare ($% ,*, ($% yeri perut F$% ;ual ($% ;untah ($% afsu makan F$% &akit kepala ($
23
b. Objective
"
TD J 10070 mmg
<< J 20 kali7menit
J 66 kali7menit
T J 3%2o=
Eidah tifoid F$% konjungti#a anemis ($% ptekie ($% epistaksis ($ Ta!el 9. Hasil &eeri7saa" darah r$ti" ta"##al 5 'aret /01 Peeri7saa"
emoglobin Eekosit >ritrosit ematokrit Trombosit ;=H ;= ;==
'. Assessment "
Hasil
(ilai R$$7a"
Sat$a"
11.2 . 4.13 30. 23 4.6 2.1 3.2
11.00 9 14.00 4.0 9 10. 4.0 9 .0 32.00 9 44.00 10 9 40 60.0 9 .0 2.0 9 32.0 32.0 9 36.0
g7dE ribu7uE juta7uE #ol5 ribu7uE :l Pg 5
Demam tifoid
d. Planning " 1. Diagnostik " darah rutin% rontgen thoraA P* F E*T% albumin 2. Terapetik " !H:D
#ital%
perdarahan
melena$% asupan 'airan
24
epistaksis%
4. >dukasi
" tirah baring% perbanyak asupan 'airan% makanan gi/i seimbang% diet rendah serat% teratur minum obat
Ta"##al 'aret /01
a. Subjective"Demam F$% Diare ($% ,*, ($% yeri perut F$% ;ual ($% ;untah ($% afsu makan F$% &akit kepala ($ b. Objective
"
TD J 12070 mmg
<< J 24 kali7menit
J 110 kali7menit
T J 3%o=
Eidah tifoid F$% konjungti#a anemis ($% ptekie ($% epistaksis ($ Ta!el <. Hasil &eeri7saa" ta"##al 'aret /01 Peeri7saa"
emoglobin Eekosit >ritrosit ematokrit Trombosit ;=H ;= ;== *lbumin
Hasil
(ilai R$$7a"
Sat$a"
11. 11.3 4.3 32. 11 4.3 2.1 3. 2.
11.00 9 14.00 4.0 9 10. 4.0 9 .0 32.00 9 44.00 10 9 40 60.0 9 .0 2.0 9 32.0 32.0 9 36.0 3. 9 .
g7dE ribu7uE juta7uE #ol5 ribu7uE :l Pg 5 g7dE
asil
=ardiomegaly% EH '. Assessment "
Demam tifoid *sites e' ipoalbumin
d. Planning " 1. Diagnostik
" darah rutin
2. Terapetik " !H:D
2
!nf. ;etronida/ole 3A00mg !nj. *sam traneksamat 3A1 PO. !munos 1A1 tablet =ur'uma 3A1 tablet Eansopra/ole 1A1 Transfusi T= kolf 3. ;onitoring " tanda
#ital%
perdarahan
epistaksis%
melena$% asupan 'airan 4. >dukasi
" tirah baring% perbanyak asupan 'airan% makanan gi/i seimbang% diet rendah serat% teratur minum obat
Ta"##al 'aret /01
a. Subjective " Demam F$% Diare ($% yeri perut F$% ;ual ($% ;untah ($% afsu makan F$% &akit kepala ($ b. Objective
"
TD J 11070 mmg
<< J 24 kali7menit
J 112 kali7menit
T J 36%o=
Eidah tifoid F$% konjungti#a anemis ($% ptekie ($% epistaksis ($% asites F$ Ta!el 8. Hasil &eeri7saa" darah r$ti" ta"##al 'aret /01 Peeri7saa"
emoglobin Eekosit >ritrosit ematokrit Trombosit ;=H
Hasil
(ilai R$$7a"
Sat$a"
10. 11.3 4.01 2.6 11 4.4
11.00 9 14.00 4.0 9 10. 4.0 9 .0 32.00 9 44.00 10 9 40 60.0 9 .0
g7dE ribu7uE juta7uE #ol5 ribu7uE :l
2
;= ;==
2.2 3.
'. Assessment "
2.0 9 32.0 32.0 9 36.0
Pg 5
Demam tifoid *sites e' ipoalbumin &yok septik
d. Planning " 1. Diagnostik
" darah rutin
2. Terapetik " !H:D
#ital%
perdarahan
epistaksis%
melena$% asupan 'airan 4. >dukasi
" tirah baring% perbanyak asupan 'airan% makanan gi/i seimbang% diet rendah serat% teratur minum obat
Ta"##al 9 'aret /01
a. Subjective" Demam ($% Diare ($% yeri perut F$% ;ual ($% ;untah ($% afsu makan F$% &akit kepala ($ b. Objective
"
2
TD J 11070 mmg
<< J 20 kali7menit
J 0 kali7menit
T J 3%3o=
Eidah tifoid F$% konjungti#a anemis ($% ptekie ($% epistaksis ($% asites F$ Ta!el >. Hasil &eeri7saa" darah r$ti" ta"##al 9 'aret /01 Peeri7saa"
emoglobin Eekosit >ritrosit ematokrit Trombosit ;=H ;= ;==
'. Assessment "
Hasil
(ilai R$$7a"
Sat$a"
10.3 .6 3. 2. 14 3.1 2.3 3.3
11.00 9 14.00 4.0 9 10. 4.0 9 .0 32.00 9 44.00 10 9 40 60.0 9 .0 2.0 9 32.0 32.0 9 36.0
g7dE ribu7uE juta7uE #ol5 ribu7uE :l Pg 5
Demam tifoid *sites L edem paru e' ipoalbumin &yok septik
d. Planning " 1. Diagnostik
" darah rutin% ;DT% albumin
2. Terapetik " !H:D
26
3. ;onitoring " tanda
#ital%
perdarahan
epistaksis%
melena$% asupan 'airan 4. >dukasi
" tirah baring% perbanyak asupan 'airan% makanan gi/i seimbang% diet rendah serat% teratur minum obat
Ta"##al < 'aret /01
a. Subjective " Demam ($% Diare ($% ,*, hitam F$% yeri perut F$% ;ual ($% ;untah ($% afsu makan F$% &akit kepala ($ b. Objective
"
TD J 12070 mmg
<< J 20 kali7menit
J 60 kali7menit
T J 3%o=
Eidah tifoid F$% konjungti#a anemis ($% ptekie ($% epistaksis ($% asites F$ Ta!el 10. Hasil &eeri7saa" darah r$ti" ta"##al < 'aret /01 Peeri7saa"
emoglobin Eekosit >ritrosit ematokrit Trombosit ;=H ;= ;== *lbumin
asil ;DT
"
Hasil
(ilai R$$7a"
Sat$a"
11.3 3. 4.16 31.4 26 .2 2.0 3.0 3.1
11.00 9 14.00 4.0 9 10. 4.0 9 .0 32.00 9 44.00 10 9 40 60.0 9 .0 2.0 9 32.0 32.0 9 36.0 3. 9 .
g7dE ribu7uE juta7uE #ol5 ribu7uE :l Pg 5 g7dE
Eeukopenia dan trombositopenia DD. D: Demam Tifoid
'. Assessment "
Demam tifoid
2
*sites L edem paru e' ipoalbumin &yok septik d. Planning " 1. Diagnostik
" darah rutin
2. Terapetik " !H:D
#ital%
perdarahan
epistaksis%
melena$% asupan 'airan 4. >dukasi
" tirah baring% perbanyak asupan 'airan% makanan gi/i seimbang% diet rendah serat% teratur minum obat
Ta"##al 8 'aret /01
a. Subjective " Demam ($% Diare ($% ,*, hitam I$% yeri perut F$% ;ual ($% ;untah ($% afsu makan F$% &akit kepala ($% Pitting edem ekstremitas inferior F$ b. Objective
"
TD J 11070 mmg
<< J 20 kali7menit
30
T J 3%o=
J 6 kali7menit
Eidah tifoid F$% konjungti#a anemis ($% ptekie ($% epistaksis ($% asites I$ Ta!el 11. Hasil &eeri7saa" darah r$ti" ta"##al 8 'aret /01 Peeri7saa"
emoglobin Eekosit >ritrosit ematokrit Trombosit ;=H ;= ;==
'. Assessment "
Hasil
(ilai R$$7a"
Sat$a"
10. 4. 3.4 2. 32 . 2.2 3.0
11.00 9 14.00 4.0 9 10. 4.0 9 .0 32.00 9 44.00 10 9 40 60.0 9 .0 2.0 9 32.0 32.0 9 36.0
g7dE ribu7uE juta7uE #ol5 ribu7uE :l Pg 5
Demam tifoid *sites L edem paru e' ipoalbumin &yok septik membaik$ Trombositopenia refrakter
d. Planning " 1. Diagnostik
" darah rutin
2. Terapetik " !H:D
31
3. ;onitoring " tanda
#ital%
perdarahan
epistaksis%
melena$% asupan 'airan 4. >dukasi
" tirah baring% perbanyak asupan 'airan% makanan gi/i seimbang% diet rendah serat% teratur minum obat
Ta"##al > 'aret /01
a. Subjective " Demam ($% Diare ($% yeri perut ($% ;ual ($% ;untah ($% afsu makan F$% &akit kepala ($% Pitting edem ekstremitas inferior F$ b. Objective
"
TD J 11070 mmg
<< J 20 kali7menit
J 0 kali7menit
T J 3%o=
Eidah tifoid F$% konjungti#a anemis ($% ptekie ($% epistaksis ($% asites I$ Ta!el 1/. Hasil &eeri7saa" darah r$ti" ta"##al > 'aret /01 Peeri7saa"
emoglobin Eekosit >ritrosit ematokrit Trombosit ;=H ;= ;==
'. Assessment "
Hasil
(ilai R$$7a"
Sat$a"
11.0 . 4.06 32.6 6 60. 2. 33.
11.00 9 14.00 4.0 9 10. 4.0 9 .0 32.00 9 44.00 10 9 40 60.0 9 .0 2.0 9 32.0 32.0 9 36.0
g7dE ribu7uE juta7uE #ol5 ribu7uE :l Pg 5
Demam tifoid *sites L edem paru e' ipoalbumin &yok septik membaik$ Trombositopenia refrakter
32
d. Planning " 1. Diagnostik
"(
2. Terapetik " !H:D
#ital%
perdarahan
epistaksis%
melena$% asupan 'airan 4. >dukasi
" tirah baring% perbanyak asupan 'airan% makanan gi/i seimbang% diet rendah serat% teratur minum obat
Ta"##al 10 'aret /01
a. Subjective " Demam ($% Diare ($% yeri perut ($% ;ual ($% ;untah ($% afsu makan F$% &akit kepala ($ b. Objective
"
TD J 11070 mmg
<< J 10 kali7menit
J 2 kali7menit
T J 3%o=
Eidah tifoid F$% konjungti#a anemis ($% ptekie ($% epistaksis ($ '. Assessment "
Demam tifoid
33
*sites L edem paru e' ipoalbumin &yok septik membaik$ Trombositopenia refrakter d. Planning " 1. Diagnostik
"(
2. Terapetik " !H:D
#ital%
perdarahan
epistaksis%
melena$% asupan 'airan 4. >dukasi
" tirah baring% perbanyak asupan 'airan% makanan gi/i seimbang% diet rendah serat% teratur minum obat
,EPE
34
3
)A) IV PE')AHASA(
Demam Tifoid adalah penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh bakteri &almonella typhi &.typhi$ atau &almonella paratyphi &.paratyphi$% yang masuk kedalam tubuh manusia saluran pen'ernaan$ dengan ditandai oleh demam insidius yang lama% sakit kepala% badan lemah% anoreksia% bradikardi relatif% serta splenomegali. ;eskipun kriteria definitif di atas banyak mengandalkan pemeriksaan fisik dan laboratorik% pada kasus ini% pasien tetap dilakukan anamnesis untuk menelusuri perjalanan penyakitnya. Dari anamnesis% informasi yang didapatkan mengarah langsung ke demam tifoid. !nformasi tersebut antara lain demam menggigil% diare% nyeri perut% lemah% sakit kepala% penurunan nafsu makan% mual% dan muntah. &e'ara teoritis% pasien dengan demam tifoid dapat ditemukan adanya splenomegali. amun pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya splenomegali% tetapi dapat ditemukan adanya lidah tifoid dan bradikardi relatif. Pada tanggal 2 :ebruari 2014% dilakukan pemeriksaan )idal slide test didapatkan beberapa informasi tambahan yang memperkuat diagnosis ke arah demam tifoid dimana titer antigen O di atas 1710 17320$ dan titer antigen di atas 1760 17320$ memberi indikasi kuat terhadap adanya demam tifoid. Pada kasus ini% pasien diberikan terapi suportif berupa pemberian 'airan ringer laktat untuk mendukung metabolisme dalam melakukan perbaikan jaringan selama proses pengobatan. !njeksi *ntrainM berisi metami/ol yang bersifat
3
antipiretika% analgetika dan antiinflamasi kuat untuk mengatasi nyeri dan demam yang dirasakan pasien. !njeksi asam traneksamat diberikan pada pasien untuk membantu mengatasi perdarahan berat akibat fibrinolisis yang berlebihan dimana obat ini merupakan obat hemostatik yang merupakan penghambat bersaing dari akti#ator plasminogen dan penghambat plasmin. &elain terapi suportif dan simptomatik di atas% pasien juga diberikan terapi definitif sesuai diagnosis. Pada kasus ini% diberikan antibiotik le#ofloAa'in dan metronida/ole sebagai terapi definitif. Ee#ofloAa'in merupakan isomer optik &(($ dari ofloAa'in dengan spektrum antibakteri yang luas% aktif terhadap bakteri Cram positif dan Cram negatif% termasuk bakteri anaerob. ;ekanisme kerjanya dengan 'ara
menghambat
replikasi
dan
transkripsi
D*
bakteri.
&edangkan
metronida/ole merupakan antibiotik bakterisidal diaktifkan oleh anaeroba dan berefek menghambat sintesis D*. *danya peningkatan &COT7&CPT merupakan salah satu kemungkinan adanya keterlibatan infeksi di li#er atau akibat obat(obatan. 8ntuk melindungi fungsi hati tersebut% maka pasien juga diberikan 'ur'uma sebagai hepatoprotektor. &elain itu 'ur'uma berfungsi menambah nafsu makan. Pada kasus ini juga ditemukan adanya hipoalbumin yang bermanifestasi pada gejala edema pembengkakan$ pada kaki sehingga perlu diberikan albumin tambahan yaitu #ip(albumin. Pasien juga diberikan lansopra/ole dimana obat ini berfungsi untuk menghambat sekresi asam lambung yang se'ara spesifik menghambat F7+F(
3
*TPase pompa proton$ dari sel parietal mukosa lambung sehingga keluhan mual dan muntah dapat dikurangi. Pada tanggal 10 ;aret 2014% pasien tidak lagi mengalami nyeri perut% demam% maupun mual dan sakit kepala. Pasien juga sudah dapat makan dan minum serta tidak lagi memerlukan pemberian 'airan intra#ena. Dengan demikian% pasien ini dapat menghentikan ra)at inap dan menjalani ra)at jalan hingga gejala dan tanda demam tifoid dapat terkontrol.
36
)A) V PE(-T-P
Telah dilaporkan kasus seorang perempuan berusia 1 tahun yang didiagnosis thypoid fe#er dengan trombositopenia refrakter. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis% pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium. Pasien telah ditatalaksana dengan terapi suportif% simptomatik dan definitif. &etelah pasien dira)at selama 13 hari dari tanggal 2 :ebruari s7d 10 ;aret 2014 akhirnya pasien dapat menghentikan ra)at inap dan mendapat pengobatan lanjutan se'ara ra)at jalan.
3