Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Thypoid Fever (Demam Thypoid) Laporan Pendahuluan Demam Thypoid
A.
Pengertian Demam thypoid thypoid (enteric fever) adalah adalah penyakit infeksi akut yang biasanya biasanya mengenai mengenai salura saluran n pencer pencernaan naan dengan gejala demam yang lebih lebih dari dari satu satu minggu minggu,, gangguan gangguan pada pencernaan, dan gangguan kesadaran (Nursalam dkk., !!", ha l #"). Demam thypoid merupakan penyakit infeksi akut pada usus halus dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai disertai gangguan pada saluran saluran pencernaan pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran ($ampengan, !!%). Demam thypoid adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh infeksi salmonella typhi (&vedoff, !!' "#).
.
*tiologi Penyebab utama demam thypoid ini adalah bakteri salmonella thypi. akteri salmonella typhi adalah berupa basil gram negatif, bergerak dengan rambut getar, tidak berspora, dan mempuny mempunyai ai tiga tiga macam macam antige antigen n yaitu yaitu antige antigen n & (soma (somatik tik yang yang terdir terdirii atas atas +at komple kompleks ks lipopolisakarida), antigen (flegella), dan antigen -. Dalam serum penderita, terdapat +at (aglutinin) terhadap ketiga macam antigen tersebut. /uman tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob pada suhu #"0#12 (optimum 3%12) dan p pertumbuhan 405. 6aktor pencetus lainny lainnyaa adalah adalah lingkun lingkungan, gan, sistem sistem imun imun yang yang rendah, rendah, feses, feses, urin, urin, makanan makanan7mi 7minum numan an yang terkontaminasi, fomitus, dan lain sebagainya.
2.
8anifestasi klinis 8enurut ngastiyah (!!"' 3%), demam thypoid pada anak biasanya lebih ringan daripada orang de9asa. 8asa tunas #!0! hari, ha ri, yang tersingkat hari jika infeksi terjadi melalui makanan, sedan sedangk gkan an jika jika mela melalu luii minum minuman an yang yang terl terlam amaa 3! hari. hari. :ela :elama ma masa masa inku inkubas basii mung mungki kin n ditemukan gejala prodromal, perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri, nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat, kemudian menyusul gejala klinis yang biasanya ditemukan, yaitu'
#. Demam Pada kasus yang khas, demam berlangsung 3 minggu bersifat febris remitten dan suhu tidak tinggi sekali. 8inggu pertama, suhu tubuh berangsur0angsur naik setiap hari, menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari. Dalam minggu ketiga suhu berangsur turun dan normal kembali. . ;angguan pada saluran pencernaan Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah0pecah (ragaden).
arang terjadi supor, koma atau gelisah (kecuali penyakit berat dan terlambat mendapatkan pengobatan). ;ejala lain yang juga dapat ditemukan pada punggung dan anggota gerak dapat ditemukan reseol, yaitu bintik0 bintik kemerahan karena emboli hasil dalam kapiler kulit, yang ditemukan pada minggu pertama demam, kadang0kadang ditemukan pula trakikardi dan epistaksis. . $elaps $elaps (kambuh) ialah berulangnya gejala penyakit demam thypoid, akan tetap berlangsung ringan dan lebih singkat. ?erjadi pada minggu kedua setelah suhu badan normal kembali, terjadinya sukar diterangkan. 8enurut teori relaps terjadi karena terdapatnya basil dalam organ0 organ yang tidak dapat dimusnahkan baik oleh obat maupun oleh +at anti.
D.
Patofisiologi #. /uman masuk ke dalam mulut melalui makanan atau minuman yang tercemar oleh salmonella (biasanya @#!.!!! basil kuman). :ebagian kuman dapat dimusnahkan oleh asam hcl lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus. >ika respon imunitas humoral mukosa (igA) usus kurang baik, maka basil salmonella akan menembus sel0sel epitel (sel m) dan selanjutnya menuju lamina propia dan berkembang biak di jaringan limfoid plak peyeri di ileum distal dan kelejar getah bening mesenterika. . >aringan limfoid plak peyeri dan kelenjar getah bening mesenterika mengalami hiperplasia. asil tersebut masuk ke aliran darah (bakterimia) melalui ductus thoracicus dan menyebar ke seluruh organ retikulo endotalial tubuh, terutama hati, sumsum tulang, dan limfa melalui sirkulasi portar dari usus.
3. ati membesar (hepatomegali) dengan infiltrasi limfosit, +at plasma, dan sel mononuclear. ?erdapat juga nekrosis fokal dan pembesaran limfa (splenomegali). Di organ ini, kuman salmonlla thypi berkembang biak dan masuk sirkulasi darah lagi, sehingga mengakibatkan bakterimia kedua yang disertai tanda dan gejala infeksi sistemik (demam, malaise, mialgia, sakit kepala, sakit perut, instabilitas vaskuler, dan gangguan mental koagulasi). . Pendarahan saluran cerna terjadi akibat erosi pembuluh darah di sekitar plak peyeri yang sedang mengalami nekrosis dan hiperplasia. Proses patologis ini dapat berlangsung hingga ke lapisan otot, serosa usus, dan mengakibatkan perforasi usus. *ndotoksin basil menempel di reseptor sel endotel kapiler dan dapat mengakibatkan komplikasi, seperti gangguan neuropsikiatrik kardiovaskuler, pernapasan, dan gangguan organ lainnya. Pada minggu pertama timbulnya penyakit, terjadi hyperplasia plak peyeri. Disusul kemudian, terjadi nekrosis pada minggu kedua dan ulserasi plak peyeri pada minggu ketiga. :elanjutnya, dalam minggu ke empat akan terjadi proses penyembuhan ulkus dengan meninggalkan sikatriks (jaringan parut). :edangkan penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal dengan "6 yaitu 6ood(makanan), 6ingers(jari tangan7kuku), 6omitus (muntah), 6ly(lalat), dan melalui 6eses. *. #. a. b. c. . a.
/omplikasi /omplikasi intestinal Perdarahan usus Perporasi usus lius paralitik /omplikasi etra intestinal /omplikasi kardiovaskuler ' kegagalan sirkulasi (renjatan sepsis), miokarditis, trombosis,
b. c. d. e. f. g.
tromboplebitis. /omplikasi darah ' anemia hemolitik, trobositopenia, dan syndroma uremia he molitik. /omplikasi paru ' pneumonia, empiema, dan pleuritis. /omplikasi pada hepar dan kandung empedu ' hepatitis, kolesistitis. /omplikasi ginjal ' glomerulus nefritis, pyelonepritis dan perinepritis. /omplikasi pada tulang ' osteomyolitis, osteoporosis, spondilitis dan arthritis. /omplikasi neuropsikiatrik ' delirium, meningiusmus, meningitis, polineuritis perifer, sindroma ;uillain bare dan sidroma katatonia.
6.
Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang pada klien dengan typhoid adalah pemeriksaan laboratorium, yang terdiri dari '
#. Pemeriksaan leukosit Di dalam beberapa literatur dinyatakan bah9a demam typhoid terdapat leukopenia dan limposistosis relatif tetapi kenyataannya leukopenia tidaklah sering dijumpai. Pada kebanyakan kasus demam typhoid, jumlah leukosit pada sediaan darah tepi berada pada batas0batas normal bahkan kadang0kadang terdapat leukosit 9alaupun tidak ada komplikasi atau infeksi sekunder. &leh karena itu, pemeriksaan jumlah leukosit tidak berguna untuk diagnosa demam typhoid. . Pemeriksaan :;&? dan :;P? :;&? dan :;P? pada demam typhoid seringkali meningkat tetapi dapat kembali normal setelah sembuhnya typhoid. 3. iakan darah ila biakan darah positif hal itu menandakan demam typhoid, tetapi bila biakan darah negatif tidak menutup kemungkinan akan terjadi demam typhoid. al ini dikarenakan hasil biakan darah tergantung dari beberapa faktor ' #. ?eknik pemeriksaan laboratorium asil pemeriksaan satu laboratorium berbeda dengan laboratorium yang lain, hal ini disebabkan oleh perbedaan teknik dan media biakan yang digunakan. Baktu pengambilan darah yang baik adalah pada saat demam tinggi yaitu pada saat bakteremia berlangsung. . :aat pemeriksaan selama perjalanan penyakit iakan darah terhadap salmonella thypi terutama positif pada minggu pertama dan berkurang pa da ming gu 0min gg u be riku tn ya . Pa da 9aktu ka mbuh biakan darah dapat positif kembali. 3. -aksinasi di masa lampau -aksinasi terhadap demam typhoid di masa lampau dapat menimbulkan antibodi dalam darah klien, antibodi ini dapat menekan bakteremia sehingga biakan darah negatif. . Pengobatan dengan obat anti mikroba ila klien sebelum pembiakan darah sudah mendapatkan obat anti mikroba pertumbuhan kuman dalam media biakan terhambat dan hasil biakan mungkin negatif. . =ji 9idal =ji 9idal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi (aglutinin). Aglutinin yang spesifik terhadap salmonella thypi terdapat dalam serum klien dengan typhoid juga terdapat pada orang yang pernah divaksinasikan. Antigen yang digunakan pada uji 9idal adalah suspensi salmonella yang sudah dimatikan dan diolah di laboratorium. ?ujuan dari uji 9idal ini adalah untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum klien yang disangka menderita typhoid. Akibat infeksi oleh salmonella thypi, klien membuat antibodi atau ag lutinin yaitu ' a. Aglutinin &, yang dibuat karena rangsangan antigen & (berasal dari tubuh kuman).
b. Aglutinin , yang dibuat karena rangsangan antigen (berasal dari flagel kuman). c. Aglutinin -, yang dibuat karena rangsangan antigen - (berasal d ari simpai kuman) Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin & dan yang ditentukan titernya untuk diagnosa, makin tinggi titernya makin besar klien mend erita typhoid.
;.
?erapi dan pengobatan #. Pera9atan a. /lien diistirahatkan % hari sampai demam tulang atau # hari untuk mencegah komplikasi
perdarahan usus. b. 8obilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan pulihnya tranfusi bila ada komplikasi perdarahan. . Diet a. Diet yang sesuai, cukup kalori dan tinggi protein b. Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring. c. :etelah bebas demam diberi bubur kasar selama hari lalu nasi tim. d. Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama % hari. 3. &bat0obatan Antibiotika umum digunakan untuk mengatasi penyakit thypoid. Baktu penyembuhan bisa makan 9aktu minggu hingga satu bulan. Antibiotika, seperti ampicillin, kloramfenikol, trimethoprim sulfamethoa+ole, dan ciproloacin sering digunakan untuk mera9at demam tipoid di negara0negara barat. &bat0obat antibiotik adalah a. /loramfenikol diberikan dengan dosis "! mg7kg 7hari, terbagi dalam 30 kali pemberian, oral atau intravena, selama # hari. b. ilamana terdapat indikasi kontra pemberian kloramfenikol, diberi ampisilin dengan dosis !! mg7kg7hari, terbagi dalam 30 kali. Pemberian intravena saat belum dapat minum obat, selama # hari. c. amoksisilin amoksisilin dengan dosis #!! mg7kg7hari, terbagi dalam 30 kali. Pemberian oral7intravena selama # hari. d. kotrimoksasol dengan dosis (tmp) 5 mg7kb7hari terbagi dalam 03 kali pemberian, oral, selama # hari. e. Pada kasus berat, dapat diberi ceftriakson dengan dosis "! mg7kg 7kali dan diberikan kali sehari atau 5! mg7kg 7hari, sekali sehari, intravena, selama "0% hari. f. Pada kasus yang diduga mengalami 8D$, maka pilihan antibiotika adalah meropenem, a+ithromisin dan fluoroCuinolon. ila tak tera9at, demam thypoid dapat berlangsung selama tiga minggu sampai sebulan. /ematian terjadi antara #! dan 3! dari kasus yang tidak tera9at. -aksin untuk demam
thypoid tersedia dan dianjurkan untuk orang yang melakukan perjalanan ke 9ilayah penyakit ini biasanya berjangkit (terutama di Asia, Afrika, dan Amerika
.
Asuhan kepera9atan #. Pengkajian a. dentitas klien 8eliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, suku7bangsa, agama, status perka9inan, tanggal masuk rumah sakit, nomor register dan diagnosa medik.
b. /eluhan utama /eluhan utama demam thypoid adalah panas atau demam yang tidak turun0turun, nyeri perut, pusing kepala, mual, muntah, anoreksia, diare serta penurunan kesadaran. c. $i9ayat penyakit sekarang Peningkatan suhu tubuh karena masuknya kuman salmonella typhi ke dalam tubuh. d. $i9ayat penyakit dahulu Apakah sebelumnya pernah sakit demam thypoid. e. $i9ayat penyakit keluarga Apakah keluarga pernah menderita hipertensi, diabetes melitus. f. Pola0pola fungsi kesehatan #) Pola nutrisi dan metabolisme /lien akan mengalami penurunan nafsu makan karena mual dan muntah saat makan sehingga makan hanya sedikit bahkan tidak makan sama sekali. ) Pola eliminasi /lien dapat mengalami konstipasi oleh karena tirah baring lama. :edangkan eliminasi urine tidak mengalami gangguan, hanya 9arna urine menjadi kuning kecoklatan.
/lien dengan
demam thypoid terjadi peningkatan suhu tubuh yang berakibat keringat banyak keluar dan merasa haus, sehingga dapat meningkatkan kebutuhan cairan tubuh. 3) Pola aktivitas dan latihan
Aktivitas klien akan terganggu karena harus tirah baring total, agar tidak terjadi k omplikasi maka segala kebutuhan klien dibantu. ) Pola tidur dan istirahat Pola tidur dan istirahat terganggu sehubungan peningkatan suhu tubuh. ") Pola persepsi dan konsep diri iasanya terjadi kecemasan pada orang tua terhadap keadaan penyakit anaknya. 4) Pola sensori dan kognitif Pada penciuman, perabaan, perasaan, pendengaran dan penglihatan umumnya tidak mengalami kelainan serta tidak terdapat suatu 9aham pada klien. %) Pola hubungan dan peran ubungan dengan orang lain terganggu sehubungan klien di ra9at di rumah sakit dan klien harus bed rest total. 5) Pola penanggulangan stress iasanya orang tua akan nampak cemas g. Pemeriksaan fisik #) /eadaan umum Didapatkan klien tampak lemah, suhu tubuh meningkat 35 E #!2, muka kemerahan. ) ?ingkat kesadaran Dapat terjadi penurunan kesadaran (apatis). 3) :istem respirasi Pernafasan rata0rata ada peningkatan, nafas cepat dan dalam dengan gambaran seperti bronchitis. ) :istem kardiovaskuler ?erjadi penurunan tekanan darah, bradikardi relatif, hemoglobin rendah. ") :istem integumen /ulit kering, turgor kulit menurun, muka tampak pucat, rambut agak kusam 4) :istem gastrointestinal ibir kering pecah0pecah, mukosa mulut kering, lidah kotor (khas), mual, muntah, anoreksia, dan konstipasi, nyeri perut, perut terasa tidak enak, peristaltik usus meningkat. %) :istem muskuloskeletal /lien lemah, terasa lelah tapi tidak didapatkan adanya kelainan. 5) :istem abdomen :aat palpasi didapatkan limpa dan hati membesar dengan konsistensi lunak serta nyeri tekan pada abdomen. Pada perkusi didapatkan perut kembung serta pada auskultasi peristaltik usus meningkat.
. Diagnosa kepera9atan a. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses peradangan usus halus b. /urangnya volume cairan berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh, intake cairan peroral yang kurang (mual, muntah) c. ;angguan pola eliminasi berhubungan dengan proses peradangan pada usus halus
d. Perubahan nutrisi kurang dari yang dibutuhkan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia e. ntoleransi aktivitas terutama dalam memenuhi kebutuhan sehari0hari dalam hal nutrisi, eliminasi, personal hygiene berhubungan dengan kelemahan dan imobilisasi f. ;angguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses peradangan. g. ;angguan pola tidur berhubungan dengan nyeri, demam h. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen dengan kebutuhan, dispnea. i. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan penurunan kesadaran j. /elemahan berhubungan dengan intake inadekuat, tirah baring k. /ecemasan orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit dan kondisi anaknya.
3. mplementasi a. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses peradangan usus halus ?ujuan ' suhu tubuh kembali normal /riteria hasil F #) ?idak demam ) ?anda0tanda vital dalam batas normal ntervensi' #) &bservasi tanda0tanda vital terutama suhu tubuh tiap E jam. $7' 8engetahui keadaan umum pasien ) erikan kompres dingin. $7' 8engurangi peningkatan suhu tubuh 3) Atur suhu ruangan yang nyaman. $7' 8emberikan suasana yang menyenangkan dan menghilangkan ketidaknyamanan. ) Anjurkan untuk banyak minum air putih
$7' Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak ") /olaborasi pemberian antiviretik, antibiotik $7' 8empercepat proses penyembuhan, menurunkan demam. Pemberian antibiotik menghambat pertumbuhan dan proses infeksi dari bakteri b. /urangnya volume cairan b7d peningkatan suhu tubuh, intake cairan peroral yang kurang (mual,
#) ) 3) )
muntah) ?ujuan ' kebutuhan cairan terpenuhi /riteria hasil ' ?idak mual ?idak demam 8untah :uhu tubuh dalam batas normal ntervensi'
#) >elaskan kepada pasien tentag pentingnya cairan $7' Agar pasien dapat mengetahui tentang pentingnya cairan dan dapat memenuhi kebutuhan cairan. ) 8onitor dan catat intake dan output cairan $7' =ntuk mengetahui keseimbangan intake da output cairan 3) /olaborasi dengan dokter dalam pemberian antiemetic $7' =ntuk mengetahui pemberian dosis yang tepat ) /aji tanda dan gejala dehidrasi hypovolemik, ri9ayat muntah, kehausan dan turgor kulit $7' ipotensi, takikardia, demam dapat menunjukkan respon terhadap dan atau efek dari kehilangan cairan ") &bservasi adanya tanda0tanda syok, tekanan darah menurun, nadi cepat dan lemah $7' Agar segera dilakukan tindakan7 penanganan jika terjadi syok 4) erikan cairan peroral pada klien sesuai kebutuhan $7' 2airan peroral akan membantu memenuhi kebutuhan cairan %) Anjurkan kepada orang tua klien untuk mempertahankan asupan cairan secara dekuat $7' Asupan cairan secara adekuat sangat diperlukan untuk menambah volume cairan tubuh
5) /olaborasi pemberian cairan intravena $7' Pemberian intravena sangat penting bagi klien untuk memenuhi kebutuhan cairan yang hilang c. ;angguan pola eliminasi b7d proses peradangan pada usus halus ?ujuan ' pola eliminasi sesuai dengan kebiasaan sehari0hari /riteria hasil ' konsistensi normal ntervensi' #) /aji pola eliminasi pasien $7' =ntuk mengetahui output dan dapat ditentukan intake yang sesuai ) erikan minuman oralit
$7' =ntuk menyeimbangkan elektrolit 3) /olaborasi dengan dokter dalam obat $7 ' =ntuk mengetahui dosis yang tepat menghentikan diare ) Auskultasi bising usus $7' Penurunan menunjukkan adanya obstruksi statis akibat inflamasi, penumpukan fekalit ") :elidiki keluhan nyeri abdomen $7' erhubungan dengan distensi gas 4) &bservasi gerakan usus, perhatikan 9arna, konsistensi, dan jumlah feses $7' ndikator kembalinya fungsi gi, mengidentifikasi ketepatan intervensi %) Anjurkan makan makanan lunak, buah0buahan yang merangsang bab $7' 8engatasi konstipasi yang terjadi 5) /olaborasi berikan pelunak feses, supositoria sesuai indikasi $7' 8ungkin perlu untuk merangsang peristaltik dengan perlahan
d. Perubahan nutrisi kurang dari yang dibutuhkan tubuh b7d mual, muntah, anoreksia ?ujuan ' kebutuhan nutrisi terpenuhi /riteria hasil ' #) ?idak demam ) 8ual berkurang 3) ?idak ada muntah ) Porsi makan tidak dihabiskan ntervensi' #) erikan makanan yang tidak merangsang saluran cerna, dan sajikan dalam keadaan hangat $7' =ntuk menimbulkan selera pasien dan mengembalikan status nutrisi ) 8onitor dan catat makanan yang dihabiskan pasien $7 ' =ntuk mengetahui keseimbangan haluaran dan masukan 3) /aji kemampuan makan klien $7' =ntuk mengetahui perubahan nutrisi klien dan sebagai indikator intervensi selanjutnya ) erikan makanan dalam porsi kecil tapi sering $7' 8emenuhi kebutuhan nutrisi dengan meminimalkan rasa mual dan muntah ") eri nutrisi dengan diet lunak, tinggi kalori tinggi protein $7' 8emenuhi kebutuhan nutrisi adekuat 4) Anjurkan kepada orang tua klien7keluarga untuk memberikan makanan yang disukai $7' 8enambah selera makan dan dapat menambah asupan nutrisi yang dibutuhkan klien %) Anjurkan kepada orang tua klien7keluarga untuk menghindari makanan yang mengandung gas7asam, peda $7' Dapat meningkatkan asam lambung yang dapat memicu mual dan muntah dan menurunkan asupan nutrisi
5) /olaborasi berikan antiemetik, antasida sesuai indikasi $7' 8engatasi mual7muntah, menurunkan asam lambung yang dapat memicu mual7muntah
e.
ntoleransi aktivitas terutama dalam memenuhi kebutuhan sehari0hari dalam hal nutrisi,
eliminasi, personal hygiene b7d kelemahan dan imobilisasi ?ujuan ' kebutuhan sehari0hari terpenuhi setelah diberi tindakan kepera9atan /riteria hasil ' #) Pasien mengatakan tidak lemah ) ?ampak rileks ntervensi' #) /aji kemampuan pasien dalam memenuhi kebutuhan sehari0hari $7 ' =ntuk mengetahui tingkat kemampuan pasien ) antu pasien dalam melakukan aktivitas $7 ' Agar kebutuhan pasien dapat terpenuhi f. ;angguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses peradangan ?ujuan ' nyeri hilang7berkuran /riteria hasil ' #) ?idak ada keluhan nyeri ) Bajah tampak tampak rileks 3) ?tv dalam batas normal ntervensi' #) /aji tingkat nyeri, lokasi, sifat dan lamanya nyeri $7' :ebagai indikator dalam melakukan intervensi selanjutnya dan untuk mengetahui sejauh mana nyeri dipersepsikan. ) erikan posisi yang nyaman sesuai keinginan klien. $7' Posisi yang nyaman akan membuat klien lebih rileks sehingga merelaksasikan otot0otot. 3) Ajarkan tehnik nafas dalam $7' ?ehnik nafas dalam dapat merelaksasi otot0otot sehingga mengurangi nyeri ) Ajarkan kepada orang tua untuk menggunakan tehnik relaksasi misalnya visualisasi, aktivitas hiburan yang tepat $7' 8eningkatkan relaksasi dan pengalihan perhatian ") /olaborasi obat0obatan analgetik $7' Dengan obat analgetik akan menekan atau mengurangi rasa nyeri g. ;angguan pola tidur berhubungan dengan nyeri, demam ?ujuan ' pola tidur efektif /riteria hasil ' #) 8elaporkan tidur nyenyak ) /lien tidur 50#! jam semalam 3) /lien tampak segar ntervensi' #) /aji pola tidur klien
$7' 8engetahui kebiasaan tidur klien, mengetahui gangguan yang dialami, memudahkan intervensi selanjutnya ) erikan bantal yang nyaman $7' 8eningkatkan kenyamanan meningkatkan pemenuhan istirahat tidur 3) erikan lingkungan yang nyaman, batasi pengunjung $7' 8engurangi stimulus yang dapat mengganggu istirahat tidur
) Anjurkan untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam7masase punggung sebelum tidur $7' 8eningkatkan relaksasi menstimulasi istirahat tidur yang nyaman
h.
#) ) 3) )
Pola napas tidak efektif berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen dengan kebutuhan, dispnea. ?ujuan ' jam pola napas efektif /riteria hasil ' Pola napas efektif ?idak terdapat pernapasan cuping hidung ?idak ada keluhan sesak 6rekuensi pernapasan dalam batas normal ntervensi'
#) /aji frekuensi, kedalaman, dan upaya pernapasan $7' Pernapasan dangkal, cepat7dispnea sehubungan dengan peningkatan kebutuhan oksigen ) :elidiki perubahan kesadaran $7' Perubahan mental dapat menunjukkan hipoksemia dan gagal pernapasan 3) Pertahankan kepala tempat tidur tinggi. Posisi miring $7' 8emudahkan pernapasan dengan menurunkan tekanan pada diafragma ) Dorong penggunaan teknik napas dalam $7' 8embantu memaksimalkan ekspansi paru ") /olaborasi berikan tambahan okseigen sesuai indikasi $7 ' Perlu untuk mengatasi7mencegah hipoksia.
i. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan penurunan kesadaran ?ujuan ' persepsi sensori dipertahankan /riteria hasil ' #) ?idak terjadi gangguan kesadaran ntervensi' #) /aji status neurologis $7' Perubahan endotoksin bakteri dapat merubah elektrofisiologis otak
) stirahatkan hingga suhu dan tanda0tanda vital stabil $7' stirahat yang cukup mampu membantu memulihkan kondisi pasien 3) indari aktivitas yang berlebihan $7' Aktivitas yang berlebihan mampu memperburuk kondisi d an meningkatkan resiko cedera ) /olaborasi kaji fungsi ginjal7elektrolit $7' /etidakseimbangan mempengaruhi fungsi otak dan memerlukan perbaikan sebelum intervensi terapeutik dapat dimulai
j. /elemahan berhubungan dengan intake inadekuat, tirah baring ?ujuan ' ?idak terjadi kelemahan /riteria hasil ' #) /lien mampu melakukan aktivitas sehari0sehari secara mandiri ntervensi' #) /aji tingkat intoleransi klien $7' 8enetapkan intervensi yang tepat ) Anjurkan keluarga untuk membantu memenuhi aktivitas kebutuhan sehari0hari $7' 8engurangi penggunaan energi yang berlebihan 3) antu mengubah posisi tidur minimal tiap jam $7' 8encegah dekubitus karena tirah baring dan meningkatkan kenyamanan ) ?ingkatkan kemandirian klien yang dapat ditoleransi $7' 8eningkatkan aktivitasringan dan mendorong kemandirian sejak dini
k. /ecemasan orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit dan kondisi anaknya. ?ujuan ' kecemasan teratasi /riteria hasil ' #) ekspresi tenang ) orang tua klien tidak lagi sering bertanya tentang kondisi anaknya intervensi' #) /aji tingkat kecemasan yang dialami orang tua klien $7' =ntuk mengeksplorasi rasa cemas yang dialami oleh orang tua klien yang menjadi indikaor untuk menentukan intervensi selanjutnya ) eri penjelasan pada orang tua klien tentang penyakit anaknya $7' 8eningkatkan pengetahuan orang tua klien tentang penyakit anaknya 3) eri kesempatan pada orang tua untuk mengungkapkan perasaannya $7' 8endengarkan keluhan orang tua agar merasa lega dan merasa diperhatikan sehingga beban yang dirasakan berkurang )
") erikan dorongan spiritual $7' 8eyakinkan orang tua klien bah9a selain pera9atan7 pengobatan masih ada yang lebih kuasa yang dapat menyembuhkan
Daftar Pustaka
Arif mansjoer, dkk. !!!. Kapita selekta kedokteran. Penerbit
media aesculapius.
fkui Donna l.9ong, dkk. !! .buku ajar lepera9atan pediatrik ed 6 . >akarta ' egc erdman t. eather. !#!. Diagnosis keperawatan. >akarta ' egc Bong, dona l. !!5. Buku ajar keperawatan pediatrik. >akarta ' egc ttp'77julismuharram.blogspot.com7 ttp'77ismiode9ade.blogspot.com7!#37#!7asuhan0kepera9atan0anak0dengan0demam.html
>akarta '