Laporan Kasus
STROKE INFARK
Oleh
Helna Amelia, S. Ked I4A012006
Pembimbing
dr. H. Hasyim Fachir, Sp. S
BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT SARAF FKUNLAM-RSUD PENDIDIKAN ULIN BANJARMASIN
Mei, 2016STATUS PENDERITA
I.
DATA PRIBADI Nama
: Ny. M
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 60 tahun
Bangsa
: Indonesia
Suku
: Banjar
Agama
: Islam
Pendidikan
: Aliyah
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Alamat
: Jl. Cilik Riwet RT 03 No. 06 kel. Selat Dalam kab. Kuala Kapuas
II.
MRS
: 16 Mei 2016
No RMK
: 1.21.12.73
ANAMNESIS Keluhan Utama : Kelemahan lengan serta tungkai kiri. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang dengan keluhan lemah di lengan dan tungkai sebelah kiri sejak 11 hari SMRS. Kejadian ini muncul secara mendadak di sore hari saat pasien ingin mempersiapkan makanan untuk berbuka puasa. Saat kejadian tersebut, pasien juga berbicara pelo dan wajahnya tidak simetris. Pasien kemudian dibawa ke RS Kuala Kapuas. Tekanan darah pasien saat di IGD RS Kuala kapuas adalah 220/100 mmHg.
Pasien kemudian dirawat inap selama 4 hari, pulang dengan keadaan sehat dan bisa berjalan. Esok harinya, saat malam hari pasien kembali mengalami kelemahan lengan dan tungkai sebelah kiri disertai dengan muntah sebanyak 2 kali. Pasien kemudian dibawa ke poliklinik dan disuruh rawat inap. Setelah dilakukan pemeriksaan CT Scan dan Rontgen pasien kemudian di rujuk ke RSUD Ulin Banjarmasin. Selama serangan, pasien tidak ada mengeluhkan nyeri kepala, tidak ada tersedak makanan atau minuman, tidak ada riwayat penurunan kesadaran, tidak ada gangguan penglihatan serta pendengaran, tidak ada riwayat demam dan kejang. Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien memiliki riwayat hipertensi (+) dan diabetes melitus (+) tidak terkontrol. Pasien tidak pernah memiliki keluhan serupa dan riwayat penyakit jantung disangkal. Pasien tidak mengetahui profil kolesterolnya karena tidak pernah memeriksakan hal tersebut. Pasien tidak memiliki kebiasaan merokok. Sebagai ibu rumah tangga, pasien tidak memiliki waktu khusus untuk berolahraga. Pasien juga memiliki riwayat penggunaan kontrasepsi suntik berselingan dengan kontrasepsi oral selama satu setengah tahun. Intoksikasi : Tidak ditemukan riwayat keracunan obat, zat kimia, makanan dan minuman. Riwayat Penyakit Keluarga : Ayah, ibu, maupun keluarga pasien tidak memiliki riwayat diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung dan penyakit serupa.
Keadaan Psikososial : Penderita tinggal bersama dengan suami. Rumah permanen, ventilasi rumah baik. MCK berasal dari air ledeng. Air minum dari air galon. Jarak dengan rumah tetangga dekat. Hubungan dengan tetangga baik.
III. STATUS INTERNA SINGKAT Keadaan Umum : Keadaan sakit
: tampak sakit sedang
Tensi
: 160/100 mmHg
Nadi
: 88 kali /menit
Respirasi
: 26 kali/menit
Suhu
: 36,0oC
Kepala/Leher : -
Mata
: Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, ptosis (-/-)
-
Mulut
: Mukosa bibir basah -
Leher
: JVP dalam batas normal, KGB tidak
membesar Thoraks - Pulmo
: Bentuk dan pergerakan simetris, suara napas vesikuler, wheezing dan ronki tidak ada.
- Cor
: BJ I/II tunggal, tidak ada bising
Abdomen
: Hepar dan lien tidak teraba, perkusi timpani, bising usus normal
Ekstremitas
: Edema D S
Plegi D S
Akral hangat D S
IV.
V.
-
-
+ +
+ +
STATUS PSIKIATRI SINGKAT Emosi dan Afek
: eutym
Proses Berfikir
: baik
Kecerdasan
: baik
Penyerapan
: baik
Kemauan
: baik
Psikomotor
: normoaktif
NEUROLOGIS A. Kesan Umum: Kesadaran
: composmentis, GCS E4 V5 M6
Pembicaraan : Disartri
: (-)
Monoton : (-) Scanning : (-) Afasia
: Motorik
: (-)
Sensorik
: (-)
Anomik
: (-)
Konduksi
: (-)
Kepala: Besar
: Normal
Asimetri
: (-)
+ +
Sikap paksa
: (-)
Tortikolis
: (-)
Muka: Mask/topeng
: (-)
Miophatik
: (-)
Fullmooon
: (-)
B. Pemeriksaan Khusus 1.
Rangsangan Selaput Otak Kaku kuduk
: (-)
Kernig
: (-)/(-)
Laseque
: (-)/(-)
Bruzinski I
: (-)
Bruzinski II
: (-)/(-)
2. Saraf Otak Kanan
Kiri
Hyposmia
(-)
(-)
Parosmia
(-)
(-)
Halusinasi
(-)
(-)
Kanan
Kiri
Visus
6/6
6/6
Yojana Penglihatan
normal
normal
N. Olfaktorius
N. Optikus
Funduskopi
tdl
tdl
N. Occulomotorius, N. Trochlearis, N. Abducens Kanan
Kiri
tengah
tengah
:
Normal
Normal
Temporal :
Normal
Normal
Atas
:
Normal
Normal
Bawah
:
Normal
Normal
Kedudukan bola mata Pergerakan bola mata ke Nasal
Temporal bawah : Eksopthalmus
Normal
Normal
:
-
-
Celah mata (Ptosis) :
-
-
Pupil Bentuk
bulat
bulat
Lebar
3 mm
3 mm
Perbedaan lebar
isokor
isokor
(+)
(+)
Reaksi cahaya langsung Reaksi cahaya konsensual
(+)
(+)
Reaksi akomodasi
(+)
(+)
Reaksi konvergensi
(+)
(+)
N. Trigeminus Kanan Cabang Motorik
Kiri
Otot Maseter
Normal
Normal
Otot Temporal
Normal
Normal
Otot Pterygoideus Int/Ext
Normal
Normal
Cabang Sensorik I.
N. Oftalmicus
Normal
Normal
II.
N. Maxillaris
Normal
Normal
III.
N. Mandibularis
Normal
Normal
Normal
Normal
Refleks kornea N. Facialis Kanan
Kiri
Waktu Diam Kerutan dahi
sama tinggi
Tinggi alis
sama tinggi
Sudut mata
sama tinggi
Lipatan nasolabial
Normal
Lebih rendah
Waktu Gerak Mengerutkan dahi Menutup mata
sama tinggi (+)
(+)
Bersiul
sama tinggi
Memperlihatkan gigi
kanan lebih tinggi dari kiri
Pengecapan 2/3 depan lidah
normal
Sekresi air mata
normal
Hyperakusis
(-)
(-)
N. Vestibulocochlearis Vestibuler Vertigo
: (-)
Nystagmus
: (-)
Tinitus aureum :Kanan: (-)
Kiri : (-)
Cochlearis Mendengar suara bisikan
normal
normal
Tes Rinne
tdl
tdl
Tes Wibber
tdl
tdl
Tes Swabach
tdl
tdl
N. Glossopharyngeus dan N. Vagus Bagian Motorik: Suara
: normal
Menelan
: normal
Kedudukan arcus pharynx
: normal/normal
Kedudukan uvula
: di tengah
Pergerakan arcus pharynx
: normal
Detak jantung
: normal
Bising usus
: normal
Bagian Sensorik: Pengecapan 1/3 belakang lidah
: normal
Refleks muntah: (+) Refleks palatum mole: (+) N. Accesorius Kanan
Kiri
Mengangkat bahu
normal
normal
Memalingkan kepala
normal
normal
N. Hypoglossus
3.
Kedudukan lidah waktu istirahat
: ditengah
Kedudukan lidah waktu bergerak
: pharese ke kiri
Atrofi
: tidak ada
Kekuatan lidah menekan
: kuat/kuat
Fasikulasi/Tremor pipi (kanan/kiri)
: -/-
Sistem Motorik Kekuatan Otot Tubuh :
Otot perut
: normal
Otot pinggang
: normal
Kedudukan diafragma : Gerak Istirahat Lengan (Kanan/Kiri) M. Deltoid
: 5/0
M. Biceps
: 5/0
M. Triceps
: 5/0
Fleksi sendi pergelangan tangan
: 5/0
: normal : normal
Ekstensi sendi pergelangan tangan : 5/0 Membuka jari-jari tangan
: 5/0
Menutup jari-jari tangan
: 5/0
Tungkai (Kanan/Kiri) Fleksi artikulasio coxae
: 5/0
Ekstensi artikulatio coxae
: 5/0
Fleksi sendi lutut
: 5/0
Ekstensi sendi lutut
: 5/0
Fleksi plantar kaki
: 5/0
Ekstensi dorsal kaki
: 5/0
Gerakan jari-jari kaki
: 5/0
Besar Otot : Atrofi
:-
Pseudohypertrofi
:-
Respon terhadap perkusi
: normal
Palpasi Otot : Nyeri
:-
Kontraktur
:-
Konsistensi
: Normal
Tonus Otot : Lengan Kanan
Tungkai Kiri
Kanan
Kiri
Hipotoni
-
-
-
-
Spastik
-
-
-
-
Rigid
-
-
-
-
Rebound
-
-
-
-
phenomen Gerakan Involunter Tremor :
Waktu Istirahat
: -/-
Waktu bergerak
: -/-
Chorea
: -/-
Athetose
: -/-
Balismus
: -/-
Torsion spasme
: -/-
Fasikulasi
: -/-
Myokimia
: -/-
Koordinasi : Telunjuk kanan – kiri
sde
Telunjuk-hidung
normal
Gait dan station : tdl 4. Sistem Sensorik Kanan/kiri Rasa Eksteroseptik Rasa nyeri superfisial
: normal/normal
Rasa suhu
: normal/normal
Rasa raba ringan
: normal/normal
Rasa Proprioseptik Rasa getar
: tdl
Rasa tekan
: normal/normal
Rasa nyeri tekan
: normal/normal
Rasa gerak posisi
: normal/normal
Rasa Enteroseptik Refered pain
: tidak ada
Fungsi luhur Apraxia
: Tidak ada
Alexia
: Tidak ada
Agraphia
: Tidak ada
Fingerognosis
: Tidak ada
Membedakan kanan-kiri
: Tidak ada
Acalculia
: Tidak ada
5. Refleks-refleks Reflek kulit Refleks kulit dinding perut : normal Refleks cremaster
: Tidak dapat dilakukan
Refleks gluteal
: Tidak dapat dilakukan
Refleks anal
: Tidak dapat dilakukan
Refleks Tendon/Periosteum (Kanan/Kiri):
Refleks Biceps
: ++/++
Refleks Triceps
: ++/++
Refleks Patella
: ++/++
Refleks Achiles
: ++/++
Refleks Patologis : Tungkai Babinski
: -/-
Chaddock
: -/-
Oppenheim
: -/-
Rossolimo
: -/-
Gordon
: -/-
Schaffer
: -/-
Lengan Hoffmann-Tromner : -/Reflek Primitif : Grasp
(-)
Snout
(-)
Sucking
(-)
Palmomental
(-)
6. Susunan Saraf Otonom Miksi
: inkontinensi (-)
Defekasi : konstipasi (+) Sekresi keringat : normal Salivasi : normal Ggn tropik 7. Columna Vertebralis Kelainan Lokal
: Kulit, rambut, kuku : (-)
Skoliosis
: tidak ada
Khypose
: tidak ada
Khyposkloliosis Gibbus
: tidak ada : tidak ada
Gerakan Servikal Vertebra Fleksi
: normal
Ekstensi
: normal
Lateral deviation
: normal
Rotasi
: normal
Gerak Tubuh : tidak dapat dilakukan 8. Pemeriksaan Tambahan Hasil CT-Scan Kepala
: Infark serebri akut di lobus frontal dan parieto-occipital dekstra
Hasil foto rontgen Thorax:
Hasil
laboratorium tanggal 14 Mei 2016 : Pemeriksaan Hematologi Hemoglobin Leukosit Eritrosit Hematokrit Trombosit RDW-CV MCV, MCH, MCHC MCV MCH MCHC Hitung Jenis Gran% Limfosit% MID % Gran #
Hasil
Nilai Rujukan
Satuan
12.8 10.8 4.28 38.8 373 13.6
12.50-16.70 4.65 - 10.3 4.10 - 5.30 37.00 - 47.00 150 – 356 12.1 - 14.0
g/dl ribu/ul juta/ul vol % ribu/ul %
90.7 29.9 32.9
75.0 - 96.0 28.0 - 32.0 33.0 - 37.0
Fl Pg %
69.8 21.8 8.4 7.50
50.0 - 70.0 25.0 - 40.0 4.0 - 11.0 2.50 - 7.00
% % % ribu/ul
Limfosit # MID # Kimia Gula darah Glukosa Darah Sewaktu (GDS) Hati SGOT SGPT Ginjal Ureum Creatinin Elektrolit Natrium Kalium Chlorida
2.4 0.9
1.25 - 4.0
ribu/ul ribu/ul
222
<200
mg/dl
31 29
0 – 46 0 – 45
U/l U/I
22 0.9
10 – 50 0.6 - 1.2
mg/dl mg/dl
136 4.3 107
135-146 3.4-5.4 95-100
mmol/l mmol/l mmol/l
Hasil
Nilai Rujukan
Satuan
174
70-105
mg/dl
128 67 43 92
150-220 42-88 <150 40-140
mg/dl mg/dl mg/dl mg/dl
69 48
0-46 0-45
U/I U/I
29 0.8 6.4
10-50 0.6-1.2 2.4-5.7
mg/dL mg/dL mg/dL
138 4.5 97
135-146 3.4-5.4 95-100
mmol/l mmol/l mmol/l
Hasil laboratorium tanggal 17 Mei 2016: Pemeriksaan Kimia Gula darah Glukosa darah puasa Faal lemak dan jantung Cholesterol total HDL cholesterol LDL cholesterol Trigliserida Hati SGOT SGPT Ginjal Ureum Kreatinin Asam urat Elektrolit Natrium Kalium Chlorida
RESUME 1. ANAMNESIS : Kelemahan tungkai dan lengan sebelah kiri, mendadak (+). Muntah (+), sakit kepala (-), kejang (-). Riwayat hipertensi (+), diabetes mellitus (+), riwayat merokok (-), riwayat konsumsi alkohol (-), konsumsi narkotika (-). 2. PEMERIKSAAN Interna Kesadaran
: Composmentis, GCS E4 V5 M6
Tekanan darah
: 160/100 mmHg
Nadi
: 88 kali /menit
Respirasi
: 26 kali/menit
Suhu
: 36,0oC
Kepala/Leher
: tidak ada kelainan
Thorax
: tidak ada kelainan
Abdomen
: tidak ada kelainan
Ekstremitas
: hemiplegia sinistra
Status psikiatri
: tidak ada kelainan
Status Neurologis Kesadaran : composmentis GCS 4-5-6 Pupil isokor, diameter 3/3 mm refleks cahaya +/+, gerak mata simetris Rangsang selaput otak: normal, tak ada kelainan Saraf kranialis: Paresis N VII dan XII sinistra tipe central
Motorik: lengan 5/0, tungkai dextra 5/0 Tonus: Lengan : normal/normal, Tungkai : normal/normal Sensorik: Lengan : normal/normal, Tungkai : normal/normal Reflek fisiologis BPR : ++/++, TPR: ++/++, KPR : ++/++, APR : ++/++ Refleks patologis : tidak ada Susunan saraf otonom : tidak ada kelainan Columna Vertebralis : tidak ada kelainan 3. DIAGNOSIS Diagnosis Klinis
: hemiplegia sinistra, paresis N VII dan N XII sinistra tipe sentral
4.
Diagnosis Topis
: lobus frontalis dan parieto-occipitalis dekstra
Diagnosis Etiologis
: infark serebri
PENATALAKSANAAN IVFD RL 20 tts/menit Inj. Citicolin 2x500 mg (amp) Inj. Ranitidin 2x1 amp Inj. Novorapid 3x5 ui sc PO. Clopidogrel 1x75 tab 5. PROGNOSIS Death Disease Disability Discomfort Dissatisfaction
: dubia ad bonam : dubia ad malam : dubia ad malam : dubia ad malam : dubia ad malam
PEMBAHASAN Telah dilakukan anamnesis dan pemeriksaan pada pasien di RSUD Ulin Banjarmasin atas nama Ny. M, usia 60 tahun, dari anamnesis didapatkan keluhan lemah di lengan dan tungkai kiri sejak 11 hari SMRS, disertai bicara pelo dan muka tidak simetris. Keluhan terjadi mendadak di sore hari saat pasien beraktivitas. Pasien kemudian dirawat selama 4 hari dan sembuh, namun kembali mengalami kelemahan disertai muntah sebanyak 2 kali keesokan harinya. Pasien memiliki riwayat tekanan darah tinggi dan gula darah tinggi dengan riwayat pengobatan tidak teratur. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan bahwa penderita dengan kesadaran compos mentis berada pada tingkat kesadaran (GCS 4-5-6). Pada pasien juga didapatkan hipertensi grade 1 yaitu 160/100 mmHg, gula darah sewaktu yang meningkat yaitu 222 mg/dl, kekuatan motorik 0 di extremitas superior et inferior sinistra dengan rentang gerak terbatas, serta parese nervus VII dan XII tipe sentral. Berdasarkan hasil ini, maka pada penderita ini didapatkan defisit neurologik yang mendadak tanpa adanya trauma kepala sebelumnya, tanpa didahului demam, dengan riwayat hipertensi dan diabetes mellitus (kerusakan endotel vaskular) dan terjadi saat pasien beraktivitas. Hal ini menunjukkan bahwa penderita mengalami serangan stroke. Stroke adalah sindrom yang disebabkan oleh gangguan perdarahan darah otak (GDPO) dengan awitan akut, disertai manifestasi klinis berupa defisit neurologis dan bukan sebagai akibat tumor, trauma ataupun infeksi susunan saraf pusat (gangguan vaskuler).1
Menurut World Health Organisation (WHO), stroke adalah penyakit yang ditandai gangguan fungsi otak secara fokal atau global yang timbul mendadak, berlangsung lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan kematian tanpa penyebab yang jelas selain vascular. Jadi stroke adalah kelainan jaringan otak yang disebabkan oleh gangguan aliran darah.2 Stroke dengan defisit neurologik yang terjadi tiba-tiba dapat disebabkan oleh iskemia atau perdarahan otak. Stroke iskemik disebabkan oleh oklusi fokal pembuluh darah otak yang menyebabkan turunnya suplai oksigen dan glukosa ke bagian otak yang mengalami oklusi. Munculnya tanda dan gejala fokal atau global pada stroke disebabkan oleh penurunan aliran darah otak. Oklusi dapat berupa trombus, embolus, atau trombo embolus, menyebabkan hipoksia sampai anoksia pada salah satu daerah percabangan pembuluh darah di otak tersebut. Stroke hemoragik dapat berupa perdarahan intraserebral atau perdarahan subrakhnoid.3 Berdasarkan kelainan patologis, stroke diklasifikasikan sebagai berikut : a. Stroke hemoragik terbagi menjadi 2 yaitu:2 1. Perdarahan intra serebral (PIS) adalah perdarahan primer yang berasal dari pembuluh darah dalam parenkim otak. 2. Perdarahan ekstra serebral/subarachnoid (PSA) adalah keadaan terdapatnya atau masuknya darah ke dalam ruangan subaraknoid karena pecahnya aneurisma, AVM, atau sekunder dari PIS. b. Stroke non-hemoragik/stroke iskemik berdasarkan patogenesisnya dapat digolongkan menjadi : Stroke iskemik trombotik dan stroke iskemik embolik, sedangkan berdasarkan waktunya terdiri atas:4
1. Transient Ischemic Attack (TIA) Pada bentuk ini gejala neurologik yang timbul akibat gangguan peredaran darah di otak yang akan menghilang dalam waktu 24 jam. Diagnosis TIA berimplikasi bahwa lesi vaskular yang terjadi bersifat reversible dan disebabkan embolisasi. 2. Reversible Ishemic Neurological Deficit (RIND). Gejala neurologik yeng timbul akan menghilang dalam waktu lebih lama dari 24 jam, tapi tidak lebih dari seminggu. Ini menggambarkan gejala yang berangsur-angsur dan bertahap. RIND ini pula berimplikasi bahwa lesi intravaskular yang sedang menyumbat arteri serebral berupa timbunan oleh fibrin dan trombosit. 3. Stroke in evolution Gejala klinis semakin lama semakin berat. Ini dikarenakan gangguan aliran darah yang makin berat. 4. Completed Stroke Gejala klinis sudah menetap. Kasus completed stroke ini ialah hemiplegi dimana sudah memperlihatkan sesisi yang sudah tidak ada progresi lagi. Dalam hal ini, kesadaran tidak terganggu. Stroke harus dipertimbangkan pada setiap pasien yang mengalami defisit neurologi akut (baik fokal maupun global) atau penurunan tingkat kesadaran. Peningkatan intracranial pada stroke hemoragik cenderung menghasilkan sakit kepala dan muntah-muntah serta penurunan kesadaran. Anamnesis, pemeriksaan fisik klinis, pemeriksaan laboratorium dan pencitraan dapat melengkapi evaluasi yang diperlukan. Perbedaan antara stroke hemoragik dan stroke non hemoragik, yaitu:5,6 Tabel 1. Perbedaan antara Stroke Hemoragik dan Stroke Non Hemoragik
Berdasarkan tabel diatas dapat diperjelas lagi bahwa pasien mengalami serangan stroke infark dimana terdapat penurunan kesadaran yang tiba-tiba (menit/jam), keluhan hemiparase sejak awal, kaku kuduk (-), penurunan kesadaran (-), nyeri kepala hebat (-), riwayat DM (+), hipertensi (+), kejang (-), mual (-), muntah (-). Hal ini juga didukung oleh gambaran CT Scan kepala yaitu terdapat lesi hipodens pada lobus frontal dan parieto-occipial. Penentuan diagnosis secara cepat dari stroke infark sangat penting karena perjalanan penyakitnya cepat. Faktor risiko Gangguan Pembuluh Darah Otak (GPDO) adalah hipertensi arterial, diabetes mellitus, penyakit jantung, TIA (Transient Ischemic Attack) dan completed stroke, merokok, usia tua, hiperkolestrol, alkoholisme, pil kontrasepsi estrogen tinggi, anemia berat, obesitas, dan hiperagregasi platelet, hiperlipidemia dan kurang gerak. Dari sini diketahui bahwa penderita termasuk golongan beresiko tinggi untuk mengalami GPDO. Faktor risiko stroke pada pasien ini yaitu
adanya riwayat DM dan hipertensi yang tidak terkontrol, usia (60 tahun) penggunaan kontrasepsi oral, dan kurangnya aktivitas. Semakin banyak faktor risiko yang dimiliki seseorang maka semakin besar kemungkinan untuk mengalami serangan stroke kembali.7,8 Pada pasien stroke iskemik maka terjadi iskemia jaringan otak yang disebabkan oleh penyumbatan pada pembuluh darah dan hipoperfusi jaringan otak oleh berbagai faktor seperti aterotrombosis, emboli, atau ketidakstabilan hemodinamik. Aterotrombosis terjadi pada arteri-arteri besar dari daerah kepala, leher dan juga mengenai pembuluh arteri kecil atau percabangannya. Trombus yang terlokalisasi terjadi akibat penyempitan pembuluh darah oleh plak aterosklerotik sehingga menghalangi aliran darah pada bagian distal dari lokasi penyumbatan. Gejala neurologis yang muncul tergantung pada lokasi pembuluh darah otak yang terkena.9 Penderita yang dirawat dengan stroke non hemoragik mendapat pengobatan untuk10,11: 1. Normalisasi tekanan darah dan memperbaiki aliran darah otak Hipertensi dapat dikontrol dengan obat, sebaiknya tidak berlebihan karena adanya beberapa pasien yang tidak menderita hipertensi; hipertensi terjadi karena cathecholaminergic discharge pada fase permulaan. Lebih lanjut autoregulasi dari aliran darah otak akan terganggu baik karena hipertensi kronik maupun oleh tekanan intrakranial yang meninggi. Kontrol yang berlebihan terhadap tekanan darah akan menyebabkan iskemia pada miokard, ginjal dan otak.
Obat-obat anti hipertensi yang dianjurkan adalah dari golongan:
Angiotensin Converting Enzyme Inhibitors
Angiotensin Receptor Blockers
Calcium Channel Blockers Normalisasi tekanan darah dilakukan apabila Tekanan sitolik >220 mmHg pada dua kali pengukuran selang 30 menit, tekanan diastolik >120 mmHg pada dua kali pengukuran selang 30 menit, tekanan darah arterial rata-rata >130-140 mmHg pada dua kali pengukuran selang 30 menit atau disertai infark miokard akut/gagal jantung. Pada kasus, tidak dilakukan stabilisasi tekanan darah. 2. Mencegah dan menerapi edema serebri Pemberian agen untuk mengurangi peningkatan TIK dan edema cerebral seperti manitol tidak diberikan pada kasus ini, karena tidak ada tanda yang menunjukkan adanya edema serebri. 3. Neuroprotektan Pada kasus ini neuroprotektan yang digunakan adalah inj. Citicolin 2x500 mg berfungsi sebagai neuroprotektan. Terdapat 3 mekanisme bagaimana citicolin dapat bekerja sebagai neuroprotektan:
Memperbaiki membran neuron dengan cara meningkatan sintesis phosphatidylcholine
Memperbaiki kerusakan pada neuron kolinergik dengan cara potensiasi produksi asetilkolin.
Mereduksi jumlah asam lemak bebas yang dapat menginduksi kerusakan neuron
4. Fisioterapi Untuk fase pasca akut, penderita disarankan untuk menjalani Rehabilitasi Medik sebagai upaya membatasi sejauh mungkin kecacatan penderita baik fisik maupun mental dengan fisioterapi, terapi wicara dan psikoterapi. Tujuan rehabilitasi pada penderita Stroke adalah: a. Memperbaiki fungsi motoris, pembicaraan dan fungsi lain yang terganggu. b. Adaptasi mental sosial dari penderita stroke. c. Sedapat mungkin penderita harus dapat melakukan activities of daily living (ADL). Prinsip dasar rehabilitasi yaitu mulai sedini mungkin, sistematis, ditingkatkan secara bertahap dan rehabilitasi yang spesifik sesuai dengan defisit yang ada. Inj. Ranitidin 2x1 vial untuk mengurangi keasaman lambung pasien, selain itu ranitidin berfungsi sebagai antagonis H2 digunakan untuk mencegah terjadinya stress ulcer. Inj. Novorapid (insulin) 3x5 ui digunakan untuk mengontrol kadar gula darah pada pasien. Clopidogrel 75 gram 1x1 berfungsi menghambat dan mencegah pembekuan darah serta mengurangi resiko penyakit kardiovaskular lainnya.
DAFTAR PUSTAKA 1. Dewanto J, Wita J.S, Budi R, Yuda T. Diagnosis dan tata laksana penyakit saraf. Jakarta: EGC, 2009. 2. Sidharta. 2004. Stroke dalam Neurologi Klinis dalam Praktek umum, ED 5. Dian Rakyat: Jakarta. 3. Baehr M, Frotscher M. Duus’ : Topical Diagnosis in Neurology. 4th revised edition. New York: Thieme. 2005. 4. Dallal P and Madhumita B. Stroke-Transient Cerebral Ischaemic Attacks (TIAs): A Medical Emergency-Preventable and Treatable. Journal of the association of physicians of india 2014; 62: 12-17 5. Anonim. Stroke. Dalam: ed. Bagian Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin/RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo. Standar pelayanan medik. Makassar: Bagian Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin/RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo; 2010. h.2-4. 6. Aliah A, Kuswara F.F, Limoa R.A, Wuysang G. Gambaran Umum tentang GPDO. Dalam: Harsono ed. Kapita Selekta Neurologi. Yogjakarta: UGM Press, 2000; 81-100 7. Perkeni. Konsensus pengelolaan diabetes pada diabetes melitus tipe 2. Jakarta: PB Perkeni, 2006. 8. Katholi R, Couri D.
Left Ventricular Hypertrophy: Major Risk Factor in
Patients with Hypertension: Update and Practical Clinical Applications. International Journal of Hypertension. 2011
9.
Jauch E, Jeffrey L, Saver M, Harold P, Askiel B, et al. Guidelines for the Early Management of Patients With Acute Ischemic Stroke: A Guideline for Healthcare Professionals From the American Heart Association/American Stroke Association. Stroke 2013; 44: 870-947
10.
PERDOSSI. Pedoman Penatalaksaan Stroke. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI). Jakarta, 2007.