DISTRIBUSI STOMATA
LAPORAN PRAKTIKUM
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Fisiologi Tumbuhan Yang dibina oleh Bapak Drs. I Wayan Sumberartha, M.Sc.
Oleh Kelompok 5/ Offering A 2016 Agrintya Indah Mawarni
160341606041 160341606041
Aprilia Aurely Putri F.
160341606068 160341606068
Dewi Safitri
160341606041 160341606041
Hikmah Buroidah
160341606047 160341606047
Yanang Surya Putra H.
160341606061 160341606061
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI Oktober 2017
1. TOPIK
Distribusi stomata
2. TUJUAN
1. Mengetahui cara menghitung jumlah stomata pada satuan luas tertentu. 2. Membandingkan jumlah stomata pada tumbuhan sesuai dengan adaptasi hidup tumbuhan tersebut
3. DASAR TEORI
Stomata berasal dari bahasa Yunani yaitu stoma yang berarti lubang atau porus, Stomata adalah lubang-lubang kecil berbentuk lonjong yang dikelilingi oleh dua sel epidermis khusus yang disebut sel penutup (Guard Cell), dimana sel penutup tersebut adalah sel-sel epidermis yang telah mengalami kejadian perubahan bentuk dan fungsi yang dapat mengatur besarnya lubang- lubang yang ada diantaranya. Stomata pada sebagian besar tumbuhan lebih terkonsentrasi pada permukaan bagian bawah daun, yang mengurangi transpirasi karena permukaan bagian bawah menerima lebih sedikit cahaya matahari dibandingkan dengan permukaan atas (Campbell et al.., 2003). Stomata terdiri atas sel penjaga dan sel penutup yang dikelilingi oleh beberapa sel tetangga. Mekanisme menutup dan membukanya stomata tergantung dari tekanan turgor sel tanaman, atau karena perubahan konsentrasi karbondioksida, berkurangnya cahaya dan hormon asam absisat (Lakitan, 1996). Sel yang mengelilingi stomata atau biasa disebut dengan sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup. Sel penutup letaknya dapat sama tinggi, lebih tinggi atau lebih rendah dari sel epidermis lainnya. Bila sama tinggi dengan permukaan epidermis lainnya disebut faneropor, sedangkan jika menonjol atau tenggelam di bawah permukaan disebut kriptopor. Setiap sel penutup mengandung inti yang jelas dan kloroplas yang secara berkala menghasilkan pati. Dinding sel penutup dan sel penjaga sebagian berlapis lignin (Lakitan, 1996). Salisbury dan Ross (1995) menyatakan bahwa setiap milimeter persegi permukaan daun mempunyai kira-kira 100 stomata, tapi jumlahnya ini dapat mencapai 10 kali lipat dan maksimum berjumlah 2230. Jumlah stomata bervariasi diantara jenis-jenis tumbuhan. Keadaan lingkungan juga mempengaruhi kerapatan stomata. Daun yang tumbuh pada lingkungan kering dan dibawah cahaya dengan intensitas tinggi cenderung mempunyai stomata banyak dan kecil-kecil dibandingkan dengan yang
hidup pada lingkungan basah dan terlindung. Pada tumbuhan air yang daunnya terapung dipermukaan air hanya mempunyai stomata di bagian atas, dan tumbuhan yang terendam air tidak memiliki stomata sama sekali. Pada dikotil berdaun lebar stomata tersebar secara acak, sedangkan pada monokotil berdaun sempit memanjang stomata tersusun dalam baris-baris teratur sejajar dengan panjang daun.
4. ALAT DAN BAHAN 4.1 Alat
4.2 Bahan
1. Mikroskop
1. Daun Ficus elastica
2. Kaca benda
2. Daun Nerium Oleander
3. Kaca penutup
3. Daun Begonia sp.
4. Pipet Tetes
4. Daun Asplenium sp.
5. Kobokan
5. Daun Alamanda chartatica
6. Air 7. Silet Tajam 8. Hand counter 9. Cairan korektor
5. PROSEDUR KERJA 5.1 Pengukuran Distribusi Stomata daun F icus elastica
Mengambil daun Ficus elastica. Mengolesi permukaan daun dengan cairan korektor.
Menunggu hingga cairan mengering. Membuat sayatan dari permukaan atas dan bawah daun.
Meletakkan pada kaca benda. Memberi setetes air dan menutup dengan kaca penutup.
Mengamati dengan mikroskop dan menghitung jumlah stomata. Mengambil data dan menganalisis.
5.2 Pengukuran Distribusi Stomata daun Nerium Oleander
Mengambil daun Nerium Oleander.
Mengolesi permukaan daun dengan cairan korektor.
Menunggu hingga cairan mengering.
Membuat sayatan dari permukaan atas dan bawah daun.
Meletakkan pada kaca benda. Memberi setetes air dan menutup dengan kaca penutup.
Mengamati dengan mikroskop dan menghitung jumlah stomata. Mengambil data dan menganalisis. 5.3 Pengukuran Distribusi Stomata daun Begonia sp.
Mengambil daun Begonia sp.
Mengolesi permukaan daun dengan cairan korektor.
Menunggu hingga cairan mengering.
Membuat sayatan dari permukaan atas dan bawah daun.
Meletakkan pada kaca benda. Memberi setetes air dan menutup dengan kaca penutup.
Mengamati dengan mikroskop dan menghitung jumlah stomata. Mengambil data dan menganalisis.
5.4 Pengukuran Distribusi Stomata daun Asplenium sp.
Mengambil daun Asplenium sp.
Mengolesi permukaan daun dengan cairan korektor.
Menunggu hingga cairan mengering.
Membuat sayatan dari permukaan atas dan bawah daun.
Meletakkan pada kaca benda. Memberi setetes air dan menutup dengan kaca penutup.
Mengamati dengan mikroskop dan menghitung jumlah stomata. Mengambil data dan menganalisis. 5.5 Pengukuran Distribusi Stomata daun Alamanda chartatica
Mengambil daun Alamanda chartatica.
Mengolesi permukaan daun dengan cairan korektor.
Menunggu hingga cairan mengering.
Membuat sayatan dari permukaan atas dan bawah daun.
Meletakkan pada kaca benda. Memberi setetes air dan menutup dengan kaca penutup.
Mengamati dengan mikroskop dan menghitung jumlah stomata. Mengambil data dan menganalisis.
6. HASIL PENGAMATAN
Nama Tumbuha
Stomata
Stomata
adaksial
abaksial
Rerata
Perbesaran
I
II
III
I
II
III
X1
X2
Ficus elastica
0
9
0
5
13
8
3
8,67
45x10
Nerium olenader
0
2
0
12
5
8
0,67
8,34
45x10
Begonia sp.
5
0
0
11
12
16
1,67
13
45x10
Asplenium sp.
23
26
50
26
25
25
33
25
10x10
4
1
2
24
25
14
3,5
21
45x10
Alamanda chartatica
7. ANALISIS DATA Di setiap poin dikasih analisis ini:
Perbandingan adaksi abaksi trmsuk tumbhn...?
Asplen knpa adaksial lbh besar?
Kel 2 3 perbsrn beda 10x10 dn 45x10 knp ? pada perbesaran 10x10 bidang pandang smkin luas tp hasilnya kok hmpir mirip dg yg 45x10
Luas bidang pandang mikroskop dihitung dengan rumus berikut. L =
.R 2
L= luas bidang pandang mikroskop; = 3,14; R = jari-jari bidang pandang mikroskop (mm) Diketahui : R = 2 mm Ditanya
:L?
Jawab : L = .R 2 = 3,14 x 2 mm x 2 mm = 12,56 mm 2 7.1 Pengukuran Distribusi Stomata daun F icus elastica
Pada pengamatan pertama, jumlah stomata pada daun Ficus elastica yang terlihat di bagian adaksial sebanyak 0 stomata, sementara di bagian abaksial sebanyak 14 stomata. Pada pengamatan kedua, di bagian adaksial terlihat 2
stomata, sedangkan pada bagian abaksial sebanyak 12 stomata. Selanjutnya pada pengamatan ketiga terlihat 1 stomata pada bagian adaksial dan 10 stomata pada bagian abaksial. Dari ketiga pengulangan tersebut, diperoleh rata-rata stomata pada bagian adaksial daun Ficus elastica yaitu sebanyak 1 stomata dan pada bagian abaksial sebanyak 12 stomata. Jadi dalam luas bidang pandang mikroskop 12,56 mm2 terdapat 1 stomata pada bagian adaksial dan 12 stomata pada bagian a baksial. 7.2 Pengukuran Distribusi Stomata daun Nerium Oleander
Pada pengamatan pertama, jumlah stomata pada daun Nerium oleander yang terlihat di bagian adaksial sebanyak 0 stomata, sementara di bagian abaksial sebanyak 14 stomata. Pada pengamatan kedua, di bagian adaksial terlihat 2 stomata, sedangkan pada bagian abaksial sebanyak 12 stomata. Selanjutnya pada pengamatan ketiga terlihat 1 stomata pada bagian adaksial dan 10 stomata pada bagian abaksial. Dari ketiga pengulangan tersebut, diperoleh rata-rata stomata pada bagian adaksial daun Nerium oleander yaitu sebanyak 1 stomata dan pada bagian abaksial sebanyak 12 stomata. Jadi dalam luas bidang pandang mikroskop 12,56 mm2 terdapat 1 stomata pada bagian adaksial dan 12 stomata pada bagian a baksial. 7.3 Pengukuran Distribusi Stomata daun Begonia sp.
Pada pengamatan pertama, jumlah stomata pada daun Begonia sp. yang terlihat di bagian adaksial sebanyak 0 stomata, sementara di bagian abaksial sebanyak 14 stomata. Pada pengamatan kedua, di bagian adaksial terlihat 2 stomata, sedangkan pada bagian abaksial sebanyak 12 stomata. Selanjutnya pada pengamatan ketiga terlihat 1 stomata pada bagian adaksial dan 10 stomata pada bagian abaksial. Dari ketiga pengulangan tersebut, diperoleh rata-rata stomata pada bagian adaksial daun Begonia sp. yaitu sebanyak 1 stomata dan pada bagian abaksial sebanyak 12 stomata. Jadi dalam luas bidang pandang mikroskop 12,56 mm2 terdapat 1 stomata pada bagian adaksial dan 12 stomata pada bagian a baksial. 7.4 Pengukuran Distribusi Stomata daun Asplenium sp.
Pada pengamatan pertama, jumlah stomata pada daun Asplenium sp. yang terlihat di bagian adaksial sebanyak 0 stomata, sementara di bagian abaksial sebanyak 14 stomata. Pada pengamatan kedua, di bagian adaksial terlihat 2 stomata, sedangkan pada bagian abaksial sebanyak 12 stomata. Selanjutnya pada pengamatan ketiga terlihat 1 stomata pada bagian adaksial dan 10 stomata pada bagian abaksial. Dari ketiga pengulangan tersebut, diperoleh rata-rata stomata pada bagian adaksial daun Asplenium sp. yaitu sebanyak 1 stomata dan pada bagian
abaksial sebanyak 12 stomata. Jadi dalam luas bidang pandang mikroskop 12,56 mm2 terdapat 1 stomata pada bagian adaksial dan 12 stomata pada bagian a baksial.
7.5 Pengukuran Distribusi Stomata daun Alamanda chartatica
Pada pengamatan pertama, jumlah stomata pada daun Alamanda chartatica yang terlihat di bagian adaksial sebanyak 0 stomata, sementara di bagian abaksial sebanyak 14 stomata. Pada pengamatan kedua, di bagian adaksial terlihat 2 stomata, sedangkan pada bagian abaksial sebanyak 12 stomata. Selanjutnya pada pengamatan ketiga terlihat 1 stomata pada bagian adaksial dan 10 stomata pada bagian abaksial. Dari ketiga pengulangan tersebut, diperoleh rata-rata stomata pada bagian adaksial daun Alamanda chartatica yaitu sebanyak 1 stomata dan pada bagian abaksial sebanyak 12 stomata. Jadi dalam luas bidang pandang mikroskop 12,56 mm 2 terdapat 1 stomata pada bagian adaksial dan 12 stomata pada bagian abaksial.
8. PEMBAHASAN 8.1 Pengukuran Distribusi Stomata daun Nerium Oleander
Pengamatan distribusi stomata pada daun Nerium oleander dilakukan dengan membuat sayatan bagian adaksial dan abaksial daun. Stomata banyak ditemukan pada bagian abaksial daun, sedangkan pada bagian adaksial daun sa ngat sedikit (hampir tidak ada). Terdapat rerata 0,67 stomata pada bagian adaksial dan 8,34 stomata pada bagian abaksial. Sehingga daun Nerium oleander dapat dikelompokkan dalam daun bertipe hipostomatik yakni distibusi stomata banyak terdapat pada permukaan abaksial dan pada permukaan adaksial hanya beberapa saja. Hal ini sesuai dengan teori bahwa Nerium oleander hidup pada lingkungan yang xerofit yaitu lingkungan pada tempat yang kering. Tumbuhan ini harus melindungi diri terhadap penguapan air yang berlebih. Pada tumbuhan yang terdapat pada lingkungan xerofit mempunyai daun-daun tebal dan kaku seperti kulit, dengan kutikula yang berkembang dengan baik dan rambut yang berlimpah. Pada tanaman darat umumnya stomata itu terdapat pada permukaan daun bagian bawah. Untuk mengurangi laju transpirasi yang berlebih biasanya tumbuhan xerofit mempunyai stomata yang sedikit, stomata tenggelam dan biasanya terdapat trikoma (Setjo, 2004). 8.2 Pengukuran Distribusi Stomata daun F icus elastica
8.3 Pengukuran Distribusi Stomata daun Begonia sp.
8.4 Pengukuran Distribusi Stomata daun Asplenium sp.
8.5 Pengukuran Distribusi Stomata daun Alamanda chartatica
8.6 Perbandingan Jumlah Stomata pada Tumbuhan
Rerata distribusi stomata daun Nerium oleander mempunyai nilai terendah daripada daun lain. !!!!!!bandingkn dengan tumbuhan air
9. KESIMPULAN Jawab tujuan
DAFTAR RUJUKAN
Campbell, N, A, Reece, J, B, Cain, M, L. Wasser man, S, A, Minorsky, P, V, Jackson, R, B. 2003. BIOLOGI Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga. Lakitan, B. 1996. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Salisbury dan Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Bandung : ITB. Setjo, S. 2004. Common Text Book (Edisi Revisi): Anatomi Tumbuhan. Malang : IMSTEP.