REVISI LAPORAN STUDI KASUS ASGIZ 3 PAGT PADA PASIEN HIV STADIUM III, ABSES PERIMANDIBULAR BUKAL INFRAORBITA DEKSTRA DAN HIPOALBUMIN
Disusun oleh : Magnalia Morena Ruth 22030113130091
PROGRAM STUDI ILMU GIZI DEPARTEMEN ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ..................................................................................................................................................
i
Identitas Pasien .............................................................................................................................................
ii
I.
Latar Belakang ..................................................................................................................................
1
II.
Skrinning ...........................................................................................................................................
1
III.
Assesment .........................................................................................................................................
3
IV.
Diagnosis Gizi ...................................................................................................................................
7
V.
Intervensi Gizi ...................................................................................................................................
8
VI.
Perencanaan Monitoring – Evaluasi Evaluasi Gizi ........................................................................................ 11
VII.
Pembahasan .....................................................................................................................................
12
VIII.
Kesimpulan .....................................................................................................................................
20
i
Identitas Pasien Nama
: Tn. T
Usia
: 41tahun
Alamat
: Trengguli, Demak
Suku
: Jawa
Pekerjaan
: Supir Truk pasir
Jenis kelamin
: Laki – laki
Agama
: Islam
Masuk Rumah Sakit : 7 November 2014 No. RM
: C488960
No. Registrasi
: 7844550
Ruang/ Kelas
: Infeksius pria ruang rajawal 6B kelas III
Diagnosa medis
: HIV stadium III, abeses perimandibular bukal infrorbirta dekstra dan hipoalbumin
ii
I.
Latar Belakang
Tn. T berusia 41 tahun bekerja sebagai supir truk pasir. Sejak ±4 bulan terakhir Tn. T telah didiagnosis oleh dokter mengidap HIV, istri pasien juga mengidap HIIV dan pernah dirawat di RSUP Dr. Karyadi selama sebulan diruang isolasi. Selama satu bulan ini, pipi Tn. T membesar dan terasa nyeri sehingga Tn. T mengalami kesulitan mengunyah makanan saat makan. Kemudian Tn.T berobat ke RSUD Demak selama 3 hari sebelum akhirnya dirujuk ke RSUP Dr. Karyadi. Dengan kondisi yang demikian, pasien mengalami penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan. Dokter mendiagnosis Tn.T menderita penyakit HIV stadium III , abses mandibular bukal infraorbita dekstra dengan hipoalbumin
II.
Skrinning A. Pemilihan metode Skrinning
Skrinning gizi dilakukan dengan menggunakan formulir gizi MST (Malnutrisi Skrinning Tolls) karena pasien adalah usia dewasa. Didalam formulir skrinning gizi MST ini terdapat 2 parameter untuk mengukur status gizi dengan melakukan wawancara secara langsung dengan pasien. Parameter tersebut adalah penurunan berat badan yang dialami selama 6 bulan terakhir dan penurunan asupan makan. B. Pengisian Kuesioner
Pengisian kuesioner skrinning gizi dengan dua parameter didapatkan hasil yaitu: Parameter pertama, penurunan berat badan didapatkan bahwa Tn. T mengalamai merasa mengalami penurunan berat badan sebesar 3 kg dalam 6 bulan terakhir, Sehingga kondisi ini diberikan skor 1 Parameter ke-dua, Tn T mengatakan mengalami penurunan nafsu makan dan juga mengalami kesulitan mengunyah dikarena pipi pasien membesar. Kondisi ini diberikan skor 1
1
C. Kesimpulan Kuesioner
Berdasarkan hasil skrinning didapatkan total skor 2 yang berarti T, T beresiko malnutrisi. Oleh karena itu, pasein memerlukan asuhan gizi secara mendalam oleh Ahli Gizi sesuai dengan diagnosis gizi yang telah ditetapkan.
2
III.Assesment
A. Pengkaji an A ntropometri (AD) Domain
Data
AD – 1.1.1
160 cm
Tinggi badan AD – 1.1.2
BB masuk RS : 47
Berat badan
Sebelum masuk RS : 50
AD – 1.1.4 Perubahan Berat badan
Interpretasi
Penurunan berat badan 3 kg
AD – 1.1.5 Indeks massa tubuh
18,4 kg/m2
Kurus
B. Pengkaji an Data Bi okimia (B D) Domain
BD – 1.2.1 BUN BD – 1.2.2 Kreatinin BD – 1.2.5 Natrium BD – 1.2.6 Klorida BD – 1.2.7 Kalium BD – 1.4.2 ALT BD – 1.4.3 AST
Data
24 mg/dL
0,85 mg/dL
139 mmol/L
105 mmol/L
4,3 mmol/L
98 U/L
43 U/L
Interpretasi
15 – 39 mg/dL Normal
0,6 – 1,3 mg/dL Normal
135 – 145 mEq/L Normal
98 – 107 mmol/L Normal 3,5 – 5 mEq/L Normal
15 – 60 U/L Tinggi
15 – 34 U/L Tinggi
3
Domain
BD – 1.5.2 Glukosa sewaktu BD – 1.10.1 Hemoglobin BD – 1.10.2 Hematokrit BD – 1.10.3 MCV MCH
MCHC
MPV
Leukosit
Trombosit
RDW
Retikulosit
BD – 1.11.1 Albumin
Data
Interpretasi
125 mg/Dl
265 mg/dl
Tinggi
13,2 – 17,3 g/dL
12,2 g/dl
Rendah
40 – 54
34,2
Rendah
77 – 96 fL
84,4 fL
Normal
27 – 32 pg
30,1 pg
Normal
29 – 36 gt/dL
35,7 gt/dL
Normal
4 – 11 fL
8,0 fL
Normal
3,8 – 10,6 103/ul
13,2 103/ul
370 ribu.mmk
Tinggi
150 – 400 ribu/mmk
12,6
1,1
1,7 g/dL
Normal
11,6 – 14,8 Normal
0,5 – 1,5 Normal
3,4 – 5 g/dL Rendah
Kesimpulan: MPV tinggi, Hemoglobin rendah, hipoalbumin
4
C. Pengkaji an Data Klinis/ F isik (PD ) Domain
PD – 1.1.1
Data
Interpretasi
Kesadaran compos mentis
Penampilan keseluruhan PD – 1.1.9 Tanda Vital : Tekanan darah
1200/80 mmHg
Normal
Nadi
78×/menit
Lemah
Respiratory Rate
20×/menit
Normal
Suhu
37°C
Normal
D. Pengkaji an R iwayat terkait Gizi/Makanan (F H ) Domain
FH-1.1.1.1
Data
1555,2 kkal
Asupan energi total
Interpretasi
71 % kebutuhan Kurang
FH – 1.2.2.2
Makanan tinggi kalori,
Jenis makanan
lemak, jerohan
FH – 1.2.2.3
Makan 3 – 4 kali sehari
Kebiasaan makan
makanan utama, menyukai gorengan, mie instans, masakan padang, makan buah 2 kali seminggu
FH-1.5.1.1.
50 gr
Total asupan lemak FH-1.5.2.1
Kurang
45,7 gr
Total asupan protein FH-1.5.3.1 Total asupan karbohidrat
56 % Kebutuhan
10 % Kebutuhan Kurang
280,56 gr
79% Kebutuhan Kurang
Kesimpulan : Asupan makan kurang dari kebutuhan yang dianjurkan
5
E . Pengkajian Data Riwayat Pasien (CH ) Domain
Data
CH – 1.1.1 Umur
41 tahun
CH – 1.1.2 Jenis Kelamin
Laki - laki
CH-1.1.10 Mobilitas
Dapat berjalan
CH-2.1.10 Pengobatan medis
Rawat inap
CH – 3.1.6 Pekerjaan
Supir truk pasir
CH – 3.1.1 Faktor social ekonomi
Menengah
Riwayat keluarga
Istri didiagnosa HIV
CH – 3.1.8 Riwayat penyakit
HIV reaktif sejak juli 2014
Interpretasi
Sakit gigi selama 3 tahun
Kesimpulan: Riwayat HIV sejak juli 2014, sakit gigi selama 3 tahun, istri didiagnosa HIV
6
IV.
Diagnosis Gizi Domain
NI – 2.1
Diagnosis
Kalimat P – E – S
Inadekuat asupan oral
Inadekuat
asupan
oral
berkaitan
dengan kesulitan mengunyah ditandai dengan
kebutuhan
asupan
tidak
memenuhi kebutuhan yaitu energy 71%, protein 56%, lemak 10% dan karbohidrat 79% NC – 2.2
Perubahan
nilai Perubahan
laboratorium terkait gizi
nilai
laboratorium
berkaitan dengan adanya hipoalbumin yang ditandai dengan kadar albumin rendah
DIAGNOSIS UTAMA
NI – 2.1
Inadekuat Asupan oral
Inadekuat
asupan
oral
berkaitan
dengan kesulitan mengunyah ditandai dengan
kebutuhan
asupan
tidak
memenuhi kebutuhan yaitu energy 71%, protein 56%, lemak 10% dan karbohidrat 79%
7
V.Intervensi Gizi A. Perencanaan Intervensi Tujuan Intervensi
1. Mencukupi asupan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien 2. Memberikan motivasi berupa informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga pasiem agar mengerti tentang diit yang direncanakan 3. Memberikan motivasi kepada keluarga pasien agar mendukung pasien dalam menjalankan diit yang diberikan pasien B. Preskripsi Diet
a. Jenis Diet
: Diet TKTP
b. Bentuk makanan
: Cair
c. Jadwal Pemberian Makan
: 4 kali cairan ensure
d. Rute Pemberian Makan
: Oral
e. Rekomendasi Modifikasi Diit: ‒ Rekomendasi asupan energy diberikan sebesar 2177 kkal ‒ Rekomendasi asupan protein diberikan sebesar 81,6 gram ‒ Rekomendasi asupan lemak diberikan sebesar 488,4gram ‒ Rekomendasi asupan karbohidrat diberikan sebesar 353,8 gram ‒ Rekomendasi asupan serat diberikan sebesar 28 gram
f.
Modifikasi kebutuhan zat gizi mikro:
Vitamin A
: 600 μg
Vitamin E
: 15 mg
Vitamin C
: 90 mg
Vitamin D
: 15 μg
Vitamin B1
: 1,3 mg
Vitamin B2
: 1,6 mg
Vitamin B6
: 1,3 mg
Vitamin B12
: 2,4 μg 8
Kalsium
: 1000 mg
Natrium
: 1500 mg
Kalium
: 4700 mg
Zat Besi
: 13 mg
C. Implementasi
1. Pemberian Makanan / Terapi Diet Terapi diet yang diberikan kepada pasien berupa diet TKTP. Tujuan pemberian diet ini adalah memberikan asupan gizi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien saat ini. Asupan kebutuhan energy diberikan sebear 2177 kkal/hari, protein sebesar 81,6 gram/hari, lemak sebesar 488,4 gram/hari, karbohidrat 353,8 gram/hari. Diit diberikan secara enteral yaitu pemberian cairan, karena psien mengalami kesulitan mengunyah dan menelan. Makanan yang diberikan berupa cairan ensure yang mengandung padat kalori dan tinggi protein. Diit diberikan dengan frekuensi 4 cairan. Peningkatan asupan dan perubahan konsentrasi bentuk makanan dengan memperhatikan kondisi pasien. 2. Edukasi Gizi a) Tujuan : ‒ Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga mengenai penyakit
HIV serta bagaimana peran gizi dalam membantu menangani kondisi tersebut ‒ Memotivasi pasien dan keluarga untuk melaksanakan diit yang
direncanakan dan mengasup makanan sesuai dengan kebutuhan pasien disesuaikan dengan kondisi penyakit pasien b) Sasaran
: pasien dan keluarga
c) Waktu
: 15 menit
d) Metode
: Diskusi, tanya jawab
e) Sarana
: Leaflet
9
f) Materi
:
‒ Memberikan informasi dan pengetahuan mengenai gambaran penyakit
secara umum dan diit yang direncanakan ‒ Memberikan motivasi kepada pasien agar tetap menjaga asupan sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi penyakit ‒ Memberikan motivasi kepada keluarga agar terus memberikan support
kepada
pasien
untuk
melaksanakan
pengaturan
makan
yang
direncanakan
3. Konseling Gizi Konseling gizi dilakukan untuk membantu kelaurga pasien dalam mengenali dan memecahkan masalah terkait gizi pasien melalui pengaturan makan dan minum pasien. Konselor membantu pasien dan memberikan motivasi kepada pasien agar pasien bersedia untuk menjalani terapi gizi 4. Koordinasi dengan Tim Kesehatan Lain Koordinasi dilakukan bersama dengan tim ahli kesehatan lain seperti dokter, perawat, dan ahli gizi rumah sakit untuk mendiskusikan penanganan yang terbaik bagi pasien. 1) Pertemuan Ahli gizi melakukan pertemuan dengan tenaga kesehatan lain untuk mengetahui kondisi terkini pasien dan penanganan apa saja yang telah dilakukan. 2) Koordinasi dengan tenaga kesehatan lain Koordinasi tim kesehatan rumah sakit dilakukan oleh dokter, perawat dan ahli gizi pasien untuk mendiskusikan penanganan terbaik bagi pasien. 1.
Pertemuan tim (RC-1.1) Ahli gizi melakukan pertemuan dengan tim asuhan gizi untuk berkoordinasi dalam penanganan kasus yang dialami pasien 10
2.
Koordinasi dengan tenaga kesehatan lain (RC-1.3) a. Dokter Koordinasi dengan dokter untuk mengetahui diagnosis medis yang ditegakkan serta perkembangan kondisi pasien secara teratur sehingga dapat menentukan proses asuhan gizi yang tepat berdasarkan kondisi penyakit. b. Perawat Koordinasi dengan perawat untuk memantau kondisi harian pasien secara aktif untuk selanjutnya dikoordinasikan dengaan dokter dan ahli gizi, sehingga intervensi lebih lanjut dapat disesuaikan dengan perkembangan kondisi pasien.
VI.
Perencanaan Monitoring – Evaluasi Gizi A. Antropometri
Berat badan pasien sebelum masuk rumah sakit adalah 50 kg, dan berat badan pasien ketika dirumah sakit adlah 47 kg. Saat dilakukan skrinning awal didapatkan bahwa status gizi pasien adalah kurus, pasien merasakan mengalami penurunan berat badan, dan dibuktikan dengan terdapt penurunan berat badan selama di rumah sakit yaitu sebesar 3 kg. Monitoring untuk memantau berat badan pasien agar tidak terus menurun dan untuk mempertahankan status gizi normal pasien.
B. Biokimia
Monitoring data biokimia pasien terutama kadar albumin yang pada awal masuk rumah sakit masih rendah. Memantau kadar albumin pasien dr awal hingga akhir intervensi dengan tujuan mempertahankan status albumin normal pasien.
11
C. Klinis/ Fisik
Monitoring kondisi pasien selama dirumah sakit, dengan memantau perkembangan pasien selama dirumah sakit. Kondisi pasien sudah lebih baik dengan ada nya tanda badan sudah tidak lemas, berkurangnya abses mandibular dekstra yang dapat dirasakan oleh pasie, dapat menerima makanan dari rumah sakit dengan lebih baik, kesdaran sudah normal
D. Asupan Makanan
Intervensi yang diberikan dari asupan makanan adalah diet TKTP, dengan pemberian
dalam
bentuk
cair,
karena
pasien
mengalami
kesulitan
mengunyah. Asupan cair yang diberikan berupa produk ensure siap saji dengan dosis per sajian yaitu 250mL. Memonitoring asupan makan pasien selama di rumah sakit, memantau peningkatan kondisi pasien dalam menerima makanan.
VII.Pembahasan A. HIV
Acquired Immune Deficiency Syndrome ( AIDS ) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus ini merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang mengakibatkan turunnya atau hilangnya daya tahan tubuh sehingga mudah terserang berbagai penyakit infeksi. HIV adalah virus penyebab AIDS. Virus ini ditemukan dalam cairan tubuh terutama pada darah, cairan sperma, cairan vagina, Air Susu Ibu (ASI). Virus ini menyerang sistem kekebalan dan mengakibatkan turunnya daya tahan tubuh sehingga mudah terjangkit penyakit infeksi. Seseorang bisa hidup dengan HIV dalam tubuhnya bertahun-tahun lamanya tanpa merasa sakit atau mengalami gangguan kesehatan yang serius. Walaupun tampak sehat, penderita dapat menularkan
12
HIV pada orang lain melalui hubungan seks yang tidak aman, tranfusi darah, pemakaian jarum suntik secara bergantian dan penularan dari ibu ke anak/ Prevention Mother To Child Tranmission (PMTCT).1 Acquired
Immune
Deficiency
Syndrome
(AIDS)
merupakan
kumpulan gejala penyakit yang timbul akibat menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. Orang yang mengidap AIDS amat mudah tertular berbagai macam penyakit karena sistem kekebalan di dalam tubuh menurun. Sejak seseorang terinfeksi HIV, terjadi gangguan sistim kekebalan tubuh sampai ke tingkat yang lebih parah hingga terjadi pula penurunan status gizi. Menurunnya status gizi disebabkan oleh kurangnya asupan makanan karena berbagai hal, misalnya adanya penyakit infeksi, sehingga menyebabkan kebutuhan zat gizi meningkat. Selain itu perlu diperhatikan faktor psikososial serta keamanan makanan dan minuman. 2 Pada ODHA terjadi peningkatan kebutuhan zat gizi yang disebabkan antara lain karena stres metabolisme, demam, muntah, diare, malabsorbsi, infeksi oportunistik. Selain itu terjadi perubahan komposisi tubuh, yaitu berkurangnya masa bebas lemak terutama otot. Berikut disebutkan pengaruh HIV pada gizi: 1 a) Kebutuhan energi meningkat b) Kebutuhan gizi meningkat c) Infeksi sekunder berulang d) Anoreksia patologi oral e) Diare berulang f) Menghambat efek obat g) Malabsorbsi h) Respon peradangan
13
Gizi yang adekuat pada penderita HIV/AIDS dapat mencegah kurang gizi, meningkatkan daya tahan terhadap infeksi oportunistik, menghambat berkembangnya HIV, memperbaiki efektivitas pengobatan dan memperbaiki kualitas hidup. Asuhan gizi bagi penderita HIV/AIDS sangat penting, bila mereka juga
mengonsumsi
obat-obat
ARV.
Makanan
yang
dikonsumsi
mempengaruhi penyerapan ARV dan obat infeksi oportunistik. Sebaliknya penggunaan ARV dan obat infeksi oportunistik dapat menyebabkan gangguan gizi . Terdapat interaksi antara gizi dan ARV yaitu: 2 1. Makanan dapat mempengaruhi efektivitas ARV 2. ARV dapat mempengaruhi penyerapan zat gizi 3. Efek samping ARV dapat mempengaruhi konsumsi makanan 4. Kombinasi ARV dan makanan tertentu dapat menimbulkan efek samping ARV bekerja dengan menghambat proses replikasi HIV dalam sel yang mempunyai reseptor CD4, dengan demikian mengurangi jumlah virus yang tersedia untuk menginfeksi sel CD4 baru. Akibatnya sistem kekebalan tubuh dilindungi dari kerusakan dan mulai pulih kembali, yang ditunjukkan dengan peningkatan jumlah sel CD4. Manfaat ARV dalam pengobatan HIV/AIDS adalah menghambat perjalanan penyakit HIV, meningkatkan jumlah sel CD4, mengurangi jumlah virus dalam darah dan membuat penderita merasa lebih baik yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hidup penderita. Tidak semua penderita membutuhkan ARV. Bila penderita membutuhkan ARV, sebaiknya mulai diberikan ARV sebelum masuk ke fase AIDS. Selain obat-obat ARV ada beberapa obat lain yang diberikan pada ODHA sesuai dengan kondisi klinisnya. Efek samping dalam pemakaian ARV harus diperhatikan, karena dapat mengganggu kepatuhan
minum
obat,
yang
pada
akhirnya
akan
mempengaruhi
pengobatan. Beberapa efek samping bahkan tidak dapat ditolerir sehingga membutuhkan penghentian obat.3 14
B. Skrinnig Gizi
Langkah awal yang dilakukan dalam menangani kasus Tn. T adalah melakukan skrining dengan menggunakan formulir skrining gizi untuk menentukan
derajat
risiko
malnutrisi
dan
menentukan
penanganan
selanjutnya. Skrining gizi bertujuan untuk mengidentifikasi apakah seseorang malnutrisi atau berisiko malnutrisi, menentukan apakah pasein membutuhkan pengkajian gizi lebih mendalam, dan sebagai tindakan preventif untuk menghindari komplikasi kondisi pasien lebih buruk. Dalam kasus ini, skrining gizi dilakukan dengan metode MST (Malnutrisi Skrining Tools). Skrining dilakukan mengikuti formulir skrining gizi MSY dari dengan mempertimbangkan kesesuaian data yang dipakai dengan kondisi penyakit pasien. Skrining MST merupakan metode skrining yang sederhana dan relatif mudah diterapkan. Skrining MST terdiri dari 2 kriteria yaitu, pertanyaan apakah terdapat penurunan berat badan dan apakah terdapat penurunan nafsu makan. Setiap kriteria tersebut memiliki skor dan akan diberikan skor tergantung pada standar yang ditetapkan, kemudian skor-skor tersebut dijumlahkan. Jika jumlah skor adalah nol, maka individu tersebut risiko malnutrisinya adalah rendah. Bila skor > 2 dan atau pasien dengan diagnosis / kondisi khusus maka ditentukan berisiko terjadi malnutrisi dan perlu diberikan proses asuhan gizi terstandar oleh tim ahli gizi. Skrinning gizi yang dilakukan pada Tn. T
didapatkan hasil yang
menunjukkan bahwa pasien tidak beresiko malnutrisi dengan total skor 1.
C. Assesment Gizi
Pengkajian
gizi
atau
asesmen
gizi
merupakan
kegiatan
mengumpulkan, mengintegrasikan, dan menganalisis data untuk identifikasi masalah gizi yang terkait dengan aspek asupan zat gizi dan makanan, aspek klinis, dan aspek perilaku lingkugan serta penyebabnya. Data pengkajian gizi yang digunakan dalam kasus ini meliputi : 15
1) Client History/ Riwayat Pasien Pasien memiliki riwayat penyakit HIV reaktif sejak bulan juli 2014 dan sakit gigi selama 3 tahun yang lalu,
istri pasien juga
didiagnosis HIV dan TB paru sejak juli 2014 pernah dirawat di RSUP Dr. Kariadi selama satu bulan di ruang isolasi. menderita HIV sebelumnya dan pernah melakukan rawat inap di rumah sakit. Pasien bekerja sebagai supir truk pasir, dan menjadi tulang punggung keluarga. Istri pasien dulu bekerja sebagai buruh pabrik namun semenjak sakit tidak bekerja. Pasien memiliki dua orang anak, anak pertama sudah lulus SMK dan anak kedua sekarang SD kelas lima. Penghasilan pasien rata – rata 100 ribu/hari. Pembiayaan administrasi RS menggunakan BPJS kesehatan non PBI, keadaan ekonomi pasien termasuk golongan menengh. Aktivitas fisik pasien termasuk dalam kategori berat saat sebelum sakit. Kegiatan pasien yaitu menjadi supir truk pasir, namun aktivitas fisik pasien semakin menurun semenjak 2 bulan yang lalu. Pasien tidak memiliki riwaayat penggunaan obat – obatan dan suplem sebelum sakit. 2) Riwayat Makan Pasien memiliki kebiasaan konsumsi air putih 6 – 8 gelas/ hari (±400 ml – 800 ml), konsumsi susu 2 – 3×/ minggu dan konsumsi kopi 3 – 4 ×/minggu. Satu tahun lalu pasien memiliki kebiasaan minum
minuman beralkohol 2 hari sekali dengan sekali minum sebanyak 1 – 2 botol. Pasien juga memiliki juga memiliki kebiasaan makan teratur sebelum masuk rumah sakit, yaitu makan utama 3 – 4 kali perhari dengan porsi sedang. Lauk nabati yang dikonsumsi yaitu empe dan tahu 2 – 3×/minggu. Lauk hewani yang dikonsumsi yaitu ayam 3 – 4×/ minggu, telur 2×/minggu, daging 1×/ minggu, ikan lele, udang 2×/bulan, rempelo ati 2×/minggu. Sayur yang biasa dikonsumsi yaitu bayam, kangkung, dan lebih sering daun singkong yang terdapat di masakan 16
padang. Buah yang dikonsumsi yaitu pisang dan papaya 1 – 2 buah/minggu. Gorengan 2 – 3 buah setiap kali makan, mie instant 2×/ minggu. Pasien menyukai masakan padang , mengkonsumsi masakan padang 3×/minggu. 3) Tanda Fisik Tanda dan gejala yang dirasakan pasien pada tanggal 8 oktober 2013
Lemas Nyeri pada mandibular Bengkak pada mandibular dekstra Nafsu makan menurun Susah mengunyah makan
4) Antropometri Pada awal masuk rumah sakit pasien memiliki berat badan 50 kg, kemudian setelah masuk rumah sakit berat badan pasien mengalami penurunan sebanyak 3 kg menjadi 47 kg. tinggi badan pasien 160 cm. Status gizi pasien termasuk dalam kategori kurus, IMT pasien yaitu 18,4 kg/m2. Kondisi ini memerlukan tindakan intervensi dengan ahli gizi untuk meningkatkan status gizi pasien 5) Data Biokimia Dari hasil pemeriksaan biokimia diketahui bahwa kadar emoglobin, hematocrit pasien rendah, kadar leukosit tinggi, dan albumin rendah. ALT dan AST tinggi. Kondisi ini memerlukan tindakan monitoring berupa pemeriksaan data hasil biokimia yang dilakukan setiap hari.
17
D. Diagnosis Gizi
Pada kasus ini didapatkan 3 diagnosis gizi yang ditemukan yaitu: 1. Asupan oral berlebih berkaitan dengan kebiasaan makan sebelumnya yang menyukai makanan tinggi kalori dan lemak ditandai dengan pemenuhan zat gizi makro dan mikro melebihi kebutuhan 2. Perubahan nilai laboratorium berkaitan dengan adanya hipoalbumin ditandai dengan kadar albumin rendah
Diagnosis gizi utama yang digunakan adalah auupan oral berlebih (NI – 2.2) berkaitan dengan kebiasaan makan sebelumnya yang menyukai makanan tinggi kalori dan lemak ditandai dengan pemenuhan zat gizi makro dan mikro melebihi kebutuhan Diagnosis NI-2.2
dijadikan diagnosis utama karena intervensi dapat
diberikan secara langsung dan dapat mencakup tujuan dari dua diagnosis yang ada. E. Intervensi
Interversi adalah langkah ke 3 yang dilakukan dalam proses asuhan gizi. Ada 3 tujuan intervensi yang dilakukan yaitu: a. Mencukupi asupan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien b. Mempertahankan berat badan c. Memberikan motivasi berupa informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga pasiem agar megerti tentang diit yang direncan akan. Tujuan tersebut diberikan untuk memonitoring perkembangan pasien. Implementasi yang diberikan adalah pemberian diit pasien, edukasi, dan kerja sama dengan tenaga medis lain. Salah satu modifikasi yang dilakukan dalam pemberian diit pasien adalah cairan, karena pasien mengalami kecsulitan mengunyah. Kebutuhan kalori yang diberikan adalah 2177 kkal,
18
namun diberikan secara bertahap tergantung pada kondisi pasien, agar zat gizi yang diasup terpenuhi sesuai kebutuhan. Selanjutnya dilakukan edukasi, edukasi dilakukan dengan tujuan a. Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga mengenai penyakit yang diderita pasien serta bagaimana peran gizi dalam membantu menangani kondisi tersebut b. Memotivasi pasien dan keluarga untuk melaksanakan diit yang direncanakan dan mengasup makanan sesuai dengan kebutuhan pasien disesuaikan dengan kondisi penyakit pasien Edukasi dilakukan untuk mendukung peningkatan asupan gizi dan memberi support pada pasien. Media yang digunakan adalah leaflet yang berisi bahan makanan apa yang baik dikonsumsi, yang dihindari dan dibatasi.
F. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring asupan dan daya terima pasien terhadap makanan yang disajikan rumah sakit, bertujuan untuk mengetahui daya terima pasien terhadap makanan, memonitor makanan yang diasup pasien selama dirumah sakit dan memonitor agar pasien mengasup makanan yang disajikan rumah sakit bukan makanan diluar rumah sakit. Monitoring status gizi pasien yang bertujuan agar mempertahankan status gizi normal pasien selama dirumah sakit. Monitoring perubahan berat badan pasien selama dirumah sakit, dan perubahan status gizi pasien selama dirumah sakit menjadi lebih baik dibanding dengan awal masuk rumah sakit. Monitoring kondisi pasien selama dirumah sakit, dengan memeriksa secara berkala setiap hari kondisi pasien, terjadi peningkatan kondisi pasien dengan dibuktikan adanya peningkatan kondisi pasien badan sudah tidak
19
lemas, berkurangnya abses mandibular sehingga pasien suah dapat menerima makanan dengan bentuk biasa.
VIII.
Kesimpulan
Skrinning gizi diperlukan pada pasien untuk mengetahui kondisi pasien terkini, status gizi pasien selain itu juga dengan skrinning ahli gizi dapat memberikan gambaran mengenai intervensi yang akan diberikan kepada pasien, nilai dari hasil skrinning gizi dapat digunakan untuk menentukan gambaran satatus gizi pasien. Selain gambaran status gizi pasien juga dapat melihat keluhan mengenai asupan makan pasien selama sebelum masuk rumah sakit. Assessment gizi juga berperan penting dalam memberikan diagnosis gizi pasien yang akan mempengaruhi pemberian makan pasien baik bentuk, konsentasi, jenis, frekuensi, jumlah dari makanan persajian.
20
LAMPIRAN
LEAFLET HIV
21
DIET CAIR HIV Waktu
Menu
Dosis
07.00
Nutren
250 mL
10.00
Nutren
250 mL
13.00
Nutren
250 mL
16.00
Nutren
250 mL
Kandungan zat gizi per takaran saji Zat Gizi
Jumlah
Energi
500 kkal
Lemak
23 gr
Protein
21 gr
Karbohidrat
54 gr
Dosis pemberian: 1 karton ukuran 250 mL siap saji
22
PERHITUNGAN KEBUTUHAN ZAT GIZI Perhitungan kebutuhan zat gizi makro
Energi = 1 x BB ideal x 24 jam = 1 × 54 × 24 = 1296 Faktor trauma
: 1,4 stres ringan
Faktor aktivitas : 1,2 (istirahat total)\ Total kebutuhan : 1296 × 1,4 × 1,2 = 2177 kkal Kebutuhan protein : 15% dari kebutuhan energy : 15 % × 2177 kkal : 326,5 kkal = 81,6 gr Kebutuhan lemak : 20% dari kebutuhan energy : 20% × 2177 = 435,4 kkal = 488.4 gr Kebutuhan KH
: 65% dari kebutuhan energy
: 65% × 2177 : 1415, 1 kkal = 353,8 gr
HASIL RECALL Indikator
Energi (kkal)
Recall 1
Recall 2
Rerata
Kebutuhan
Persentase
1736.4
687
1555.2
2177
71%
Protein (gram)
59.5
15.95
45.7
81.6
56%
Lemak (gram)
45.1
27.4
49.95
488.4
10%
KH (gr)
270
145.56
280.56
353.8
79%
23
Formulir Skrinning Gizi MST
PARAMETER 1. Apakah pasien mengalami penurunan berat badan yang tidak direncanakan / tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir ? Tidak Tidak Yakin (ada tanda-tanda baju menjadi lebih longgar) Ya, Ada penurunan BB sebanyak : 1 – 5 kg 6 – 10 kg 11 – 15 kg > 15 kg 2. Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan nafsu makan / kesulitan menerima makanan ? Total Skor
SKOR
1
1 2 beresiko malnutrisi
24
DAFTAR PUSTAKA
1. Direktorat Bina Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan RI. Pedomana pelayanan gizi bagi ODHA. Kementerian Kesehatan RI. 2010:1-9 2. Robbins, dkk. Buku Ajar Patologi. Jakarta: EGC. 2007 3. Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.2000
25