LAYANAN STUDI KASUS KESULITAN BELAJAR BIOLOGI PADA SISWA KELAS X-2 DI SMA NEGERI 8 MALANG
Laporan Layanan Studi Kasus Kesulitan Belajar Bidang Studi Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
Oleh: NUR INDAH MALITA PUTRI (108341409799)
The Learning University
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI April 2012
2 LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan Layanan Bimbingan (Studi Kasus) Kesulitan Belajar Bidang Studi Siswa SMA Negeri 8 Malang Tahun Ajaran 2011/2012 telah diperiksa dan disetujui pada bulan April 2012.
Malang, April 2012 Konselor BK,
Koordinator BK,
Mamik Sri Mulyani, M.Pd NIP. 19630626 198703 2 015
Mamik Sri Mulyani, M.Pd NIP. 19630626 198703 2 015
Mengetahui, Kepala SMA Negeri 8 Malang
Ninik Kristiani, M.Pd NIP. 19670206 199403 2 009
KATA PENGANTAR i
3 Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan hidayahNya, praktikan dapat menyelesaikan laporan layanan studi kasus ini dengan baik. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas dalam matakuliah Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) semester genap tahun akademik 2011/2012 yang dilakukan di SMA Negeri 8 Malang. Laporan ini berisi hasil pengalaman langsung praktikan dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar, khususnya pada bidang studi biologi. Ucapan terima kasih yang mendalam praktikan berikan kepada : 1. Kepala SMA Negeri 8 Malang, Ninik Kristiani, M.Pd yang telah memberikan kesempatan, tempat dan waktu guna terselenggaranya kegiatan PPL, 2. Dosen pembimbing lapangan, Dra. Eko Sri Sulasmi, M.S. yang telah memberikan arahan dan meninjau perkembangan praktikan dalam mengajar di sekolah selama pelaksanaan PPL berlangsung, 3. Nurnirin, S.Pd selaku koordinator PPL yang telah membimbing dan membantu segala aktivitas praktikan selama berada di SMA Negeri 8 Malang, 4. Mamik Sri Mulyani, M.Pd selaku guru Bimbingan Konseling (BK) di SMA Negeri 8 Malang yang telah memberikan bimbingan dan saran yang membangun selama tahap persiapan sampai pada akhir pelaksanaan PPL, khususnya dalam kegiatan layanan studi kasus, 5. Dra. Liliek Triani, M.KPd. selaku guru pamong yang telah banyak membimbing dan memberikan saran kepada praktikan selama melakukan PPL di SMA Negeri 8 Malang, 6. Bapak/ Ibu guru, pegawai dan staf karyawan SMA Negeri 8 Malang yang telah banyak mendukung dan membantu pelaksanaan PPL praktikan, 7. Saudara Saiful Anwar (nama fiktif) selaku klien dalam kegiatan layanan studi kasus yang telah bersedia memberikan informasi dan melaksanakan segala ii studi kasus oleh praktikan, aktivitas dalam rangka pemberian layanan
4 8. Rekan-rekan mahasiswa peserta PPL di SMA Negeri 8 Malang yang telah banyak membantu bertukar pikiran dan informasi dalam pelaksanaan dan penulisan laporan layanan studi kasus. 9. Para peserta didik di SMA Negeri 8 Malang, khususnya kelas X-2 yang telah memberikan tanggapan positif dan kerjasamanya terhadap pelaksanaan PPL dan layanan studi kasus yang praktikan laksanakan. Harapan praktikan, semoga laporan ini dapat bermanfaat sebagai bahan analisis bagi praktikan, rekan-rekan mahasiswa PPL serta guru matapelajaran biologi di SMA Negeri 8 Malang untuk memperbaiki kekurangan di masa mendatang. Praktikan menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, praktikan senantiasa membuka lebar tempat untuk kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata, praktikan ucapkan terima kasih.
Malang, 4 April 2012
Praktikan
ABSTRAK iii Kasus Kesulitan Belajar Biologi Putri, Nur Indah Malita. 2012. Layanan Studi Pada Siswa Kelas X-2 Di SMA Negeri 8 Malang. Studi Kasus, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang. Kata kunci : Studi kasus, kesulitan belajar, biologi
5
Layanan studi kasus kesulitan belajar bidang studi adalah upaya mengenal, memahami dan menetapkan siswa yang mengalami kesulitan belajar, khususnya kesulitan belajar bidang studi, dengan kegiatan mengidentifikasi, mendiagnosis, memprognosis, dan memberikan pertimbangan pemecahan masalah. Langkah-langkah studi kasus kesulitan belajar biologi meliputi: dokumentasi nilai kelas, penentuan siswa klien studi kasus, identifikasi kasus melalui observasi, angket, dan wawancara, diagnosis masalah belajar siswa, prognosis (mengusulkan beberapa jenis bantuan), pemberian bantuan, follow up (menindaklanjuti pemberian bantuan). Alasan pemilihan siswa adalah: (1) Nilai ulangan siswa klien cukup rendah dan jauh jika dibandingkan dengan siswa yang lain (seringnya di bawah KKM) dan tidak menunjukkan adanya peningkatan, (2) Kurang disiplin dalam hal mengumpulkan tugas, jarang mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru, (3) Sering tidak mengikuti pelajaran Biologi, disebabkan oleh acara ekstrakulikuler ataupun alasan yang lain, (4) Siswa sering tidak berkonsentrasi (fokus) ketika guru menjelaskan, serta kurang aktif dalam proses diskusi kelas dan diskusi di dalam kelompok, (5) Siswa sering diajak berbicara dan bercanda oleh temanteman di sekitarnya ketika kegiatan belajar mengajar bahkan saat ulangan sedang berlangsung. Bantuan yang diberikan kepada siswa meliputi: (1) penerapan model pembelajaran yang menuntut siswa untuk aktif, yaitu melalui model pembelajaran cooperative learning diskusi-presentasi, (2) pengaturan kelompok yang menempatkan siswa yang bersangkutan dengan siswa yang lebih aktif untuk memotivasi keaktifan siswa tersebut, (3) penempatan posisi kelompok dengan menjauhkan siswa dari teman-teman yang sering mengganggu kegiatan belajarnya di kelas, (4) pemantapan materi pelajaran biologi dilakukan oleh praktikan dengan cara memberikan pelajaran tambahan kepada siswa tentang materi biologi yang belum dipahaminya di luar jam sekolah. Hasil observasi praktikan menunjukkan adanya perubahan yang positif dari diri siswa yaitu siswa menjadi lebih aktif untuk bertanya, mengemukakan pendapat dalam diskusi, dan lebih fokus dalam kegiatan belajar mengajar. Kesimpulan dari pelaksanaan kegiatan layanan studi kasus yang dilakukan oleh praktikan di kelas X-2 SMAN 8 Malang adalah, terdapat siswa yang mengalami kesulitan belajar karena sering terganggu oleh teman-teman di sekitarnya serta sulit memahami materi yang berbahasa Inggris. Bantuan yang dapat diberikan oleh praktikan adalah dengan menggunakan model pembelajaran diskusi presentasi serta menempatkan siswa klien studi kasus dengan siswa lain yang lebih aktif, serta memberikan pelajaran tambahan di luar jam sekolah. DAFTAR ISI iv Halaman LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. i
6 KATA PENGANTAR....................................................................................... ii ABSTRAK........................................................................................................ iv DAFTAR ISI..................................................................................................... v BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1......................................................................
B. Pengertian Layanan Studi Kasus ................................................ 3 C. Tujuan Layanan Studi Kasus ..................................................... 4 D. Metode Pengumpulan Data......................................................... 5 E. Alasan Pemilihan Siswa.............................................................. 6 F. Konfidensialitas 7 BAB II
JABARAN ISI A. Identifikasi Kasus........................................................................ 8 B. Diagnosis
11.....................................................................
C. Prognosis
12....................................................................
D. Treatment (Pemberian Bantuan).................................................. 13 E. Follow Up (Tindak Lanjut).......................................................... 16 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
18....................................................................
B. Saran
18....................................................................
DAFTAR RUJUKAN....................................................................................... 19 LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN v A. Latar Belakang
7 Pendidikan adalah suatu proses, yaitu usaha manusia dengan penuh tanggung jawab untuk membimbing anak-anak didik menuju kedewasaan. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Oleh karena itu pihak guru dalam proses pengajaran tidak hanya menyampaikan materi pengetahuan saja tetapi lebih dari itu yakni mendidik anak didiknya agar mencapai kedewasaaan yang berguna bagi agama, dan masyarakat. Proses pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang mempunyai tujuan, yaitu diperolehnya hasil belajar pada diri siswa.
Oleh
membutuhkan
karena tenaga
itu
penyelenggaraan
pendidik
untuk
pendidikan
mengadakan
proses
belajar mengajar sehingga tercapai hasil belajar atau prestasi belajar. Hasil belajar merupakan pencapaian siswa ketika sudah menempuh suatu proses belajar. Hasil belajar dapat berupa perubahan tingkah laku, baik berbentuk kecakapan berpikir, sikap, maupun ketrampilan dalam melakukan suatu kegiatan tertentu. Tingkah laku yang baru itu misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian-pengertian baru, perubahan dalam
sikap,
kebiasaan,
ketrampilan,
pertumbuhan jasmaniah.
1
perkenalan
dan
8 Kualitas proses belajar sangat dipengaruhi oleh kualitas tenaga pengajar, tenaga pengajar yang berkualitas adalah tenaga pengajar yang memiliki 4 kompetensi dasar, yaitu kompetensi di bidang akademis, pedagogik, bidang sosial dan profesional. Oleh karena itu, Universitas Negeri Malang (UM) sebagai institusi (lembaga pendidikan) pencetak generasi bangsa berupa tenaga pendidik/pengajar berupaya untuk menyiapkan tenaga pendidik yang memiliki keempat kompetensi dasar tersebut, yaitu dengan adanya kebijakan bahwa mahasiswa UM program studi pendidikan diwajibkan mengikuti program Praktik Pengalaman Lapangan (PPL). Melalui PPL mahasiswa akan mendapat pengalaman secara langsung untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama di universitas. Sehingga, setelah menyelesaikan pendidikannya calon pendidik diharapkan akan siap secara mandiri dalam mengemban tugas guru sesuai bidangnya. Praktikan sebagai pelaku program PPL dan juga calon guru tentunya tidak hanya berkewajiban menyampaikan materi pembelajaran atau mentransfer pengetahuan saja. Tetapi juga dituntut untuk memahami kondisi peserta didik dalam penerimaan pembelajaran tersebut. Seorang guru juga diharapkan untuk peka dan tanggap terhadap masalah yang dihadapi oleh anak didiknya serta dapat menangani peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar dan mencari suatu pemecahan sebagai jalan keluarnya. Pentingnya pemahaman karakteristik peserta didik membuat praktikan tertarik untuk melakukan penelitian dalam bentuk studi kasus di SMA Negeri 8
2
9 Malang untuk mengetahui permasalahan-permasalahan bidang studi secara menyeluruh dan mendalam yang dihadapi oleh siswa serta penanganannya. Penyelenggaraan studi kasus adalah usaha yang bertujuan untuk memahami siswa sebagai individu dalam penyesuaian diri yang baik dan membantu perkembangan siswa secara optimal agar dapat membantu dalam membentuk peserta didik yang unggul. Berdasarkan pengalaman praktikan yang melaksanakan PPL di SMA Negeri 8 Malang kelas X bidang studi Biologi, ditemukan
siswa
yang
mengalami
kesulitan
belajar.
Hasil
pengamatan praktikan selama mengajar menunjukkan bahwa siswa belum dapat memahami materi pelajaran dengan baik yang dapat diketahui melalui hasil belajar yang ditunjukkan oleh siswa sejak awal pembelajaran. Dari data yang diperoleh, praktikan berusaha mengenal dan memahami siswa secara menyeluruh melalui kebiasaan belajarnya selama ini serta mengupayakan penyelesaian masalah secara optimal sesuai dengan kondisi permasalahan siswa. Berdasarkan
uraian
tersebut,
praktikan
bermaksud
melakukan layanan studi kasus kesulitan belajar Biologi dengan meneliti penyebab-penyebab siswa mengalami kesulitan belajar dan memberikan solusi pemecahannya. Praktikan mengambil judul “Layanan Studi Kasus Kesulitan Belajar Siswa pada Bidang Studi Biologi Kelas X-2 SMA Negeri 8 Malang”.
10 B. Pengertian Layanan Studi Kasus Menurut buku Petunjuk Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Keguruan Universitas Negeri Malang (2007/2008) dijabarkan bahwa layanan studi kasus kesulitan belajar bidang studi adalah upaya mengenal, memahami dan menetapkan siswa yang mengalami kesulitan belajar, khususnya kesulitan belajar bidang studi, dengan kegiatan mengidentifikasi, mendiagnosis, memprognosis, dan memberikan pertimbangan pemecahan masalah. Bogdan dan Bikien (1982) menjelaskan bahwa studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu. Surakhmad (1982) membatasi pendekatan 3 studi kasus sebagai suatu pendekatan dengan memusatkan perhatian secara intensif dan rinci. Sementara Yin (2003) memberikan penekanan
batasan pada
yang
lebih
ciri-cirinya.
bersifat
Sedangkan
teknis
Ary
dkk.
dengan (1982)
menjelaskan bahwa dalam studi kasus hendaknya peneliti berusaha
menguji
unit
atau
individu
secara
mendalam.
Mortensen (2003) mengatakan bahwa layanan studi kasus kesulitan belajar bidang studi atau bimbingan merupakan bagian dari
program
pendidikan
yang
membantu
menyediakan
kesempatan dan layanan dari staf khusus agar semua siswa dapat mengembangkan kecakapan dan kemampuan mereka sepenuhnya sesuai dengan arti konsep demokratis. Bimbingan sebagai proses layanan yang diberikan kepada setiap individu
11 membantu mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan
dalam
membuat
pilihan-pilihan,
rencana-
rencana, dan interpretasi yang diperlukan untuk penyesuaian diri yang baik. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa layanan studi kasus kesulitan belajar merupakan suatu usaha pemberian bantuan atau memberikan pertolongan pada siswa yang mempunyai permasalahan dalam proses belajarnya (anak yang mempunyai intelegensi normal tetapi menunjukkan adanya kekurangan yang penting dalam proses belajar mengajar baik dalam ingatan, perhatian ataupun fungsi motoriknya) dengan menggali informasi tentang individu yang mempengaruhi kebiasaan belajarnya. C. Tujuan Layanan Studi Kasus Layanan studi kasus kesulitan belajar yang dilakukan oleh praktikan bertujuan untuk: 1.
mengetahui dan mengenal latar belakang pribadi siswa yang mengalami
2.
4 kesulitan belajar. memahami dan menetapkan jenis dan sifat kesulitan belajar yang dialami oleh
3. 4.
siswa. mengetahui faktor-faktor penyebab siswa mengalami kesulitan belajar. membantu siswa dalam memecahkan permasalahan kesulitan belajarnya dan
5.
memberikan alternatif pemecahannya dengan baik. membantu siswa agar dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya yang sesuai dengan minat, bakat dan kemampuannya sehingga dapat mencapai prestasi yang optimal.
D. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam layanan studi kasus kesulitan belajar bidang studi, praktikan menggunakan beberapa metode sebagai berikut.
12 1. Observasi Metode ini dilaksanakan secara langsung melalui pengamatan terhadap siswa di dalam maupun di luar kelas. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui tingkah laku, sikap dan cara siswa berinteraksi dengan kawan atau guru di dalam lingkungannya. 2. Angket Metode angket yang diberikan kepada siswa yaitu dalam bentuk isian yang memuat daftar pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui data diri serta kebiasaan belajar siswa. Angket yang digunakan berupa angket jawaban tertutup dan terbuka, angket jawaban tertutup yaitu angket mengenai identitas diri siswa. Sedangkan angket jawaban terbuka yaitu berupa angket lingkungan/ sekolah (aktivitas siswa ketika proses belajar mengajar atau kegiatan ekstrakuli5 kuler), angket mengenai bidang studi biologi, angket dan check list kebiasaan belajar siswa sehingga praktikan dapat mengetahui kebiasaan positif dan negatif siswa sehari-hari serta mengungkapkan masalah belajar yang dialami siswa. 3. Dokumentasi Pengambilan data dengan dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data dari sumber-sumber tertulis. Teknik tersebut dilakukan dengan cara mempelajari dokumen atau catatan yang berhubungan dengan siswa, meliputi buku pelajaran, daftar nilai ulangan dan UTS/UAS, nilai aktivitas maupun data lainnya yang menunjang. 4. Wawancara Wawancara merupakan pengambilan data dengan mengadakan komunikasi kepada siswa dan pihak yang mengetahui keadaan siswa. Salah satu komunikasi
13 dilakukan dengan cara langsung kepada siswa yang bersangkutan dan kepada teman-teman yang mengetahui pribadi siswa serta guru-guru yang bersangkutan, bahkan ke orang tua/ walinya jika perlu. E. Alasan Pemilihan Siswa Berdasarkan pengamatan praktikan terhadap tingkah laku siswa di sekolah terutama saat berlangsungnya proses belajar mengajar dikelas, maka alasan praktikan memilih siswa antara lain: 1. Nilai ulangan cukup rendah dan jauh jika dibandingkan dengan siswa yang lain (seringnya di bawah KKM) dan tidak menunjukkan adanya peningkatan. 2. Kurang disiplin dalam hal mengumpulkan tugas, jarang mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru. 3. Sering tidak mengikuti pelajaran Biologi, disebabkan oleh acara ekstrakulikuler ataupun alasan yang lain.
6
4. Siswa sering tidak berkonsentrasi (fokus) ketika guru menjelaskan, serta kurang aktif dalam proses diskusi kelas dan diskusi di dalam kelompok. 5. Siswa sering diajak berbicara dan bercanda oleh teman-teman di sekitarnya ketika kegiatan belajar mengajar bahkan saat ulangan sedang berlangsung. F. Konfidensialitas Hal lain berkaitan dengan kegiatan layanan kesulitan belajar dan merupakan hal yang penting serta perlu diperhatikan adalah menyangkut konfidensial (kerahasiaan ) siswa. Konfidensial ini berkaitan dengan apakah halhal yang ada dalam studi kasus itu bersifat rahasia atau tidak. Identitas siswa
14 dirahasiakan dengan cara ditulis fiktif, artinya identitas siswa yang dipakai adalah samaran dan identitas yang asli menjadi catatan khusus yang hanya diketahui oleh praktikan, guru BK dan pihak sekolah.
7
15 BAB II JABARAN ISI
A. Identifikasi Kasus Dalam menyelengarakan studi kasus ini, identifikasi kasus dilakukan dengan tujuan menentukan siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar dan memerlukan bantuan dengan metode analisis dokumen, yang terdiri dari beberapa tahap yaitu sebagai berikut. 1. Pengumpulan dokumentasi nilai Praktikan mengumpulkan dokumen berupa nilai ulangan, tugas, dan aktivitas dari kelas yang dibina oleh praktikan. Nilai yang dipertimbangkan meliputi: kemampuan kognitif (nilai ulangan, tugas kelompok dan individu), kemampuan psikomotor (nilai kecakapan dalam praktikum), dan kemampuan afektif (nilai sikap dalam kegiatan belajar mengajar). Nilai yang dijadikan acuan adalah keseluruhan nilai yang didapatkan oleh praktikan ketika melaksanakan PPL di kelas X-2 SMA Negeri 8 Malang. 2. Penentuan siswa klien studi kasus Tahap ini dilakukan oleh praktikan dengan cara mencari rerata nilai, khususnya biologi dan menentukan siswa-siswa yang nilainya berada di bawah KKM. Setelah itu, praktikan menentukan salah satu siswa yang diperkirakan paling banyak memiliki nilai di bawah KKM dan akivitasnya kurang di dalam kelas ketika proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Selanjutnya, praktikan melakukan pengambilan data menggunakan angket, observasi dan wawancara untuk mendapatkan informasi yang lebih lanjut mengenai siswa dan kesulitan belajar
8
16 yang dialaminya. Berikut ini adalah hasil identifikasi yang diperoleh oleh praktikan. 1) Data angket Berdasarkan angket yang telah diisi oleh siswa, diperoleh data sebagai berikut: a. identitas siswa Nama
: Saiful Anwar (fiktif)
Nama Panggilan
: Saiful (fiktif)
Kelas
: X-2
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tempat, tanggal lahir : Mataram, 23 Maret 1996 Agama
: Islam
Alamat
: Pondok Blimbing Indah N1/ U8
Tinggal bersama
: Nenek
Status
: Anak kandung
Anak ke
: 1 dari 0 bersaudara
a. identitas orang tua Nama Ayah Pekerjaan Ayah Agama Nama Ibu Pekerjaaan Ibu Agama
: Syamsul Huda (fiktif) : Swasta : Islam : Marsyati (fiktif) : PNS : Islam
b. keterangan sekolah TK/ BA/ RA : TK Aisyah Mataram SD/ MI : SDN 2 Cakranegara, Mataram 9 20 Malang SMP/ MTs : SMPN Status ketika masuk SMA : Murid baru
17 Pernah tidak naik kelas
: Tidak pernah
Pernah tidak lulus sekolah : Tidak pernah Alasan masuk SMA
: Untuk memperoleh pendidikan yang lebih tinggi
Jurusan yang diinginkan di SMA
: IPA
Alasan
: Sesuai dengan cita-cita pekerjaan
c. keterangan kebiasaan belajar Siswa memiliki cukup waktu untuk belajar di rumah, Siswa merasa bahwa teman-teman dekatnya sering mengganggunya saat belajar di kelas, Siswa mempunyai kegiatan olahraga dan organisasi di samping membantu orang tua, Siswa mengalami kesulitan dengan pembelajaran yang menggunakan bahasa Inggris, Siswa mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran biologi pada buku teks yang dimilikinya, Siswa lebih menyukai pelajaran yang mengandung hitungan.
2) Data observasi dan wawancara Berdasarkan kegiatan observasi dan wawancara yang dilakukan oleh prak10 tikan, didapatkan keterangan sebagai berikut.
18 Nilai ulangan siswa cukup rendah dan jauh jika dibandingkan dengan siswa yang lain (seringnya di bawah KKM) dan tidak menunjukkan adanya peningkatan. Siswa
kurang
disiplin
dalam
hal
mengumpulkan
tugas,
jarang
mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru. Siswa sering tidak mengikuti pelajaran Biologi, disebabkan oleh adanya acara ekstrakulikuler ataupun alasan yang lain. Siswa sering tidak berkonsentrasi (fokus) ketika guru menjelaskan, serta kurang aktif dalam proses diskusi kelas dan diskusi di dalam kelompok. Siswa sering diajak berbicara dan bercanda oleh teman-teman di sekitarnya ketika kegiatan belajar mengajar bahkan saat ulangan sedang berlangsung. B. Diagnosis Berdasarkan hasil dokumentasi dan angket yang diisi oleh siswa, diketahui bahwa permasalahan yang dialami siswa adalah lingkungan di sekitarnya ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu teman-teman dekatnya yang selalu mengajaknya untuk membicarakan hal lain selain materi pelajaran dan sering mengajaknya untuk bercanda ketika berdiskusi kelompok ataupun ketika sedang mengerjakan ulangan. Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh praktikan menunjukkan hal yang sama. Menurut hasil wawancara dan observasi yang dilakukan praktikan terhadap siswa, siswa tersebut tidak memiliki permasalahan dengan proses belajar individunya. Siswa memiliki daya serap yang cukup baik terhadap materi pelajaran Biologi secara umum jika tidak menggunakan bahasa 11 Inggris. Sehingga, praktikan dapat menyimpulkan bahwa permasalahan belajar
19 yang dialami siswa adalah ketika siswa belajar di dalam kelas, terutama pada pelajaran biologi. Karena pada dasarnya, siswa memiliki kemauan dan waktu yang cukup untuk belajar. Permasalahan lain yang praktikan temukan dalam diri siswa adalah kesulitan siswa dalam memahami materi yang disampaikan dalam bahasa Inggris, baik yang disampaikan oleh guru ataupun dari buku pelajaran yang dimilikinya. Siswa membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memahami suatu materi yang disampaikan dalam bahasa Inggris, sehingga memperlambat proses belajarnya. C. Prognosis Langkah selanjutnya yang ditempuh oleh praktikan setelah melakukan diagnosis permasalahan siswa adalah memperkirakan jenis bantuan yang akan diberikan. Hal ini perlu dilakukan untuk merubah keadaan siswa sehingga keadaan siswa menjadi lebih baik. 1. Prediksi siswa jika tidak diberi bantuan
a. Masalah belajar Siswa akan terus menjadi seorang siswa yang pasif
dalam kegiatan
pembelajaran. Prestasi belajar siswa semakin lama akan semakin menurun. b. Masalah sosial Siswa akan terus terganggu oleh teman-temannya saat belajar di kelas. Siswa akan terus mengalami kesulitan belajar di kelas. 2. Prediksi jika siswa diberi bantuan
a. Masalah belajar
12
20 Siswa akan menjadi seorang siswa yang lebih aktif dalam proses pembelajaran. Prestasi belajar siswa akan semakin membaik. b. Masalah sosial Siswa akan menjadi lebih mudah belajar bersama teman-temannya di kelas. Siswa akan lebih berani berkomunikasi dengan guru serta teman-temannya baik di dalam maupun di luar kelas. Jenis permasalahan yang dialami siswa adalah bersifat sosial yaitu sering terganggu saat belajar di kelas. Sehingga prognosis atau perkiraan jenis bantuan yang dapat diusulkan oleh praktikan untuk mengatasi permasalahan belajar siswa adalah sebagai berikut. 1. Tindakan secara klasikal seperti menerapkan model pembelajaran dalam kelas yang menuntut keaktifan dari masing-masing siswa. 2. Pengaturan yang lebih merata untuk pembagian kelompok diskusi. 3. Tindakan secara personal seperti memberikan pelajaran tambahan di luar jam sekolah formal. D. Treatment (Pemberian Bantuan) Pemberian bantuan bertujuan untuk memberikan alternatif yang dapat ditempuh dalam mengatasi masalah siswa sehingga dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Berdasarkan permasalahan belajar yang dialami siswa, yaitu permasalahan sosial dengan teman-temannya saat belajar di kelas, maka praktikan melakukan treatment (pemberian bantuan) berupa: 1. Penerapan model pembelajaran yang menuntut siswa untuk aktif 13
21 Model pembelajaran yang dilakukan oleh praktikan adalah model pembelajaran cooperative learning diskusi-presentasi. Model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompakpartisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 – 5 orang, siswa heterogen (kemampuan, gender, karekter), ada kontrol dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi. Sintaks pembelajaran koperatif adalah informasi, pengarahan-strategi, membentuk kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok, dan pelaporan (Suherman, 2008). Tujuan praktikan dalam mengusulkan model pembelajaran tersebut adalah untuk mengakomodasi siswa studi kasus yang memiliki masalah dengan keaktifan di dalam kelas saat proses pembelajaran berlangsung. Praktikan memberikan lembar kerja (worksheet) yang berisi soal-soal untuk membimbing siswa dalam kelompok menemukan konsep-konsep biologi pada materi yang dipelajari. Siswa harus menjawab semua soal yang ada dengan cara berdiskusi dengan anggota kelompoknya untuk kemudian dipresentasikan di kelas. Praktikan memberikan sedikit modifikasi dalam model pembelajaran ini yaitu dengan memberikan soalsoal yang berbeda untuk beberapa kelompok dari beberapa submateri yang ada. Tujuannya adalah supaya setiap siswa dalam kelompok dapat bertanggungjawab dalam menyampaikan materi yang mereka miliki kepada teman-temannya yang lain, terutama siswa studi kasus. Bantuan ini bersifat klasikal yaitu dengan melibatkan semua anggota kelas,
14
22 tidak hanya siswa studi kasus secara individual. Karena menurut praktikan, masalah yang dialami siswa adalah ketika belajar bersama teman-temannya di kelas, bukan secara individu. Praktikan melakukan perlakuan dan observasi secara berkala terhadap siswa studi kasus selama melaksanakan model pembelajaran tersebut untuk tetap fokus kepada siswa studi kasus dan terus memantau serta membimbing perkembangan siswa tersebut. 2. Pengaturan kelompok Pengaturan kelompok disini adalah praktikan menentukan anggota kelompok dalam melakukan diskusi. Penentuan anggota kelompok disesuaikan dengan jenis kelamin, kemampuan akademik, sosial, dan karakter dari masingmasing siswa. Dalam hal ini, praktikan menempatkan siswa yang bersangkutan dengan siswa yang lebih aktif untuk memotivasi keaktifan siswa tersebut. Praktikan tidak memasukkan teman-teman siswa studi kasus yang sering mengganggunya dalam kelompok yang sama sebagai salah satu bentuk bantuan kepada siswa studi kasus yaitu pencegahan siswa tersebut terganggu lagi oleh teman-temannya, sehingga siswa studi kasus dapat lebih fokus terhadap diskusi kelompok dan lebih aktif saat diskusi kelas. 3. Penempatan posisi kelompok Penempatan posisi kelompok yang dilakukan oleh praktikan adalah dengan cara menjauhkan posisi kelompok siswa studi kasus dari kelompok teman-teman yang sering mengganggunya. Hal ini juga merupakan salah satu upaya pencegahan agar siswa studi kasus tidak lagi terganggu oleh teman-temannya saat belajar di kelas.
15
23 4. Pemantapan materi pelajaran biologi Pemantapan materi dilakukan oleh praktikan dengan cara memberikan pelajaran tambahan kepada siswa tentang materi biologi yang belum dipahaminya di luar jam sekolah. Perlakuan ini merupakan bentuk bantuan alternatif jika siswa studi kasus masih membutuhkannya setelah kegiatan belajar di kelas dilakukan. Perlakuan ini tidak sering dilakukan oleh praktikan dikarenakan adanya kendala yaitu waktu siswa yang tidak memungkinkan untuk melakukannya karena siswa mengikuti banyak aktivitas ekstrakulikuler setelah sekolah. E. Follow Up (Tindak Lanjut) Tindak lanjut (Follow Up) adalah usaha yang ditempuh praktikan untuk memantau perubahan siswa setelah mendapat bantuan dalam memecahkan masalahnya. Tindak lanjut yang dilakukan adalah terus memantau perkembangan belajar siswa dengan mengobservasi tingkah laku pada saat melaksanakan bantuan serta dengan mengadakan wawancara dengan siswa secara langsung, teman siswa, serta guru. Dengan bantuan layanan studi kasus yang diberikan, diharapkan terjadi perubahan yang positif pada siswa sehingga timbul motivasi untuk memanfaatkan waktu seefektif mungkin untuk belajar dengan tekun, berupaya untuk dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa, dan diharapkan siswa dapat lebih aktif dalam diskusi kelas, sehingga hal ini juga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah. Selama proses bantuan dilakukan oleh praktikan, hasil observasi praktikan menunjukkan adanya perubahan yang positif dari diri siswa yaitu siswa menjadi lebih aktif untuk bertanya, mengemukakan pendapat dalam diskusi, dan lebih fokus dalam kegiatan belajar mengajar. Namun, perkembangan sikap pada diri siswa
16
13
24 harus terus diamati. Mengingat keterbatasan waktu PPL yang hanya berlangsung selama 3 bulan, maka tindak lanjut layanan studi kasus siswa tidak dapat dilaksanakan secara optimal. Sehingga dalam memantau perkembangan dan kemajuan siswa, selanjutnya diserahkan kepada bapak/ ibu guru BK, guru matapelajaran, dan wali kelas untuk dapat menindak lanjuti kegiatan layanan studi kasus siswa tersebut.
17 14
25 BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan penjelasan yang telah dijabarkan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Layanan studi kasus kesulitan belajar biologi merupakan kegiatan identifikasi permasalahan belajar siswa terhadap matapelajaran biologi serta pemberian bantuan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. 2. Faktor penyebab kesulitan belajar yang dialami siswa adalah sulitnya untuk fokus dalam kegiatan belajar mengajar karena sering terganggu oleh temantemannya yang selalu mengajaknya bercanda, dan kesulitan siswa dalam memahami materi yang disampaikan dalam bahasa Inggris. 3. Bantuan yang dapat diberikan oleh praktikan adalah dengan menggunakan model pembelajaran diskusi presentasi serta menempatkan siswa studi kasus dengan siswa lain yang lebih aktif. B. Saran 1. Bagi siswa, dianjurkan untuk lebih aktif dalam menanyakan kejelasan suatu materi pelajaran kepada guru yang bersangkutan untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal. 2. Bagi guru bidang studi dan wali kelas, diharapkan untuk lebih dapat memantau dan memberikan perhatian khusus kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar. 3. Bagi orang tua/ wali, diharapkan untuk lebih memberikan perhatian kepada kegiatan belajar siswa di rumah.
18
26 DAFTAR RUJUKAN Ary, D. dkk. (Furhan, A, Penterjemah). 1982. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Bogdan, R.C & Biklen, S.K. 1982. Methods of Social Research. Boston: Allyn and Bacon, Inc. Mortensen D. G & Schukuller, A.M (2003). Guidance and to Day’s School. New York: John Wiley & Sons Inc. Suherman, Erman. 2008. Model Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Kompetensi Siswa. (Online), (www.pkab.wordpress.com/ model_pembelajaran_ berorientasi_kompetensi_siswa, diakses pada tanggal 10 April 2012) Surakhmad, W. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode, dan Teknik. Bandung: Tarsito UPT PPL. 2009. Buku Petunjuk Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Keguruan. Malang: Universitas Negeri Malang. Yin, R.K. 2003. Case Study Research: Design and Methods (3rd ed.). California: Sage Publications.
19
27 LAMPIRAN Dokumentasi Pelaksanaan Bantuan Tingkat Klasikal (Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Diskusi-Presentasi)
28