Laporan Praktik Belajar Lapangan (PBL)
Hari
: Jumat
MK. Perencanaan Program Gizi (PPG)
Tanggal
: 30 Desember 2016
DESA PINANG SEBATANG KECAMATAN TUALANG KABUPATEN SIAK
Oleh :
Fachma Dini Hayati
(PO711341114 011)
Khusnul Khotimah
(PO711341114 015)
Nindy Arliatama Putri
(PO711341114 060) 060)
Putri Andani
(PO711341114 027)
Riva Indragiri Pramasela
(PO711341114 066)
Tri Yolanda Karnita
(PO711341114 072)
Verawati
(PO711341114 036) TK III D3 Gizi
Dosen Pembimbing :
Dr. Aslis Wirda Hayati, SP, M.Si
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU JURUSAN GIZI 2016
PRAKTIK LAPANGAN PERENCANAAN PERENCANAAN BELAJAR (PBL) PROGRAM
LAPORAN PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL) PERENCANAAN PROGRAM GIZI (PPG)
(24 s/d 28 Oktober 2016)
DESA PINANG SEBATANG, KECAMATAN TUALANG KABUPATEN SIAK PROVINSI RIAU
Telah mendapat persetujuan dari Dosen Pembimbing :
Mengetahui,
Ketua Jurusan Gizi,
Dosen Pembimbing
Poltekkes Kemenkes Riau
Ir. Mangapul Banjarnahor, M.Kes NIP.
Dr. Aslis Wirda Hayati, SP, M.Si NIP.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kelancaran kepada penulis karena rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Perencanaan Program Gizi (PPG) Semester V dengan baik. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Ir. Mangapul Banjarnahor, M.Kes selaku Ketua Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Riau. 2. Ibu Dr. Aslis Wirda Hayati, SP, M.Si selaku
pembimbing
yang
telah
memberikan saran dan masukan dalam penyusunan laporan ini. 3. Semua pihak yang telah ikut membantu dalam proses penyusunan laporan ini. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari semua pihak. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.
Pekanbaru, Desember 2016
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................
i
KATA PENGANTAR .......................................................................................
ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................
iii
DAFTAR TABEL .............................................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................
v
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................
vi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................
1
1.1. Latar Belakang .............................................................................................
1
1.2.Tujuan ...........................................................................................................
2
1.2.1. Tujuan Umum.....................................................................................
2
1.2.2. Tujuan Khusus.................................................................................... 1.3.Manfaat ....................................................................................................... 1.4.Sasaran ........................................................................................................ BAB II HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN ............................................
4
2.1. Gambaran Umum Desa ................................................................................
4
2.1.1. Letak dan Luas Wilayah ..................................................................
4
2.1.2. Struktur Organisasi Desa ...................................................................
4
2.1.4. Kependudukan ...................................................................................
4
2.2. Perencanaan Pelaksanaan Kegiatan ........................................................... 2.2.1. Masalah Gizi dan Kesehatan. .. ..........................................................
5
2.2.2. Plan of Action (POA) .. .....................................................................
7
2.2.3. Anggaran.. ..........................................................................................
9
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................... 28 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 46
4.1. Kesimpulan ........................................................................................... 46 4.2. Saran ..................................................................................................... 46 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... LAMPIRAN ...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Program perbaikan gizi merupakan bagian integral dari program kesehatan yang mempunyai peranan penting dalam menciptakan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya. Departemen Kesehatan RI sampai beberapa dekade hingga saat ini telah melakukan upaya perbaikan gizi namun hasil intervensinya belum maksimal, ditunjukkan dengan masih tingginya masalah gizi kurang di Indonesia (Depkes RI, 2007). Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan bahwa upaya perbaikan gizi bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi perorangan dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi, peningkatan akses mutu pelayanan gizi dan kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi. Upaya pembinaan gizi dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan sesuai dengan perkembangan masalah gizi, pentahapan dan prioritas pembangunan nasional. Pemantauan pertumbuhan dan status gizi anak di masyarakat telah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1978 melalui program Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK). Perkembangan selanjutnya kegiatan UPGK diintegrasikan dalam pos pelayanan terpadu (Posyandu). Posyandu mempunyai peran penting sebagai salah satu kegiatan sosial bagi ibu-ibu untuk memantau tumbuh kembang anak (Satoto dkk, 2002:17-23). Tujuan posyandu adalah untuk mempercepat penurunan angka kematian bayi dan balita, disamping itu posyandu merupakan strategi yang tepat untuk menjaga kelangsungan hidup anak sejak dalam kandungan sampai usia balita dan untuk membina tumbuh kembang anak baik fisik maupun mental (Departemen Dalam Negeri RI 2001) Sebagai negara berkembang, selain gizi kurang, Indonesia juga masih menghadapi masalah gizi lebih. Secara nasional masalah gemuk pada anak usia 512 tahun masih tinggi yaitu 18,8%, terdiri dari gemuk 10% dan sangat gemuk (obesitas) 8,8%. Prevalensi gemuk terendah di Nusa Tenggara Timur (8,7%) dan tertinggi di DKI Jakarta (30,1%). Sebanyak 14 Provinsi dengan prevalensi sangat
gemuk di atas nasional, yaitu Kalimantan Tengah, Jawa Timur, Banten, Kalimantan Timur, Bali, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Jambi, Papua, Bengkulu, Bangka Belitung, Lampung dan DKI Jakarta (Riskesdas, 2013). Salah satu permasalahan kesehatan di Indonesia adalah kematian anak berusia di bawah lima tahun (Balita). Angka kematian balita di negara-negara berkembang khususnya di Indonesia masih cukup tinggi. Salah satu penyebab yang sangat terlihat di antaranya karena keadaan gizi yang kurang baik atau bahkan buruk. Masalah gizi disebabkan oleh banyak faktor yang saling terkait. Secara langsung masalah gizi khususnya gizi kurang dipengaruhi oleh asupan makanan dan penyakit infeksi. Namun, masalah pokok dari munculnya gizi kurang ini adalah kemiskinan,
rendahnya
pendidikan
sehingga
menyebabkan
kurangnya
pengetahuan. Badan kesehatan dunia (WHO) memperkirakan bahwa 54% kematian anak disebabkan oleh keadaan gizi yang buruk. Sementara masalah gizi di Indonesia mengakibatkan lebih dari 80% kematian anak (WHO, 2011). Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian perinatal (AKP) di Indonesia masih yang tertinggi di Asean dan salah satu penyebab kematiannya adalah karena anemia dan penyakit infeksi yang bisa terjadi saat ibu hamil.Untuk mencegah
terjadinya anemia
ibu
hamil
perlu
mengkonsumsi
zat
besi
sesuai kebutuhan. Kebutuhan wanita hamil akan Fe meningkat sebesar 200-300% untuk pembentukan plasenta dan sel darah merah. Jika ibu hamil kurang mengkonsumsi Fe, maka akan mengakibatkan anemia pada ibu hamil. Menurut Riskesdas 2013, tingkat konsumsi Fe untuk ibu hamil di Indonesia sebesar 89,1%. Anemia pada kehamilan akan membahayakan ibu dan anak, karena akan mengakibatkan gangguan penyaluran oksigen dan zat makanan dari ibu ke plasenta dan janin yang mempengaruhi fungsi plasenta. Fungsi plasenta yang menurun dapat mengakibatkan gangguan tumbuh kembang janin. Menurut WHO, 4% kematian pada ibu di Negara yang sedang berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Kejadian anemia di Indonesia juga menunjukkan angka yang cukup tinggi yaitu 63,5% ibu hamil menderita anemia. Kader posyandu memegang salah satu kendali dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, dimana mereka berperan dalam memberikan penjelasan dan menanamkan
pengetahuan
ke
masyarakat
tentang
pentingnya
menjaga
kesehatan kususnya di bidang gizi. Peran mereka yang sangat penting ini perlu di barengi dengan kemampuan mereka dalam melakukan pengukuran terhadap status gizi. Kemampuan ini yang akan membantu memudahkan mereka dalam melakukan intepretasi terhadap status gizi anak dan dalam melakukan intervensi kepada orang tua jika didapati seorang anak memiliki status gizi yang buruk. Selain itu salah satu penyebab terjadinya kasus gizi kurang pada masyarakat
adalah
kurang
berfungsinya
lembaga-lembaga
sosial
dalam
masyarakat, seperti posyandu sering berakibat pengetahuan gizi pada ibu hamil dan anak tidak berjalan sebagai mana mestinya. (Sukirman, 2000:8). Kelancaran kegiatan
posyandu
diduga
sangat
erat
kaitannya
dengan keaktifan kader
sebagai pelaksananya (Depdagri, 1999) Prevalensi balita gizi buruk merupakan indikator Millenium Development Goals (MDGs) yang harus dicapai di suatu daerah (Kabupaten/Kota) pada tahun 2016, yaitu terjadinya penurunan prevalensi balita gizi buruk menjadi 3,6% atau kekurangan gizi pada anak balita menjadi 15,5% (Bappenas, 2010). Gizi Buruk tingkat berat di Kelurahan Tualalang sampai saat ini masih ditemukan dan menjadi masalah yang harus diperhatikan oleh pihak tenaga kesehatan maupun pemerintah setempat. Kelurahan Tualang adalah sebuah Kelurahan di Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Propinsi Riau, Indonesia. Dinas Kesehatan Kabupaten Tualang merupakan bagian dari Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Siak yang bertanggungjawab dalam pengelolaan program kesehatan termasuk di dalamnya program perbaikan gizi di tingkat Kabupaten dan Kelurahan Tualang yang akan menjadi fokus utama kelompok dalam kegiatan PBL ini. Program perbaikan gizi masyarakat dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya adalah pemberian makanan tambahan, pemberian vitamin, pemberian Fe, penyuluhan tentang edukasi gizi seimbang, senam untuk lansia dan lain-lain yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakat khususnya bagi kelompok rentan gizi. Berdasarkan permasalahan di atas, maka kami ingin melakukan atau menerapkan praktik pelaksanaan perencanaan program gizi yang sebelumnya di dahulukan dengan pengambilan data dan kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan
kegiatan intervensi gizi secara efektif dan efisien dengan tujuan memperbaiki masalah gizi di Desa Pinang Sebatang sesuai dengan harapan.
1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menguasai dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan gizi dan kesehatan secara langsung kepada masyarakat melalui kompetensi keilmuan dibidang perencanaan program gizi.
1.2.2 Tujuan Khusus
1) Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah terhadap sekumpulan data yang berkaitan dengan masalah gizi 2) Mahasiswa mamu melakukan analisis masalah yaitu mampu memahami masalah secara jelas dan spesifik sehingga mempermudah alternatif pemecahannya. 3) Mahasiswa mampu menentukan kegiatan perbaikan gizi berdasarkan analisis masalah yang secara langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan upaya peningkatan status gizi masyarakat. 4) Mahasiswa mampu melaksanakan suatu kegiatan program perbaikan gizi di masyarakat. 5) Mahasiswa mampu melakukan pemantauan dan evaluasi yaitu melakukan suatu kegiatan pengawasan secara periodik terhadap pelaksanaan kegiatan program perbaikan gizi dalam menentukan besarnya input yang diberikan, proses yang berjalan maupun hasil yang dicapai (output ).
1.3 Manfaat
1.4 Sasaran
Ibu-ibu Hamil
Ibu Bayi dan Balita
Lansia
BAB II HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN
2.2. Perencanaan Pelaksanaan Kegiatan 2.2.1. Masalah Gizi dan Kesehatan
2.2.2. Plan of Action (POA)
a. Deskripsi intervensi : Mahasiswa memberikan penyuluhan tentang gizi seimbang, pentingnya sarapan,mengetahui tentang hidup sehat. b. Tujuan Umum & Khusus :
2.2.3 Anggaran