LAPORAN PENDAHULUAN CA PARU/ KANKER PARU Browse » Home Home » » Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Lengkap » LAPORAN PENDAHULUAN CA PARU KANKER PARU
LAPORAN PENDAHULUAN CA PARU/ KANKER PARU A. DEFINISI KANKER PARU
Kanker paru adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran napas atau epitel bronkus. Terjadinya kanker ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak normal, tidak terbatas terbatas,, dan merusak merusak sel-sel sel-sel jaringa jaringan n yang yang normal. normal. Proses Proses kegana keganasan san pada pada epitel epitel bronkus didahului oleh masa pra kanker. Perubahan pertama yang terjadi pada masa prakanker disebut metaplasia skuamosa yang ditandai dengan perubahan bentuk epitel dan menghilangnya silia (Robbin & Kumar, 200!.
Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel " sel yang mengalami proli#erasidalam paru ($nder%ood, Patologi, 2000!.
Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalm jaringan paru-pa paru-paru ru dapat dapat disebab disebabkan kan oleh oleh sejumlah sejumlah karsino karsinogen, gen, lingkun lingkungan gan,, terutama terutama asap asap rokok ( uryo, 20'0!.
B. ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO KANKER PARU
eperti eperti umumnya umumnya kanker kanker yang yang lain, lain, penyebab penyebab yang yang pasti pasti dari kanker paru belum belum dike diketa tahu hui, i, tapi tapi papa papara ran n atau atau inha inhala lasi si berk berkep epan anja jang ngan an suat suatu u at at yang ang bers bersi# i#at at
karsinogenik merupakan #aktor penyebab utama disamping adanya #aktor lain seperti kekebalan tubuh, genetik, dan lain-lain ()min, 200*!. a. +erokok +enurut an outte, merokok merupakan #aktor yang berperan paling penting, yaitu / dari seluruh kasus ( 1ilson, 200/!. Rokok mengandung lebih dari 000 bahan kimia, diantaranya telah diidenti#ikasi dapat menyebabkan kanker. Kejadian kanker paru pada perokok dipengaruhi oleh usia mulai merokok, jumlah batang rokok yang diisap seti setiap ap
hari hari,,
lama lamany nya a
kebi kebias asaa aan n
mero meroko kok, k,
dan dan
lama lamany nya a
berhe erhent ntii
mero meroko kok k
(toppler,20'0!. b. Perokok pasi# emakin emakin banyak banyak orang orang yang yang tertarik tertarik dengan dengan hubung hubungan an antara antara perokok perokok pasi#, pasi#, atau atau mengisap asap rokok yang ditemukan oleh orang lain di dalam ruang tertutup, dengan risiko risiko terjadi terjadinya nya kanker kanker paru. paru. 3eberap 3eberapa a penelit penelitian ian telah telah menunju menunjukkan kkan bah%a bah%a pada pada orang-orang yang tidak merokok, tetapi mengisap asap dari orang lain, risiko mendapat kanker paru meningkat dua kali (1ilson, 200/!. 4. Polusi udara Kematian akibat kanker paru juga berkaitan dengan polusi udara, tetapi pengaruhnya ke4il bila dibandingkan dengan merokok kretek. Kematian akibat kanker paru jumlahnya dua kali lebih banyak di daerah perkotaan dibandingkan dengan daerah pedesaan. 3ukti 3ukti stati statist stik ik juga juga menya menyata takan kan bah% bah%a a peny penyaki akitt ini ini lebih lebih sering sering ditem ditemuka ukan n pada pada masyarakat dengan kelas tingkat sosial ekonomi yang paling rendah dan berkurang pada mereka dengan kelas yang lebih tinggi. al ini, sebagian dapat dijelaskan dari kenyataan bah%a kelompok sosial ekonomi yang lebih rendah 4enderung hidup lebih dekat dekat denga dengan n tempa tempatt peke pekerja rjaan an merek mereka, a, tempa tempatt udar udara a kemun kemungk gkina inan n besa besarr lebih lebih ter4e ter4emar mar oleh polus polusi. i. uat uatu u kars yang ditemuka ditemukan n dalam dalam udara udara polusi polusi (juga (juga karsin inog ogen en yang ditemukan pada asap rokok! adalah 5, benpiren (1ilson, 200/!. d. Paparan at karsinogen 3ebe 3ebera rapa pa at at karsi seperti asbestos asbestos,, uranium, uranium, radon, radon, arsen, arsen, kromium, kromium, nikel, nikel, karsino noge gen n seperti polisiklik hidrokarbon, dan 6inil klorida dapat menyebabkan kanker paru ()min, 200*!. Risiko kanker paru di antara pekerja yang menangani asbes kira-kira sepuluh kali lebih
besar daripada masyarakat umum. Risiko kanker paru baik akibat kontak dengan asbes maupun uranium meningkat kalau orang tersebut juga merokok. e. 7iet 3eberapa penelitian melaporkan bah%a rendahnya konsumsi terhadap betakarotene, selenium, dan 6itamin ) menyebabkan tingginya risiko terkena kanker paru ()min, 200*!. #. 8enetik Terdapat bukti bah%a anggota keluarga pasien kanker paru berisiko lebih besar terkena penyakit ini. Penelitian sitogenik dan genetik molekuler memperlihatkan bah%a mutasi pada protoonkogen dan gen-gen penekan tumor memiliki arti penting dalam timbul dan berkembangnya kanker paru. Tujuan khususnya adalah pengakti#an onkogen (termasuk juga gen-gen K-ras dan myc !, dan menonakti#kan gen-gen penekan tumor (termasuk gen rb, p53, dan 97K:2! (1ilson, 200/!. g. Penyakit paru Penyakit paru seperti tuberkulosis dan penyakit paru obstrukti# kronik juga dapat menjadi risiko kanker paru. eseorang dengan penyakit paru obstrukti# kronik berisiko empat sampai enam kali lebih besar terkena kanker paru ketika e#ek dari merokok dihilangkan (toppler, 20'0!.
Faktor Risiko Kanker Paru
;aki-laki
$sia lebih dari 0 tahun
Pengguna tembakau (perokok putih, kretek atau 4erutu!
idup atau kontal erat dengan lingkungan asap tembakau (perokok pasi#!
Radon dan asbes
;ingkungan industri tertentu
3eberapa at kimia organi4
Radiasi dari pekerjaan, obat-obatan, lingkungan
Polusi udara
Kekurangan 6itamin ) dan 9
C. KLASIFIKASI KANKER PARU
Kanker paru dibagi menjadi kanker paru sel ke4il ( small cell lung cancer , 9;9! dan kanker paru sel tidak ke4il ( non-small lung cancer, :9;9!. Klasi#ikasi ini digunakan untuk menentukan terapi. Termasuk didalam golongan kanker paru sel tidak ke4il adalah epidermoid, adenokarsinoma, tipe-tipe sel besar, atau 4ampuran dari ketiganya. a. Karsinoma sel skuamosa (epidermoid) +erupakan tipe histologik kanker paru yang paling sering ditemukan, berasal dari permukaan epitel bronkus. Perubahan epitel termasuk metaplasia, atau displasia akibat merokok jangka panjang, se4ara khas mendahului timbulnya tumor. Karsinoma sel skuamosa biasanya terletak sentral di sekitar hilus, dan menonjol ke dalam bronki besar. 7iameter tumor jarang melampaui beberapa sentimeter dan 4enderung menyebar se4ara langsung ke kelenjar getah bening hilus, dinding dada, dan mediastinum. Karsinoma ini lebih sering pada laki-laki daripada perempuan (1ilson, 200/!. b. Adenokarsinoma +emperlihatkan susunan selular seperti kelenjar bronkus dan dapat mengandung mukus. Kebanyakan jenis tumor ini timbul di bagian peri#er segmen bronkus dan kadang-kadang dapat dikaitkan dengan jaringan parut lokal pada paru dan #ibrosis interstisial kronik. ;esi sering kali meluas ke pembuluh darah dan lim#e pada stadium dini dan sering bermetastasis jauh sebelum lesi primer menyebabkan gejala-gejala. 4. Karsinoma bronkoalveolus 7imasukkan sebagai subtipe adenokarsinoma dalam klasi#ikasi terbaru tumor paru dari 1=. Karsinoma ini adalah sel-sel ganas yang besar dan berdi#erensiasi sangat buruk dengan sitoplasma yang besar dan ukuran inti berma4am-ma4am. el-sel ini 4enderung timbul pada jaringan paru peri#er, tumbuh 4epat dengan penyebaran ekstensi# dan 4epat ke tempat-tempat yang jauh. d. Karsinoma sel kecil $mumnya tampak sebagai massa abu-abu pu4at yang terletak di sentral dengan perluasan ke dalam parenkim paru dan keterlibatan dini kelenjar getah bening hilus dan
mediastinum. Kanker ini terdiri atas sel tumor dengan bentuk bulat hingga lonjong, sedikit sitoplasma, dan kromatin granular. 8ambaran mitotik sering ditemukan. 3iasanya ditemukan nekrosis dan mungkin luas. el tumor sangat rapuh dan sering memperlihatkan #ragmentasi dan > crush artifact ? pada sediaan biopsi. 8ambaran lain pada karsinoma sel ke4il, yang paling jelas pada pemeriksaan sitologik, adalah berlipatnya nukleus akibat letak sel tumor dengan sedikit sitoplasma yang saling berdekatan (Kumar, 200!. e. Karsinoma sel besar )dalah sel-sel ganas yang besar dan berdi#erensiasi sangat buruk dengan sitoplasma yang besar dan ukuran inti berma4am-ma4am. el-sel ini 4enderung timbul pada jaringan paru peri#er, tumbuh 4epat dengan penyebaran ekstensi# dan 4epat ke tempattempat yang jauh (1ilson, 200/!.
3entuk lain dari kanker paru primer adalah adenoma, sarkoma, dan mesotelioma bronkus. 1alaupun jarang, tumor-tumor ini penting karena dapat menyerupai karsinoma bronkogenik dan mengan4am ji%a.
CA PARU/ KANKER PARU
D. GABARAN KLINIS KANKER PARU
Pada #ase a%al kebanyakan kanker paru tidak menunjukkan gejala-gejala klinis. 3ila sudah menampakkan gejala berarti psien dalam stadium lanjut. Ge!a"a#$e!a"a %a&at 'ersi(at )
'. ;okal (tumor setempat!
3atuk baru atau batuk lebih hebat pada batuk kronis
emoptisis
+engi (%heeing, stridor! karena ada obstruksi saluran napas
Kadang terdapat ka6itas seperti abses paru
)elektasis
2. @n6asi lo4al A
:yeri dada
7ispnea karena e#usi pleura
@n6asi ke peri4ardium terjadi temponade atau aritmia
indrom 6ena 4a6a superior
indrom orner (#a4ial anhidrosis, ptosis, miosis!
uara sesak, karena penekanan pada ner6us laryngeal re4urrent
yndrome Pan4oasta karena in6asi pada pleksus brakialis dan sara# simpatis ser6ikalis 5. 8ejala penyakit metastasis A
Pada otak, tulang, hati, adrenal
;im#adenopati ser6ikal dan suprakla6ikula (sering menyertai metastasis
indrom Paraneoplastik A Terdapat pada '0 kanker paru, dengan gejala
istemik A penurunan berat badan, anoreksia, demam
ematologi A leukositosis, anemia, hiperkoagulasi
ipertro#i A osteoartropati
:eurologi4 A dementia, ataksia, tremor, neuropati peri#er
:euromiopati
Bndokrin A sekresi berlebihan hormone paratiroid (hiperkalsemia!
7ermatologi A eritema multi#orm, hyperkeratosis, jari tabuh
Renal A syndrome o# inappropriate andiureti4 hormone (@)7! . )simtomatik dengan kelainan radiologist A
ering terdapat pada perokok dengan PP=KC9=P7 yang terdeteksi se4ara radiologis
Kelainan berupa nodul soliter
E. ANIFESTASI KLINIS KANKER PARU
8ejala-gejala kanker paru yaituA '. 8ejala a%al. tridor lokal dan dispnea ringan yang mungkin disebabkan oleh obstruksi pada bronkus. 2. 8ejala umum. a. 3atuk A Kemungkinan akibat iritasi yang disebabkan oleh massa tumor. 3atuk
mulai
sebagai batuk kering tanpa membentuk sputum, tetapi berkembang sampai titik dimana dibentuk sputum yang kental dan purulen dalam berespon terhadap in#eksi sekunder. b. emoptisis A putum bersemu darah karena sputum melalui permukaan tumor
yang
mengalami ulserasi. 4. )noreksia, lelah, berkurangnya berat badan.
F. PATOFISIOLOGI KANKER PARU
7ari etiologi yang menyerang per4abangan segmenC sub bronkus menyebabkan 4ilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. 7engan adanya pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia,hyperplasia dan displasia. 3ila lesi peri#er yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura, biasa timbul e#usi pleura, dan bisa diikuti in6asi langsung pada kosta dan korpus 6ertebra. ;esi yang letaknya sentral berasal dari salah satu 4abang bronkus yang terbesar. ;esi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan supurasi di bagian distal. 8ejala " gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam, dan dingin.1heeing unilateral dapat terdengan pada auskultasi. Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase, khususnya pada hati. Kanker paru dapat bermetastase ke struktur " struktur terdekat seperti kelenjar lim#e, dinding eso#agus, peri4ardium, otak, tulang rangka.
G. PATH*A+ KANKER PARU
PATHWAY CA PARU/ KANKER PARU
H. TINGKATAN KANKER PARU
Tingkatan (staging! Kanker paru ditentukan oleh tumor (T!, keterlibatan kalenjer getah bening (:! dan penyebaran jauh (+!. 3eberapa pemeriksaan tambahan harus dilakukan dokter spesialis paru untuk menentukan staging penyakit. Pada pertemuan pertama akan dilakukan #oto toraks (poto polos dada!. Dika pasien memba%a #oto yang lebih dari ' minggu pada umumnya akan dibuat #oto yang baru. Eoto toraks hanya dapat menentukan lokasi tumor, ukuran tumor, dan ada tidaknya 4airan. Eoto toraks
belum dapat dirasakan 4ukup karena tidak dapat menentukan keterlibatan kalenjer getah bening dan metastasis luar paru. 3ahkan pada beberapa kondisi misalnya 6olume 4airan yang bnayak, paru kolaps, bagian luas yang menutup tumor, dapat memungkinkan pada #oto tidak terlihat. ama seperti pada pen4arian jenis histologis Kanker, pemeriksaan untuk menentukan staging juga tidak harus sama pada semua pasien tetapi masing-masing pasien mempunyai prioritas pemeriksaan yang berbeda yang harus segera dilakukan dan tergantung kondisinya pada saat datang.
Sta$in$ ,Pen%era!atan atau Tin$katan- Kanker Paru
taging kanker paru dibagi berdasarkan jenis histologis Kanker paru, apakah ;99 atau :;99. Tahapan ini penting untuk menentukan pilihan terapi yang harus segera diberikan pada pasien. taging berdasarkan ukuran dan lokasi A tumor primer, keterlibatan organ dalam dadaC dinding dada (T!, penyebaran kalenjer getah bening (:!, atau penyebaran jauh (+!.
Taa&an &erke'an$an kanker &aru %i'e%akan en!a%i 01 2aitu )
a. Tahapan kanker paru jenis karsinoma sel ke4il (;99!
Tahap terbatas Faitu Kanker yang hanya ditemukan pada satu bagian paru-paru saja dan pada jaringan disekitanya.
Tahap ekstensi# Faitu Kanker yang ditemukan pada jaringan dada diluar paru-paru tempat asalnya, atau Kanker yang ditemukan pada organ-organ tubuh jauh.
b. Tahap Kanker Paru Denis Karsinoma 3ukan el Ke4il (:;99!
Tahap tersembunyi +erupakan tahap ditemukannya sel Kanker pada dahak (sputum! pasien dalam sampel air saat bronkoskopi, tetapi tidak terlihat adanya tumor diparu-paru.
tadium 0 +erupakan tahap ditemukannya sel-sel Kanker hanya pada lapisan terdalam paru-paru dan tidak bersi#at in6asi#.
tadium @ +erupakan tahap Kanker yang hanya ditemukan pada paru-paru dan belum menyebar ke kalenjer getah bening sekitarnya.
tadium @@ +erupakan tahap Kanker yang ditemukan pada paru-paru dan kalenjer getah bening di dekatnya.
tasium @@@ +erupakan tahap Kanker yang telah menyebar ke daerah disekitarnya, seperti dinding dada, dia#ragma, pembuluh besar atau kalenjer getah bening di sisi yang sama ataupun sisi berla%anan dari tumor tersebut.
tadium @ +erupakan tahap Kanker yang ditemukan lebih dari satu lobus paru-paru yang sama, atau di paru-paru yang lain. el "sel Kanker telah menyebar juga ke organ tubuh lainnya, misalnya ke otak, kalenjer adrenalin , hati dan tulang.
I. PEERIKSAAN DIAGNOSTIK
'. Radiologi.
Eoto thoraG posterior " anterior (P)! dan leteral serta Tomogra#i dada. +erupakan pemeriksaan a%al sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker paru. +enggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi. 7apat menyatakan massa udara pada bagian hilus, e##use pleural, atelektasis erosi tulang rusuk atau 6ertebra.
3ronkhogra#i. $ntuk melihat tumor di per4abangan bronkus.
2. ;aboratorium.
itologi (sputum, pleural, atau nodus lim#e!. 7ilakukan untuk mengkaji adanyaC tahap karsinoma.
Pemeriksaan #ungsi paru dan 87) 7apat dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk memenuhi kebutuhan 6entilasi.
Tes kulit, jumlah absolute lim#osit. 7apat dilakukan untuk menge6aluasi kompetensi imun (umum pada kanker paru!.
5. istopatologi.
3ronkoskopi. +emungkinkan 6isualisasi, pen4u4ian bagian,dan pembersihan sitologi lesi (besarnya karsinoma bronkogenik dapat diketahui!.
3iopsi Trans Torakal (TT3!. 3iopsi dengan TT3 terutama untuk lesi yang letaknya peri#er dengan ukuran H 2 4m, sensiti6itasnya men4apai I0 " I/ .
Torakoskopi. 3iopsi tumor didaerah pleura memberikan hasil yang lebih baik dengan 4ara torakoskopi.
+ediastinosopi. $ntuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar getah bening yang terlibat.
Torakotomi. Totakotomi untuk diagnosti4 kanker paru dikerjakan bila berma4am " ma4am prosedur non in6asi# dan in6asi# sebelumnya gagal mendapatkan sel tumor.
. Pen4itraan.
9T-4anning, untuk menge6aluasi jaringan parenkim paru dan pleura.
+R
CA PARU/ KANKER PARU
3. PENATALAKSANAAN KANKER PARU
Tujuan pengobatan kanker dapat berupa A a! Kurati# +emperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatkan angka harapan hidup klien. b! Paliati#. +engurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas hidup. 4! Ra%at rumah (ospi4e 4are! pada kasus terminal. +engurangi dampak #isis maupun psikologis kanker baik pada pasien maupun keluarga. d! upoti#. +enunjang pengobatan kurati#, paliati# dan terminal sepertia pemberian nutrisi, tran#usi darah dan komponen darah, obat anti nyeri dan anti in#eksi. (@lmu Penyakit 7alam, 200' dan 7oenges, ren4ana )suhan Kepera%atan, 2000! e! Pembedahan. Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru lain, untuk mengankat semua jaringan yang sakit sementara mempertahankan sebanyak mungkin #ungsi paru "paru yang tidak terkena kanker. #! Toraktomi eksplorasi. $ntuk mengkom#irmasi diagnosa tersangka penyakit paru atau toraks khususnya karsinoma, untuk melakukan biopsy. g! Pneumonektomi (pengangkatan paru!. Karsinoma bronkogenik bilaman dengan lobektomi tidak semua lesi bisa diangkat. h! ;obektomi (pengangkatan lobus paru!. Karsinoma bronkogenik yang terbatas pada satu lobus, bronkiaktesis bleb atau bula em#isematosaJ abses paruJ in#eksi jamurJ tumor jinak tuberkulois. i! Resesi segmental. +erupakan pengankatan satau atau lebih segmen paru. j! Resesi baji. Tumor jinak dengan batas tegas, tumor metas metik, atau penyakit peradangan yang terlokalisir. +erupakan pengangkatan dari permukaan paru " paru berbentuk baji (potongan es!.
k! 7ekortikasi. +erupakan pengangkatan bahan " bahan #ibrin dari pleura 6is4elaris! l! Radiasi Pada beberapa kasus, radioterapi dilakukan sebagai pengobatan kurati# dan bisa juga sebagai terapi adju6antC paliati# pada tumor dengan komplikasi, seperti mengurangi e#ek obstruksiC penekanan terhadap pembuluh darahC bronkus. m! Kemotera#i. Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk menangani pasien dengan tumor paru sel ke4il atau dengan metastasi luas serta untuk melengkapi bedah atau terapi radiasi.
K. PENGKA3IAN KEPERA*ATAN KANKER PARU
'. )namnesis )namnesis yang lengkap serta pemeriksaan #isik merupakan kun4i untuk diagnosis tepat. Keluhan dan gejala klinis permulaan merupakan tanda a%al penyakit kanker paru. 3atuk disertai dahak yang banyak dan kadang-kadang ber4ampur darah, sesak na#as dengan suara perna#asan nyaring ( wheeing !, nyeri dada, lemah, berat badan menurun, dan anoreksia merupakan keadaan yang mendukung. 3eberapa #aktor yang perlu diperhatikan pada pasien tersangka kanker paru adalah #aktor usia, jenis kelamin, keniasaan merokok, dan terpapar at karsinogen yang dapat menyebabkan nodul soliter paru. 2. Pemeriksaan Eisik Pemeriksaan ini dilakukan untuk menemukan kelainan-kelainan berupa perubahan bentuk dinding toraks dan trakea, pembesaran kelenjar getah bening dan tanda-tanda obstruksi parsial, in#iltrat dan pleuritis dengan 4airan pleura. 5. Pemeriksaan ;aboratorium Pemeriksaan laboratorium ditujukan untuk A a. +enilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker paru. Kerusakan pada paru dapat dinilai dengan pemeriksaan #aal paru atau pemeriksaan analisis gas. b. +enilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker paru pada organ-organ lainnya.
4. +enilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker paru pada jaringan tubuh baik oleh karena tumor primernya maupun oleh karena metastasis. . Pemeriksaan Radiologi Pemeriksaan radiologi adalah pemeriksaan yang paling utama dipergunakan untuk kanker paru. Kanker paru memiliki gambaran radiologi yang ber6ariasi. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan keganasan tumor dengan melihat ukuran tumor, kelenjar getah bening, dan metastasis ke organ lain. Pemeriksaan radiologi dapat dilakukan dengan metode tomogra#i komputer. Pada pemeriksaan tomogra#i komputer dapat dilihat hubungan kanker paru dengan dinding toraks, bronkus, dan pembuluh darah se4ara jelas. Keuntungan tomogra#i komputer tidak hanya memperlihatkan bronkus, tetapi juga struktur di sekitar lesi serta in6asi tumor ke dinding toraks. Tomogra#i komputer juga mempunyai resolusi yang lebih tinggi, dapat mendeteksi lesi ke4il dan tumor yang tersembunyi oleh struktur normal yang berdekatan. /. itologi itologi merupakan metode pemeriksaan kanker paru yang mempunyai nilai diagnostik yang tinggi dengan komplikasi yang rendah. Pemeriksaan dilakukan dengan mempelajari sel pada jaringan. Pemeriksaan sitologi dapat menunjukkan gambaran perubahan sel, baik pada stadium prakanker maupun kanker. elain itu dapat juga menunjukkan proses dan sebab peradangan. Pemeriksaan sputum adalah salah satu teknik pemeriksaan yang dipakai untuk mendapatkan bahan sitologik. Pemeriksaan sputum adalah pemeriksaan yang paling sederhana dan murah untuk mendeteksi kanker paru stadium prein6asi# maupun in6asi#. Pemeriksaan ini akan memberi hasil yang baik terutama untuk kanker paru yang letaknya sentral. Pemeriksaan ini juga sering digunakan untuk skrining terhadap kanker paru pada golongan risiko tinggi. *. 3ronkoskopi etiap pasien yang di4urigai menderita tumor bronkus merupakan indikasi untuk bronkoskopi. 7engan menggunakan bronkoskop #iber optik, perubahan mikroskopik mukosa bronkus dapat dilihat berupa nodul atau gumpalan daging. 3ronkoskopi akan
lebih mudah dilakukan pada tumor yang letaknya di sentral. Tumor yang letaknya di peri#er sulit di4apai oleh ujung bronkoskop. . 3iopsi Transtorakal 3iopsi aspirasi jarum halus transtorakal banyak digunakan untuk mendiagnosis tumor pada paru terutama yang terletak di peri#er. 7alam hal ini diperlukan peranan radiologi untuk menentukan ukuran dan letak, juga menuntun jarum men4apai massa tumor. Penentuan letak tumor bertujuan untuk memilih titik insersi jarum di dinding kulit toraks yang berdekatan dengan tumor. . Torakoskopi Torakoskopi
adalah 4ara lain untuk
mendapatkan
bahan
guna pemeriksaan
histopatologik untuk kanker paru. Torakoskopi adalah pemeriksaan dengan alat torakoskop yang ditusukkan dari kulit dada ke dalam rongga dada untuk melihat dan mengambil sebahagian jaringan paru yang tampak. Pengambilan jaringan dapat juga dilakukan se4ara langsung ke dalam paru dengan menusukkan jarum yang lebih panjang dari jarum suntik biasa kemudian dilakukan pengisapan jaringan tumor yang ada
L. DIAGNOSA KEPERA*ATAN KANKER PARU
'. 3ersihan jalan na#as tidak e#ekti# bCd adanya eksudat di al6eolus 2. Pola na#as tidak e#ekti# bCd sindrom hipo6entilasi 5. 8angguan pertukaran gas bCd hipo6entilasi . Ketidakseimbangan nutrisiA kurang dari kebutuhan tubuh bCd ketidakmampuan pemasukanC men4ernaC mengabsorbsi at-at gii karena #a4tor biologis dan psikologi
CA PARU/ KANKER PARU
. RENCANA ASUHAN KEPERA*ATAN NO
'.
2.
D4. KEPERA*ATAN 3ersihan jalan na#as tidak e#ekti# bCd adanya eksudat di al6eolus
TU3UAN 5 KRITERIA HASIL ,NOCetelah dilakukan tindakan kepera%atan 5G2 jam diharapkan mampu mempertahankan kebersihan jalan na#as dengan kriteria A +endemonstrasikan batuk e#ekti# dan suara na#as yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernapas dengan mudah! +enunjukkan jalan na#as yang paten (#rekuensi perna#asan rentang normal, tidak ada suara na#as abnormal! +ampu mengidenti#ikasi dan men4egah #aktor yang dapat menghambat jalan na#as
Pola
na#as
tidak
etelah dilakukan tindakan kepera%atan e#ekti# bCd sindrom 5G2 jam diharapkan hipo6entilasi mampu mempertahankan kebersihan jalan na#as dengan kriteria A +endemonstrasikan batuk e#ekti# dan suara na#as yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernapas dengan mudah!
INTER6ENSI ,NICAir7e2 su8tion )uskultasi suara na#as sebulum dan sesudah su4tioning @n#ormasikan pada klien dan keluarga tentang su4tioning +inta klien na#as dalam sebelum su4tion dilakukan 3erikan =2 dengan menggunakan nasal untuk mem#asilitasi suktionnasotrakeal )njurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam setelah kateter dikeluarkan dari nasatrakeal )jarkan keluarga bagaimana 4ara melakukan suksion entikan suksion dan berikan oksigen apabila pasien menunjukan bradikardi, peningkatan saturasi =2,dll. Air7a2 ana$eent Posisikan pasien uC memaksimalkan 6entilsi @denti#ikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan na#as buatan ;akukan #isioterpi dada jika perlu Keluarkan sekret 7engan batuk atau su4tion )uskultasi suara na#as, 4atat adanya suara tambahan
Tera&i
oksi$en 3eesihkan mulut, hidung, dan se4kret trakea Pertahankan jalan napas yang paten +onitor aliran oksigen Pertahankan posisi klien +onitor T7, nadi, dan RR
+enunjukkan
jalan na#as yang paten (#rekuensi perna#asan rentang normal, tidak ada suara na#as abnormal! Tanda-tanda 6ital dalam rentang normal 5.
8angguan
Respiratory status A gas ana!een Asa Basa Ke$iatan ) eG4hange pertukaran gas bCd 7apatkan C pertahankan jalur intra6ena Keseimbangan asam basa, hipo6entilasi elektrolit Pertahankan kepatenan jalan na#as Respiratory statusA +onitor )87 dan elektrolit 6entilation +onitor status hemodinamik ital sign 3eri posisi 6entilasi adekuat etelah dilakukan +onitor tanda gagal na#as tindakan kepera%atan +onitor kepatenan respirasi selama 52 jam gangguan pertukaran gas pasien teratasi dengan kriteria hasil A +endemonstrasikan peningkatan 6entilasi dan oksigenasi yang adekuat +emehara kebersiha paruparu dan bebas dari tandatanda distres perna#asan +endemonstrasikan batuk e#ekti# dan suara na#as yang bersih, tidak ada sianosis, dan dispneu, mampu berna#as dengan mudah,. Tanda " tanda 6ital dalam batas normal )87 dalam batas normal tatus neurologis dalam batas normal Ketidakseimbangan etelah dilakukan a. onitorin$ Gi9i Timbang berat badan pasien pada inter6al tindakan kepera%atan nutrisiA kurang dari selama G jam tatus tertentu kebutuhan tubuh nutrisi meningkat, dengan )mati ke4enderungan pengurangan dan kriteria A penambahan berat badan bCd intake makan dan minuman +onitor jenis dan jumlah latihan yang
• • • • • • •
.
ketidakmampuan
intake nutrisi 4ontrol 33 pemasukanC masa tubuh men4ernaC bio4hemi4al measures mengabsorbsi at- energy at
gii
karena
#a4tor biologis dan psikologi
dilaksanakan +onitor respon emosional pasien ketika ditempatkan pada suatu keadaan yang ada makanan +onitor lingkungan tempat makanan )mati rambut yang kering dan mudah rontok +onitor mual dan muntah )mati tingkat albumin, protein total, hemoglobin dan hematokrit +onitor tingkat energi, rasa tidak enak badan, keletihan dan kelemahan )mati jaringan penghubung yang pu4at, kemerahan, dan kering +onitor masukan kalori dan bahan makanan '. ana!een Nutrisi Kaji apakah pasien ada alergi makanan Kerjasama dengan ahli gii dalam menentukan jumlah kalori, protein dan lemak se4ara tepat sesuai dengan kebutuhan pasien )njurkan masukan kalori sesuai kebutuhan )jari pasien tentang diet yang benar sesuai kebutuhan tubuh +onitor 4atatan makanan yang masuk atas kandungan gii dan jumlah kalori Timbang berat badan se4ara teratur )njurkan penambahan intake protein, at besi dan 6it 9 yang sesuai Pastikan bah%a diet mengandung makanan yang berserat tinggi untuk men4egah sembelit 3eri makanan protein tinggi , kalori tinggi dan makanan bergii yang sesuai Pastikan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan giinya. 8. ana!een i&er$"ikeia +onitor 8ula darah sesuai indikasi +onitor tanda dan gejala poliuri,polydipsi,poliphagia,keletihan,pand angan kabur atau sakit kepala. +onitor tanda 6ital sesuai indikasi Kolaborasi dokter untuk pemberian insulin
Pertahankan terapi @ line 3erikan @ #luids sesuai kebutuhan Konsultasi dokter jika ada tanda hiperglikemi menetap atau memburuk 3antu ambulasi jika terjadi hipotensi 3atasi latihan ketika gula darah L2/0 mgCdl khususnya adanya keton pada urine
DAFTAR PUSTAKA
Bliabeth, D. 9or%in.200. !uku "aku #atofisiologis . DakartaA B98 Pri4e, yl6ia ) and 1ilson, ;orraine +. 'I. #atofisiologi$ Konsep Klinik #roses-proses #enyakit$ Dakarta A B89. uryo, Doko. 20'0. %erbal #enyembuhan &angguan "istem #ernapasan . FogyakartaA 3 Eirst uyono, lamet. 200'. !uku A'ar lmu #enyakit alam . Dilid @@. Bdisi 5. 3alai Penerbit EK$@ A Dakarta. $nder%ood, D.9.B. 'III. #atologi *mum dan "istematik . Bdisi 2. B89ADakarta.