LAPORAN PENDAHULUAN CA BRONKOGENIK A.
Definisi Karsin Karsinoma oma Bronko Bronkogen genik ik adala adalah h tumor tumor ganas ganas paru paru primer primer yang yang berasa berasall dari dari salura saluran n nafas. nafas. Di dalam dalam kepust kepustaka akaan an selal selalu u di lapor laporkan kan pening peningkat katan an insid insiden en kanker kanker paru paru secara secara progre progresif sif,, yang yang bukan bukan hanya hanya sebag sebagai ai akiba akibatt penin peningka gkatan tan umur umur rata-r rata-rata ata manusi manusia a serta serta kemamp kemampuan uan diag diagno nost stik ik yang yang lebi lebih h baik baik namu namun n oleh oleh kare karena na mema memang ng kars karsin inom oma a bronkogenik lebih sering terjadi (Pengatar Ilmu Penyakit paru. Karsinoma bronkoge bronkogenik nik adalah adalah tumor tumor ganas ganas paru primer yang yang berasal berasal dari saluran napas ( !ood "l sagaff, dkk #$$% . Kanker paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh diparu, sebagian besar kanker paru berasal dari sel-sel didalam paru tapi dapat juga berasal dari bagian tubuh lain yang terkena kanker. ( &erich #'#' )eblog, by *rich Karsinoma bronkogenik atau kanker paru dapat berupa metastasis atau lesi primer. +umor ganas dapat ditemukan di bagian tubuh mana saja. etastasis pada kolon dan ginjal merupakan tumor ganas yang paling sering ditemukan di klinik, keduanya dapat menyebabkan tumor paru. etastasis tumor tumor paru paru serin sering g ditem ditemuka ukan n terle terlebih bih dahulu dahulu sebel sebelum um lesi lesi primer primerny nya a diketahui. !al yang berbahaya adalah pada keadaan klinis lokasi lesi primer sering sering tidak tidak diketahu diketahuii selama selama hidup hidup klien klien (uttai (uttain, n, /. /. Kanker Kanker paru adalah adalah abnormal abnormalitas itas dari sel-sel sel-sel yang mengala mengalami mi prolifera proliferasi si dalam dalam paru (under0ood, (under0ood, patologi, Karsin Karsinoma oma bronko bronkogen genik ik adala adalah h tumor tumor ganas ganas paru paru primer primer yang yang berasal berasal dari saluran saluran pernafasa pernafasan n Di dalam dalam kepustaka kepustakaan an selalu selalu dilapork dilaporkan an adany adanya a penin peningka gkatan tan inside insiden n kanker kanker paru paru secara secara progre progresif sif,, yang yang bukan bukan hany hanya a
seba sebaga gaii
akib akibat at
peni pening ngka kata tan n
umur umur
rata rata-r -ra ata
manu manusi sia a
sert serta a
kemamp kemampuan uan diagn diagnosi osis s yang yang lebih lebih baik, baik, namun namun karsin karsinoma omabro bronko nkogen genik ik memang lebih sering terjadi ("lsagaff1mukty, . . Kanker paru adalah tumbuhnya keganasan yang berasal dari sel efitel dan sistem pernapasan bagian ba0ah yang bersifat efitelia serta berasal dari mukosa percabangan broncus ( syl2ia,#$$'345% . Kanker paru adalah tumor paru ganas primer
yang yang bera berasa sall dari dari salu salura ran n nafa nafas s ( +apran pranii #$$6 #$$63 3%5 %5 . Kank Kanker er paru paru merupakan keganasan pada jaringan paru (price, patofisiologi, #$$'. 7adi, dari beberapa pengertian di atas dapat disimpilkan kanker paru merupakan abnormalitas dari sel-sel yang mengalami proliferasi dalam paru dan tumbuhnya keganasan yang berasal dari sel epitel.
B.
Etiologi 8eperti 8eperti kanker pada umumnya, umumnya, etiologi etiologi yang yang pasti dari karsinoma karsinoma bronkoge bronkogenik nik masih masih belum belum diketahui diketahui,, namun namun diperki diperkirakan rakan bah0a bah0a inhalasi inhalasi jangka panjang dari bahan karsinogenik karsinogenik merupakan faktor utama, tanpa mengesampingkan kemungkinan peranan predisposisi hubungan keluarga atau ataupu pun n suku suku bang bangsa sa9ra 9ras s serta serta stat status us immu immuno nolo logi gis. s. Baha Bahan n inha inhala lasi si karsinogenik karsinogenik yang banyak disorot adalah rokok. #. Penga Pengaruh ruh roko rokok k Bahan-bahan karsinogenik dalam asap rokok adalah antara lain 3 polomium # dan %,5 ben:ypyrene. Penggunaan filter dikatakan dapat menurunk menurunkan an resiko resiko terkenany terkenanya a karsinoma karsinoma bronkoge bronkogenik, nik, namun namun masih masih tetap lebih tinggi dibanding dengan bukan perokok. Didalam jangka panjang yaitu, #- tahun, merokok3 #-# batang 9 hari meningkatkan resiko #' kali -% batang 9 hari meningkatkan resiko 5-' kali 5-' batang 9hari meningkatkan resiko /-4 kali. . Pengaruh Pengaruh Industri Industri ;ang ;ang palin paling g bany banyak ak dihub dihubung ungkan kan denga dengan n karsin karsinog ogeni enik k adalah adalah asbes, yang dinyatakan meningkatkan resiko kanker 6-# kali. enyusul kemu kemudi dian an
indu indust stri ri
baha bahann-ba baha han n
radi radioa oakti ktif, f,
pena penamb mban ang g
uram uramiu ium m
mempunyai resiko 5 kali populasi pada umumnya. Paparan industri ini baru nampak pengaruhnya setalah #'- tahun. %. Pengaruh Pengaruh Penya Penyakit kit
5. Pengaruh >enetik dan 8tatus imunologis Pada tahun #$'5, +okuhotu dapat membuktikan adanya pengaruh keturunan yang terlepas daripada faktor paparan lingkungan, hal ini membuka pendapat bah0a karsinoma bronkogenik dapat diturunkan. Penelitian akhir-akhir ini condong bah0a faktor yang terlibat dengan en:im
"ryl
!idrokarbon
!idroksilase
("!!.
8tatus
immonologis
penderita yang dipantau dari cellular mediated menunjukan adanya korelasi antara derajat deferensiasi sel, stadia penyakit, tanggapan terhadap pengobatan serta prognosis. Penderita yang energi umumnya tidak memberikan tanggapan terhadap pengobatan dan lebih cepat meninggal. '. ?adiasi. Insiden karsinoma paru yang tinggi pada penambang kobalt di 8chneeberg dan penambang radium di 7oachimsthal (lebih dari ' @ meninggal akibat kanker paru berkaitan dengan adanya bahan radioaktif dalam bentuk radon. Bahan ini diduga merupakan agen etiologi operatif. 6. Polusi Adara ereka yang tinggal di kota mempunyai angka kanker paru yang lebih tinggi dari pada mereka yang tinggal di desa dan 0alaupun telah diketahui adanya karsinogen dari industri dan uap diesel dalam atmosfer di kota. ( +homson, atatan Kuliah Patologi,#$$/.
C.
Klasifikasi Karsinoma Bronkogenik. a.
Karsinoma epidermoid (skuamosa. Kanker ini berasal dari permukaan epitel bronkus.Perubahan epitel termasuk metaplasia, atau displasia akibat merokok jangka panjang, secara khas mendahului timbulnya tumor.+erletak sentral sekitar hilus, dan menonjol kedalam bronki besar.Diameter tumor jarang melampaui beberapa centimeter dan cenderung menyebar langsung ke kelenjar
getah bening hilus, dinding dada dan mediastinum. b. Karsinoma sel kecil. Biasanya terletak ditengah disekitar percabangan utama bronki.+umor ini timbul dari sel = sel Kulchitsky, komponen normal dari epitel bronkus.+erbentuk dari sel = sel kecil dengan inti hiperkromatik pekat dan sitoplasma sedikit.etastasis dini ke mediastinum dan kelenjar limfe
hilus, demikian pula dengan penyebaran hematogen ke organ = organ distal. c. "denokarsinoma (termasuk karsinoma sel al2eolar. emperlihatkan susunan selular seperti kelenjar bronkus dan dapat mengandung mukus.Kebanyakan timbul di bagian perifer segmen bronkus dan kadang = kadang dapat dikaitkan dengan jaringan parut local pada paru = paru dan fibrosis interstisial kronik.abungan adenokarsinoma dan epidermoid. f.
(metastasis
ke
distal
pada
saat
diagnosis,
dan
angka
kelangsungan hidup ' tahun kurang dari '@. >ambaran histologi karsinoma sel kecil yang khas adalah nominasi sel-sel kecil hampir semuanya diisi oleh mukus dengan sebaran kromatin dan sedikit sekali9tanpa nukleoli.Bentuk sel ber2ariasi dan fusiform, poligonal, dan bentuk seperti limfosit. b. C8< (non small cell lung cancer karsinoma skuamosa, adenokarsinoma, karsinoma sel besar # Karsinoma *pidermoid9 Karsinoma 8el 8kuamos Perubahan karsinoma sel skuamosa biasanya terletak sentral di sekitar hilus, dan menonjol ke dalam bronki besar.Diameter tumor jarang
melampaui beberapa sentimeter dan cenderung menyebar secara langsung
ke
kelenjar
getah
benig
hilus,
dinding
dada
dan
mediastinum.Karsinoma sel skuamos seringkali disertai batuk dan hemoptisis akibat iritasi atau ulserasi, pneumonia, dan pembentukan abses akibat obstruksi dan infeksi sekunder.Karena tumor ini cenderung agak lambat dalam bermetastasis, maka pengobatan dini dapat memperbaiki prognosis. "denokarsinoma "denokarsinoma memperlihatkan susunan seluler seperti kelenjar bronkus dan dapat mengandung mukus.Kebanyakan dari jenis tumor ini timbul di bagian perifer segmen bronkus dan kadang-kadang dapat dikaitkan dengan jaringan parut lokal pada paru dan fibrosis interstisial kronik.
Patofisiologi Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen9 sub bronkus menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia, hyperplasia dan displasia. Bila lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti in2asi langsung pada kosta dan korpus 2ertebra. ejala = gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam, dan dingin. )hee:ing unilateral dapat terdengan pada auskultasi. Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase, khususnya pada hati. Kanker paru dapat bermetastase ke struktur = struktur terdekat seperti kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka.
8ebab-sebab keganasan tumor masih belum jelas, tetapi 2irus, faktor lingkungan, faktor hormonal dan faktor genetik semuanya berkaitan dengan resiko terjadinya tumor. Permulaan terjadinya tumor dimulai dengan adanya :at yang bersifat intiation yang merangasang permulaan terjadinya perubahan sel. Diperlukan perangsangan yang lama dan berkesinambungan untuk memicu timbulnya penyakit tumor. Initiati agen biasanya bisa berupa nunsur kimia, fisik atau biologis yang berkemampuan bereaksi langsung dan merubah struktur dasar dari komponen genetik (DC". Keadaan selanjutnya diakibatkan keterpaparan yang
lama
ditandai
dengan
berkembangnya
neoplasma
dengan
terbentuknya tumor, hal ini berlangsung lama meingguan sampai tahunan. Kanker paru ber2ariasi sesuai tipe sel daerah asal dan kecepatan pertumbuhan. *mpat tipe sel primer pada kanker paru adalah karsinoma epidermoid (sel skuamosa. Karsinoma sel kecil (sel oat, karsinoma sel besar (tak terdeferensiasi dan adenokarsinoma. 8el skuamosa dan karsinoma sel kecil umumnya terbentuk di jalan napas utama bronkial. Karsinoma sel kecil umumnya terbentuk dijalan napas utama bronkial. Karsinoma sel besar dan adenokarsinoma umumnya tumbuh dicabang bronkus perifer dan al2eoli. Karsinoma sel besar dan karsinoma sel oat tumbuh sangat cepat sehigga mempunyai progrosis buruk. 8edangkan pada sel skuamosa dan adenokar. Paru merupakan organ yang elastis, berbentuk kerucut dan letaknya di dalam rongga dada atau toraksinoma prognosis baik karena pertumbuhan sel ini lambat.
PATHA! "
E.
#anifestasi Klinis
enurut 8udoyo (/, pada fase a0al tidak menunjukkan gejalagejala klinis. Bila sudah menampakkan gejala berarti pasien dalam stadium lanjut. >ejala-gejala dapat bersifat 3 #.
Batuk baru atau batuk lebih hebat pada batuk kronis.
•
!emoptisis
•
engi (wheezing, stridor karena ada obstruksi saluran napas
•
Kadang terdapat ka2itas seperti abses paru
•
"telektasis
. In2asi lokal3 •
Cyeri dada
•
Dispnea karena efusi pleura
•
In2asi ke perikardium E terjadi tamponade atau aritmia
•
8indrom 2ena ca2a superior
•
8indrom !orner (facial anhidrosis, ptosis, miosis)
•
8uara serak, karena penekanan pada nervus laryngeal recurrent
•
8indrom Pancoast, karena in2asi pada pleksus brakialis dan saraf simpatis ser2ikalis.
%. >ejala Penyakit etastasis 3 Pada
otak,
tulang,
hati,
adrenal,
ser2ikal
dan
suprakla2ikula (sering menyertai metastasis 5. 8indrom
Paraneoplastik
3
+erdapat
pada
#@
kanker
paru,
dengangejala3 •
8istemik 3 penurunan berat badan, anoreksia, demam
•
!ematologi3
leukositosis,
anemia,
hiperkoagulasi,
hipertrofi
osteoartropati, •
Ceurologik
3
dementia,
ataksia,
tremor,
neuropati
perifer,
neuromiopati •
*ndokrin 3 sekresi berlebihan hormon paratiroid (hiperkalsemia
•
Dermatologik 3 eritema multiform, hiperkeratosis, jari tabuh
•
?enal 3 syndrome of inappropriate andiuretic hormone (8I"D!
'. "simtomatik dengan kelainan radiologis 8ering terdapat pada perokok dengan PPFK9FPD yang terdeteksi secara radiologis kelainan berupa nodul soliter enurut "lsagaff dan mukty ( manifestasi klinis karsinoma bronkogenik dibagi menjadi 5, yaitu3 #. >ejala intrapulmonal erupakan gejala lokal yang disebabkan oleh tumor di paru. +erjadi karena ada gangguan pergerakan silia serta ulserasi bronkus, sehingga memudahkan terjadinya radang berulang. Keluhan batuk lebih dari minggu. K eluhan batuik terdapat pada /-$@ kasus. Batuk darah sebagai akibat ulserasi terjadi pada 6-'#@ kasus. Disamping batuik, keluhan lain adalah nyeri dada, yang bersifat 3 kemeng atau nyeri tumpul sering unilateral. . >ejala intratorasik ekstrapulmoner Penyebaran tumor ke mediastinum akan menekan9merusak strukturstruktur di dalam mediastinum dengan akibat antara lain 3 a. C. Phrenicus 3 parase9paralise diafragma b. C. ?ecurrens 3 parase9paralise korda 2okalis c. 8araf simpatik 3 sindroma horner3 enoftalmus, miosis, ptosis, dan anhidrosis d. *sofagus3 disfagi e. Gena ka2a superior3 sindroma 2ena ka2a superior yang terjadi karena bendungan pada 2ena ca2a superior disertai pembengkakan muka dan lengan f. +rakea9bronkus3 sesak, oleh karena atelektasis lokal g. 7antung 3 gangguan fungsional, terjadi efusi perikardial 3.
>ejala ekstrapulmonal non metastasik, dapat dibagi atas3 a. anifestasi neuromuskuler empunyai insiden sebesar 5-#'@, biasanya berupa Hneuropatia karsinomatosa terutama didapatkan pada kasus lanjut. Bersifat progresif serta paling sering ditemukan pada karsinoma sel kecil. 8indroma neuropatia karsinomatosa terdiri dari miopatia, neuropatia perifer, degenerasi serebeler subakut, ensefalomiopatia dan mielopati nekrotik
b. anifestasi jaringan ikat dan tulang anifestasi yang paling terkenal adalah hypertropic pulmonary osteoarthropathy, terutama didapatkan pada karsinoma epidermoid, dan dikatakan belum pernah ditemukan pada karsinoma sel kecil. Kelainan ini dihubungkan dengan peningkatan kadar human growth hormon yang imunoreaktif di dalam plasma. 8ecara radiologik didapatkan pembentiukan tulang baru sub periosteal, terutama tulangtulang ekstremitas bagian distal, yaitu jari tabuh. c. anifestasi 2askuler dan hematologik +idak begitu sering didapatkan, sering dalam bentuk migratory trhomboplebitis, purpura dan anemia d. >ejala ekstratorasik metastasik Karsinoma bronkogenik adalah satu-satunya tumor yang mampu berhubungan langsung dengan sirkulasi arterial, sehingga kanker tersebut dapat menyebar hampir ke semua organ, terutama otak, hati dan tulang
8tadium Klinis3 $TADIU# Karsinoma tersembunyi
TN# +J, C,
8puntum mengandung selsel ganas tetapi tidak dapat dibuktikan adanya tumor primer atau
8tadium 8tadium I"
+is, C, +#, C,
metastasis Karsinoma in situ +umor termasuk +# tanpa adanya bukti metastasis pada kelenjar getah bening regional atau tempat yang
8tadium IB
+, C,
jauh +umor termasuk klasifikasi + dengan bukti metastasis pada kelenjar getah bening regional atau tempat yang
8tadium II"
+#, C#,
jauh tumor termasuk klasifikasi
+# dengan bukti hanya terdapat metastasis ke peribrokial ipsilateral atau hilus kelenjar limfe tidak ada metastasis ke tempat 8tadium IIB
yang jauh +, C#, atau +%, tumor termasuk klasifikasi C,
+ atau +% dengan atau tanpa bukti metastasis ke peribronkial ipsilateral atau hilus kelenjar limfe tidak ada metastasis ke tempat
8tadium III"
yang jauh +%, C#, atau +#- tumor termasuk klasifikasi %, C,
+#, +, atau +% dengan atau tanpa bukti adanya
8tadium IIIB
metastasis ke peribronkial + berapa pun, C%, tumor dengan metastasis atau +5, C berapa
hilus kontralateral atau
pun,
kelenjar getah bening mediastinum atau ke skalenus atau kelenjar limfe supraklafikular atau setiap tumor yang diklasifikasikan sebagai +5 dengan atau tanpa metastasis ke kelenjar getah bening regional tidak ad metastasis ke tempat yang jauh
8tadium IG
+ berapa pun, C berapa pun, #
Keterangan $tat%s T%mor Primer &T' + 3 +idak terbukti adanya tumor primer.
3
+J 3 Kanker yang tersembunyi terlihat pada sitologi bilasan bronkus, tetapi tidak terlihat pada radiogram atau bronkoskopi. +is 3 Karsinoma in situ. +# 3 +umor berdiameter L % cm dikelilingi paru atau pleura 2iseralis yang normal. + 3 +umor berdiameter E % cm atau ukuran berapa pun yang sudah menyerang pleura 2iseralis atau mengakibatkan ateletaksis yang meluas ke
hilus
harus
berjarak
E
cm
distal
dari
karina.
+% 3 +umor ukuran berapa saja yang langsung meluas ke dinding dada, diafragma, pleura mediastinalis, dan perikardium parietal atau tumor di bronkus utama yang terletak cm dari distal karina, tetapi tidak melibatkan karina, tanpa mengenai jantung, pembuluh darah besar, trakea, esofagus, atau korpus 2ertebra. +5 3 +umor ukuran berapa saja dan meluas ke mediastinum, jantung, pembuluh darah besar, trakea, esofagus, korpus 2ertebra, rongga pleura9perikardium yang disertai efusi pleura9perikardium, satelit nodul ipsilateral pada lobus yang sama pada tumor primer. Keterli(atan Kelen)ar Geta* Bening Regional &N' C 3 +idak dapat terlihat metastasis pada kelenjar getah bening regional. C# 3 etastasis pada peribronkial dan9atau kelenjar hilus ipsilateral C 3 etastasis pada mediastinal ipsilateral atau kelenjar getah bening subkarina. C% 3 etastasis pada mediastinal atau kelenjar getah bening hilus kontralateral kelenjar getah bening skalenus atau suprakla2ikular ipsilateral atau kontralateral. #etastasis +a%* #' 3 +idak diketahui adanya metastasis jauh. # 3 etastasis jauh terdapat pada tempat tertentu misalnya otak
,.
Pemeriksaan Pen%n)ang -. Raiologi. a.
Moto +horaJ Posterior-"nterior (P" dan lateral serta +omografi dada3 erupakan pemeriksaan a0al sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker paru. enggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi.
Dapat menyatakan massa udara pada bagian hilus, effuse pleural, atelektasis erosi tulang rusuk atau 2ertebra. b.
Bronkhografi 3 Antuk melihat tumor di percabangan bronkus.
/. La(oratori%m. a. 8itologi (sputum, pleural, atau nodus limfe3 dilakukan untuk mengkaji adanya9 tahap karsinoma. b. Pemeriksaan fungsi paru dan >D"3 dapat dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk memenuhi kebutuhan 2entilasi. c. +es
kulit,
jumlah
absolute
limfosit3
dapat
dilakukan
untuk
menge2aluasi kompetensi imun (umum pada kanker paru. 0. Histo1atologi. a. Bronkoskopi3 memungkinkan 2isualisasi, pencucian
bagian,dan
pembersihan sitologi lesi (besarnya karsinoma bronkogenik dapat diketahui. b. Biopsi +rans +orakal (++B3 biopsi dengan ++B terutama untuk lesi yang letaknya perifer dengan ukuran N cm, sensiti2itasnya mencapai $ = $' @. c. +orakoskopi3 biopsi tumor didaerah pleura memberikan hasil yang lebih baik dengan cara torakoskopi. d. ediastinosopi3 untuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar getah bening yang terlibat. e. +orakotomi3 untuk diagnostic kanker paru dikerjakan bila bermacammacam
prosedur non
in2asif
dan
in2asif
sebelumnya
gagal
mendapatkan sel tumor. 2. Pen3itraan. a. +-8canning, untuk menge2aluasi jaringan parenkim paru dan pleura. b. ?I, untuk menunjukkan keadaan mediastinum.
G.
Kom1likasi #. *sofagitis, hilang # minggu sampai dengan # hari sesudah pengobatan. . Pneumonitis, pada rontgent terlihat bayangan eksudat didaerah penyinaran
H.
Penatalaksanaan #eis
+ujuan pengobatan kanker dapat berupa 3 # Kuratif emperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatkan angka harapan hidup klien. Paliatif. engurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas hidup. % ?a0at rumah (!ospice care pada kasus terminal. engurangi dampak fisis maupun psikologis kanker 5 8upotif. enunjang kuratif, paliatif dan terminal seperti pemberian nutrisi, tranfusi darah dan komponen darah, obat anti nyeri dan anti infeksi. (Ilmu Penyakit Dalam, # dan Doenges, Penatalaksanaan medis meliputi #. Penatalaksanaan Conbedah a. +erapi Fksigen 7ika terjadi hipoksemia pera0at dapat memberikan oksigen 2ia masker9nasal kanula sesuai dengan permintaan. b. +erapi Fbat 7ika klien mengalami bronkospasme dokter dapat memberikan obat golongan
bronkodilator (seperti pada klien asmadan kartikosterid
untuk mengurangi bronkospasme,inflamasi dan edema. c. Kemoterapi Kemoterapi merupakan pilihan pengobatan pada klien dengan kanker paru, terutama pada small cell ling cancer karena metastasis. Kemoterapi dapat juga digunakan bersamaan dengan terapi bedah obat-obat kemoterapi yang biasanya diberikan untuk menangani kanker, tumor, termasuk kombinasi dari obat-obat tersebut. •
yclophosphamide, deoJorubicin, methotreJate dan procarba:ine
•
*toposidedan cisplatin
•
itomycin, 2inblastine dan cisplatin.
d. Imunoterapi Banyak
klien
kanker
paru
mengalami
gangguan
imunoterapi (cytokin biasa di berikan. e. +erapi ?adiasi +erapi dilakukan dengan indikasi sebagai berikut 3
imun.
Fbat
-
Klien tumor paru yang operable tetapi risiko jika dilakukan pembedahan
-
Klien adenokarsinoma 9 sel skuomosa inoperable yang mengalami pembesaran
.
-
Kelenjar getah bening pada hilus ipsilateral dan mediastinal.
-
Klien dengan a. Bronkus dengan oat cell.
-
Klien kambuhan sesudah lobektomi atau pneumonektomi.
Penatalaksanaan Pembedahan. +ujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru lain, untuk mengankat semua jaringan yang sakit sementara mempertahankan sebanyak mungkin fungsi paru = paru yang tidak terkena kanker. a. +oraktomi eksplorasi. Antuk mengkomfirmasi diagnosa tersangka penyakit paru atau toraks khususnya karsinoma, untuk melakukan biopsy. b. Pneumonektomi pengangkatan paru Karsinoma bronkogenik bilaman dengan lobektomi tidak semua lesi bisa diangkat. c.
yang
terlokalisir.
erupakan
pengangkatan
dari
permukaan paru-paru berbentuk baji (potongan es. Dekortikasi. erupakan pengangkatan bahan = bahan fibrin dari pleura 2iscelaris
A$UHAN KEPERAATAN PADA KLIEN DENGAN CA BRONKOGENIK
A. Pengka)ian #. Identitas pasien . ?i0ayat kesehatan sekarang "pa yang diderita pasien misalnya nyeri pada dada dan sesak nafas. %. ?i0ayat kesehatan masa lalu "pakah dahulu pasien mempunyai penyakit paru obstruksi menahun 5. ?i0ayat kesehatan keluarga "pakah keluarganya ada yang menderita penyakit paru '. "D< (acti2ity dialy lifing # "kti2itas9 istirahat. >ejala 3 Kelemahan, ketidakmampuan mempertahankan kebiasaan rutin, dyspnea karena akti2itas. +anda 3 Kelesuan (biasanya tahap lanjut. 8irkulasi. >ejala 3 7GD (obstruksi 2ana ka2a. +anda 3 bunyi jantung (gesekan pericardial9 menunjukkan efusi, takikardi9 disritmia, jari tabuh. % Integritas ego. >ejala 3 Perasaan taku. +akut hasil pembedahan, menolak kondisi yang berat9 potensi keganasan. Kegelisahan, insomnia, pertanyaan yang diulang = ulang.
+anda 3 5 *liminasi. >ejala 3 Diare yang hilang timbul (karsinoma sel kecil Peningkatan frekuensi9 jumlah urine (ketidakseimbangan hormonal, tumor epidermoid ' akanan9 cairan. >ejala 3 Penurunan berat badan, nafsu makan buruk, penurunan masukan makanan. Kesulitan menelan, haus9 peningkatan +anda 3
masukan cairan. Kurus, atau penampilan kurang berbobot (tahap lanjut *dema 0ajah9 leher, dada punggung (obstruksi 2ena ka2a, edema 0ajah9 periorbital (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma
sel
kecil
>lukosa
dalam
urine
(ketidakseimbangan hormonal, tumor epidermoid. 6 Cyeri 9 kenyamanan. >ejala 3 Cyeri dada (tidak biasanya ada pada tahap dini dan tidak selalu pada tahap
lanjut
dimana dapat9 tidak
dapat
dipengaruhi oleh perubahan posisi. Cyeri bahu9 tangan (khususnya pada sel besar atau adenokarsinoma Cyeri abdomen hilang timbul. / Pernafasan.
>ejala 3
Batuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya dan atau produksi sputum. Cafas pendek, pekerja yang terpajan polutan, debu industry, serak, paralysis pita suara. Dispnea, meningkat dengan kerja Peningkatan fremitus taktil
+anda 3
(menunjukkan konsolidasi Krekels9 mengi pada inspirasi atau ekspirasi (gangguan aliran udara, krekels9 mengi menetap pentimpangan trakea (area yang mengalami lesi. !emoptisis. 4 Keamanan. +anda 3 Demam mungkin Kemerahan,
kulit
ada pucat
(sel
besar
atau
(ketidakseimbangan
karsinoma hormonal,
karsinoma sel kecil $ 8eksualitas. +anda 3 >inekomastia (perubahan hormone neoplastik, karsinoma sel besar "menorea9 impotent (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil. # Penyuluhan. >ejala 3 Maktor resiko keluarga, kanker(khususnya paru, tuberculosis, Kegagalan untuk membaik. B. Diagnosa Ke1era4atan 5ang m%n3%l aala* #. Bersihan jalan nafas tidak efektif, b9d peningkatan jumlah9perubahan mukus92iskositas sekret, keterbatasan gerakan dada9nyeri, kelemahan dan kelelahan. . Cyeri akut b9d in2asi kanker ke pleura, dinding dada %. Pola pernafasan tidak efektif b9d obstruksi trakeobronkialoleh sekret, perdarahan aktif, penurunan ekspansi paru, proses inflamsi. 5. Kerusakan pertukaran gas b9d gangguan aliran udara ke al2eoli atau ke bagian utama paru, perubahan membran al2eoli (atelektasis , edema paru , efusi, sekeresi berlebihan, perdarahan aktif. '. Cutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b9d intake inadekuat, peningkatan metabolisme, proses keganasan. 6. "nsietas b9d ketakutan9ancaman akan kematian, tindakan diagnostik, penyakit kronis.
C. Peren3anaan Ke1era4atan -. Diagnosa
"
Bersihan
jalan
nafas
tidak
efektif
b9d
peningkatan
jumlah92iskositas sekret, keterbatasan gerakan dada9nyeri, kelemahan dan kelelahan T%)%an " Bersihan jalan nafas efektif.
Kriteria 6 a. enunjukan potensi jalan nafas. b. airan sekret mudah dikeluarkan9dibatukan. c. Bunyi nafas jelas. d. )he:ing(-9berkurang Inter7ensi " a. "uskultasi bunyi dada, untuk karakter bunyi nafas dan adanya sekret. b. Bantu untuk nafas dalam efektif anjurkan batuk dengan posisi duduk. c. Fbser2asi jumlah dan karakter sputum9aspirasi sekret. d.
Berikan cairan tambahan melalui IG sesuai indikasi.
g. Kolaborasi 3 Berikan bronkodilator, ekspektoran, oksigenasi sesuai indikasi. Rasional a. Pernafasan
bising,
ronki,
mengi
menunjukan
tertahannya
sekret9obstruksi jalan nafas b. Posisi duduk memungkinkan ekspansi paru maksinal, upaya batuk untuk membuang sekret c. Perubahan sekret menunjukan progresifitas penyakit. d. Penghisapan dapat merangsang batuk efektif. e. !idrasi adekuat untuk mempertahankan sekret hilang9peningkatan pengeluaran. f.
emberikan hidrasi maksimal9pengenceran sekret untuk pengeluaran
g. Pemberian obat-obatan dan oksigenasi akan membantu membebaskan jalan nafas
/. Diagnosa" Cyeri b9d. in2asi kanker ke pleura, atau dinding dada. T%)%an " -
+ingkat kenyamanan perasaan senang secara fisik 1 psikologis
-
Prilaku mengendalikan nyeri
-
Cyeri3 efek merusak terhadap emosi dan prilaku yang diamati
-
+ingkat nyeri3 jumlah nyeri yang dilaporkan
Kriteria "
-
enunjukkan perilaku bebas nyeri
-
enunjukkan teknik relaksasi secara indi2idu yang efektif
-
engenali factor penyebab dan menggunakan tindakan untuk mencegah nyeri.
-
Durasi nyeri berkurang
-
Pola tidur yang baik
-
+idak mengalami gangguan dalam tanda-tanda 2ital
Inter7ensi a.
pengkajian
nyeri
yang
komprehensif
meliputi
lokasi,
karakteristik,a0itan, durasi dan frekuensi, kulaitas, intensitas atau keparahan nyeri dan faKtor presipitasinya. b. inta pasien untukmenilai nyeri pada skala -# c. Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, beberapa lama akan menyesal dan antisipasi ketidaknyamananakibat prosedur d. "jarkan pengunaan teknik non farmakologis (relaksasi, imajinasi terbimbing, terapi musik dan lain-lain. e. Bantu pasien untuk lebih berfokus pada aktifitas dan rasa tidak nyaman, dengan pengalihan melalui tele2isi ,radio, tape dan interaksi dengan pengunjung. Rasional a. embantu dalam e2aluasi gejala nyeri kanker b. enunjukan.derajat nyeri c. eningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga sehingga dapat mengurangi kecemasan sehingga membantu mengurangi respon nyeri d. +ekhnik nonfarmakologis dapat mengurangi respon nyeri dengan cara pengalihan nyeri atau memberikan rasa relaksasi e. eningkatkan kemampuan pasien dalam mengurangi nyeri dengan pengalihan nyeri dan relaksasi
0. Diagnosa3
Pola nafas tidak efektif b9d obstruksi trakeobronkial oleh
bekuan darah, sekret
banyak, peradarahan aktif, penurunan ekspansi
paru, proses inflamsi T%)%an " Pola nafas efektif. Kriteria " a. Mrekuensi nafas dalam rentang normal b. 8uara paru jelas dan bersih.
c. Berpartisipasi dalam akti2itas Inter7ensi a. Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan dan ekspansi dada, catat upaya pernafasan (penggunaan otot bantu pernafasan b. "uskultasi bunyi nafas, dan catat adanya bunyi nafas. c. Fbser2asi pola batuk dan karakter sekret d. Dorong dalam nafas dalam dan latihan batuk. e. Kolaborasi berikan oksigen tambahan. f.
Bantu fisioterapi dada.
Rasional a. Kedalamam pernafasan ber2ariasi tergantung derajat gagal nafas, ekspansi pada terbatas terjadi pada atelektasis. b. Perubahan bunyi nafas menunjukan obstruksi sekunder. c. Kongesti al2eolar mengakibatkan batuk kering9iritatif d. eningktkan banyaknya pengeluaran sputum dan memaksimalkan pernafasan dan menurunkan kerja nafas. e. Fksigenasi adekuat membantu memperbaiki pola nafas f.
emudahkan upaya pernafasan dalam meningktkan drainase sekret.
2. Diagnosa3 Kerusakan pertukaran gas b9d gg. aliran udara ke al2eoli, perubahan membran al2eolar kapiler (atelektasis, oedema paru, efusi, sekresi berlebihan, perdarahan aktif T%)%an " Pertukaran gas efektif. Kriteria " >D" dalam batas normal, 2entilasi adekuat, oksigenasi adekuat, perbaikan distress pernafasan. Inter7ensi a. "0asi tanda 2ital b. Kaji tingkat kesadaran c. atat frekluensi dan kedalaman pernafasan, penggunaan otot bantu dan nafas bibir. d. "uskultasi paru untuk penurunan bunyi nafas dan adanya bunyi tambahan krekels. e. Fbser2asi perfusi daerah akral dan sianosis (daun telinga, bibir, lidah dan membran lidah f.
Kaji toleransi akti2itas
g. +inggikan kepala9tempat tidur sesuai dengan kebutuhan.
h. Kolaborasi3 # Pantau seri >D" Pemberian oksigen sesuai indikasi Rasional a. +akikardi, takipnoe dan perubahan pada +D terjadi seirng dengan perubahan asidosis. b. !ipoksemia sistemik dapat ditunjukan pertamakali oleh gelisah dan rangsang disertai penurunan kesadaran. c. +akhipnoe dan dispnoe menyertai obstruksi paru. d. "rea yang tak ter2entilasi dapat diidentifikasikan dengan tak adanya bunyi nafas. e. enunjukan hipoksemia sistemik. f.
!ipoksemia menurunkan kemampuan dalam akti2itas tanpa dispnoea berat, takikardia dan disritmia.
g. eningkatkan ekspansi dada maksimal, membuat mudah bernafas meningkatkan kenyamanan. h. +indakan kolaboratif # !ipoksemia ada pada berbagai derajat tergantung pada jumlah obstruksi jalan nafas. emaksimalkan sediaan oksigen untuk pertukaran gas .
8. Diagnosa " "nsietas b9d ancaman kematian, proses keganasan T%)%an " "nsietas hilang9 berkurang Kriteria " a. Klien tampak rileks b. Klien dapat beristirahat. c. Dapat bekerjasama dalam terapi. Inter7ensi a. *2aluasi tingkat pemahaman pasien9orang terdekat tentang diagnosa. b. "kui rasa takut,
masalah pasien, dan dorong mengekspresikan
perasaan. c. Kolaborasi
3
libatkan
keluarga
pasien9orang
terdekat
dalam
perencanaan kepera0atan Rasional a. Pemahaman persepsi melibatkan susunan tekanan pera0atan indi2idu dan memberikan informasi.
b. emberi 0aktu untuk mengidentifikasi perasaan. c. Dapat memperbaiki perasaan control
9. Diagnosa " Cutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b9d intake kurang, peningkatan metabolisme proses keganasan. T%)%an " Cutrisi terpenuhi Kriteria " a. enunjukan perubahan beratbadan. b. enunjukan perubahan pola makan. c. !b. "lbumin dalam rentang normal.
Inter7ensi a. atat ststus nutrisi pasien pada penerimaan, catat turgor kulit, berat badan dan derajat kekurangan berat badan b. Pastikan pola diet pasien yang disukai9tidak disukai c. "0asi pemasukan9pengeluaran dan berat badan secara periodik d. 8elidiki mual, muntah, anoreksia dan catat kemungkinan hubungannya dengan obat e. Berikan pera0atan mulut, sebelum dan sesudah tindakan pernafasan. f.
Berikan Diet +K+P.
g. Berikan dan anjurkan makan sedikit tapi sering. h. Kolaborasi 3 # ?ujuk ke ahli diet "0asi pemeriksaan lab. ( BAC, protein serum, albumin !b. % Bila perlu berikan nutrisi parenteral Rasional a. Berguna dalam mengidentifikasi derajat kurang nutrisi dan menentukan pilihan inter2ensi. b. Pertimbangan keinginan indi2idu dapat memperbaiki masukan diet. c. engukur kefektifan nutrisi dan dukungan cairan. d. encari pemecahan masalah, untuk meningkatkan pemasukan nutrien. e. enurunkan perasaan tak enak, bekas sputum, obat yang dapat merangsang pusat muntah.. f.
eningkatkan sumber energy dan protein sesuai kebutuhan tubuh dan kondisi pasien
g. eningkatkan intake nutrisi yang adekuat serta dapat membantu menghindarkan muntah saat makan h. +indakan kolaboratif 3 # emaksimalkan masukan nutrisi.. Cilai rendah menunjukan malnutrisi % eningkatkan masukan nutrisi adekuat.
Daftar P%staka "nonim. $. +ugas Kuliah Kanker Paru (Karsinoma Bronkogenik. Diakses pada hari ?abu, tanggal '-#-/, pukul #5.' dengan alamat 0ebsite3
http399tutorialkuliah.blogspot.com9$9'9tugas-kuliah-
kanker-paru-karsinoma.html
"nonim. ##. Karsinoma Bronkogenik. Diakses pada hari ?abu, tanggal '-#/,
pukul
#5.'
dengan
alamat
0ebsite3
http399compbak.blogspot.com9##9%9karsinoma-bronkogenik.html
Barbara *ngram. #$$$. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal edah! "ol! #! 7akarta 3 *>.
or0in *. #. $atofisiologi , etakan I. 7akarta 3 *>.
!ayati, ardhiyah. #. "suhan Kepera0atan +umor Paru (Karsinoma Bronkogenik. Diakses pada hari ?abu, tanggal '-#-/, pukul #5.5
dengan
alamat
0ebsite3
http399mardhiyah-hayati-
fkp#.0eb.unair.ac.id9artikelOdetail-4'%6-"skep-"8K*P@+AF? @P"?A@@4K"?8ICF"@B?FCKF>*CIK@$.html
8af0ati, ;uli. #%. "suhan Kepera0atan Karsinoma Bronkogenik. Diakses pada hari ?abu, tanggal '-#-/, pukul #'. dengan alamat 0ebsite3 http399yuliasaf0ati.blogspot.com9#%969asuhan-kepera0atankarsinoma-bronkogenik.html