LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK III
Oleh: Abi Rafdi Wilhan 0621 12 072
PROGRAM STUDI KIMIA AKULTAS MAT!MATIKA DAN ILMU P!NG!TA"UAN ALAM UNI#!RSITAS PAKUAN $OGOR 201%
KATA KATA P!NGANTAR P!NG ANTAR
Puji dan syukur syukur penyusun penyusun panjatkan kepada Allah Subhanahuwataala yang telah melimpahkan melimpahkan rahmat-Nya, rahmat-Nya, sehingga sehingga Laporan Praktikum Kimia Organik III selesai selesai tepat tepat waktu. waktu. Penyu Penyusun sun menguc mengucapk apkan an terima terima kasih kasih kepada kepada seluru seluruh h
pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan penyusunan laporan ini. Praktikum Biokimia merupakan materi praktikum yang wajib diikuti oleh mahasiswa Uniersitas Pakuan Bogor !akultas "atematika dan #lmu Pengetahuan Alam Alam progra program m studi studi kimia kimia semeste semesterr $ %lima&. %lima&. 'apora 'aporan n prakti praktikum kum Biokim Biokimia ia disusun sebagai bukti telah melaksanakan praktikum Biokimia. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna. Saran dan kritik yang membangun untuk penyusunan laporan di masa datang datang sangat sangat penyu penyusun sun harapk harapkan. an. (emiki (emikian an dan penyu penyusun sun berhar berharap ap semoga semoga laporan ini dapat berman)aat.
Bogor, *anuari +
Penyusun
KATA KATA P!NGANTAR P!NG ANTAR
Puji dan syukur syukur penyusun penyusun panjatkan kepada Allah Subhanahuwataala yang telah melimpahkan melimpahkan rahmat-Nya, rahmat-Nya, sehingga sehingga Laporan Praktikum Kimia Organik III selesai selesai tepat tepat waktu. waktu. Penyu Penyusun sun menguc mengucapk apkan an terima terima kasih kasih kepada kepada seluru seluruh h
pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan penyusunan laporan ini. Praktikum Biokimia merupakan materi praktikum yang wajib diikuti oleh mahasiswa Uniersitas Pakuan Bogor !akultas "atematika dan #lmu Pengetahuan Alam Alam progra program m studi studi kimia kimia semeste semesterr $ %lima&. %lima&. 'apora 'aporan n prakti praktikum kum Biokim Biokimia ia disusun sebagai bukti telah melaksanakan praktikum Biokimia. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna. Saran dan kritik yang membangun untuk penyusunan laporan di masa datang datang sangat sangat penyu penyusun sun harapk harapkan. an. (emiki (emikian an dan penyu penyusun sun berhar berharap ap semoga semoga laporan ini dapat berman)aat.
Bogor, *anuari +
Penyusun
P!R&O$AAN 2 'AT WARNA INDIKATOR P"!NOL P"TAL!IN
I(
T)*)an Pe+,-baan
"empelajari pembuatan senyawa-senyawa turunan )enol dan prinsipII(
prinsip reaksi kondensasi. Da.a+ Te-+i *ika *ika phenol phenol %+ molek molekul& ul& dipana dipanaska skan n dengan dengan anhidr anhidrida ida phtalat phtalat % molek molekul& ul& akan akan terjad terjadii reaksi reaksi konden kondensasi sasi mengha menghasil silkan kan phenol phenol phtale phtalein& in&.. /eaksi kondensasi ini dikatalis dengan asam dan konjugat dari anhidran dan kedudukan para dan )enol. Prinsip reaksinya sebagai berikut 0 Pe/ben)an Pe/ben)an Phen-l halein
Phenol phtalein adalah bukan 1at warna dan merupakan padatan tidak berwarna %colourless solid& yang mempunyai mempunyai titik lebur +2 o 3.
III(
Ala dan $ahan Ala3 ala 4an5 di5)naan:
. 'abu 'abu alas alas bulat bulat + + ml. ml. +. /e)lu e)luks ks . 4. 5elas 5elas pial pialaa + 'iter 'iter.. 1
6. 3orong 3orong buchne buchner. r. . 5ela 5elass ukur ukur.. 2. Pem Pemanas anas oli. oli. 7. 8ermom rmomete eterr +o 3. $ahan3bahan 4an5 di5)naan:
. !eno !enoll murn murni. i. +. Asam Asam sul)at sul)at pekat. pekat. 4. Asam Asam sul sul)a )att encer encer 6. Norit . Phta Phtala latt mur murni ni . 2. Na9: Na9: ;. ;. 7. :3l :3l pek pekat at.. <. =than thanol ol.. I#(
&a+a Ke+*a
. (imasu (imasukka kkan n ke dalam labu bulat bulat + ml yaitu yaitu 4 g )enol, )enol, + g anhidr anhidrat at asam )talat, dan ml :+S96 serta beberapa butir batu didih. +. (ipana (ipanaskan skan di atas penangas penangas minyak> minyak>oli oli bekas selama 6 jam %suhu +o 3& 4. (alam (alam keadaan keadaan panas, panas, campura campuran n dituan dituangka gkan n ke dalam gelas piala + liter liter yang berisi air panas liter. (idihkan hingga bau )enol hilang 6. (itamb (itambahk ahkan an air untuk untuk mengga mengganti nti air yang yang hilang hilang>me >mengu nguap ap kemudi kemudian an didinginkan endapan yang terbentuk. . (isaring (isaring dengan penyari penyaring ng buchner buchner dan dicuci dengan dengan air
2
2. Padatan dilarutkan dalam Na9: ; kemudian disaring terhadap bahan bahan yang tidak larut. 7. !iltratnya diasamkan dengan asam asetat ditambah tetes :3l pekat sampai netral %cek dengan kertas ph& <. (idiamkan semalam, akan terbentuk kristal phenol phtalein, disaring, dikeringkan, ditimbang hasilnya, dan ditentukan titik leburnya. ?. Bila kristal berwarna kuning, maka lakukan pemurnian dengan cara rekristalisasi sebagai berikut 0 5unakan pelarut etanol sebanyak 2 kali kristal. 3ampuran dipanaskan di atas penangas air dan tambahkan norit. (alam keadaan panas disaring dengan corong buchner dan residu dicuci dengan etanol panas, )iltratnya diencerkan dengan air sebanyak < kali olum )iltrat. 3ampuran diaduk dengan baik dan didiamkan beberapa saat. Bla tampak ada minyak, disaring, kemudian dipanaskan menggunakan kondensor hingga semua alkohol menguap. (idinginkan maka akan terbentuk kristal putih. (itimbang hasil yang diperoleh dan ditentukan titik leburnya. (isimpan hasilnya dalam wadah botol atau wadah plastik yang bersih dan tertutup rapat. #(
"a.il Pe+,-baan
Bobot !enol
@ 7, gram
Bobot anhydrat asam phtalat
@ +, gram
Berat kertas saring PP
@ ?, gram
Berat kertas saring
@ +,77 gram
Berat sampel %Phenol phtalein&
@ 2,46 gram
arna Phenol phtalein @ putih bening 8itik lebur@ +2 o3
/endemen
@
:asil praktek %g& C ;
3
-
:asil perhitungan teoritis %g& /endemen
@
2,46 gram C ;
@ ,??;
4<,4+ gram
#I(
Pe/baha.an
!eno)talein atau 4,4-bis%6-hydroCyphenyl&isoben1o)uran-%4:&-one memiliki rumus molekul 3 +:696. !enol)talein berupa serbuk putih-kuning yang tidak berbau. 8itik leleh )enol)talein berkisar antara +< o3 sampai +2+ o3. !enol)talein hampir tidak larut dalam air, sedikit larut dalam kloro)orm, dan larut dalam alkohol, dietil eter, larutan alkali encer, dan larutan panas alkali karbonat %/eport 9n 3arcinogens, ++&. !enol)talein
termasuk
indikator
asam-basa
golongan
)talein.
!enol)talein merupakan senyawa yang memiliki gugus )enol, sehingga bersi)at sebagai asam lemah %Sukarta, ???&. !enol)talein dapat dibuat melalui reaksi kondensasi, menggunakan )enol dan )talat anhidrida. /eaksi pembuatan )enol)talein adalah sebagai berikut.
5ambar ./eaksi Pembuatan !enol)talein %PetruDeski dan /isteska, +7&.
4
!enol)talein sebagai
indikator
titrasi
asam-basa
sangat sering
digunakan, umumnya digunakan dalam titrasi asam kuat dengan basa kuat. (alam larutan dengan p: dibawah <,4, )enol)talein tidak berwarna dan dalam larutan dengan p: E , )enol)talein berwarna kemerahan. (i bawah p: <,4, )enol)talein dinyatakan sebagai lakton )enol %5ambar +.&. Struktur )enol)talein berubah dan memberikan warna merah pada p: E %5ambar 4.&.
5ambar +. Struktur !enol)talein di bawah p: <,4
5ambar 4. Struktur !enol)talein pada p: E Pada p: < ke bawah, struktur )enol)talein dapat disingkat : +P. (alam rentangan p: < F , proton-proton asam akan diambil oleh ion 9:- dari Na9:, sehingga memberikan ion P +- yang berwarna merah muda %:ughes, +<&. Perubahan struktur dan mekanisme reaksi dari indikator )enol)taein adalah sebagai berikut.
5
5ambar 6. Perubahan Struktur !enol)talein (alam Suasana Basa
5ambar . "ekanisme Perubahan Struktur !enol)talein (alam Suasana Basa 6
!enol)talein adalah senyawa kimia dengan rumus 3 +:696 dan sering ditulis sebagai G:#nG atau GphphG dalam penulisan notasi yang lebih pendek. !enol)talein sering digunakan dalam titrasi, yang menghasilkan larutan yang tidak berwarna dalam larutan asam dan menghasilkan warna merah muda dalam larutan basa. Bahkan dapat berubah menjadi warna ungu jika yang diuji merupakan larutan basa kuat.
Se+b) Phen-lfalein
Phenol)talein
memiliki
massa
molar 4<.4+
mol H dan
g
kerapatan .+77 g>cm4. !enol)talein tidak larut dalam air dan biasanya dilarutkan
dalam
alkohol
atau
eter
percobaan. !enol)talein adalah
asam
lemah,
untuk
digunakan
yang
dapat
dalam
kehilangan
ion : dalam larutan. "olekul )enol)talein tidak berwarna, namun, ion )enol)talein adalah pink.
Ietika basa ditambahkan
ke )enol)talein,
keseimbangan ion bergeser ke kanan, mengarah ke lebih ionisasi sebagai ion : akan dihapus. :al ini dapat dijelaskan dengan menggunakan prinsip 'e
3hatelier. !enol)talein
disintesis
dari
kondensasi phthalic
anhydride dengan dua ekialen )enol dalam kondisi asam. Proses ini ditemukan pada tahun <7 oleh Adol) on Baeyer. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk membuat larutan phenol)talein adalah sebagai berikut0 .
8imbang gram serbuk phenol)talein. "asukkan ke dalam alkohol %etanol& ?; m'. Aduk sampai rata.
+.
Iemudian encerkan dengan air sampai m'. Penggunaan
phenol)talein
sebagai
pencahar
dikhawatirkan
menyebabkan kanker oarium. Aplikasi 'arutan Pheno)talein diantaranya sebagai berikut 0
7
dapat
.
Sebagai pencahar.
+.
"engidenti)ikasi kandungan hemoglobin dalam suatu sampel.
4.
(igunakan sebagai komponen mainan, misalnya sebagai komponen menghilang tinta, atau menghilang pewarna pada rambut boneka Barbie.
6.
#II(
Sebagai indikator asam dan basa suatu sampel.
Ke.i/)lan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapat hasil rendemen sebesar ,?? ;, dengan hasil hablur 2,46 gram dengan titik lebur +2 o 3.
8
P!R&O$AAN P!M$UATAN S!NAWA 8ANT"!N! 9LUOR!S&!IN DAN !OSIN I(
T)*)an Pe+,-baan
"empelajari pembuatan 1at warna Canthene dan prinsip-prinsip reaksi kondensasi II(
Da.a+ Te-+i
8etrabromo)luorecein adalah pewarna dalam lipstik yang sulit dihapus, cat kuku, wol, sutra dan kertas. Bersi)at )otosensiti)itasJ menyebabkan peradangan bibirJ perna)asan dan gejala gastrointestinal. Berbahaya bila terjadi kontak kulit %iritan&, kontak mata %iritan&, tertelan, terhirup. Substansi yang beracun untuk membran mukosa. Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan organ. Kat warna ini dibuat dari reaksi kondensasi resorsinol dengan anhidrida )talat dengan adanya katalisator Kn3l +, :+S96, atau asam oksalat anhidrat. Lang termasuk senyawa Canthene adalah )luorescein, eosin, dan rhodamin-B %)luorescein tidak termasuk 1at warna&.
III(
Ala dan $ahan Ala3 ala 4an5 di5)naan:
.
'abu alas bulat 4 ml.
+.
/e)luks .
4.
5elas ukur.
6.
3orong.
.
Penangas minyak.
2.
Neraca.
$ahan3bahan 4an5 di5)naan: 9
. Anhidrat )talat. +. "inyak oli. 4. /esorsinol . 6. Kn3l+. . :3l pekat. 2. AMuadest. 7. =thanol . <. Air brom.
I#(
&a+a Ke+*a A( Pe/b)aan l)-+e.,ein
. (imasukkan 7,6 g anhidrat )talat, g resorsinol ke dalam labu bulat 4 ml. +. (ipanaskan diatas penangas minyak dengan suhu <o3 4. (isiapkan -7 g Kn3l + anhidrat dalam bentuk serbuk %jangan dibirkan terlalu lama di udara&. 6. (imasukkan Kn3l+ ke dalam campuran )talat, jaga suhu agar tetap stabil dan cam puran daduk setiap beberapa menit. /eaksi sempurna bila larutan menjadi pekat dan tidak perlu dilakukan pengadukan lebih lanjut. . 8urunkan temperatur minyak sampai o 3 dan ditambahkan ml air yang mengandung ml :3l pekat. 2. (inaikkan temperatur minyak sampai mendidih. 3ampursn diaduk setiap melewati suhu o 3. Pendidihan dilanjutkan sampai campuran reaks sempurna dan garam Kn telah larut. 7. (ikumpulkan dan disaring dengan corong buchner, dicuci dengan akuades, dikeringkan, dan ditimbang. $( Pe/b)aan !-.in
. (imasukkan ke dalam labu g )luoresein dan 6 ml etanol. 10
+. (ipanaskan di atas penangas minyak dengan api kecil, kemudian ditmbahkan < ml air brom setets demi setetes. 4. Setiap penambahan campuran , dikeluarka dari penangas, dikocok, baru diletakkan lagi di atas penangas. Biasanya dibutuhkan waktu menit untuk penambahan air brom. "ula-muka terbentuk bromo)luorescein yang larut dan akhirnya terbentuk tetrabromo %eosin&. =osin hanya sedikit larut dalam alkohol dan akan tekristalisasi. 6. (ibiarkan campuran reaksi selama + jam dalam suhu kamar. . (isaring, dicuci dengan alkohol, dikeringkan di udara terbuka, dan ditimbang hasilnya. #(
"a.il Pen5a/aan l)-+e.,ein
:
(ata pengamatan /endemen
@
:asil praktek %g& C ; :asil perhitungan teoritis %g&
Berat anhidrat Pthalat
@ 7,6? gram
Berat /esolsinol
@ ,7 gram
Berat Seng diklorida
@ 7,+ gram
Berat kertas saring endapan )luorescein @ <,+6 gram Berat kertas saring
@ ,44 gram
Berat endapan
@ 2,? gram
-
arna @ endapan berwarna cokelat kemerahan. arna larutan sebelum disaring @ larutan berwarna hijau kekuningan. Pe+hi)n5an
/endemen
@
2,? gr C ; 44+,4 gr
11
@ , ;
0
!-.in
(ata pengamatan Berat )luorescein
@ ,+ gram
=thanol
@ 6 ml
Air brom
@ < ml
Berat kertas saring endapan eosin @ 4,7+ gram Berat kertas saring
@ ,64 gram
Berat endapan
@ +,+? gram
-
arna @ larutan berwarna merah bata Pe+hi)n5an
/endemen
@
+,+? gr C ;
@ ,?2?;
2+6,7+ gr
#I(
Pe/baha.an
Pewarna Oanthene dapat diidenti)ikasi dengan )itur struktural umum di bawah ini. Kat warna Canthene dapat diperoleh dengan kondensasi )enol dengan anhidrida )talat dengan adanya seng klorida, asam sul)at atau asam oksalat anhidrat. :al ini disiapkan oleh pemanasan anhydridge resorsinol %+ molekul& dan )talat % molekul& dengan klorida seng pada ? o3. Berikut adalah macam F macam 1at warna Canthene 0 a. !luorescein !luorescein merupakan pewarna berupa bubuk merah yang tidak larut dalam air.
!luorescein
12
Sebuah larutan encer )luorescein dalam natrium hidroksida memberi )luoresensi kuning-hijau apabila terkena cahaya kuat. :al ini digunakan untuk melacak pasokan air limbah yang terkontaminasi, karena jika jumlah yang kecil dimasukkan ke dalam pada sumber dicurigai , warna akan terdeteksi pada beberapa jarak dari sumber, bahkan setelah pengenceran yang luas. Selama Perang (unia ##, )luoresein digunakan sebagai penanda untuk pilot kelautan yang harus diselamatkan dari pesawat terbang di atas air. :al ini juga membantu dalam menempatkan pencarian mereka. !luorescein juga digunakan sebagai pencahar ringan. 5aram natrium )luorescein disebut Uranine. Kat warna digunakan untuk pewarna wol dan sutra. Berikut adalah gambaran sintesis )luorescein.
Sintesis dari )luorescein
b. =osin =osin merupakan garam natrium dari tetrabromo)luorescein yang berwarna merah dan larut dalam air. =osin diperoleh dari bromonasi )luorescein
dalam
asam
asetat
glasial
untuk
memberikan
tetrabromo)luorescein. Kat warna ini ditambah dengan natrium hidroksida dapat menghasilkan pewarna. 'arutan eosin basa menunjukkan )luoresensi kuning-hijau. =osin digunakan untuk pencelupan wol, sutra, dan kertas, untuk membuat tinta merah dan sebagai pewarna dalam lipstik dan poles kuku. =osin dapat digunakan untuk mewarnai sitoplasma, kolagen dan serat otot untuk pengujian di bawah mikroskop. Struktur yang mudah diwarnai dengan eosin
13
disebut eosino)il. Secara etimologi nama eosin berasal dari =os, kata *unani kuno untuk )ajarQ dan nama (ewi *unani Iuno )ajar.
Eosin-B
#II(
K!SIMPULAN
(ari hasil praktikum yang didapat adalah rendeme )luorescein sekitar , ; dan rendemen eosin adalah ,?2? ;.
14
P!R&O$AAN ; ISOLASI TRIMIRISTIN DARI $UA" PALA I(
T)*)an Pe+,-baan
"ahasiswa diharapkan dapat menunjukkan kemahiran dalam hal teknik-teknik laboratorium yang pokok dalam pemisahan senyawa bahan alam. II(
Da.a+ Te-+i
Pada percobaan ini dilakukan isolasi trimiristin sebagai bahan akti) yang terdapat dalam buah pala. 8rimiristin adalah senyawa organic yang termasuk dalam golongan lemak yaitu0 H2C HC H2C
O O O
O C
(CH2)12CH3
C O O C
(CH2)12CH3 (CH2)12CH3
Si)at-si)atnya adalah senyawa non polar, larut baik dalam pelarut non polar antara lain eter %titik didih 4 o3&, mempunyai titik leleh 2 o3. Proses isolasinya bias digambarkan menurut diagram berikut0 Eter Ko!onen Terlarut
dala Destilasi
Pala
+ Ko!onen
E#stra#si !elarut + Pala
Kristalisa Eter "etanol Ko!onen
15
Triiristi
Proses pemisahan yang terjadi disini, mula-mula senyawa-senyawa > komponen-komponen non polar akan terekstraksi ke dalam eter yang dengan cara dekantasi atau penyaringan bisa dipisahkan dari pala residu. Sedangkan pelarut dikeluarkan dengan destilasi %mengkisatkan&, kemudian ditambahkan
methanol
%pelarut
polar&
yang
karena
perbedaan
kepolarannya maka kelarutan trimiristin dalam campuran akan berkurang, sehingga trimiristin akan menggendap atau mengkristal. III(
Ala dan $ahan Ala3 ala 4an5 di5)naan:
<.
=rlenmeyer .
?.
Pipet ukur.
.
5elas ukur.
.
3orong.
+.
3orong buchner.
4.
Neraca.
$ahan3bahan 4an5 di5)naan:
I#(
?.
Biji pala.
.
=ter.
.
"ethanol .
&a+a Ke+*a
.
(itimbang gram buah pala yang sudah dipotong-potong kecil-kecil %berupa serbuk& dalam =rlenmeyer + ml yang dilengkapi dengan tutup gelas atau gabus.
+.
(itambahkan dengan hati-hati ke dalamnya 4 ml eter. (engan hati-hati campuran dikocok
dengan menggoyang-goyangkan labu dan tiap 16
waktu tertentu tutup labu dibuka %sebab tekanan uap eter sangat tinggi& dengan hati-hati. 4.
(ilakukan pengadukan selama menit sampai tercampur dengan baik. Setelah itu dibiarkan sebentar hingga residu pala terpisah dengan baik kemudian dekantasi dan saring dengan menggunakan corong biasa.
6.
Proses ektraksi tersebut diulangi lagi sekali dengan cara dan kondisi yang sama, lalu )iltrate disatukan. 'arutan dikisatkan dengan destilasi sampai R4 ml. %hati-hati eter sangat mudah terbakar dan beracun&, digunakan penangas air hangat tanpa air di sekitarnya.
.
(imasukkan sedikit demi sedikit sambil diaduk-aduk 7 ml methanol ke dalam larutan di atas. =ndapan akan mulai terbentuk selama penambahan methanol. Iumpulkan endapan tersebut dengan disaring menggunakan corong Buchner. 3uci sekali lagi dengan sedikit campuran eter-metanol % 0 &, lalu dibiarkan kristal trimiristin dari pala %bahan& yang diisolasi. 8entukan titik leleh trimiristin yang diperoleh.
#(
"a.il Pe+,-baan
Bobot Pala
@ ,++ gram
Berat kertas saring trimiristin
@ +,+ gram
Berat kertas saring
@ ,46 gram
Berat trismistin
@ ,7 gram
-
:asil yang didapatkan berupa Iristal kuning muda. 8itik leleh 8rimiristin @ 2+o3 Pe+hi)n5an
/endemen
@
:asil praktek %g& C ; Berat biji pala %g&
/endemen
@
,7 gr C ; ,++ gr
17
@ +,26 ;
#I(
Pe/baha.an
8rimiristin adalah 1at akti) yang terdapat dalam buah pala. Pada saat percobaan buah pala yang digunakan dipotong kecil-kecil %berupa serbuk& yang bertujuan untuk mempercepat dan mempermudah proses ekstraksi, sehingga
ekstraksi berlangsung
optimal. Pereaksi
yang
digunakan untuk melakukan ekstraksi adalah eter. Setelah penambahan methanol endapan akan terbentuk, endapan tersebut adalah trimiristin. Pencucian dilakukan dengan menggunakan eter-methanol %0&. Iristal trimiristin yang terbentuk berwarna kuning muda. =kstraksi merupakan proses pemisahan bahan dari campurannya dengan menggunakan pelarut. =kstrak adalah suatu produk hasil pengambilan 1at akti) dari tanaman menggunakan pelarut, tetapi pelarutnya diuapkan kembali sehingga 1at akti) ekstrak menjadi pekat. Bnetuknya dapat kental atau kering tergantung apakah sebagian aja pelarut yang diuapkan atau seluruhnya. =kstrak dapat dibedakan berdasarkan konsistesi, komposisi dan senyawa akti) yang terdapat di dalamnya. Berdasarkan konsistensinya ekstrak dibagi menjadi 4, yaitu 0 .
=kstrak cair 0 =kstrak cair, tingtur, maserat minyak %=Ctracta !luida 'iMuida&
+.
Semi solid 0 =kstrak kental %=Ctracta spissa&
4.
Iering 0 =kstrak kering %=Ctracta sicca& =kstrak punya 4 bentuk )isik, yaitu cairan, setengah padat> kental
dan serbuk kering. Untuk ekstrak cair bisa dibuat dengan menyari simplisia dengan pelarut tanpa pelarutnya diaupkan, atau menambahkan sjumlah pelarut ke dalam ekstrak kental sehingga ekstrak tersebut jadi cair. Lang pertama biasanya dinamakan tingtur, yang kedua disebut ekstrak cair.
18
Berdasarkan komposisi ekstrak dibagi menjadi 4, yaitu 0 .
=kstrak alami, ekstrak murni, sediaan obat herbal alami %Natie :erbal (rugs Preparation& kering %sicca&, berminyak %oleoresin&. 8idak mengandung solent %air, etanol&, eksipien %maltodekstrin, laktosa, sakarosa&
+.
=kstrak non alami, sediaan ekstrak herbal, sediaan ekstrak %Non natie :erbal (rugs Preparation&. =kstrak non alami dapat berbentuk eCtracta spissa %campuran gliserin, propilenglikol&J eCtracta sicca %maltodekstrin, laktosa&J eCtracta )luida, tingtur %tinctura&, %air, etanol&J sediaan cair non alkohol %gliserin, air& J dan maserat berminyak. =kstrak juga berdasarkan komposisi yang ada di dalamnya dibagi
menjadi ekstrak murni dan sediaan ekstrak. (isebut ekstrak murni apabila ekstraknya tidak mengandung pelarut maupun bahan tambahan lainnya. =kstrak seperti ini biasanya merupakan produk antara, bersi)at higroskopis dan memerlukan proses selanjutnya untuk menjadi sediaan ekstrak. =kstrak non alami atau sediaan ekstrak herbal merupakan pengolahan lebih lanjut dari ekstrak murni, untuk dibuat sediaan ekstrak, baik kental maupun serbuk kering untuk selanjutnya dibuat sediaan obat seperti kapsul, tablet, cairan dan lain-lainnya. Berdasarkan pengetahuan tentang senyawa akti) yang terdapat di dalamnya, ekstrak dapat dibedakan menjadi 4, di antaranya adalah0 .
Standardised eCtracts merupakan ekstrak yang diperoleh dengan mengatur kadar senyawa akti) %menambahkan dalam batas toleransi& yang akti)itas terapeutiknya diketahui dengan tujuan untuk
mencapai
komposisi
yang
dipersyaratkan.
Standardised eCtract diperoleh dengan menambahkan bahan pembantu atau mencampur ekstrak hasil bets produksi antara ekstrak yang kandungan senyawa akti)nya tinggi dengan ekstrak yang kandungan senyawa akti)nya rendah yang sering terjadi pada pembuatan sediaan ekstrak alami %natie herbal drug preparation&, 19
sehingga kandungan senyawa akti)nya memenuhi baku yang ditetapkan. 3ontoh0 =kstrak daun digitalis, ekstrak kering daun Senna %mengandung hidroksi antrasen , F <,; dihitung sebagai sennoside B&, ekstrak kering daun Belladona %mengandung alkaloid hyoscyamin ,? F ,;&. +.
uanti)ied eCtract merupakan ekstrak yang diperoleh dengan mengatur
kadar
senyawa
yang
diketahui
berperan
dalam
menimbulkan khasiat )armakologi>klinis dengan tujuan agar khasiatnya sama.uanti)ied eCtract memiliki kandungan senyawa dengan akti)itas yang diketahui, tetapi senyawa yang bertanggung jawab terhadap aktiitas tidak diketahui. Pengaturan kadar senyawa tersebut hanya dapat diperoleh dengan cara mencampur ekstrak pada satu bets tertentu dengan ekstrak bets lain yang memiliki spesi)ikasi sama dan dalam jumlah natie herbal eCtract yang konstan. 3ontoh0 =kstrak daun 5inkgo biloba, ekstrak herba :ypericum per)oratum 4.
9ther eCtract merupakan ekstrak yang diperoleh dengan mengatur proses produksi %keadaan simplisia, pelarut, kondisi>cara ekstraksi& serta spesi)ikasinya.Pada other eCtract kandungan senyawa yang bertanggung jawab terhadap akti)itas tidak diketahui %belum diketahui senyawa yang bertanggung jawab menimbulkan e)ek )armakologi& 3ontoh
0
3ratageus :erba dan Passi)lora incarnate. "enurut !armakope =ropa, ada tiga tipe ekstrak yaitu ekstrak tipe A %Standardi1ed eCtracts&, tipe B %uanti)ied eCtracts&, dan tipe 3 %9ther eCtracts&.
20
.
8ype A %Standardi1ed eCtracts&0 =kstrak yang distandardisasi berdasarkan senyawa akti) atau golongan senyawa yang diketahui.
+.
8ype B %uanti)ied eCracts& 0 =kstrak yang distandardisasi berdasarkan kandungan senyawa dengan akti)itas yang diketahui, sedangkan senyawa akti) yang bertanggung jawab terhadap akti)itas belum diketahui.
4.
8ype 3 %9ther eCtracts& 0 =kstrak yang distandardisasi berdasarkan senyawa
dalam
ekstrak
namun
tidak
diketahui
hubungan
)armakologinya, dibuat agar selalu memiliki mutu yang sama dengan mengatur proses produksi %keadaan simplisia, pelarut, kondisi>cara ekstraksi& serta spesi)ikasinya. :al-hal yang harus di perhatikan dalam pembuatan ekstrak, antara lain0 . +. 4. 6.
*umlah simplisia yang akan di ekstrak. (erajat kehalusan simplisia. *enis pelarut yang akan digunakan. 8emperatur>suhu penyari akan menentukan jumlah dan kecepatan
penyaringan. . 'ama waktu penyarian. 2. Proses ekstraksi. %8eknologi Bahan Alam, +& P+-.e. Pe/b)aan !.+a a. Pembuatan serbuk simplisia dan klasi)ikasinya
Proses awal pembuatan ekstrak adalah tahapan pembuatan serbuk simplisia kering %penyerbukan&. (ari simplisia dibuat serbuk simplisia
dengan peralatan
tertentu sampai derajat
kehalusan tertentu. b.
3airan pelarut 3airan pelarut dalam proses pembuatan ekstrak adalah pelarut yang baik %optimal& untuk senyawa kandungan yang berkhasiat atau yang akti), dengan demikian senyawa tersebut dapat terpisahkan dari bahan dan dari senyawa kandungan lainnya, serta
ekstrak
hanya
mengandung sebagian besar
21
senyawa
kandungan yang diinginkan.!aktor utama untuk penimbangan pada pemilihan cairan penyari adalah sebagai berikut0 . Selektiitas +. Iemudahan bekerja dan proses dengan cairan tersebut 4. =konomis 6. /amah lingkungan . Ieamanan. c. Separasi dan pemurnian 8ujuan dari tahap ini adalah menghilangkan %memisahkan& senyawa yang tidak dikehendaki semaksimal mungkin tanpa berpengaruh pada senyawa kandungan yang di kehendaki, sehingga diperoleh ekstrak yang lebih murni. Proses-proses
pada
tahap
ini
adalah
pengendapan,
pemisahan dua cairan tak campur, sentri)ugasi, dekantasi, )itrasi serta proses adsorbs dan penukaran ion. d. Pemekatan > Penguapan %aporasi dan eaporasi& Pemekatan berarti peningkatan jumlah partial solute %senyawa terlarut& secara penguapan pelarut tanpa sampai menjadi kondisi kering, ekstrak hanya menjadi kental>pekat. e. Pengeringan =kstrak Pengeringan berarti menghilangkan pelarut dari bahan sehingga menghasilkan serbuk, masa kering rapuh, tergantung proses dan peralatan yang digunakan. Ada beberapa proses pengeringan ekstrak, yaitu 0 . Pengeringan =aporasi +. Pengeringan $aporasi 4. Pengeringan Sublimasi 6. Pengeringan Ioneksi . Pengeringan Iontak 2. Pengeringan /adiasi 7. Pengeringan (ielektik ). /endemen /endemen adalah perbandingan antara ekstrak yang diperoleh dengan simplisia awal. Me-de !.+a.i =kstraksi dengan menggunakan pelarut a. 3ara dingin "aserasi 22
"aserasi adalah proses pengekstraksi simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperature ruangan %kamar&. Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada keseimbangan. "aserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan dan
kontinu
%terus-menerus&.
/emaserasi
berarti
dilakukan
pengurungan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama, dan seterusnya. Perkolasi Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna %eChaustie eCtaction& yang umumnya dilakukan pada temperature ruangan,. Proses terdiri dari tahap pengembangan bahan,
tahap
maserasi
%penetesan>penampungan
antara,
tahap
ekstraksi&,
perkolasi
sebenarnya
terus-menerus
sampai
diperoleh ekstraksi %perkolat& yang jumlahnya - kali bahan. b.
3ara Panas /e)luks /e)luks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperature titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang elati) konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan penggulungan proses pada residu pertama sampai 4- kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna. SoChlet SoChlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relati) konstan dengan adanya pendingin balik. (igesti (igesti adalah maseri kinetic %dengan pengadukan kontinu& pada temperature yang lebih tinggi dari temperature ruangan %kamar&, yaitu secara umum dilakukan pada temperature 6 F o3. #n)use
23
#n)use adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperature penangas air %bejana in)use tercelup dalam penangas air mendidih, temperature terukur ?2 F ?< o3& selama waktu tertentu % F + menit&. (ekok (ekok adalah in)use pada waktu yang lebih lama %T 4 o3& dan temperature sampai titik didih air. (estilasi uap (estilasi uap adalah ekstraksi senyawa kandungan menguap %minyak atsiri& dari bahan %segar atau simplisia& dengan uap air berdasarkan
peristiwa
tekanan
parsial
senyawa
kandungan
menguap dengan )ase uap air dari ketel secara kontinu sampai sempurna dan diakhiri dengan kondensasi )ase uap campuran %senyawa kandungan menguap ikut terdestilasi& menjadi destilat air bersama senyawa kandungan yang memisah sempurna atau memisah sebagian. (estilasi uap, bahan %simplisia& benar-benar tidak tercelup ke air yang mendidih, namun dilewati uap air sehingga senyawa kandungan menguap ikut terdestilasi. % Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat , ?-+&
#II(
Ke.i/)lan
Pada praktikum kali ini dapat ditarik kesimpulan bahwa di dalam buah pala
positi) terdapat trimiristin, hal ini ditunjukan
setelah
penambhan eter methanol 0 terbentuk Iristal trimiristin yang terbentuk berwarna kuning. Berdasrkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh trismiristin sebanyak +,26;
24
P!R&O$AAN % P!NGU
T)*)an Pe+,-baan
"engidenti)ikasi beberapa jenis senyawa organic metabolit sekunder melalui analisis kualitati).
II(
Da.a+ Te-+i
!itokimia adalah cabang ilmu kimia organik yang berada diantara kimia organik bahan alam dan biokimia tumbuhan. #lmu ini mempelajari keanekaragaman senyawa organik yang dihasilkan oleh tumbuhan, yaitu struktur kimianya, biosintesisnya %:abone. ?<7&. Pengetahuan tentang )itokimia suatu tumbuhan sangat diperlukan sebelum kita melakukan suatu proses pemisahan, pemurnian dan identi)ikasi suatu senyawa yang terdapat dalam tumbuhan tersebut. Untuk analisa )itokimia suatu jaringan tumbuhan, idealnya digunakan jaringan tumbuhan yang segar yang telah dicelup ke dalam etanol mendidih segera setelah dipetik, hal ini untuk mencegah terjadinya oksidasi ataupun hirolisis en1imatik. Selain itu dapat juga digunakan jaringan tumbuhan yang telah dikeringkan sehingga sampel tersebut masih tetap dalam keadaan yang baik untuk dianalisis. Senyawa alam yang akan dianalisis adalah terpenoid>steroid, )laonoid, alkaloid, saponin dan tannin.
25
III(
Ala dan $ahan Ala3 ala 4an5 di5)naan:
7.
8abung reaksi.
<.
Pipet ukur.
?.
5elas ukur.
.
3orong.
.
ater bath.
+.
Neraca.
$ahan3bahan 4an5 di5)naan:
?. 'empuyang gajah. .
(aun tapak dara.
.Iulit jeruk nipis. +.
Serbuk "g.
4.
:3l pekat.
6.
Amil alkohol.
.
:+S96 +".
2.
Iloro)orm.
7.
"ethanol.
<. !e3l4. ?. (ietil eter. +. Iertas saring. +. Ammonia.
26
I#(
&a+a Ke+*a
. Uji !laonoid a.
Sebanyak , gram ekstrak dilarutkan dalam ml air panas .
b.
(ididihkan larutan selama menit kemudian disaring.
c.
ml !iltrat hasil penyaringan ditambahkan , mg serbuk "g, ml :3l pekatan ml Amil alkohol, kemudian dikocok kuat F kuat.
d.
*ika terbentuk warna merah,kuning atau jingga pada lapisan amil alkohol.
+. Uji Alkalis e.
Sebanyak ,4 gram ekstrak dilrutkan dalam ml kloro)ormammonia lalu disaring.
).
!iltrat hasil penyaringan ditambahkan beberapa tetes : +S96 +", kemudian dikocok sehingga terbentuk dua lapisan. 'apisan asam %tidak berwarna& dipipet ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan pereaksi "ayer, (ragendor), dan agner.
g.
*ika terdapat endapan putih dengan pereaksi mayer, endapan merah dengan jingga dengan pereaksi (ragendor) dan endapan coklat dengan pereaksi agner, maka terdapt alkaloid ekstrak tersebut.
4. Uji 8riterpenoid F Steroid a.
Sebanyak R,4 gram ekstrak ditambahkan + ml dietileter dan dikocok.
b.
'apisan
dietil
eter
dipisahkan
dan
ditambahkan
pereaksi
'ieberman-Buchard. c.
Adanya triterpenoid-steroid ditunjukkan dengan terbentuknya warna hijau-biru.
27
6. Uji Saponin a.
/esidu yang tidak larut dalam dietil eter pada uji triterpenoidsteroid dilarutkan dalam ml air dan dipanaskan selama menit, lalu didinginkan dan dikocok kuat-kuat.
b.
8erbentuknya busa yang mantap selama menit menunjukkan adanya saponin.
. Uji 8anin a.
Sebanyak R, gram ekstrak dilarutkan dengan ml methanol, lalu disaring.
b.
!iltratnya ditambahkan beberapa tetes !e3l4 ;.
c.
Adanya tannin ditunjukkan dengan terbentuknya warna hijau, biru, atau ungu.
#(
"a.il Pe+,-baan
. Uji !laonoid Da)n aa da+a dalam lapisan Amil alkohol0 terbentuk warna kuning. K)li *e+) dalam lapisan Amil alkohol0 terbentuk warna kurning. Le/)4an5 5a*ah dalam lapisan Amil alkohol0 terbentuk warna
jingga. +. Uji Alkaloid Daa en5a/aan da)n aa da+a:
a.
'apisan jernih pereaksi "ayer terbentuk endapan putih.
b.
'apisan jernih peraksi (ragendor)
terbentuk
endapan merah
jingga. c.
'apisan jernih pereaksi agner terbentuk endapan coklat.
Daa en5a/aan K)li
a.
'apisan jernih pereaksi "ayer terbentuk endapan putih.
b.
'apisan jernih pereaksi (ragendor) jingga.
28
terbentuk
endapan merah
c.
'apisan jernih pereaksi agner terbentuk endapan coklat.
Daa en5a/aan Le/)4an5 5a*ah:
d.
'apisan jernih pereaksi "ayer terbentuk endapan putih.
e.
'apisan jernih pereaksi (ragendor)
terbentuk
endapan merah
jingga. ).
'apisan jernih pereaksi agner terbentuk endapan coklat.
4. Uji 8anin Pengatamatan da)n aa da+a 0 terbentuk warna hijau samar. Pengatamatan )li *e+)
0 terbentuk warna hijau samar.
Pengatamatan le/)4an5 5a*ah0 terbentuk warna hijau samar.
6. Uji 8riterpenoid F Steroid Pengatamatan da)n aa da+a 0 terbentuk warna hijau-biru. Pengatamatan )li *e+)
0 terbentuk warna hijau-biru.
Pengatamatan le/)4an5 5a*ah0 terbentuk warna hijau-biru. . Uji Saponin Pengatamatan da)n aa da+a 0 busa bertahan selama menit. Pengatamatan )li *e+)
0 busa bertahan selama menit.
Pengatamatan le/)4an5 5a*ah0 busa bertahan selama menit. #I(
Pe/baha.an
Senyawa )laonoid adalah suatu kelompok senyawa )enol yang terbesar yang ditemukan di alam. Senyawa-senyawa ini merupakan 1at warna merah, ungu, biru, dan sebagai 1at warna kuning yang ditemukan dalam tumbuhan. !laonoid merupakan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada tanaman hijau, kecuali alga. !laonoid yang la1im ditemukan pada tumbuhan tingkat tinggi %Angiospermae& adalah )laon dan )laonol dengan 3- dan 9-glikosida, iso)laon 3- dan 9-glikosida, )laanon 3- dan 9-glikosida, khalkon dengan 3- dan 9-glikosida, dan
29
dihidrokhalkon, proantosianidin dan antosianin, auron 9-glikosida, dan dihidro)laonol
9-glikosida.
5olongan
)laon,
)laonol,
)laanon,
iso)laon, dan khalkon juga sering ditemukan dalam bentuk aglikonnya "enurut "arkham %?<<&. !laonoid tersusun dari dua cincin aromatis yang terdiri dari atom karbon, dimana dua cincin ben1ene %32& terikat pada suatu rantai propana %34& sehingga membentuk suatu susunan 32-34-32 .
Ierangka )laonoid 0
Susunan ini dapat menghasilkan tiga jenis struktur senyawa )laonoid yaitu0 .
!laonoida atau ,4-diarilpropana
+.
#so)laonoida atau ,+-diarilpropana
4.
Neo)laonoida atau ,-diarilpropana
30
#stilah )laonoida diberikan untuk senyawa-senyawa )enol yang berasal dari kata )laon, yaitu nama salah satu jenis )laonoida yang terbesar jumlahnya dalam tumbuhan. Senyawa-senyawa )laon ini mempunyai kerangka +-)enilkroman, dimana posisi orto dari cincin A dan atom karbon yang terikat pada B dari cincin ,4-diarilpropanan dihubungkan
oleh jembatan
oksigen sehingga membentuk
cincin
heterosiklik yang baru %cincin 3&. Ielas-kelas yang berlainan dalam golongan ini dibedakan berdasarkan cincin heterosiklik-oksigen tambahan dan gugus hidroksil yang tersebar menurut pola yang berlainan. !laonoid sering terdapat sebagai glikosida. 5olongan terbesar )laonoid berciri mempunyai piran yang menghubungkan rantai tigakarbon dengan salah satu dari cincin ben1ene. Sistem penomoran untuk turunan )laonoid diberikan dibawah0
(i antara )laonoid khas yang mempunyai kerangka seperti diatas berbagai jenis dibedakan tahanan oksidasi dan keragaman pada rantai 34. Secara umum sintesis )laonoid terdiri dari dua jalur yaitu jalur poliketida, dan jalur )enil propanoid. *alur poliketida ini merupakan serangkaian
reaksi kondensasi dari tiga unit asetat atau malonat.
Sedangkan jalur )enilpropanoid atau biasa disebut jalur shikimat
31
. *alur poliketida /eaksi yang terjadi pada jalur ini diawali dengan adanya reaksi antara asetil 3oA dengan 39 yang akan menghasilan malonat 3oA. Setelah itu malonat 3oA akanbereaksi dengan asetil
3oA menjadi
asetoasetil 3oA. Asetoaseil 3oA yang terbentuk akan bereaksi dengan malonat 3oA dan reaksi ini akan berlanjut sehingga membentuk poliasetil. Poliasetil yang terbentuk akan berkondensasi dan berekasi dengan hasil dari jalur )enilpropanoid akan membentuk suatu )laonoid. *enis )laonoid yang terbentuk dipengaruhi dari bahan )enilpropanoid
+. *alur !enilpropanoid. *alur ini merupakan
bagian dari glikolisis tetapi tidak
memperoleh suatu asam piruat melainkan memperoleh asam shikimat. /eaksi ini melibatkan eritrosa dan )os)o enol piruat. Asam shikimat yang terbentuk akan ditrans)ormasikan menjadi suatu asam amino yaitu )enilalanin dan tirosin. !enilalanin akan melepas N:4 dan membentuk asam sinamat sedangkan tirosin akan membentuk senyawa turunan asam sinamat karena adanya subtitusi pada gugus ben1ennya
32
Seperti hasil yang didapatkan pada percobaan, daun tapak dara mengandung !laonoid. :al ini ditunjukkan dengan terbentuknya warna kuning pada lapisan Amil alkohol, Begitupun kulit jeruk mengandung !laonoid, karena terbentuk warna yang sama dengan daun tapak dara. 'empuyang gajah pun mengandung !laonoid, karena terbentuk endapan yang sama dengan daun tapak dara. Alkaloid merupakan
suatu
golongan senyawa
organik
yang
terbanyak ditemukan di alam. :ampir seluruh alkaloid berasal dari tumbuh-tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan tingkat tinggi. Sebagian besar alkaloid terdapat pada tumbuhan dikotil sedangkan untuk tumbuhan monokotil dan pterido)ita mengandung alkaloid dengan kadar yang sedikit. Alkaloid merupakan senyawa yang bersi)at basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen dan biasanya berupa sistem siklis. Alkaloid mengandung atom karbon, hidrogen, nitrogen dan pada umumnya mengandung oksigen. Senyawa alkaloid banyak terkandung dalam akar, biji, kayu maupun daun dari tumbuhan dan juga dari hewan. Senyawa alkaloid merupakan hasil metabolisme dari tumbuhFtumbuhan dan digunakan sebagai cadangan bagi sintesis protein. Iegunaan alkaloid bagi tumbuhan adalah sebagai pelindung dari serangan hama, penguat tumbuhan dan pengatur kerja hormon. Alkaloid mempunyai e)ek )isiologis. 5aram alkaloid dan alkaloid bebas biasanya berupa senyawa padat dan berbentuk kristal tidak berwarna %berberina dan serpentina berwarna kuning&. Ada juga alkaloid yang berbentuk cair, seperti konina, nikotina, dan higrina. Sebagian besar alkaloid mempunyai rasa yang pahit. Alkaloid juga mempunyai si)at )armakologi. Sebagai contoh, mor)ina sebagai pereda rasa sakit, reser)ina sebagai obat penenang, atro)ina ber)ungsi sebagai antispamodia, kokain sebagai anestetik lokal, dan strisina sebagai stimulan syara).
33
Semua alkaloid mengandung paling sedikit sebuah nitrogen yang biasanya bersi)at basa dan sebagian besar atom nitrogen ini merupakan bagian dari cincin heterosiklik. Batasan mengenai alkaloid seperti dinyatakan di atas perlu dikaji dengan hati-hati. Iarena banyak senyawa heterosiklik nitrogen lain yang ditemukan di alam bukan termasuk alkaloid. "isalnya pirimidin dan asam nukleat, yang kesemuanya itu tidak pernah dinyatakan sebagai alkaloid. Alkaloid tidak mempunyai nama yang sistematik, sehingga nama dinyatakan dengan nama triial misalnya kodein, mor)in, heroin, kinin, ko)ein, nikotin. Sistem klasi)ikasi alkaloid yang banyak diterima adalah pembagian alkaloid menjadi 4 golongan yaitu alkaloid sesungguhnya, protoalkaloid dan pseudoalkaloid. Suatu cara mengklasi)ikasikan alkaloid adalah cara yang didasarkan jenis cincin heterosiklik nitrogen yang merupakan bagian dari struktur molekul. *enisnya yaitu pirolidin, piperidin, kuinolin, isokuinolin, indol, piridin dan sebagainya.
Ga/ba+ II(1 Struktur jenisFjenis alkaloid
5aram alkaloid berbeda si)atnya dengan alkaloid bebas. Alkaloid bebas biasanya tidak larut dalam air %beberapa dari golongan pseudo dan protoalkaloid larut&, tetapi mudah larut dalam pelarut organik agak polar %seperti ben1ena, eter, kloro)orm&. (alam bentuk garamnya, alkaloid mudah larut dalam pelarut organik polar. Ilasi)ikasi alkaloid, diantaranya yaitu berdasarkan lokasi atom nitrogen di dalam struktur alkaloid dan berdasarkan asal mula kejadiannya %biosintesis& dan hubungannya dengan asam amino. Berdasarkan asal mulanya %biogenesis& dan hubungannya dengan asam amino, alkaloid dibagi menjadi tiga kelas, yaitu0
34
.
8rue alkaloid Alkaloid jenis ini memiliki ciri-ciriJ toksik, perbedaan keakti)an )isiologis yang besar, basa, biasanya mengandung atom nitrogen di dalam cincin heterosiklis, turunan asam amino, distribusinya terbatas dan biasanya terbentuk di dalam tumbuhan sebagai garam dari asam organik. 8etapi ada beberapa alkaloid ini yang tidak bersi)at basa, tidak mempunyai cincin heterosiklis dan termasuk alkaloid kuartener yang lebih condong bersi)at asam. 3ontoh dari alkaloid ini adalah koridin dan serotonin.
+.
Proto alkaloid Alkaloid jenis ini memiliki ciri-ciriJ mempunyai struktur amina yang sederhana, di mana atom nitrogen dari asam aminonya tidak berada di dalam cincin heterosiklis, biosintesis berasal dari asam amino dan basa, istilah biologycal amine sering digunakan untuk alkaloid ini. 3ontoh dari alkaloid ini adalah meskalina dan e)edrina.
4.
Pseudo alkaloid Alkaloid jenis ini memiliki ciri-ciriJ tidak diturunkan dari asam amino dan umumnya bersi)at basa. 3ontohnya adalah ka)eina. Salah satu contohnya terbukti pada uji alkaloid, daun tapak dara
mengandung alkaloid. :al ini ditunjukkan dengan terbentuknya warna putih dengan pereaksi "ayer, endapan merah jingga dengan pereaksi (ragendor), dan endapan coklat dengan pereaksi agner. Begitupun kulit jeruk mengandung alkaloid, karena terbentuk endapan yang sama dengan daun tapak dara. 'empuyang
gajah pun mengandung alkaloid, karena
terbentuk endapan yang sama dengan daun tapak dara.
Penambahan
methanol menyebabkan tidak terbentuknya dua lapisan, sehingga tidak ada lapisan jernih yang bias digunakan untuk larutan uji.
35
8anin %atau tanin nabati, sebagai lawan tanin sintetik& adalah suatu senyawa poli)enol yang berasal dari tumbuhan, berasa pahit dan kelat, yang bereaksi dengan dan menggumpalkan protein, atau berbagai senyawa organik lainnya termasuk asam amino dan alkaloid. 8anin %dari bahasa #nggris tanninJ dari bahasa *erman :ulu Iuno tanna, yang berarti V pohon ek W atau Vpohon beranganW& pada mulanya merujuk pada penggunaan bahan tanin nabati dari pohon ek untuk menyamak belulang %kulit mentah& hewan agar menjadi kulit masak yang awet dan lentur. Namun kini pengertian tanin meluas, mencakup aneka senyawa poli)enol berukuran besar yang mengandung cukup banyak gugus hidroksil dan gugus lain yang sesuai %misalnya karboksil& untuk membentuk
perikatan
kompleks
yang
kuat
dengan
protein
dan
makromolekul yang lain. Berikut adalah gambar dari asam tanat, yaitu0
Senyawa-senyawa tanin ditemukan pada banyak jenis tumbuhanJ pelbagai senyawa ini berperan penting untuk melindungi tumbuhan dari pemangsaan
oleh
herbiora dan
hama, serta
dalam
pengaturan
pertumbuhan. 8anin yang terkandung dalam buah muda menimbulkan rasa kelat %sepat&, perubahan-perubahan yang terjadi pada senyawa tanin bersama berjalannya waktu berperan penting dalam proses pemasakan buah. Iandungan tanin dari bahan organik % serasah, ranting dan kayu& yang terlarut dalam air hujan %bersama aneka subtansi humus&, menjadikan air yang tergenang di rawa-rawa dan rawa gambut berwarna coklat kehitaman seperti air teh, yang dikenal sebagai air hitam %black water &.
36
Iandungan tanin pula yang membuat air semacam ini berasa kesat dan agak pahit. Pada uji tanin, hasil ekstrak daun tapak dara dan kulit jeruk dilarutkan dengan methanol, kemudian ditambahkan !e3l 4 ; terbentuk warna hijau samar. :al tersebut menunjukkan adanya 8anin dalam daun tapak dara, kulit jeruk dan lempuyang gajah. Pada uji 8riterpenoid F Steroid, ekstrak daun tapak dara dan kulit jeruk ditambahkan eter dan dikocok, setelah dikocok lapisan eter dipisahkan dan ditambahkan pereaksi 'ieberman-Buchard, terbentuk warna
:ijau
F
Biru
.
:al
ersebut
menunjukkan
adanya
8riterpenoid>Steroid pada daun tapak dara, kulit jeruk dan lempuyang gajah. Pada uji saponin, akan terbentuk busa dengan waktu bertahan yang berariasi. :al ini menunjukkan bahwa dalam daun tapak dara, lempuyang gajah dan kulit jeruk mengandung saponin.
#II(
Ke.i/)lan
Pada praktikum kali ini dapat di tarik kesimpulan bahwa kita dapat mengidenti)ikasi beberapa jenis senyawa organik metabolit sekunder melalui analisis kualitati). (an ketiga bahan yang berasal dari alam tersebut mengandung kelima jenis senyawa organik metabolit sekunder.
37
P!R&O$AAN 7 !KSTRAKSI SOK"L!T L!MAK DARI K!MIRI
I(
T)*)an Pe+,-baan
Pada akhir percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat memahami, mengenai0
II(
a.
Penentukan kadar lemak kasar senyawa F senyawa yang larut
b.
dalam pelarut lemak =kstraksi lemak dengan menggunakan sokhlet.
Da.a+ Te-+i
Pada penentuan kadar lemak kasar senyawa F senyawa yang larut dalam pelarut lemak seperti eter, heksan dan petroleum eter di ekstrak dari sample kering oen % dapat dipakai sample hasil penentuan kadar air & dengan menggunakan sokhlet. =kstrak eter, heksan atau petroleum eter disebut lemak kasar. =kstrak ini di samping mengandung lemak %trigliserida& juga terdapat senyawa F senyawa lain seperti )os)olipid, sterol, minyak atrisi, pigmen F pigmen yang larut dalam lemak. Senyawa F senyawa yang larut dalam air tidak terekstrak karena sample telah dikeringkan dengan eter, heksan atau petroleum eter.
38
sebeleum di ekstrak
III(
Rea.i A
N
N +
A NaN9+
-
N
A :3l
N 3l
garam dia1onium
CH3
CH3 N2CI
N
A
N
N
N
:3l
CH3
CH3 methyl orange
dimetilanilin
I#(
A
Ala dan $ahan Ala3 ala 4an5 di5)naan:
+.
Pemanas listrik.
4. Sokhlet.
$ahan3bahan 4an5 di5)naan:
6. 'abu lemak.
++.
Iapas.
. (esikator.
+4.
Petroleum eter 6 ml
2. 9en.
+6.
Iertas saring.
7. ater bath.
+.
Batu didih.
<. Neraca.
+2.
Iemiri.
?. 5elas ukur ml. #(
&a+a Ke+*a
. (itimbang dengan teliti sekitar gram contoh kedalam thimble +. Pasang radas sokhlet lalu masukkan thimble dan pelarut organik % X C isi tabung atas& labu lemak kosong harus di timbang terlebih dahulu %a& 4. 'akukan ekstraksi selama + jam. Setelah ekstraksi selesai, pelarut diuapkan rotary dengan eaporator dengan suhu 6 F 63 6. 'abu lemak diangkat dan dikeringkan dalam oen dengan suhu 3. . (inginkan dalam desikator, lalu timbang %b&.penimbangan di ulangi sampai bobot tetap 2. 'akukan percobaan - pada sample kedua yaitu Iacang tanah
39
#I(
"a.il Pe+,-baan
Sample
#II(
0 Iemiri
Bobot kemiri
@ ?,?? gram
Berat 'abu lemak lemak batu didih
@ 2<,+ gram
Berat labu lemak kosong batu didih
@ 24,+ gram
Berat lemak
@
-
,< gram
P!R"ITUNGAN
Iadar 'emak %;&
@ Bobot tetap %b-a&
C ;
Bobot contoh %bobot kering& Iadar 'emak %;&
= ,< gram C ;
@ ,<;
?,?? gram #III( Pe/baha.an
=kstraksi SoChlet digunakan untuk mengekstrak senyawa yang kelarutannya terbatas dalam suatu pelarut dan pengotor-pengotornya tidak larut dalam pelarut tersebut. Sampel yang digunakan dan yang dipisahkan dengan metode ini berbentuk padatan. (alam percobaan ini kami menggunakan sample kemiri. =kstraksi soChlet ini juga dapat disebut dengan ekstraksi padat-cair. Padatan yang diekstrak ditumbuk terlebih dahulu kemudian dibungkus dengan kertas saring dan dimasukkan kedalam ekstraktor soChlet, sedangkan pelarut organic dimasukkan kepadal labu alas bulat kemudian seperangkat ekstraktor soChlet dirangkai dengan kondensor. =kstraksi dilakukan dengan memanaskan pelarut sampai semua analit terekstrak %kira-kira 2 C siklus&. :asil ekstraksi dipindahkan kerotary eaporator acuum untuk diekstrak kembali berdasarkan titik didihnya. "etode ekstraksi soChlet digunakan untuk mengekstrak senyawa yang kelaarutannya terbatas dalamsuatu pelarut dan pengotor-pengotor tidak larut dalam pelarut tersebut. Prisip kerja dak ekstraksisoChlet adalah 40
memisahkan senyawa tertentu dari sampel padat dengan menggunakan titik didihtertentu dan senyawa tertentu.Pelarut yang baik dalam ektraksi soChlet adalah pelarut yang mempunyai titik didih rendah seperti nheksana yang mempunyai titik didih 2?o3 agar cepat menguap sehingga tidak menyebabkan kerusakanpada alat dan juga tidak membutuhkan watu yang lama untuk melakukan satu sirkulasi ektraksi.(alam praktikum ini, kita melakukan dua tahap yang pertama menggunakan alat ektraktor soChlet yangber)ungsi untuk mengekstraksi kemiri sehingga pada tahap pertama
ini akan diperoleh ektrak kemiri dann-heksana. Iedua,
menggunakan rotary eaporator unyuk memisahkan antara ektrak kemiri dengan n-heksana %pelarutnya& dengan menggunkan perbedaan titik didih. =kstraksi padat-cair digunakan untuk memisahkan analit yang terdapat pada padatan menggunakan pelarut organic. Padatan yang akan diekstrak dilembutkan terlebih dahulu dengan cara ditumbuk atau juga diiris-iris. Iemudian padatan yang telah halus dibungkus dengan kertas saring. Padatan yang terbungkus kertas saring dimasukkan kedalam alat ekstraksi soChlet. Pelarut organik dimasukkan kedalam labu alas bulat. Iemudian alat ektraksi soChlet dirangkai dengan kondensor . =kstraksi dilakukan dengan memanaskan pelarut organic sampai semua analit terekstrak
%Ihamnidal.+?&."assa
jenis
%densitas& hasil
ekstraksi
dihitung dengan mennggunakan persamaan0( @ ">$Iet0 ( @ densitas %gr>lt&" @ "assa cairan %gr&$ @ $olume cairan %lt& Iemiri %ateuris moluena& adalah tumbuhan yang memiliki beberapa )ungsi antara lain sebagai penyubur rambut. Untuk memperoleh ekstrak kemiri maka harus diekstraksi terlebih dahuliu. Biji kemiri dimasukkan dalam esktraktor soChlet dan diekstraksi selama waktu tertentu. (alam ekstrkasi dapat digunakan berbagai macam pelarut, misalnya n-heksan dengan olume tertentu.
8I(
Ke.i/)lan
41
Pada praktikum kali ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Pada hasil ekstraksi akan dihasilkan berupa minyak kemiri yang relatie murni %Al)in.+<&. komposisi lemak dalam kemiri sebesar ,<;.
DATAR PUSTAKA
42