BAB I
MASALAH-MASALAH YANG DI ALAMI SELAMA PELAKSANAAN PPL
Program pengalaman lapangan (PPL) merupakan suatu program yang dirancang lembaga STKIP Pasundan Cimahi untuk melatih serta membentuk para mahasiswa kependidikan khususnya sebagai calon tenaga pengajar atau guru, untuk dapat menguasai kemampuan keguruan yang terintegrasi secara utuh, sehingga telah menyelesaikan masa PPL, mahasiswa bersangkutan siap mengemban tugas sebagai tenaga pengajar yang professional.
Program pengalaman lapangan, untuk selanjutya disingkat PPL adalah mata kuliah kependidikan yang dilaksanakan disekolah dalam bentuk latihan keterampilan melaksanakan tugas, kewajiban dan tanggung jawab guru secara professional, PPL merupakan salah satu program kuliah yang tergabung dalam kelompok mata kuliah proses belajar mengajar atau kelompok mata kuliah keahlian atau MKK.
Masalah yang dihadapi :
Dalam pelaksanaan PPL di SMA 1 Parongpong, banyak pengalaman berharga yang diperoleh oleh praktikan. Praktikan mendapatkan kesempatan memperaktikan teori yang diperoleh dibangku kuliah. Akan tetapi dalam melaksanakan kegiatan tersebut praktikan tidak luput dari kendala atau masalah yang harus dihadapi karena kenyataan yang terjadi dilapangan adalah masalah yang sesungguhnya terjadi oleh hal-hal yang selama dibangku kuliah tidak dialami atau ditemui.
Adapun masalah atau kendala yang praktikan hadapi pada saat pelaksanaan PPL adalah sebagai berikut:
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Agar proses belajar mengajar dapat tercapai sesuai dengan tujuan pendidikan yang tertuang dalam GBPP, maka seorang pendidik berkewajiban menyusun rencana pembelajaran. Penyusunan rancangan pembelajaran merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh seorang guru sebelum memulai proses belajar mengajar, dimana dalam rencana pelaksanaan pembelajaran tercakup segala hal penting diantaranya strategi belajar mengajar, alat dan sumber belajar, sampai dengan evaluasi, sehingga jelas tergambar tujuan yang akan dicapai untuk menentukan keberhasilan dalam mengajar.
Dengan melihat waktu yang di tetapkan lembaga, setiap orang / individu wajib melakukan proses pangajaran selama 1 semester disekolah (5-6 bulan) dengan mewajibkan praktikan membuat minimal 8 RPP dengan waktu pertemuan tatap muka minimal 16 kali pertemuan. Oleh karena itu, setiap individu harus membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
Dalam penyusunan rancangan pembelajaran penulis sering kali menemukan berbagai kesulitan diantaranya mengenai format rancangan pembelajaran yang harus di buat ternyata ada perbedaan antara rancangan pembelajaran yang ada dilapangan dengan rancangan pembelajaran yang telah di pelajari di bangku perkuliahan.
Selain itu kami juga sering kali menemukan berbagai kesulitan dalam merumuskan evaluasi yang sesuai dengan kemampuan dan relevansi dengan tujuan pembelajaran khusus.
Proses Penampilan
Kegiatan belajar mengajar di kelas, merupakan kegiatan inti dari pelaksanaan pengalaman lapangan. Masalah yang dihadapi pada kegiatan tersebut pada umumnya yaitu:
Dalam proses KBM
Penguasaan kelas/siswa
Karena hal tersebut merupakan tempat, keadaan, dan lingkungan yang baru bagi praktikan. Penampilan pertama di kelas merupakan kendala yang paling terasa, namun dengan wawasan dan kesiapan serta ilmu yang di dapat di bangku kuliah, setelah beberapa kali mengajar masalah tersebut dapat teratasi. Adapun kesulitan lain yang di hadapi praktikan yaitu daya tangkap siswa dan motivasi belajar siswa. Karena tiap individu atau anak didik mempunyai variasi kemampuan dan semangat yang berbeda beda, namun masalah ini merupakan suatu pengalaman yang sangat berarti untuk praktikkan agar dapat menyokong siswa-siswi dalam proses mengajar.
Bimbingan Belajar/Ektrakurikuler
SMA 1 Parongpong mengadakan beberapa kegiatan ekstra kulikuler yang di harapkan dapat di ikuti oleh siswa siswi sesuai keinginan dan bakat yang dimilikinya.
Adapun kegiatan ekstrakulikuler yang di kembangkan di SMA 1 Parongpong, meliputi:
OSIS
Paskriba
Fotografer
PMR
Futsal
Pramuka
Permasalahan yang di hadapi praktikan dalam mengikuti kegiatan ekstrakulikuler tersebut berkaitan dengan waktu pelaksanaannya dan keterbatasan kemampuan yang dimilki praktikan sehingga tidak dapat mengikuti semua kegiatan tersebut.
Partisipasi Dalam Kegiatan Sekolah
Kegitan yang dilakukan praktikan dituntut berpartisipasi dalam kegiatan sekolah, yaitu sebagai berikut:
Mengikuti kegiatan upacara bendera yang dilaksanakan pada hari senin
Membantu Piket Guru
Adapun tugasnya yang dilaksanakan guru piket adalah
Mengecek kehadiran siswa dan guru
Memberikan tugas yang telah diberikan guru mata pelajaran yang tidak hadir
Mencatat keterlambatan, dan perizinan siswa yang keluar-masuk sekolah
Menerima tamu yang berkepentingan ke sekolah
Membunyikan bel serta menertibkan siswa apabila ada kelas kosong
Membantu piket perpustakaan, hal yang dilakukan :
Membereskan buku-buku di perpustakaan
Mencatat peminjaman buku
Menjadi pengawas Try Out dan ujian Kenaikan Kelas
Pada dasarnya dalam hal berpartisipasi dalam kegiatan di sekolah dirasakan berjalan cukup baik. Meskipun terkadang ada masalah kecil yang masih bisa diatasi.
Proses Bimbingan
Selama praktikan melaksanakan PPL di sekolah, banyak sekali kesulitan yang dialami oleh praktikan. Oleh karena itu, praktikan memerlukan bimbingan kepada orang yang sudah berpengalaman diantaranya Guru Pamong, Wakasek Kurikulum, Wakasek Kesiwaan dan Dosen Pembimbing.
Proses Bimbingan dengan Guru Pamong PPL
Proses bimbingan dengan guru pamong PPL kerap dilakukan, karena hal tersebut sangat membantu parktikan. Dengan menberi penjelasan tentang materi yang akan disampaikan, masukan ( saran ), pengarahan, motivasi dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan kegiatan yang akan dipratikan lakukan di sekolah.
Terkadang bimbingan dilakukan pada saat setelah praktek mengajar dilakukan, evaluasi di tempat setelah para murid bubar merupakan hal yang positif yang diperoleh praktikan karena pada saat itu kekurangan ataupun kesalahan yang terjadi bisa langsung di evaluasi sehingga untuk kedepannya bisa lebih baik lagi.
Proses Bimbingan dengan Dosen Pembimbing
Seperti halnya bimbingan dengan guru Pamong praktikan juga melakukan proses bimbingan dengan Dosen Pembimbing.Banyak sekali hal yang di dapat praktikan dalam proses bimbingan dengan Dosen Pembimbing,yaitu: Pegarahan bagaimana melaksanakan PPL dengan benar dan sesuai,pembuatan RPP, penyusunan laporan kelompok dan individu sehingga apa yang diharapkan praktikan dapat dicapai dengan baik.
Proses Bimbingan dengan Wakasek Kurikulum dan Kesiswaan
Meskipun bimbingan kepada wakasek ini tidak se-intens seperti bimbingan kepada guru pamong dan dosen pembimbing, akan tetapi itu sangat membantu sekali saya untuk lebih mengenal atmosfer sekolah itu seperti apa, karakteristik siswa itu seperti apa, kurikulum di sekolah itu seperti apa, sehingga membantu saya sebagai praktikan untuk bisa cepat beradaptasi dan cepat mengerti tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan seorang guru.
Dalam hal ini saya selaku praktikan sengaja meminta bimbingan dari berbagai pihak, baik itu dari pihak sekolah ataupun dari pihak kampus, tak jarang pula praktikan sekali kali meminta bimbingan dari para senior yang telah lebih dulu melaksanakan PPL untuk meminta pengalaman-pengalamannya selama melaksanakan PPL. Jadi kepada siapapun meminta bimbingan itu tiada lain adalah untuk menuju kepada lebih baik dalam proses pembelajaran yang dilakukan.
Dengan adanya proses bimbingan tersebut sehingga praktikan tidak banyak menghadapi hambatan atau kesulitan dalam melaksanakan proses pengajaran atau hal lainnya. Namun tak jarang masalah selalu ada, akan tetapi justru itu merupakan pembelajaran untuk menjadi lebih dewasa.
BAB II
FAKTOR PENYEBAB DARI MASALAH YANG DIALAMI
Dalam pelaksanaan kegiatan operasional Program Pengalaman Lapangan (PPL) selama 4 bulan di SMA 1 Parongpong, banyak sekali masalah yang di hadapi praktikan.
Seluruh masalah yang timbul pasti terdapat faktor penyebab yang menyertainya. Pada uraian ini, praktikan akan menguraikan faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya masalah-masalah tersebut, antara lain yaitu:
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Faktor-faktor penyebab permasalahan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ini diantaranya:
Pergantian kurikulum, sehingga untuk kurikulum yang sekarang di dalam RPP harus dicantumkan nilai-nilai sikap siswa yang diharapkan.
Kurangnya pengetahuan dan pemahaman serta minimnya pengalaman dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
Faktor-faktor ketidak tepatan waktu yang telah direncanakan dalam rencana pembelajaran dan kenyataan pada saat belajar mengajar.
Beragamnya sumber yang berbeda tentang pembuatan RPP yang baik, hal tersebut menjadikan beragamnya pandangan dan pendapat sehingga membuat praktikan menjadi pusing untuk menentukan sumber mana yang akan dijadikan rujukan.
Proses penampilan
Faktor-faktor penyebab permasalahan dalam hal penampilan di lapangan saat kegiatan belajar mengajar diantaranya:
Terdapatnya perbedaan karakter serta daya tangkap siswa dalam pembelajaran.
Minimnya pengalaman dalam melakukan pengajaran.
Waktu pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan siang hari, sedangkan siswa didominasi oleh anak-anak perempuan yang ketika berlangsung pembelajaran banyak mengeluh, hal ini karena jadwal yang padat oleh jadwal kejuruan.
Bimbingan Belajar/ekstrakulikuler
Ekstrakulikuler dilaksanakan seminggu sekali perjenis mata pelajaran yang di ekstrakulikulerkan. Namun dalam kenyataannya kegiatan itu tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, sehingga pada pelaksanaannya tidak dapat dilakukan secara optimal karena keterbatasan waktu, sarana dan prasarana serta sumber daya manusia. Tidak hanya itu,masih kurangnya minat dan motivasi siswa terhadap kegiatan ekstrakulikuler yang juga sangat menghambat terselenggaranya kegiatan tersebut dan kurang berjalan secara optimal.
Terlebih untuk ekstrakurikuler olahraga, minat siswa untuk mengikuti kegiatan tersebut dirasakan kurang, apalagi waktu yang digunakan untuk ekstrakurikuler olahraga dilaksanakan akhir pekan dan hari libur, sehingga bentrok dengan acara liburan.
Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah
Pada dasarnya praktikan tidak mengalami kendala yang berarti dalam pelaksanaan partisipasi dalam kehidupan sekolah, hanya dalam hal pengaturan jadwal praktikan yang sering kali berbenturan dengan jadwal pelajaran yang sudah ditetapkan mengingat banyaknya jumlah kelas yang terdapat di SMA 1 Parongpong.
Faktor penyebab yang lebih menonjol dalam partisipasi dalam kehidupan sekolah adalah berbenturannya jadwal antara jadwal praktikan di sekolah dengan jadwal praktikan di kampus yang merupakan tanggung jawab sebagai seorang mahasiswa.
Proses Bimbingan
Faktor yang sangat menjadi masalah dalam pelaksanaan bimbingan ini adalah masalah waktu, perbedaan waktu kesibukan antara praktikan dengan pembimbing menjadikan jadwal untuk bimbingan menjadi sedikit agak terganggu terutama untuk bimbingan dengan dosen pembimbing, akan tetapi kesemuanya itu bisa di siasati dan di usahakan sehingga bisa terjadi proses bimbingan yang dijadwalkan.
Di luar masalah itu Selama pelaksanaan PPL berlangsung, praktikan tidak terlalu mengalami hambatan maupun kesulitan dalam proses bimbingan dengan Guru Pamong maupun dengan Dosen Pembimbing PPL, karena selalu memberikan bimbingan kepada praktikan sehingga kegiatan praktikan dalam melaksanakan PPL ini berjalan dengan baik dan lancar.
BAB III
UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH
Pada pembahasan sebelumnya praktikan telah menguraikan masalah serta factor-faktor penyebabnya, untuk itu berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Hal ini dilakukan baik oleh praktikan sendiri maupun berasal dari bimbingan Dosen luar biasa, Dosen tetap PPL, serta dengan sesama praktikan.
Upaya-upaya dalam penanggulangan masalah tersebut diantaranya adalah :
Penyusunan Rancana Pelaksanaan Pembelajaran
Upaya yang dilakukan didalam penanggulangan masalah penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah melakukan konsultasi serta bimbingan dengan Guru Pamong maupun Dosen Pembimbing PPL mengenai cara penulisan prosedur serta bagaimana proses yang baik untuk merumuskan kegiatan belajar mengajar berkenaan dengan metode dan media yang digunakan agar menunjang proses belajar mengajar guna tercapainya tujuan yang telah ditetapkan dan diluar bimbingan dengan guru pamong serta dosen pembimbing PPL, praktikan pun sering melakukan diskusi dengan sesama praktikan lain serta mencari dari beberapa sumber tentang materi atau bahan untuk mendukung kelancaran penyusunan RPP.
Disamping itu pula, praktika selalu mencari bahan informasi dari internet tentang up-date terkini masalah pembelajaran, sehingga masalah yang terjadi dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran ini bisa terseleseikan karena didukung oleh berbagai macam sumber dan dari semua pihak.
Proses Penampilan
Upaya penanggulangan untuk mengatasi permasalahan dalam proses penampilan di kelas praktikan melakukan berbagai aktifitas diantaranya :
Praktikan mempelajari serta menguasai materi yang akan disampaikan semaksimal mungkin sebelum memasuki lapangan.
Praktikan menjelaskan materi dengan lebih jelas dan memberi contoh serta menanyakan kepada siswa apa saja yang kurang dapat dipahami.
Berupaya menyesuaikan materi pelajaran dengan waktu yang tersedia tersebut.
Menentukan media serta alat peraga yang sesuai dan mudah dipahami oleh siswa sehingga dapat menarik perhatian siswa.
Selalu melakukan pendekatan terhadap siswa untuk mengetahui kekurangan praktikan dalam menyampaikan materi.
Memberikan materi yang dikemas menjadi lebih menyenangkan untuk dipelajari siswa, sehingga akan memotivasi siswa terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran tersebut.
Bimbingan Belajar / Ekstrakurikuler
Upaya penanggulangan dalam proses bimbingan belajar / Ekstrakurikuler ini praktikan harus mampu menguasai kelas dengan cara menguasai materi yang akan di informasikan kepada siswa, memahami karakter serta tingkah laku siswa, agar dapat mengarahkan siswa pada situasi belajar yang kondusif. Pada posisi ini praktikan berperan sebagai pembimbing, pengarah, sekaligus motivator dalam kegiatan belajar mengajar serta mampu menciptakan suasana yang lebih akrab antara praktikan dengan para siswa.
Partisipasi Dalam Kehidupan / Kegiatan sekolah
Upaya penanggulangan untuk mengatasi masalah dalam partisipasi kehidupan sekolah diantaranya adalah :
Selalu melakukan sosialisasi dengan Kepala Sekolah, Guru-guru, staf-staf sekolah serta siswa-siswi di sekolah itu sendiri.
Mencari informasi serta mengikuti kegiatan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan oleh sekolah.
Mengatur sedemikian rupa jadwal kegiatan sesuai dengan kebutuhan.
Adanya konsolidasi dengan rekan praktikan.
Proses Bimbingan
Upaya penanggulangan masalah mengenai bimbingan dengan guru pamong adalah praktikan selalu berusaha menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti dalam proses kegiatan belajar mengajar maupun dalam kehidupan sekolah. Upaya penanggulangan masalah mengenai bimbingan dengan dosen pembimbing PPL adalah praktikan berusaha menyesuaikan waktu bimbingan dengan dosen pembimbing PPL. Adapun apabila terjadi benturan waktu karena kesibukan, maka praktikan berusaha mencari waktu lain yang luang sehingga bimbingan bisa dilakukan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, praktikan berkesimpulan bahwa Program Pengalaman Lapangan (PPL) ini memberikan manfaat yang besar bagi calon tenaga pengajar.
Dengan adanya Program Pengalaman Lapangan (PPL) pula, para praktikan dapat mengetahui dan mengalami situasi serta kondisi yang sebenarnya dilapangan, yang sering kali tidak sesuai dengan teori yang kita terima diperkuliahan.
Selain melaksanakan PPL banyak hal yang dirasakan para praktikan sehingga kami menyimpulkan sebagai berikut :
"Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan kegiatan yang membantu calon tenaga pengajar untuk mencapai tenaga kerja kependidikan yang berkompeten dan professional, Program Pengalaman Lapangan (PPL) ini juga merupakan wahana sekaligus tempat menguji kemampuan diri praktikan untuk dapat mengaktualisasikan. PPL ini adalah awal bagi para calon pendidik untuk mengenal atmosfer yang ada di lingkungan sekolah, karakteristik siswa, serta hal-hal yang sering terjadi di lingkungan sekolah, baik itu di dalam maupun di luar kelas.
PPL ini merupakan cerminan kelak nanti di masa yang akan datang bagaimana seorang praktikan dalam melakukan tugasnya dalam pengajaran. Banyak masalah yang terjadi dalam pelaksanaan PPL dan banyak pula upaya yang dilakukan dalam penyelesaiannnya, sehingga nanti dalam kenyataannya setelah terjun ke dalam dunia pendidikan bisa mengaplikasikan apa yang telah didapat di PPL ini.
Banyak manfaat yang didapat atau diperoleh dalam melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) diantaranya para praktikan lebih memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap kemampuan yang dimiliki, serta memiliki kredibilitas dalam menjalankan tugas dan kewajiban selaku tenaga pengajar".
SMA 1 Parongpong merupakan sekolah menengah yang dalam pencapaian tujuannya dilakukan dengan mengaktifkan pengelolaan pendidikan dan mengoordinisasikan semua potensi yang ada dengan melaksanakan usaha-usaha terpadu, terarah, terencana dan berupaya meningkatkan sumber daya manusia sebagai penggerak dalam mencapai tujuan.
Saran
Untuk lebih meningkatkan kualitas pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan (PPL) dimasa yang akan datang maka praktikan menulis beberapa saran, diantaranya :
Bagi Lembaga Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Pasundan Cimahi
Pihak lembaga STKIP harus meningkatkan intensitas kunjungan dosen tetap PPL, agar para praktikan dalam melaksanakan tugas praktikannya disekolah dapat diketahui perkembangannya. Hal ini dimaksudkan agar praktikan yang ditempatkan di sekolah bisa terkontrol dan teramati, sehingga pihak lembaga bisa menilai sejauh mana kemajuan yang diperoleh mahasiswa selama pelaksanaan PPL juga dilakukan untuk mencetak tenaga kependidikan yang handal serta berkompeten dan professional. Hendaknya pula dilakukan pengawasan yang berkesinambungan selama praktikan melakukan Program Pengalaman Lapangan.
Bagi SMA 1 Parongpong
SMA 1 Parongpong diharapkan tetap menjalin kerjasama yang baik dengan STKIP Pasundan Cimahi dan tetap memberikan bimbingan dan dukungan kepada praktikan yang akan melaksanakan praktek kependidikan selanjutnya serta mempertahankan dan meningkatkan kualitas setiap kegiatan yang sedang dan telah dilaksanakan, sebagai usaha meningkatkan kemampuan siswa dan usaha memotivasi aktivitas dan kreativitas siswa dan juga sekolah memberikan teguran terhadap praktikan yang kurang disiplin dalam melaksanakan proses pembelajarannya.
Bagi Calon Praktikan yang akan Melakukan PPL
Untuk para calon praktikan yang akan melakukan PPL hendaknya membekali diri sedini mungkin dengan hal-hal yang bersifat pengetahuan, sehingga nanti pada saat pelaksanaan PPL tidak kelabakan, kemudian latihlah mental sehingga akan terbiasa dalam menghadapi atmosfer siswa yang berbeda-beda pemikiran.
DAFTAR PUSTAKA
UPT PPL STKIP Pasundan Cimahi, 2011. Panduan Praktek Kependidikan (PPK) Cimahi UPT PPL STKIP Pasundan Cimahi.
16