I.
TUJUAN PRAKTIKUM Adapun tujuan praktikum ini yaitu : Memahami dan mampu membuat sedian infusa dan dekokta
II. Dasar Teori
Infus merupakan sediaan yang dihasilkan dengan cara infundasi. Biasanya berupa cairan yang langsung diminum sekaligus atau diminum dua atau tiga kali pada hari yang sama. Ketentuan pembuatan infuse dalam farmakope yaitu satu bagian simplisia untuk 10 bagian infuse atau infuse 10%. Bila simplisia tidak mengandung zat yang berkhasiat keras. Bila simplisia memiliki zat yang berkhasiat keras, maka ketentuan ini tidak berlaku.
Keuntungan dan kekurangan metode infundasi:
Keuntungan:
Unit alat yang dipakai sederhana
Kerugian
Zat-zat yang tertarik kemungkinan sebagian akan
mengendap
kembali,
apabila
kelarutannya sudah mendingin.
Biaya operasionalnya relatif rendah
Menghasilkan sari yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang.
Dapat menyari simplisia dengan pelarut air dalam waktu singkat
Dekok merupakan sediaan yang dihasilkan dengan cara dekoktasi. Perbedaan dengan infuse hanya terletak pada lamanya ekstraksi yaitu infuse 15 menit dan dekok 30 menit. Ekstraksi yang lebih lama pada simplisia tertentu dapat meningkatkan kualitas ekstrak, namun hal tersebut tidak berlaku umum. Penentuan apakah suatu simplisia lebih baik dibuat
infuse atau dekok perlu penelitian lebih lanjut, namun ada panduan dasar yang dapat dipertimbangkan, yaitu : Infus
Dekok
Untuk bahan-bahan dasar yang lunak
Untuk bahan-bahan dasar yang keras
Untuk bahan-bahan dasar yang zat-zat Untuk bahan-bahan dasar yang zat-zat bagiannya tidak cukup tahan pemanasan
bagiannya sangat tahan pemanasan
Untuk bahan-bahan dasar dengan minyak Untuk bahan-bahan dasar tanpa minyak yang mudah menguap
yang mudah menguap
Untuk bahan-bahan dasar yang banyak mengandung zat tepung Kandungan Kimia Tumbuhan yang Digunakan
Daun Sirih (Pi peris B etle F olium)
Minyak atsiri mengandung hidroksi kavikol, kavibetol, estragol, eugenol, metileugenol, karvakrol, terpinen, seskuiterpen, fenilpropan, tanin.
Kulit Batang Cempaka ( Mi chelia champaca L.) Etanol 80% kulit batang champaca L mengandung golongan minyak atsiri, triterpenoid, polifenol, dan flavonoid.
. III. PELAKSANAAN Mahsiswa dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5 orang. Setiap Kelompok membuat sedian infusa dan dekokta dibawah ini : 1) Infusa Daun Sirih sebanyak 120ml 2) Dekokta Kulit Batang Cempaka, 120 ml
Bahan dan Alat a) Bahan yang digunakan adalah : Daun sirih segar, serbuk simplisi kulit batang cempaka dan Aquadest b) Alat yang digunakan adalah :
Panci infuse, kompor , pisau/gunting, kain flannel, corong kaca, beker glass, Erlenmeyer dan botol plastic
Prosedur a. Pembuatan Sedian Infusa Daun Sirih (120ml)
1) Ditimbang 12g daun sirih segar, potong-potong 2-3 mm, dimasukkan ke dalam bejana infus. 2) Diukur aquadest sebanyak 120 ml dimasukkan ke dalam bejana infus, dipanaskan diatas penangas air pada suhu 90 0 C selama 15 menit (terhitung mulai semenjak suhu sudah mencapai 90 0 C), sekali-sekali diaduk supaya minyak atsiri dalam daun sirih terekstraksi sempurna, setelah itu angkat, dinginkan. 3) Infus dingin disaring dengan kain flanel, filtratnya ditampung pada beker glass 4) Jika filtrat belum mencapai 120ml , ditambahkan air panas (sejumlah kekurangannya) pada ampas, dinginkan, saring, peras. Filtrat yang diperoleh ditambahkan dengan filtrate yang pertama sehingga diperoleh volume infus 120 ml 5) Masukkan infus ke dalam botol 120 ml yang sudah ditara dan ditandai, tutup. 6) Beri etiket b. Pembuatan Sediaan Dekokta Kulit Batang Cempaka (120ml)
1) Timbang 12g serbuk simplisia kulit batang cempaka, masukkan ke dalam beker glass. 2) Tambahkan aquadest sebanyak 120ml + 2x berat simplisia (24ml) 3) Panaskan diatas penangas air pada suhu 90 0 C selama 30 menit (terhitung semenjak suhu sudah mencapai 90 0 C, sambil sesekali diaduk 4) Serkai selagi panas melalui kain flannel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume dekok sebanyak 120ml 5) Masukkan dekokta kedalam botol plastic 120ml yang sudah ditara dan ditandai, tutup 6) Beri etiket
IV. HASIL PERCOBAAN Sediaan
Volume
Pemerian
Infusa Daun Sirih
120ml
a.
Warna
b. Rasa c.
Bau
d. Konsistensi Dekokta
120ml
a. Warna
Khasiat
b. Rasa c. Bau d. Konsistensi
V. PEMBAHASAN
Pada praktikum dilakukan pembuatan infusa dan dekok dengan menggunakan daun sirih segar dan serbuk kulit batang cempaka. Untuk pembuatan infusa digunakan sampel daun sirih. Sampel terlebih dahulu dicuci hingga bersih dan dipotong kecil-kecil lalu ditimbang sebanyak 12 gram. Sampel di potong kecil-kecil agar mempercepat zat aktif terlarut dalam pelarut. Pelarut yang digunakan adalah air, Setelah itu ditambahkan 120ml air, penambahan air sebanyak 120 ml karena daun sirih merupakan simplisia segar sehingga air yang ditambahkan sejumlah infusa yang dibuat. Kemudian daun sirih yang sudah dipotong kecil ditambahkan aquadest kemudian dipanaskan pada suhu 90oC selama 15 menit. Setelah itu disaring dengan kain flanel dengan kondisi dingin. Penyaringan dilakukan saat dingin karena daun sirih mengandung minyak atsiri yang apabila disaring saat panas menyebabkan minyak atsiri yang terkandung pada daun sirih menguap. Setelah itu infus dingin masukkan ke dalam botol 120ml dan diberi etiket. Piper betle L (Daun sirih) mengandung minyak atsiri dengan komponen antara lain kavikol, kavibetol, sinceol, eugenol, flavonoid. Minyak atsiri dapat merelaksasi otot polos pada saluran pernapasan, sekresi lendir berkurang, dan aktivitas antibakteri, antiinflamasi, dan antijamur yang sering menyebabkan plak pada gigi. Selain pembuatan infusa, pada praktikum kali ini juga membuat dekokta serbuk kulit batang cempaka.
Dalam proses pembuatannya hampir sama seperti pembuatan
infusa tetapi waktu yang dibutuhkan untuk membuat dekokta adalah selama 30 menit dan air yang ditambahkan yaitu 144 ml , penambahan air sebanyak144 ml disebabkan karena simplisia bersifat kering sehingga air yang ditambahkan adalah (sejumlah dekokta yang dibuat) 120 ml + 2 x bobot simplisia.
Kemudian disaring dengan kain flanel dalam
kondisi panas. Kemudian dekok dimasukkan ke dalam botol 120ml dan beri etiket.
Kulit batang M. champaca L. d mengandung senyawa golongan triterpenoid, steroid, dan asam lemak (Chandrashekar et al., 2010). Ekstrak n-heksana, kloroform dan metanol kulit batang M. champaca L. dilaporkan memiliki aktivitas antimalaria yang sangat baik secara in vitro. Kulit batangnya digunakan sebagai obat gastritis, demam, dan batuk (Dwajani and Shanbhag, 2009).
Digunakan suhu 90oC, karena pada suhu tersebut pelarut dapat menarik zat aktif yang ada dalam sampel (bagi sampel yang tahan panas). Infus/ rebusan obat merupakan sediaan air yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90oC selama 15menit yang mana ekstraksinya dilakukan secara infundasi. Air digunakan sebagai pelarut karena ekonomis dan mudah diperoleh, stabil, tidak mudah terbakar, tidak beracun dan alamiah tetapi meskipun air memiliki keunggulan sebagai penyari, air juga memiliki kelemahan yaitu tidak selektif dan sari yang dihasilkan mudah tercemar jamur dan bakteri sehingga tidak tahan lama. VI.
VII.
DAFTAR PUSTAKA Cahyangningsih,E. Sandi,E. 2018. Penuntun Praktikum Fitokimia. Akademi Farmasi Saraswati Denpasar. Dwicandra N.M.O,dkk. 2013. Skrining Kandungan Kimia Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang Michelia L. Jurusan Farmasi- Fakultas Matematika dan Ilmu Matematika Universitas
Udayana. Saraswati.E,dkk. 2015. Laporan Praktikum Fitokimia Sediaan Galenik. Akademi Farmasi Saraswati. Denpasar Anonim.
2010.
Decocta
dan
Infusa.
Teredia
di
https://diskusikuliah.wordpress.com/2010/05/17/decocta-dan-infusa/ diakses pada 3 april 2018 14:23