ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PERKEMBANGAN LANSIA Pembimbing Oleh Ns. Puji Lestari, S.Kep., M.Kes (Epid)
OLEH KELOMPOK 3 1. I Kadek Juli Sudiantara
: 010114a038
2. Ianah
: 010114a043
3. Lailatus syarifa
: 010114a053
4. Lale Aulia Marsitah Widarmi : 010114a055 5. Lalu Sahdan
: 010114a057
6. Lalu Santriaji Akbar
: 010114a058
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO 2017
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan kita. Keperawatan keluarga merupakan tingkat tingkat keperawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau satu kesatuan yang dirawat denga sehat, sebagai tujuan, dan perawat sebagai penyalur. Sasaran keperawatan keluarga yaitu : Individu, keluarga, dan masyarakat. Prinsip utama dalam perawatan kesehatan masyarakat adalah mengatakan bahwa keluarga adalah unit atau kesatuan dari pelayanan kesehatan. Berbagai ilmu ini tidak dapat dipisahkan dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi karena sampai setengah abad yang lalu. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, peerbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di bidang medis atau ilmu kedokteran sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat dan bertambah cenderung lebih cepat. Saat ini, di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia diperkirakan 500 juta dengan rata usia 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar. Di Negara maju seperti Amerika Serikat pertambahan orang lanjut usia bertambah 1000 orang setiap harinya pada tahun 1985 dan diperkirakan 50% dari penduduk disana berusia 50 tahun sehingga istilah Baby Boom pada masa lalu berganti menjadi ledakan penduduk lansia. Secara indvidu, pada usia 55 tahun terjadi penuaan secara alamiah. Hal ini akan menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi, dan psikologis. Perubahan fisik yang umumnya terjadi pada lansia adalah perubahan pada fungsi pendengaran, timbulnya keluhan pada sendi dan berbagai masalah kesehatan lain yang berkaitan dengan fisiknya. Selain itu diti jau dari segi
psikososialnya juga lansia lebih cenderung mudah emosi dan sehingga membuat mereka menjadi jarang untuk beriinteraksi dengan komunitas yang lain.
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga 1. Pengertian keluarga Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Sudiharto, 2007). Keluarga adalah dua atau tiga individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam peranannya masing-masing, menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Bailon dan Maglaya (dalam Setiadi, 2008). Whall (1986) dalam analisa konsep tentang keluarga sebagai unit yang perlu dirawat dalam perawatan, ia mendefinisikan keluarga sebagai “kelompok yang mendefinisikan diri” dengan anggota sendiri terdiri dua individu atau lebih, yang asosiasinya dicirikan oleh istilah istilah khusus, yang boleh jadi tidak di ikat oleh hubungan darah dan hukum, tetapi yang berfungsi demikian macam sehingga menganggap diri mereka sebagai sebuah keluarga.
2. Tipe keluarga Beberapa tipe keluarga adalah sebagai berikut : a. Keluarga Inti / Nuclear Family
Keluarga inti adalah keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang direncanakan yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak, baik karena kelahiran (natural) maupun adopsi. b. Keluarga besar/ Extended Family Keluarga inti ditambah keluarga yang lain (karena hubungan darah) atau anggota keluarga yang lain misalnya, kakek, nenek, paman, bibi, sepupu termasuk keluarga modern, seperti orang tua tunggal, keluarga tanpa anak, serta keluarga pasangan sejenis (Guy/Lesbian Families) c. Keluarga campuran/ Blended Family Keluarga yang terdiri dari suami, istri, anak-anak kandung dan anak-anak tiri. d. Keluarga menurut hukum umum (Common Law Family) Keluarga menurut hukum umum adalah anak-anak yang tinggal bersama orangtuanya. e. Keluarga orang tua tingal Keluarga ini adalah keluarga yang terdiri dari pria atau wanita, mungkin karena telah bercerai, berpisah, ditinggal mati atau mungkin tidak pernah menikah, serta anak-anak mereka yang tinggal bersama f. Keluarga hidup bersama/ Commune Family Keluarga yang terdiri dari pria, wanita, dan anak-anak yang tinggal bersama berbagi hak dan tanggung jawab, sertamemiliki kepercayaan bersama. g. Keluarga serial/ Serial Family Keluarga serial adalah keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang telah menikah dan mungkin telah punya anak, tetapi kemudian bercerai dan masing-masing menikah lagi serta memiliki anak-anak dengan pasangannya masing-masing, tetapi semuanya menganggap sebagai satu keluarga. h. Keluarga gabungan/ Composite Family
Keluarga ini adalah yang terdiri dari suami dengan beberapa istri dan anak-anaknya (poligami) atau istri dengan beberapa suami dan anak-anaknya (poliandri).
3. Fungsi Keluarga Dalam (Setiadi, 2008) fungsi keuarga adalah beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut : a) Fungsi biologis 1. Untuk meneruskan keturunan 2. Memelihara dan membesarkan anak 3. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga 4. Memelihara dan merawat anggota keluarga b) Fungsi Psikologis 1.
Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2.
Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
3.
Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4.
Memberikan identitas keluarga
c) Fungsi sosialisasi 1.
Membina sosial pada anak
2.
Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tigkat perkembangan anak.
3.
Menaruh nilai-nilai budaya keluarga
d) Fungsi ekonomi 1.
Mencari
sumber-sumber
kebutuhan keluarga
panghasilan
untuk
memenuhi
2.
Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga
3.
Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya.
e) Fungsi pendidikan 1.
Menyekolahkan
anak
untuk
memberikan
pengetahuan,
keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat anak. 2.
Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa
3.
Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
Menurut Effedy (1998) dalam (Setaiadi, 2008) dari berbagai fungsi diatas ada 3 fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarga terhadap anggota keluarganya adalah : a.
Asih, adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
b.
Asuh,
adalah
memenuhi
kebutuhan
pemeliharaan,
sehingga
diharapkan menjadikan mereka anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosial dan spiritual. c.
Asah, adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi dewasa yang mendiri dalam mempersiapkan masa depannya.
4. Dimensi struktur dasar keluarga Struktur
keluarga
dapat
menggambarkan
bagaimana
keluarga
melaksanakan fungsi keluarga di masyarakat sekitarnya. Prand dan caplan
(1965) yang diadopsi oleh friedman mengatakan ada empat struktur keluarga yaitu : a.
Struktur peran keluarga menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga dalam keluarga sendiri dan perannya dilingkungan masyarakat atau peran formal dan informal.
b.
Nilai atau norma keluarga, emnggambaarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini oleh keluarga.
c.
Pola komunikasi keluarga, menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi ayah-ibu (orang tua), orang dengan anak, anak dengan anak, anggota keluarga lain (pda keluarga besar) dengan keluarga inti.
d.
Struktur kekuatan keluarga, menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untik mengubah perilaku keluarga yang mendukung kesehatan.
5.
Peran perawat keluarga Menurut (Setiadi, 2008), peran seorang perawat keluarga adalah : a) Pemberi Asuhan Keperawatan kepada anggota keluarga b) Pengenal/pengamat masalah dan kebutuhan kesehatan keluarga c) Koordinator pelayanan kesehatan dan perawatan kesehatan keluarga d) Fasilitator atau menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah di jangkau e) Pendidikan kesehatan, perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk mengubah perilaku keluarga dari perilaku tidak sehat f)
Penyuluh dan konsultan, perawat dapat berperan memberikan petunjuk tentang Asuhan Keperawatan dasar terhadap keluarga. Disamping menjadi penasehat dalam mengatasi masalah-masalah perawatan keluarga.
B. Konsep Keperawatan Keluarga Lanjut Usia 1.
Pengertian
Lansia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial, perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehatannya, oleh karena itu kesehatan lansia perlu mendapatkan perhatian khusus dengan tetap dipelihara dan di tingkatkan agar selama mungkin dapat hidup secara produktif sesuai dengan kemampuannya sehingga dapat ikut serta dan berperan aktif dalam pembangunan (Mubarak, 2009). Aging proscess atau proses penuaan merupakan suatu proses bilogis yang tidak dapat dihindarkan, yang akan dialami oleh setiap orang. Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan (graduli) kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan struktur dan fungsi secara normal, ketahanan terhadap injury termasuk adanya infeksi (Paris Contantinides, 1994). 2.
Batasan Lansia
Departemen Kesehatan RI membagi lansia sebagai berikut : a) Kelompok menjelang usia lanjut (45-54 tahun) sebagai masa vibrilitas b) Kelompok usia lanjut (55-64 tahun) sebagai presensium c) Kelompok usia lanjut (65 tahun >) sebagi senium Menurut organisasi kesehatan dunia usia lanjut usia dikelompokkan menjadi : a.
Usia pertengahan (middle age) ; ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun
b.
Lanjut usia (elderly) : antara 60 dan 74 tahun
c.
Lanjut usia (old) : antara 75 dan 90 tahun
d.
Usia sangat tua (verry old) : diatas 90 tahun
3. Teori menua Menurut Wahyudi (2008), teori proses menua dibagi menjadi dua, yitu teori biologis dan teori sosiologis. Adapaun teori biologis diantaranya sebagai berikut : Teori biologis
1.
Teori bilogis Teori genetic clock merupakan teori intrinsik yang menjelaskan bahwa
didalam tubuh terdapat jam bilogis yang mengatur gen dan menentukan proses penuaan. Teori ini mengatakan bahwa menua itu telah terprogram secara genetik untuk spesies tertentu. Setiap spesies didalam inti selnya memiliki jam genetik sendiri dan setiap spesies mempunyai batas usia yang berbeda yang telah diputar menurut replikasi tertentu sehingga bila jenis ini berhenti, maka ia akan mati. Teori mutasi somatic Menurut teori ini, penuaan terjadi karena adanya mutasi somatic akibat pengaruh lingkungan yang buruk. Terjadi kesalahan dalam proses transkripsi DNA atau RNA dan dalam proses translasi RNA protein atau enzim. Kesalahan ini terjadi terus menerus sehingga akhirnya akan terjadi penurunan fungsi organ atau perubahan sel menjadi kanker atau penyakit. Setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi, sebagai contoh yang khas adalah mutasi sel kelamin sehingga terjadi penurunan kemampuan fungsional sel. 2.
Teori nongenetik Teori penurunan sistem imun tubuh, merupakan mutasi yang berulang
dapat menyebabkan berkkurangnya kemampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya (self recognation). Jika mutasi yang merusak membrane sel, akan menyebabkan sistem imun tidak mengenalinya sehingaa merusaknya. Dalam proses metabolisme tubuh, diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit. Sebagai contoh, tambahan kelenjar timus yang pada usia dewasa berinvolusi dan sejak itu terjadi kelainan aoutoimun. Teori kerusakan akibat radikal bebas, teori radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas dan didalam tubuh karena adanya proses metabolisme atau proses pernapasan didalam mitokondria. Radikal bebas merupakan suatu atom atau molekul yang tidak stabil karena mempunyai elektron yang tidak berpasangan sehingga sangat reaktif mengikat atom atau molekul lain yang menimbulkan kerusakan atau perubahan dalam tubuh. Radikal bebas yang terdapat di lingkungan ialah seperti : a.
Asap kendaraan bermotor
b.
Asap rokok
c.
Zat pengawet makanan
d.
Radiasi
e.
Sinar ultraviolet yang mengakibatkan terjadinya perubahan pigmen dan kolagen pada proses menua.
Teori sosiologis 1) Teori interaksi sosial, teori ini mencoba menjelaskan mengapa lanjut usia bertindak pada suatu situasi tertentu, yaitu diatas dasar hal-hal yang dihargai masyarakat. Kemampuan lanjut uisa untuk terus menjalin interaksi sosial merupakan kunci mempertahankan status sosialnya berdasarkan kemampuannya bersosialisasi 2) Teori aktivitas atau kegiatan a) Ketentuan tentang semakin menurunnya jumlah kegiatan secara langsung. Teori ini menyatakan bahwa usia lanjut yang sukses adalah mereka yang aktif dan banyak ikut serta dalam kegiatan sosial. b) Lanjut usia akan merasakan kepuasan dapat melakukan aktvitas dan mempertahankan aktivitas tersebut. c) Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup lanjut usia. d) Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan inividu agar tetap stabil dari usia pertengahan sampai lanjut usia. 3) Teori keperibadian berlanjut Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori ini merupakan gabungan teori yang disebutkan sebelumnya. Teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seorang usia lanjut sangat dipengaruhi oleh tipe personalitas yang dimilikinya. Teori ini mengemukakan adanya kesinambungan dalam siklus kehidupan lanjut usia.
4) Teori pembebasan atau penarikan diri Teori ini membahas putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat dan kemunduran individu dengan individu lainnya. Menurut teori ini seorang lanjut usia dinyatakan mengalami proses menua yang berhasil apabila ia menarikdiri dari kegiatan terdahulu dan dapat memusatkan diri pada persoalan pribadi dan mempersiapkan diri menghadapi kematiannya.
4. Tipe Lansia Tipe lansia dibagi menjadi lima tipe yaitu tipe arif bijaksana, tipe mandiri, tipe tidak puas, tipe pasrah dan tipe bingung. 1. Tipe arif bijaksana, yaitu kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan, memenuhi undangan dan menjadi panutan. 2. Tipe mandiri, yaitu menganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam mencari pekerjaan, bergaul dengan teman, dan memenuhi undangan. 3. Tipe tidak puas, yaitu konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik dan banyak menuntut. 4. Tipe pasrah, yaitu menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama dan melakukan pekerjaan apa saja. 5. Tipe bingung, yaitu mengasingkan diri, minder, menyesal, pasif dan acuh tak acuh (Nugroho, 2008)
5.
Tahap Perkembangan Keluarga dengan Lansia Dalam siklus kehidupan setiap keluarga terhadap tahap – tahap yang dapat
diprediksi. Seperti individu – individu yang mengalami tahap pertumbuhan dan
perkembangan yang berturut- turut. Formulasi tahap – tahap perkembangan yang berturut – turut. Formulasi tahap – tahap perkembangan kehidupan keluarga yang paling banyak digunakan untuk keluarga inti dengan dua orang tua adalah delapan tahap siklus kehidupan keluarga ( Cristensen & Kenny, 2009)
Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga dari Duvall Tahap Perkembangan
Tugas dasar Keluarga
I. Memulai keluarga
Pemeliharaan fisik
II. Keluarga yang baru memiliki anak
Alokasi sumber-sumber
III. Keluarga yang memiliki anak prasekolah
Pembagian kerja
IV. Keluarga yang memiliki anak sekolah
Sosialisasi anggota
V. Keluarga yang memiliki remaja Reproduksi,
rekrutmen,
VI. Menetapakan keluarga inti
pelepasan anggota
VII.
Pemeliharaan tatanan
Keluarga paruh baya
dan
Penempatan anggota dalam masyarakat VIII. Keluarga lansia
yang lebih luas Pemeliharaan motivasi dan moral
Pada tahap VII (keluarga lansia) dimulai dengan pensiunnya salah satu atas kedua pasangan dan berlanjut sampai kematian kedua pasangan perkawinan. Tugas penting berfokus pada menemukan energi dan motivasi yang cukup untuk mencari dan terlibat dalam aktivitas waktu luang yang menyenangkan di dalam keterbatasan finansial dan kesehatan. Tugas penting lainnya adalah menyesuaikan diri terhadap pensiun dengan mengubah gaya hidup dan menerima kematian teman – teman dan pasangan. Pada periode ini keluarga mungkin juga pindah pintu rumah dan pindah ke komunitas sebaya, sehingga harus membina ikatan
teman – teman baru dalam komunitas yang baru dan menemukan aktivitas waktu luang yang baru. Tugas perkembangan keluarga merupakan tanggung jawab yang harus dicapai oleh keluarga dalam setiap tahap perkembangannya. Keluarga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan biologis, imperative (saling menguatkan), budaya dan aspiratif, serta nilai-nilai keluarga. tugas perkembangan keluarga dengan lansia adalah sebagai berikut: ( Maryam, 2008) 1. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan Pengaturan hidup bagi lansia merupakan suatu faktor yang sangat penting dan mendukung kesejahteraan lansia. Perpindahan tempat tinggal bagi lansia merupakan suatu pengalaman traumatis, karena pindah tempat tinggal berarti akan mengubah kebiasaan-kebiasaan yang selama ini dilakukan oleh lansia di lingkungan tempat tinggalnya. Selain itu, dengan pindah tempat tinggal berarti lansia akan kehilangan teman dan tetangga yang selama ini berinteraksi serta memberikan rasa aman pada lansia. Kondisi ini tidak dialami oleh semua lansia, karena pindah tempat tinggal yang telah dilakukan dengan persiapan yang memadai dan perencanaan yang amatang terhadap lingkungan baru bagi lansia, tentu akan berdampak positif bagi kehidupan lansia.
2. Penyesuaian terhadap pendapatan yang menurun Ketika lansia memasuki pensiun, maka terjadi penurunan pendapatan secara tajam dan semakin tidak memadai, karena biaya hidup terus meningkat, sementara tabungan / pendapatan berkurang. Dengan sering munculnya masalah kesehatan, pengeluaran untuk biaya kesehatan merupakan masalah fungsional yang utama. Adanya harapan hidup yang meningkat memungkinkan lansia untuk dapat hidup lebih lama dengan masalah kesehatan yang ada.
3. Mempertahankan hubungan perkawinan Hal ini menjadi lebih penting dalam mewujudkan kebahagiaan keluarga. Perkawinan mempunyai kontribusi yang besar bagi moral dan aktivitas yang berlangsung dari pasangan lansia.
Salah satu mitos tentang
lansia adalah dorongan seks dan aktivitas
sosialnya yang tidak ada lagi. Mitos ini tidak benar, karena menurut hasil penelitian memperlihatkan keadaan yang sebaliknya. Studi – studi semacam ini menentukan bahwa meskipun terjadi penurunan kapasitas seksual secara perlahan – lahan pada lansia, namun keinginan dalam kegiatan seksual terus ada, bahkan meningkat
Salah satu penyebab yang dapat menurunkan
aktivitas seksual adalah masalah psikologis.
4. Penyesuaian diri terhadap kehilangan pasangan Tugas perkembangan ini secara umum merupakan tugas perkembangan yang paling traumatis. Lansia biasanya telah menyadari bahwa kematian adalah bagian dari kehidupan normal, tetapi kesadaran akan kematian tidak berarti bahwa pasangan yang ditinggalkan akan menemukan penyesuain kematian dengan mudah. Hilangnya pasangan menurut reorganisasi fungsi keluarga secara total, karena kehilangan pasangan akan mengurangi sumber-sumber emosional dan ekonomi serta diperlukan penyesuaian untuk menghadapi perubahan tersebut.
5. Pemeliharaan ikatan keluarga antargenerasi Ada kecenderungan bagi lansia menjauhkan diri dari hubungan sosial, tetapi keluarga tetap menjadi focus interaksi lansia dan sumber utama dukungan sosial. Oleh karena lansia menarik diri dari aktivitas dunia sekitarnya, maka hubungan dengan pasangan, anak – anak, cucu, serta saudaranya menjadi lebih penting.
6. Meneruskan untuk memahami eksistensi usia lanjut Hal ini dipandang penting, bahwa penelaahan kehidupan memudahkan penyesuaian terhadap situasi – situasi sulit yang memberikan pandangan terhadap kejadian – kejadian di masa lalu. Lansia sangat peduli terhadap kualitas hidup mereka dan berharap agar hidup terhormat dengan kemegahan dan penuh arti. Selain itu, lansia sendiri harus dapat melakukan perawatan dirinya sediri, keluarga, dan orang – orang di sekitarnya pun perlu memahami bagaimana melakukan perawatan yang tepat bagi lansia tersebut. Oleh karena
selama individu tersebut memiliki semanagt untuk hidup serta melakukan kegiatan – kegiatan , maka ia akan tetap produktif dan berbahagia meskipun usianya telah lanjut. Dapat disimpulkan bahwa, tugas – tugas dalam perkembanagn ini meningkatakan penyesuain keluarga dan adaptasi anggota – anggotanya. Jika keluarga gagal menyelesaikan tugas ini, keluarga secara keseluruhan atau anggotanya secara individual dapat mengalami ketidakbahagian, tidak diakui oleh masyarakat, dan kesulitan dalam mencapai keselarasan dan aktualisasi diri. Tugas – tugas keluarga ini mencakup tanggung jawab untuk memuaskan kebutuhan – kebutuhan biologis, cultural, dan personal dan aspirasi dari anggota – anggotanya pada setiap tahap perkembangan keluarga.
6. Masalah yang terjadi pada keluarga dengan lansia a. Masalahnya b. Solusinya
C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga 1.
Lansia
Pengkajian a. Data Umum 1) Nama kepala keluarga, umur, alamat, dan telepon jika ada, pekerjaan dan pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga, yang terdiri atas nama atau inisial, jenis elamin, tanggal lahir atau umur, hubungan dengan kepala keluarga, status imunisasi dari masing-masing anggota keluarga, dan genongram (genogram keluarga dalam tiga generasi). 2) Tipe keluarga, menjelaskan jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut. 3) Suku bangsa, mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut, serta mengidentifikasi budaya suku bangsa terkait dengan kesehatan 4) Agama, mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat memengaruhi kesehatan. 5) Status sosial ekonomi keluarga, ditentukan oleh pendapatan, baik kepala keluarga maupun anggota keluarga maupun anggota keluarga lainnya. 6) Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjung tempat rekreasi, namun menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakn aktivitas rekreasi. b.
Riwayat dan tahap perkembangan keluarga 1.
Tahap perkembangan keluarga saat ini, ditentukan oleh anak tertua dari keluarga inti.
2.
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, menjelaskan bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendalanya.
3.
Riwayat keluarga inti, menjelaskan riwayat kesehatan pada keluarga inti, meliputi: riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan
masing-masing, anggota, dan sumber pelayanan yang digunakan keluarga seperti perceraian, kematian, dan keluarga yang hilang. 4.
Riwayat keluarga sebelumnya, keluarga asal keduanya orang tua (seperti apa kehidupan keluarga asalnya) hubungan masa silam dan saat dengan orang tua dari kedua orang tua.
c.
Pengkajian lingkungan 1.
Karakteristik rumah Gambaran tipe tempat tinggal, gambaran
kondisi rumah, kamar mandi, dapur, kamar tidur, kenersihan dan sanitasi rumah, pengaturan privasi dan perasaan secara keseluruhan dengan pengaturan atau penataan rumah mereka 2.
Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal Tipe
lingkungan tempat tinggal komunitas kota atau desa, tipe tempat tinggal, keadaan tempat tinggal dan jalan raya, sanitasi jalan dan rumah, fasilitas-fasilitas ekonomi dan transportasi. 3.
Mobilitas geografis keluarga Ditentukan apakah keluarga tiggal
di daerah ini atau apakah sering mempunyai kebiasaan berpindah-pindah tempat tinggal. 4.
Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada. e)Sistem pendukung keluarga Jumlah anggota keluarga yang sehat, sumber dukungan dari anggota keluarga dan jaminan pemeliharaan kesehtan yang dimiliki keluarga. d.
Struktur keluarga a) Pola-pola
komunikasi
keluarga,
menjelaskan
mengenai
cara
berkomunikasi antar anggota keluarga b) Struktur kekuatan keluarga, kemampuan anggota keluarga untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku c) Struktur peran, menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik formal/informal. d) Struktur nilai atau norma keluarga, menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut keluarga yang berhubungan dengan kesehatan. e.
Fungsi keluarga a) Fungsi afektif, kaji gambaran diri keluarga, perasaan yang dimiliki
b) Fungsi sosialisasi, kaji bagaimana interkasi keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan prilaku c) Fungsi perawatan kesehatan, kaji kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatannya dan memelihara kesehatannya. d) Fungsi
reproduksi,
kaji
jumlah
anak,
bagaimana
keluarga
merencanakan jumlah anggota keluarga e) Fungsi ekonomi, kaji sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan.
f.
Stress dan koping keluarga a) Stressor jangka pendek dan panjang Jangka pendek: penyelesaian stressor yang dialami < ± 6 bulan 2) Jangka panjang: penyelesaian stressor yang dialami > ± 6 bulan b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor, kaji sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi c) Strategi koping yang digunakan, bagaimana strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan d) Strategi adaptasi disfungsional, dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga dalam menghadapi masalah
2. Diagnosa keperawatan a) Hambatan komunikasi verbal b.d ketidakcukupan informasi (Kelas 5. Komunikasi Domain 5. persepsi/kognisi : 00051) b) Disfungsi proses keluarga b.d ketidakadekuatan keterampilan koping keluarga dan kurang keterampilan pemecahan masalah (Kelas 5. Hubungan Keluarga, Domain 7. Hubungan peran : 00063) c) Ketidakefektifan performa peran b.d tingkat perkembangan tidak sesuai dengan harapan peran (Kelas 3. Performa peran Domain 7. Hubungan peran : 00055) d) Kesiapan meningkatkan kesejahteraan spiritual (Kelas 2. Keyakinan Domain 10. prinsip hidup : 00068)
3. Rencana Keperawatan Dx. 1 Hambatan komunikasi verbal b.d ketidakcukupan informasi
NOC : 1.
Komunikasi :0902
2.
Komunikasi; Mengekspresikan : 0903
3.
Komunikasi; Penerimaan : 0904
4.
Fungsi sensori : Pendengaran : 2401
Kreteria Hasil : a.
090201 : Menggunakan bahasa tertulis
b.
090202 : Menggunakan bahasa lisan
c.
090203 : Menggunakan foto dan gambar
d.
090204 : Menggunakan bahasa non verbal
e.
090304 : Kejelasan berbicara
f.
090308 : Menggunakan pesan pada penerima yang tepat
g.
090401 : Interpretasi bahasa tertulis
h.
090402 : Interpretasi bahasa lisan
i.
090403 : Interpretasi foto dan gambar
j.
090405 : Interpretasi bahsa non verbal
k.
090406 : Mengenali pesan yang diterima
l.
240101 : ketajaman pendengaran (kiri)
m. 240102 : Ketajaman pendengara
(kanan)
NIC : 1. Pengurangan kecemasan :5820 a) Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan b) Nyatakan dengan jelas harapan terhadap perilaku klien c) Berikan informasi faktual terkait diagnosis, perawatan dan prognosis d) Ouji/kuatkan perilaku yang baik secara tepat e) Bantu klien identifikasi masalah yang memicu kecemasan f)
Dukung penggunaan mekanisme koping yang sesuai
2. Peningkatan komunikasi : kurang bicara :4976 a) Monitor kecepatan berbicara, tekanan kecepatan, kuatitas, volume, diksi b) Monitor proses kognitif, anatomis, dan fisiologi terkait dengan kemampuan berbicara c) Sediakan metode alternatif untuk berkomunikasi d) Kolaborasi dengan keluarga
3. Peningkatan komunikasi : kurang pendengaran
: 4974
a) Lakukan atay atur pengkajian dan skrining rutin terkait dengan fungsi pendengaran b) Hindari lingkungan yang berisik saaat berkomunikasi Hindari berkomunikasi lebih dari 2-3 kaki jauhnya
Dx. 2 Disfungsi proses keluarga b.d ketidakadekuatan keterampilan koping keluarga dan kurang keterampilan pemecahan masalah NOC : a.
Fungsi keluarga : 2602
b.
Integritas keluarga : 2603
c.
Normalisasi keluarga : 2604
Kreteria Hasil : 1.
260211 : Menciptakan lingkungan dimana anggota keluarga secara terbuka dapat mengungkapkan perasaan
2.
260212 : Menerima keanekaragaman diantara anggota keluarga
3.
260213 : Melibatkan anggota keluarga dalam pemecahan masalah
4.
260222 : Anggota keluarga bisa saling mendukung
5.
260301: sering berinteraksi dengan keluarga [bukan keluarga inti]
6.
260310 : Mendorong otonomi dan kemandirian individu
7.
260311 : Mempersiapkan dan makan-makanan bersama-sama
8.
260312 : Berpartisipasi dalam kegaiatan waktu luang bersama-sama
9.
260315 : Anggota keluarga memberikan dukungan selama masa krisis
10. 260417 : Mengakui potensi kelemahan untuk menguah rutinitas keluarga 11. 260403 : Mempertahankan rutinitas keluarga seperti biasa 12. 260412 : Menyesuaikan aktifitas yang sesuai dengan uisa dan kemampuan anggota keluarga . NIC : 1. Dukungan perlindungan terhadap kekerasan : Lansia a.
Identifikasi pasien usia lanjut yang menerima dirinya sebagai orang yang bergantung pada pembeeri perawatan terkait dengan adanya
gangguan atau
status kesehatan, keterbatasan sumber-sumber ekonomi, depresi atau kurang pengetahuan mengenai tersedianya sumber-sumber . b.
Identifikasi situasi krisis keluarga yang mungkian memicu penganiayaan
c.
Identifikasi pasien yang berusia tua yang menunjukkan gangguan fisik atau kesehatan mental
d.
Identifikasi keluarga pemberi perawatan yang memiliki riwayat dianiaya atau dilalikan pada masa kanak-kanak
e.
Tentukan apakah orangtua pasien menunjukkan adanya tanda-tanda apenganiayaan secara fisik
f.
Tentukan apakah orangtua pasien menunjukkan adanya tanda-tanda pengabaian 2. Dukungan pengambilan keputusan
a.
Bantu pasien untuk mengklarifikasi nilai dan harapan yang mungkin akan membantu dalam membuat pilihan yang penting dalam hidupnya
b.
Bantu pasien mengidentifikasi 3. Peningkatan koping
a.
Dukung hubungan pasien dengan orang yang memiliki ketertarikan dengan tujuan yang sama
b.
Bantu pasien untuk menyelesaikan masalah dengan cara konstruktif
c.
Berikan penilaian kemampuan penyesuaian pasien terhadap perubahan-perubahan dalam citra tubuh, sesuai dengan indikasi
Dx. 3 Ketidakefektifan performa peran b.d tingkat perkembangan tidak sesuai dengan harapan peran NOC : 1.
Penampilan peran : 1501
2.
Kinerja pengasuhan : 2211
Kreteria hasil : a.
150107 : Deskripsi tentang perubahan peran akibat penyakit atau kecacatan
b.
150117 : Deskripsi tentang perubahan peran akibat kematian anggota keluarga
c.
150110 : Deskripsi tentang perubahan karena anggota keluarga meninggalkan rumah
d.
150102 : Pengetahuan tentang masa perubahan peran
e.
221101 : Menggunakan sumber-sumber daya komunitas
NIC : Mediasi konflik : 5020
a.
Berikan kesempatan pada setiap pihak untuk menyatakan permasalahannya
b.
Gunakan berbagai macam teknik komunikasi yang efektif
c.
Bantu untuk menemukan akar masalah
d.
Dukung upaya resolusi
Dx. 4 Kesiapan meningkatkan kesejahteraan spiritual NOC : 1.
Menahan diri dari kemarahan : 1410
2.
Akhir kehidupan yang bermartabat : 1307
3.
Keseimbangan gaya hidup : 2013
4.
Kesehatan spiritual : 2001
Kreteria hasil : a.
140101 : Mengidentifikasi kapan merasa marah
b.
140102 : Menidentifikasi merasa frustasi
c.
140103 : Mengidentifikasi tanda-tanda awal marah
d.
130701 : Menempatkan urusan secara teratur
e.
130702 : Mengungkapkan harapan
f.
130703 : Berpartisipasi dalam keputusan terkait dengan perawatan
g.
201301 : Mengenali kebutuhan untuk menyeimbangkan aktivitas-aktivitas hidup
h.
201302 : Mempertimbangkan kebutuhan dan nilai personal ketika memilih aktivitas hidup
i.
200101 : Kualitas keyakinan
j.
200102 : Kualitas harapan
k.
200103 : Arti dan tujuan hidup
l.
200104 : Pencapaian dari pandangan spiritual dunia
NIC : 1. Peningkatan ritual keagamaan 2. Peningkatan kesadaran 3. Peningkatan harga diri
Daftar Pustaka : Bulechek,gloria m., dkk.2015 Nursing interventions cassifiction,
NIC Edisi VI Ahli
Bahasa: Intrasi Nurjannah, dk. Elesiver; Jakarta Cristensen, Paula J & Kenny. Paul J. 2009. Nursing Process: Application of Conceptual Models ed 4th . Mosby. Friedman, Marylin (1998). Keperawatan Keluarga, Teori dan Praktik. Jakarta : EGC Herdman t. Heather, S.Kamitsuru. 2015. NANDA Internasional Inc. Diagnosis keperawatan : Difinisi dan Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10 Ahli Bahasa Budi Ana Keliat,dkk. Jakarta: EGC Maryam, R. Siti, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika. Mubarak, W, I & Chayatin, N (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori. Jakarta : Salemba Medika.
Nugroho. 2008. Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Edisi 3. Jakarta : penerbit buku kedoteran EGC.
NOC.Edisi Revisi. Jilid 1 dan 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC:Jakarta. Sudiharto. (2007).Asuhan Keperawatan keluargan dengan pendekatan keperawatan transkultural ; editor, Esty Whayuningsih –Jakarta : EGC
Setiadi. 2008.Konsep & keperawatan keluarga. Yogyakarta : Graha ilmu