BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang
Setelah menyelesaikan pengkajian keperawatan, perawat melanjutkan pada diagnosa
keperawatan,yang
merupakan
penilaian
klinis
tentang
respons
individu,keluarga,atau kamunitas terhadap masalah kesehatan aktual atau potensial atau
proses
kehidupan.diagnosa
keperawatan
adalah
pernyataan
yang
menggambarkan respon aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai lisensi dan kompeten untuk mengatasinya. Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan imobilitas dan potensial terhadap infeksi yang berhubungan dengan masukan nutrisi yang berkurang baik adalah contoh dari diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan intervensi untuk mencapai hasil yang menjadi tanggung gugat perawat(NANDA,1990;
Carpenito,1993).
Hasil dan
intervensi dipilih dalam
kaitannya dengan diagnosa keperawatan tertentu (McCloskey & Bulechek,1992). Alasan untuk merumuskan diagnosa keperawatan setelah menganalisis data pengkajian adalah untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang melibatkan klien dan keluarganya dan untuk memberikan arah asuhan keperawatan.pernyataan diagnosa keperawatan adalah hasil dari proses diagnostik selama perawat menggunakan pemikiran kritis, diagnosa kepearawatan dikembangkan untuk klien,keluarga, atau komunitaas dan mencakup data fisik perkembangan, intelektual, emosi, sosial dan spiritual yang didapapatkan selama pengkajian.
1
B.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, masalah yang dapat kami kaji dalam makalah ini diantaranya: 1.
Apa yang dimaksud dengan diagnosa keperawatan?
2.
Bagaimana merumuskan diagnosa keperawatan?
3.
Bagaimana standar diagnosa keperawatan: NANDA?
4.
Bagimana perbedaan diagnosa medis dengan diagnosa keperawatan?
5.
Apa hal-hal yang mempengaruhi penetapan prioritas masalah?
6. Apa pengertian rencana keperawatan? 7. Apa perbedaan rencana keperawatan dengan rencana medis? 8. Apa langkah – langkah perencanaan? 9. Apa karakteristik rencana keperawatan? C.
Tujuan Penulisan
Dalam pembuatan tugas ini, adapun tujuan yang hendak dicapai penulis yaitu: 1.
Untuk mengetahui pengertian diagnosa keperawatan
2.
Untuk mengetahui cara merumuskan diagnosa keperawatan
3.
Untuk mengetahui standar diagnosa keperawatan: NANDA
4.
Untuk mengetahui perbedaan diagnosa medis dengan diagnosa keperawatan
5.
Untuk mengetahui hal-hal yang mempengaruhi penetapan prioritas masalah
6.
Untuk mengetahui pengertian rencana keperawatan
7.
Untuk megetahui perbedaan rencana keperawatan dengan rencana medis
8.
Untuk mengetahui langkah – langkah perencanaan
9.
Untuk mengetahui karakteristik rencana keperawatan
2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respon aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawata mempunyai izin dan berkompeten untuk mengatasinya. Respons actual dan potensial klien didapatkan dari data dasar pengkajian, tinjauan literature yang berkaitan, catatan medis klien masa lalu, dan konsultasi dengan professional lain, yang kesemuanya dikumpulkan selama pengkajian. Hal terkahir adalah, respon actual atau potensial klien yang membutuhkan intervensi dari domain prkatik keperawatan (Carlson et al, 1991; Carpenito, 1995). Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyatan yang menjelaskan respon manusia dari individu atau kelompok dimana perawat secara teliti dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah, dan merubah. ( Corpetino, 2004) Diagnosa keperawatan berarti masalah kesehatan aktual dan berdasarkan pendidikan dan pengalaman mereka mampu dan memiliki kewenangan dalam memberikan asuhan keperawatan. (Gordon). Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinik tentang respon individu, keluarga dan masyarakat mengenai masalah kesehatan untuk mencapi tujuan asuhan keperawatan disertai dengan tanda dan gejala. ( NANDA ) Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respons individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang actual dan potensial.
Diagnosa
keperawatan
memberikan
dasar
pemilihan
keperawatan untuk mencapai hasil yang menjadi tanggung gugat perawatan
3
intervensi
B.
Merumuskan Diagnosa Keperawatan
Perumusan diagnosa keperawatan didasarkan pada identifikasi kebutuhan klien. Bila data pengkajian mulai menunjukan masalah, perawat diarahkan pada pemilihan diagnosa keperawatan yang sesuai. Diagnosa keperawatan menurut Carpentio (2000) dapat dibedakan menjadi 5 kategori: 1.
Aktual Menjelaskan maslah nyata saat ini sesuai dengan data klinik yang ditemukan. Syarat: Menegakkan diagnosa keperawatan aktual harus ada unsur PES. Syindrom (S) harusmemenuhi kriteria mayor (80%-100%) dan sebagai kriteria minor dari pedoman diagnosaNANDA. Misalnya, ada data: muntah, diare, dan turgor jelek selama 3 hariDiagnosa: Kekurangan
volume
cairan
tubuh
berhubungan
dengan
kehilangan
cairan
secaraabnormal (Taylor, Lilis & LeMone, 1988, p. 283). 2.
Resiko Menjelaskan masalah kesehatan yang nyata akan terjadi jika tidak dilakukan intervensi (Keliat,1990) Syarat: Menegakkan resiko diagnosa keperawatan adanya unsur PE (problem dan etiologi). Penggunaan istilah ” resiko dan resiko tinggi” tergantung dari tingkat keparahan / kerentanan terhadap masalah.Diagno sa:”Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan diare yang terus menerus”.
3.
Kemungkinan Menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk memastikan masalah keperawatankemungkinan. Pada keadaan ini masalah dan faktor pendukung belum ada tapi sudah ada faktoryang dapat menimbulkan masalah (Keliat, 1990). Syarat:
4
Menegakkan kemungkinan diagnosa keperawatan adanya unsur respon (Problem) danfaktor yang mungkin dapat menimbulkan masalah tetapi belum ada.Diagnosa: Kemungkinan
gangguan
konsep
diri:
rendah
diri/
terisolasi
berhubungan
dengankonsep diri. 4.
Keperawatan wellness Diagnosa keperawatan wellnees (sejahtera) adalah keputusan klinik tentang keadaan individu,keluarga, dan atau masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu ke tingkat sejahterayang lebih tinggi. Ada 2 kunci yang harus ada: a. Sesuatu yang menyenangkan pada tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi b. Adanya status dan fungsi yang efektif
5.
Keperawatan Sindrom Terdiri dari sekelompok diagnosa keperawatan aktual atau risiko tinggi yang diduga akan tampak karena suatu kejadian atau situasi tertentu. NANDA telah menyetujui dua diagnosa keperawatan sindrom yaitu “Sindrom trauma perkosaan” dan “Risiko terhadap sindrom disuse” (Carpenito, 1997).
C.
Standar Diagnosa Keperawatan: NANDA
1.
Domain 1 promosi kesehatan
2.
Domain 2 nutrisi
3.
Domain 3 eliminasi dan pertukaran
4.
Domain 4 aktivitas - istirahat
5.
Domain 5 persepsi – kognisi
6.
Domain 6 persepsi diri
7.
Domain 7 hubungan peran
8.
Domain 8 seksualitas
9.
Domain 9 koping/toleransi stress
10. Domain 10 prinsip-prinsip hidup 11. Domain 11 keamanan/perlindungan 12. Domain 12 kenyamanan 13. Domain 13 pertumbuhan/perkembangan
5
D.
Perbedaan Diagnosa Medis dengan Keperawatan
Diagnosa
keperawatan
berfokus
pada
dan
mengidentifiksai
kebutuhan
keperawatan dari klien (Gordon,1994). Diagnosa keperawatan mencerminkan tingkat kesehatan atau respons terhadap penyakit atau proses patologis,status emoisonal, fenomena sosiokultural, atau tahap perkembangan. Diagnosis medis secara menonjol mengidentifikasi status penyakit spesifik. Fokus medis adalah pada diagnosis dan pengobatan terhadap penyakit Diagnosa medis secara menojol mengidentifikasi status penyakit spesifik.fokus medis adalah pada diagnosis atau pengobatan terhadap penyakit.diagnosis medis dan diagnosis keperawatan dikembangkan menggunakan dasar data pengkajian.namun demikian ,data dasar keperawatan adalah global,dan mencakup suatu pengkajian mendalam
dari
dimensi
fisiologis,psikologis,sosiokultural,perkembangan
dan
spiritual klien.
Diagnosa medis
Diagosa keperawatan
Focus : factor-faktor pengobatan
Focus : reaksi/respon klien terhadap tindakan keperawatan dan tindakan medis lainnya
Orientasi pada patologis
Orientasi pada kebutuhan dasar individu
Cenderung mulai sakit sampai sembuh
Berubah sesuai perubahan respon klien
Mengarah pada tindakan medis yang
Mengarah kepada fungsi mandiri perawat
sebagian dilimpahkan kepada perawat
dalam melaksanakan tindakan dan evaluasi
Diagnosa medis melengkapi diagnosa
Diagnosa keperawatan melengkapi
keperawatan
diagnosa medis
6
E.
Hal-Hal yang Mempengaruhi Penetapan Prioritas Masalah
Menyusun prioritas sebuah diagnosa keperawatan hendaknya diurutkan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan utama klien, dengan kategori: 1.
Berdasarkan tingkat kegawatan
a.
Keadaan yang mengancam kehidupan.
b.
Keadaan yang tidak gawat dan tidak mengancam kehidupan.
c.
Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan.
2.
Berdasarkan kebutuhan Maslow, yaitu kebutuhan fisiologis,kebutuhan keamanan dan keselamatan,kebutuhan mencintai dan dicintai,kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri.
3.
Berdasarkan sarana/sumber yang tersedia,
F. Pengertian Rencana Keperawatan
Mayer Rencana asuhan keperawatan adalah pengkajian dan pengidentifikasian masalah yang sistematis, penentuan tujuan, serta strategi pelaksanaan p emecahan masalah. Pusdiklat DJJ Keperawatan Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien. Lu Verne RN. M. dkk Rencana pelayanan keperawatan adlah tindakan yang dilakukan ketikan memberikan pelayanan keperawatan kepada seseorang. Zaidin Ali Perencanaan keperawatan adalah perumusan tujuan, tindakan, dan penilaian rangkaian asuhan keperawatan pada pasien/klien berdasarkan analisa pengkajian agar masalah kesehatan dan keperawatan pasien dapat diatasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa rencana keperawatan adalah bagaimana perawat merencanakan suatu tindakan keperawatan agar dalam melakukan perawatan terhadap pasien efektif dan efisien. Atau rencana asuhan keperawatan adalah petunjuk tertulis yang menggambarkan secara tepat mengenai rencana tindakan yang dilakukan terhadap klien sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan diagnosis keperawatan.
7
G. Perbedaan Rencana keperawatan dengan Rencana Medis
A. Rencana tindakan keperawatan : 1. Ditujukan pada kegiatan yang berhubungan dgn promosi, mempertahankan atau menjaga kesh klien. 2. Rencana tersebut dpt dikategorikan menjadi 3 : 1. Dependen 2. Interdependen 3. Independen B. Rencana tindakan medis 1. Berfokus pada kegiatan yang berhubungan dengan pengobatan dan uji diagnostik, diet dan pemberian obat berdasarkan kondisi klien 2. Tindakan umumnya didelegasikan kepada perawat dan tenaga kesehatan yang lain H. Langkah – langkah Perencanaan Langkah dalam rencana asuhan keperawatan adalah : menentukan proritas, menetapkan tujuan, menentukan kriteria hasil, 1. Menentukan prioritas Dalam menentukan perencanaan perlu disusun suatu sistem untuk menentukan diagnosa yang akan diambil pertama kali. Salah satu sistem yang bisa digunakan adalah hirarki “kebutuhan manusia”(Lyer et al., 1996) Dengan mengidentifikasi prioritas kelompok diagnosa keperawatan dan masalah kolaburatif, perawat dapat memprioritaskan peralatan yang diperlukan. Perbedaan antara prioritas diagnosa dan diagnosa yang penting menurut Capernito(2000) adalah : a. Prioritas diagnosa adalah diagnosa keperawatan atau maslah keperawatan, jiak tidak diatasi saat ini, akan berdampak buruk terhadap keadaan fungsi dan status kesehatan. b. Diagnosa yang terpenting adalah diagnosa keperawatan atau masalah kolaburatif dimana intervensi dapat ditunda utnuk beberapa saat tanpa bedampak terhadap status fungsi kesehatan. Beberapa hirarki yang bisa digunakan untuk menentukan prioritas perencanaan adalah : 1) Hirarki Maslow Maslow(1943) menjelaskan kebuthan manusia dibagi menjadi lima tahapan yaitu : a. Fisiologis b. Rasa aman dan nyaman c. Sosial d. Harga diri e. Aktualisasi diri.
8
Kebutuhan fisiologis biasanya menjadi prioritas utama bagi klien dibanding kebutuhan yang lain. 2) Hirarki Kalish Kalish(1983) lebih jauh menjelaskan kebutuhan maslow dengan berbagai macam perkembangan, yaitu : a. Kebutuhan bertahan hidup : makanan, udara, air, suhu, istirahat, eliminasi, penghindaran nyeri. b. Kebutuhan stimuli : seks, aktivitas, eksplorasi, manipulasi, kesenangan baru. c. Kebutuhan keamanan : keselamatan, keamanan, kedekatan. d. Mencintai, memiliki, kedekatan e. Penghargaan, harga diri. f. Aktualisasi diri. 2. Menetapkan tujuan Tujuan perawatan merupakan pedoman yang luas/umum dimana pasien diharapkan mengalami kemajuan dalam berespon terhadap tindakan. Tujuan dibedakan menjadi dua, yaitu : 1) Tujuan jangka panjang Tujuan jangka panjang adalah tujuan yang mengidentifikasi arah keseluruhan atau hasil akhir perawatan. Tujuan ini tidak tercapai sebelum pemulangan. Tujuan jangka panjang memerlukan perhatian yang terus menerus dari pasien dan/atau orang lain. Tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam waktu yang lama, biasanya lebih dari satu minggu atau satu bulan. Kriteria hasil dalam tujuan jangka panjang ditujukan pada unsur “problem/masalah” dalam diagnosa keperawatan.Misalnya : pasien mampu mempertahankan kontrol kadar gula darah satu kali dalam satu minggu selama dua bulan pertama pasca perawatan di rumah sakit. 2) Tujuan jangka pendek Tujuan jangka pendek adalah tujuan yang harus dicapai sebelum pemulangan. Misalnya : rasa nyeri pasien berkurang/hilang setelah dilakukan tindakan perawatan selama 2×24 jam. tujuan yang diharapkan bisa dicapai dalam waktu yang singkat, biasanya kurang dari satu minggu. Tujuan jangka pendek ditujukan pada unsurE/S(etiologi, tanda dan gejala) dalam diagnosa keperawatan aktual/resiko.
9
3. Menentukan kriteria hasil Tujuan kilen dan tujuan keperawatan adalah standar atau ukuran yang digunakan untuk mengevaluasi kemajuan klien atau ketrampilan perawat. Menurut Alfaro(1994), tujuan klien merupakan pernyataan yang menjelaskan suatu perilaku klien, keluarga, atau kelompok yang dapat diukur setelah intervensi keperawatan diberikan. Tujuan keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan suatu tindakan yang dapat diukur berdasarkan kemampuan dan kewenangan perawat. Kriteria hasil untuk diagnosa keperawatan mewakili status kesehatan klien yagn dapat dicapai atau dipertahankan melalui rencana tindakan yang mandiri, sehingga dapat membedakan antara diagnosa keperawatan dan masalah kolaburatif. Menurut Gordon(1994), komponen kriteria hasil yang penting d alam kriteria hasil adalah apakah intervensi keperawatan dapat dicapai. Pedoman penulisan kriteria hasil : a. Berfokus pada klien Kriteria hail ditujukan pada klien yag harus menunjukan apa yang akan dilakukan lien, kapan, dan sejauh mana tindakan akan bisa dilaksanakan S : Spesifik(tujuan harus spesifik dan tidak menimbulkan arti ganda ) M : Measurable(harus dapat diukur, dilihat, didengar, diraba, dirasakan dan dibau) A : Tujuan harus dapat dicapai (Achievable) R : tujuan harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah (Reasonable) T : time(batasan waktu/tujuan keperawatan) b. Singkat dan jelas. Menggunakan kata-kata yang singkat dan jelas sehingga akan memudahkan perawat untuk mengidentifikasikan tujuan dan rencana tindakan. c. Dapat diobservasi dan diukur utnuk menentukan keberhasilan atau kegagalan. Tujuan yang dapat diobservasi dan diukur meliputi pertanyaan “apa”dan “ sejauh mana”.contoh kata kerja yang bisa diukur meliputi ; menyatkan, melaksanakan, mengidentifikasi, adnaya penurunan dalam……., adanya peningkatan pada……., tidak adanya……. Contoh kata kerja yang tidak dapat diukur melalui penglihatan dan suara adalah : menerima, mengetahui, menghargai dan memahami. d. Ada batas waktunya. e. Realistik. Kriteria hasil harus dapat dicapai sesuai dengan sarana dan prasarana yang tersedia, meliputi : biaya, peralatan, fasilitas, tingkat pengetahuan, affek emosi dan kondisi fisik. Jumlah staf perawat harus menjadi satu pertimbangan dalam penyusunan tujuan dan kriteria hasil. f. Ditentukan oleh perawat dan klien. setelah menentukan diagnosa keperawatan yang ditentukan, perlu dilakukan diskusi
10
antara perawat dan klien untuk menentukan kriteria hasil dan rencana tindakan utnuk memvalidasi. Penulisan kriteria hasil mencakup semua respon manusia, meliputi : kornitif(pengetahuan), afektif(emosi dan perasaan), psikomotor dan perubahan fungsi tubuh(keadaan umum dan fungsi tubuh serta gejala) 4. Menentukan rencana tindakan Rencana tindakan adalah desain spesifik intervensi untuk membantu klien dalam mencapai kriteria hasil. Rencana mendefinisikan suatu ak tifitas yang diperlukan untuk membatasi faktor-faktor pendukung terhadap suatu permasalahan. Bulecheck & McCloskey (1989) menyatakan bahwa intervensi keperawatan adalah suatu tindakan langsung kepada klien yang dilaksanakan oleh perawat. Tindakan tersebut meliputi tindakan independen keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan, tindakan medis berdasarkan diagnosa medis dan membantu pemenuhan kebutuhan dasar fungsi kesehatan kepada klien yang tidak dapat melakukannya. 1) Diagnosa keperawatan aktual, intervensi ditujukan untuk : Mengurangi atau membatasi faktor penyebab dan masalah. Meningkatkan status kesehatan klien. Memonitor status kesehatan. 2) Diagnosa keperawatan risiko tinggi, intervensi ditujukan untuk : Mengurangi dan membatasi faktor resiko Mencegah maslah yang akan timbul Memonitor terjadinya masalah. 3) Diagnosa keperawatan kemungkinan, intervensi ditujukan pada : Pengkajian aktifitas untuk menyusun diagnosa keperawatan dam masalah kolaburasi. Memonitor aktifitas untuk mengevaluasi status fisiologi tertentu. Rencana tindakan keperawatan. Tindakan medis, berhubungan dengan respon dari tindakan medis. Aktifitas fungsi kesehatan sehari-hari yang mungkin tidak berpengaruh terhadap diagnosa keperawatan atau medis tetapi telah dilakukan oleh perawat kepada klien yang tidak dapat melaksanakan kebutuhannya. Aktifitas untuk mengevaluasi dampak dan tindakan keperawatan dan medis 4) Diagnosa keperawatan kolaburatif, intervensi ditujukan pada : Memonitor perubahan status kesehatan. Mengelola perubahan status kesehatan terhadap intervensi keperawatan dan medis. Mengevaluasi respon.
11
Komponen rencana tindakan keperawatan Komponen tesebut dibawah ini harus diperhatikan untuk menghindari kerancuan dalam rencana tindakan. Komponen tersebut adalah : a. waktu. Semua rencana keperawatan harus diberi waktu untuk mengidentifikasikan tanggal dilaksanakan, misalnya : pertahankan tungkai kanan tetap dalam posisi istirahat selama 24 jam b. Menggunakan kata kerja Semua rencana tindakan keperawatan secara jelas menjabarkan setiap kegiatan, misalnya : lakukan kompres dingin selama 20 menit. c. Fokus pada pertanyaan Spesifik pada pertanyaan “who, what, where, when, which, and how..” : siapa, apa, dimana, kapan, yang mana, dan bagaimana. 5. Perencanaan Pulang Perawat juga harus mempertimbangkan kebutuhan yang akan datang bagi pasien, khususnya pemulangan dari fasilitas perawatan kesehatan. Perencanaan pulang/discharge planning dimulai/direncanakan disaat pasien memasuki tatanan perawatan kesehatan. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan kesinambungan perawatan dan untuk menentukan tempat pemulangan yang diantisipasi, misalnya rumah atau fasilitas keperawatan yang terlatih. Perawat bertanggung jawab untuk : a. merencanakan kesinambungan perawatan antara personal keperawatan antara pelayanan dalam tatanan keperawatan dan antara tatanan keperawatan dan komunitas. b. Memulai rujukan ke pelayanan komunitas lainnya dan memberikan arahan yang diperlukan bagi pasien/keluarga yang sedang belajar utnuk mempercepat penyembuhan dan meningkatkan keadaan sehat. 6. Dokumentasi Dokumentasi rencana tindakan keperawatan merupakan penulisan encana tindakan keperawatan dalam suatu bentuk yang bervariasi guna mempromosikan perawatan yang meliputi : perawatan individu, perawatan yang kontinyu, komunikasi, dan evaluasi(Bower, 1982) Karakteristik dokumentasi rencana keperawatan adalah : 1) Ditulis oleh perawat Rencana tindakan keperawatan disusun dan ditulis oleh perawat profesional yang mempunyai dasar pendidikan yang memadai. 2) Dilaksanakan setelah kontak pertama kali dengan pasien. Setelah kontak pertama kali dengan pasien/pengkajian merupakan waktu yang tepat
12
dilakukan dokumentasi diagnosa aktual atau resiko, kriteria hasil dan rencana tindakan. 3) Diletakkan di tempat yang strategis(mudah didapatkan). Bisa diletakkan dicatatan medis klien, di tempat tidur atau di kantor perawat. Hal ini darus dilakukan karena rencana tindakan ini disediakan untuk semua tenaga kesehatan yagn ada. 4) Informasi yang baru. Semua komponen rencana tindakan harus selalu diperbaharui. Hal ini ditujukan agar waktu perawat bisa dipergunakan secara efektif I. Karakteristik Rencana Keperawatan
Karakteristik rencana tindakan keperawatan : a. Konsisten dengan rencana tindakan. b. Berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah(rasional) c. Berdasarkan situasi individu klien. d. Digunakan untuk menciptakan suatu situasi yang aman dan terapeutik. e. Menciptakan suatu situasi pengajaran. f. Menggunakan saran yang sesuai(ANA, 1973)
13
BAB III PENUTUP A.
Simpulan
Diagnosa keperawatan memberikan dasar intervensi yang menjadi tanggung gugat perawat. Perumusan diagnosa keperawatan atau bagaimana diagnosa keperawatan digunakan dalam proses pemecahan masalah. Untuk memudahkan dalam membuat diagnosa keperawatan harus diketahui tipe diagnosa keperawatan yang meliputi, aktual, resiko tinggi / resiko kemungkinan, sejatera dan sindrom. B.
Saran
Kami berharap agar mahasiswa dapat memanfaatkan berbagai sumber belajar (media dan berita) yang terkait dengan materi ini. Dengan demikian belajar dokumentasi menjadi pembelajaran yang menarik, kreatif dan berwibawa.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://dwimahendrayanti.blogspot.co.id/2013/11/makalah-diagnosa-keperawatan.html
https://titikanggraeni.wordpress.com/2014/08/19/rencana-keperawatan-intervensikeperawatan/
http://abeeby.blogspot.co.id/2011/10/rencana-keperawatan.html
https://sites.google.com/site/stikeshusada/ikd-2/tahap-perencanaan
15
16