AKUNTANSI PERPAJAKAN 1.
Akuntansi Pajak untuk Pendapatan (Dr) (Cr)
Piutang PPN Keluaran Penjualan
55,000,000 5,000,000 50,000,000
Pada Saat Mengakui Pendapatan/Penjualan (Dr) Kas/Bank (Cr) Piutang
55,000,000 55,000,000
Pada Saat Penerimaan Piutang (Dr) PPN Keluaran (Cr) PPN Masukan *) (Cr) Kas/Bank
5,000,000 2,000,000 3,000,000
Pada Saat Menyetor PPN Kurang Bayar ke Kas Negara *) Asumsi Ada Pajak Masukan yang Dapat Dikreditkan Rp 2.000.000 (Dr) Piutang (Dr) Uang Muka PPh 23 (Cr) PPN Keluaran (Cr) Pendapatan (Jasa)
52,750,000 2,250,000 5,000,000 50,000,000
Pada Saat Mengakui Pendapatan Jasa (Dr) Kas/Bank (Cr) Piutang
52,750,000 52,750,000
Pada Saat Penerimaan Piutang (Dr) PPN Keluaran (Cr) PPN Masukan *) (Cr) Kas/Bank
5,000,000 2,000,000 3,000,000
Pada Saat Menyetor PPN Kurang Bayar ke Kas Negara -
Uang Muka PPh 23 merupakan PPh 23 yang Terutang dan Harus Dipotong oleh Rekanan.
-
Pada Akhir Tahun merupakan Kredit Pajak yang Dapat Diperhitungkan sebagai Pengurang PPh Badan yang Harus Dibayar pada Akhir Tahun.
(Dr) Piutang (Cr) PPN Keluaran
55,000,000 5,000,000
2.
Akuntansi pajak Untuk Biaya : 1.
Pengakuan Biaya Gaji a
Jika PPh 21 Ditanggung oleh Karyawan (Dipotong dari Gaji) (Dr) Biaya Gaji (Cr) Kas/Bank (Cr) Hutang PPh 21 *)
100,000,000 80,000,000 20,000,000
Saat Pengakuan Beban Gaji *)
PPh 21 Terutang Dihitung Sesuai Ketentuan yang Berlaku (KEP 545/PJ./2000 & PER15/PJ.2006)
(Dr) Hutang PPh 21 (Cr) Kas/Bank
20,000,000 20,000,000
Saat Penyetoran PPh 21 terutang ke Kas Negara Jika Perusahaan Mengikutsertakan Karyawannya ke Jamsostek, maka pada Saat Pengakuan Beban Gaji akan Dibukukan sbb : (Dr) Biaya Gaji (Cr) Kas/Bank (Cr) Hutang PPh 21 *) (Cr) Hutang Jamsostek (JHT Ditanggung Karyawan)
100,000,000 78,000,000 20,000,000 2,000,000
Dan Pada Saat Pembayaran Iuran Jamsostek ke PT Jamsostek akan Dibukukan sbb : (Dr) Biaya Jamsostek (JKK,JKM) (Dr) Biaya Jamsostek (JHT Ditanggung Perusahaan) (Dr) Hutang Jamsostek (JHT Ditanggung Karyawan) (Cr) Kas/Bank b
540,000 3,700,000 2,000,000 6,240,000
Jika PPh 21 Ditanggung oleh Perusahaan (Dr) Biaya Gaji (Dr) Biaya PPh 21 *) (Cr) Kas/Bank (Cr) Hutang PPh 21
100,000,000 20,000,000 100,000,000 20,000,000
Saat Pengakuan Beban Gaji *) Biaya PPh 21 Merupakan Kategori Non Deductable Expenses yang Harus Dikoreksi Fiskal
(Dr) Hutang PPh 21 (Cr) Kas/Bank
20,000,000 20,000,000
Saat Penyetoran PPh 21 Terutang ke Kas Negara 2.
Pengakuan Biaya yang Merupakan Obyek PPh 23 (i.e : Sewa, Imbalan Jasa, Profesional Fee dll) a
(Dr) Biaya Konsultan (Dr) PPN Masukan (Cr) Hutang PPh 23 (Cr) Hutang Usaha
50,000,000 5,000,000 2,250,000 52,750,000
Pada Saat Pengakuan Beban Biaya Konsultan (Dr) Hutang PPh 23 (Cr Kas/Bank
2,250,000 2,250,000
Pada Saat Menyetor PPh 23 ke Kas Negara (Dr) Hutang Usaha (Cr) Kas/Bank
52,750,000 52,750,000
Pada Saat Melunasi Hutang ke Vendor b
(Dr) Sewa dibayar dimuka *) (Dr) PPN Masukan (Cr) Hutang PPh Final (Ps 4(2) (Cr) Kas/Bank
60,000,000 6,000,000 6,000,000 60,000,000
Pada Saat Membayar Sewa di Muka (Sewa Ruang Kantor) *) Untuk periode 1 th (Dr) Hutang PPh Final (Ps 4(2)) (Cr) Kas/Bank
6,000,000 6,000,000
Pada Saat Menyetor PPh Final ke Kas Negara (Dr) Biaya Sewa (Cr) Sewa Dibayar di Muka
5,000,000 5,000,000
Pada Saat Mengakui Biaya Sewa (Amortisasi Biaya Sewa Dibayar di Muka) 3.
Pengakuan Biaya yang Sebagian Merupakan Obyek PPh 23 dan Sebagian Lainnya Bukan Obyek 23 a
(Dr) Biaya Repair & Maintenance *) (Dr) PPN Masukan (Cr) Hutang PPh 23 (Cr) Hutang Usaha
10,000,000 1,000,000 450,000 10,550,000
(Dr) Biaya Repair & Maintenance - Jasa *) (Dr) Biaya Repair & Maintenance - Material (Dr) PPN Masukan (Cr) Hutang PPh 23 (Cr) Hutang Usaha
4,000,000 6,000,000 1,000,000 180,000 10,820,000
Pada Saat Pengakuan Beban Biaya Repair & Maintenance *) Merupakan Obyek PPh 23
(Dr) Hutang PPh 23 (Cr Kas/Bank
180,000 180,000
Pada Saat Menyetor PPh 23 ke Kas Negara (Dr) Hutang Usaha (Cr) Kas/Bank
10,820,000 10,820,000
Pada Saat Melunasi Hutang ke Vendor
C.
Akuntansi Pajak Untuk Pembelian : 1.
Pembelian Dalam Negeri (Dr) Pembelian (Dr) Pajak Masukan (Cr) Hutang
2.
110,000,000
Pembelian Impor (Dr) Pembelian (CIF) (Dr) Bea Masuk (Dr) Pajak Masukan (Dr) Uang Muka PPh 22 (Cr) Hutang (Cr) Kas/Bank
D.
100,000,000 10,000,000
500,000,000 25,000,000 52,500,000 13,125,000
Akuntansi Pajak Untuk PPN 1.
PPN Keluaran -
Secara umum bisa dilihat dalam contoh akuntansi pajak untuk pendapatan.
-
Penyerahan kepada WAPU
500,000,000 90,625,000
Dr PPN WAPU Cr Piutang
5,000,000 5,000,000
Saat Menerima SSP dari WAPU Dr Kas/Bank Cr Piutang
50,000,000 50,000,000
Saat Menerima Pembayaran dari WAPU 2.
PPN Masukan -
Secara umum bisa dilihat dalam contoh akuntansi pajak untuk biaya
-
PPN Masukan atas pemanfaatan BKP tidak berwujud/JKP dari Luar daerah pabean (Dr) Biaya Royalti (Dr) PPN Masukan (Cr) Hutang (Cr) Hutang PPN (Cr) Hutang PPh Pasal 26
100,000,000 10,000,000 80,000,000 10,000,000 20,000,000
Pada saat pengakuan biaya (Dr) Hutang PPN (Cr) Kas/Bank
10,000,000 10,000,000
Saat menyetorkan PPN terutang ke Kas Negara Dr Hutang PPh Pasal 26 Cr Kas/Bank
20,000,000 20,000,000
Saat menyetorkan PPh 26 terutang ke Kas Negara Dr Hutang Cr Kas/Bank
80,000,000 80,000,000
Saat melunasi tagihan ke Vendor 3.
PPN Kurang atau Lebih Bayar Apabila Pajak Masukan lebih besar dibanding dengan pajak keluaran, maka akan menimbulkan PPN Lebih Bayar, sebaliknya jika pajak keluaran lebih besar dibanding dengan pajak masukan, maka menimbulkan PPN Kurang Bayar. PPN Lebih bayar dapat dikompensasikan ke masa berikutnya atau direstitusi PPN Kurang Bayar harus disetor ke kas negara paling lambat tgl 15 bulan berikutnya Pencatatan untuk PPN Kurang Bayar
b.
(Dr) Pajak Keluaran (Dr) PPN Lebih Bayar (Cr) Pajak Masukan
30,000,000 20,000,000 50,000,000
Reclass pajak keluaran dengan pajak masukan. Dan mengakui adanya PPN Lebih bayar yang dapat dikompensasikan/direstitusi Selama bulan Maret 2007 PT Beta memiliki pajak masukan sebesar Rp 50.000.000 dan pajak keluaran yang harus dipungut sendiri sebesar Rp 100.000.000. PPN Lebih bayar dari masa sebelumnya sebesar Rp 30.000.000 (Dr) Pajak Keluaran (Cr) Pajak Masukan (Cr) PPN Lebih Bayar (Cr) Kas/Bank 4.
100,000,000 50,000,000 30,000,000 20,000,000
Penerimaan kembali PPN Lebih bayar yang direstitusi PKP dapat mengajukan restitusi atas kelebihan pembayaran pajak (PPN) yang telah dilakukannya Apabila berdasarkan pemeriksaan pajak, PPN Lebih bayar yang dimintakan restitusi dikembalikan seluruhnya maka pencatatan yang dilakukan perusahaan adalah sbb : Selama tahun 2006 PPN Lebih bayar PT Alfa kumulatif sebesar Rp 500.000.000 pada tahun 2007 permohonan restitusi dikabulkan seluruhnya oleh DJP (Dr) Kas/Bank (Cr) PPN Lebih Bayar
4.
500,000,000 500,000,000
Akuntansi pajak untuk PPh Badan : (Dr) Uang Muka PPh 25 (Cr) Kas/Bank
50,000,000 50,000,000
Pada saat membayar PPh 25 bulanan Contoh : Berdasarkan perhitungan laba/rugi fiscal PT ABC diketahui data sbb : Laba Bersih sebelum pajak Uang Muka PPh 23 Uang Muka PPh 25
500,000,000 25,000,000 120,000,000
pembukuan perusahaan pada saat mengakui PPh Badan terutang adalah sbb : (Dr) PPh Badan (Dr) PPh Badan Lebih Bayar *) (Cr) Uang Muka PPh 23 (Cr) Uang Muka PPh 25
132,500,000 12,500,000 25,000,000 120 000 000
Pada saat melakukan pembayaran PPh Pasal 29 ke kas negara Akuntansi pajak untuk surat ketetapan pajak (SKP) yang diterima perusahaan 1.
Pada tahun 2005, PPh Badan PT ABC Lebih bayar sebesar Rp 200.000.000 SKP Hasil pemeriksaan atas permohonan restitusi PT ABC yang diterbitkan DJP pada bln Februari 2007 adalah sbb : -
SKP LB PPh Badan SKP Nihil - PPN SKP KB PPh Pasal 23 SKP KB PPh Pasal 4 (2) SKP KB PPh Pasal 21 STP PPN SKP KB PPh Pasal 26 Jumlah pajak yang kurang dibayar Kompensasi dari SKPLB PPh Badan Jumlah Pajak yang masih harus dibayar
100,000,000 25,000,000 30,000,000 50,000,000 1,000,000 20,000,000 126,000,000 100,000,000 26,000,000
Jurnal yang dibuat PT ABC pada saat menerima SKP adalah sbb : (Dr) Biaya Pajak (Cr) PPh Badan Lebih Bayar (Cr) Hutang Pajak
226,000,000 200,000,000 26,000,000
Jurnal yang dibuat pada saat melunasi Hutang pajak : (Dr) Hutang Pajak (Cr) Kas/Bank
26,000,000 26,000,000
Apabila PT ABC Mengajukan keberatan atas SKP PPh Badan tersebut, maka jurnal yang dibuat oleh PT ABC adalah sbb : (Dr) Biaya Pajak (yang ditangguhkan) *) (Dr) Biaya Pajak (Cr) PPh Badan Lebih Bayar (Cr) Hutang Pajak *)
100,000,000 126,000,000 200,000,000 26,000,000
Karena perusahaan mengajukan keberatan, maka Biaya pajak (SKP PPh Badan) ditangguhkan pembebanannya sampai surat keputusan keberatan diterbitkan
Apabila Permohonan keberatan PT ABC tidak dikabulkan oleh DJP dan PT ABC tidak mengajukan banding maka Account 'Biaya Pajak (yang ditangguhkan) dibebankan sebagai biaya pajak pada saat Surat keputusan keberatan diterima oleh WP.