Pendidikan Brevet A-B AKUNTANSI
BAB V JURNAL TRANSAKS TRANSAKSII PAJAK A. JURNAL TRANSAKSI PAJAK Yang perlu diperhatikan diperhatikan dalam melakukan transaksi transaksi pajak adalah sbb :
a. Bagi Yang Dipotong/Dipungut Dipotong/Dipungut atau Yang Membayar Membayar Pajak Sifat pajak yang dipotong / dibayar akan menentukan perlakuan pajak tsb sbb : Bersifat Final : maka - Bersifat maka pajak pajak yang yang dipot dipotong ong atau atau dibaya dibayarr terseb tersebut ut merupakan pelunasan pajak dan dicatat sebagai beban. Bersifa fatt Tidak Tidak Final Final / Dapat Dapat Dikred Dikreditk itkan an : maka - Bersi maka paja pajak k yang yang dipotong atau dibayar tersebut merupakan uang muka PPh dan dicatat sebagai asset (aktiva). b. Bagi Pemotong/Pem Pemotong/Pemungut ungut Bagi pemotong, apapun sifat pajaknya, pajak yang dipotong/dipungutnya wajib disetorkan ke kas negara paling lambat pada saat jatuh temponya, sehingga sehingga selama pajak pajak tersebut tersebut belum belum disetorka disetorkan, n, maka harus harus diakui diakui sebagai hutang.
B. PPh Pasal 21 Sesuai Sesuai UU PPh pasal pasal 21, pengha penghasi silan lan yang yang diter diterima ima WP OP sehub sehubun ungan gan dengan dengan pekerj pekerjaan aan,, jasa jasa dan kegiat kegiatan an wajib wajib dipoto dipotong ng PPh oleh oleh pember pemberii penghas penghasilan. ilan. Lebih lanjut lanjut diatur diatur peratura peraturan n pelaksan pelaksanaan aan pemotong pemotongan an PPh pasa pasall 21 21,, yait yaitu u PMK PMK 25 252/ 2/PM PMK. K.03 03/2 /200 008 8 & PE PER R 31 31/P /PJ. J./2 /200 009. 9. Pera Peratu tura ran n pelaksanaan tersebut mengatur petunjuk pemotongan PPh atas penghasilan berbagai macam penerima penghasilan, seperti pegawai tetap, pegawai tidak tetap, tenaga ahli dan bukan pegawai. Beriku Berikutt ini ini dis disaji ajikan kan berba berbagai gai contoh contoh jurna jurnall trans transaks aksii yang yang berhub berhubun ungan gan dengan PPh pasal 21.
Cont Co ntoh oh 1: U Umu mum m PT. Calist Calista a melak melakuka ukan n pembay pembayar aran an gaji gaji pagwa pagwaii tetap tetap bulan bulan Januar Januarii 2009 2009 sebesar Rp.500 juta. Dimana dari jumlah tersebut perusahaan memotong PPh pasal 21 sebesar Rp.30 juta & iuran pensiun Rp.10 juta serta menanggung iuran pensiun karyawan sebesar Rp.10 juta. PT. Calista kemudian melakukan setoran PPh pasal 21 masa Januari 2009 pada tanggal 10 Februari 2009.
Tgl 27-Jan09
Uraian Beban Gaji Beban Iuran Pensiun Hutang PPh Pasal 21 Hutang Iuran Pensiun
Dr 500.000.0 00 10.000.00 0
Cr
30.000.000
20.000.000 460.000.00 Kas 0 Jurnal pembayaran pembayaran gaji & pemotongan pemotongan PPh pasal 21 Jan 09 10-Feb09
Hutang PPh Pasal 30.000.00 21 0 Kas 30.000.000 Jurnal setoran setoran PPh pasal 21 21 Masa Jan 09
1
Pendidikan Brevet A-B AKUNTANSI
Contoh 2 : PPh Pasal 21 Masa Desember Pada bulan Desember 2009 data gaji yang dibayarkan PT. Calista adalah sbb : - Gaji = Rp.550 juta - Iuran Pensiun dipotong = Rp.15 juta - Iuran Pensiun ditanggung WP = Rp.15 juta Sesuai ketentuan, PT. Calista melakukan penghitungan ulang PPh terutang pegawai tetap tahun 2009. Dari hasil perhitungan diketahui PPh terutang Rp.360 juta. Sementara itu PPh pasal 21 yang telah dipotong s.d. masa November 2009 adalah sebesar Rp.325 juta, sehingga kekurangannya dipotongkan dari gaji Desember 2009. Bagaimana jurnal untuk mengakui kurang bayar PPh pasal 21 tahun 2009 ?
Jurnal Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, sejak tahun 2009 Pemotong tidak perlu menyampaikan SPT Tahunan PPh pasal 21, sehingga penghitungan kembali PPh pasal 21 pegawai tetap dilakukan di masa Desember. Oleh karena itu kekurangan potong dipotongkan ke gaji Desember 09 dan disetorkan sebagai setoran masa Desember 09. Tgl 27-Des09
Uraian Beban Gaji Beban Iuran Pensiun Hutang PPh Pasal 21 Hutang Iuran Pensiun
Dr 550.000.00 0
Cr
15.000.000 35.000.000
30.000.000 500.000.00 Kas 0 Jurnal pembayaran gaji & pemotongan PPh pasal 21 Des 09
Contoh 3 : PPh Pasal 21 Ditanggung Pemberi Kerja Jika pada contoh 1, PPh pasal 21 ditanggung PT. Calista. Bagaimana jurnalnya ?
Tgl 27-Jan09
Uraian Beban Gaji Beban Iuran Pensiun Beban PPh Pasal 21 Hutang PPh Pasal 21 Hutang Iuran Pensiun
Dr 500.000.0 00 10.000.00 0 30.000.00 0
Cr
30.000.000
20.000.000 490.000.00 Kas 0 Jurnal pembayaran gaji & pemotongan PPh pasal 21 Jan 09 Sesuai ketentuan apabila pemotong menanggung PPh pasal 21 nya karyawan, maka PPh ditanggung tersebut merupakan pemberian dalam bentuk kenikmatan yang tidak dapat dibebankan sebagai biaya fiskal.
Contoh 4 : Penerima Penghasilan Menyelenggarakan Pembukuan
2
Pendidikan Brevet A-B AKUNTANSI
Archiebald, BKP, adalah WP OP yang melakukan pekerjaan bebas sebagai konsultan pajak, dan memilih menyelenggarakan pembukuan. Pada tanggal 15 Juni 2009 menerima honor konsultasi yang diberikannya kepada PT. Calista sebesar Rp.50 juta. PT. Calista memotong PPh pasal 21 sesuai ketentutan. Bagaimana jurnal yang dibuat oleh PT. Calista dan Archiebald ?
Jurnal PT. Calista Sesuai ketentuan PT. Calista harus memotong PPh pasal 21 atas penghasilan yang dibayarkan kepada tenaga ahli dengan tarif pasal 17 UU PPh diterapkan atas 50% dari penghasilan bruto Tgl 15-Jun09
Uraian Beban Jasa Tenaga Ahli Hutang PPh Pasal 21
Dr 50.000.0 00
Cr
1.250.00 0 48.750.0 Kas 00 Jurnal pembayaran honor konsultan
Jurnal Archiebald PPh pasal 21 yang dipotong PT. Calista bersifat tidak final sehingga dapat dikreditkan terhadap PPh terutang dalam SPT Tahunan PPh oleh Archiebald. Oleh karena itu, pemotongan PPh pasal 21 oleh PT. Calista dibukukan sebagai pembayaran dimuka PPh. Tgl 15-Jun09
Contoh Norma
Uraian
Dr 48.750.0 00 1.250.00 0
Cr
Kas UM PPh Pasal 21 Pendapatan 50.000.0 Jasa 00 Jurnal penerimaan pendapatan jasa
5
:
Penerima
Penghasilan
Menggunakan
Pada contoh 4, bagaimana jurnalnya jika Archiebald memilih menggunakan norma penghitungan penghasilan netto ?
Pembahasan : Pasal 14 ayat 2 dan ayat 3 UU PPh mengatur bahwa Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang peredaran brutonya dalam 1 (satu) tahun kurang dari Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah) boleh menghitung penghasilan neto dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto. Wajib Pajak tersebut wajib menyelenggarakan pencatatan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan. Dengan demikian WP tersebut tidak wajib menyelenggarakan pembukuan, sehingga tidak perlu melakukan jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi usahanya.
Contoh 6 : Penghasilan Dari Pekerjaan & Pekerjaan Bebas Pada contoh 4, bagaimana halnya jika di Arch.iebald disamping sebagai konsultan juga bekerja di PT. Calista dan menerima gaji bulan Januari 2009 sebesar Rp.10 juta dan dipotong PPh pasal 21 Rp.750.000,- ?
Pembahasan Menjadi kewajiban WP untuk melaporkan seluruh penghasilannya dan menghitung PPh terutang atas penghasilan tersebut dalam SPT Tahunan PPh
3
Pendidikan Brevet A-B AKUNTANSI
nya. Demikian pula Archiebald wajib menggabungkan penghasilannya dari pekerjaan dengan penghasilan dari usaha konsultannya dan menghitung PPh terutang nya.
Jurnal Untuk itu, perlu bagi Archiebald untuk membukukan penghasilan dari pekerjaanya dan PPh pasal 21 yang dipotong pemberi kerja. Penghasilan dari pekerjaan tersebut dilaporkan di bagian Pendapatan Dari Luar Usaha dalam laporan laba rugi. Tgl 25-Jan09
Uraian
Dr 10.000.0 00 750.000
Cr
Kas UM PPh Pasal 21 Pengh Dari 9.250.0 Pekerjaan 00 Jurnal penerimaan gaji dari PT. Calista
C. PPh Pasal 23 & PPh Pasal 4 (2) UU PPh pasal 23 mengatur tentang pemotongan PPh atas penghasilan tertentu sbb : 1. 2. 3. 4. 5.
Dividen, selain dividen yang diterima WP OP yang dikenakan PPh final. Bunga, selain yang dikenakan PPh pasal 4 (2) final. Royalti Hadiah/Penghargaan, selain yang telah dikenakan PPh pasal 21. Sewa, selain sewa tanah dan atau bangunan yang dikenakan PPh pasal 4 (2) final. 6. Jasa Teknik, Manajemen, Konstruksi dan jasa lain, selain yang telah dikenakan PPh pasal 21. Jenis jasa lain yang dikenakan pemotongan PPh pasal 23 diatur di PMK 244/PMK.03/2008. Disamping itu, Pasal 4 (2) UU PPh mengatur pengenaan PPh atas penghasilan tertentu yang bersifat final, diantaranya : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Bunga deposito / tabungan Bunga simpanan koperasi Bunga Obligasi Sewa tanah dan atau bangunan Pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan Jasa Konstruksi dll
Contoh 7.a – PPh pasal 23 Umum PT. Calista (PKP) melakukan pembayaran sewa mobil kepada Roslina Rent Car (PKP) senilai Rp.10.000.000,- pada tgl 1 Desember 2009. Sewa mobil tersebut untuk masa 3 bulan (Des 09 s.d. Feb 10). Bagaimana jurnalnya di kedua belah pihak ?
Pembahasan Dalam hal ini PT. Calista wajib memotong PPh pasal 23 dengan tarif 2% yang merupakan kredit pajak bagi Roslina Rent Car, sedangkan Roslina Rent Car wajib memungut PPN sebesar 10% yang merupakan PPN masukan bagi PT. Calista
Jurnal PT. Calista Tgl Uraian 01-Des- Sewa Dibayar 09 Dimuka PPN Masukan Hutang PPh
4
Dr 10.000.0 00 1.000.00 0
Cr
200.000
Pendidikan Brevet A-B AKUNTANSI
Pasal 23 10.800.0 00
Kas
Jurnal pembayaran uang muka sewa mobil Des 09-Feb 10
Tgl 31-Des09
Uraian
Dr 3.333.33 3
Cr
Beban Sewa Sewa Dibayar 3.333.33 Dimuka 3 Jurnal penyesuaian utk mengakui beban sewa 2009 (1 bulan)
Jurnal Roslina Rent Car Tgl Uraian 01-Des09 Kas UM PPh Pasal 23
Dr 10.800.0 00 200.000
Cr
1.000.00 0 10.000.0 00
PPN Keluaran Pendapatan Sewa Diterima Dimuka
Jurnal penerimaan uang muka sewa mobil Des 09-Feb 10
Tgl 31-Des09
Uraian Pendapatan Sewa Diterima Dimuka
Dr 3.333.3 33
Cr
3.333.3 33
Pendapatan Sewa
Jurnal penyesuaian utk mengakui pend. sewa 2009 (1 bulan)
Contoh 7.b – Perlakuan PPN Masukan Bagi Non PKP Bagaimana halnya jika PT. Calista bukan PKP ?
Pembahasan Karena PT. Calista bukan PKP, maka tidak ada mekanisme untuk mengkreditkan PPN masukan terhadap PPN Keluaran, sehingga PPN Masukan tersebut dapat dibebankan sebagai biaya fiskal. Jurnal PT. Calista Tgl Uraian 01-Des- Sewa Dibayar 09 Dimuka Hutang PPh Pasal 23 Kas
Dr 11.000.0 00
Cr
200.000 10.800.0 00
Jurnal pembayaran uang muka sewa mobil
Contoh 7.c – Bukti Potong Belum Diterima Bagaimana jurnal yang dilakukan Roslina Rent Car jika PT. Calista, pada contoh 7.a, belum memberikan bukti potong PPh pasal 23.
Pembahasan Banyak terjadi penerima penghasilan telah dipotong PPh, tetapi belum menerima bukti potongnya. Untuk itu perlu bagi penerima penghasilan untuk menciptakan kontrol untuk mendeteksi hal tsb. Jurnal Roslina Rent Car Tgl Uraian 01-Des09 Kas
Dr 10.800.0 00
Cr
5
Pendidikan Brevet A-B AKUNTANSI
Piutang Sewa
200.000 1.000.00 0 10.000.0 00
PPN Keluaran Pendapatan Sewa Diterima Dimuka
Jurnal penerimaan um sewa mobil-Bupot belum diterima
Contoh 7.d – PPh Pasal 23 Ditanggung Pemberi Penghasilan Bagaimana halnya jika Roslina Rent Car pada contoh 7.a tidak bersedia dipotong PPh pasal 23 ?
Pembahasan Dalam hal ini PT. Calista tetap memiliki kewajiban untuk menyetorkan PPh pasal 23 sekalipan Roslina Rent Car tidak bersedia dipotong. Beban PPh pasal 23 yang timbul tidak dapat dibebankan sebagai biaya fiskal oleh PT. Calista. Jurnal PT. Calista Tgl Uraian 1-Des- Sewa Dibayar 09 Dimuka PPN Masukan Beban PPh Pasal 23 Hutang PPh Pasal 23
Dr 10.000.0 00 1.000.00 0
Cr
200.000 200.000 11.000.0 00
Kas
Jurnal pembayaran uang muka sewa mobil. PPh ditanggung
Contoh 7.e – Gross Up Bagaimana halnya jika Roslina Rent Car pada contoh 7.a tidak bersedia dipotong PPh pasal 23 & PT. Calista meng- gross up nilai sewanya ?
Pembahasan Dengan meng-gross up nilai sewa, maka nilai sewa menjadi : Sewa / (1-tarif) = 10 juta / (1-2%) = Rp.10.204.081 Jurnal PT.Calista Tgl Uraian 1-Des- Sewa Dibayar 09 Dimuka PPN Masukan Hutang PPh Pasal 23
Dr 10.204.0 81 1.020.40 8
Kas
Cr
204.082 11.020.4 07
Jurnal pembayaran uang muka sewa mobilGross Up
Contoh 8.a – Jasa & Material Dipisah PT. Calista membayar jasa desain logo kepada PT. Kreatif pada tanggal 5 Mei 09. PT. Kreatif menerbitkan Invoice dengan data sbb : - Jasa Desain = Rp.5.000.000 - Bahan = Rp.1.000.000 - Total = Rp.6.000.000
Pembahasan
6
Pendidikan Brevet A-B AKUNTANSI
Sesuai SE 53/PJ./2009, PPh pasal 23 dikenakan dari jasanya saja dan tidak termasuk pengadaan bahannya. Sementara itu PPN dikenakan dari penyerahan barang & jasa kena pajak.
Jurnal PT. Calista Tgl Uraian 5-Mei-09 Beban Jasa Desain PPN Masukan Hutang PPh Pasal 23 Kas
Dr 6.000.000 600.000
Cr
100.000 6.500.000
Jurnal pembayaran jasa desain
Contoh 8.b – Jasa & Material Tidak Dipisah Bagaimana jika PT. Kreatif pada contoh 8.a. tidak memperinci jasa dan bahannya ?
Pembahasan Dalam hal ini PT. Calista harus memotong PPh pasal 23 dari nilai total. Jurnal PT. Calista Tgl Uraian 5-Mei09 Beban Jasa Desain PPN Masukan Hutang PPh Pasal 23
Dr 6.000.0 00 600.000
Kas
Cr
120.000 6.480.0 00
Jurnal pembayaran jasa desain
Contoh 9 – Penghasilan Sewa Gedung (PPh Final) PT. Calista membayar sewa gedung kantor kepada PT. Azzam Rp.50 juta pada tgl.1 Februari 2009 untuk periode Feb 09 s.d. Jan 10. Bagaimana jurnal di kedua belah pihak ?
Pembahasan Pada dasarnya jurnal dikedua belah pihak sama dengan jurnal pada contoh 7.a. Yang membedakan adalah pemotongan PPh atas penghasilan sewa gedung bersifat final, sehingga bagi PT. Azzam pemotongan tersebut bukanlah uang muka PPh tetapi pelunasan PPh yang diakui sebagai beban PPh final. Beban PPh Final tersebut tidak dapat dibebankan sebagai biaya fiskal. Jurnal PT. Azzam Tgl 01-Feb09 Kas
Uraian
Beban PPh Final Pasal 4 (2)
Dr 50.000.0 00 5.000.00 0
PPN Keluaran Pendapatan Sewa Diterima Dimuka
Cr
5.000.00 0 50.000.0 00
Jurnal penerimaan uang muka sewa gedung
Contoh 10.a – Penghasilan Jual Gedung (PPh Final) Mustafid, WP OP yg menyelenggarakan pembukuan, menjual gedung kantornya (10 Juni 09) dgn harga perolehan Rp.750 juta; nilai buku komersial Rp.500 juta; nilai buku fiskal Rp.400 juta; NJOP Rp.600 juta dan Harga jual Rp.1 milyar. Bagaimana jurnalnya ?
Pembahasan
7
Pendidikan Brevet A-B AKUNTANSI
Penghasilan dari pengalihan tanah dan atau bangunan dikenakan PPh final. PPh final tersebut dikenakan tidak dengan jalan pemotongan tetapi penerima penghasilan membayar sendiri PPh final tersebut. Perlu diperhatikan pula bahwa secara komersial, WP mengakui laba dari penjualan hartanya. Tetapi karena atas penjualan harta tersebut telah dikenakan PPh final, maka keuntungan penjualan harta tersebut tidak perlu dikenakan PPh lagi.
Jurnal Mustafid Tgl Uraian 10-Jun09 Kas Akumulasi Penyusutan Gedung
Dr 1.000.000.0 00 250.000.00 0
Cr
750.000.0 00 500.000.0 00
Gedung Keuntungan Jual Gedung Jurnal penjualan gedung
Tgl 10-Jun09
Uraian Beban PPh Final pasal 4 (2)
Dr 50.000.0 00
Cr
50.000.0 00
Kas Jurnal pembayaran PPh final
Contoh 10.b – Penghasilan Jual Gedung Developer (PPh Final) Mustafid, WP OP yg menyelenggarakan pembukuan, usaha pokoknya adalah mengalihkan tanah / bangunan (developer), menjual salah satu gedung dagangannya (10 Juni 09) dgn harga pokok Rp.500 juta dan Harga jual Rp.1 milyar. Bagaimana jurnalnya ?
Tgl 10-Jun09
Uraian Kas
Dr 1.100.000.0 00
100.000.00 0 1.000.000.0 00
PPN Keluaran Pendapatan Jual Gedung
Harga Pokok Penjualan
Cr
500.000.00 0 500.000.00 0
Persediaan Jurnal penjualan gedung
Tgl 10-Jun09
Uraian Beban PPh Final pasal 4 (2) Kas
Dr
Cr
50.000.000 50.000.000
Jurnal pembayaran PPh final
D. PPh Pasal 22 Peraturan perpajakan mengatur penunjukan badan-badan tertentu sebagai pemungut PPh pasal 22 atas transaksi tertentu, sbb :
1.
8
Impor Barang a. Bank Devisa b. Bendaharawan Ditjen BC
Pendidikan Brevet A-B AKUNTANSI
2. a. b. c. d.
3.
Pembelian Barang Ditjen Perbendaharaan, Bendaharawan Pemerintah BUMN / BUMD yang dananya dari APBN / APBD BUMN tertentu yang dananya baik dari APBN/APBD maupun non APBN/APBD Industri kehutanan, perkebunan, pertanian dan perikanan atas pembelian dari pedagang pengumpul.
Penjualan Produk di Dalam Negeri a. Industri Baja, Semen, Kertas, Otomotif, Produk Pertamina. b. Penjual barang sangat mewah.
Pembahasan ini akan lebih menekankan transaksi yang dilakukan WP dengan instansi pemerintah / BUMN.
Contoh 11.a PT. Calista (PKP) bergerak dibidang pengadaan peralatan kantor. Pada tgl. 15 Juli 2009 menyerahkan barang senilai Rp.50 juta kepada Ditjen Pajak. Bendaharawan Ditjen Pajak melakukan pembayaran pada tanggal 25 Juli 2009. Disamping memungut PPh pasal 22, Bendaharawan Ditjen Pajak juga wajib memungut PPN. PT. Calista baru menerima SSP bukti setoran PPh pasal 22 dan PPN pada tanggal 8 Agustus 2009.
Jurnal PT. Calista Tgl 15-Jul-09
Uraian
Dr 55.000.0 00
Piutang Dagang PPN Keluaran Pemungut
Cr
5.000.00 0 50.000.0 00
Penjualan Jurnal penjualan kepada Ditjen Pajak
25-Jul-09
Ka s
49.250.0 00 49.250.0 00
Piutang Dagang
Jurnal penerimaan pembayaran dari Ditjen Pajak
08-Agust09
UM PPh pasal 22 PPN Keluaran Pemungut
750.000 5.000.00 0 5.750.00 0
Piutang Dagang
Jurnal penerimaan SSP PPh pasal 22 & SSP PPN
Contoh 11.b Bagaimana halnya jika PT. Calista pada contoh 11.a diatas melakukan penyerahan bukan ke bendaharawan pemerintah tetapi ke BUMN tertentu.
Pembahasan Berbeda dengan contoh 11.a, dalam hal ini BUMN tidak berhak memungut PPN, sehingga PPN dipungut rekanan. Tgl 15-Jul-09
Uraian Piutang Dagang PPN Keluaran
Dr 55.000.0 00
Penjualan
Cr
5.000.00 0 50.000.0 00
Jurnal penjualan kepada BUMN
9
Pendidikan Brevet A-B AKUNTANSI
25-Jul-09
Ka s
54.250.0 00 Piutang Dagang
54.250.0 00
Jurnal penerimaan pembayaran dari BUMN
08-Agust09
UM PPh pasal 22 Piutang Dagang
750.000 750.000
Jurnal penerimaan SSP PPh pasal 22
E. PPN Obyek PPN Pasal 4 UU PPN : a. penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha. b. impor Barang Kena Pajak. c. penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha. d. pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean. e. pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean; atau f.
ekspor Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak
Pasal 16 C UU PPN : Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan yang hasilnya digunakan sendiri atau digunakan pihak lain yang batasan dan tata caranya diatur dengan Keputusan Menteri Keuangan. Pasal 16 D UU PPN : Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas penyerahan aktiva oleh Pengusaha Kena Pajak yang menurut tujuan semula aktiva tersebut tidak untuk diperjualbelikan, sepanjang Pajak Pertambahan Nilai yang dibayar pada saat perolehannya dapat dikreditkan. Mekanisme Pemungutan PPN -
Indirect Substraction Method Mekanisme ini berlaku untuk obyek PPN pasal 4 huruf a, c, f & pasal 16 D, dimana PKP wajib memungut PPN atas penyerahan BKP / JKP atau ekspor yang dilakukannya (Pajak Keluaran). Selanjutnya PPN yang dipungut tersebut wajib disetorkan ke kas negara setelah dikurangi PPN yang dibayarkannya (PPN Masukan) pada saat perolehan BKP, JKP, Impor dll.
-
Self Imposition Method Mekanisme ini berlaku untuk obyek PPN pasal 4 huruf b, d, e & pasal 16 C, dimana pihak yang melakukan kegiatan/transaksi tersebut wajib memungut, menyetor dan melaporkan sendiri.
Contoh 12 Berikut ini disajikan data PPN Keluaran & PPN Masukan PT. Calista untuk masa Januari 09 s.d. Mei 09. Buatlah jurnal yang harus dilakukan untuk mengakui kurang (lebih) bayar setiap masa.
Masa Jan-
10
PK
PM
Kurang (lebih)
Pendidikan Brevet A-B AKUNTANSI
09
50.000.00 0
30.000.00 0
20.000.00 0
Feb09
45.000.00 0
50.000.00 0
(5.000.000 )
Mar09
55.000.00 0
30.000.00 0
25.000.00 0
Apr09
30.000.00 0
40.000.00 0
(10.000.00 0)
Mei09
35.000.00 0
30.000.00 0
5.000.000
Pembahasan PPN yang kurang bayar disuatu masa harus disetorkan, sedangkan PPN yang lebih bayar dapat dikompensasi ke masa berikutnya atau di restitusi. Jurnal Tgl 10-Feb09
Uraian PPN Keluaran PPN Masukan
Dr 50.000.0 00
Kas
Cr
30.000.0 00 20.000.0 00
Setoran PPN untuk SPT PPN masa Jan 09
Tgl 12-Mar09
Uraian PPN Keluaran Lebih bayar PPN Feb 09
Dr 45.000.0 00 5.000.00 0
Cr
50.000.0 00
PPN Masukan
Pengakuan LB dalam SPT PPN masa Feb 09
Tgl 15-Apr09
Uraian PPN Keluaran
Dr 55.000.0 00
Cr
30.000.0 00 5.000.00 0 20.000.0 00
PPN Masukan Lebih Bayar PPN Feb 09 Kas
Setoran PPN untuk SPT PPN masa Mar 09
Tgl 12-Mei09
Uraian PPN Keluaran Lebih bayar PPN Apr 09
Dr 30.000.0 00 10.000.0 00
Cr
40.000.0 00
PPN Masukan
Pengakuan LB dalam SPT PPN masa April 09
Tgl 15-Jun-
Uraian PPN Keluaran
Dr 35.000.0
Cr
11
Pendidikan Brevet A-B AKUNTANSI
09 Lebih bayar PPN Mei 09
00 5.000.00 0 30.000.0 00 10.000.0 00
PPN Masukan Lebih Bayar PPN Apr 09
Setoran PPN untuk SPT PPN masa Mei 09
Contoh 13 PT. Calista melakukan penyerahan BKP kepada PT. Azzam pada tanggal 15 Mei 09 dan telah mengirimkan invoice senilai Rp.10 juta, tetapi PT. Calista belum menerbitkan FP. FP baru diterbitkan pada tanggal 30 Juni 2009.
Tgl 15-Mei09
Uraian Piutang Dagang PPN Belum difakturkan
Dr 11.000.0 00
Cr
1.000.00 0 10.000.0 00
Penjualan
penjualan ke PT. Azzam belum dibuatkan FP
Tgl 30-Jun09
Uraian PPN Belum difakturkan
Dr 1.000.0 00
PPN Keluaran FP atas penjualan ke PT. Azzam
12
Cr
1.000.0 00