Tugas HUKUM BISNIS PARIWISATA
(Makalah)
OLEH :
MUH. FAUZAN S1B1 16 453
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS PARIWISATA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2018
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pariwisata menjadi aktivitas yang mendapat perhatian besar, baik dari masyarakat maupun pihak pemerintah pada periode delapan sampai sembilan puluhan. Sebelum tahun tujuh puluhan sudah banyak daerah di Indonesia yang sesungguhnya bisa diolah melalui sektor pariwisata, akan tetapi perhatian semua pihak masih lebih tertuju pada kekayaan sumber alam yang melimpah, sehingga sektor pariwisata belum secara serius diperhatikan. Sektor pariwisata baru mulai di kerjakan dengan serius sejak awal tahun delapan puluhan, walaupun sesungguhnya sektor pariwisata telah bergejala dan mulai menghasilkan devisa bagi dunia internasional termasuk Indonesia sejak tahun 1950 (Pitana, 2002). Sektor lain seperti pertambangan dan pertanian, industri pengolahan, transportasi dan yang lainnya sudah jauh lebih dulu mendapat perhatian dalam pembangunan nasional Indonesia. Sebagai dampak dari lambannya perhatian pemerintah memulai sektor ini sehingga sektor pariwisata bagi Indonesia merupakan sumber devisa yang baru dan potensial. Secara nasional, perkembangan kunjungan kunjunga n wisatawan ke Indonesia (termasuk ke Bali) mengalami perkembangan yang fluktuatif. Tingkat kunjungan wisatawan tertinggi terjadi pada tahun 1997 dan 2001. Pada tahun-tahun tersebut secara kuantitatif kunjungan wisatawan ke Indonesia mencapai lebih dari lima juta wisatawan. Sebaliknya, penurunan kunjungan wisatawan juga terjadi beberapa kali dalam satu dekade terakhir. Penurunan kunjungan wisatawan ke Indonesia yang paling tajam terjadi pada tahun 2003 yang mencapai – 11,25% 11,25% (Disparda Bali, 2004). Penurunan yang sangat tajam ini dipengaruhi oleh berbagai kondisi yang secara beruntun yaitu terjadinya peristiwa peristiwa yang sangat tidak terduga dan sangat tidak diharapkan oleh seluruh bangsa di dunia termasuk semua komponen yang bersentuhan dengan dunia pariwisata.Terjadinya serentetan peristiwa-peristiwa yang tidak diharapkan,yang mengancam keamanan dan kenyamanan untuk melakukan perjalanan ke luar negeri, berdampak pada terhadap penurunan kunjungan wisatawan
yang sangat tajam ke Bali.Mengawali tahun 2006 sebagai dampak tragedi 1 Oktober 2005,pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara yang langsung datang ke Bali secara kontinue
mengalami
kenaikan.
Namun
demikian,
dengan
berbagai
upaya,
akhirnya
memperlihatkan hasil yang menjanjikan dengan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara diakhir tahun 2006 . Usaha untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, merupakan salahsatu wacana penting pemerintah
1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah Definisi dan tujuan bisnis pariwisata ? 2. Apa saja Bentuk bisnis pariwisata ? 3. Apa itu Potensi bisnis pariwisata ? 4. Bisnis dan manajemen bisnis pariwisata ? 5. Prospek bisnis pariwisata ?
1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui Apakah Definisi dan tujuan bisnis pariwisata 2. Untuk mengetahui Apa saja Bentuk bisnis pariwisata 3. Untuk mengetahui Apa itu Potensi bisnis pariwisata 4. Untuk mengetahui Bisnis dan manajemen bisnis pariwisata 5. Untuk mengetahui Prospek bisnis pariwisata
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pariwisata Menurut peninjauan secara etimologis, istilah pariwisata berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu "pari dan "wisata". Pari berarti berulang-ulang atau berkalikali, sedangkan wisata berarti perjalanan atau bepergian. Jadi pariwisata berarti perjalanan yang dilakukan secara berulang ulang atau (Musanef, 1996 : 8). Pariwisata tidak hanya bisa diartikan secara etimologis saja, tetapi terdapat pendapat dari para ahli diantaranya: 1. Hunziker dan Krapf (Bapak Ilmu Pariwisata) Pariwisata adalah sejumlah hubungan dan gejala yang dihasilkan dari tinggalnya orangorang asing, asalkan tinggalnya mereka itu tidak menyebabkan timbulnya tempat tinggal serta usaha-usaha yang bersifat sementara atau permanen sebagai seb agai usaha mencari kerja penuh (Musanef, 1996: 11). 2. Hans Buchi Pariwisata adalah peralihan tempat untuk sementara waktu dan mereka yang mengadakan perjalanan tersebut memperoleh pelayanan dari perusahaanperusahaan yang bergerak dalam industri pariwisata (Musanef, 1996: 11). 3. Robert Mc. Intosh Shashi Kant Cupta Pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan ini serta penunjang lainnya (Musanef, 1996: 11).
4. Menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 Pariwisata
adalah
segala
sesuatu
yang
berhubungan
dengan
wisata, termasuk
pengusahaan obyek dan daya tarik serta usaha-usaha yang terkait di bidang itu. Pengertian ini mengandung lima unsur yaitu: (1) unsur manusia (wisatawan), (2) unsur kegiatan (perjalanan), (3) unsur motivasi (menikmati), (4) unsur sasaran (obyek dan daya tarik wisata), (5) unsur usaha (Musanef, 1996: 13). Dan pengertian diatas terdapat beberapa hal yang penting yaitu : a. Perjalanan itu dilakukan untuk sementara waktu. b. Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain. c.Perjalanan itu, walaupun apa bentuknya harus selalu dikaitkan dengan bertamasya dan rekreasi, melihat dan menyaksikan atraksi-atraksi wisata. d. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari m encari nafkah di tempat/daerah yang dikunjungi dan semata-mata sebagai konsumen di tempat tersebut, dengan mendapat pelayanan (Musanef, 1996: 12). 5. Menurut James. J. Spillane (1987: 20) pariwisata
adalah
kegiatan melakukan
perjalanan
dengan
tujuan
mendapatkan
kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, dan d an lain-lain. lain -lain. Defenisi yang luas lu as pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari men cari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial,budaya, alam dan ilmu. Suatu perjalanan akan dianggap sebagai perjalanan wisata bila memenuhi tiga persyaratan yang y ang diperlukan, yaitu bersifat sementara, bersifat sukarela(Voluntary) dalam anti tidak terjadi karena paksaan, dan tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah. Berdasarkan pengertian beberapa ahli diatas disimpulkan pengertian Pariwisata adalah kegiatan di mana orang terlibat dalam perjalanan jauh dari rumah (bepergian) atar daerah atau antar negara terutama untuk bisnis atau kesenangan dimana orang tersebut tidak menetap atau mencari pekerjaan di tempat tersebut.
2.2 TUJUAN PARIWISATA: 1. Dalam bisnis pariwisata untuk mencapai profit maksimum melalui peningkatan pendapatan dilakukan dengan menetapkan kebijakan diskriminasi harga. 2. Kebijakan diskriminasi harga umumnya menunjukkan suatu tingkatan monopoli yang dapat meningkatkan supernormal profit. 3. Akan tetapi dalam bisnis pariwisata hal tersebut lebih cenderung menggambarkan kemampuan perusahaan dalam melakukan segmentasi pasar 4. Meningkatkan Devisa Negara 5. Memperkenalkan keindahan alam dan kebudayaan indonesia 6. Meningkatkan persaudaraan persahabatan dan nasional dan internasional
2.3 BENTUK BISNIS PARIWISATA Menurut Pendit (2002: 37) bentuk pariwisata dapat dibagi menjadi lima kategori yaitu menurut asal wisatawan, menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran, menurut jangka waktu, menurut jumlah wisatawan, dan menurut alat angkut yang dipergunakan. Bentuk-bentuk pariwisata tersebut dijelaskan dibawah ini: a. Menurut asal wisatawan Pertama-tama perlu diketahui wisatawan itu berasal dari dalam atau luar negeri. Kalau asalnya dari dalam negeri berarti sang wisatawan hanya pindah tempat sementara di dalam lingkungan wilayah negerinya sendiri dan selamaia mengadakan perjalanan, maka disebut pariwisata domestik, sedangkankalau ia datang dari luar negeri disebut pariwisata internasional. b. Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran Kedatangan wisatawan dari luar negeri adalah membawa mata uangasing. Pemasukan valuta asing ini berarti memberi dampak positif terhadapneraca pembayaran luar negeri suatu negara yang dikunjunginya, yang inidisebut pariwisata aktif. Sedangkan kepergian seorang warga negara ke luar negeri memberikan dampak negatif terhadap neraca pembayaran luarnegerinya, disebut pariwisata pasif.
c. Menurut jangka waktu Kedatangan seorang wisatawan di suatu tempat atau negaradiperhitungkan pula menurut waktu lamanya ia tinggal di tempat atau negarayang bersangkutan. Hal ini menimbulkan istilah-istilah pariwisata jangkapendek dan pariwisata jangka panjang, yang mana tergantung kepadaketentuan-ketentuan yang diberlakukan oleh suatu negara untuk mengukur pendek atau panjangnya waktu yang dimaksudkan. d. Menurut jumlah wisatawan Perbedaan ini diperhitungkan atas jumlah wisatawan yang datang,apakah sang wisatawan datang sendiri atau rombongan. Maka timbulahistilahistilah pariwisata tunggal dan pariwisata rombongan. e. Menurut alat angkut yang dipergunakan Dilihat dari segi penggunaan yang dipergunakan oleh sang wisatawan, maka kategori ini dapat dibagi menjadi pariwisata udara, pariwisata laut, pariwisata kereta api dan pariwisata mobil, tergantung apakah sang wisatawan tiba dengan pesawat udara, kapal laut, kereta api atau mobil
2.4 POTENSI BISNIS PARIWISATA Bali merupakan daerah yang sangat potensial bagi para pebisnis untuk mengembangkan ide-idenya.Bisnis di Bali menjadi incaran para pengusaha bisnis mengingat daerah ini sangat ramai dikunjungi oleh paraturis baik domestik maupun turis-turis asing. Bisnis di Bali terbilang akan subur, mengingat daerah wisata inicukup di kenal di mata dunia internasional. Para turis asing yang memiliki kantong-kantong tebal adalahkonsumen empuk yang akan menyuburkan pengelolaan bisnis di Bali. Bagi Anda masyaratak Bali tentunya cukup mengetahui jenis usaha apa yang akan menjadi bisnis di Bali yang laris manis. Namun bagi Anda para investor asing yang ingin coba-coba memiliki bisnis di Bali, Anda harus melakukan riset terlebih dahulu, jenis usaha apa yang akan diminati banyak konsumen.Sebelum memutuskan untuk mengelola sebuah usaha, hal yang harus Anda lakukan adalah melakukan survey mengenai kondisi sebuah daerah, bagaimana kebiasaan masyarakatnya, hal-hal apa yang dibutuhkan serta bagaimana ba gaimana aktivitas dan kondisi yang ada di daerah tersebut. Bali sebagai sebuah kawasan wisata tentu sajacukup menjanjikan apabila kita melakukan buka usaha di Bali terkait dengan hal-hal pariwisata. Namun demikian, bisnis di Bali tak hanya terikat pada aktivitas pariwisata, para pebisnis juga bisa melirik peluangbisnis di Bali dari aspek non pariwisata.Bisnis di Bali dari aspek pariwisata
memang cukup maju pesat, terlebih para konsumennya adalah para turis asing yang berkantong tebal. Ada beberapa jenis bisnis di Bali dari aspek pariwisata yang bisa Anda coba diantaranya: 1.
Bisnis penginapan Bisnis di Bali berupa penginapan tentu saja sudah banyak dan cukup menjamur. Anda
harus mampu menghadirkan sesuatu yang berbeda pada bisnis yang Anda kelola. Misalkan saja pada penginapan Anda dilengkapi dengan berbagai tradisi dan budaya Indonesia lainnya dari berbagai daerah sehingga membuat para turis asing tertarik untuk mengetahui Indonesia lebih dalam. 2.
Bisnis rumah makan muslim Bisnis di Bali berupa usaha rumah makan muslim akan sangat dicari olehpara turis
domestik yang beragama Islam serta turis manca negara lainnya dari negara-negara Islam. Parawisatawan yang taat beragama biasanya akan selektif mencari makanan yang halal bagi mereka. Sikap ini dapat Anda jadikan sebagai ide bisnis di Bali yang cukup potensial. 3.
Bisnis layanan bahasa Bisnis di Bali berupa layanan bahasa tentu saja sudah cukup marak dilakukanorang.
Semua orang mahir berbahasa Inggris, namun tak salah jika Anda pula yang menawarkan kursus bahasaIndonesia singkat pada turis-turis asing. 4.
Bisnis transportasi Bisnis transportasi dan agen travel memang cukup potensial di kawasan wisata
sepertiBali. Bisnis di Bali yang satu ini memang termasuk pada bisnis pariwisata primer yang dicari konsumen.
2.5 BISNIS BISNIS PARIWISATA DAN MANAJEMEN Bisnis pariwisata dewasa ini memang memberikan kecerahan bagi pergerakan roda ekonomi nasional. Investasi pada bisnis penyedia jasa traveling, bisnis perhotelan, souvenir, transportasi darat, laut dan udara, sampai dunia perbankan pun turut terimbasi bisnis pariwisata ini. Dampak lain dari maraknya industri pariwisata ini adalah terserapnya tenaga kerja lokal. Singkatnya bisnis pariwisata cukup memberikan angin segar bagi ekonomi nasional, terlebih pengeluaran pemerintah sangat tergantung pada penyediaan devisa melalui pajak dalam negeri. Sampai saat ini lebih kurang 76 persen pendapatan nasional berasal dari penerimaan pajak. Bisa dibayangkan dampak yang ditimbulkan bilamana sektor riil, termasuk bisnis pariwisata ini lumpuh, maka tidaklah mengherankan jika sebagian besar roda ekonomi nasional pun terkena dampaknya.Dalam bisnis anda bisa mencurahkan energi untuk menjaring wisatawan domestic dan mancanegara, memberi diskon super murah tapi tetap memelihara lingkungan, budaya, keramahan, pelayanan dan membangun sumber daya manusia yang unggul, maka bukan saja pelanggan akan datang tapi juga tidak sabarmemberi tahu teman mereka betapa bagusnya kepribadian, lingkungan, batin dan pesona bisnis pariwisata Indonesia Dalam bisnis pariwisata, diperlukan manajemen yang baik. Unsur keputusan yang cepat dan cerdas dalam inovasi manajemen sering berperan membantu perusahaan mengembangkan keunggulan yang bertahan lama. Tampaknya tak ada faktor yang mencerminkan instrumen yang sama dalam menjamin keberhasilan persaingan jangka panjang. Artinya setiap pelaku bisnis pariwisata memiliki inovasi manajemen dengan den gan teknik dan keunggulannya keung gulannya masing-masing. Pelaku bisnis pariwisata di Indonesia harus melakukan inovasi yang dapat bersaing dengan negara – negara lain dalam bidang pariwisata. Hal itu akan menarik wisatawan lebih banyak.
2.6 PROSPEK BISNIS BISNIS PARIWISATA Sektor pariwisata memang cukup menjanjikan untuk turut membantu menaikkan cadangan devisa dan secara pragmatis juga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Prospek industri pariwisata Indonesia diprediksikan WTO akan semakin cemerlang, dengan perkiraan pada tahun 2010 akan mengalami pertumbuhan hingga 4,2% per tahun. Selain itu sektor industri pariwisata nasional memberikan kontribusi nasional bagi program pembangunan. Sebagai contoh, pada tahun 1999 sektor pariwisata menghasilkan devisa langsung sebesar US$ 4,7 juta, serta menyumbang 9,61% pada PDB dan menyerap 8% angkatan kerja nasional (6,6 juta orang) pada tahun yang sama. Selain faktor-faktor di atas, industri pariwisata juga memiliki karakter unik, bahwa sektor pariwisata memberikan efek berantai terhadap distribusi pendapatan penduduk di kawasan sekitar pariwisata. Berangkat dari pemahaman bahwa model yang digunakan untuk pengembangan kawasan wisata adalah model terbuka maka berarti tidak tertutup kemungkinan akan terjadi kontak antara aktivitas kepariwisataan dengan aktivitas masyarakat sekitar kawasan wisata. Kontak-kontak ini tidak bisa dibatasi oleh kekuatanapapun apalagi ditunjang dengan adanya sarana pendukung yang memungkinkan mobilitas masyarakat.Kontak yang paling mungkin terjadi adalah kontak antara masyarakat sekitar dengan pengunjung atauwisatawan. Masyarakat sekitar berperan sebagai penyedia jasa kebutuhan wisatawan. Kontak ini apabila terjadi secara massif akan mengakibatkan keterpengaruhan pada perilaku, pola hidup dan budaya masyarakat setempat. Misalnya bagaimana terjadinya pergeseran kultur kehidupan masyarakat sekitar kawasan Candi Borobudur yang semula berbasis dengan aktivitas kehidupan agraris (bertani) bergeser menjadi masyarakat pedagang dan penjual jasa. Pariwisata dengan segala aktivitasnya memang telah mampu memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi perubahan masyarakat baik secara ekonomi, sosial maupun budaya. Hal itu menuntut adanya perhatian yang lebih dari para pengambil kebijakan sektor pariwisata untuk mempertimbangkan kembali pola pengembangan kawasan wisata agar masyarakat sekitar lebih dapat merasakan manfaatnya. Dengan kata lainbagaimana membuat suatu kawasan wisata yang mampu membuka peluang pelibatan aktif masyarakat sebagaisubyek dalam kegiatan industri pariwisata bukan hanya sekedar sebagai obyek. Faktor kemanusiaan dan entitas budaya lokal tidak boleh diabaikan, artinya kehidupan
masyarakat tidak boleh tercerabut dari akar budayanyanya karena adanya penekanan segi komersial dari tourism.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa : a. Pariwisata adalah kegiatan di mana orang terlibat dalam perjalanan jauh dari rumah (bepergian) atar daerah atau antar negara terutama untuk bisnis atau kesenangan dimana orang tersebut tidak menetap atau mencari pekerjaan di tempat tersebut. b. Bisnis pariwisata mempunyai beberapa tujuan, salah satunya untuk meningkatkan devisa negara dan memperkenalkan keindahan alam Indonesia. c. Bentuk pariwisata dapat dibagi menjadi lima kategori yaitu menurut asal wisatawan, menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran, menurut jangka waktu, menurut jumlah wisatawan, dan menurut alat angkut yang dipergunakan. d. Indonesia mempunyai potensi pariwisata yang besar, terutama di daerah Bali. Ada beberapa jenis bisnis di Bali dari d ari aspek pariwisata yang patut di coba, diantaranya : bisnis penginapan, bisnis rumah makan muslim, bisnis layanan bahasa, dan bisnis transportasi, e. Setiap pelaku bisnis pariwisata harus memiliki inovasi manajemen dengan teknik dan keunggulannya masing-masing agar dapat bersaing dengan negara – negara lain dalam bidang pariwisata. Hal itu akan menarik wisatawan lebih banyak. f. Sektor pariwisata memang cukup menjanjikan untuk turut membantu menaikkan cadangan devisa dan secara pragmatis juga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Industri pariwisata juga memiliki karakter unik, bahwa sektor pariwisata memberikan efek berantai terhadap distribusi pendapatan penduduk di kawasan sekitar pariwisata. Pariwisata dengan segala aktivitasnya juga telah mampu memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi perubahan masyarakat baik secara ekonomi, sosial maupun budaya. Hal itu menuntut adanya perhatian yang lebih dari para pengambil kebijakan sektor pariwisata untuk mempertimbangkan kembali pola pengembangan kawasan wisata agar masyarakat sekitar lebih dapat merasakan
manfaatnya. Dengan kata lain bagaimana membuat suatu kawasan wisata yang mampu membuka peluang pelibatan aktif masyarakat sebagai subyek dalam kegiatan industri pariwisata bukan hanya sekedar sebagai obyek.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/101855002/Rmk-Bispar-Sap-2 http://pustakabakul.blogspot.com/2013/06/pengertian-pariwisata.html https://www.scribd.com/doc/50091657/9/Bentuk-Pariwisata