Satyadharma Michael_2007-060-045 Michael_2007-060-045
HIPOGLIKEMIA
PENDAHULUAN
Definisi : kompleks gejala / sindrom yang berhubungan dengan kadar glukosa darah yang rendah (gejala mulai saat kadar gula darah < 60 mg/dL & impairment of brain function < 50 mg/dL). Untuk mendiagnosis hipoglikemia diperlukan karakteristik dari Whipple Triad (dokumentasi kadar gula darah yang rendah < 40 mg/dL, terdapatnya gejala hipoglikemik, gejala menghilang ketika kadar gula darah dikembalikan ke normal).
EPIDEMIOLOGI
Insidensi tidak diketahui dengan pasti, tetapi diperkirakan prevalesni org dengan gejala & kadar gula darah < 50 mg/dL di US sekitar 5 – 10 %. Hipoglikemia diketahui berhubungan dengan beberapa medikasi, terutama komplikasi akut dari terapi diabetes. Tumor yang memproduksi insulin jarang, namun merupakan etiologi yang dapat diobati (insidensi 1 – 2 kasus / juta orang per tahun).
1
Satyadharma Michael_2007-060-045
Biasa pada anak2, setelah mengkonsumsi fruktosa jadi hipoglikemia. Diagnosis = ORAL FRUCTOSE TOLERANCE TEST. o 2. Fasting hypoglycemia (a) Pancreatic islet cell disease Hipoglikemia karena islet cell tumour (insulinoma) insulin o disekresikan berlebihan. 85% jinak, 15% ganas. o Biasa rentang umur 35 – 55 tahun. o Zollinger-Ellison syndrome multiple islet cell tumors + o multiple endocrine adenomatosis + peptic ulceration. (b) Glucagon deficiency Sangat jarang sebagai penyebab. o (c) Extrapancreatic tumours Berhubungan dengan mesotelioma, fibroma, fibrosarcoma, o leoimyoma, sarcoma, khususnya dengan ukuran besar. Diagnosis = hipoglikemia + massa di abdomen / thorax. o (d) Liver disease Kelainan kongenital kelainan penyimpanan glikogen, o galaktosemia. Diffuse liver disease (hepatitis fulminan, hepatic necrosis krn zat o toksik, cholangitis, sirosis), hepacellular carcinoma. o
2
Satyadharma Michael_2007-060-045
o
o o
pankreas hiperinsulinemia akut hipoglikemia akhirnya insulinopenia hiperglikemia persisten). MAOI, barbiturat. o Propanolol jika terdapat strenuous exercise / starvation. o Quinine (obat u/ terapi malaria). o Sulfonilurea (obat diabetes) dalam jumlah besar (khususnya o pada kondisi gagal ginjal / penggunaan bersamaan alkohol). Dosis insulin yang terlalu tinggi dapat digunakan u/ intensi malingering, suicidal, homocidal tetapi biasanya overdose insulin kebanyakan tidak disengaja. Kegiatan fisik yang terlalu berlebihan. Intake makanan tidak cukup / terlambat.
Pembagian lain menurut CMDT 2010 : 1. Fasting hypoglycemia Biasanya subakut / kronik . o Biasanya terdapat keadaan neuroglycopenia sebagai manifestasi utama. o Dapat terjadi pada beberapa keadaan : o Kelainan endokrin (hipopituitari, Addison disease, myxedema); Malfungsi hati (akut alkoholism, gagal hati); End stage chronic kidney disease (khususnya pada pasien yang membutuhkan dialisis); HYPOGLIKEMIA SEBAGAI SECONDARY MANIFESTATION.
3
Satyadharma Michael_2007-060-045
3. Alcohol – related hypoglycemia Karena deplesi glikogen hati + inhibisi glukoneogenesis yang dimediasi o alkohol. Sering pada alcohol abusers yang malnutrisi, tetapi dapat pula pada o semua orang yang sulit makan setelah meminum alkohol (karena gastritis & muntah). 4. Immunopathologic hypoglycemia Idiopathic anti – insulin antibodies (which release their bound insulin) o Antibodies to insulin receptors (which act as agonist ) lebih kepada o severe insulin resistant diabetes / acanthosis nigricans daripada gejala hipoglikemia. 5. Drug – induced hypoglycemia / factitious hypoglycemia
Pembagian2 diatas (yang hanya membagi berdasarkan fasting & reactive) dikatakan tidak cocok karena tidak menunjukkan pembagian secara patofisiologi.
4
Satyadharma Michael_2007-060-045
FAKTOR RISIKO
MEKANISME NORMAL COUNTERREGULATION
Turunnya gula darah dibawah nilai fisiologis (< 4,5 mmol/L / 81 mg/dL) supresi sekresi insulin ↓ uptake glukosa perifer & ↑ produksi glukosa hati mengembalikan kadar gula ke normal. Catatan : terdapat reseptor yang dapat mengenali perubahan kadar gula darah : Hipotalamus (glucose responsive neurons), bagian lain otak. o Daerah viseral (termasuk vena portal) mengirim sinyal ke CNS melalui (1) o nervus cranial (parasimpatis aferen) visceral sensory system terutama n.vagus
5
Satyadharma Michael_2007-060-045
6
Kadar Gula Darah 4-5 mmol/L adrenalin & glukagon disekresikan u / ↑ kadar gula darah. 4 mmol/L test yang baik dapat mendeteksi perubahan kognitif. 3-4 mmol/L perubahan kognitif semakin bertambah & gejala neurogenik muncul; hal ini harusnya menjadi PERTANDA bagi pasien u / ↑ kadar gula nya. < 3 mmol/L gejala neuroglycopenic mendominasi & terdapat drowsiness. < 2,5 mmol/L risiko menjadi koma dan kejang.
COUNTERREGULATION PADA PASIEN DIABETES
Berhubungan dengan terapi insulin yang dijalankan. Pada keadaan normal, 1st line defence melawan penurunan kadar gula darah adalah supresi dari sekresi insulin. Pada keadaan dimana terdapat kehilangan / penurunan kemampuan memproduksi
Satyadharma Michael_2007-060-045
PATOGENESIS
Hipoglikemia terjadi ketika output glukosa hati turun dibawah rate of glucose uptake o/ peripheral tissues. Output glukosa hati dapat berkurang karena : Inhibisi glikogenolisis hati dan glukoneogenesis o/ insulin. o Insulin level meningkat . Hati memiliki cadangan glikogen yang cukup. Keadaan hipoglikemia dapat dibalikkan dengan injeksi glukagon. Habisnya cadangan glikogen hati (karena malnutrisi, puasa, olahraga, atau o advanced liver disease). Insulin level rendah. Glukagon TIDAK efektif. Impaired gluconeogenesis (contoh : setelah mengkonsumsi alkohol). o Insulin level rendah. Glukagon TIDAK efektif. Peripheral glucose uptake dipercepat dengan : Level insulin yang tinggi o Olahraga o Kedua hal diatas dapat diimbangi jika output glukosa hati juga meningkat. o Gejala dan tanda paling umum dari hipoglikemia berhubungan dengan neurologis karena 50 % dari total glukosa yang diproduksi hati dikonsumsi o/ otak (energi tinggi
7
Satyadharma Michael_2007-060-045
MANIFESTASI KLINIK
Gejala autonomik : Dimediasi oleh epinefrin (dari medula adrenal) & norepinefrin (dari o postganglionik nervus simpatik) Anxietas. Palpitasi, takikardia. Berkeringat. Mulut kering Tremor, restlessness. Transient episodes of dizziness. Konsentrasi yang lemah. Dilatasi pupil. Dimediasi oleh kolinergik o Diaphoresis. Lapar. Paresthesia. Gejala neuroglycopenic : Confusion (sinkop karena hipoglikemia dikarakteristikan dengan kelemahan otot o & mental confusion daripada kehilangan kesadaran). Letargi. o Impaired performance. o
8
Satyadharma Michael_2007-060-045
ORAL GLUCOSE TOLERANCE TEST
Syarat : o
o
o
Sebelum dilakukan, pasien dalam 3 hari harus mengkonsumsi diet karbohidrat minimal 150 g / hari. Test hanya dapat diberikan kepada pasien baik yang sehat, ambulatory, namun bebas dari penyakit akut / kronik yang dapat mempengaruhi toleransi karbohidrat. Tidak boleh sedang mengkonsumsi obat2an yang dapat menaikkan gula darah / mengganggu hasil kadar glukosa lab.
OGTT harus dilakukan setelah melakukan puasa (minimal 10 jam ; maksimal 16 jam), air putih diperbolehkan pada periode puasa ini ; pasien dalam posisi duduk ; tidak boleh merorok selama di tes. Glukosa yang diadministrasi harus 75 g (1,75 g / kgBB IDEAL) – 100 g (u/ diabetes gestasional). Prosedur : darah diambil setelah puasa 10 jam diberikan glukosa (biasa dimasukkan dalam minuman) jam ke 0 dimulai saat pasien mulai minum darah diambil lagi pada jam ke ½ , 1 , 2 , dan 3. Standart OGTT = 3 HOUR procedure. Jika dicurigai reactive hypoglycemia test harus ditunda waktunya sampai gula darah mulai naik. Test glukosa dalam urin sudah tidak dianggap signifikan (kecuali test secara kualitatif
9
Satyadharma Michael_2007-060-045
Kriteria Normal Glucose Tolerance pada Orang Dewasa Tidak Hamil Venous plasma < 115 mg/dL <200 mg/dL
Venous whole blood < 100 mg/dL <180 mg/dL
Capillary whole blood < 100 mg/dL < 200 mg/dL
Gula darah puasa Nilai antara ½ - 1 ½ jam Nilai saat 2 jam <140 mg/dL < 120 mg/dL <140 mg/dL P.S. : gula darah puasa < 110 mg/dL ; 2 jam post pemberian glukosa < 140 mg/dL.
DIAGNOSIS UMUM
Anamnesis Jika terdapat gejala2 seperti yang tertera pada manifestasi klinis, tanyakan o mengenai waktu saat terjadi gejala (setelah makan / sebelum makan). Fasting hipoglikemia terjadi pada pagi hari sebelum makan / siang hari (jika pada pagi hari tidak mengkonsumsi makanan). Postprandial hipoglikemia biasanya terjadi 2 – 4 jam setelah makan (khususnya karbohidrat simpleks dalam jumlah besar). Riwayat kehilangan kesadaran hipoglikemia reactive jarang menyebabkan o gula darah sebegitu rendah s.d. menyebabkan gejala neuroglycopenia jadi jika riwayat ini +, perlu dipikirkan etiologi lain. Riwayat keluarga dengan diabetes tipe 2 atau sindrom insulin resisten
10
Satyadharma Michael_2007-060-045
o
o
darah merah & leukosit / distribusi pada RBC lebih banyak daripada plasma glukosa bnyak terpakai jadi kadar rendah. Radiologi USG, CT – scan, MRI. Tes provokatif (arginin, leusin, glukagon, tolbutamid, calcium) tidak merupakan modalitas utama.
DIAGNOSIS PASIEN REACTIVE HIPOGLIKEMIA
Paling efektif adalah mengajari pasien u/ melakukan monitor kadar gula darah sendiri. 5 HOUR GTT pendekatan dx yang masih dipakai u/ pasien yang dicurigai dengan reactive hypoglikemia. Reactive functional hypoglycemia o Gula darah puasa N. Hipoglikemia (< 50 mg/dL) antara jam 2 – 4 saat OGTT. Reactive hypoglycemia 2nd to mild diabetes mellitus o Gula darah puasa N / meningkat sedikit. Hiperglikemia saat jam ke 2 OGTT. Hipoglikemia (< 50 mg/dL) antara jam ke 3 – 5 OGTT. Alimentary hypoglycemia o Gula darah puasa N.
11
Satyadharma Michael_2007-060-045
o
o
CT – scan kepala & test serum calcium & fosfor u/ eksklusi multiple endocrine adenomatosis. Jika curiga carcinoma liver scan u/ eksklusi metastasis.
Extrapancreatic neoplasma Dapat dipikirkan jika islet cell disease telah tereksklusi. o Rontgen thorax & abdomen, IV pyelografi, CT – scan, MRI dapat digunakan u/ dx o tumor ini. Defisiensi glukagon Arginine test jika setelah administrasi arginin plasma glukosa & glukagon o tidak ↑ dx pasti. Hipofungsi dari pituitari & adrenal Test laboratorium khusus dapat mendeteksi kelainan ini. o Diffuse liver disease Kaitan penyakit ini dengan hipoglikemia juga jelas pada gambaran klinis. o Test fungsi hati abnormal. o Tx = pemberian glukosa (JGN GLUKAGON krn glukagon tidak akan o memperbaiki keadaan dimana cadangan u/ glukoneogenesis tidak ada). Alcohol hypoglycemia Turunnya kadar gula darah setelah administrasi etanol. o FACTITIOUS HYPOGLYCEMIA Jika hal ini dicurigai, beberapa prosedur ini penting untuk dilakukan : o Level serum insulin antibody
12
Satyadharma Michael_2007-060-045
TATALAKSANA
Kebanyakan dari gejala hipoglikemia dapat diperbaiki dengan pemberian glukosa.
Diet o
o
Sangat efektif u/ fasting hipoglikemia snack / makan karbohidrat kompleks saat malam dengan frekuensi sering. u/ reactive hipoglikemia mulai dengan restriksi karbohidrat, hindari gula simpleks, meningkatkan frekuensi makan, mengurangi ukuran dari tiap kali makan. Mungkin dibutuhkan 6 small meals & 2 – 3 x snacks.
Medical care Jika terapi diet tidak cukup, dapat diberikan IV glukosa. o IV octreotide efektif u/ supresi sekresi insulin endogen. o REACTIVE HYPOGLYCEMIA TIDAK MEMBUTUHKAN MEDICAL CARE. o Surgical care Terapi definitif u/ fasting hipoglikemia yang disebabkan tumor adalah reseksi. o Aktivitas Pasien dengan fasting hipoglikemia hindari kegiatan fisik yang berlebihan o (karena pembakaran karbohidrat yang berlebihan dapat ↑ sensitivitas insulin). Pasien dengan reactive hipoglikemia SEBALIKNYA, gejala membaik o kebanyakan setelah melakukan program olahraga rutin. Medikamentosa Inhibitor sekresi insulin o
13
Satyadharma Michael_2007-060-045
14
Satyadharma Michael_2007-060-045
PREVENSI
KOMPLIKASI
Fasting hipoglikemia yang tidak diobati gejala neuroglycopenic s.d. meninggal.
Reactive hipoglikemia yang tidak diobati menimbulkan ketidaknyamanan yang
15
Satyadharma Michael_2007-060-045
DAFTAR PUSTAKA CURRENT MEDICAL DIAGNOSIS & TREATMENT 2010. http://emedicine.medscape.com/article/122122-overview http://www.emedicinehealth.com/low_blood_sugar_hypoglycemia/article_em.htm Kumar & Clark’s Clinical Medicine 6th Edition. Elsevier. De Galan BE, Schouwenberg BJJW, Tack GJ, Smits P. Pathophysiology and Management of Recurrent Hypoglycemia Hypoglycemia Anawareness in Adults. The Netherlands J ournal of Medicine. 2006. Ryan C, Gurtunca N, Becker D. Hypoglycemia : A Complication of Diabetes Therapy in Children. Seminars in Pediatric Neurology. Elsevier. Briscoe VJ, Davis SN. Hypoglycemia in Type 1 and Type 2 Diabetes : Physiology, Pathophysiology, and Management. CLINICAL DIABETES • Volume 24, Number 3, 2006 Cryer PE. Hypoglycemia in Diabetes : Pathophysiological Mechanism and Diurnal Variation. Progress in Brain Research, Vol. 153. Elsevier. Cryer PE, Davis SN, Shamoon H. Hypoglycemia in Diabetes. Diabetes Care 26:1902–1912, 2003 Service FJ. Hypoglycemia Disorders. THE NEW ENGLAND JOURNAL OF MEDICINE April 27, 1995.
16
Satyadharma Michael_2007-060-045
Algoritme Diagnosis
17