BAB II PEMBAHASAN
A.
Ana Anatomi tomi Th Tho oraks raks2
Rongga thoraks dibatasi oleh iga-iga yang bersatu di bagian belakang pada vertebra thorakalis thorakalis dan di depan pada sternum. sternum. Iga ke 8, 9, 10 menempel menempel pada costae 7. Iga ke 11 dan 12 mengambang pada otot-otot vertebrae thorakalis. Dinding dada terdiri dari tulang vertebrae thorakalis 1 sampai 12 costae dan 1 sternum, cartilago costae dan otot. Kerang Kerangka ka rongg ronggaa thoraks thoraks,, merunc meruncing ing pada pada bagian bagian atas dan berben berbentuk tuk kerucut terdiri dari sternum, 12 vertebra thoracalis, 10 pasang iga yang berakhir di anterior dalam segmen tulang rawan dan 2 pasang yang melayang. Kartilago dari 6 iga iga memi memisa sahk hkan an articu articulas lasio io dari dari sternu sternum, m, karti kartila lago go ketu ketuju juh h samp sampai ai sepu sepulu luh h berfungsi berfungsi membentuk membentuk tepi kostal kostal sebelum sebelum menyam menyambung bung pada tepi tepi bawah sternum. sternum.
1. Din Dinding ding Th Thor ora aks
Tersusun dari tulang dan jaringan lunak. Tulang yang membentuk dinding dada adalah tulang iga, columna vertebralis torakalis, sternum, tulang clavicula, dan scapula. Jaringan lunak yang membentuk dinding dada adalah otot serta pembuluh darah terutama pembuluh darah intercostalis dan torakalis interna. Dindin Dinding g thoraks thoraks tersus tersusun un dari kutis, kutis, subkut subkutis, is, glandu glandula la mammae mammae (pada (pada wanita), fascia, otot, dan pleura (parietalis dan viseralis). Otot dada terdiri dari m. pektoralis pektoralis mayor, mayor, m. pektoralis pektoralis minor, m. intercostalis intercostalis eksternus, eksternus, costae, costae, m.
3
4
intercostalis internus, m. intercostalis intima, dan m. transverses thorakalis.
Gambar 1. Anatomi Thoraks
a. Costae
Costae berdasarkan perlengketannya dengan sternum dibagi menjadi: 1.
Costae vera → costae 1-7 melekat langsung pada sternum
2.
Costae spuria → costae 8-10 menempel pada costae 7
3.
Costae fl fluktuantes
→
cost costae ae 11 dan dan 12 tidak tidak mene menemp mpel el pada pada
sternum
b. Otot-o Otot-otot tot dindin dinding g thora thoraks ks
Otot-otot ekstrinsik dinding dada terdiri dari: 1.
m. pekt pekto orali raliss mayor ayor dan dan mino inor (sup (supeerfis rfisia ial) l)
2.
m. seratus anterior
3.
m. trapezius
4.
m. latissimus dorsi
5
5.
m. rhomboideus mayor dan minor
Otot-otot intrinsik dinding dada terdiri dari: 1.
m. intercostalis internus
2.
m. intercostalis eksternus Semua di inervasi oleh n. intercostalis kecuali m. pektoralis mayor dan
minor. Vaskularisasi Vaskularisasi oleh r. intercostalis intercostalis anterior cabang arteri mamaria interna dan r. intercostalis posterior cabang a. intercostalis superior dan aorta thorakalis. Muscul Musculus us pector pectoralis alis mayor mayor dan minor minor merupak merupakan an muskul muskulus us utama utama dinding anterior toraks. Muskulus Muskulus latisimus dorsi, trapezius, rhomboideus rhomboideus,, dan muskulus gelang bahu lainnya membentuk lapisan muskulus posterior dinding posterior posterior toraks. Tepi bawah muskulus muskulus pectoralis pectoralis mayor membentuk membentuk lipatan/plika aksilaris posterior.
Gambar 2. Otot-otot Dinding Thoraks
6
Gambar 3. Otot-otot Ekstrinsik Dinding Thoraks
2. Rong Rongg ga Tho Thoraks
Rongga thoraks mempunyai 2 pintu masuk yaitu: 1. Pintu Pintu masuk masuk atas/ atas/ apertura apertura thora thorakali kaliss superi superior or Lateral
: Cartilago costae dan costae 1
Anterior
: Manubrium sterni
Poterior
: Corpus vertebrae thorakalis
2. Pintu Pintu masuk masuk bawa bawah/ h/ apertu apertura ra thoraka thorakalis lis inferio inferior r Anter nterio iorr
: Cart Cartil ilag ago o cos costae tae 7-10 -10 dan xiphi iphisstern ternal alis is join jointt
Posterior Posterior
: Vertebae Vertebae thorakalis thorakalis 5-12 dan costae, ditutupi ditutupi oleh struktur struktur
fibromuskular dikenal sebagai diafragma.
a. Isi rongga thoraks
7
Rong Rongga ga thor thorak akss beri berisi si orga organ n vita vitall paru paru dan dan jant jantun ung, g, pern pernaf afas asan an berlangsung berlangsung dengan dengan bantuan bantuan gerak gerak dinding dinding dada. dada. Rongga dada dibagi menjadi kompartemen: 1. Sebelah Sebelah kanan kanan adalah adalah hemitho hemithorak rakss dekst dekstra ra 2. Sebelah Sebelah kiri adalah adalah hemitho hemithoraks raks sinistr sinistraa 3. Teng Tengah ah adal adalah ah med medias iasti tinu num m
b. Rongga mediastinum
Rongga ini secara anatomi dibagi menjadi: 1. Mediastinum superior, batasnya: Superior Superior : Bidang yang dibentuk dibentuk oleh oleh Vth1, kosta kosta 1 dan jugular notch. notch. Inferior Inferior : Bidang Bidang yang yang dibentu dibentuk k dari angul angulus us sternal sternal ke Vth4 Vth4 Late Latera rall
: Pleu Pleura ra med media iast stin inal alis is
Anterior Anterior : Manubr Manubrium ium ster sterni ni Posterior Posterior : Corpus Corpus Vth1 – 4 2. Mediastinum inferior terdiri dari: a. Mediastinum anterior, batasnya: Anterior
: Sternum (tulang dada)
Poste osteri rior or
: Peri Perica card rdiu ium m (sel (selap aput ut jant jantu ung) ng)
Lateral
: Pleura mediastinalis
Superior
: Pl Plane of of st sternal an angle
Inferior
: Diafragma
b. Mediastinum Mediastinum medius, medius, batasnya: batasnya:
8
Anterior
: Pericardium
Posterior
; Pe Pericardium
Lateral
: Pleura mediastinalis
Superior
: Pl Plane of of st sternal an angle
Inferior
: Diafragma
c. Mediastinum Posterior, batasnya: Anterior
: Pericardium
Posterior
: Corpus VTh 5 – 12
Lateral
: Pleura mediastinalis
Superior
: Pl Plane of of st sternal an angle
Inferior
: Diafragma
Gambar 4. Rongga Mediastinum 3. Pleura
9
Pleura (selaput paru) adalah selaput tipis yang membungkus paru-paru, yang merupa merupakan kan membran membran aktif aktif yang yang diserta disertaii dengan dengan pembul pembuluh uh darah darah dan limfatik limfatik.. Disana terdapat pergerakan cairan, fagositosis debris, menambal kebocoran udara dan kapiler kapiler.. Pleura Pleura viscera visceralis lis menutu menutupi pi paru paru dan sifatny sifatnyaa vertika vertikal, l, pleura pleura ini berlanjut berlanjut sampai ke hilus dan mediastinum mediastinum bersama-sama bersama-sama dengan pleura parietalis, yang melapisi dinding dalam toraks dan diafragma. Pleura sedikit melebihi tepi paru pada setiap arah dan sepenuhnya sepenuhnya terisi dengan dengan ekspansi ekspansi paru-paru paru-paru normal, normal, hanya ruang potensial yang ada. Pleura terdiri dari 2 lapis yaitu ; 1. Pleura visceralis, selaput paru yang melekat langsung pada paru –paru. 2. Pleura parietalis, selaput paru yang melekat pada dinding dada. Pleura Pleura viscera visceralis lis dan parietal parietalis is tersebu tersebutt kemudia kemudian n bersatu bersatu memben membentuk tuk kantong kantong tertutup yang disebut rongga pleura (cavum pleura). Di dalam kantong terisi sedikit cairan pleura yang diproduksi oleh selaput tersebut.
B. Fisiologi3
Thorax berfungsi sebagai: 1.) Fungsi Fungsi respirasi, respirasi, proses proses inspirasi inspirasi dan ekspirasi. ekspirasi. 2.) Untuk melindung melindungii organ-organ organ-organ yang berada berada di dalam rongga rongga thorax. Fungsi dari pernafasan adalah 1.) 1.) Vent Ventil ilas asii
→
memasukkan/ mengeluarkan udara melalui jalan nafas ke dalam
dengan cara inspirasi dan ekspirasi. 2.) 2.) Dist Distrib ribus usii
→
mengalirkan udara tersebut merata ke seluruh system jalan nafas
10
samapi alveoli. 3.) 3.) Difus ifusii
→
O2 dan CO2 bertukar bertukar melalui membran membran semipermeabel semipermeabel pada dinding dinding
alveoli (pertukaran gas). 4.) 4.) Perf Perfus usii
→
darah arterial dari kapiler menyebarkan O2 dan darah venous cukup
tersedia tersedia untuk untuk diganti digantikan kan isinya isinya dengan dengan muatan muatan oksige oksigen n yag cukup cukup untuk untuk menghidupi jaringan tubuh. Proses inspirasi Pros Proses es inspir inspiras asii dila dilaku kuka kan n secar secaraa aktif aktif.. Diafr Diafrag agma ma menu menuru run n akiba akibatt berkontraksi, berkontraksi, sehingga sehingga meningkatka meningkatkan n dimensi dimensi vertikal rongga rongga toraks. toraks. Kontraksi Kontraksi otot-otot otot-otot antar iga eksternal eksternal mengangkat mengangkat iga-iga untuk memperbesar memperbesar rongga rongga toraks dari depan ke belakang belakang dan sisi ke sisi. Tekanan intra pleural saat inspirasi sebesar 15 cm air. Proses ekspirasi Proses Proses ekspirasi ekspirasi pasif, diafragma melemas melemas sehingga sehingga mengurangi mengurangi volume rongga toraks dari ukuran inspirasi. Karena otot antariga ekstenal melemas, sangkar iga yang semula terangkat, turun akibat gaya tarik bumi. Hal ini juga mengurangi volume rongga toraks. Ekspirasi aktif, terjadi kontraksi otot-otot abdomen yang meningkatkan tekanan intra-abdomen dan menimbulkan gaya vertikal atas pada diafragma. Hal ini semakin mengurangi dimensi vertikal rongga toraks lebih banyak dan kontraksi otot antar iga internal menurunkan ukuran depan ke belakang dan sisi ke sisi dengan meratakan iga-iga. Tekanan Tekanan intra pleural saat ekspirasi sebesar sebesar 0 – 2 cm air.
11
Gambar 5. Otot-otot Pernafasan
C. Trauma Thoraks
Trauma Trauma dada dada kebany kebanyaka akan n diseba disebabka bkan n oleh oleh kecelaka kecelakaan an lalu lintas lintas yang yang umumnya umumnya berupa trauma tumpul. tumpul. Trauma tajam terutama disebabkan disebabkan oleh tikaman dan tembakan. Cedera dada yang memerlukan tindakan darurat adalah obstruksi jalan nafas, hemotoraks hemotoraks besar, tamponade tamponade jantung, jantung, tension pneumotoraks pneumotoraks,, flail chest, pneumotoraks terbuka, dan kebocoran udara trakea bronkus. Semua kelainan
12
ini meny menyeb ebab abka kan n gawa gawatt dada dada atau atau thorak thorakss akut akut,, dalam dalam arti arti diagn diagnos osis is harus harus dite diteg gakka akkan n
sece secepa patt
mung ungkin
dan dan
pena penang ngan anan an
dila dilaku kuka kan n
seg segera era
untuk ntuk
mempertahankan pernafasan, ventilasi paru, dan perdarahan.4 Penyebab: 1. Traum raumaa temb tembus us -
Luka tembak
-
Luka tikam/ tusuk
2. Traum raumaa tump tumpul ul -
Kece Kecela laka kaan an kend kendar araa aan n ber bermo moto tor r
-
Jatuh
-
Pukulan pada dada
Klasifikasi: 1. Trauma
tembus
→
pneu pneumo moto tora raks ks
terb terbuk uka, a,
hemo hemoto tora raks ks,,
trau trauma ma
tracheobronkial, contusio paru, ruptur diafragma, trauma mediastinal. 2. Trauma tumpul
→
tensio tension n pneumo pneumotora toraks, ks, trauma trauma tracheo tracheobro bronkia nkial, l, flail flail
chest, ruptur diafragma, trauma mediastinal, fraktur costae.
D. Flail Chest 1. Definisi
Fraktur iga multiple pada dua atau lebih tulang iga dengan dua atau lebih garis fraktur. Flail Chest terjadi ketika segmen dinding dada tidak lagi mempunyai kontin kontinuita uitass dengan dengan keselu keseluruha ruhan n dinding dinding dada. dada. Ketidak Ketidak-stab -stabilan ilan dinding dinding dada dada menimbulkan gerakan paradoksal dari dinding dada pada inspirasi dan ekspirasi.
13
Pada ekspirasi segmen akan menonjol keluar, pada inspirasi justru masuk kedalam. 5
Gambar 6. Segmen Flail Chest
2. Etiologi
Penyebab flail chest adalah trauma tumpul yang keras yang signifikan pada dinding dada. Bisa diakibatkan oleh kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh dari ketinggian, dan tindak kekerasan atau benturan dengan energi yang besar. Pada pasien dengan dengan kelainan yang mendasari mendasari sebelumnya sebelumnya seperti osteoporos osteoporosis, is, post sternektomi, sternektomi, dan multiple multiple mieloma, mieloma, dengan dengan trauma pada dinding dinding dada yang ringan saja dapat juga terjadi flail chest. Penyebab segmen flail bisa terjadi oleh karena trauma dinding dada bagian lateral, ataupun trauma terhadap dinding dada bagian depan.6 Fraktur costae dapat terjadi dimana saja disepanjang costae tersebut. Dari keduabelas costae yang ada, tiga costae pertama paling jarang mengalami fraktur, hal ini diseba disebabka bkan n karena karena costae costae tersebu tersebutt sangat sangat terlindu terlindungi. ngi. Costae Costae 4-9 paling paling
14
banyak mengalami mengalami fraktur, fraktur, karena posisiny posisinyaa sangat terbuka terbuka dan dan memiliki pelindun pelindung g yang sangat sedikit, sedangkan tiga costae terbawah yakni costae 10-12 juga jarang mengalami fraktur oleh karena mobile.
3.
Patofisiologi7
Fraktur costa dapat terjadi akibat trauma yang datangnya dari arah depan, samping ataupun dari arah belakang. Trauma yang mengenai dada biasanya akan menimbulkan trauma costa,tetapi dengan adanya otot yang melindungi costa pada dinding dada, maka tidak semua trauma dada akan terjadi fraktur costa. Pada trauma langsung dengan energi yang hebat dapat terjadi fraktur costa pada tempat traumanya traumanya .Pada trauma tidak langsung, langsung, fraktur costa dapat terjadi apabila apabila energi energi yang yang diterima diterimanya nya melebih melebihii batas batas toleras tolerasii dari kelent kelenturan uran costa costa tersebu tersebut, t, seperti seperti pada pada kasus kasus kecelaka kecelakaan an dimana dimana dada dada terhimp terhimpit it dari depan depan dan belakang, belakang, maka akan terjadi fraktur pada sebelah depan dari angulus costa, dimana dimana pada tempat tempat tersebut tersebut merupaka merupakan n bagian bagian yang paling lemah. Fraktur costa yang “displace” akan dapat mencederai jaringan sekitarnya atau atau bahk bahkan an orga organ n diba dibawa wahn hnya ya.. Frak Fraktu turr pada pada cost costaa ke 4-9 4-9 dapa dapatt mence mencede derai rai a.in a.inte terc rcos osta tali lis, s,
pleu pleura ra
visc viscer eral alis is,,
paru paru
maup maupun un
jant jantun ung, g,
sehi sehing ngga ga
dapa dapatt
mengakibatkan timbulnya hematotoraks, pneumotoraks ataupun laserasi jantung. Adanya segmen flail chest (segmen mengambang) menyebabkan gangguan pada pergerakan pergerakan dinding dada. Jika kerusakan kerusakan parenkim parenkim paru di bawahnya bawahnya terjadi sesuai sesuai dengan dengan kerusa kerusakan kan pada pada tulang tulang maka maka akan akan menyeb menyebabk abkan an hipoks hipoksia ia yang yang serius. serius. Kesulitan Kesulitan utama pada kelainan Flail Chest yaitu trauma pada parenkim paru
15
yang mungkin terjadi (kontusio paru). Ketidak-stabilan dinding dada menimbulkan gerakan paradoksal dari dinding dada pada inspirasi dan ekspirasi, Gerakan Gerakan parado paradoksa ksall akan akan menyeb menyebabk abkan an fungsi fungsi ventila ventilasi si paru menuru menurun n sebagai akibat dari aliran udara yang kekurangan O 2 dan kelebihan CO 2 masuk ke sisi paru yang lain (rebreathing). Pergerakan fraktur pada costae akan menyebabkan nyeri yang sangat hebat dan akan membuat pasien takut bernafas. Hal ini akan menyeb menyebabk abkan an hipoks hipoksia ia yang yang serius serius.. Hipoks Hipoksia ia terjadi terjadi lebih lebih karena karena faktor faktor nyeri nyeri sehin sehingg ggaa memb membat atasi asi gerak gerakan an dind dinding ing dada dada.. Disa Disamp mpin ing g itu, itu, hal hal ini juga juga akan akan menimbulkan menimbulkan mediastinum mediastinum akan selalu bergerak mengikuti mengikuti gerak nafas ke kiri dan ke kanan. Keadaan ini akan menyebabkan gangguan pada venous return dari system vena vena cava, cava, peng pengur urang angan an cardia cardia outp output ut,, dan dan pend penderi erita ta jatuh jatuh pada pada kegag kegagala alan n hemodinamik.
Flail chest menyebabkan hal-hal di bawah ini: 1. Segmen Segmen yang yang mengamb mengambang ang akan akan bergerak bergerak ke dalam selama selama fase inspiras inspirasii dan bergerak bergerak ke luar selama fase ekspirasi, ekspirasi, sehingga sehingga udara inspirasi inspirasi terbanyak terbanyak memasu memasuki ki paru paru kontra kontralate lateral ral dan banyak banyak udara udara ini akan akan masuk masuk pada pada paru ipsila ipsilate teral ral selam selamaa fase fase eksp ekspira irasi; si; kead keadaan aan ini diseb disebut ut deng dengan an resp respira irasi si pendelluft. pendelluft. 2. Pergera Pergerakan kan ke dalam dari dari segmen segmen yang mengamb mengambang ang akan akan menekan menekan paru-paru paru-paru di bawahnya sehingga mengganggu pengembangan paru ipsilateral. 3. Mediast Mediastinu inum m terdorong terdorong ke arah kontralat kontralateral eral selama selama fase inspira inspirasi si oleh adanya adanya peningkatan peningkatan tekanan negatif hemitoraks hemitoraks kontralateral selama fase ini, sehingga sehingga pengembang pengembangan an paru kontralateral kontralateral juga juga akan tergang terganggu. gu.
16
4. Pergera Pergerakan kan medias mediastinu tinum m di alas akan akan mengg menggang anggu gu venous return jantung return jantung..
. Gambar 7. Gerakan Paradoksal pada Flail Chest
Gambar 8.Mekanisme Flail Chest 4. Anamnesis dan Pemeriksaan
a. Anamnesis Anamnesis yang lengkap dan cepat, yang perlu ditanyakan adalah waktu
17
kejadian, tempat kejadian, mekanisme trauma, bagaimana keadaan penderita selama selama dalam dalam perjala perjalanan. nan. Pada Pada anamne anamnesis sis didapa didapatkan tkan riwayat riwayat trauma trauma yang yang mengenai dinding dada. b. Pemeriksaan Pemeriksaan fisik fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan hal-hal sebagai berikut: -
Pasie asien n ter terli liha hatt nye nyeri saa saatt ber berna nafa fass, pas pasie ien n me menaha nahan n dad dadan anya ya dan dan
bernafas pendek. pendek. -
Adany danyaa tand tandaa-ta tand ndaa insu insufi fisi sien enssi pern pernaafasa fasan n beru berupa pa naf nafas as cep cepat at..
Pada regio thoraks dapat ditemukan: Inspeksi -
Jejas pada dada
-
Deformitas pada dinding dada
-
Ada bag bagian/ ian/ seg segmen men da dada yang yang tert tertin ing ggal saa saatt pe perge rgeraka rakan n naf nafas as
(gerakan paradoksal: segmen yang mengambang akan bergerak ke dalam selama fase inspirasi dan bergerak ke luar selama fase ekspirasi) Palpasi -
Nyeri tekan
-
Krepitasi
Perkusi -
Jika Jika terjadi terjadi komp komplika likasi si berupa berupa pneumo pneumotor toraks aks didap didapatk atkan an perku perkusi si
hipersonor
18
-
Jika Jika terjadi terjadi kompl komplikas ikasii berupa berupa hema hematot tothora horaks ks didap didapatk atkan an perku perkusi si redup redup
Auskultasi -
Ausku Auskultas ltasii dapat dapat ditemuk ditemukan an bunyi bunyi nafas nafas cepat cepat dan dangkal dangkal..
c. Peme Pemeri riks ksaa aan n penu penunj njan ang g 1. Foto ro rontge tgen Pemeriksaan roentgen toraks harus dilakukan untuk menyingkirkan cedera toraks lain. Setelah dibuktikan dengan foto rontgen bahwa terjadi fraktur pada costa, maka pada daerah cedera harus dipasang strapping/ strapping/ balut tekan yang yang kuat kuat sela selama ma 2-3 2-3 ming minggu gu.. Dilak Dilakuk ukan an foto foto thor thorak aks s 2 arah arah
(PA/AP dan lateral).
Gambar 9. Gambaran Flail Chest pada Rontgen
2. Pemer emerik iksa saan an lab lab Dapat Dapat ditemuk ditemukan an pada pada pemerik pemeriksaan saan lab yang yang berupa berupa analisa analisa gas darah darah
19
dengan penurunan PO 2.
5. Diagnosis
Seba Sebany nyak ak 25% 25% dari dari kasu kasuss frakt fraktur ur cost costaa tidak tidak terd terdiag iagnos nosis is,, dan dan baru baru terdiagnosis terdiagnosis setelah timbul komplikasi, seperti hematotoraks hematotoraks dan pneumotoraks pneumotoraks.. Hal ini dapat terjadi pada olahragawan yang memiliki otot dada yang kuat dan dapat mempertahanka mempertahankan n posisi posisi fragmen fragmen tulangnya. tulangnya. Diagnosis Diagnosis dapat ditegakkan ditegakkan dengan ditemukan adanya: -
Riwayat tr trauma (+ (+)
-
Nyeri
-
Gera Geraka kan n pern pernaf afas asan an abno abnorm rmal al
-
Krepitasi
-
Foto Foto Rontg Rontgen en terlihat terlihat adanya adanya segmen segmen costae costae yang yang patah patah
6. Penatalaksanaan Penatalaksanaan
Terapi konservatif 8 Pencegahan hipoksia merupakan hal penting pada penderita trauma, dan intubasi serta ventilasi perlu diberikan untuk waktu singkat sampai diagnosis dan pola trauma yang terjadi pada penderita tersebut ditemukan secara lengkap. Penilai Penilaian an hati-hat hati-hatii dari dari frekuen frekuensi si pernafa pernafasan san,, tekanan tekanan oksigen oksigen arterial arterial dan penilaian kinerja pernafasan pernafasan akan memberikan memberikan suatu indikasi indikasi timing / waktu untuk melakukan intubasi dan ventilasi. -
Oksigenasi
20
Peningkatan oksigenasi dan pertukaran gas yang ade kuat. Hipove Hipoventi ntilas lasii akibat akibat nyeri nyeri menin meningka gkatka tkan n resiko resiko terhad terhadap ap komplika likas si
pernafas fasan,
termasuk
ate atelek lektasis
dan
peneumonia. Berbagai intervensi untuk memperbaiki fungsi pernafasan dapat dilaksanakan termasuk batuk dan panas dalam dalam,,
spir sp irom omet etrik rik,,
drai draina nase se dan dan
chap chappin ping, g, muko mukolit litik ik,,
bronkodilator, pernafasan tekanan positif intermiten (PTPI). Suksion ionendotrakeal
dan
nasotrakeal, al,
bronkoskopi
terapeutik. -
Ventilasi yang adekuat
Terapi awal yang diberikan termasuk pemberian ventilasi adekuat jika status pernafasan pernafasan terganggu terganggu biasanya biasanya dibuktikan dibuktikan melalui melalui pemeriksaan pemeriksaan AGD berkala. Freeland et al melaporkan melaporkan flail chest dengan kontusio kontusio paru sedang dan bera beratt 75% meme emerluk rlukaa vent ventil ilat ator or.. Flail lail chest hest tanp tanpaa kontu ontusi sio o paru/kontus paru/kontusio io ringan 48% perlu ventilator. Jadi adanya adanya kontusio kontusio paru lebih mengin mengindik dikasik asikan an perluny perlunyaa ventila ventilator. tor. Tanda-t Tanda-tand andaa dan gejala-g gejala-gejala ejalanya nya termasuk dispnea, rales, hemoptitis, dan takipnea. -
Analgetik
Frak Fraktu turr iga iga seri sering ng berk berkai aita tan n deng dengan an nyer nyerii yang yang heba hebat. t. Control Control nyeri nyeri yang adekuat dapat meningkatkan meningkatkan ekspansi paru tanpa memerlukan ventilasi mekanis jangka panjang. Sering Sering diberi diberikan kan analge analgesi si parent parentera eral, l, intram intramusc uscular ular,, atau atau anal analge gesi sia a
yang yang
diko dikont ntro roll
pasi pasie en.
Anal An alge geti tik k
sist sistem emik ik,,
21
bagaimanapun tidak cukup kuat untuk menghilangkan nyeri iga melayang, melayang, sehingga sehingga membutuh membutuhkan kan metode metode lain untuk untuk menghilangkan nyeri seperti blok interkosta atau analgesia epidural. -
Resusitasi cairan
Bila tidak ditemukan syok maka pemberian cairan kristoloid intravena harus lebih lebih berhati berhati-hat -hatii untuk untuk menceg mencegah ah kelebi kelebihan han pember pemberian ian cairan. cairan. Bila Bila ada keru kerusak sakan an paren parenkim kim paru paru pada pada Flail Flail Ches Chest, t, maka maka akan akan sang sangat at sens sensiti itif f terhadap terhadap kekurangan kekurangan ataupun kelebihan resusitasi resusitasi cairan. Pengukuran Pengukuran yang lebih spesifik harus dilakukan agar pemberian cairan benar-benar optimal. -
Bronchia hial toile ilet fisio isiotterap rapi agres resif tind indaka akan bronko nkoskopi untuk
bronchial bronchial toilet. toilet. Terapi Operatif Tindakan stabilisasi yang bersifat sementara terhadap dinding dada akan sangat menolong penderita, yaitu dengan menggunakan towl-clip traction atau dengan menyatukan fragmen-fragmen yang terpisah dengan pembedahan. 9 Tujuan untuk melakukan melakukan stabilisasi dnding dada pada flail chest adalah untuk mengurangi waktu intubasi dengan memasang stabilisasi interna terutama pasien yang gagal untuk weaning dan persistent persistent chest wall deformity. deformity. Juga pasien yang karena alasan lain mau dilakukan dilakukan operasi. operasi. Beberapa Beberapa teknik bisa dipakai misalnya dengan kirschner wire dan wire suture, stapler, steel.Tindakan operasi adalah dengan fiksasi fraktur iga sehingga tidak didapatkan lagi area "flail".9
22
Indikasi Operasi (stabilisasi) pada flail chest: 10 1. Bersamaan Bersamaan dengan dengan Torakot Torakotomi omi karena karena sebab sebab lain lain (cth: (cth: hematotoraks hematotoraks masif, dsb) 2. Gagal Gagal/su /sulit lit wean weaning ing ven ventil tilato ator r 3. Menghi Menghinda ndari ri prolon prolong g ICU stay stay (indik (indikasi asi relati relatif) f) 4. Menghi Menghinda ndari ri prolong prolong hospi hospital tal stay stay (indikasi (indikasi relatif) relatif) 5. Meng Menghin hinda dari ri caca cacatt perm perman anen en
7. Komplikasi10
Komplikasi utama adalah gagal napas, sebagai akibat adanya ineffective air movement, yang seringkali diperberat oleh edema/kontusio paru, dan nyeri. Pada pasien dengan dengan flail chest tidak dibenarkan dibenarkan melakukan tindakan fiksasi fiksasi pada daerah flail secara eksterna, seperti melakukan splint/bandage yang melingkari dada, oleh karena akan mengurangi gerakan mekanik pernapasan secara keseluruhan