PEMBUATAN EKSTRAK DENGAN MASERASI (Laporan Praktikum Fitokimia)
Kelompok 1K: Syafra Nur Hayati
142210101001
Y Yuliana uliana Ayu Puspitasari
142210101007 142210 101007
Ain Rahmania Arie Aries s Syaf Syaftr trii
14221010101
P!
#aili $a%a N!K
1422 142210 1010 1010 101" 1" 14221010101&
'rlin(a )*i +ayanti
142210101021
#eny Ri,kiana
14221010102
-atur Nin(ita A!N
14221010102&
.al/is Yulia An//raini 14221010101 Risa Riski auli(a
1422101010
anitika mansari
1422101010"
No3ita ansha Putri
1422101010&
Na(ya )ini #estari
142210101041
Ainun Nihayah
14221010104
Na(ya )ini #estari
14221010104"
LABORATORIUM FITOKIMIA BAGIAN BIOLOGI FARMASI FARMASI FAKULT FAKULTAS AS FARMASI UNIVERSITAS EMBER !"#$
KATA KATA PENGANTAR PENG ANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuni karunia-Ny a-Nyaa kepada kepada kami kami dan tak lupa lupa sholaw sholawat at serta serta salam salam kita kita panjatk panjatkan an kepada kepada junjungan kita Nabi Muhmmad SAW , sehingga kelompok kami berhasil menyelesaikan laporan praktikum fitokimia tepat pada waktunya
!aporan ini berisikan tentang hasil dari praktikum ekstraksi simplisia daun jambu biji untuk mengetahui dan memahami langkah-langkah ekstraksi atau pembuatan ekstrak
"ami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna #leh karena itu, kritik dan saran dari dosen dan teman-teman yang bersifat membangun , selalu kami harapkan demi lebih baiknya laporan-laporan kedepannya
Akhir kata, semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita, Aamiin
$ember, % &esember '()*
Penulis i
DAFTAR ISI
"ATA P+NANTA i &A.TA /S/ii 0A0 /) P+N&A12!2AN ) )) !atar 0elakang) )' umusan Masalah ' )3 Tujuan' 0A0 // T/N$A2AN P2STA"A3 ') +ktraksi3 '' $enis Metode +kstraksi* '3 Syarat Pemilihan Pelarut dan $enis Pelarut)( '4 Tanaman $ambu 0iji 5Psidium guaja6a !7)) 0A0 /// M+T#&+ PA"T/"2M)8 3) Waktu dan Tempat Praktikum)8 3' Alat dan 0ahan)8 33 9ara "erja )* 0A0 /: 1AS/! PA"T/"2M &AN P+M0A1ASAN)% 4) 1asil Praktikum)% 4' Pembahasan)% 0A0 : P+N2T2P'( 8) "esimpulan'( 8' Saran'( &A.TA P2STA"A') !AMP/AN'3
ii
BAB I PENDA%ULUAN
# Latar B'akan
Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang kimia karena kebanyakan materi yang terdapat di alam berupa ;ampuran2ntuk memperoleh materi murni dari suatu ;ampuran, kita harus melakukan pemisahan0erbagai teknik pemisahan dapat diterapkan untuk memisahkan ;ampuran, misalnya ;ampuran komponen dalam ekstrak +kstrak adalah suatu sediaan pekat yang diperoleh dengan ;ara mengekstraksi
Seluruh
perkolat
biasanya
dipekatkan
dengan ;ara
destilasi
dengan
pengurangan tekanan, agar bahan utama obat sesedikit mungkin terkena panas 5&epkes /, )==87 Pada jaman sekarang pemisahan ekstrak yang sering digunakan yaitu ekstraksi +kstraksi merupakan kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak larut dengan pelarut ;air Senyawa aktif yang terdapat dalam berbagai simplisia dapat digolongkan ke dalam golongan minyak atsiri, alkaloid, fla6onoid, dan lain-lain &engan diketahuinya senyawa aktif yang dikandung simplisia akan mempermudah pemilihan pelarut dan ;ara ekstraksi yang tepat 5&itjen P#M, '(((7 "omponen kimia yang terdapat pada tanaman umumnya mengandung senyawasenyawa yang mudah larut dalam pelarut organik Pelarut organik yang paling umum digunakan untuk mengekstraksi koomponen kimia dari sel tanaman yaitu metanol, etanol, kloroform, heksan, eter, aseton, ben
1
Ada beberapa metode ekstraksi menurut 5&itjen P#M '(((7 yaitu ;ara dingin berupa maserasi Perkolasi 9ara panas yaitu refluks, so>hlet, digesti, dekok dan infus &i antara berbagai jenis metode pemisahan, ekstraksi pelarut atau disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang paling baik dan popular Alasan utamanya adalah bahwa pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro maupun mikro Seseorang tidak perlu alat yang khusus atau ;anggih ke;uali ;orong pisah 5"hopkar, '((?, hal@ =(7 2ntuk itu,pada praktikum kali ini kami akan melakukan ekstraksi untuk pembuatan ekstrak dengan metode maserasi 0ahan yang digunakan berupa simplisia daun jambu biji #&! Rumu*an Ma*aa+
)') Apa yang dimaksud ekstraksi dan maserasi )'' 0agaimana ;ara pembuatan ekstrak nabati dengan metode maserasi )'3 0erapa persen rendemen yang didapat )'4 Apa saja titik kritis dari per;obaan ini #&, Tu-uan
)3) )3'
Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami pengertian ekstraksi dan maserasi Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami langkah-langkah ;ara pembuatan
)33
ekstrak nabati dengan metode maserasi Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami ;ara menghitung persen rendemen
beserta hasil rendemennya )34 Mahasiswa mampu mengetahui titik kritis dari per;obaan
2
BAB II TINAUAN PUSTAKA
! Ektrak*i
+kstraksi adalah proses pemisahan se;ara kimia dan fisika kandungan
Makin halus serbuk simplisia, proses ekstraksi makin efektif efisien namun makin
-
halus serbuk, maka makin rumit se;ara teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan interaksi dengan benda keras 5logam, dll7 maka akan timbul panas yang dapat berpengaruh
3
pada senyawa kandungan Namun hal ini dapat dikompensasi dengan penggunaan nitrogen air '
Penambahan pelarut Tahap selanjutnya adalah menambahkan pelarut yang sesuai untuk mengekstraksi
kandungan
+6aporasi Selanjutnya dilakukan pemekatan dengan ;ara penguapan atau e6aporasi ;airan
pelarut tapi tidak sampai pada kondisi kering, hanya sampai diperoleh ekstrak kental atau pekat 1al-hal yang penting diperhatikan dalam melakukan ekstrasi yaitu pemilihan pelarut yang sesuai dengan sifat-sifat polaritas senyawa yang ingin diekstraksi ataupun sesuai dengan sifat kepolaran kandungan kimia yang diduga dimiliki simplisia tersebut, hal lain yang perlu diperhatikan adalah ukuran simplisia harus diperke;il dengan ;ara perajangan untuk memperluas sudut kontak pelarut dan simplisia, tapi jangan terlalu halus karna dikhawatirkan menyumbat pori-pori saringan menyebabkan sulit dan lamanya poses ekstraksi Pertimbangan pemilihan metode ekstraksi didasarkan pada @ 4
) bentukCtekstur bahan yang digunakan '
kandungan air dari bahan yang diekstrasi
3 jenis senyawa yang akan diekstraksi 4
sifat senyawa yang akan diekstraksi Pemilihan
metode
ekstraksi tergantung
bahan
yang
digunakan,
bahan
yang
mengandung mu;ilago dan bersifat mengembang kuat hanya boleh dengan ;ara maserasi sedangkan kulit dan akar sebaiknya di perkolasi untuk bahan yang tahan panas sebaiknya diekstrasi dengan ;ara refluks sedangkan simplisia yang mudah rusak karna pemanasan dapat diekstrasi dengan metode so>hlet Sebelum memilih suatu metode, target ekstraksi perlu ditentukan terlebih dahulu Ada berapa target ekstraksi, diantaranya 5Sarker S&, dkk, '((*7@ ) Senyawa bioaktif yang tidak diketahui ' Senyawa yang diketahui ada pada suatu organisme 3 Sekelompok senyawa dalam suatu organisme yang berhubungan se;ara struktural Proses ekstraksi dihentikan ketika ter;apai kesetim-bangan antara konsentrasi senyawa dalam pelarut dengan konsentrasi dalam sel tanaman Setelah proses ekstraksi, pelarut dipisahkan dari sampel dengan penyaringan &alam proses ekstraksi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain @ a $umlah simplisia yang akan diekstrak b &erajat kehalusan simplisia Semakin halus, luas kontak permukaan akan semakin besar sehingga proses ekstraksi akan lebih optimal ; !ama waktu ekstraksi !ama ekstraksi akan menentukan banyaknya senyawa-senyawa yang terambil Ada waktu saat pelarut atau ekstraktan jenuh Sehingga tidak pasti, semakin lama ekstraksi semakin bertambah banyak ekstrak yang didapatkan d Metode ektraksi, termasuk suhu yang digunakan Terdapat banyak metode ekstraksi Namun se;ara ringkas dapat dibagi berdasarkan penggunaan panas sehingga ada metode ekstraksi dengan ;ara panas, serta tanpa panas 5
e $enis pelarut yang digunakan $enis pelarut berkaitan dengan polaritas dari pelarut tersebut 1al yang perlu diperhatikan dalam proses ekstraksi adalah senyawa yang memiliki kepolaran yang sama akan lebih mudah tertarik atau terlarut dengan pelarut yang memiliki tingkat kepolaran yang sama 1asil dari ekstraksi adalah ekstrak yang merupakan sediaan kering, kental, atau ;air yang dibuat dengan menyari simplisia menurut ;ara yang ;o;ok, diluar pengaruh ;ahaya langsung +kstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk Penyari dengan etanol dengan ;ara maserasi atau perkolasi 5Anonim, )=%=7 +kstrak tumbuhan obat yang dibuat dari simplisia nabati dapat dipandang sebagai bahan awal, bahan antara atau bahan produk jadi +kstrak sebagai bahan antara masih perlu diproses lagi menjadi fraksi-fraksi, isolat tunggal atau ;ampuran ekstrak lain +kstrak sebagai produk jadi berarti ekstrak yang berada dalam sediaan obat yang siap digunakan oleh konsumen 5Anonim, '(((7 !&! 'ni* M'to.' Ek*trak*i
Pembagian metode ekstraksi menurut &it$en P#M 5'(((7 yaitu @ A 9ara &ingin ) Maserasi Maserasi merupakan metode seder-hana yang paling banyak digunakan Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengo;okan atau pengadukan pada temperatur ruangan 5kamar7 9airan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung
metode maserasi dapat menghindari rusaknya sen-yawa-senyawa yang bersifat termolabil Maserasi dapat dimodifikasi dengan beberapa metode yaitu digesti, maserasi dengan pengaduk, remaserasi, maserasi melingkar ' Perkolasi Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan Proses terdiri dari tahapan pengembangan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya terusmenerus sampai diperoleh ekstrak 5perkolat7 Perkolasi dilakukan dalam wadah berbentuk silindris atau keru;ut 5perkolator7 yang memiliki jalan masuk dan keluar yang sesuai 0ahan pengekstraksi yang dialirkan se;ara kontinyu dari atas akan mengalir turun se;ara lambat melintasi simplisia yang umumnya berupa serbuk kasar Melalui penyegaran bahan pelarut se;ara kontinyu, akan terjadi proses maserasi bertahap banyak $ika pada maserasi sederhana tidak terjadi ekstraksi sempurna dari simplisia, maka pada perkolasi memungkinkan terjadinya ekstraksi total 5:oight, )==87 9ara perkolasi lebih baik dibandingkan dengan ;ara maserasi karena@ ) Aliran ;airan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan derajat perbedaan konsentrasi ' uangan diantara butir-butir serbuk simplisia membentuk saluran tempat mengalir ;airan penyari "arena ke;ilnya saluran kapiler tersebut, maka ke;epatan pelarut ;ukup untuk mengurangi lapisan batas, sehingga dapat meningkatkan perbedaan konsentrasi "elebihan dari metode ini adalah sampel senantiasa dialiri oleh pelarut baru Sedangkan kerugiannya ada-lah jika sampel dalam perkolator tidak ho-mogen maka pelarut akan sulit menjangkau seluruh area Selain itu, metode ini juga membutuhkan banyak pelarut dan me-makan banyak waktu 0 9ara Panas ) efluks efluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut yang terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik 2mumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-8 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna 5&epkes /, '(((7 7
Pada metode reflu>, sampel dimasukkan bersama pelarut ke dalam labu yang dihubungkan dengan kondensor Pelarut dipanaskan hingga men;apai titik didih 2ap terkondensasi dan kembali ke dalam labu ' So>hletasi So>hlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik So>hlet dilakukan dengan ;ara bahan yang akan diekstraksi diletakkan dalam kantung ekstraksi Wadah gelas yang mengandung kantung diletakkan diantara labu penyulingan dengan pendingin aliran balik dan dihubungkan dengan pipa !abu tersebut berisi bahan pelarut yang menguap dan men;apai kedalam pendingin aliran balik melalui pipet yang berkondensasi di dalamnya !arutan berkumpul di dalam wadah gelas dan setelah men;apai tinggi maksimalnya, se;ara otomatis dipindahkan ke dalam labu &engan demikian "e-untungan dari metode ini adalah proses ektraksi yang kontinyu, sampel terekstraksi oleh pelarut murni hasil kondensasi sehing-ga tidak membutuhkan banyak pelarut dan tidak memakan banyak waktu "erugiann-ya adalah senyawa yang bersifat termolabil dapat terdegradasi karena ekstrak yang di-peroleh terus-menerus berada pada titik didih 3 &igesti &igesti adalah maserasi kinetik 5dengan pengadukan kontinu7 pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan, yaitu se;ara umum dilakukan pada temperatur 4(-8( (9 9ara ini hanya dapat digunakan untuk simplisia yang
;
"oefisien difusi berbanding lurus dengan suhu absolute dan berbanding terbalik dengan kekentalan, sehingga kenaikan suhu akan perpengaruh terhadap ke;epatan difusi 2mumnya kelarutan
suhu dinaikkan d $ika ;airan penyari mudah menguap pada suhu yang digunakan maka perlu dilengkapi dengan pendingin yang baiksehingga ;airan akan menguap kembali ke bejana 4 /nfusa /nfusa adalah proses penyarian yang umumnya dilakukan untuk menyari
!&, S/arat P'mii+an P'arut .an 'ni* P'arut
"riteria pelarut C syarat-syarat pelarut, yaitu @ a Selektif, dapat melarutkan semua
ekstrak Tidak larut dalam air 0ersifat inert dan tidak mudah terbakar 1arga pelarut murah dan ekonomis Tidak toksik dan ramah lingkungan Mudah dihilangkan
Ma0am1ma0am P'arut
a Pelarut Non Polar Pelarut nonpolar, hampir sama sekali tidak polar Pelarut ini baik untuk mengekstraksi senyawa-senyawa yang sama sekali tidak larut dalam pelarut polar Senyawa ini baik untuk mengekstraksi berbagai jenis minyak Tabel ) 9ontoh Pelarut Non Polar
9
Pelarut
umus kimia
Titik &idih
1eksana "loroform
9*1)4 919!3
*=(9 *)(9
"onst &ielektrik ',( 4,?
E (,*88 gCm! ),4=? gCm!
Toluena
9*18-913
)))(9
',4
(,?*% gCm!
b Pelarut Polar AprotikC semipolar Pelarut semipolar memiliki tingkat kepolaran yang lebih rendah dibandingkan dengan pelarut polar Pelarut ini baik untuk mendapatkan senyawa-senyawa semipolar dari tumbuhan Tabel ' 9ontoh Pelarut Polar Aprotik
Pelarut umus "imia &iklorometana 91'9l' &imetil sulfoksid 918-85F#7913
Titik &idih 4((9 )?=(9
"onst &ielektrik =,) 4,%
E ),3'* gCm! ),(=* gCm!
; Pelarut Polar Pelarut polar adalah pelarut yang memiliki tingkat kepolaran yang tinggi, ;o;ok untuk mengekstrak senyawa-senyawa yang polar dari tanaman Pelarut polar ;enderung uni6ersal digunakan karena biasanya walaupun polar, tetap dapat menyari senyawa-senyawa dengan tingkat kepolaran lebih rendah Tabel 3 9ontoh Pelarut Polar Pelarut As Asetat +tanol Metanol Air
10
umus "imia 9139##1 913-91'-#1 913-#1 1-#-1
Titik &idih ))?(9 %=(9 *8(9 )(((9
"onst &ielektrik *,' 3( 33 ?(
E ),(4= gCm! (,%?= gCm! (,%=) gCm! ),((( gCm!
!&2 Tanaman am3u Bi-i (P*i.ium ua-a4a L&)
ambar ) Psidium guajava ! #&
Ka*i5ika*i Imia+ Tanaman am3u Bi-i
Sistematika dan klasifikasi tanaman jambu biji adalah sebagai berikut@ &i6isi @ Spermatophyta Subdi6isi @ Angiospermae "elas @ &i;otyledonae 0angsa @ Myrtales Suku @ Myrta;eae Marga @ Psidium $enis @ Psidium guajava !
!& Mor5ooi .an Karakt'ri*tik am3u Bi-i $ambu biji berasal dari Amerika tropik, tumbuh pada tanah yang gembur
maupun liat, pada tempat terbuka, dan mengandung air yang ;ukup banyak Tanaman jambu biji (P. Guajava L.) ditemukan pada ketinggian ) m sampai )'(( m dari permukaan laut $ambu biji berbunga sepanjang tahun Perdu atau pohon ke;il, tinggi ' m sampai )( m, per;abangan banyak 0atangnya berkayu, keras, kulit batang li;in, berwarna ;oklat kehijauan $ambu biji 5 P. Guajava !7 tersebar meluas sampai ke Asia Tenggara termasuk /ndonesia, sampai Asia Selatan, /ndia dan Sri !anka $umlah dan jenis tanaman ini ;ukup banyak, diperkirakan kini ada sekitar )8( spesies di dunia Tanaman ini 5 P. Guajava !7 mudah dijumpai di seluruh daerah tropis dan subtropis Seringkali 11
ditanam di pekarangan rumah Tanaman ini sangat adaptif dan dapat tumbuh tanpa pemeliharaan &i $awa sering ditanam sebagai tanaman buah, sangat sering hidup alamiah di tepi hutan dan padang rumput ,& Mor5ooi Daun am3u Bi-i Tumbuhan jambu biji termasuk jenis perdu atau pohon ke;il, tinggi '-)( m, per;abangan banyak 0atangnya berkayu, keras, kulit batang li;in, mengelupas, berwarna ;okelat kehijauan &aun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan, daun muda berambut halus, permukaan atas daun tua li;in 1elaian daun berbentuk bulat telur agak jorong, ujung tumpul, pangkal membulat, tepi rata agak melekuk ke atas, pertulangan menyirip, panjang *-)4 ;m, lebar 3-* ;m, berwarna hijau 0uah tunggal, bertangkai, keluar dari ketiak daun, berkumpul )-3 bunga, berwarna putih 0uahnya berbentuk bulat sampai bulat telur, berwarna hijau sampai hijau kekuningan &aging buah tebal, buah yang masak bertekstur lunak, berwarna putih kekuningan atau merah jambu 0iji banyak mengumpul di tengah, ke;il-ke;il, keras, berwarna kuning ke;okelatan 51apsoh dan 1asanah, '())7 2& Kan.unan kimia .aun -am3u 3i-i
&aun mengandung tannin, minyak atsiri 5eugenol7, minyak lemak, dammar, dan !ewis, )=?=7 Struktur dan kelas tanin dapat dilihat pada ambar berikut@
12
ambar ' Struktur dan kelas tanin 51aslam, )=?=7 6& K'unaan tum3u+an -am3u 3i-i
&aun jambu biji berkhasiat astringen 5pengelat7, antidiare, antiradang, penghenti perdarahan 5homeostatis7 dan peluruh haid 0uah berkhasiat antioksidan karena kandungan beta karoten dan 6itamin 9 yang tinggi sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh 51apsoh dan 1asanah, '())7 $&
7at 8arna .aun -am3u 3i-i
1asil ekstraksi dan karakterisasi
ambar 3 Struktur flawan-3,4-diol
13
BAB III METODE PRAKTIKUM , 9aktu .an T'mpat Praktikum
Praktikum G Pembuatan +kstrak &engan MaserasiH dilaksanakan pada hari "amis, )3 #ktober '()* di !aboratorium 0iologi .armasi, .akultas .armasi, 2ni6ersitas $ember ,&! Aat .an Ba+an •
Aat:
) Timbangan analitik ' Maserator 3 "ertas saring 4 9orong 0u;hner 8 9awan porselen * Penangas airC rota6apour % 0atang Pengaduk ? +rlenmeyer = 9awan ekstrak
•
Ba+an:
) Simplisia daun jambu biji 5 Psidium gujava L.7 ' +tanol =*I
14
,&, ;ara K'r-a
15
BAB IV %ASIL PRAKTIKUM DAN PEMBA%ASAN 2 %a*i Praktikum
Pada praktikum G Pembuatan +kstrak &engan MaserasiH didapatkan hasil berupa ekstrak kental jambu biji kemudian dihitung berat rendemen Perhitungan @ 0obot ekstrak J ;awan
F =(,4?4' gram
0obot ;awan kosong
F ?(,)=** gram
0obot ekstrak
F =(,4?4' gram - ?(,)=** gram F )(,'?%* gram
2&! P'm3a+a*an
+ktraksi merupakan suatu jenis pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan atau ;airan Proses ekstraksi ini berlangsung ketika bahan ekstraksi yang di;ampur dengan pelarut 5;airan penyari7, ;airan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung
Pada praktikum kali ini,ekstraksi dengan metode maserasi memiliki beberapa tahap yaitu perendaman simplisia,pengadukan,penyaringan dan penguapan maserat Pertama,dilakukan perendaman serbuk simplisia daun jambu biji sebanyak )(( gram lalu dimasukkan maserator yang pada praktikum kali ini berupa toples ka;a dan ditambahkan etanol =*I sebanyak %,8 kali bobot serbuk dan diaduk Pada praktikum ini ditambahkan etanol =*I sebanyak %8( m! kemudian diaduk se;ara konstan dan merata Penambahan etanol =*I adalah bertujuan untuk mengambil
perolehan jumlah rendemen ditentukan atau dipengaruhi oleh metode serta jenis dan jumlah pelarut yang digunakan 5&aud dkk, '())B ifai dkk, '((=7 1al-hal yang harus diperhatikan pada ekstraksi dengan metode maserasi adalah @
-
Pemilihan Pelarut Pada ekstraksi menggunakan metode maserasi penting untuk memilih pelarut yang sesuai sehingga
-
seluruhnya Pengadukan Pengadukan dilakukan sebaiknya dilakukan dengan arah, gon;angan, dan ke;epatan yang konstan sehingga luas kontak permukaan serbuk yang terbasahi semakin luas dan
-
semakin banyak senyawa aktif yang terambil !ama Perendaman !ama perendaman maserat akan mempengaruhi banyak
-
seluruhnya maka lama perendaman dapat dihentikan Penguapan Pada penguapan penting untuk menguapkan seluruh pelarut untuk mendapatkan ekstrak kental yang mengandung
18
BAB V PENUTUP
6 K'*impuan
-
0erdasarkan pemaparan pada pembahasan diatas maka dapat disimpulkan @ 0erat rendemen yang didapatkan dari ekstrak daun jambu biji sebesar @ dengan
persentase rendemen sebesar )(,'?%* gram - Prinsip ekstraksi dengan metode maserasi didasarkan pada pengikatan atau pelarutan
-
-
simplisia serbuk,pengadukan,penyaringan dan penguapan pelarut Titik kritis yang harus diperhatikan pada ekstraksi dengan metode maserasi adalah pemilihan pelarut,lama perendaman,pengadukan dan penguapan pelarut
6&! Saran
2ntuk mendapatkan hasil yang optimal penting untuk memperhatikan beberapa titik kritis pada per;obaan dan adanya studi literatur lebih luas sehingga dapat meminimalisir hasil yang kurang optimal pada praktikum
19
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, '((%. Teknologi Bahan lam. Bandung @ Penerbit /T0 Press &alimartha, S 5'((47 Atlas Tumbuhan #bat /ndonesia $ilid ' $akarta@ Trubus Agriwidya 1alaman =? &anarto, L9, Ajie, SP, dan Anjas, P 5'())7 Pemanfaatan Tanin dari "ulit "ayu 0akau sebagai Pengganti ugus .enol pada esin .enol .ormaldehid $urnal Teknik "imia .T 2NS *5'7@ '8'-'8* &aud, Mohamad .ajar, Sadiyah, +sti , ismawati, +ndah '()) Pengaruh !erbedaan "etode #kstraksi Terhada! ktivitas ntioksidan #sktrak #tanol $aun %ambu Biji (Psidium guajava L.) Berdaging Buah Putih. 0andung @ Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan P"M Sains, Teknologi dan "esehatan &itjen P#M, &epkes / '((( Parameter &tandar 'mum #kstrak Tumbuhan bat $akarta@ &epartemen "esehatan epublik /ndonesia &itjen P#M '(((Parameter Standar 2mum +kstrak Tumbuhan #bat $akarta @ &epartemen "esehatan / 1apsoh dan 1asanah, L 5'())7 0udidaya Tanaman #bat dan empah Medan@ 2S2 Press 1alaman )%-)? 1arborne, $ 0 )==* "etode itokimia Terbitan ke-// ab "osasih Padmawinata Penerbit /T0@ 0andung 1aslam, + 5)=?=7 Plant Polyphenols@ :egetable Tannins e6isited 0ritania aya@ 2ni6ersity 9ambridge Press 1alaman )4 /ndariani, S,'((* 'ji ktiivitas ntioksidan #kstrak $aun %ambu Biji (Psidium guajava L.). $//Pert/ndon )) @ ) "hopkar, SM $asar-dasar *imia nalitik $akarta@ +rlangga, '((? Markham,")=??+ara "engindentifikasi lavonoid.Terjemahan " Padmawinata 0andung @ Penerbit /T0 Nugroho, 0 W, &adang, Prijono, & )=== Pengembangan dan Pemanfaatan ,nsektisida lami Pusat "ajian Pengendalian 1ama Terpadu, /P0 0ogor 20
ifai, 1arri, / dan !ewis, $ 5)=?=79ondensed 9hemi;al &i;tionary, edisi ke-)) New Lork@ :an Nostrad einhold 9ompanya 1alaman 3* Sudarsono, unawan, &, Wahyono, S, &onatus, /A, Purnomo'((' Tumbuhan bat ,, (1asil Penelitian &ifat-sifat dan Penggunaan). Tumbuhan bat ,, (1asil Penelitian &ifat-sifat dan Penggunaan). Logyakarta @ Pusat Studi #bat Tradisional-2ni6ersitas ajah Mada Syamsuni, A '((* ,lmu 2ese! $akarta@ Penerbit +9 :oight, )==4 Buku Pelajaran Teknologi armasi Terjemahan @ S Noerono /ndonesia@ adjah Mada 2ni6ersity Press :oight, )==8 Buku Pelajaran Teknologi armasi +disi "edua Penerjemah Soendari Logyakarta@ ajah Mada 2ni6ersity Pers Wijaya, A, .a
21
LAMPIRAN
100 gram serbuk dimasukkan kedalam toples
aserat disaring menggunakan kertas saring
aserat siap untuk dirota&
22
Ditambahkan etanol 96% sebanak 7!5 kali bobot simplisia "750 ml#
aserat dipisahkan dari endapanna
aserat dirota& selama 2!5 'am hingga diperoleh ekstrak kental
Diaduk hingga ter$ampur sempurna "homogen#
Dibiarkan termaserasi selama 5 hari dengan dilakukan pengadukan setiap hari
(kstrak kental ang diperoleh disimpan untuk praktikum selan'utna