EKSTRAKSI March 10, 2013 Ekstraksi adalah proses penarikan suatu zat dengan pelarut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Seringkali campuran bahan padat dan cair tidak dapat atau sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis atau termis. Misalnya saja, karena komponennya saling bercampur secara sangat erat, peka terhadap panas, beda sifat-sifat fisikanya terlalu kecil, atau tersedia dalam konsentrasi yang terlalu rendah. Dalam hal semacam itu, seringkali ekstraksi adalah satu-satunya proses yang dapat digunakan atau yang mungkin paling ekonomis. Teknik ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara cepat dan bersih, baik untuk zat organic atau anorganik, untuk analisis makro maupun mikro. Selain untuk kepentingan analisis kimia, ekstraksi juga banyak digunakan untuk pekerjaan preparatif dalam bidang kimia organik, biokimia, dan anorganik di laboratorium. Tujuan ekstraksi ialah memisahkan suatu komponen dari campurannya dengan menggunakan pelarut. Metode ekstraksi terbagi menjadi 2 macam: 1.
Ekstraksi cara dingin
Metode ini artinya tidak ada proses pemanasan selama proses ekstraksi berlangsung, tujuannya untuk menghindari rusaknya senyawa yang dimaksud akibat proses pemanasan. Ekstraksi dingin antara lain: MASERASI merupakan proses ekstraksi menggunakan pelarut diam atau dengan pengocokan pada suhu ruangan. Pada dasarnya metode ini dengan cara merendam sampel dengan sekali-kali dilakukan pengocokan. Pengocokan dapat dilakukan dengan menggunakan alat rotary shaker dengan kecepatan sekitar 150 rpm. Umumnya perendaman dilakukan 24 jam dan selanjutnya pelarut diganti dengan pelarut baru. Namun dari beberapa penelitian melakukan perendama hingga 72 jam. Selama proses perendaman, cairan akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif. Kemudian zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat didesak keluar. Peristiwa tersbut terus berulang hingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan antara larutan di luar sel dengan larutan di dalam sel. Keuntungan cara ekstraksi dengan maserasi adalah cara pengerjaan dan peralatan yang sederhana. Namun metode ini juga memiliki kekurangan, yaitu cara pengerjaannya yang lama dan ekstraksi yang kurang sempurna. PERKOLASI merupakan cara ekstraksi yang dilakukan dengan mengalirkan pelarut melalui bahan sehingga komponen dalam bahan tersebut tertarik ke dalam pelarut. Kekuatan yang berperan pada perkolasi antara lain: gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan,
difusi, osmosis, adesi, daya kapiler dan daya geseran (friksi). Hasil perkolasi disebut perkolat. Perkolasi banyak digunakan untuk mengekstraksi komponen dari bahan tumbuhan. Pada proses perkolasi, terjadi partisi komponen yang diekstraksi, antara bahan dan pelarut. Dengan pengaliran pelarut secara berulang-ulang, maka semakin banyak komponen yang tertarik. Kelemahan dari metode ini yaitu diperlukan banyak pelarut dan waktu yang lama, sedangkan komponen yang didapat relatif tidak banyak. Keuntungannya adalah tidak memerlukan pemanasan sehingga teknik ini baik untuk substansi termolabil (yang tidak tahan terhadap panas). 2.
Ekstraksi cara panas
Metode ini melibatkan panas dalam prosesnya. Dengan adanya panas secara otomatis akan mempercepat proses ekstraksi dibandingkan cara dingin. Metodenya antara lain:
REFLUKS merupakan ekstraksi dengan pelarut yang dilakukan pada titik didih pelarut tersebut, selama waktu tertentu dan sejumlah palarut tertentu tertentu dengan adanya pendinginan balik (kondensor). Umumnya dilakukan tiga kali sampai lima kali pengulangan proses pada residu pertama agar proses ekstraksinya sempurna. Prosedur: Bahan + pelarut -> dipanaskan -> pelarut menguap -> pelarut yang menguap didinginkan oleh kondensor -> jatuh lagi -> menguap lagi karena panas -> dan seterusnya. Proses ini umumnya dilakukan selama 1 jam.
SOXHLET adalah proses ekstraksi dimana sampel yang akan diekstraksi ditempatkan dalam suatu timbel yang permeabel terhadap pelarut dan diletakkan di atas tabung destilasi, dididihkan dan dikondensaasikan di atas sampel. Kondesat akan jatuh ke dalam timbel dan merendam sampel dan diakumulasi sekeliling timbel. Setelah sampai batas tertentu, pelarut
akan kembali masuk ke dalam tabung destilasi secara otomastis. Proses ini berulang terus dengan sendirinya di dalam alat terutama dalam peralatan Soxhlet yang digunakan untuk ekstraksi lipida. Sampel yang bisa diperiksa meliputi pemeriksaan lemak,trigliserida,kolesterol. DIGESTI adalah proses ekstraksi dengan pengadukan kontinu pada temperature tinggi dari temperatu ruangan, yaitu secara umum dilakukan pada temperature 40-50 °C. INFUNDASI adalah ekstraksi dengan cara perebusan, dimana pelarutnya adalah air pada temperature 96-98 °C selama 14-20 menit. https://ardydii.wordpress.com/2013/03/10/ekstraksi/
PENGERTIAN EKSTRASI DAN JENIS EKSTRAKSI Ekstraksi adalah jenis pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan atau cairan. Proses ekstraksi bermula dari penggumpalan ekstrak dengan pelarut kemudian terjadi kontak antara bahan dan pelarut sehingga pada bidang datar antarmuka bahan ekstraksi dan pelarut terjadi pengendapan massa dengan cara difusi. Bahan ekstraksi yang telah tercampur dengan pelarut yang telah menembus kapilerkapiler dalam suatu bahan padat dan melarutkan ekstrak larutan dengan konsentrasi lebih tinggi di bagian dalam bahan ekstraksi dan terjadi difusi yang memacu keseimbangan konsentrasi larutan dengan larutan di luar bahan (Sudjadi, 1988). Ekstraksi dengan pelarut dapat dilakukan dengan cara dingin dan cara panas. Jenis-jenis ekstraksi tersebut sebagai berikut: 1. Ekstraksi secara dingin
Maserasi, merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari pada temperatur kamar dan terlindung dari cahaya. Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung komponen kimia yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin, tiraks dan lilin (Sudjadi, 1988). Keuntungan dari metode ini adalah peralatannya sederhana. Sedang kerugiannya antara lain waktu yang diperlukan untuk mengekstraksi sampel cukup lama, cairan penyari yang digunakan
lebih banyak, tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan yang mempunyai tekstur keras seperti benzoin, tiraks dan lilin. Metode maserasi dapat dilakukan dengan modifikasi sebagai berikut : · Modifikasi maserasi melingkar · Modifikasi maserasi digesti · Modifikasi Maserasi Melingkar Bertingkat · Modifikasi remaserasi · Modifikasi dengan mesin pengaduk (Sudjadi, 1988).
Soxhletasi merupakan penyarian simplisia secara berkesinambungan, cairan penyari dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penyari terkondensasi menjadi molekul-molekul air oleh pendingin balik dan turun menyari simplisia dalam klongsong dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah melewati pipa sifon (Sudjadi, 1988). Keuntungan metode ini adalah :
-
Dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak tahan terhadap pemanasan secara langsung.
-
Digunakan pelarut yang lebih sedikit
-
Pemanasannya dapat diatur (Sudjadi, 1988).
Kerugian dari metode ini : -
Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah di sebelah bawah terusmenerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan reaksi peruraian oleh panas.
-
Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampaui kelarutannya dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap dalam wadah dan membutuhkan volume pelarut yang lebih banyak untuk melarutkannya.
-
Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untuk menggunakan pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi, seperti metanol atau air, karena seluruh alat yang berada di bawah
komdensor perlu berada pada temperatur ini untuk pergerakan uap pelarut yang efektif (Sudjadi, 1988). Metode ini terbatas pada ekstraksi dengan pelarut murni atau campuran azeotropik dan tidak dapat digunakan untuk ekstraksi dengan campuran pelarut, misalnya heksan : diklormetan = 1 : 1, atau pelarut yang diasamkan atau dibasakan, karena uapnya akan mempunyai komposisi yang berbeda dalam pelarut cair di dalam wadah (Sudjadi, 1988).
Perkolasi adalah cara penyarian dengan mengalirkan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi.Keuntungan metode ini adalah tidak memerlukan langkah tambahan yaitu sampel padat (marc) telah terpisah dari ekstrak. Kerugiannya adalah kontak antara sampel padat tidak merata atau terbatas dibandingkan dengan metode refluks, dan pelarut menjadi dingin selama proses perkolasi sehingga tidak melarutkan komponen secara efisien (Sutriani,L . 2008). 2. Ekstraksi secara panas
Metode refluks Keuntungan dari metode ini adalah digunakan untuk mengekstraksi sampel-sampel yang mempunyai tekstur kasar dan tahan pemanasan langsung.. Kerugiannya adalah membutuhkan volume total pelarut yang besar dan sejumlah manipulasi dari operator (Sutriani,L . 2008).
Metode destilasi uap Destilasi uap adalah metode yang popular untuk ekstraksi minyak-minyak menguap (esensial) dari sampel tanaman. Metode destilasi uap air diperuntukkan untuk menyari simplisia yang mengandung minyak menguap atau mengandung komponen kimia yang mempunyai titik didih tinggi pada tekanan udara normal (Sutriani,L . 2008). Pelarut yang baik untuk ekstraksi adalah pelarut yang mempunyai daya melarutkanyang tinggi terhadap zat yang diekstraksi. Daya melarutkan yang tinggi ini berhubungan dengan kepolaran pelarut dan kepolaran senyawa yang diekstraksi. Terdapat kecenderungan kuat bagi senyawa polar larut dalam pelarut polar dan sebaliknya (Sutriani,L . 2008).
Pemilihan pelarut pada umumnya dipengaruhi oleh:
Selektivitas, pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan.
Kelarutan, pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan ekstrak yang besar.
Kemampuan tidak saling bercampur, pada ekstraksi cair, pelarut tidak boleh larut dalam bahan ekstraksi.
Kerapatan, sedapat mungkin terdapat perbedaan kerapatan yang besar antara pelarut dengan
bahan ekstraksi.
Reaktivitas, pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia pada komponen bahan ekstraksi.
Titik didih, titik didh kedua bahan tidak boleh terlalu dekat karena ekstrak dan pelarut dipisahkan dengan cara penguapan, distilasi dan rektifikasi.
Kriteria lain, sedapat mungkin murah, tersedia dalam jumlah besar, tidak beracun, tidak mudah terbakar, tidak eksplosif bila bercampur udara, tidak korosif, buaka emulsifier, viskositas rendah dan stabil secara kimia dan fisik (Sutriani,L . 2008). http://pemula-awaliharimu.blogspot.co.id/2012/10/pengertian-ekstraksi-dan-jenis-ekstraksi.html Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut yang lain. Ekstraksi bertujuan untuk melarutkan senyawa-senyawa yang terdapat dalam jaringan tanaman ke dalam pelarut yang dipakai untuk proses ekstraksi tersebut.
Macam-macam Metode Ekstraksi Jenis-jenis ekstraksi bahan alam yang sering dilakukan adalah : a.
Ekstraksi Cara Dingin Metoda ini artinya tidak ada proses pemanasan selama proses ekstraksi berlangsung, tujuannya untuk menghindari rusaknya senyawa yang dimaksud rusak karena pemanasanan. Jenis ekstraksi dingin adalah maserasi dan perkolasi
b.
Ekstraksi Cara Panas Metoda ini pastinya melibatkan panas dalam prosesnya. Dengan adanya panas secara otomatis akan mempercepat proses penyarian dibandingkan cara dingin. Metodanya adalah refluks, ekstraksi dengan alat soxhlet dan infusa.
1.
Metode Maserasi Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan dengan cara
merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dengan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel.
2. Metode Perkolasi Perkolasi adalah proses penyarian simplisia dengan jalan melewatkan pelarut yang sesuai secara lambat pada simplisia dalam suatu percolator. Perkolasi bertujuan supaya zat berkhasiat tertarik seluruhnya dan biasanya dilakukan untuk zat berkhasiat yang tahan ataupun tidak tahan pemanasan. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh. Gerak kebawah disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya sendiri dan cairan di atasnya, dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk menahan. Kekuatan yang berperan pada perkolasi antara lain: gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa, adesi, daya kapiler dan daya geseran (friksi).
3. Metode Refluks Salah satu metode sintesis senyawa anorganik adalah refluks, metode ini digunakan apabila dalam sintesis tersebut menggunakan pelarut yang volatil. Pada kondisi ini jika dilakukan pemanasan biasa maka pelarut akan menguap sebelum reaksi berjalan sampai selesai. Prinsip dari metode refluks adalah pelarut volatil yang digunakan akan menguap pada suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan mengembun pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga pelarut akan tetap ada selama reaksi berlangsung. Sedangkan aliran gas N2 diberikan agar tidak ada uap air atau gas oksigen yang masuk terutama pada senyawa organologam untuk sintesis senyawa anorganik karena sifatnya reaktif.
4. Metode Soxhlet Sokletasi adalah suatu metode atau proses pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang-ulang dengan menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi. Sokletasi digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan cara pemanasan, sehingga uap yang timbul setelah dingin
secara kontinyu akan membasahi sampel, secara teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali ke dalam labu dengan membawa senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut. Pelarut yang telah membawa senyawa kimia pada labu distilasi yang diuapkan dengan rotary evaporator sehingga pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila suatu campuran organik berbentuk cair atau padat ditemui pada suatu zat padat, maka dapat diekstrak dengan menggunakan pelarut yang diinginkan. Sumber :
Hamzah, Baharudin. 2009. Fitokimia 1. STIFA PM. Palu Kelompok Kerja Ilmiah. 1993. Penapisan Farmakologi Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik. Yayasan Pengembanan Obat Bahan Alam Phyto Medica, Jakarta. Departemen Pendidikan Republik Indonesia. 1989. Sediaan Galenik. Penerbit Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta. 8-10.
Stenis, Van, J.G.G.C. 1997. Flora. Penerbit Pradaya Paramitha. Jakarta. 348.
Wijayakusuma, H, 1992. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia. Pustaka Kartini. Jakarta. 76-77
http://atom-green.blogspot.co.id/2015/01/macam-macam-metode-ekstraksi.html
Ekstraksi Posted by Yakup Label: Ekstraksi Ekstraksi adalah teknik pemisahan untuk mengeluarkan satu komponen campuran dari zat padat atau cair dengan bantuan pelarut.
Ektraksi dibagi menjadi 2 : 1. Ektraksi cair-cair ( Liquid Extraction ) Ektraksi zat cair dengan pelarut zat cair. Digunakan untuk memisahkan 2 zat cair yang saling bercampur dengan menggunakan perarut yang melarutkan salah satu zat dalam campuran itu.
2. Ekstraksi padat-cair ( Solid Extraction / Leaching ) Ekstraksi zat padat dengan pelarut zat cair. Digunakan untuk melarutkan zat yang dapat larut dari campurannya dengan zat padat yang tak dapat larut. Ekstraksi zat padat adalah mengambil zat padat / cair dalam campuran zat padat. Syarat pelarut dalam ekstraksi, dapat melarutkan komponen yang diinginkan tapi tidak dapat bercampur. Bahan yang biasa diekstraksi : 1. Tanaman obat 2. Rempah-rempah 3. Zat organik 4. Biji-bijian 5. Industri obat 6. Sayur mayur Pertimbangan menggunakan Ekstraksi : 1. Tidak mungkin dilakukan dengan destilasi. 2. Bahan sensitif terhadap panas. 3. Bahan bersifat nonfolatil ( tidak menguap ). Penerapan Ektraksi di Industri : 1. Bahan Kimia Contoh : pengolahan air, pencucian asam basa 2. Bahan farmasi, untuk membuat antibiotik, vitamin, dan senyawa polar 3. Bahan makanan Contoh : Asam Laktat dan Flavour 4. Refining, untuk oli dan aromatik Alat-alat ekstraksi skala Laboratorium 1. Corong pisah, untuk ekstraksi cair-cair 2. Soklet, untuk ekstraksi padat-cair Alat ekstraksi skala industri - Ekstraksi cair-cair 1. Ekstraksi semprot 2. Menara piring pervorasi
3. Menara aduk - Ekstraksi padat-cair 1. Ekstraktor hamparan padat stationerEkstraksi A. Pengertian Ekstraksi Ekstraksi adalah teknik yang sering digunakan bila senyawa organic dilarutkan dalam air. Pelarut yang tepat (cukup untuk melarutkan senyawa organic seharusnya tidak hidrofob) ditambahkan pada fasa larutan dalam airnya, campuran kemudian diaduk dengan baik sehingga senyawa organic diekstrak dengan baik. B. Prinsip-prinsip Ekstraksi 1. Dasar Proses Ekstraksi di Industri Dua macam zat cair A dan B yang kepolarannya berbeda, misalnya air dan minyak bila dicamr dan minyak bila dicampurkan akan memisahmenjadi dua lapisan. Jika suatu zat X larut dalm A maupun B, maka larutan X dalam A dapt diekstrak dengan B dan begitu pula jika larutan X dalam B dapat diekstrak dengan A. 2. Kegunaan Ekstraksi tradisional dalam kehidupan sehari-hari Kegunaan ekstraksi dalam kehidupan sehari-hari adalah : -
Penyeduhan tea dan kopi
-
Pembuatan jamu tradisional
-
Pembuatan tapioca
-
Pembuatan santan kelapa
-
Pembuatan cincau
C. Teknik Pemisahan Campuran Zat Padat atau Zat Cair. Teknik untuk mengeluarkan suatu komponen campuran dari zat padat atau zat cair dengan bantuan zat cair pelarut dapat digolongkan 2 kategori : Pengurasan (leaching) / Solid Extraction Yaitu, mengambil komponen padat / cair dalam suatu campuran zat padat. Pelarut yang digunakan dipilih yang dapat melarutkan komponen yang akan diekstrak, tapi tidak dapat bercampur dengan campuran tersebut. Liquid Extraction Yaitu digunakan untuk memisahkan dua zat cair yang saling bercampur dengan menggunakan pelarut yang melarutkan salah satu zat dalam campuran itu yang lebih dari yang satu lagi. D. Pertimbangan untuk menggunakan ekstraksi
Proses ekstraksi menghasilkan larutan ekstrak, yang masih harus dipisahkan dengan proses evaporasi atau distilasi. Oleh karena itu ekstraksi merupakan pilihan ketiga setelah evaporasi maupun distilasi tidak mungkin dilakukan . Pemisahan tidak mungkin dengan distilasi, karena titih didihnya berdekatan. Kebutuhan kalor untuk distilasi terhambat
Memerlukan tahapan distilasi yang rumit
Campuran membentuk azeotrof
Bahan sensitive terhadap panas
Bahan bersifat nonvolatil
E. Ekstraksi Padat-Cair Ekstraksi padat-cair menggunakan pelarut pilihan yang dapat melarutkan komponen yang akan diekstrak, tapi tidak dapat bercampur dengan campuran tersebut. Peralatan pengurasan menyerupai bagian pencucian pada filtrasi, tapi jumlah zat mampu larut yang dikeluarkan lebih banyak dibandingkan dengan pencucian filtrasi biasa. Dalam operasi ini pengurasan sifat-sifat zat padat mungkin mengalami perubahan. Umpan yang berbentuk zat padat, kasar atau keras dan butir-butir besar mungkin akan menjadi bubur atau Lumpur bila bahan mampu larutan yang terkandung didalainnya dikeluarkan. 1. Peralatan ekstraksi padat-cair
Skala laboratorium
- soxhlet - ekstraktor kontinu
Skala industri
- Ekstraktor hamparan padat stasioner - Hamparan padat bergerak 2. penggunaan ekstraksi padat-cair Ekstraksi ini sering disebut dengan penyarian atau penyeduhan, karena bahan yang akan diambil sarinya harus diseduh menggunakan pelarut tertentu. Ekstraksi yang digunakan untuk pemulihan dari ekstrak alami : minyak atsiri, oleoresin, pewarna, dan bahan makanan. Ekstraksi dengan bahan-bahan berbasis ekstraksi secara umum : tanaman obat, rempah-rempah, biji-bijian, zat organic, buah-buahan, industri obat-obatan, sayur mayur.
F. Ekstraksi cair-cair Ekstraksi ini sering disebut sebagai ekstraksi pelarut atau partisioning, yaitu untuk memisahkan senyawasenyawa berdasarkan kelarutan relatifnya dalam dua cairan berbeda yang tidak saling bercampur.
Ekstraksi cair-cair ialah pemisahan senyawa dari fase cair satu ke fase cair yang lain. Dua macam pelarut A dan B tidak saling bercampur, keduanya dapat melarutkan zat X dengan kelarutan berbeda. 1. Peralatan ekstraksi cair-cair
Skala laboratorium
: corong pisah dan ekstraktir kontinu
Skala industri
: menara ekstraksi semprot, menara piring perforasi, dan menara aduk.
2. Langkah-langkah ekstraksi cair-cair skala laboratorium
Menakar larutan yang akan diekstrak sebanyak 50 mL dengan gelas ukur.
Menakar zat cair pengekstrak sebanyal 50 mL menggunakan gelas ukur.
Mencampurkan kedua larutan kedalam corong pisah lalu menutupnya.
Menggojok campuran dua zat cair tersebut secara intensif selama 20 menit.
Diamkan campuran dua zat cair hingga terbentuk dua lapisan.
Memisahkan larutan zat cair tersebut dan diperolehlah larutan ekstrak. 3. Ekstraksi cair-cair skala industri
Pencampur pengendapan dapat dioperasikan dengan aliran saling berlawanan. Rafinat masing-masing pengendap diumpankan pada pencampur berikutnya, dimana umpan bertemu degan ekstrak anatara pelarut. Prinsipnya sama dengan pengurasan bertahap. http://kimia-industry.blogspot.co.id/2011/10/ekstraksi.html http://kusumalinda.blogspot.co.id/2011/12/ekstraksi.html