LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN
LAPORAN LENGKAP INDIVIDU ³UJI BST ( Brine Shrimp Lethality Test ) Test ) DAN UJI ANTI MITOSIS´
OLEH : NAMA
: WA ODE SITTI SITT I MUNIRAH
NIM
: NIII 09 011
KELOMPOK : IV ASISTEN
: NURUL IHSANIATI
MAKASSAR 2011
BAB I PENDAHULUAN I.1 Larat Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman hayati laut yang tinggi, diantaranya adalah sponge laut. Beberapa hasil penelitian diperoleh bahwa hasil metabolit sekunder yang diperoleh dari suatu biota laut dapat berkhasiat sebagai obat, oleh karena itu untuk mengetahui kandungan metabolit yang terdapat dalam suatu biota laut seperti dari sponge Cliona vastifica. Pengolahan
suatu
produk
alami
laut
diarahkan
untuk
memanfaatkan semua komponen yang terdapat pada produk tersebut agar sumber daya yang dimiliki dapat memberikan nilai tambah. Indonesia memiliki potensi yang besar untuk me-ngembangkan produk nutrasetikal berbasis bahan alami. Kekayaan ini merupakan modal yang sangat berharga untuk mengembangkan industri produk alami laut sebagai salah satu sumber penghasilan bagi masyarakat. Eksplorasi kandungan senyawa metabolit sekunder dari biota laut menjadi hal yang sangat penting karena informasi yang diperoleh dapat digunakan untuk meningkatkan nilai tambah biota laut yang selama ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Penyakit kanker merupakan salah satu penyakit yang sangat mematikan di dunia, oleh karena itu dibutuhkan suatu senyawa yang
mampu menghambat penyakit kanker, pada praktikum kali ini akan dilakukan uji antimitosis menggunakan sampel bulu babi, dimana akan di uji apakan senyawa dalam Cliona vastifica, mampu menghambat pembelahan sel atau tidak. Untuk mengetahui konsetrasi dan dosis sampel yang aman digunanakan sebaiknya dilakukan uji toksisitas dengan menggunakan metode BST ( Brine Shrimp Lethality Test ) , sehingga diketahui pada konsetrasi dan dosis berapa sampel Cliona vastifica baik dan efektif untuk digunakan sebagai pengobatan. I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan I.2.1 Maksud Percobaan Mengetahui dan memahami cara pengujian bioassay sampel Cliona
vastifica. I.2.2 Tujuan Percobaan Melakukan
uji
bioassay
sampel
Cliona
vastifica
dengan
menggunakan metode BST ( Brine Shrimp Lethality Test ) dan antimitosis. I.3 Prinsip Percobaan 1. Uji BST ( Brine Shrimp Lethality Test ).
Pengujian bioassay sampel Cliona vastifica dengan menggunakan metode BST ( Brine Shrimp Lethality Test ) untuk menguji toksisitas sampel menggunakan larva udang Artemia salina L, berdasarkan LD50 dan LC50 yang diperoleh.
2. Uji Antimitosis
Pengujian bioassay sampel Cliona vastifica dengan menggunakan metode antimitosis, untuk menegetahui
IC50 dari sampel yang mampu
mengambat pembelahan sel bulu babi, yang nantinya akan dibandingkan dengan vinkristin sebagai kontrol posistif.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Uraian sampel C liona
vastica(1)
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Porifera
Class
: Demospongiae
Order
: Hadromerida
Family
: Clionidae
Spesies
: Cliona vastifica
Morfologi
Sponge Cliona vastifica yang diambil dari Pulau Barrang Lompo, Makassar,
mempunyai bentuk yang bulat atau oval. Berukuran kira-kira
seperti kepala manusia, dimana di dalamnya terdapat banyak ronggarongga. Sponge jenis ini kulitnya berwarna merah dan begitu banyak makhluk laut kecil yang menempel pada permukaan luar dan
rongga
bagian dalam dari sponges ini. Dalam rangka mempertahankan kehidupannya, organisme ini melakukan serangkaian mekanisme adaptasi secara morfologis, anatomis, fisiologis dankimia. Senyawa bioaktif
yang dihasilkan oleh
sponges
secara ekologis dapat dipandang sebagai salah satu cara dari organisme ini untuk mempertahankan diri dari predator dan mengurangi resiko akibat ekspose radiasi sinar matahari.
Secara umum klasifikasi sponges adalah Kingdom
: Animalia
Phylum
: Porifera
Class
: Archaeryathida Calcarea Hexactinellida Demospongia Sclerospongiae
Morfologi Porifera :
Tubuhnya berpori (ostium), multiseluler, tubuh porifera asimetri (tidak beraturan), meskipun ada yang simetri radial, berbentuk seperti tabung, vas bunga, mangkuk atau tumbuhan, warnanya bervariasi, dan tidak berpindah tempat. Ciri anatominya yaitu memiliki 3 tipe saluran air, yaitu askonoid, sikonoid, atau leukonoid. Pencernaan secara intra seluler di dalam kronosit dan amoebasit.
II.2. Teori Umum Brine Shrimp Lethality Test (BST) merupakan salah satu metode uji toksisitas yang banyak digunakan dalam penelusuran senyawa bioaktif yang toksisk dari bahan alam.
Metode
ini
menunjukkan
aktifitas
farmakologis yang luas, tidak spesifik dan dimanifestasikan sebagai toksisitas senyawa terhadap larva udang Artemia salina Leach. Metode ini dapat dilakukan dengan cepat, murah, mudah, dan cukup reprodicible
sehingga dapat digunakan sebagai Bioassay Guided Isolation yaitu isolasi komponen kimia berdasarkan aktifitas yang ditunjukkan oleh bioassay tersebut. Dengan mengetahui aktifitas dari suatu kelompok komponen kimia (fraksi), dapat dilakukan isolasi senyawa sehingga diperoleh senyawa tunggal yang aktif. (3 : 26) Toksisitas ialah efek berbahaya dari suatu bahan obat pada organ target. Uji toksistas dilakukan untuk mengetahui tingkat keamanan dan keberbahayaan zat yang akan diuji. Adapun sumber zat toksik dapat berasal dari bahan alam maupun bahan sintetik. Toksisitas diukur dengan mengamati kematian hewan percobaan. Kematian pada hewan percobaan dianggap sebagai respon dari pengeruh senyawa yang diuji, sehingga hubungan dari respon dengan menggunakan kematian sebagai jawaban toksik adalah titk awal untuk memperjelas toksisitas. Angka kematian dari hewan percobaan dihitung sebagai Medial Letal Dose (LD50) atau Median Letal
Concetration
(LC50).
Penggunaan
LC50 dimaksuddkan untuk
pengujian ketoksikan dengan perlakuan terhadap hewan coba secara inhalasi atau dengan media air. (3 : 27) Medial Letal Dose (LD50) adalah dosis dari sampel yang diuji
dengan mematikan 50% dari hewan coba sedangkan Medial Latal Concentration (LC50) adalah konsentrasi sampel yang diuji yang dapat mematikan 50% dari hewan coba. Senyawa bioaktif sering toksik terhadap larva Artemia salina Leach. Oleh karena itu, uji letal secara invitro terhadap larva udang dapat digunakan sebagai monitor yang bekerja
dengan cepat dan sederhana untuk senyawa bioaktif selama isolasi dari bahan alam. Telur larva udang Artemia salina Leach ketika di tempatkan pada air laut, telur akan menetas setalah 48 jam, menghasilkan larva dalam jumlah yang banyak. (3 : 27) Brine Shrimp Lethality Test (BST) merupakan salah satu metode untuk menguji bahan-bahan yang bersifat toksik dan digunakan sebagai suatu bioassay yang pertama untuk penelitian bahan alam. Metode ini menggunakan larva Artemia salina Leach sebagai hewan coba. Uji toksisitas dengan metode BST ini merupakan uji toksisitas akut dimana efek toksik dari suatu senyawa ditentukan dalam waktusingkat, yaitu rentang waktu selama 24 jam setelah pemberian dosis uji. Prosedurnya dengan menentukan nilai LC 50 dari aktivitas komponen aktif tanaman terhadap larva Artemia salina Leach. Suatu ekstrak dikatakan toksik berdasarkan metode BST jika harga LC < 1000 µg/ ml.
Penelitian
Carballo dkk menunjukkan adanya hubungan yang konsisten antara toksisitas dan letalitas Brine shrimp pada ekstrak tanaman. Metode BST dapat dipercaya untuk menguji aktivitas farmakologis dari bahan-bahan alami. Apabila suatu ekstrak tanaman bersifat toksik menurut harga LC 50 dengan metode BST, maka tanaman tersebut dapat dikembangkan sebagai obat anti kanker. Namun, bila tidak bersifat toksik maka tanaman tersebut dapat diteliti kembali untuk mengetahui khasiat lainnya dengan menggunakan hewan coba lain yang lebih besar dari larva Artemia salina seperti mencit dan tikus secara in vivo.
BAB III METODE KERJA III.1 Alat dan Bahan III.1.1 Alat Adapun alat yang digunakan pada praktikum yaitu aerator, gelas kimia, lampu pijar, lemari pendingin, mikropipet, tabung eppendorf, wadah penetas. III.1.2 Bahan Adapun bahan yang digunakan pada praktikum yaitu air laut, air suling, DMSO, ekstrak sampel Cliona vastifica, gonad bulu babi jantan dan betina, KCl 10%, kloroform, larva Artemia salina, metanol, ragi, sperma dan sel telur bulu babi, vinkristin III. 2 Cara Kerja III.2.1 Uji BST ( Brine Shrimp Lethality Test ) a. Penetasan Larva 1. Disiapkan alat dan bahan. 2. Diambil telur udang Artemia salina L secukupnya dan direndam dalam
air suling selama 10 menit. 3. Dipsahkan telur udang yang terapung dan yang tenggelam. Telur udang yang terapung dibuang karena tidak berisi, sedangkan yang tenggelam digunakan untuk penetasan. 4. Dimasukkan telur tesebut didalam wadahplastik berbentuk kerucut, lalu ditambahkan air laut.
5. Dimasukkan aerator kedalam wadah penetas dan diberikan cahaya lampu pijar. 6. Dididamkan selama 48 jam, larva siap digunakan untuk pengujian.
b. Pembuatan Konsentrasi Uji. 1. Disiapkan alat dan bahan. 2. Dilarutkan ekstrak/sampel dalam pelarut kloroform : metanol (1 :1) atau
pelarut yang sesuai. 3. Dibuat seri kadar dengan konsentrasi 10ppm, 100ppm dan 1000ppm. 4. Diuapkan pelarutnya hingga kering dan tidak berbau pelarut lagi. 5. Ditambahkan air laut sebanyak 2 ml. 6. Diuji pada larva udang Artemia salina L. 7. Digunakan pelarut yang sama dengan pengenceran ekstrak untuk
kontrol negatif. III.2.2. Uji Antimitosis a. Penyiapan Sel Telur dan Sperma Bulu babi. 1. Disiapkan alat dan bahan. 2. Dimasukkan gonad bulu babi jantan dan betina pada gelas kimia yang
berbeda. 3. Ditambahkan 1 ml KCl 10%. 4. Dimasukkan dalam lemari pendingin. 5. Ditambahkan 1 ml sperma bulu babi dan 4 ml sel telur bulu babi. 6. Dimasukkan air lau bebas protozoa.
b. Pembuatan konsentrasi uji. 1. Disiapkan alat dan bahan. 2. Diambil ekstrak sebanyak 10 mg.
3. Dilarutkan dalam 100 ml DMSO. 4. Ditambahkan air laut sebanyak 10 ml. 5. Dimasukkan dalam tabung eppendorf dan dibuat konsentasi 1µl, 10µl, 100µl. 6. Ditambahkan air laut sebanyak 900 µl. 7. Ditambahkan zigot 100µl.
8. Dikocok pada suhu 150 - 200C. 9. Inkubasi selama 2 jam. 10. Diamati.
DAFTAR PUSTAKA 1. Anonim. Sponge Aplysina . 2011. [accesed 15 November
2011]
Available from:http://id.wikipedia.org/wiki/Deskripsi. 2. Ria, andi. Klasifikasi Sponge. 2009. [accesed 15 November 2011]
Available
from:/http://eprints.uns.ac.id/389/ 1/168090609201010021.
pdf. Klasifikasi. 3. Tim Penyusun. 2011. Penuntun Praktikum Fitokimia. Makassar : Lephas unhas.