BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Terkait dengan masalah penyakit menular khususnya yang disebabkan oleh vektor nyamu nyamuk k perlu perlu adany adanyaa tindak tindakan an penang penangana anan n yang yang tepat. tepat. Tindak Tindakan an untuk untuk memutu memutuss rantai rantai penularan penyakit dan pemberantasan vektor sangatlah diperlukan. diperlukan. Berbagai alternatif sudah dilakukan untuk mengatasi penyakit yang di sebabkan oleh vektor vektor nyamu nyamuk, k, dianta diantarany ranyaa dengan dengan membasm membasmii jentik jentik-jen -jentik tik nyamu nyamuk k penye penyebab bab demam demam berdarah. Pembasmian jentik nyamuk umumnya dilakukan dengan menguras bak mandi, menutu menutup p tempat tempat yang yang mungk mungkin in menjad menjadii sarang sarang tempat tempat berkem berkemban bangbi gbiakn aknya ya nyamu nyamuk, k, mengubur barang bekas yang menampung air. Cara Cara lain lain yang yang dilaku dilakukan kan yaitu yaitu dengan dengan membasm membasmii larva larva nyamu nyamuk k sebagai sebagai sumber sumber penularan dengan menggunakan bubuk abate. Untuk mengatasi gangguan nyamuk dapat juga dilakukan dilakukan dengan dengan cara fogging yang bertujuan membasmi nyamuk deasa dan dapat juga dilak dilakuk ukan an deng dengan an meny menyem empr prot otka kan n obat obat anti anti nyam nyamuk uk dise diseki kita tarr ruma rumah h atau atau deng dengan an mengoleskan lotion anti nyamuk pada badan. !emampuan insektisida membunuh serangga bergantung pada bentuk, cara masuk kedalam tubuh serangga, macam bahan kimia, konsentrasi dan jumlah "dosis# insektisida. selai selain n itu itu juga juga haru haruss memp memperh erhati atika kan n fact factor or-fa -fakt ktor or yaitu yaitu spesi spesies es seran serangg ggaa yang yang akan akan diberantas, diberantas, ukuran, stadium, sistem pernapasan pernapasan dan bentuk mulut, mulut, penting penting juga mengetahui mengetahui habitat habitat dan perilaku serangga serangga deasa termasuk kebiasaan makannya. makannya. Untuk Untuk mengetahui mengetahui efektif atau tidaknya insektisida yang digunakan dalam program pengendalian vektor perlu di lakukan bioassay.
1.2
Tujuan
$. %engetahui %engetahui cara kerja kerja insektisi insektisida da pada pada larva larva nyamuk nyamuk yang yang di uji &. %engetahui %engetahui efektiv efektivitas itas insektisida insektisida dalam dalam tatakan tatakan atau atau tempat tempat yang yang berbeda berbeda 1
'. %engetahui daya bunuh insektisida
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pengendalian vektor yaitu menerapkan bermacam & cara sehingga vektor tidak menularkan penyakit dengan tidak menimbulkan kerusakan(gangguan terhadap lingkungan. pengendalian vektor yg tepat guna yaitu pengendalian secara tepat sasaran, tepat aktu, tepat insektisida, tepat cara, dan tepat dosis. Pengendalian hayati yaitu ilmu terapan yang membicarakan pengendalian jasad pengganggu, menggunakan musuh-musuh alaminya baik sebagai predator, parasit maupun patogen. Bioinsektisida adalah )nsektisida biologi yang dapat digunakan untuk mengendalikan jentik vektor secara hayati. Uji Bioassay adalah suatu cara untuk mengukur efektivitas suatu insektisida terhadap vektor penyakit. *da ' jenis Uji Bioassay yaitu + $. Uji bioassay kontak langsung "residu# &. Uji bioassay kontak tidak langsung "air bioassay# "residu# '. Uji bioassay untuk pengasapan "fogging(U# Proses perkembangan nyamuk merupakan peristia yang paling menakjubkan. i baah ini uraian singkat tentang metamorfosis nyamuk dimulai dari larva mungil melalui sejumlah fase perkembangan yang berbeda hingga pada akhirnya menjadi nyamuk deasa. /yamuk betina menaruh telurnya, yang diberi makan berupa darah agar dapat tumbuh dan berkembang, pada dedaunan lembab atau kolam-kolam yang tak berair di musim panas atau gugur. 0ebelumnya, nyamuk betina ini menjelajahi ilayah yang ada dengan sangat teliti menggunakan reseptornya yang sangat peka yang terletak pada perutnya. 0etelah menemukan tempat yang cocok, nyamuk mulai meletakkan telur-telurnya. Telur yangpanjangnya kurang dari $ mm ini diletakkan secara teratur hingga membentuk sebuah barisan teratur. Beberapa 2
spesies nyamuk meletakkan telur-telurnya sedemikian hingga berbentuk seperti sebuah sampan. Beberapa koloni telur ini ada yang terdiri dari '11 buah telur. Telur-telur yang berarna putih ini kemudian berubah arna menjadi semakin gelap, dan dalam beberapa jam menjadi hitam legam. 2arna gelap ini berfungsi untuk melindungi telur-telur tersebut agar tidak terlihat oleh serangga maupun burung pemangsa. 0ejumlah larva-larva yang lain juga berubah arna, menyesuaikan dengan arna tempat di mana mereka berada, hal ini berfungsi sebagai kamuflase agar tidak mudah terlihat oleh pemangsa. arva-larva ini berubah arna melalui berbagai proses kimia yang terjadi pada tubuhnya. Tidak diragukan lagi baha telur, larva maupun nyamuk betina bukanlah yang menciptakan sendiri ataupun mengendalikan berbagai proses kimia yang mengakibatkan perubahan arna tersebut seiring dengan perjalanan metamorfosis nyamuk. !etika periode inkubasi telur telah berlalu, para larva lalu keluar dari telurtelur mereka dalam aktu yang hampir bersamaan. arva "jentik nyamuk# yang makan terusmenerus ini tumbuh sangat cepat hingga pada akhirnya kulit pembungkus tubuhnya menjadi sangat ketat dan sempit. 3al ini tidak memungkinkan tubuhnya untuk tumbuh membesar lagi. )ni pertanda baha mereka harus mengganti kulit. Pada tahap ini, kulit yang keras dan rapuh ini dengan mudah pecah dan mengelupas. Para larva tersebut mengalami dua kali pergantian kulit sebelum menyelesaikan periode hidup mereka sebagai larva. 4entik nyamuk mendapatkan makanan dengan cara membuat pusaran air kecil dalam air dengan menggunakan bagian ujung dari tubuh yang ditumbuhi bulu sehingga mirip kipas. !isaran air tersebut menyebabkan bakteri dan mikroorganisme lainnya tersedot dan masuk ke dalam mulut larva nyamuk. Proses pernapasan jentik nyamuk, yang posisinya terbalik di baah permukaan air, terjadi melalui sebuah pipa udara yang mirip dengan 5 snorkel 6 "pipa saluran pernapasan# yang biasa digunakan oleh para penyelam. Tubuh jentik mengeluarkan cairan yang kental yang mampu mencegah air untuk memasuki lubang tempat berlangsungnya pernapasan. 0ungguh, sistem pernapasan yang canggih ini tidak mungkin dibuat oleh jentik itu sendiri. )ni tidak lain adalah bukti ke-%ahakuasaan *llah dan kasih sayang-/ya pada makhluk yang mungil ini, agar dapat bernapas dengan mudah. Pada tahap larva "jentik#, terjadi pergantian kulit sekali lagi. Pada tahap ini, larva tersebut berpindah menuju bagian akhir dari perkembangan mereka yakni tahap kepompong " pupal stage#. !etika kulit kepompong terasa sudah sempit dan ketat, ini pertanda bagi larva untuk keluar dari kepompongnya. 0elama masa perubahan terakhir ini, larva nyamuk menghadapi tantangan yang membahayakan jianya, yakni masuknya air yang dapat menyumbat saluran 3
pernapasan. 3al ini dikarenakan lubang pernapasannya, yang dihubungkan dengan pipa udara dan menyembul di atas permukaan air, akan segera ditutup. 4adi sejak penutupan ini, dan seterusnya, pernapasan tidak lagi melalui lubang tersebut, akan tetapi melalui dua pipa yang baru terbentuk di bagian depan nyamuk muda. Tidak mengherankan jika dua pipa ini muncul ke permukaan air sebelum pergantian kulit terjadi "yakni sebelum nyamuk keluar meninggalkan kepompong#. /yamuk yang berada dalam kepompong kini telah menjadi deasa dan siap untuk keluar dan terbang. Binatang ini telah dilengkapi dengan seluruh organ dan organelnya seperti antena, kaki, dada, sayap, abdomen dan matanya yang besar. !emunculan nyamuk dari kepompong diaali dengan robeknya kulit kepompong di bagian atas. 7esiko terbesar pada tahap ini adalah masuknya air ke dalam kepompong.Bagian atas kepompong yang sobek tersebut dilapisi oleh cairan kental khusus yang berfungsi melindungi kepala nyamuk yang baru 5lahir6 ini dari bersinggungan dengan air. %asa-masa ini sangatlah kritis. 0ebab tiupan angin yang sangat lembut sekalipun dapat berakibatkan kematian jika nyamuk muda tersebut jatuh ke dalam air. /yamuk muda ini harus keluar dari kepompongnya dan memanjat ke atas permukaan air dengan kaki-kakinya sekedar menyentuh permukaan air.
4
BAB III METODE KERJA
.1
Alat !an Ba"an 1. Alat # o
*spirator
o
!erucut Bio *ssay ( Bio *ssay Cone ( Comical
o
*lat untuk dijadikan tatakan ( dinding perekat yaitu triplek , kaca dan keramik
o
Timer
o
Paper cup
o
!apas
o
*lat tulis untuk mencatat
2. Ba"an
.2
o
0pesies nyamuk tertentu
o
)nsektisida " baygon #
$ara Kerja
$. Persiapkan seluruh alat dan bahan yang akan digunakan &. Persiapkan dinding atau tatakan di satu barisan yang sama. inding(tatakan pertama triplek yang kedua kaca dan ketiga keramik. '. 0emprotkan insektisida ke tatakan ( dinding perekat tersebut 8. Tempelkan Bio *ssay Cone ( corong yang atas nya disumpal oleh kapas. 9. %asukkan nyamuk sebanyak &1 - &9 ekor :. Biarkan kontak selama $ jam
5
;. *mati keadaan nyamuk dan di dinding perekat yang mana nyamuk akan cepat mati. <. Catat jumlah nyamuk yang mati
BAB I% HASIL DAN KESIMPULAN
&.1
Ha'(l
ari praktek yang telah kami lakukan didapat hasil jumlah nyamuk yang mati +
&.2
-
Pada media kaca + &9 ekor
-
Pada media keramik + &9 ekor
-
Pada media triplek + &9 ekor
Ke'()*ulan
ari ketiga media yang kami gunakan pada praktek uji bio asay ini, didapat hasil semua nyamuk mati. /amun pada media kaca dan keramik nyamuk lebih cepat mati dibandingkan dengan media triplek. 3al itu dikarenakan triolek menyerap insektisida yang disemprotkan, sehingga nyamuk tidak terlalu kontak dengan insektisida. 0edangkan oada media kaca dan keramik, insektisida tidak diserap oleh material media, sehingga nyamuk kontak langsung dengan cairan insektisida tersebut. Pada setiap media yang digunakan dalam praktek ini membutuhkan aktu yang berbeda dalam membunuh nyamuk. Pada praktikum ini, ditemukan kendala yaitu pada saat memasukan nyamuk kedalam bio asaay cone, sehingga nyamuk yang masuk tidak bersamaan kontak dengan media yang sudah disemprotkan insektisida.
6