MAKALAH FARMAKOTERAPI GLAUKOMA DOSEN PENGAMPU : TIYAS PUTRI NUGRAHENI, M.Sc., Apt
Disusun Oleh : Husna Lathifatu Hilma
(F120155010)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS PROGRAM STUDI S-1 FARMASI Alamat : Jl. Ganesha I Purwosari Kudus 59316, Jawa Tengah, Indonesia Telp : (0291) 437 218/442993 TAHUN 2018
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................
i
DAFTAR ISI ...........................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ............................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................
1
1.1 Latar Belakang .............................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................
1
1.3 Tujuan ..........................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................
3
2.1 Pengertian ....................................................................................
3
2.2 Klasifikasi ....................................................................................
3
2.3 Perbedaan Glaukoma Primer Sudut Terbuka dan Tertutup .........
5
2.4 Penyebab ......................................................................................
5
2.5 Gejala dan Tanda ..........................................................................
5
2.6 Strategi Terapi ..............................................................................
7
2.7 Algoritma Terapi ..........................................................................
9
BAB III PENUTUP ................................................................................
10
3.1 Kesimpulan...................................................................................
10
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
11
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “Makalah Farmakoterapi Glaukoma” sebagai tugas dari mata kuliah Farmakoterapi. Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Tiyas Putri Nugraheni, selaku dosen pengampu mata kuliah Farmakoterapi yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan, rekan-rekan, serta semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Demi penyempurnaan penulisan makalah selanjutnya, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Wassalammu’alaikumWr.Wb
Kudus, 03 Februari 2018
Penulis
iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Glaukoma
adalah
kerusakan
penglihatan
yang
biasanya
disebabkan
oleh
meningkatnya tekanan bola mata. Meningkatnya tekanan di dalam bola mata ini disebabkan oleh ketidak-seimbangan antara produksi dan pembuangan cairan dalam bola mata, sehingga merusak jaringanjaringan syaraf halus yang ada di retina dan di belakang bola mata . Glaukoma adalah penyebab kebutaan kedua terbesar di dunia setelah katarak. Diperkirakan 66 juta penduduk dunia sampai tahun 2010 akan menderita gangguan penglihatan karena glaukoma. Kebutaan karena glaukoma tidak bisa disembuhkan, tetapi pada kebanyakan kasus glaucoma dapat dikendalikan. Glaukoma disebut sebagai 'pencuri penglihatan' karena sering berkembang tanpa gejala yang nyata. Penderita glaukoma sering tidak menyadari adanya gangguan penglihatan sampai terjadi kerusakan penglihatan yang sudah lanjut. Diperkirakan 50% penderita glaukoma tidak menyadari mereka menderita penyakit tersebut. Karena kerusakan yang disebabkan oleh glaukoma tidak dapat diperbaiki, maka deteksi, diagnosa dan penanganan harus dilakukan sedini mungkin. 1.2 Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dari pembuatan makalah ini yaitu: 1. Apa pengertian dari penyakit glaukoma? 2. Apa saja klasifikasi penyakit glaukoma? 3. Bagaimana perbedaan glaukoma primer sudut terbuka dan tertutup? 4. Apa saja penyebab penyakit glaukoma? 5. Bagaimana gejala dan tanda penyakit glaukoma? 6. Bagaimana strategi terapi penyakit glaukoma? 7. Bagaimana algoritma penyakit glaukoma?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengertian penyakit glaukoma 2. Untuk mengetahui klasifikasi penyakit glaukoma
1
3. Untuk mengetahui dan memahami perbedaan glaukoma primer sudut terbuka dan tertutup 4. Untuk mengetahui penyebab penyakit glaukoma 5. Untuk mengetahui dan memahami gejala dan tanda penyakit glaukoma 6. Untuk mengetahui, memahami serta mampu menerapkan strategi terapi penyakit glaukoma 7. Untuk mengetahui, memahami serta mampu mengaplikasikan algoritma terapi glaukoma
2
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian
Menurut Ilyas (2006), Glaukoma berasal dari kata Yunani “ glaukos” yang berarti hijau kebiruan, yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Glaukoma adalah suatu keadaan tekanan intraokuler/tekanan dalam bola mata relatif cukup besar untuk menyebabkan kerusakan papil saraf optik dan menyebabkan kelainan lapang pandang. Glaukoma merupakan suatu kumpulan gejala yang mempunyai suatu karakteristik optik neuropati yang berhubungan dengan hilangnya lapangan pandang. Walaupun kenaikan tekanan intra okuli adalah salah satu dari faktor risiko primer, ada atau tidaknya faktor ini tidak merubah definisi penyakit. (Skuta, 2009-2010) 2.2 Klasifikasi
Adapun menurut American of Ophthalmology glaukoma dibagi atas: 2.2.1. Glaukoma Primer a. Glaukoma Sudut Terbuka Primer Penyebabnya secara umum adalah sebagai suatu ketidaknormalan pada matriks ekstraselular trabekular meshwork dan pada sel trabekular pada daerah jukstakanalikuler, meskipun juga ada di tempat lain. Sel trabekular dan matriks ekstraselular disekitarnya diketahui ada pada tempat agak sedikit spesifik. Glaukoma sudut terbuka primer terdapat kecenderungan familial yang kuat. Gambaran patologi utama berupa proses degeneratif trabekular meshwork sehingga dapat mengakibatkan penurunan drainase humor aquos yang menyebabkan peningkatan takanan intraokuler. Pada 99% penderita glaukoma primer sudut terbuka terdapat hambatan pengeluaran humor aquos pada sistem trabekulum dan kanalis schlemm.
Gambar 1. Aliran humor aquos glaukoma sudut terbuka
3
b. Glaukoma Sudut Tertutup Glaukoma sudut tertutup didefenisikan sebagai aposisi iris perifer terhadap trabekular meshwork dan menghasilkan penurunan aliran akuos humor melalui sudut bilik mata. Mekanisme terjadinya glaukoma sudut tertutup dibagi dalam 2 kategori yaitu : • Mekanisme yang mendorong iris ke depan dari belakang • Mekanisme yang menarik iris ke depan dan kontak dengan trabecular meshwork Blok pupil yang terjadi akibat iris yang condong kearah depan sering menyebabkan glaukoma sudut tertutup. Aliran akuos humor dari posterior ke anterior akan terhalang. Dengan diproduksinya akuos humor terus-menerus sementara tekanan bola mata terus naik, maka akan sekaligus menyebabkan terjadinya pendorongan iris menekan jaringan trabekulum sehingga sudut bilik mata menjadi sempit (Kansky, 2003) Glaukoma sudut tertutup primer terjadi pada mata dengan predisposisi anatomis tanpa ada kelainan lainnya. Adanya peningkatan tekanan intraokuler karena sumbatan aliran keluar humor aquos akibat oklusi trabekular meshwork oleh iris perifer.
Gambar 2. Glaukoma sudut tertutup
2.2.2. Glaukoma Sekunder Peningkatan tekanan intraokuler pada glaukoma sekunder merupakan manifestasi dari penyakit lain dapat berupa peradangan, trauma bola mata dan paling sering disebabkan oleh uveitis.
2.2.3. Glaukoma Kongenital Glaukoma kongenital biasanya sudah ada sejak lahir dan terjadi akibat gangguan perkembangan pada saluran humor aquos. Glaukoma kongenital seringkali diturunkan. Pada glaukoma kongenital sering dijumpai adanya epifora dapat juga berupa fotofobia serta peningkatan tekanan intraokuler. Glaukoma kongenital terbagi atas glaukoma kongenital primer (kelainan pada sudut kamera okuli anterior), anomali perkembangan segmen anterior, dan kelainan lain (dapat berupa aniridia, sindrom Lowe, sindom Sturge-Weber dan rubela kongenital). 4
Glaukoma infantil atau kongenital primer ini timbul pada saat lahir atau dalam 1 tahun kehidupannya. Kondisi ini disebabkan kelainan perkembangan sudut bilik depan yang menghambat aliran akuos humor. Patofisiologi terjadinya ada dua, yang pertama bahwa ketidaknormalan membran atau sel pada trabekular meshwork adalah mekanisme patologik primer, yang kedua adalah anomali segmen luas, termasuk insersi abnormal muskulus siliaris. (Kansky, 2003) 2.3 Perbedaan No
Sudut-Terbuka
Sudut-Tertutup
1.
Kronik
Akut
2.
Riwayat keluarga
Tidak diturunkan
3.
Tidak timbul gejala
Timbul gejala
4.
Tidak disadari penderita
Disadari penderita
5.
Paling umum dijumpai
Jarang dijumpai
2.4 Penyebab
Penyebab pasti glaukoma sudut terbuka belum pasti diketahui. Peningkatan TIO (Tekanan Intra Okuler) pada POAG (Primary Open-Angle Glaucoma) disebabkan karena peningkatan tahanan aliran pada trabekular meshwork dimana dengan pertambahan usia terjadi proses degenerasi dan sklerosia/iskemik di trabkuler meshwork. Sedangkan pada glaukoma sudut tertutup primer (PACG) terjadi karena mekanisme terdorongnya iris ke belakang menyentuh trabekular meshwork menyebabkan sumbatan sudut kamera anterior oleh iris ferifer. (Skuta, 2010-2011) Glaukoma lebih sering terjadi pada umur di atas 40 tahun. Beberapa faktor resiko lainnya untuk terjadi glaukoma, antara lain : - Faktor genetik, riwayat glaukoma dalam keluarga. - Penyakit hipertensi - Penyakit diabetes dan penyakit sistemik lainnya. - Kelainan refraksi berupa miopi dan hipermetropi - Ras tertentu
2.5 Gejala dan Tanda Pasien dengan glaukoma primer sudut terbuka (glaukoma kronik sudut terbuka) dapat tidak memberikan gejala sampai kerusakan penglihatan yang berat terjadi, sehingga dikatakan 5
sebagai pencuri penglihatan. Berbeda pada glaukoma akut sudut tertutup, peningkatan tekanan TIO berjalan cepat dan memberikan gejala mata merah, nyeri dan gangguan penglihatan.
a. Peningkatan TIO (Tekanan Intra Okuler) Normal TIO berkisar 10-21 mmHg (rata-rata 16 mmHg). Tingginya TIO menyebabkan kerusakan saraf optik tergantung beberapa faktor, meliputi tingginya TIO dan apakah glaukoma dalam tahap awal atau lanjut. Secara umum, TIO dalam rentang 20-30 mmHg biasanya menyebabkan kerusakan dalam tahunan. TIO yang tinggi 40-50 mmHg dapat menyebabkan kehilangan penglihatan yang cepat dan mencetuskan oklusi pembuluh darah retina b. Halo sekitar cahaya dan kornea yang keruh Kornea akan tetap jernih dengan terus berlangsungnya pergantian cairan oleh sel-sel endotel. Jika tekanan meningkat dengan cepat (glaukoma akut sudut tertutup), kornea menjadi penuh air, menimbulkan halo di sekitar cahaya. c. Nyeri. Nyeri bukan karakteristik dari glaukoma primer sudut terbuka. d. Penyempitan lapang pandang Tekanan yang tinggi pada serabut saraf dan iskemia kronis pada saraf optik menimbulkan kerusakan dari serabut saraf retina yang biasanya menghasilkan kehilangan lapang pandang (skotoma). Pada glaukoma stadium akhir kehilangan lapang penglihatan terjadi sangat berat (tunnel vision), meski visus pasien masih 6/6 (gambar 3)
Gambar 3. Penglihatan tunnel vision pada penderita Glaukoma e. Perubahan pada diskus optik. Kenaikan TIO berakibat kerusakan optik berupa penggaungan dan degenerasi papil saraf optik. f. Oklusi vena g. Pembesaran mata
6
Pada dewasa pembesaran yang signifikan tidak begitu tampak. Pada anak-anak dapat terjadi pembesaran dari mata (buftalmus) 2.6 Strategi Terapi
2.6.1. Terapi Farmakologi Pengobatan terhadap glaukoma adalah dengan cara medikamentosa a. Medikamentosa 1. Penekanan pembentukan humor aqueus, antara lain: - β adrenegik bloker topikal seperti timolol maleate 0,25 - 0,50 % 2 kali sehari, betaxolol 0.25% dan 0.5%, levobunolol 0.25% dan 0.5%, metipranolol 0.3%, dan carteolol 1% - apraklonidin - inhibitor karbonik anhidrase seperti asetazolamid (diamox) oral 250 mg 2 kali sehari, diklorofenamid, metazolamid 2. Meningkatkan aliran keluar humor aqueus seperti: prostaglandin analog, golongan parasimpatomimetik, contoh: pilokarpin tetes mata 1 - 4 %, 4-6 kali sehari, karbakol, golongan epinefrin 3. Penurunan volume korpus vitreus. 4. Obat-obat miotik, midriatikum, siklopegik Obat-obat anti glaukoma meliputi: • Prostaglandin analog-hypotensive lipids • Beta adrenergic antagonist (nonselektif dan selektif) • Parasimpatomimetik (miotic) agents, termasuk cholinergic dan anticholinergic agents. • Carbinic anhydrase inhibitor (oral, topikal) • Adrenergic agonists (non selektif dan selektif alpha 2 agonist) • Kombinasi obat Hyperosmotics agents. 2.6.2 Terapi Nonfarmakologi Tindakan operasi untuk glaukoma: • Untuk glaukoma sudut terbuka - Laser trabekuloplasti - Trabekulektomi - Full-thickness Sclerectomy - Kombinasi bedah katarak dan filtrasi • Untuk glaukoma sudut tertutup - Laser iridektomi 7
- Laser gonioplasti atau iridoplasti perifer • Prosedur lain untuk menurunkan tekanan intraokuli - Pemasangan shunt - Ablasi badan siliar - Siklodialisis - Viskokanalostomi • Untuk glaukoma kongenital - Goniotomi dan trabekulotomi
8
2.7 Algoritma Terapi
9
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Glaukoma berasal dari kata Yunani “ glaukos” yang berarti hijau kebiruan, yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Glaukoma adalah suatu keadaan tekanan intraokuler/tekanan dalam bola mata relatif cukup besar untuk menyebabkan kerusakan papil saraf optik dan menyebabkan kelainan lapang pandang. Menurut American of Ophthalmology glaukoma dibagi atas glaukoma sudut terbuka primer, glaukoma sudut tertutup, glaukoma sekunder, dan glaukoma konginetal. Glaukoma lebih sering terjadi pada umur di atas 40 tahun. Beberapa faktor resiko lainnya untuk terjadi glaukoma, antara lain faktor genetik, riwayat glaukoma dalam keluarga, penyakit hipertensi, penyakit diabetes dan penyakit sistemik lainnya, kelainan refraksi berupa miopi dan hipermetropi dan ras tertentu. Pasien dengan glaukoma primer sudut terbuka (glaukoma kronik sudut terbuka) dapat tidak memberikan gejala sampai kerusakan penglihatan yang berat terjadi, sehingga dikatakan sebagai pencuri penglihatan. Berbeda pada glaukoma akut sudut tertutup, peningkatan tekanan TIO (Tekanan Intra Okuler) berjalan cepat dan memberikan gejala mata merah, nyeri dan gangguan penglihatan.
Beberapa obat-obat anti glaukoma meliputi: Prostaglandin analog-hypotensive lipids, Beta adrenergic antagonist (nonselektif dan selektif), Parasimpatomimetik (miotic) agents, termasuk cholinergic dan anticholinergic agents., Carbinic anhydrase inhibitor (oral, topikal), Adrenergic agonists (non selektif dan selektif alpha 2 agonist), Kombinasi obat Hyperosmotics agents. Sedangkan terapi nonfarmakologi berupa terapi operatif dan laser seperto Iridektomi dan iridotomi perifer, Bedah drainase glaukoma dengan trabekulektomi, goniotomi, dan Argon Laser Trabeculoplasty (ALT).
10
DAFTAR PUSTAKA
Blanco AA, Costa VP, Wilson RP. Handbook of Glaucoma. London: Martin Dunitz; 2002. 17-20 Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata Ed 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2006. 205-216 Kanski JJ. Clinical Ophthalmology 3rd Ed . Oxford: Butterworth-Heinemann; 1994. 234-248. Skuta, et al. American Academy of Ophthalmology. Glaucoma. Basic and Clinical Science Course. 2010; 4: 52-59
11