LAPORAN PENDAHULUAN BATU PYELUM
Untuk memenuhi tugas Profesi Ners Departemen Surgikal Ruang 19 RSSA Malang
PADA PASIEN TN. IS DENGAN BATU PYELUM
Disusun untuk memenuhi Tugas Profesi di Ruang 19 RSUD dr. SAIFUL ANWAR MALANG
Disusun oleh : Wahyuni
135070201111006
Telah diperiksa kelengkapannya pada: Hari
:
Tanggal
:
Perseptor akademik
( NIP
Perseptor Klinik
)
( NIP
)
RENCANA KEGIATAN MINGGUAN
Departemen
: Medikal
Persepti
: Wahyuni
Periode
: 02-07 Oktober 2017
Preseptor
:
Ruang
: 19
Minggu
:
A. Target yang ingin dicapai 1. Dapat memberikan asuhan keperawatan kepada klien dengan batu pyelum selama satu minggu (tanggal 02-07 Oktober 2017): a. Mampu melakukan pengkajian pengkajian pada pasien dengan batu pyelum beserta keluarga (riwayat kesehatan klien dan keluarga) b. Membuat analisa data yang diperoleh dari pengkajian c. Menentukan masalah keperawatan yang muncul dan dapat memprioritaskan masalah d. Mengintepretasikan Mengintepretas ikan masalah keperawatan yang didapat, meliputi tujuan dan kriteria kriteri a hasil yang ingin dicapai e. Membuat rencana keperawatan dengan masalah keperawatan yang muncul
2.
a.
Pengkajian pada pasien
b.
Mengumpulkan data obyektif dan
Data subyektif dan obyektif telah
subyektif
terkumpul dan telah dianalisa
dari
pasien
Hari 1
dan
Data dapat terkumpul
keluarga
3.
c.
Menganalisa Data
a.
Menentukan Menentuka n masalah dari data
b.
Hari 1
Masalah yang terjadi pada pasien
yang telah terkumpul.
telah teridentifikasi. teridentifikasi.
Memprioritaskan Mempriorit askan masalah yang
Masalah telah diprioritaskan.
terjadi pada pasien. 4.
5
Menentukan tujuan, kriteria hasil serta
Hari 1
rencana intervensi yang sesuai
minimal untuk mengatasi
dengan masalah keperawatan
keperawatan
Mengimplementasikan Mengimplementa sikan rencana
Hari 1-6
keperawatan 6.
Tujuan, kriteria kriteri a hasil dapat tersusun
Rencana keperawatan dapat diimplementasikan kepada pasien
Memenuhi KDM pasien:
Hari 1-6
Pasien nyaman dengan posisinya
6.1 Memberikan posisi nyaman
6.2 Mengobservasi TTV.
6.3 Menentukan
masalah
nutrisi
mengukur balance cairan.
TTV terpantau dengan baik
dan
Pasien
menerima
nutrisi
dan
cairan adekuat.
Hasil
laboratorium
terpantau
-
Mengambil darah vena
-
Memasang NGT
-
Memberikan cairan makanan per sonde
-
Melakukan katerisasi urin
-
Menyiapkan
pasien
untuk
pemeriksaan diagnostic -
Melakukan
keterampilan
dan
prosedur kepada pasien dengan masalah transportasi gas (melalui kanula binasal, melalui NRBM dan RBM) -
Memberikan latihan nafas dalam dan
batuk
efektif
untuk
mengeluarkan sekret -
Melakukan suction
-
Memberikan
pendidikan
kesehatan kepada Pasien (misal dialisis peritoneal, DM, GGK dll). -
Mengenali suara jantung notmal
kecukupan nutrisi -
Mengajarkan
teknik
relaksasi
nafas dalam -
Menyusun discharge planning
-
Melakukan nebulizer
-
Menghitung bising usus
-
Melakukan GC
-
Menghitung jumlah darah pada kasus IVH
- Merawat
luka
dengan
teknik
aseptik
C. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
D. Evaluasi Diri Praktikan
LAPORAN PENDAHULUAN ANATOMI FISIOLOGI Anatomi Traktus Urinarius Sistem saluran kemih merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih) (Speakman,2008).Susunan sistem saluran kemih terdiri dari : a) dua ginjal yang mmenghasilkan urin, b) dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih), c) satu vesika urinaria tempat urin dikumpulkan,dan d) satu uretra urin dikeluarkan dari vesika urinaria (Panahi, 2010) Anatomi Renal Renal terletak di dalam rongga retroperitoneal abdomen di samping vertebra lumbal atas. Membentang dari setinggi vertebra Thoracal 11-12 sampai lumbal 3. Renal dextra lebih renaldah letaknya dari renal sinistra, karenala tertekan oleh hepar. Renal mempunyai dua buah kutub yaitu superior yang mempunyai glandula suprarenalalis, dan inferior. Renal juga mempunyai dua permukaan: di anterior yang berlekuk dan di posterior yang rata. Selain itu renal mempunya dua tepi: tepi lateral yang berbentuk cembung, dan tepi medial yang berbentuk cekung dan mempunyai suatu hilus renalalis, tempat masuk keluarnya pembuluh darah arteri dan vena, limfe, dan saraf. Renal di lindungi oleh costa sebelas dan dua belas (bagian
Persarafan pada renal di atur oleh susunan saraf simpatis yaitu plexus renalalis. Ukuran renal sekitar 10-12 cm panjang, lebarnya 4-6 cm, dan tebalnya sekitar 3,5-5 cm . Anatomi Ureter
Anatomi Uretra Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria berfungsi menyalurkan air kemih ke luar. Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13.7-16.2 cm, terdiri dari : a.Uretra pars prostatika b.Uretra pars membranosa c.Uretra pars spongiosa Uretra pada wanita panjangnya kira-kira 3.7-6.2 cm sphincter uretra terletak di sebelah atas vagina (antara clitoris dan vagina ) dan uretra disini hanya sebagai saluran ekskresi (Panahi, 2010).
DEFINISI Batu saluran kemih dapat ditemukan sepanjang saluran kemih mulai dari sistem kaliks ginjal, pielum, ureter, buli-buli dan uretra. Batu ini mungkin terbentuk di di ginjal kemudian turun ke saluran kemih bagian bawah atau memang terbentuk di saluran kemih bagian bawah karena adanya stasis urine seperti pada batu buli-buli karena hiperplasia prostat atau batu uretra yang terbentuk di dalam divertikel uretra. Batu ginjal adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di kaliks, infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginjal dan merupakan batu slauran kemih yang paling sering terjadi (Purnomo, 2000). Batu di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah massa keras seperti batu yang
Defisiensi vitamin A menyebabkan terjadinya deskuamasi lapisan epitel sehingga terbentuknya nidus yang terdeposisi menjadi batu. Mekanisme ini biasanya aktif terjadi pada pembentukan batu bulu-bulu (vesikolithiasis) (Williams, 2012).
Gangguan pengendapan urin dan koloid Dehidrasi mengakibatkan larutan urin terkonsentrasi sehingga terbentuk persipitat. Kurangnya koloid urin yang berfungsi menyerap bahan larut, atau mukoprotein, yang memecahkan kalsium, akan terkristalisasi sehingga membentuk batu (Williams, 2012).
Kekurangan sitrat pada urin Adanya sitrat sitrat pada urin, urin, sekitar 300 – 900 mg per 24 jam (1, 6 – 4, 7 mmol per 24 jam) yang terdiri dari asam sitrus menyebabkan kalsium fosfat tidak larut dan mempertahankan sitrat dalam larutan (Purnomo, 2003 dan Williams, 2012).
Infeksi pada ginjal Infeksi rentan menyebabkan pembentukan batu saluran kemih. Baik secara klinis maupun eksperimental sudah membuktikan bahwa batu sangat sering terjadi apaila air kemih terinfeksi dengan adanya streptococci streptococci pemecah-urea, staphylococci dan terutamanya Proteus spp (Purnomo, spp (Purnomo, 2003 dan Williams, 2012).
Stasis Urin dan Inadequasi Drainase Urin Secara teoritis batu dapat terbentuk di saluran kemih terutama pada tempat-tempat yang sering mengalami hambatan aliran urin (stasis urin), yaitu pada sistem kalises ginjal atau buli-buli. Adanya kelainan bawaan pada sistem pelvikalises (stenosis uretero-pelvis),
FAKTOR RISIKO Menurut Purnomo (2003) terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan aliran urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik). a.
Faktor intrinsic
1. Herediter (keturunan) Studi menunjukkan bahwa penyakit batu diwariskan. Untuk jenis batu umum penyakit, individu dengan riwayat keluarga penyakit batu memiliki risiko dua kali lipat lebih tinggi menjadi batu bekas. Ini risiko yang lebih tinggi mungkin karena kombinasi dari predisposisi genetik dan eksposur lingkungan yang sama (misalnya, diet). Meskipun beberapa faktor genetik telah jelas berhubungan dengan bentuk yang jarang dari nefrolisiasis, (misalnya, cystinuria), informasi masih terbatas pada gen yang berkontribusi terhadap risiko bentuk umum dari penyakit batu (Pearle, 2009). 2. Umur Penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun. Untuk pria, insiden mulai meningkat setelah usia 20, puncak antara 40 dan 60 tahun. Untuk wanita, tingkat insiden tampaknya lebih tinggi pada akhir 20-an pada usia 50, sisa yang relatif konstan selama beberapa dekade berikutnya (Purnomo, 2003 dan Pearle, 2009). 3. Jenis kelamin Jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan pasien perempuan.
Sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk dan kurang aktifitas atau sedentary life. life.
KLASIFIKASI 1) Batu kalsium Kalsium adalah batu yang paling banyak menyebabkan BSK (70%-80%). Dijumpai dalam bentuk batu kalsium oksalat, batu kalsium fosfat atau campuran. Terbentuknya batu terkait kadar kalsium yang tinggi di dalam urine atau darah dan akibat dari dehidrasi, overdosis vit D, gangguan kelenjar paratiroid, kanker, penyakit ginjal. Batu kalsium terdiri dari dua tipe : (Purnomo, 2003).
Whewellite (monohidrat): batu padat, konsentrasi as. oksalat tinggi pada air kemih.
Kombinasi kalsium - magnesium menjadi weddllite (dehidrat): kuning, mudah hancur (Purnomo, 2003).
Faktor terjadinya batu oksalat adalah sebagi berikut: (Purnomo, 2003)
Hiperkalsiuri Hiperkalsi uri : kenaikan kadar kalsium urin > 250-300mg/24jam, disebabkan oleh peningkatan absorbs kalsium melalui usus, gangguan reabsorbsi kalsium oleh ginjal, dan peningkatan reabsorbsi tulang karena hiperparatiroid atau tumor paratiroid.
Hiperoksaluri Hiperoksalur i : peningkatan ekskresi oksalat > 45 gram/ hari, banyak diderita oleh penderita yang mengalami kelainan usus karena post operasi, diet kaya oksalat, (teh,
Terjadi pada 5-10% penderita dengan komposisi asam urat. biasanya berusia > 60 tahun. Batu asam urat dibentuk hanya oleh asam urat. Gout arthritis, mieloproliferative, penggunaan kemoterapi, obat urikosurik sulfinpirazone, thiazide, salisilat.pasien obesitas, alkoholik, diet tinggi protein, hiperurikosurik dan dehidrasi berpeluang besar menderita BSK ini, karena meningkatkan ekskresi asam urat sehingga pH air kemih menjadi rendah. Ukuran batu bervariasi dari kecil, besar hingga membentuk staghorn (tanduk rusa). Batu asam urat ini adalah batu yang dapat dipecah dengan obat. 90% berhasil dengan kemolisis (Purnomo, 2003).
3) Batu struvit (magnesium-amonium (magnesium-amonium fosfat) Batu struvit disebut juga batu infeksi, terbentuknya batu ini disebabkan adanya ISK. Kuman penyebab infeksi ini adalah golongan kuman pemecah urea atau urea splitter yang dapat menghasilkan enzim urease dan merubah urine menjadi bersuasana basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak. Kuman yang termasuk pemecah urea di antaranya adalah : Proteus spp, Klebsiella, Serratia, Enterobakter, Pseudomonas, dan dan Staphiloccocus. Staphiloccocus . Ditemukan sekitar 15-20% pada penderita BSK ditandai dengan kadar amoniak urin tinggi, sering terjadi pada wanita daripada laki-laki. Pada batu struvit volume air kemih yang banyak sangat penting untuk membilas bakteri dan menurunkan supersaturasi dari fosfat (Purnomo, 2003).
4) Batu Sistin Batu Sistin terjadi saat kehamilan, disebabkan gangguan ginjal, kelainan metabolism
a. Teori inti matrik Terbentuknya batu ginjal, batu seperti pada saluran kemih atau ginjal memerlukan substansi organik sebagai inti pebentukan. Matrik organik berasal dari serum dan protein urine yang memberikan kemungkinan pengendapan kristal sehingga akan menjadi pembentukan inti. b. Teori saturasi Teori ini berkaitan dengan terjadinya kejenuhan substansi bembentukan batu di ginjal, dalam urine seperti sistin, vantin, asam urat, kalsium oksalat akan mengakibatkan pembentukan batu. c. Teori presipitasi- kristal Terjadinya perubahan pH urine mempengaruhi substansi dalam urine. Pada urine yang bersifatasam akan mengendap asam urat, garam urat, sistin dan santin. Sedangkan urine yang bersifat basa akan mengendapkan garam-garam fosfat. Pengendapan ini baik urine yang bersifat asam maupun basa akan menjadi inti pembentukan batu. d. Teori berkurangnya faktor penghambat seperti peptisida fosfat, pirofosfat, sistrat, magnesium akan mempermudah terbentuknya batu pada ginjal MANIFESTASI KLINIS Batu ginjal dapat bermanifestasi tanpa gejala sampai dengan gejala berat. Umumnya gejala berupa obstruksi aliran kemih dan infeksi. Gejala dan tanda yang dapat ditemukan pada penderita batu ginjal antara lain :
a.
Pada ginjal yang terkena
-
Obstruksi
- Infeksi
b.
-
Epitel pelvis dan calis ginja menjadi tipis dan rapuh.
-
Iskemia parenkim.
-
Metaplasia
Pada ginjal yang berlawanan
-
Compensatory hypertrophy
-
Dapat menjadi bilateral
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1. Anamnesis Hal-hal yang perlu digali dalam anamnesis adalah usia, ukuran batu, jumlah batu, ginjal yang dipengaruhi oleh batu, batu keluar spontan atau dilakukan intervensi, infeksi terkait, gejala
yang terjadi, penyakit penyerta Chrohn’s disease, colectomy, sarcoidosis, hyperparathyroidism, hyperthyroidism, gout, riwayat keluarga yang mengalami batu saluran kemih, riwayat pemakaian obatAcetazolamide, asam askorbat, kortikosteroid, antasida yang mengandung kalsium, triamterene, acyclovir, indinavir. Juga perlu ditanyakan pekerjaan dan gaya hidup (Pahira, J dan Pevzner, 2008). 2. Pemeriksaan Fisik
menyokong suatu batu asam urat, sedangkan bila terjadi peningkatan pH (≥7) menyokong adanya organisme pemecah urea seperti Proteus sp, Klebsiella sp, Pseudomonas spdan batu struvit (Purnomo, 2003 dan Sjamsuhidayat, 2003 ). 4. Radiologis Ada beberapa jenis pemeriksaan radiologis yaitu menurut Purnomo (2003) dan Sjamsuhidayat (2003 ).: a. Foto polos abdomen Foto polos abdomen dapat menentukan besar, macam dan lokasi batu radiopaque. Batu-batu jenis kalsium oksalat dan kalsium fosfat bersifat radiopaque dan paling sering dijumpai diantara batu jenis lain, sedangkan batu asam urat bersifat radiolusen. b. Intravenous Pyelography (IVP) (IVP) IVP dapat menentukan dengan tepat letak batu, batu, terutama batu-batu yang Radiolusen dan untuk melihat fungsi ginjal. Selain itu IVP dapat mendeteksi
adanya batu semi
opaque ataupun batu non opaque yang tidak dapat terlihat oleh foto polos abdomen. c. CT Scan CT Scan (Computerized ( Computerized Tomography )adalah )adalah tipe diagnosis sinar X yang dapat membedakan batu dari tulang atau bahan radiopaque lain. d. Retrograde Pielography (RPG) Dilakukan bila pada kasus-kasus di mana IVP tidak jelas, alergi zat kontras, dan IVP tidak mungkin dilakukan.
PENATALAKSANAAN Batu yang sudah menimbulkan masalah pada saluran kemih harus segera dikeluarkan agar tidak menimbulkan penyulit yang lebih berat. Indikasi untuk melakukan tindakan/terapi pada BSK adalah apabila batu telah menimbulkan obstruksi, infeksi atau harus diambil karena sesuatu indikasi sosial (Purnomo, 2003). BSK dapat dikeluarkan dengan cara medikamentosa, dipecahkan dengan ESWL, melalui tindakan endourologi, bedah laparoskopi ataupun pembedahan terbuka (Purnomo, 2003). a. Medikamentosa Terapi medikamentosa ditujukan untuk BSK dengan ukuran kurang dari 5mm karena diharapkan batu dapat keluar spontan, terutama batu pada ureter. Batu pada ureter dengan ukuran 4-5mm memiliki kemungkinan sekitar 40-50% untuk keluar spontan. Sedangkan batu ureter dengan ukuran lebih dari 6mm memiliki kemungkinan sekiar 15% untuk keluar spontan. Terapi medikamentosa atau biasa disebut Medical Expulsive Therapy (MET) ini bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri, memperlancar aliran urin untuk membantu batu keluar spontan. Obat-obatan yang biasa diberikan berupa alpha-blocker , alpha-blocker , obat anti inflamasi non-steroid (OAINS), agen diuretikum dan steroid dosis rendah (Purnomo, 2003 dan Stoller, 2013). b. E xtracorporeal xtracorporeal S hockwave Lithot Li thotrips rips y (ESWL) ESWL adalah alat pemecah batu yang diperkenalkan pertama kali oleh Caussy pada
melalui insisi pada kulit. PCNL biasanya dilakukan pada BSK dengan ukuran lebih dari 2,5cm, BSK yang resisten terhadap ESWL, batu kaliks inferior dengan bentuk infundibulum yang sempit dan panjang serta adanya tanda-tanda obstruksi. b. Litotripsi adalah memecah batu buli-buli atau batu uretra dengan memasukkan alat pemecah batu (litotriptor) kedalam buli-buli. Pecahan batu dikeluarkan melalui evakuator Ellik. c. Ureteroskopi atau Uretero-renoskopi Uretero-r enoskopi adalah memasukkan alat ureteroskopi per-uretram guna melihat keadaan ureter atau sistem pelviokaliks ginjal. Dengan menggunakan energi tertentu, batu dalam ureter atau sistem pelviokaliks ginjal dapat dipecah. d. Bedah Terbuka Di rumah sakit yang belum memiliki fasilitas untuk melakukan tindakan endourologi, laparoskopi
maupun
ESWL,
pengambilan
batu
masih
dilakukan
melalui
tindakan
pembedahan terbuka. Pembedahan terbuka meliputi pielolitotomi atau nefrotomi untuk mengambil batu pada saluran ginjal, dan ureterolitotomi untuk batu di ureter. Tidak jarang pasien harus menjalani nefrektomi atau pengangkatan ginjal karena ginjalnya sudah tidak berfungsi dan berisi nanah (pionefrosis), korteksnya sudah sangat tipis atau mengalami pengkerutan akibat BSK 2003).
KOMPLIKASI
yang menimbulkan obstruksi dan infeksi menahun (Purnomo,
d.
Hematuria atau kencing darah
e.
Infeksi pada saluran ureter dan vesika urinaria oleh batu
f.
Uremia Adalah peningkatan ureum didalam darah akibat ketidak mampuan ginjal menyaring hasil metabolisme ureum, sehingga akan terjadi gejala mual muntah, sakit kepala, penglihatan kabur, kejang, koma, nafas dan keringat berbau urine.
PENCEGAHAN Ada beberapa beberapa cara yang dapat dapat dilakukan dilakukan untuk untuk mencegah mencegah timbulnya timbulnya batu ginjal yaitu: 4, 10 1. Obat diuretik thiazid (misalnya trichlormetazid) trichlorm etazid) akan mengurangi pembentukan batu yang baru (Pearl, 2012). 2. Dianjurkan untuk banyak minum air putih (8-10 gelas per hari) (Pearl, 2012 dan Portis, 2001). 3. Diet rendah kalsium seperti ikan salam, sarden, keju, sayur kol. Makin tinggi kalsium, kian tinggi pula eskresinya yang menambah pembentukan kristalisasi garam-garam kapur (Pearl, 2012).. 4. Untuk meningkatkan kadar sitrat (zat penghambat pembentuk batu kalsium) di dalam air kemih, diberikan kalsium sitrat (Pearl, 2012).. 5. Kadar oksalat yang tinggi dalam air kemih, yang menyokong terbentuknya batu kalsium, merupakan akibat mengkonsumsi makanan yang kaya oksalat (misalnya bayam, coklat,
ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian Berdasarkan klasifikasi Doenges dkk. (2000) riwayat keperawatan yang perlu dikaji adalah: 1.
Aktivitas/istirahat: Gejala: -
Riwayat pekerjaan monoton, aktivitas fisik rendah, lebih banyak duduk
-
Riwayat bekerja pada lingkungan bersuhu tinggi
-
Keterbatasan
mobilitas
fisik
akibat akibat
penyakit
serebrovaskuler, tirah baring lama) 2.
Sirkulasi Tanda:
3.
-
Peningkatan TD, HR (nyeri, ansietas, gagal ginjal)
-
Kulit hangat dan kemerahan atau pucat
Eliminasi Gejala: -
Riwayat ISK kronis, obstruksi sebelumnya Penrunan volume urine
sistemik
lainnya
(cedera
-
5.
Muntah
Nyeri dan kenyamanan: Gejala: -
Nyeri hebat pada fase akut (nyeri kolik), lokasi nyeri tergantung lokasi batu (batu ginjal menimbulkan nyeri dangkal konstan)
Tanda:
6.
-
Perilaku berhati-hati, berhati-hati, perilaku distraksi
-
Nyeri tekan pada area ginjal yang sakit
Keamanan: Gejala:
7.
-
Penggunaan alkohol
-
Demam/menggigil
Penyuluhan/pembelajaran: Gejala: -
Riwayat batu saluran kemih dalam keluarga, penyakit ginjal, hipertensi, gout, ISK kronis
-
Riwayat penyakit usus halus, bedah abdomen sebelumnya, hiperparatiroidisme hiperparatir oidisme
-
Penggunaan antibiotika, antihipertensi, natrium bikarbonat, alopurinul, fosfat,
3.
Intervensi Keperawatan
PRE OPERATIF a. Nyeri b.d. inflamasi, obstruksi dan abrasi traktus urinarius Tujuan: Nyeri berkurang/teratasi Criteria hasil:
-
Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang.
-
Ekspresi wajah tampak rileks
-
Klien dapat mengontrol nyeri dengan melakukan teknik napas dalam.
Intervensi :
-
Kaji karakteristik karakteris tik dan skala nyeri
-
Beri pendampingan dan posisi nyaman
-
Kaji TTV
-
Cegah injury saat nyeri (kolik) timbul, spt aktivitas dapat mengurangi nyeri, nyeri, bantu saat ambulasi
-
Ajarkan/anjurkan Ajarkan/anj urkan tehnik relaksasi, distraksi
-
Kolaborasi pemberian analgetik
b. Gangguan pola berkemih (BAK) : spesifik b.d. terbentuknya batu
Tujuan : intake dan output cairan seimbang. Criteria hasil :
-
Tidak mual, muntah.
-
Berat badan normal
Intervensi :
-
Monitor Intake dan outpur
-
Kaji keluhan mual, muntah, observasi karakteristik karakterist ik muntah
-
Observasi dan anjurkan keadekuatan intake cairan dalam batas toleransi jantung dan ginjal, k/p timbang BB
-
Kolaborasi pemberian cairan infus, pemeriksaan lab, antiemetik
d. Kurang pengetahuan ttg kondisi, prognosa penyakit, program pengobatan dan pencegahan kekambuhan batu renal Tujuan : Klien menunjukkan perubahan pengetahuan Kriteria hasil :
-
Klien tahu tentang penyakitnya dan tujuan tindakan/pengobatan
-
Klien dan keluarga berpartisipasi dalam pengobatan dan perawatan
Intervensi :
-
Kaji tingkat pengetahuan & latar belakang pendidikan pasien dan keluarga
-
Beri pend kesehatan utk pencegahan kekambuhan batu renal, spt :
-
Tidak ada infeksi atau sepsis
Intervensi :
-
Kaji tanda2 awal terjadinya infeksi atau atau sepsis (menggigil, demam, dsb)
-
Kaji tanda2 terjadinya GGA (karakteristik (karakteri stik dan jumlah urine / 24 jam, edema, px.penunjang, dsb)
POST OPERASI a. Nyeri berhubungan dengan terputusnya/rusaknya terputusnya/rus aknya kontinuitas kontinuita s jaringan DS :
-
Klien mengatakan nyeri pada daerah bekas operasi
DO :
-
Klien tampak gelisah
-
Ekspresi wajah klien tampak meringis
-
Klien tampak berhati-hati dengan daerah bekas operasi
-
TTV dalam keadaan abnormal
Tujuan : Nyeri hilang/berkurang dalam jangka waktu 3 hari perawatan Criteria hasil :
-
Nyeri berkurang/hilang berkurang/hi lang
-
Klien tampak rileks
-
Tanda-tanda vital dalam keadaan abnormal
Tujuan : Ansietas teratasi dalam jangka waktu 3 hari perawatan. Kriteria Hasil :
-
Cemas berkurang/hilang
-
Klien nampak tenang
Intervensi : 1. Buat hubungan saling percaya dengan klien/orang klien/or ang terdekat. 2. Berikan informasi tentang penyakitnya dan teknik pengobatannya. 3. Bantu pasien/orang terdekat untuk menyatakan masalah/perasaan. 4. Beri penguatan informasi klien yang telah diberikan sebelumnya. c. Risiko tinggi terhadap infeksi infeksi berhubungan dengan insisi bedah/ adanya luka operasi dan prosedur invasive. Tujuan : Infeksi tidak terjadi dan mencapai waktu penyembuhan Kriteria hasil : Tidak ada tanda-tanda infeksi Intervensi : 1. Awasi tanda-tanda vital, perhatikan demam ringan, menggigil, nadi dan pernafasan cepat, gelisah. 2. Observasi daerah luka operasi. 3. Lakukan perawatan luka dengan menggunakan teknik aseptik dan septic.
DAFTAR PUSTAKA
Hassan, Rusepno. 1985.Buku 1985. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 2 . 2 . Jakarta: Penerbit UI, 1985. 840-843. Lingga, Suparlan. 2001. Karakteristik Penderita Batu Saluran Kemih di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan. Medan . USU Pearle, S, Margaret. 2009. Urolithiasis Medical and Surgical Management . Management . USA Informa healthcare, 2009. 1-6. Penn Clinical Manual of Urology. 2008. Urinary Stone Disease. Disease . Pahira, J dan Pevzner, M;8:24 Price, Sylvia Anderson, Ph.D., R.N. 1995. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. (Edisi keempat). Jakarta : EGC Purnomo, BB, 2003. Dasar-Dasar Urologi . Penerbit CV Sagung Seto, Jakarta. Sjamsuhidayat, R., dan Jong W. 2003. Buku Ajar Ilmu Bedah. Bedah . (Edisi Kedua). Jakarta : EGC Stoller, ML. 2013. Urinary Stone Disease. In: Smith & Tanagho's General Urologi . Urologi . 18th Ed. USA: Mc Graw Hill,
ASUHAN KEPERAWATAN BATU PYELUM
Untuk memenuhi tugas Profesi Ners Departemen Surgikal Ruang 19 RSSA Malang
J UR US A N K E P E R A WA TA N FAKULTAS FAKULTAS KEDOKTER AN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PENGKAJIAN DASAR KEPERAWATAN
Nama Mahasiswa NIM
: Wahyuni : 135070201111006
Tempat Praktik: Ruang 19 Tgl. Praktik : 02 Oktober 2017
A. Identitas Klien Nama
: Tn. IS .............................. IS ..............................
No. RM
: 11352xxx ........................ 11352xxx ........................
Usia
: 53 tahun
Tgl. Masuk
: 22-09-2017 .....................
Jenis kelamin
: Laki-laki............................ Laki-laki ............................
Tgl. Pengkajian
: 02-10-2017 .....................
: Pandaan .......................... Pandaan ..........................
Sumber informasi informasi : Istri klien.......................... klien ..........................
No. telepon
: Tidak terkaji
Nama klg. dekat yg bs dihubungi: Ny. Z
Status pernikahan
: Menikah ..........................
Agama
: Islam ................................ Islam ................................
Alamat
Status
: Istri klien.......................... klien..........................
Qualitas: nyeri terasa cenut-cenut cenut-cenut Regio: area operasi pinggang kiri dan tidak menyebar Skala: skala 7 Time: nyeri terus-menerus terus-menerus
2. Lama keluhan
: sejak post left extended phyelolithotomi phyelolithotom i s/d pengkajian
3. Kualitas keluhan
: nyeri skala 7
4. Faktor pencetus
: inkontinuitas inkontinuit as jaringan akibat post left extended phyelolithotomi
5. Faktor pemberat
: aktivitas
6. Upaya yg. telah dilakukan : klien hanya berbaring 7. Diagnosa medis
:
a. Batu Pyelum
Tanggal 22-09-2017
b. In complete double System
Tanggal 22-09-2017
c. Hidronefrosis Hidronefros is grade IV
Tanggal 22-09-2017
C. Riwayat Kesehatan Saat Ini Istri klien mengatakan sejak 6 bulan yang lalu klien mengeluh nyeri pada pinggang kiri kemudian klien diperiksakan ke RS bangil, dilakukan tindakan pemasangan kateter dan pemeriksaan foto thorax abdomen didapatkan hasil suspect batu ginjal kiri dan USG urologi didapatkan hasil nefrolithiasis sinistra dan benign prostatic hyperplasia (Grade I). Kemudian dari RS Bangil klien dirujuk ke RSSA Malang, tanggal 14 Agustus 2017 klien dilakukan Transurethral Resection of Prostat (TURP) di RSSA Malang. Tanggal 17 Agustus klien
Kronis: Istri klien mengatakan klien tidak tidak mempunyai mempunyai riwayat penyakit hipertensi, Diabetes Mellitus, jantung.
Akut: tidak ada
d. Terakhir masuki RS: istri klien mengatakan terakhir klien MRS yaitu pada tanggal 14 Agustus 2017 2017
2. Alergi (obat, (obat, makanan, makanan, plester, dll): dll): Tipe Tidak ada
Reaksi
Tindakan
Tidak ada
Tidak ada
3. Imunisasi: ( v) BCG
(v) Hepatitis
(v ) Polio
(v) Campak
(v) DPT
( ) ................
4. Kebiasaan: Jenis
Frekuensi
Merokok
Tidak ada
Kopi
Tidak ada
Alkohol
Tidak ada ada
Jumlah
Lamanya
......................................
Keterangan: : Laki-laki
: Perempuan
: Ikatan Pernikahan
: Keturunan
: Pasien
Mandi
0
Berpakaian/berdandan Berpakaian/ber dandan
0
Toileting
0
Mobilitas di tempat tidur
0
Berpindah
0
2
Berjalan
0
2 ............................
Naik tangga
0 ..............................
2 ............................
2 .
2 2
.
2
Pemberian Skor: 0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu orang lain, 3 = dibantu orang lain, 4 = tidak mampu
H. Pola Nutrisi Metabolik Rumah
Rumah Sakit
Jenis diit/makanan
Frekuensi/pola Frekuensi/pol a
3x/hari
3x/hari...................................... 3x/hari ......................................
Porsi yg dihabiskan
1 porsi
1 porsi ..................................... porsi .....................................
Komposisi menu
Pantangan
Napsu makan
Fluktuasi BB 6 bln. terakhir
Jenis minuman
Frekuensi/pola Frekuensi/pol a minum air putih > 10x/hari Gelas
dihabiskan
Tidak ada diit
Nasi, lauk, sayur
TKTP .......................................
Nasi, daging, sayur, buah
Tidak ada Baik Baik ....................................... Tidak ada ........................... ada ........................... Air putih putih .................................
gelas
Tidak ada ............................... Baik Tidak ada Air putih putih ................................... > 10x/hari gelas
- Konsistensi
Cair .......................................... ..........................................
- Warna & bau
Kuning
Cair .......................................... .......................................... Kuning
- Kesulitan
Kesulitan mobilisasi ke toilet. Saat BAK, urin yang keluar hanya menetes (sedikit sekali) sehingga klien
merasa tidak puas dan merasa masih ada sisa urin di kandung kemihnya
- Upaya mengatasi
Klien dibawa ke RS dan dipasang kateter
Klien dibantu anaknya .........
J. Pola Tidur-Istirahat Rumah
Tidur siang:Lamanya
Rumah Sakit
Tidak ada
2jam
- Jam …s/d…
12.00-14.00
- Kenyamanan stlh. Tidur
Tidur malam: Lamanya
- Jam …s/d… -
Nyaman 7 jam
Kenyamanan stlh. Tidur
- Kebiasaan sblm. Tidur
Sekitar 8 jam
Pukul 20.00-04.00
20.00-05.00
Nyaman
Nyaman
Menonton TV ................... TV ...................
- Kesulitan
Tidak ada
- Upaya mengatasi
Tidak ada
K. Pola Kebersihan Diri Rumah
.............
Rumah Sakit
2. Masalah utama terkait dengan perawatan di RS atau penyakit (biaya, perawatan diri, dll): perawatan diri 3. Yang biasa dilakukan apabila stress/mengalami masalah: bercerita dengan istri klien 4. Harapan setelah menjalani perawatan: sembuh 5. Perubahan yang dirasa setelah sakit: klien tidak dapat bekerja M. Konsep Diri 1. Gambaran diri: Klien merasa semenjak sakit produktivitasnya berkurang, aktivitasnya terbatasi karena sewaktu-waktu nyeri pada pinggang kiri klien muncul. Saat nyeri tersebut muncul aktvitas apapun yang klien lakukan harus dihentikan terlebih dahulu. .................................. 2. Ideal diri: Klien mengatakan ingin bisa segera sembuh, beraktivitas kembali seperti sebelumnya. 3. Harga diri: Klien mengatakan semenjak sakit klien tetap bersosialisasi dengan baik dengan lingkungannya, klien tidak merasa malu dengan penyakitnya. ............................................ 4. Peran: Klien mengatakan semenjak MRS klien tidak dapat bekerja. Akan tetapi, hal itu tidak menjadi masalah bagi klien karena istri klien membantu keuangan keluarga dengan bekerja sebagai buruh pabrik. 5. Identitas diri: tidak ada masalah dengan identitas klien. Klien menggunakan baju dan berpenampilan sesuai dengan identitasnya sebagai seorang laki-laki. N. Pola Peran & Hubungan 1. Peran dalam keluarga
(V ) Mampu mengerti pembicaraan orang lain ( ) Afek: Afek: ............................................... 2. Tempat tinggal:
(v) Sendiri
( ) Kos/asrama ( ) Bersama orang lain, yaitu: 3. Kehidupan keluarga a. Adat istiadat yg dianut: Jawa b. Pantangan & agama yg dianut: Klien beragama Islam c. Penghasilan keluarga:
( ) < Rp. 250.000 ( ) Rp. 250.000 – 500.000
(v) Rp. 1 juta – 1.5 juta ( ) Rp. 1.5 juta – 2 juta
( ) Rp. 500.000 – 1 juta
( ) > 2 juta
P. Pola Seksualitas 1. Masalah dalam hubungan seksual selama sakit: (V ) tidak ada
( ) ada
2. Upaya yang dilakukan pasangan: ( ) perhatian
( ) sentuhan
( ) lain-lain, seperti, ...........................................................
Q. Pola Nilai & Kepercayaan 1. Apakah Tuhan, agama, kepercayaan penting untuk Anda, Ya/Tidak : Ya 2. Kegiatan agama/kepercayaan yg dilakukan dirumah (jenis & frekuensi): frekuensi) : shalat 5 waktu 3. Kegiatan agama/kepercayaan agama/k epercayaan tidak dapat dilakukan dilakuk an di RS: Saat post extended ext ended
a. Kepala: Persebaran rambu merata, rambut berwarna hitam, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan. b. Mata: Bentuk simetris, sklera anikterik, konjungtiva tidak anemis, pupil isokor, reflek cahaya +/+, pupil 3mm/3mm. c. Hidung: Bentuk simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan. d. Mulut & tenggorokan: Mukosa bibir lembab, tidak ada lesi, tidak ada sianosis e. Telinga: Bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan f. Leher: Tidak ada deviasi trachea, tidak ada pembesaran vena jugularis 3. Thorak & Dada: Jantung
- Inspeksi: Iktus kordis tidak tampak - Palpasi: Iktus kordis teraba di ICS 5 Midclavicula Sinistra, Nadi 72x/menit - Perkusi: Dullness/ Pekak
dengan jumlah cairan -/+ 100 cc/24 jam, jenis cairan sanguinosa (berwarna merah terang). 6. Abdomen
Inspeksi: Flat, tidak ada lesi
Auskultasi: Terdengar bising usus ...............................................................................................
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan
Perkusi: Timpani
7. Genetalia & Anus
Inspeksi: Tidak ada lesi
Palpasi: Tidak ada massa
8. Ekstermitas
Atas: teraba hangat, tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan
Bawah: teraba hangat, tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan.
9. Sistem Neorologi: kekuatan otot
5
5
5
5
10. Kulit & Kuku
Kulit: kulit kul it lembab, turgor t urgor kulit baik, tidak pucat. ...................................................................................
Kuku: kuku klien tampak bersih, CRT < 2 detik. ...................................................................................
S. Hasil Pemeriksaan Penunjang Terlampir
U. Persepsi Klien Terhadap Penyakitnya Klien mengatakan tidak tahu penyakit apa yang sedang diderita dan klien yakin penyakitnya bisa segera disembuhkan.
V. Kesimpulan Berdasarkan pengkajian, klien post left extended phyelolithotomi dan terdapat balutan pada pinggang kiri klien, balutan bersih, tidak ada rembesan, leukosit meningkat yaitu 24,19 106/uL sehingga dapat disimpulkan klien mengalami masalah keperawatan risiko infeksi. Selain itu, klien mengeluh nyeri pada area operasi, klien tampak meringis sehingga dapat disimpulkan klien mengalami masalah keperawatan nyeri akut. Klien juga dibantu dalam pemenuhan kebutuhan sehari-harinya seperti makan, minum, mandi, toileting sehingga dapat disimpulkan klien mengalami masalah keperawatan defisit perawatan diri. Klien juga bertanya kepada perawat tentang pencegahan dari penyakitnya sehingga klien mengalami masalah keperawatan kurang pengetahuan. W. Perencanaan Pulang
Tujuan pulang: rumah
Transportasi pulang: mobil
Dukungan keluarga: istri dan anak klien
Antisipasi bantuan biaya setelah pulang: BPJS
Lampiran HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM PEMERIKSAAN Hb Eritrosit (RBC) Leukosit (WBC) Hematokrit
HASIL Lab Hematologi tgl. 03-10-2017 12,40 g/dL 4,24 106/uL 24,19 10 6/uL 38,50 %
NILAI NORMAL 13,4-17,7 g/dL 4,0-5,5 10 6/uL 4,3-10,3 10 6/uL 40-47 %
Trombosit (PLT) MCV MCH MCHC RDW PDW MPV P-LCR
324 10 3/uL 90,80 fL 29,20 pg 32,20 g/dL 14,50 % 11,1 fL 10,1 fL 25,2%
142-424 10 3/uL 80-93 fL 27-31 pg 32-36 g/dL 11,5-14,5 % 9-13 fL 7,2-11,1 fL 15,0-25,0 %
PCT NRBC Absolute NRBC Percent Hitung Jenis
0,33 % 0,00 10 3/uL 0,0 %
0,150-0,400 % 103/uL %
eosinofil
0,0 %
0-4 %
basofil
0,1 %
0-1 %
neutrofil
95,4 %
51-67 %
limfosit
1,2 %
25-33 %
Albumin Kekeruhan Warna pH Berat jenis Glukosa Protein Keton Bilirubin Urobilinogen Nitrit Lekosit Darah 10X Epitel Silinder 40X Eritrosit Eritrosi t Eumorfik Dismorfik Lekosit Kristal Bakteri pH pCO2 pO2
3,71 g/dL g/dL Urinalisis tgl 22-09-2017 Keruh Kuning 6,0 1,020 Negative 1+ Negative Negative Negative Positif 3+ 2+ 1,1 LPK Negative LPK 26,7 LPB 90% 10% 1432,2 LPB - LPB 3420,2 x 10 3/mL Lab Analisis gas darah tgl. 22-09-2017
3,5-5,5 g/dL g/dL
4,5-8,0 1,005-1,030 Negative Negative Negative Negative Negative Negative Negative Negative
≤ 1 ≤ 3 ≤ 5 ≤ 23x 103/mL 7,35-7,45 35-45 mmHg 80-100 mmHg
Pemeriksaan USG di RSUD Bangil
Kesimpulan
: Nefrolitiasis sinistra Benign Prostatic Hiperplasia (Grade I)
Pemeriksaan X-Ray abdomen di RSUD Bangil
Pemeriksaan X-Ray abdomen di RSSA
PEMERIKSAAN X-Ray di RSSA
ANALISA DATA No.
Data
1.
DS: - Klien mengeluh nyeri pada area post operasi yaitu pada pinggang kiri pengkajian nyeri - Hasil menunjukkan: Palliative: nyeri akibat post operasi batu ginjal Qualitas: nyeri terasa cenut-cenut Regio: area operasi pinggang kiri Skala: skala 7 Time: nyeri terus-menerus
Etiologi Batu ginjal Dilakukan tindakan operasi Adanya luka insisi bedah bedah Incontinuitas jaringan Jaringan mengeluarkan zat kimia (bradikinin, serotonin, histmamin) Merangsang sistem saraf pusat
DO:
- Klien
post left extended phyelolithotomi dan klien tampak meringis pemeriksaan TTV - Hasil menunjukkan: Tekanan darah : 120/80 mmHg, Suhu : 36 oC Nadi: 72 x/menit RR: 20 x/menit Terdapat balutan di pinggang kiri
Persepsi nyeri Nyeri akut
Masalah Keperawatan Nyeri akut
3
Suhu : 36 oC Nadi: 72 x/menit RR: 20 x/menit pemeriksaan fisik - Hasil menunjukkan akral hangat, kulit tidak pucat, CRT < 2 detik DS: - Klien mengeluh nyeri pada area operasi yaitu dipinggang kiri
Dilakukan tindakan operasi
DO:
Adanya luka insisi bedah bedah
- Klien
post left extended phyelolithotomi - Terdapat balutan di pinggang kiri klien. Balutan tampak bersih, ukuran balutan 22cmx2cm, tidak ada rembesan, area sekitar luka tidak kemerahan, balutan tertutup dengan rapat dan tidak ada yang terbuka. - Terpasang drain di pinggang kiri klien dengan jumlah cairan -/+ 100 cc/ 24 jam, jenis cairan sanguinosa (berwarna merah) - Hasil pemeriksaan lab menunjukkan leukosit meningkat yaitu 24,19 106/uL 4
DS:
Batu ginjal
Incontinuitas jaringan Port de entry mikroorganisme Risiko infeksi
Batu ginjal Klien mengatakan nyeri pada
Risiko infeksi
Defisit diri
perawatan
minum, mandi, toileting, berpakaian)
5
Defisit perawatan diri Batu ginjal
DS:
- Klien mengatakan klien tidak tahu apa itu penyakit prostat dan batu ginjal - Klien mengatakan tidak mengetahui penyebab penyakitnya
Kurangnya paparan informasi tentang penyakit Klien sering bertanya pada perawat
DO:
- Saat pengkajian klien menanyakan pencegahan dari penyakitnya
Kurang pengetahuan
Kurang pengetahuan
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN (Berdasarkan prioritas) Ruang
: 19
Nama Pasien : Tn. IS Diagnosa No. Dx
: Batu Pyelum, In complete double System, Hidronefrosis Hidronefrosi s grade IV
TANGGAL
DIAGNOSA KEPERAWATAN
MUNCUL
1
02/10/17
Nyeri akut b.d agen penyebab fisik yang ditandai dengan klien tampak meringis setelah dilakukan operasi
2
02/10/17
Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d efek samping pembedahan yang ditandai dengan
3
02/10/17
Risiko infeksi b.d prosedur infasif yang ditandai dengan dengan terdapat balutan dipinggang kiri klien setelah post operasi batu ginjal
TANGGAL
TANDA
TERATASI
TANGAN
RENCANA KEPERAWATAN Diagnosa no.1 Tujuan
: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 jam, diharapkan nyeri yang
klien rasakan berkurang atau hilang Kriteria hasil: sesuai dengan indikator NOC NOC: Pain Level Indikator
1
2
3
4
5
Skala nyeri
≥8
5-7
3-4
1-2
0
>170
>161-170
151-160
140-150
<140
Ekspresi nyeri
TD Sistole
√ Diastole
>120
110-120
100-109
90-99
<90
√ RR
≥ 32
29-32
25-28
21-24
12-20
√ Nadi
≥121
111-120
101-110
81-100
60-80 60 -80
√
RENCANA KEPERAWATAN Diagnosa No.2 Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan jumlah cairan pada drain berkurang dank lien tidak menunjukkan tanda-tanda ketidakefektifan perfusi jaringan perifer Kriteria hasil: sesuai dengan indikator NOC NOC: Tissue perfusion: Peripheral No.
Indikator
1
2
3
4
5
1
CRT
5 detik
4 detik
3 detik
2 detik
1 detik
√ 2
TD sistolik
< 90
90-99
100-
110-119
√
109
3
TD diastolik
<50
50-59
60-69
120-130 mmHg
70-79
80-100 mmHg
√ 4
Pucat
Intervensi
Pucat
Tidak pucat
RENCANA KEPERAWATAN Diagnosa no.3 Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam, diharapkan tidak terjadi tanda-tanda infeksi pada luka post operasi klien Kriteria hasil: sesuai dengan indikator NOC NOC : Infection Severity Indikator
1
2
3
4
5
Draianse
Merembes
Merembe
Merembes Ada tapi tidak
Tidak ada
purulent
pada
s pada ½
pada ¼
merembes
√
seluruh
balutan
balutan
pada balutan
37,7-37,9
37,3-37,6
37- 37,2
balutan Demam
≥ 38
36,0-36,9
√ Peningkatan sel darah putih
≥ 21 106/uL 15,1-20 106/uL
10,4-15
5,1-10,3
106/uL
106/uL
4,3-5 106/uL
4) Bilas dengan cairan NaCl 0,9% 5) Dressing dengan kasa steril sesuai kebutuhan 6) Lakukan pembalutan 7) Pertahankan tehnik dressing steril ketika melakukan perawatan luka 8) Amati setiap perubahan pada balutan
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa no.4 Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, diharapkan klien bersih Kriteria Hasil : sesuai dengan indikator NOC NOC: Self care: Activities daily living No. 1.
Indikator Makan
Tidak mampu
Dibantu alat dan orang
Dibantu 1 orang
Dibantu alat
Mandiri
2.
Toileting
Tidak mampu
Dibantu alat dan orang
Dibantu 1 orang
Dibantu alat
Mandiri
3.
Oral Hygiene
Tidak mampu
Dibantu 1 orang
Dibantu alat
Mandiri
4.
Berpakaian
Tidak mampu
Dibantu alat dan orang Dibantu alat dan orang
Dibantu 1 orang
Dibantu alat
Mandiri
5.
Mandi
Tidak mampu
Dibantu alat dan orang
Dibantu 1 orang
Dibantu alat
Mandiri
Intervensi
1
2
3
4
5
RENCANA KEPERAWATAN Diagnosa no.5 Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan pengetahuan klien meningkat Kriteria Hasil : Sesuai dengan indikator NOC NOC : Knowledge: Disease Process No.
Indikator
1
2
3
4
5
1
Karakteristik
Tidak tau
Tau
spesifik penyakit 2
Faktor penyebab
Tidak tau
Tau
3
Faktor risiko
Tidak tau
Tau
4
Tanda dan gejala
Tidak tau
Tau
Tidak tau
Tau
Tidak tau
Tau
penyakit 5
Komplikasi penyakit
6
Manfaat managemen
IMPLEMENTASI
Nama Klien
: Tn. IS
Diagnosa Medis
: Batu Pyelum, In complete double System, Hidronefrosis grade IV
Tgl
02/10/17
02/10/17
No. Dx Kep 1
2
Jam
15.00
15.00
Tanggal Pengkajian: 02-10-2017
Tindakan Keperawatan
nyeri klien meliputi penyebab, kualitas, - Mengkaji nyeri lokasi nyeri, kepararahan, dan waktu munculnya nyeri - Mengamati isyarat non verbal terkait keluhan nyeri - Memeriksa tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, RR, suhu) - Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam untuk pemberian obat - Kolaborasi dengan dokter untuk anti nyeri yaitu injeksi Injeksi metamizole 3x1 g dan asam mefenamat 3x500 mg
-
Menilai sirkulasi perifer seperti mengecek nadi perifer, CRT,warna kulit (mengecek adanya kemerahan), dan suhu ekstremitas
-
Menganjurkan pasien dan keluarga untuk melindungi area luka
-
Memelihara hidrasi dengan memberikan cairan NS: D5= 2:1
Evaluasi
TTD & Nama terang
S: - Klien mengeluh nyeri pada area bekas operasi yaitu dipinggang kiri klien Palliative: nyeri akibat post operasi batu ginjal Qualitas: nyeri terasa cenut-cenut Regio: area operasi pinggang kiri Skala: skala 5 Time: nyeri terus-menerus O: - Klien tampak meringis pemeriksaan - Hasil menunjukkan: TD: 120/80 mmHg N: 81x/menit RR: 21x/menit S: 36,0 0C
TTV
A: Masalah Masalah teratatasi teratatasi sebagian sebagian P: Lanjutkan intervensi no.1,2,3,4,5 S: O:
-
Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan: Hb: 12,40 g/dL HT 38,50 % Trombosit 324 10 3/uL PPT 10,40
APTT 29,60 29,60 pemeriksaan TTV - Hasil menunjukkan: Tekanan darah : 120/80 mmHg, Suhu : 36 oC Nadi: 81 x/menit RR: 21 x/menit kul it normal tidak ti dak ada - Warna kulit kemerahan, tidak pucat, akral hangat, CRT< 2 detik cai ran pada drain -/+ - Jumlah cairan 100cc/24 jam, jenis cairan sanguinosa (berwarna merah)
02/10/17
02/10/17
3
4
15.00
15.00
A: masalah masalah teratasi teratasi sebagian sebagian P: lanjutkan intervensi no. 1,2,3 - Memantau tanda dan gejala infeksi sistemik dan S: local - Klien mengatakan nyeri pada area operasi yaitu dipinggang kiri - Memantau hasil laboratorium jumlah sel darah putih - memeriksa kulit dan membrane mukosa terhadap adanya kemerahan, ekstremitas O: - Balutan klien tampak bersih, ukuran hangat dan adanya drainage balutan 22cmx2cm, tidak ada - Menganjurkan klien untuk meningkatkan intake rembesan, area sekitar luka tidak cairan dan nutrisi kemerahan, balutan tertutup dengan - Kolaborasi pemberian antibiotik yaitu Injeksi rapat dan tidak ada yang terbuka. Gentamycine 3x80 mg - Jumlah cairan -/+ 100 cc pada drain yang terpasang di pinggang kiri klien berwarna merah s el darah putih pada - Jumlah sel pemeriksaan lab yaitu 24,19 10 6/uL Suhu : 36,0 0 C A: masalah masalah teratasi teratasi sebagian sebagian P: Lanjutkan intervensi no. 1,2,3,4 S: - Membantu menyiapkan makanan pasien mengatakan klien diseka - Istri klien mengatakan - Menganjurkan keluarga untuk menyeka pasien 1x/hari rutin 2x/hari dan mengganti pakain pasien - Menganjurkan keluarga untuk membantu O: - Klien dibantu saat akan ke kamar membersihkan gigi dan mulut pasien 2x/hari mandi - Klien disuapi oleh istrinya dan
terkadang anaknya saat makan
02/10/17
5
15.00
- Mengkaji tingkat pengetahuan pasien terkait dengan proses penyakit batu ginjal - Menjelaskan penyebab batu ginjal - Mereview pengetahuan pasien mengenai kondisinya dari - Menjelaskan tanda dan gejala yang umum dari batu ginjal managemen gemen penyakit batu ginjal - Mendiskusikan mana dan pencegahannya - Menjelaskan tindakan yang bisa klien lakukan untuk mempercepat kesembuhan luka pasien setelah operasi batu ginjal
A: masalah masalah teratasi teratasi sebagian sebagian P: lanjutkan intervensi no. 1,2,3 S: - Klien mengatakan tidak mengetahui apa itu penyakit batu ginjal dan penyebabnya - Klien mengatakan ingin mengetahui lebih banyak tentang penyakitnya
O: - Saat dijelaskan tentang penyakitnya klien memperhatikan dengan baik - Setelah diberikan penjelasan, klien dapat menjawab beberapa pertanyaan terkait batu ginjal A: masalah masalah teratasi teratasi sebagian sebagian P: lanjutkan intervensi no. 1,2,3,4,5,6
CATATAN PERKEMBANGAN NAMA KLIEN
: Tn. IS
TANGGAL
: 03-10-2017
DX. MEDIS
: Batu Pyelum, In complete double System, Hidronefrosis grade IV
RUANG
: 19 RSSA
DX. KEPERAWATAN: Nyeri akut S
O
mengeluh - Klien nyeri pada area bekas operasi yaitu dipinggang kiri klien Palliative: nyeri akibat post operasi batu ginjal Qualitas: nyeri terasa cenutcenut Regio: area operasi pinggang kiri Skala: skala 5 Time: nyeri terusmenerus
tampak - Klien meringis - Hasil pemeriksaan TTV menunjukkan: TD: 120/80 mmHg N: 81x/menit RR: 21x/menit S: 36,0 0C
A Masalah teratasi sebagian
P Lanjutkan intervensi no. 1, 2, 3, 4, 5
I
- Mengkaji nyeri klien meliputi penyebab, kualitas, lokasi nyeri, kepararahan, dan waktu munculnya nyeri - Mengamati isyarat non verbal terkait keluhan nyeri - Memeriksa tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, RR, suhu) - Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam - Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat anti nyeri yaitu Injeksi antrain 3x1 g
E S: - Klien mengatakan nyeri berkurang dengan skala 2 dan dirasakan hilang timbul
O: meringis - Klien sesekali saat nyeri dirasakan - Hasil pemeriksaan TTV menunjukkan TD: 120/90 mmHg N: 80x/menit RR: 20x/menit S: 36,2 0C A: Masalah Masalah teratasi sebagian P: Lanjutkan intervensi no. 1,2,3,4,5
CATATAN PERKEMBANGAN NAMA KLIEN
: Tn. IS
TANGGAL
: 04-10-2017
DX. MEDIS
: Batu Pyelum, In complete double System, Hidronefrosis grade IV
RUANG
: 19 RSSA
DX. KEPERAWATAN: Nyeri akut S
Klien mengatakan nyeri berkurang dengan skala 2 dan dirasakan hilang timbul
O meringis - Klien sesekali saat nyeri dirasakan - Hasil pemeriksaan TTV menunjukkan TD: 120/90 mmHg N: 80x/menit RR: 20x/menit S: 36,2 0C
A Masalah teratasi sebagian
P Lanjutkan intervensi no. 1, 2, 3, 4, 5
I
- Mengkaji nyeri klien meliputi penyebab, kualitas, lokasi nyeri, kepararahan, dan waktu munculnya nyeri - Mengamati isyarat non verbal terkait keluhan nyeri - Memeriksa tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, RR, suhu) - Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam - Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat anti nyeri yaitu Injeksi antrain 3x1 g
E S: - Klien mengatakan nyeri berkurang dengan skala 1 dan dirasakan hilang timbul
O: - Klien meringis sesekali saat nyeri dirasakan - Hasil pemeriksaan TTV menunjukkan TD: 120/90 mmHg N: 80x/menit RR: 21x/menit S: 36,2 0C A: Masalah Masalah teratasi sebagian P: Lanjutkan intervensi no. 1,2,3,4,5
CATATAN PERKEMBANGAN NAMA KLIEN
: Tn. IS
TANGGAL
: 05-10-2017
DX. MEDIS
: Batu Pyelum, In complete double System, Hidronefrosis grade IV
RUANG
: 19 RSSA
DX. KEPERAWATAN: Nyeri akut S
O
- Klien mengatakan nyeri berkurang dengan skala 1 dan dirasakan hilang timbul
- Klien meringis sesekali saat nyeri dirasakan - Hasil pemeriksaan TTV menunjukkan TD: 120/90 mmHg N: 80x/menit RR: 21x/menit S: 36,2 0C
A Masalah teratasi sebagian
P Lanjutkan intervensi no. 1, 2, 3, 4, 5
I
- Mengkaji nyeri klien meliputi penyebab, kualitas, lokasi nyeri, kepararahan, dan waktu munculnya nyeri - Mengamati isyarat non verbal terkait keluhan nyeri - Memeriksa tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, RR, suhu) - Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam - Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat anti nyeri yaitu Injeksi antrain 3x1 g
E S: - Klien mengatakan nyeri area operasi (pinggang kiri) dirasakan hilang timbul dengan skla 1 - Klien mengatakan nyeri terasa cenut-cenut
O: tampak - Klien meringis sesekali saat nyeri dirasakan - Hasil pemeriksaan TTV menunjukkan TD 120/90 mmHg N: 81x/menit RR: 20x/menit S: 36,2 0C A: Masalah Masalah teratasi sebagian P: Lanjutkan intervensi no. 1,2,3,4,5
CATATAN PERKEMBANGAN NAMA KLIEN
: Tn. IS
TANGGAL
: 06-10-2017
DX. MEDIS
: Batu Pyelum, In complete double System, Hidronefrosis grade IV
RUANG
: 19 RSSA
DX. KEPERAWATAN: Nyeri akut S
O
- Klien mengatakan nyeri area operasi (pinggang kiri) dirasakan hilang timbul dengan skla 1 - Klien mengatakan nyeri terasa cenut-cenut
- Klien tampak meringis sesekali saat nyeri dirasakan - Hasil pemeriksaan TTV menunjukkan TD 120/90 mmHg N: 81x/menit RR: 20x/menit S: 36,2 0C
A Masalah teratasi sebagian
P Lanjutkan intervensi no. 1, 2, 3, 4, 5
I
- Mengkaji nyeri klien meliputi penyebab, kualitas, lokasi nyeri, kepararahan, dan waktu munculnya nyeri - Mengamati isyarat non verbal terkait keluhan nyeri - Memeriksa tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, RR, suhu) - Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam - Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat anti nyeri yaitu Injeksi antrain 3x1 g
E S: mengatakan - Klien sudah tidak merasa nyeri O: - Klien tidak tampak meringis pemeriksaan - Hasil TTV menunjukkan: TD 120/90 mmHg N: 82x/menit RR: 20x/menit S: 36,3 0C
A: Masalah Masalah teratasi teratasi P: Intervensi dihentikan
CATATAN PERKEMBANGAN NAMA KLIEN
: Tn. IS
TANGGAL
: 03-10-2017
DX. MEDIS
: Batu Pyelum, In complete double System, Hidronefrosis grade IV
RUANG
: 19 RSSA
DX. KEPERAWATAN: Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer S
O
-
pemeriksaan - Hasil laboratorium menunjukkan: Hb: 12,40 g/dL HT 38,50 % Trombosit 324 10 3/uL PPT 10,40 APTT 29,60 29,60 - Hasil pemeriksaan TTV menunjukkan: Tekanan darah : 120/80 mmHg Suhu : 36 oC Nadi: 81 x/menit RR: 21 x/menit - Warna kulit normal tidak ada kemerahan, tidak pucat, akral hangat, CRT< 2 detik - Jumlah cairan pada drain -/+ 100cc/24 jam, jenis cairan sanguinosa sanguinosa (berwarna merah)
A Masalah teratasi sebagian
P Lanjutkan intervensi no.1,2,3
I
- Menilai sirkulasi perifer seperti mengecek nadi perifer, CRT,warna kulit (mengecek adanya kemerahan), dan suhu ekstremitas
- Menganjurkan pasien dan keluarga untuk melindungi area luka
- Memelihara hidrasi dengan memberikan cairan NS: D10= 2:1 dan melakukan tindakan kolaborasi memberikan injeksi kalnex
E S: -
O: - Jumlah cairan -/+ 40 cc/24 jam pada drain yang terpasang di pinggang kiri klien dan jenis cairan sanguinosa (berwarna merah) pemeriksaan TTV - Hasil menunjukkan: TD: 120/90 mmHg N: 80x/menit RR: 20x/menit S: 36,2 0C pemeriksaan fisik - Hasil menunjukkan Warna kulit normal tidak ada kemerahan, tidak pucat, akral hangat, CRT< 2 detik
3x500 mg A: masalah masalah teratasi teratasi sebagian sebagian P: Lanjutkan intervensi no. 1,2,3
CATATAN PERKEMBANGAN NAMA KLIEN
: Tn. IS
TANGGAL
: 04-10-2017
DX. MEDIS
: Batu Pyelum, In complete double System, Hidronefrosis grade IV
RUANG
: 19 RSSA
DX. KEPERAWATAN: Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer S
O
-
- Jumlah cairan -/+ 40 cc/24 jam pada drain yang terpasang di pinggang kiri klien dan jenis cairan sanguinosa sanguinosa (berwarna merah) - Hasil pemeriksaan TTV menunjukkan: TD: 120/90 mmHg N: 80x/menit RR: 20x/menit S: 36,2 0C - Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan warna kulit normal, tidak ada kemerahan, tidak pucat, akral hangat, CRT< 2 detik
A Masalah teratasi sebagian
P I Lanjutkan - Menilai sirkulasi perifer intervensi seperti mengecek nadi no.1,2,3 perifer, CRT,warna kulit
(mengecek adanya kemerahan), dan suhu ekstremitas
- Menganjurkan pasien dan keluarga untuk melindungi area luka
- Memelihara hidrasi dengan memberikan cairan NS dan melakukan tindakan kolaborasi memberikan injeksi kalnex 3x500 mg
E S: -
O: - Jumlah cairan -/+ 40 cc/ 24 jam pada drain yang terpasang di pinggang kiri klien, jenis cairan sanguinosa (berwarna merah) pemeriksaan TTV - Hasil menunjukkan TD: 120/90 mmHg N: 80x/menit RR: 21x/menit S: 36,2 0C pemeriksaan fisik - Hasil menunjukkan warna kulit normal, tidak ada kemerahan, tidak pucat, akral hangat, CRT< 2 detik A: masalah masalah teratasi teratasi sebagian sebagian P: Lanjutkan intervensi no. 1,2,3
CATATAN PERKEMBANGAN NAMA KLIEN
: Tn. IS
TANGGAL
: 05-10-2017
DX. MEDIS
: Batu Pyelum, In complete double System, Hidronefrosis grade IV
RUANG
: 19 RSSA
DX. KEPERAWATAN: Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
S
O
-
A
- Jumlah cairan -/+ 40 Masalah cc/ 24 jam pada drain teratasi yang terpasang di sebagian pinggang kiri klien, jenis cairan sanguinosa (berwarna merah) - Hasil pemeriksaan TTV menunjukkan TD: 120/90 mmHg N: 80x/menit RR: 21x/menit S: 36,2 0C - Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan warna kulit normal, tidak ada kemerahan, tidak pucat, akral hangat, CRT< 2 detik
P Lanjutkan intervensi no.1,2,3
I
- Menilai sirkulasi perifer seperti mengecek nadi perifer, CRT,warna kulit (mengecek adanya kemerahan), dan suhu ekstremitas
- Menganjurkan pasien dan keluarga untuk melindungi area luka
- Memelihara hidrasi dengan memberikan cairan NS dan melakukan tindakan
E S: -
O: - Jumlah cairan 0 cc pada drain yang terpasang di pinggang kiri klien - Hasil pemeriksaan TTV menunjukkan TD: 120/90 mmHg N: 80x/menit RR: 21x/menit S: 36,2 0C pemeriksaan fisik - Hasil menunjukkan warna kulit normal, tidak ada kemerahan, tidak pucat, akral hangat, CRT< 2 detik
kolaborasi memberikan injeksi kalnex 3x500 mg A: masalah masalah teratasi teratasi P: Intervensi dihentikan
CATATAN PERKEMBANGAN NAMA KLIEN
: Tn. IS
TANGGAL
: 03-10-2017
DX. MEDIS
: Batu Pyelum, In complete double System, Hidronefrosis grade IV
RUANG
: 19 RSSA
DX. KEPERAWATAN: Risiko Infeksi S - Klien mengatakan nyeri pada area operasi yaitu dipinggang kiri
O klien - Balutan tampak bersih, ukuran balutan 22cmx2cm, tidak ada rembesan, area sekitar luka tidak kemerahan, balutan tertutup dengan rapat dan tidak ada yang terbuka. - Jumlah cairan -/+ 100 cc/24 jam pada drain yang terpasang di pinggang kiri klien, jenis cairan sanguinosa (berwarna merah) - Jumlah sel darah putih pada pemeriksaan lab yaitu 24,19 10 6/uL - Suhu : 36,0 0 C
A Masalah teratasi sebagian
P Lanjutkan intervensi 1,2,3,4
I
- Memantau tanda dan gejala infeksi sistemik dan local hasil - Memantau laboratorium jumlah sel darah putih - memeriksa kulit dan membrane mukosa terhadap adanya kemerahan, ekstremitas hangat dan adanya drainage klien - Menganjurkan untuk meningkatkan intake cairan dan nutrisi
E S: - Klien mengatakan nyeri pada area operasi berkurang dengan skala 2 O: klien tampak - Balutan bersih, ukuran balutan 22cmx2cm, tidak ada rembesan, area sekitar luka tidak kemerahan, balutan tertutup dengan rapat dan tidak ada yang terbuka. - Jumlah cairan -/+ 40 cc/24 jam pada drain yang terpasang di pinggang kiri klien dan jenis cairan sanguinosa (berwarna merah) Jumlah sel darah putih pada pemeriksaan lab yaitu 24,19 10 6/uL - Suhu : 36,2 0 C
A: masalah masalah teratasi teratasi sebagian sebagian P: lanjutkan intervensi no. 1,2,3,4,5
CATATAN PERKEMBANGAN NAMA KLIEN
: Tn. IS
TANGGAL
: 04-10-2017
DX. MEDIS
: Batu Pyelum, In complete double System, Hidronefrosis grade IV
RUANG
: 19 RSSA
DX. KEPERAWATAN: Risiko Infeksi S - Klien mengatakan nyeri pada area operasi berkurang dengan skala 2
O
klien - Balutan tampak bersih, ukuran balutan 22cmx2cm, tidak ada rembesan, area sekitar luka tidak kemerahan, balutan tertutup dengan rapat dan tidak ada yang terbuka. - Jumlah cairan -/+ 40 cc/24 jam pada drain yang terpasang di pinggang kiri klien dan jenis cairan sanguinosa (berwarna merah) - Jumlah sel darah putih pada pemeriksaan lab yaitu 24,19 106/uL - Suhu : 36,2 0 C
A Masalah teratasi sebagian
P Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5
I
tanda dan - Memantau gejala infeksi sistemik dan local hasil - Memantau laboratorium jumlah sel darah putih kulit dan - memeriksa membrane mukosa terhadap adanya kemerahan, ekstremitas hangat dan adanya drainage - Menganjurkan klien untuk meningkatkan intake cairan dan nutrisi pemberian - Kolaborasi antibiotik yaitu Injeksi Gentamycine 2x80 mg
E S: - Klien mengatakan nyeri pada area operasi berkurang dengan skala 1 O: - Balutan klien tampak bersih, ukuran balutan 22cmx2cm, tidak ada rembesan, area sekitar luka tidak kemerahan, balutan tertutup dengan rapat dan tidak ada yang terbuka. - /+ 40 - Jumlah cairan -/+ cc/24 jam pada drain yang terpasang di pinggang kiri klien dan jenis cairan sanguinosa sanguinosa (berwarna merah) - Jumlah sel darah putih pada pemeriksaan lab yaitu 24,19 10 6/uL - Suhu : 36,2 0 C
A: masalah masalah teratasi teratasi sebagian sebagian P: lanjutkan intervensi no. 1,2,3,4,5
CATATAN PERKEMBANGAN NAMA KLIEN
: Tn. IS
TANGGAL
: 05-10-2017
DX. MEDIS
: Batu Pyelum, In complete double System, Hidronefrosis grade IV
RUANG
: 19 RSSA
DX. KEPERAWATAN: Risiko Infeksi S - Klien mengatakan nyeri pada area operasi berkurang dengan skala 1
O
klien - Balutan tampak bersih, ukuran balutan 22cmx2cm, tidak ada rembesan, area sekitar luka tidak kemerahan, balutan tertutup dengan rapat dan tidak ada yang terbuka. - Jumlah cairan -/+ 40 cc/24 jam pada drain yang terpasang di pinggang kiri klien dan jenis cairan sanguinosa (berwarna merah) - Jumlah sel darah putih pada pemeriksaan lab yaitu 24,19 10 6/uL - Suhu : 36,2 0 C
A Masalah teratasi sebagian
P Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5
I
- Memantau tanda dan gejala infeksi sistemik dan local - Memantau hasil laboratorium jumlah sel sel darah putih - memeriksa kulit dan membrane mukosa terhadap adanya kemerahan, ekstremitas hangat dan adanya drainage klien untuk - Menganjurkan meningkatkan intake cairan dan nutrisi - Kolaborasi pemberian antibiotik yaitu Injeksi Gentamycine 2x80 mg
E S: - Klien mengatakan nyeri area operasi (pinggang kiri) dirasakan hilang timbul dengan skla 1 dan nyeri terasa cenut-cenut O: klien - Balutan tampak bersih, tidak ada rembesan - Jumlah cairan 0 cc/24 jam pada drain yang terpasang di pinggang kiri klien - Jumlah sel darah putih pada pemeriksaan lab yaitu 24,19 10 6/uL - Suhu : 36,2 0 C
A: masalah masalah teratasi sebagian P: lanjutkan intervensi no. 1,2,3,4,5
CATATAN PERKEMBANGAN NAMA KLIEN
: Tn. IS
TANGGAL
: 06-10-2017
DX. MEDIS
: Batu Pyelum, In complete double System, Hidronefrosis grade IV
RUANG
: 19 RSSA
DX. KEPERAWATAN: Risiko Infeksi S
- Klien mengatakan nyeri area operasi (pinggang kiri) dirasakan hilang timbul dengan skla 1 dan nyeri terasa cenut-cenut
O
klien - Balutan tampak bersih, ukuran balutan 22cmx2cm, tidak ada rembesan, area sekitar luka tidak kemerahan, balutan tertutup dengan rapat dan tidak ada yang terbuka. - Jumlah cairan 0 cc/ 24 jam pada drain yang terpasang di pinggang kiri klien, jenis cairan cairan - Jumlah sel darah putih pada pemeriksaan lab yaitu 24,19 10 6/uL - Suhu : 36,2 0 C
A Masalah teratasi sebagian
P Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5
I
- Memantau tanda dan gejala infeksi sistemik dan local - Memantau hasil laboratorium jumlah sel sel darah putih - memeriksa kulit dan membrane mukosa terhadap adanya kemerahan, ekstremitas hangat dan adanya drainage klien untuk - Menganjurkan meningkatkan intake cairan dan nutrisi - Kolaborasi pemberian antibiotik yaitu Injeksi Gentamycine 2x80 mg
E S: - Klien mengatakan sudah tidak merasakan nyeri pada area operasi O: klien - Balutan tampak bersih, ukuran balutan 22cmx2cm, tidak ada rembesan, area sekitar luka tidak kemerahan, balutan tertutup dengan rapat dan tidak ada yang terbuka. - Drain klien telah dilepas
A: masalah masalah teratasi teratasi P: Intervensi dihentikan
CATATAN PERKEMBANGAN NAMA KLIEN
: Tn. IS
TANGGAL
: 03-10-2017
DX. MEDIS
: Batu Pyelum, In complete double System, Hidronefrosis grade IV
RUANG
: 19 RSSA
DX. KEPERAWATAN: Defisit perawatan diri S
klien - Istri mengatakan klien diseka 1x/hari
O
- Klien dibantu saat akan ke kamar mandi - Klien disuapi oleh istrinya dan terkadang anaknya saat makan
A Masalah teratasi sebagian
P Lanjutkan intervensi no. 1,2,3
I
menyiapkan - Membantu makanan pasien - Menganjurkan keluarga untuk menyeka pasien rutin 2x/hari dan mengganti pakain pasien - Menganjurkan keluarga untuk membantu membersihkan gigi dan mulut pasien 2x/hari
E S: -
O: - Klien dibantu anaknya saat mobilisasi ke kamar mandi - Makanan klien disiapkan oleh petugas rumah sakit - Klien disuapi anaknya saat makan
A: masalah masalah teratasi teratasi sebagian sebagian P: lanjutkan intervensi no. 1,2,3
CATATAN PERKEMBANGAN NAMA KLIEN
: Tn. IS
TANGGAL
: 04-10-2017
DX. MEDIS
: Batu Pyelum, In complete double System, Hidronefrosis grade IV
RUANG
: 19 RSSA
DX. KEPERAWATAN: Defisit perawatan diri S
O
-
- Klien dibantu anaknya saat mobilisasi ke kamar mandi klien - Makanan disiapkan oleh petugas rumah sakit - Klien disuapi anaknya saat makan
A Masalah teratasi sebagian
P Lanjutkan intervensi no. 1,2,3
I
menyiapkan - Membantu makanan pasien - Menganjurkan keluarga untuk menyeka pasien rutin 2x/hari dan mengganti pakain pasien - Menganjurkan keluarga untuk membantu membersihkan gigi dan mulut pasien 2x/hari
E S: -
O: - Makanan klien disiapkan oleh petugas rumah sakit sudah - Saat makan, klien sudah dapat makan sendiri tanpa disuapi - Saat mobilisasi ke toilet klien dibantu anaknya
A: masalah masalah teratasi teratasi sebagian sebagian P: lanjutkan intervensi no. 1,2,3
CATATAN PERKEMBANGAN NAMA KLIEN
: Tn. IS
TANGGAL
: 05-10-2017
DX. MEDIS
: Batu Pyelum, In complete double System, Hidronefrosis grade IV
RUANG
: 19 RSSA
DX. KEPERAWATAN: Defisit perawatan diri S
O
-
klien - Makanan disiapkan oleh petugas rumah sakit - Saat makan, klien sudah dapat makan sendiri tanpa disuapi - Saat mobilisasi ke toilet klien dibantu anaknya
A Masalah teratasi sebagian
P Lanjutkan intervensi no. 1,2,3
I
menyiapkan - Membantu makanan pasien - Menganjurkan keluarga untuk menyeka pasien rutin 2x/hari dan mengganti pakain pasien - Menganjurkan keluarga untuk membantu membersihkan gigi dan mulut pasien 2x/hari
E S: -
O: - Makanan klien disiapkan oleh petugas - Klien dapat makan sendiri tanpa disuapi - Klien dapat mengganti pakain sendiri tanpa dibantu - Saat mobilisasi ke toilet, klien dibantu anaknya atau istrinya
A: masalah masalah teratasi teratasi sebagian sebagian P: lanjutkan intervensi no. 1,2,3
CATATAN PERKEMBANGAN NAMA KLIEN
: Tn. IS
TANGGAL
: 06-10-2017
DX. MEDIS
: Batu Pyelum, In complete double System, Hidronefrosis grade IV
RUANG
: 19 RSSA
DX. KEPERAWATAN: Defisit perawatan diri S
O
-
klien - Makanan disiapkan oleh petugas - Klien dapat makan sendiri tanpa disuapi mengganti - Klien dapat mengganti pakain sendiri tanpa dibantu - Saat mobilisasi ke toilet, klien dibantu anaknya atau istrinya
A Masalah teratasi sebagian
P Lanjutkan intervensi no. 1,2,3
I
menyiapkan - Membantu makanan pasien - Menganjurkan keluarga untuk menyeka pasien rutin 2x/hari dan mengganti pakain pasien - Menganjurkan keluarga untuk membantu membersihkan gigi dan mulut pasien 2x/hari
E S: -
O: - Klien dapat makan sendiri tanpa disuapi anak atau istrinya - Klien dapat mengganti pakaian sendiri tanpa dibantu - Klien dapat mobilisasi ke toilet secara mandiri
A: masalah masalah teratasi teratasi P: intervensi dihentikan
CATATAN PERKEMBANGAN NAMA KLIEN
: Tn. IS
TANGGAL
: 03-10-2017
DX. MEDIS
: Batu Pyelum, In complete double System, Hidronefrosis grade IV
RUANG
: 19 RSSA
DX. KEPERAWATAN: Kurang pengetahuan S - Klien mengatakan tidak mengetahui apa itu penyakit batu ginjal dan penyebabnya - Klien mengatakan ingin mengetahui lebih banyak tentang penyakitnya
O
- Saat dijelaskan tentang penyakitnya klien memperhatikan dengan baik - Setelah diberikan penjelasan, klien dapat menjawab beberapa pertanyaan terkait batu ginjal
A Masalah teratasi sebagian
P Lanjutkan intervensi no. 1,2,3,4,5,6
I
- Mengkaji tingkat pengetahuan pasien terkait dengan proses penyakit batu ginjal - Menjelaskan penyebab batu ginjal - Mereview pengetahuan pasien mengenai kondisinya - Menjelaskan tanda dan gejala yang umum dari batu ginjal - Mendiskusikan managemen penyakit batu ginjal dan pencegahannya - Menjelaskan tindakan yang bisa klien lakukan untuk mempercepat kesembuhan luka pasien setelah operasi batu ginjal
E S: - Klien mengatakan sudah mulai paham dengan penyakit batu ginjal, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan, dan penganan batu ginjal pre op dan post op
O: - Klien dapat menjawab dengan benar saat diberikan pertanyaan tentang definisi, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan dan penatalaksanaan batu ginjal pre op dan post op masih bingung - Klien dengan perjalanan penyakitnya A: Masalah Masalah teratasi teratasi sebagian sebagian P: Lanjutkan intervensi no.1,2,3,4,5,6
CATATAN PERKEMBANGAN NAMA KLIEN
: Tn. IS
TANGGAL
: 04-10-2017
DX. MEDIS
: Batu Pyelum, In complete double System, Hidronefrosis grade IV
RUANG
: 19 RSSA
DX. KEPERAWATAN: Kurang pengetahuan S - Klien mengatakan sudah mulai paham dengan penyakit batu ginjal, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan, dan penganan batu ginjal pre op dan post op
O
dapat - Klien menjawab dengan benar saat diberikan pertanyaan tentang definisi, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan dan penatalaksanaan batu ginjal pre op dan post op masih - Klien bingung dengan perjalanan penyakitnya
A Masalah teratasi sebagian
P Lanjutkan intervensi no. 1,2,3,4,5,6
I
- Mengkaji tingkat pengetahuan pasien terkait dengan proses penyakit batu ginjal - Menjelaskan penyebab batu ginjal - Mereview pengetahuan pasien mengenai kondisinya - Menjelaskan tanda dan gejala yang umum dari batu ginjal - Mendiskusikan managemen penyakit batu ginjal dan pencegahannya - Menjelaskan tindakan yang bisa klien lakukan untuk mempercepat kesembuhan luka pasien setelah operasi batu ginjal
E S: - Klien mengatakan saat ini sudah mengetahui tentang penyakit dan kondisinya, tindakan yang bisa dilakukan untuk mempercepat kesembuhan luka
O: - Klien dapat menjawab pertanyaan dengan benar terkait penyakit batu ginjal - Klien dapat menjawab pertanyaan dengan benar terkait tindakan yang bisa klien lakukan untuk mempercepat kesembuhan lukanya A: masalah masalah teratasi teratasi P: intervensi dihentikan
PATOFISIOLOGI
Idiopatik
Hiper paratiroidisme Hiperkalsemia
ISK
Kerusakan nefron
Imobilisasi yang lama
Bakteri pemecah urea Statis urin
Kalsifikasi
Iklim yang panas/dingin
Intake cairan yang kurang
Pengendapan urin pH urin Asam
Sedimentasi dan Kristalisasi
Proses Kristalisasi
Terbentuknya calculi
UROLITHIASIS
Pasien dilakukan tindakan
Kurang paparan informasi
pembedahan Pasien banyak bertanya Pasien cemas dan takut
ANSIETAS
tentang penyakitnya
KURANG PENGETAHUAN
Obstruksi saluran kemih
Aktivitas yang kurang
Makanan tinggi kalsium, oksalat, purin Kelebihan kalsium oksalat, purin
LANJUTAN
Batu pada Ginjal Nyeri mendadak dan menyebar
Mengiritasi endotel dan PD pada ginjal
Episode kolik renal Terjadi perlukaaan Timbul gejala gastrointestinal Darah keluar bersama urin NAUSEA
Hematuria
NYERI AKUT
Pelepasan mediator inflamasi (Pirogen)
Aktivasi asam Arachidonat Merangsang thermostat di Hipotalamus
Statis urin
Kompensasi ginjal: Dilatasi ginjal Retensi urin
Hidronefrosis
Tekanan pada struktur ginjal
Dilatasi tubulus ginjal Sering kencing Kerusakan fungsi ginjal
Port de entry mikroorganisme
Mengganggu tidur
suhu tubuh RESIKO INFEKSI
GANGGUAN ELIMINASI URIN
GGK HIPERTERMIA
Gangguan pola tidur
Peningkatan ureum dan kreatinin
Edema
Kelebihan volume cairan
RESUME KEPERAWATAN A. RINGKASAN RINGKASAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN NAMA
: Tn. IS
TANGGAL LAHIR
: 01-06-1964
NO. RM
: 11352426
NO. REG
:1728474
R. PERAWATAN
: 19
TGL. MRS
: 22-09-2017
TGL. KRS
: 06-10-2017
KEADAAN KRS
: composmentis, GCS 456, terdapat balutan pada pinggang kiri
klien RAWAT JALAN B. RIWAYAT SINGKAT KEPERAWATAN 1. Masalah Kesehatan pada awal/saat MRS: 1) Nyeri akut 2) Risiko ketidakefektifan ketidakefektif an perfusi jaringan perifer 3) Risiko infeksi 4) Defisit perawatan perawatan diri 5) Kurang pengetahuan 2. Tindakan keperawatan selama dirawat:
3. Evaluasi/Perkembangan Pasien: S:
- Klien mengatakan nyeri sudah tidak merasa nyeri - Klien mengatakan saat ini sudah mengetahui tentang penyakit dan kondisinya, tindakan yang bisa dilakukan untuk mempercepat kesembuhan luka O:
- Klien tidak tampak meringis - Jumlah cairan 0 cc pada drain yang terpasang di pinggang kiri klien, Drain klien telah dilepas
- Hasil pemeriksaan TTV menunjukkan TD: 120/90 mmHg, N: 80x/menit, RR: 21x/menit, : 36,2 0C
- Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan warna kulit normal, tidak ada kemerahan, tidak pucat, akral hangat, CRT< 2 detik
- Balutan klien tampak bersih, ukuran balutan 22cmx2cm, tidak ada rembesan, area sekitar luka tidak kemerahan, balutan tertutup dengan rapat dan tidak ada yang terbuka. mandir i tanpa dibantu istri atau - Klien dapat makan dan mobilisasi ke toilet secara mandiri anaknya dengan benar terkait penyakit batu ginjal - Klien dapat menjawab pertanyaan dengan
RESUME KEPERAWATAN BATU PYELUM
Untuk memenuhi tugas Profesi Ners Departemen Surgikal Ruang 19 RSSA Malang
RESUME KEPERAWATAN NAMA KLIEN
: Tn. S
TANGGAL
: 3 Oktober 2017
DX. MEDIS
: Basalioma Intra nasal
RUANG
: 19 RSSA
DX. KEPERAWATAN KEPERAWATAN
: Kerusakan integritas kulit
S
O
S:
O:
- Klien mengata kan ada luka bawah hidung
-
Terdapat luka di bawah hidung yang tidak tertutup kasa sebesar 3x2 cm - Terdapat luka kehitaman di bawah hidung - Terdapat benjolan di bawah hidung - Bau khas luka
A Masalah teratasi sebagian
P Monitor karakteristik luka, termasuk drainase, warna, ukuran, dan bau Ukur luas luka yang sesuai Hindarkan benda- benda yang tertanam (misal : serpihan, kutu dll) Berikan balutan yang sesuai dengan luka Perkuat balutan pada luka bila diperlukan Pertahankan teknik balutan steril
I Monitor karakteristik luka, termasuk drainase, warna, ukuran, dan bau Mengkur luas luka yang sesuai Menghindarkan benda- benda yang tertanam (misal : serpihan, kutu dll) Berikan balutan yang sesuai dengan luka Perkuat balutan pada luka bila diperlukan Pertahankan teknik balutan steril Tambahan intervensi - Memberikan bantuan oksigen NRBM 10 lpm TTV - Observasi pasien - Memantau adanya retraksi dinding dada dan bantuan pernapasan nyeri - Observasi
E
S:
-
-
Keluarga klien mengatakan bahwa operasi dijalani dari jam 07.00-18.30 Keluarga klien mengatakan bahwa ada luka di paha kiri untuk menutup dan membuat hidung klien Klien mengatakan ada darah yang terus keluar di area hidung pasien Klien mengatakan nyeri area wajah dan di paha kiri dengan skala 4
O:
-
-
Ada luka jahitan terbuka di hidung sampai atas kepala Terdapat luka tertutup kasa di atas kepala Klien dilakukan operasi skin graf, eksisi dan flap di hidung sampai atas kepala P : klien merasa nyeri di wajah dan di paha kiri Q : nyeri skala 4 R : di paha kiri dan wajah area jahitan S : nyeri cenut-cenut
- -
-
-
- - -
klien - T : selalu terasa dari setelah operasi Observasi ekspresi klien Memberikan A: Masalah Masalah teratasi teratasi sebagian sebagian tekanan pada daerah yang perdarahan Mengganti kasa P: Intervensi dilanjutkan dan didelegasikan atau tisu yang menekan NIC: Perawatan luka perdarahan Memantau adanya (No. 1,2, 3,5,6,7) perdarahan Membantu aktivitas perawatan diri (makan, minum, mandi, berpakaian) Pemberian Infus RL 18 Tpm Ranitidin 2x50 mg Ketorolac 3x30 mg Asam tranek 3x500 mg Dexametason 3x50mg Tramadol / NS 150mg / 500
RESUME KEPERAWATAN NAMA KLIEN
: Tn. AM
TANGGAL
:
3
DX. MEDIS
: CKS 345
RUANG
: 19
DX. KEPERAWATAN
:Penurunan kapasitas adaptif intrakranial
Oktober
2017
No.dx
2
S
-
O
Klien
mengatakan sakit kepala masih seperti kemarin, dan belum berkurang
-
-
GCS 456 Sklera mata kiri terlihat kemerahan Pada mata kanan terlihat racoon eyes yang telah memudar TD 120/70 mmHg Nadi 80 x/mnt x/mnt RR 20 x/mnt Suhu 36,7 °C Terdapat riwayat syncope (+), kejang (+) P : klien mengeluh nyeri akibat terkena gergaji kayu dan nyeri bertambah jika digunakan untuk bergerak, Q : nyeri tajam dan berat, R : nyeri dirasakan di area leher hingga
A
Masalah teratasi sebagian
P
I
1. Monitor status neurologis 2. Monitor
E
1. Memonitor status
sedikit berkurang, namun klien merasa
neurologis
pergerakan lehernya menjadi terbatas,
2. Memonitor
TTV,
TTV,
pernafasa
pernafasan,
n,
mencatat
mencatat
pola
pola
irama
nafas
irama
setiap
pada
nafas
jam
09.00
dan
setiap pada jam 09.00 dan 12.00 3. Monitor input dan ouput cairan 4. Batasi
S: - klien mengatakan sakit kepala sudah
tidak leluasa untuk bergerak, dan bergerak sedikit terasa nyeri
dan
dan 12.00 3. Memonitor input
dan
ouput cairan 4. Membatasi aktivitas klien 5. Memberikan tindakan
O:
-
Sklera mata kiri terlihat kemerahan Pada mata kanan terlihat racoon eyes yang telah memudar TD 110/80 mmHg Nadi 92 x/mnt x/mnt RR 20 x/mnt Suhu 36,8 °C Terdapat riwayat syncope (+), kejang (+) P :nyeri muncul apabila leher digunakan untuk bergerak Q : nyeri tajam dan berat, R : nyeri dirasakan di area leher hingga kepala,
-
-
kepala, S : skala nyeri 6, T : nyeri mulai muncul setelah terkena gergaji kayu hingga saat pengkajian, nyeri hilang timbul Hasil CT-Scan 27 September 2017 EDH pada region temporal kanan volume 5 cc
aktivitas klien 5. Berikan tindakan yang nyaman 6. Hindari memfleksi kan leher klien 7. Kolaborasi pemberia n obat
yang nyaman 6. Menghindari
-
memfleksika n leher klien 7. Melakukan
-
pemberian obat 8. Fenitoin 3x100 mg (Po.) (+)
-
S : skala nyeri 4, T : nyeri mulai muncul setelah terkena gergaji kayu hingga saat pengkajian, nyeri hilang timbul Hasil CT-Scan 27 September 2017 EDH pada region temporal kanan volume 5 cc Mual (-), muntah (-) GCS 456 Fenitoin 3x100 mg (Po.) (+)
A: Masalah teratasi sebagian P: Intervensi dilanjutkan dan didelegasikan Intervensi dilanjutkan No. No. 1-7
RESUME KEPERAWATAN NAMA KLIEN
: Tn.R
TANGGAL
: 3 Oktober 2017
DX. MEDIS
: Cholangitis
RUANG
: 19
DX. KEPERAWATAN
: Nyeri Akut
S S
:
O Klien
mengatakan nyeri
pada
area
luka,
nyeri
P
I
Masalah
insisi pada
1. Kaji karakteris tik nyeri 2. Kaji adanya respon nyeri non verbal 3. Berikan klien lingkunga n yang nyaman
abdomen
4. Lakukan
1. Mengkaji karakteristik nyeri 2. Mengkaji adanya respon nyeri non verbal 3. Memberikan klien lingkungan yang nyaman 4. Melakukan pengukuran TTV terhadap nyeri 5. Mengajarkan teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri (napas dalam) 6. Memberikan obat Asam mefenamat 3x50mg
TD 130/800mmHg
saat
pasien
N : 78x/menit
:
karena
Suhu : 360C Tampak luka
batuk nyeri luka
kanan
insisi Klien tampak Q
:
seperti
cenut cenut R : pada area luka insisi di
:
Teratasi Sebagian
RR : 20x/menit
bertambah
P
A
meringis kesakitan
pengukur
E S: Pasien mengatakan sudah tidak merasakan nyeri O :
Klien tidak tampak meringis kesakitan TD : 100/60mmHg N : 81x/menit RR : 20x/menit Suhu : 36,20c
an TTV terhadap
Pasien masih diberikan obat Asam mefenamat
nyeri
3x50mg pada hari ke 2
5. Ajarkan teknik
A : Masalah teratasi sebagian
abdomen
non
kanan
farmakolo
S : skala nyeri 5
gi untuk menguran gi nyeri
T : nyeri hilang
(napas
timbul,
dalam)
nyeri
bertmabah saat batuk
pasien
6. Kolaborasi pemberia n obat
P : Lanjutkan intervensi (1,2,3,4,5,6)