LAPORAN PENDAHULUAN ABSES SUBMANDIBULA
STASE KEPERAW KE PERAWA ATAN BEDAH
DI RUANG 14 RSUD dr. SAIFUL ANWAR MALANG
"#1( LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNI&ERSITAS MUHAMMADI'AH MALANG
DI RUANG 14 RSUD dr. SAIFUL ANWAR "#1(
ABSES SUBMANDIBULA
A. PENGERTIAN Abses adalah kumpulan tertutup jaringan cair, yang dikenal sebagai nanah, di suatu tempat di dalam tubuh. Ini adalah hasil dari reaksi pertahanan tubuh terhadap benda asing (Mansjoer A, 2005). Abses adalah tahap terakhir dari suatu ineksi jaringan yang dia!ali dengan proses yang disebut peradangan ("ambang, 2005). Abses adalah ineksi kulit dan subkutis dengan gejala berupa kantong berisi nanah. (#iregar, 200$). #edangkan abses mandibula adalah abses yang terjadi di mandibula. Abses dapat terbentuk di ruang submandibula atau salah satu komponennya sebagai kelanjutan ineksi dari daerah leher. (#melt%er dan "are, 200&). B. ETIOLOGI
mulut atau gigi. -eradangan ini menyebabkan adanya pembengkakan didaerah submandibula yang pada perabaan sangat keras biasanya tidak teraba adanya /uktuasi. #ering mendorong lidah keatas dan kebelakang dapat menyebabkan trismus. +al ini sering menyebabkan sumbatan jalan napas. "ila ada tandatanda sumbatan jalan napas maka
jalan
napas
harus
segera
dilakukan
trakceostomi
yang
dilanjutkan dengan insisi digaris tengah dan eksplorasi dilakukan secara tumpul untuk mengeluarkan nanah. "ila tidak ada tanda tanda sumbatan jalan napas dapat segera dilakukan eksplorasi tidak ditemukan nanah, kelainan ini disebutkan Angina ludo1i1a (#elulitis submandibula). #etelah dilakukan eksplorasi diberikan antibiotika dosis tinggi untuk kuman aerob dan anaerob.
tubuh, sebelum menimbulkan gejala seringkali terlebih tumbuh lebih besar. Abses dalam lebih mungkin menyebarkan ineksi keseluruh tubuh. Adapun tanda dan gejala abses mandibula adalah nyeri leher disertai pembengkakan di ba!ah mandibula dan di ba!ah lidah, mungkin ber/uktuasi. D. PATOFISIOLOGI Menurut -rice (200) jika bakteri menyusup kedalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi ineksi. #ebagian sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sesel yang terineksi. #elsel
darah putih
yang merupakan
pertahanan tubuh
dalam
mela!an ineksi, bergerak kedalam rongga tersebut, dan setelah menelan bakteri.sel darah putih akan mati, sel darah putih yang mati
c.
-enyebaran ineksi pada tulang rahang dapat mengakibatkan
osteomyelitis mandibula atau maksila d. -enyebaran ineksi pada daerah tubuh yang lain, menghasilkan abses serebral, endokarditis, pneumonia, atau gangguan lainnya. F. PEMERIKSAN DIAGNOSIS Menurut #iregar (200$), abses dikulit atau di ba!ah kulit sangat mudah dikenali. #edangkan abses dalam sering kali sulit ditemukan. -ada penderita abses, biasanya pemeriksaan darah menunjukkan peningkatan jumlah sel darah putih. ntuk menetukan ukuran dan lokasi abses dalam biasanya dilakukan pemeriksaan 8ontgen,#, 9, #can, atau M8I G. PENATALAKSANAAN Antibiotik dosis tinggi terhadap kuman aerob dan anaerob harus diberikan
secara
parenteral.
+al
yang
paling
penting
adalah
#uatu abses seringkali membaik tanpa pengobatan, abses akan pecah dengan
sendirinya
dan
mengeluarkan
isinya,.kadang
abses
menghilang secara perlahan karena tubuh menghancurkan ineksi yang terjadi dan menyerap sisasisa ineksi, abses pecah dan bisa meninggalkan benjolan yang keras. ntuk meringankan nyeri dan mempercepat penyembuhan, suatu abses bisa ditusuk dan dikeluarkan isinya. #uatu abses tidak memiliki aliran darah, sehingga pemberian antibiotik biasanya siasia antibiotik biasanya diberikan setelah abses mengering dan hal ini dilakukan untuk mencegah kekambuhan. Antibiotik juga diberikan jika abses menyebarkan ineksi kebagian tubuh lainnya.
5. 8i!ayat -enyakit 3eluarga ' Apakah ada keluarga pernah menderita penyakit seperti ini. d. 8i!ayat -sikososial ' Apakah pasien merasakan kecemasan yang berlebihan. Apakah sedang mengalami stress yang berkepanjangan. ". *iagnosa 3epera!atan &. yeri Akut yang berhubungan dengan egen injuri biologi. 2. +ipertermi yang berhubungan dengan proses penyakit. =. 3erusakan Intergritas kulit yang berhubungan dengan trauma mekanik. $. *e>sit 1olume cairan dan elektrolit berhubungan dengan perdarahan post operasi. 5. 8esiko ineksi berhubungan dengan tindakan pembedahan, tidak adekuatnya pertahanan tubuh. . angguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
. INTER&ENSI N O 1
DIAGNOSA yeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
NO
NI
#etelah dilakukan tindakan kepera!atan N6eri -er78n-r8l dengan kriteria hasil ' Mengenali aktor penyebab □
□
□
□
□
□
□
P)in M)n),e0en□ 3aji nyeri secara komprehensi meliputi (lokasi, karakteristik, dan onset, durasi, rekuensi, kualitas, intensitas nyeri) □ 3aji skala nyeri &2=$5 unakan komunikasi terapeutik agar □ Mengenali onset (lamanya sakit) klien dapat mengekspresikan nyeri 3aji actor yang dapat menyebabkan □ &2=$5 nyeri timbul Menggunakan metode pencegahan pada pasien untuk cukup □ Anjurkan untuk mengurangi nyeri istirahat Monitor tanda tanda 1ital □ &2=$5 □ Ajarkan tentang teknik nonarmakologi Menggunakan metode nonanalgetik (relaksasi) untuk mengurangi nyeri untuk mengurangi nyeri □ 3olaborasi dengan dokter dalam pemberian obat &2=$5 Mengunakan analgesik sesuai dengan kebutuhan An)l,esi5 Ad0inis-r)-i8n &2=$5 Melaporkan gejala kesehatan
□
pada
&2=$5 Mengenali gejala gejala nyeri &2=$5
petugas □
□ □
entukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat 9ek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan rekuensi 9ek ri!ayat alergi -ilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika
□
□
□
□
□
□
"
+ipertermi berhubungan dengan
pemberian lebih dari satu entukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri entukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal -ilih rute pemberian secara IB, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur Monitor 1ital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali "erikan analgesik tepat !aktu terutama saat nyeri hebat <1aluasi eekti1itas analgesik, tanda dan gejala (eek samping)
#etelah dilakukan tindakan kepera!atan Fe9er -re)-0en□ Monitor suhu sesering mungkin Ter08re,ul)si d)l)0 )-)s n8r0)l □ Monitor IE dengan kriteria hasil ' □ Monitor !arna dan suhu kulit idak menggigil □ □ Monitor tekanan darah, nadi dan 88 &2=$5 □ adi dbn ( 0&00 C6 menit) □ Monitor penurunan tingkat kesadaran &2=$5 □ Monitor E"9, +b, dan +ct □ 88 dbn ( &2$ C6 menit) □ Monitor intake dan output &2=$5 □ "erikan anti piretik #uhu dbn (==?D9) □ □ "erikan pengobatan untuk mengatasi &2=$5 penyebab demam □ #elimuti pasien □ akukan tapid sponge □ 3olaborasipemberian cairan intra1ena □ 3ompres pasien pada lipat paha dan aksila □ ingkatkan sirkulasi udara
□
"erikan pengobatan untuk mencegah terjadinya menggigil
Te0:er)-ure re,ul)-i8n □ Monitor suhu minimal tiap 2 jam monitoring suhu secara □ 8encanakan kontinyu □ Monitor *, nadi, dan 88 □ Monitor !arna dan suhu kulit □ Monitor tandatanda hipertermi dan hipotermi □ ingkatkan intake cairan dan nutrisi □ #elimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh pada pasien cara mencegah □ Ajarkan keletihan akibat panas tentang pentingnya □ *iskusika n pengaturan suhu dan kemungkinan eek negati dari kedinginan □ "eritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan dan penanganan emergency yang diperlukan indikasi dari hipotermi dan □ Ajarkan penanganan yang diperlukan □ "erikan anti piretik jika perlu &i-)l si,n M8ni-8rin, Monitor *, nadi, suhu, dan 88 □ 9atat adanya /uktuasi tekanan darah □ Monitor B# saat pasien berbaring, □
□
□
□ □
□ □ □
□ □
□
duduk, atau berdiri Auskultasi * pada kedua lengan dan bandingkan Monitor *, nadi, 88, sebelum, selama, dan setelah akti1itas Monitor kualitas dari nadi Monitor rekuensi dan irama pernapasan Monitor suara paru Monitor pola pernapasan abnormal Monitor suhu, !arna, dan kelembaban kulit Monitor sianosis perier Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik) Identi>kasi penyebab dari perubahan 1ital sign