1
PENDAHULUAN Latar Belakang
Jagung merupakan salah satu serealia yang strategis dan bernilai ekonomi serta mempunyai peluang untuk dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat dan protein setelah beras juga sebagai sumber pakan. Upaya peningkatan produksi jagung masih menghadapi berbagai masalah sehingga produksi jagung dalam negeri belum mampu mencukupi kebutuhan nasional (Wahyudin dkk, 2016). Kacang tanah (Arachis hypogaea (L.) Merr.) telah lama dibudidayakan di Indonesia dan umumnya ditanam dilahan kering. Pada saat i ni, penanaman kacang tanah telah meluas dari lahan kering ke lahan sawah melalui pola tanam padi padi palawija. Kacang tanah ditanam pada berbagai lingkungan agroklimat dengan beragam suhu, curah hujan dan jenis tanah (Rahmianna dkk, 2015). Usaha peningkatan produksi pangan harus selalu diupayakan mengingat kepemilikan tanah yang relatif sempit maka peningkatan produksi diarahkan dengan usaha peningkatan intensitas penggunaan lahan dengan sistem tanam ganda. Pengusahaan beberapa jenis tanaman pangan baik berupa rotasi, tumpang sari, sisipan maupun berurutan akan menjamin keberhasilan usaha tani (Diah, 2014). Kendala bidang pertanian saat ini adalah terbatasnya lahan pertanian produktif. Salah satu usaha untuk mengoptimalkan lahan pertanian yang ada adalah dengan sistem tumpang sari. Pola tanam berganda atau tumpang sari merupakan sistem pengelolaan lahan pertanian dengan mengkombinasikan intensifikasi dan diversifikasi tanaman (Tabri, 2015).
2
Tumpang sari ialah bertanam dua atau lebih tanaman bersama sama secara serentak pada lahan yang sama setiap tahun. Keuntungan sistem tumpang sari ialah bersama sama jenis legum akan memelihara tanah karena adanya fiksasi nitrogen dapat menekan pertumbuhan gulma, mengurangi resiko kegagalan akibat kekeringan, hama dan penyakit, mengoptimalkan produksi pada lahan sempit sehingga dapat membantu petani mengatasi kekurangan lahan (Salli, 2015). Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari paper ini adalah untuk mengetahui dan mengenal metode bercocok tanam Tumpang Sari. Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan dari laporan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk dapat memenuhi komponen penilaian Laboratorium Dasar Agronomi Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara serta sebagai sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan.
3
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung
Jagung ( Zea mays L.) memiliki kedudukan penting di sektor ekonomi dunia. Penggunaan produk jagung yang utama digunakan sebagai pakan ternak, bahan makanan olahan dan bioethanol. Klasifikasi jagung adalah sebagai berikut : Kindom : Plantae ; Divisi : Spermatophyta ; Kelas : Monocotyledonae ; Ordo : Poales (Graminae) ; Famili : Poaceae (Gramineae) ; Genus : Zea ; Spesies : Zea mays L. (Riwandi dkk, 2014). Pada saat biji jagung berkecambah, akar yang tumbuh berasal dari calon akar yang kedudukannya berada dekat ujung biji yang menempel pada janggel kemudian memanjang dan diikuti oleh tumbuhnya akar akar samping. Akar yang terbentuk pada awal perkecambahan ini bersifat sementara bahkan diistilahkan dengan akar temporer. Akar ini berfungsi untuk mempetahankan tegaknya tanaman (Anggoro, 2011). Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang, berbentuk silindris dan terdiri atas sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas terdapat tunas yang berkembang menjadi tongkol. Dua tunas teratas berkembang menjadi tongkol yang produktif. Batang memiliki 3 jaringan komponen utama yaitu kulit (epidermis), jumlah pembuluh (bundles vaskuler) dan pusat batang (pith) (Gustika, 2013). Jumlah daun jagung bervariasi antara 8 helai sampai dengan 15 helai, berwarna hijau berbentuk pita tanpa tangkai daun. Daun jagung terdiri atas kelopak daun, lidah daun (ligula) dan helai daun yang memanjang seperti pita
4
dengan ujung yang meruncing. Pelepah daun berfungsi untuk membungkus batang dan melindungi buah (Riwandi dkk, 2014). Jagung disebut juga tanaman berumah satu karena bunga jantan dan bunga betina mucul dari axillary apical tajuk. Bunga jantan berkembang dai titik tumbuh apical di ujung tanaman. Rambut jagung adalah pemanjangan dari saluran stylar ovary yang matang pada tongkol. Hampir 95% dari persariannya berasal dari serbuk sari tanaman lain dan hanya 5% yang berasal dari serbuk sari tanaman sendiri (Nasution, 2014). Bij jagung terletak pada janggel yang tersusun memanjang dan menempel erat. Pada setiap tanaman jagung terbentuk 1-2 tanaman tongkol tau lebih. Biji jagung memiliki bermacam macam bentuk dan bervariasi. Perkembangan biji dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain varietas, ketersediaan air didalam tanah dan faktor lingkungan (Anggoro, 2011). Syarat Tumbuh Iklim
Di Indonesia tanaman jagung tumbuh dan berproduksi optimum di daratan rendah sampai ketinggian 750mdpl. Suhu udara ideal untuk perkecambahan benih adalah 30-32C dengan kapasitas air tanah 25%-60%. Selama pertumbuhan tanaman jagung membutuhkan suhu optimum 23 C-27C . Tanaman jagung membutuhkan air sekitar 100-140 mm/bulan (Nasution, 2014). Tanaman jagung membutuhkan 100-140 mm/bulan. Oleh karena itu, waktu penanaman harus memperhatikan curah hujan dan penyebarannya. Penanaman dimulai bila curah hujan sudah mencapai 100mm/bulan. Untuk mengetahui ini perlu dilakukan pengamatan curah hujan dan pola distribusinya
5
selama 10 tahun kebelakang agar waktu tanam dapat ditentukan dengan baik dan tepat (Putra, 2008). Jumlah curah hujan yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal jagung yang optimal adalah 1200-1500 mm/tahun dengan bulan basah (>100mm/bulan) 7-9 bulan dan bulan kering (<60mm/bulan) 4-6 bulan. Tanaman jagung membutuhkan kelembaban udara sedang sampai tinggi agar keseimbangan metabolisme tanaman dapat berlangsung dengan optimal (Anggoro, 2011). Tanah
Tanaman jagung mampu beradaptasi terhadap tanah, baik jenis tanah lempung berpasir maupun tanah lempung dengan pH 6-8. Temperatur untuk pertumbuhan optimal jagung anatar 24-30C. Pada tanah tanah yang bertekstur berat jika akan ditanami jagung maka perlu dilakukan pengolahan tanah yang baik. Namun, apabila kondisi tanahnya gembur dalam budidaya jagung, tanah tidak perlu diolah (Tongasa, 2016). Untuk
memperoleh
produksi
yang
tinggi
,
jagung
sebaiknya
dibudidayakan di dataran rendah hingga dataran tinggi (0-1500mdpl) pada lahan kering yang berpengairan cukup maupun tadah hujan dengan pH tanah anatara 5,5-7. Selain itu pemberian pupuk N,P dan K merupakan salah satu penunjang keberhasilan dalam budidaya jagung (Syukur dan Rifi anto, 2013). Dalam
proses
budidayanya,
tanaman
jagung
tidak
memerlukan
persyaratan yang khusus karena tanaman ini tumbuh hampir pada semua jenis tanah, dengan kriteria umum tanah tersebut harus subur, gembur kaya akan bahan organik dan drainase maupun airase baik. Kemasaman tanah diperlukan untuk pertumbuhan optimal tanaman (Nasution, 2014).
6
Botani Tanaman Kacang Tanah
Kacang tanah merupakan tanaman pangan yang berupa semak yang berasal dari Amerika Selatan. Sistematika kacang tanah adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae ; Divisi : Spermatophyta ; Kelas : Dicotyledoneae ; Ordo : Leguminales ; Famili : Papilionaceae ; Genus : Arachis ; Spesies : Arachis hypogeae L. (Widorosi, 2012). Kacang tanah memiliki akar tunggang namun akar primernya tidak tumbuh secara dominan. Akar serabut lebih berkembang dibanding akar tunggang. Akar kacang tanah dapat tumbuh sampai sedalam 40cm. Pada akar, tumbuh bintil bintil akar atau nodul . Perakaran tanaman kacang tanah terdiri dari akar lembaga, akar tunggang dan akar cabang (Crystovel dkk, 2014). Batang tanaman kacang tanah berukuran pendek, berbuku buku dengan tipe pertumbuhan tegak atau merumpun. Pada awalnya batang tumbuh tunggal, namun lambat laun bercabang banyak seolah olah merumpun. Tinggi tanaman berkisar antara 30-50cm atau lebih tergantung jenis atau varietas kacang tanah itu sendiri (Adisarwanto, 2000). Daun kacang tanah adalah daun majemuk bersirip genap terdiri atas empat anak daun yang bentuknya bulat, elip atau agak lancip dan berbulu. Bunga kupu kupu, tajuk 4 daun berjumlah 5 atau 2 diantaranya bersatu berbentuk seperti perahu. Mahkota bunga berwarna kuning kekuningan. Buah berbentuk polong berada didalam tanah. Buah berisi sesuai varietas, kuit tipis ada yang berwarna putih dan ada yang merah serta biji berkeping dua (Crystovel dkk, 2014). Polong kacang tanah berkulit keras dan berwarna putih kecoklatan dan setiap polong mempunyai 1-4biji. Polong terbentuk setelah terjadi pembuahan.
7
Bakal buah tersebut tumbuh memanjang, hal ini disebut ginofor yang akan mejadi tangkai polong. Ginopor terbentuk diudara, sedangkan polong terbentuk di dalam tanah . Biji kacang tanah berbentuk agak bulat sampai lonjong , terbungkus kulit biji tipis berwarna putih dan merah (Marzuki, 2007). Iklim
Kacang tanah menghendaki iklim yang panas dengan kelembaban 6575%. Elevasi yang baik untuk menanam kacang tanah adalah dataran dengan ketinggian 0-500m diatas permukaan laut. Cuaca yang paling diinginkan untuk pertumbuhan kacang tanah adalah sebaran curah hujan moderat sepanjang masa pertumbuhan (Adisarwanto, 2000). Curah hujan berpengaruh terhadap kelembaban udara maupun tanah. Kelembapan tanah yang cukup pada awal pertumbuhan , saat berbunga dan saat pembentukan polong sangat penting untuk mendapatkan hasil produksi yang tinggi. Curah hujan yang cukup pada saat tanam sangat dibutuhkan agar kacang tanah dapat berkecambah dengan baik dan apabila distribusi curah hujan merata selama curah hujan optimal sampai panen adalah 300-500mm (Pitojo, 2005). Faktor iklim yang berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan tanaman kacang adalah suhu, curah hujan, dan cahaya. Suhu udara untuk pertumbuhan optimum berkisar 27C sampai 30C. Keragaman dalam jumlah dan distribusi curah hujan sangat berpengaruh atau dapat menjadi kendala terhadap pencapaian hasil kacang tanah (Marzuki, 2007). Tanah
Jenis tanah lempung berpasir , liat berpasir atau lempung liat berpasir sangat cocok untuk tanaman kacang tanah. Kemasaman (pH) tanah yang cocok
8
untuk kacang tanah adalah 6,5-7,0. Tanaman masih cukup baik bila tumbuh pada tanah agak masam tetapi peka terhadap tanah basa. Pada pH tanah 7,5-8,5 daun akan menguning dan terjadi bercak hitam pada polong (Rahmianna dkk, 2015). Kacang tanah akan mampu berproduksi secara maksimal apabila tumbuh pada kondisi lingkungan yang ideal. Tanaman kacang tanah baik tumbuh pada lahan dengan ketinggian 0-500 m diatas permukaan laut . Tanah ini tidak memerlukan tanah khusus , hanya kondisi tanah yang gembur agar perkembangan perakarannya berjalan baik (Pitojo, 2005). Pada suhu tanah kurang dari 18 C kecepatan perkecambahan akan lambat sebaliknya pada suhu tanah lebih besar dari 40 C akan mematikan benih yang baru ditanam. Kecepatan tumbuh tanaman kacang tanah meningkat dengan meningkatnya suhu dari 20 C menjadi 30 C . Suhu tanah maksimum untuk perkembangan ginofor adalah 30-34C (Rahmianna dkk, 2015). Tumpang Sari
Tumpang sari ialah suatu usaha menanam beberapa jenis tanaman pada lahan dan waktu yang sama yang diatur sedemikian rupa dalam barisan barisan tanaman. Tujuan tumpangsari ialah pemanfaatan faktor lingkungan seefisien mungkin sehingga tidak ada yang terbuang percuma. Penanaman tumpang sari dengan mengatur model tanam dan waktu tanam akan memperkecil kompetisi terhadap pengambilan unsur hara, air dan sinar matahari (Sektiwi dkk, 2013). Tumpangsari dapat dilakukan antara tanaman semusim dengan tanaman semusim yang saling menguntungkan misalnya antara jagung dan kacang kacangan. Penerapan pola penanaman sistem tumpang sari sangat dipengaruhi oleh pengaturan jarak tanam (densitas) dan pemilihan varietas. Pengaturan jarak
9
tanam merupakan salah satu cara untuk menciptakan faktor faktor yang dibutuhkan tanaman dapat tersedia bagi setiap tanaman dan mengoptimalisasi penggunaan faktor lingkungan yang tersedia (Marliah dkk, 2010). Sistem tumpangsari dapat meningkatkan produktivitas lahan pertanian jika jenis jenis yang dikombinasikan dalam sistem ini membentuk interaksi yang menguntungkan. Sistem tanam tumpang sari mempunyai banyak keuntungan antara lain : akan terjadi peningkatan efisiensi, populasi tanaman dapat diatur sesuai yang dikehendaki, dalam satu areal diperoleh produksi lebih dari satu komoditas serta mempertahankan kelestarian sumberdaya lahan dalam hal ini kesuburan tanah (Handayani, 2011).
10
PELAKSANAAN PRAKTIKUM Pengolahan Tanah
Lahan dibersihkan selajutnya dilakukan pengolahan tanah sebanyak dua kali. Pengolahan tanah yang pertama bertujuan untuk membalikkan tanah dan menghancurkan bongkahan bongkahan tanah agar lebih gembur. Pengolahan tanah yang kedua bertujuan untuk memperbaiki aerasi tanah, sehingga kehidupan mikroorganisme tanah menjadi lebih baik. Persiapan Benih
Benih yang akan ditanam sudah disiapkan sebelumnya. Dipilih benih yang memiliki vigor (sifat sifat benih) yang baik serta tanam sesuai dengan jarak tanam yang dianjurkan untuk tiap jenis tanamannya. Penanaman
Penanaman benih jagung dilakukan dengan cara membuat lubang tanam sedalam 3-5cm, setiap lubang tanam diisi 2 benih jagung sebelumnya benih direndam dengan air selama 15 menit. Pemeliharaan Penyulaman
Penyulaman dilakukan satu minggu setelah tanam, penyulaman yang terlambat akan mengakibatkan kalah persaingan perebutan unsur hara bagi tanaman yang baru sehingga pertumbuhannya kurang optimal. Penyiangan
Penyiangan dilakukan satu minggu sekali dengan cara mencabut gulma gulma dan penyiangan dilakukan secara manual di tiap plot.
11
Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan setelah dilakukan penyiangan untuk menutupi akar akar yang muncul keluar dan supaya tanaman yang ditanam tidak rebah atau roboh. Penyiraman
Penyiraman harus dilakukan setiap hari agar kebutuhan air dalam tanah tercukupi untuk tanaman itu sendiri, penyiraman baiknya dilakukan pada sore hari untuk menghindari penguapan air disiang hari. Pemupukan
Pemupukan harus dilakukan bila tanaman ingin menghasilkan produksi yang maksimal. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian dilakukan agar produktivitas tanaman tidak terganggu dan sesuai keinginan saat panen nantinya.
12
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Praktikum
Adapun praktiku ini dilaksanakan di Laboatorium Dasar Agronomi Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara pada tanggal 12 Maret 2018 pukul 15.00 WIB-selesai. Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah cangkul untuk membolak balik tanah/ menggemburkan tanah. Parang untuk
memotong/
menebas . Bambu untuk memacak plot. Meteran untuk mengukur pajang lahan . Gembor untuk media penyiraman. Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebidang tanah/ plot untuk media tanam. Dolomit untuk pengapuran . Bibit sebagai media yang akan ditanam dilahan. Prosedur Praktikum -
Diolah tanah bertujuan untuk menggemburkan dan menghilangka gulma yan tumbuh
-
Diukur lahan menggunakan meteran
-
Dibuat plot percobaan untuk tiap kelompok
-
Diberi dolomit agar menurunkan tigkat keasaman tanah
-
Dibersihkan gulma dan disiram lahan
-
Diolah tanah lagi sehingga siap untuk ditanami
-
Dipacak plot sesuai ukuran
-
Ditanam benih/bibit pada setiap plot
13